Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR
PADA PT. GOLD COIN INDONESIA CABANG MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
NAMA : DINA SINTA CLARA SINAGA
NIM : 070522027
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin
Indonesia Cabang Medan “
adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level
Porgram S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa
adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas.
Medan,
08
Oktober
2009
Yang membuat pernyataan
Dina Sinta Clara Sinaga
(3)
KATA PENGANTAR
Puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi-Mu Yesus, atas segala hikmat,
kekuatan dan penghiburan yang Engkau berikan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi. Dalam proses pengerjaannya, penulis sudah berupaya maksimal untuk
memberikan yang terbaik, namun tidak ada yang sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan penelitian
selanjutnya.
Banyak pihak yang telah memberikan kontibusi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Fahmi N. Nasution, SE, M.Acc, Ak, sebagai Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam
menyusun skripsi ini.
4.
Bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, sebagai Dosen Penguji I.
(4)
6.
Ibu Dr. Erlina, MSi, selaku Dosen Wali, dan seluruh staf pengajar dan
pegawai serta staf administrasi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
7.
Bapak Usman Sapta, selaku Personel and GA PT. Gold Coin Indonesia
Cabang Medan, yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian
di perusahaan, dan Bapak Edward Kwek, selaku Purchasing Executive PT.
Gold Coin Indonesia Cabang Medan, yang membantu penulis dalam
memberikan data dan memberikan penjelasan atas setiap keperluan penulis.
8.
Keluarga penulis, mama, abang, dan kakak, untuk setiap doa, dukungan,
perhatian dan kepercayaan kalian. Sungguh suatu hal yang tak dapat
tergantikan.
9.
Seluruh teman-teman penulis, terima kasih untuk setiap bantuan, semangat
dan doa kalian, serta teman-teman seperjuangan di Ekstensi 2007, selamat
berjuang.
Medan, 08 Oktober 2009
Penulis
Dina Sinta Clara Sinaga
NIM : 070522027
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi baik
secara simultan maupun parsial terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin Indonesia
Cabang Medan.
Jenis penelitian ini bersifat asosiatif. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah biaya produksi dan laba selama 36 bulan dimulai dari Januari
2006 sampai dengan Desember 2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah sampel jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan dokumentasi. Variabel penelitian ini terdiri dari biaya
bahan baku langsung (X1), biaya tenaga kerja langsung (X2), biaya overhead pabrik
(X3) sebagai variabel independen, dan laba kotor (Y) sebagai variabel dependen,
dengan skala pengukuran rasio. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis statistic yang terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian
hipotesis.
Hasil penelitian ini adalah secara simultan biaya produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
berpengaruh terhadap laba kotor, sedangkan secara parsial biaya bahan baku langsung
berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, akan tetapi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik tidak berpengaruh terhadap laba kotor.
(6)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of production costs either
simultaneously or partially to the gross profit at PT. Gold Coin Indonesia Medan
Branch.
This kind of research is associative. Population used in this study is the cost
of production and profit for 36 months starting from January 2006 until December
2008. Sampling method used is saturated samples, which all serve as members of the
sample population. Types of data is quantitative data. Data collection techniques is
done by interviews and documentation. Variable of this study consists of direct
material costs (X1), direct labor costs (X2), factory overhead costs (X3) as the
independent variable and gross profit (Y) as the dependent variable, with a ratio
measurement scale. The method of analysis used in this research is statistical
analysis of the classical assumptions and testing of hypothesis testing.
The results of this study is the simultaneous production costs consisting of
direct material costs, direct labor costs, and overhead costs affect gross profit,
partially while the cost of direct materials have a significant effect on gross profit,
but the direct labor costs and expenses factory overhead does not affect the gross
profit.
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .. ... i
KATA PENGANTAR. ... ii
ABSTRAK. ... iv
DAFTAR ISI. ... v
DAFTAR TABEL. ... vi
DAFTAR GAMBAR. ... ix
DAFTAR LAMPIRAN. ... x
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.. ... 1
B.
Batasan Masalah ... 5
C.
Perumusan Masalah ... 5
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritis.. ... 7
1.
Biaya ... 7
2.
Biaya Produksi ... 10
3.
Laba ... 18
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
C.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ... 29
B.
Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
C.
Jenis Data ... 30
(8)
E.
Identifikasi Variabel ... 30
F.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
G.
Metode Analisis Data ... 30
H.
Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 36
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.
Data Penelitian.. ... 37
1.
Sejarah Singkat Perusahaan ... 37
2.
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ... 38
3.
Proses Produksi ... 49
4.
Biaya Produksi ... 52
5.
Laba Kotor ... 53
B.
Analisis Hasil Penelitian ... 54
1.
Deskripsi Data Secara Statistik ... 54
2.
Pengujian Asumsi Klasik ... 55
3.
Pengujian Hipotesis ... 64
C.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan.. ... 72
B.
Keterbatasan Penelitian ... 72
C.
Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
... 74
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel
Judul
Halaman
Tabel 1.1
Daftar Biaya Produksi dan Daftar Laba
3
Tabel
3.1
Operasional
Variabel
30
Tabel
3.2
Koefisien
Korelasi
32
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
36
Tabel 4.1
Daftar Biaya Produksi PT. Gold Coin Indonesia untuk
Periode Akuntansi 2006-2008
53
Tabel 4.2
Daftar Laba Kotor PT. Gold Coin Indonesia
54
Tabel
4.3
Statistik
Deskriptif
54
Tabel 4.4
Uji Normalitas (sebelum data ditransformasi)
57
Tabel 4.5
Uji Normalitas (setelah data ditransformasi)
58
Tabel
4.6
Uji
Multikolinieritas
60
Tabel
4.7
Uji
Autokorelasi
61
Tabel 4.8
Analisis Hasil Regresi
64
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 66
Tabel 4.10
Hasil Uji t
68
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Judul
Halaman
Gambar
1.1
Kerangka
Konseptual
27
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
40
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditransformasi)
56
Gambar 4.3
Grafik Normal P-P Plot (setelah data ditransformasi)
59
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Judul
Halaman
Lampiran i
Laporan Laba Rugi PT. Gold Coin Indonesia Medan
76
Periode 2006-2008
Lampiran ii
Data Variabel Sebelum Transformasi Data
77
Data
Variabel
Setelah
Transformasi Data
78
Lampiran iii Statistik Descriptive (sebelum transformasi data)
79
Statistik Descriptive (setelah transformasi data)
79
Lampiran iv Hasil Uji Normalitas (sebelum transformasi data)
80
Hasil Uji Normalitas (setelah transformasi data)
80
Grafik Normal P-P Plot (sebelum transformasi data)
81
Grafik Normal P-P Plot (setelah transformasi data)
81
Hasil Uji Multikolinieritas
82
Hasil Uji Autokorelasi
82
Hasil Uji Heteroskedastisitas
83
Lampiran v
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
84
Hasil Uji Hipotesis (Uji F)
84
Lampiran vi Tabel t dengan Signifikan 5%
85
Lampiran vii Tabel F dengan Signifikansi 5%
86
Lampiran viii Tabel Durbin-Watson dengan Signifikansi 5%
87
(12)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi baik
secara simultan maupun parsial terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin Indonesia
Cabang Medan.
Jenis penelitian ini bersifat asosiatif. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah biaya produksi dan laba selama 36 bulan dimulai dari Januari
2006 sampai dengan Desember 2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah sampel jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara wawancara dan dokumentasi. Variabel penelitian ini terdiri dari biaya
bahan baku langsung (X1), biaya tenaga kerja langsung (X2), biaya overhead pabrik
(X3) sebagai variabel independen, dan laba kotor (Y) sebagai variabel dependen,
dengan skala pengukuran rasio. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis statistic yang terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian
hipotesis.
Hasil penelitian ini adalah secara simultan biaya produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
berpengaruh terhadap laba kotor, sedangkan secara parsial biaya bahan baku langsung
berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, akan tetapi biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik tidak berpengaruh terhadap laba kotor.
(13)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of production costs either
simultaneously or partially to the gross profit at PT. Gold Coin Indonesia Medan
Branch.
This kind of research is associative. Population used in this study is the cost
of production and profit for 36 months starting from January 2006 until December
2008. Sampling method used is saturated samples, which all serve as members of the
sample population. Types of data is quantitative data. Data collection techniques is
done by interviews and documentation. Variable of this study consists of direct
material costs (X1), direct labor costs (X2), factory overhead costs (X3) as the
independent variable and gross profit (Y) as the dependent variable, with a ratio
measurement scale. The method of analysis used in this research is statistical
analysis of the classical assumptions and testing of hypothesis testing.
The results of this study is the simultaneous production costs consisting of
direct material costs, direct labor costs, and overhead costs affect gross profit,
partially while the cost of direct materials have a significant effect on gross profit,
but the direct labor costs and expenses factory overhead does not affect the gross
profit.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program
pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia
usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang
ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan demikian perusahaan dituntut
bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing.
Dilihat dari segi globalisasi, persaingan akan lebih tajam karena untuk masuk
ke dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki.
Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal.
Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para manajemen
perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan fakta-fakta.
Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama, tetapi
pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh laba yang maksimal
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam dunia usaha untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, khususnya
dalam perusahaan industri harus ditunjang oleh beberapa faktor yang saling
mendukung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan laba kotor
perusahaan adalah harga jual, volume penjualan, persediaan barang dalam proses,
biaya produksi, persediaan barang jadi, dan lain-lain.
(15)
Sebagai salah satu faktor biaya yang mempengaruhi laba kotor, maka
diperlukan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya produksi. Biaya produksi
merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dalam rangka mengolah bahan
baku menjadi barang jadi. Biaya ini terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Biasanya unsur-unsur biaya produksi yang paling berpengaruh terhadap laba
kotor adalah biaya bahan baku, karena tergantung pada perubahan jumlah produksi.
Apabila jumlah produksi meningkat maka permintaan bahan baku akan bertambah,
hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi dan pada akhirnya menurunkan
laba kotor perusahaan. Berbeda halnya dengan biaya tenaga kerja langsung dimana
cenderung konstan, karena hampir seluruh perusahaan lebih mengutamakan
penggunaan tenaga mesin daripada tenaga manusia. Sejalan dengan itu, biaya
overhead pabrik juga cenderung konstan, karena biaya-biaya yang terkandung
didalamnya adalah seperti biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya gaji
karyawan dan lain-lain.
PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan adalah suatu perusahaan industri
yang melakukan usaha dibidang produksi makanan ternak atau industri pakan ternak.
Adapun produk-produk yang dihasilkan adalah pakan ternak ayam, bebek, ikan, babi
dan lain-lain. Sebagai industri pakan ternak, perusahaan ini diharuskan untuk
memenuhi standar kualitas produk yang sudah ditetapkan untuk menjamin keamanan
produk yang dihasilkan, dimana biasanya disesuaikan dengan standar internasional
yaitu ISO. Dalam menghasilkan produk berkualitas, banyak hal-hal yang harus
(16)
diperhatikan, diantaranya bahan baku yang berkualitas, peralatan atau mesin-mesin
yang berkualitas untuk mendukung proses pengolahan yang berkualitas, sehingga
semua unsur-unsur ini pada akhirnya akan menimbulkan biaya yang tinggi. Seperti
yang sudah dijabarkan sebelumnya diatas bahwa secara teori dengan meningkatnya
biaya produksi makan akan menurunkan laba kotor perusahaan.
Akan tetapi teori ini berbeda dengan kondisi yang terrjadi pada PT. Gold Coin
Indonesia Cabang Medan , dimana terlihat pada laporan laba rugi perusahaan dari
tahun 2006 sampai tahun 2008 bahwa terjadi penurunan biaya produksi setiap
tahunnya. Hal tersebut tidak sejalan dengan fluktuasi laba kotornya, dimana justru
perusahaan mengalami penurunan laba kotor. Berikut penyajian daftar biaya produksi
dan laba kotor perusahaan periode 2006-2008.
Tabel 1.1
Daftar Biaya Produksi dan Daftar Laba
(Dalam Jutaan rupiah)
Keterangan 2006
2007 2008
Biaya Produksi
Rp 14,529,730
Rp 11,109,365 Rp 10,390,652Laba Kotor
Rp 25,836,717
Rp 18,786,311
Rp 13,398,721
Dari table diatas terlihat bahwa disetiap tahunnya perusahaan semakin dapat
menekan biaya produksinya, akan tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap laba
kotornya. Melihat kondisi inilah yang menjadi salah satu alasan penulis melakukan
(17)
penelitian pada perusahaan ini, yaitu untuk melihat apakah pada perusahaan ini, biaya
produksi masih memiliki pengaruh terhadap laba kotor perusahaan, dan dari ketiga
unsur biaya produksi, unsur yang manakah yang paling berpengaruh terhadap laba
kotor perusahaan.
Selain hal diatas terdapat hal lain yang menjadi alasan penulis melakukan
penelitian pada perusahaan ini yaitu terdapat perbedaan pendapat antara
peneliti-peneliti sebelumnya. Akhirudin, melakukan peneliti-penelitian dengan judul yang sama, akan
tetapi terdapat perbedaan yaitu Akhirudin hanya melakukan pengujian terhadap
variabel independen secara simultan saja, dan hasil penelitiannya adalah bahwa biaya
produksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor.
Jamianti melakukan penelitian dengan judul yang sama dan menyimpulkan
bahwa secara simultan biaya produksi mempunyai pengaruh yang lemah terhadap
laba kotor. Demikian juga dengan Wulandani yang melakukan penelitian yang sama
dan menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial biaya produksi berpengaruh
terhadap laba kotor..
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut, maka penulis mencoba
melakukan penelitian dengan judul yang sama untuk melihat apakah hasil penelitian
yang akan diperoleh mempunyai hasil yang berbeda ataukah sama dengan salah satu
penelitian tersebut. Sehingga penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi yang
berjudul
“Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba pada PT. Gold Coin
Indonesia Cabang Medan”.
(18)
B.
Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan objek penelitian penulis adalah :
1.
Penulis melakukan penelitian terhadap semua unsur-unsur biaya produksi
yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
2.
Penulis melakukan penelitian hanya untuk periode akuntansi tahun 2006
hingga 2008 yang dibagi menjadi 36 bulan.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan
sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah biaya produksi baik
secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin
Indonesia Cabang Medan?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui baik secara parsial
maupun simultan pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor.
(19)
2.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a.
Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas bagi penulis mengenai pengaruh biaya produksi
terhadap laba.
b.
Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan
mengenai biaya produksi serta pengaruhnya terhadap laba.
c.
Bagi lingkungan akademis, sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih
lanjut dan judul yang relevan.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritis
1.
Biaya
a.
Pengertian Biaya
Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik
yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Kholmi dan Yuningsih (2004:11)
mengutip pengertian biaya menurut AICPA yaitu
Biaya adalah pengurangan pada aktiva netto sebagai akibat digunakannya
jasa-jasa ekonomi unutk menciptakan penghasilan. Biaya adalah
pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat
saat sekarang atau di masa yang akan datang.
Menurut Carter dan Usry (2002:29), “Biaya didefinisikan sebagai nilai
tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi
keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh
penyusutan saat ini atau di masa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva
lain”.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
biaya adalah pengorbanan ekonomis atau pengeluaran - pengeluaran dari sumber
(21)
ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang, untuk mencapai tujuan tertentu.
b.
Klasifikasi Biaya
Menurut Mulyadi (2005:14), biaya dapat digolongkan menurut berikut :
1)
Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran
Dalam cara ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yg berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.
2)
Penggolonan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam
perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
a)
Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untk dijual. Menurut obyek
pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
b)
Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c)
Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
(22)
3)
Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan:
a)
Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
b)
Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.
4)
Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya dengan
Perubahan Volume Kegiatan
Menurut cara penggolongan ini, biaya dapat digolongkan menjadi empat,
diantaranya:
a)
Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
b)
Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya semi variabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c)
Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
(23)
d)
Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar
volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur produksi.
5)
Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Manfaatnya
Menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a)
Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya:
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar
terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya amortisasi.
b)
Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga kerja.
2.
Biaya Produksi
a.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002:40),
“Manufacturing cost also called production cost is usually defined as the sum of
three cost elements : direct materials, direct labor, and factory overhead”.
Dengan kata lain biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik,
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrik.
(24)
Selanjutnya Rayburn (2001:31), mengatakan bahwa “biaya produksi
termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.
b.
Elemen-elemen Biaya Produksi
Menurut Garrison dan Noreen (2000:47), “Biaya produksi merupakan
jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik”.
Adapun elemen-elemen biaya produksi yaitu :
1.
Biaya Bahan Langsung
Menurut Sunarto (2003:5), “Biaya bahan langsung timbul karena
pemakaian bahan. Biaya bahan langsung adalah harga pokok bahan yang
dipakai dalam produksi untuk membuat barang.”
Dalam buku Akuntansi Biaya, karangan Mulyadi (2005:309), terdapat dua
macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi,
yaitu :
a)
Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) adalah metode
yang mencatat setiap perubahan persediaan dalam rekening persediaan
sehingga jumlah persediaan dapat diketahui setiap saat.
b)
Metode persediaan fisik (physical inventory method) adalah metode yang
mencatat setiap perubahan persediaan dalam rekening pembelian sehingga
jumlah persediaan baru dapat diketahui pada akhir periode akuntansi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi biaya bahan baku yaitu :
(25)
a)
Potongan pembelian, diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga
pokok bahan baku yang dibeli.
b)
Biaya angkut pembelian, memiliki dua perlakuan yaitu :
1)
Sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli dialokasikan
kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli berdasarkan
perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli,
perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli dan tarif
yang ditentukan dimuka.
2)
Sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun
diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik yaitu taksiran
jumlah biaya angkutan selama satu tahun.
c)
Biaya penyimpanan dan pengolahan bahan baku, terjadi apabila bahan
yang dibeli oleh perusahaan banyak sehingga bahan tersebut tidak habis
dalam sekali proses produksi. Penyimpanan dan pengolahan bahan baku
mencakup banyak kegiatan dan bagian yang terkait sehingga terjadi
kesulitan dalam melakukan alokasi biaya-biaya yang terjadi sehingga
diperhitungkan sebagai biaya overhead yang dibebankan berdasarkan tarif
ditentukan dimuka.
(26)
2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Mulyadi (2005:343), “Biaya tenaga kerja merupakan salah satu
biaya konversi, disamping biaya overhead pabrik, yang merupakan salah satu
biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi”.
Menurut Sunarto (2003:5), “Biaya tenaga kerja adalah biaya yang timbul
karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan
menjadi barang jadi”. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah
yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.
Dalam buku Akuntansi Biaya, karangan Mulyadi (2005:344) terdapat
penggolongan biaya tenaga kerja sebagai berikut :
a)
Penggolongan berdasarkan fungsi pokok perusahaan, yaitu :
1)
Biaya tenaga kerja produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk dibebankan pada biaya tenaga kerja yang timbul
akibat proses produksi, seperti gaji karyawan bagian produksi.
2)
Biaya tenaga kerja administrasi dan umum yaitu biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan untuk proses yang berkaitan dengan
keadministrasian, seperti gaji karyawan bagian akuntansi.
b)
Penggolongan berdasarkan departemen-departemen dalam perusahaan,
digolongkan berdasarkan departemen-departemen yang ada di perusahaan,
misalnya departemen produksi perusahaan kertas terdiri dari tiga
departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan.
(27)
Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan
sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut.
c)
Penggolongan berdasarkan jenis pekerjaan, digolongkan berdasarkan jenis
pekerjaan yang ada pada setiap departemen di perusahaan seperti dalam
departeman produksi tenaga kerja terdiri dari mandor, operator, dll. Biaya
tenaga kerja yang muncul adalah upah mandor, upah operator, dll.
d)
Penggolongan berdasarkan hubungan dengan produk, membedakan biaya
tenaga kerja ke dalam tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan dalam unsur biaya
produksi sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan pada
biaya overhead pabrik.
Selain itu juga terdapat pengklasifikasian biaya tenaga kerja ke dalam tiga
golongan besar, yaitu :
1)
Gaji dan upah, yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi
potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan biaya asuransi hari tua. Cara
perhitungan upah karyawan adalah tarif upah dikali dengan jam kerja
karyawan.
2)
Premi lembur, premi lembur akan diberikan apabila karyawan bekerja
lebih dari 40 jam dalam satu minggu.
3)
Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related costs)
Setup Time (Biaya pemula produksi) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memulai produksi.
(28)
Idle Time (Waktu menganggur) biaya yang tapabila terjadi
hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan,
sehingga menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini
diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan cara menghitung biaya tenaga
kerja langsungsebagai berikut :
3.
Biaya Overhead Pabrik
Menurut Hansen dan Mowen (2004:51), “Biaya overhead pabrik adalah
elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, yang terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja
tidak langsung, dan biaya pabrik lainnya”.
Menurut Mulyadi (2005:193) biaya overhead pabrik dapat digolongkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
a)
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya, seperti : biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan
pemeliharaan, biaya penyusutan aktiva tetap.
b)
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, diantaranya : biaya
(29)
overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead
pabrik semivariabel.
c)
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen, yaitu : biaya overhead pabrik langsung departemen, biaya
overhead pabrik tidak langsung departemen.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2005:197)
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1)
Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2)
Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
3)
Menghitung tarif biaya overhead pabrik
c.
Sistem Perhitungan Biaya Produksi
Sistem perhitungan biaya bertujuan untuk menentukan biaya dari barang
atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perhitungan biaya membebankan
sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga merefleksikan biaya
dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.
Menurut Carter dan Usry (2006:127) sistem perhitungan biaya produksi
yang paling banyak digunakan terbagi atas dua, yaitu :
(30)
Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan biasanya digunakan
apabila produk yang diproduksi bersifat heterogen. Dalam perhitungan biaya
berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead
yang dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai
hasilnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga
bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan
persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan
membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead.
Akuntansi tenaga
kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,
membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan dan membebankan tenaga
kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasi biaya
overhead, memelihara catatan terinci atas overhead dan membebankan
sebagian dari overhead ke pesanan.
2)
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Perhitungan biaya berdasarkan proses, biasanya digunakan apabila
produki yang diproduksi bersifat homogen. Dalam perhitungan biaya
berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
pabrik
dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan
dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit
yang diproduksi. Jika produk dari suatu proses menjadi bahan baku dari
proses berikutnya, maka biaya per unit dihitung untuk setiap proses.
(31)
3.
Laba
a.
Pengertian Laba
Dalam pengertian secara umum, laba dapat diartikan sebagai selisih antara
pendapatan dengan biaya. Apabila pendapatan lebih besar dari biaya maka
selisihnya merupakan laba, dan sebaliknya apabila pendapatan lebih kecil dari
biaya maka selisihnya merupakan kerugian.
Menurut PSAK (2007:1 paragrap 105) “Laba merupakan jumlah residual
yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal,
kalau ada) dikurangkan pada penghasilan”.
Menurut Stice, et.al (2004:226) “Laba adalah hasil dari investasi. Definisi
lebih luas adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil
investasi) dan kondisi perusahaan diakhir periode masih sama baiknya atau
kayanya dengan diawal periode”.
b.
Jenis Laba
Laba terdiri dari lima jenis diantaranya :
1)
Laba kotor
Menurut Wild, et.al (2005:120) :Laba kotor merupakan pendapatan dikurangi
harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat
menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau
harga pokok penjulaan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk
bertahan.
(32)
2)
Laba operasi
Menurut Stice, et.al (2004:243) “Laba operasi mengukur kinerja operasi
bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari
laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa
efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
3)
Laba sebelum pajak
Menurut Wild, et.al (2005:25), “Laba dari operasi berjalan sebelum cadangan
untuk pajak penghasilan”.
4)
Laba dari operasi berjalan
Menurut Wild, et.al (2005:25) “Laba dari operasi berjalan merupakan laba
dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.
5)
Laba bersih
Menurut Stice, et.al (2004:258) “Laba bersih adalah laba atau rugi operasi
berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar
biasa, dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, member
pemakai laporan ikhtisar pengvukur kinerja perusahaan untuk periode
berjalan”.
c.
Pengertian Laba Kotor
Dalam pengertian secara umum, laba kotor dikatakan sebagai kelebihan
penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan. Menurut Wild, et.al (2005:120)
“Laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjulan”. Oleh
(33)
karena itu dapat disimpulkan bahwa laba kotor merupakan selisih antara
pendapatan bersih dengan harga pokok penjualan.
d.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Kotor
Laba kotor dipengaruhi oleh factor-faktor yang menentukan besarnya laba
kotor, yaitu :
1)
Faktor penjualan, yang terdiri atas harga jual satuan dan kuantitas atau volume
penjualan. Kenaikan atau penurunan harga jual berpengaruh terhadap laba
kotor. Penyimpangan laba kotor dapat disebabkan perusahaan menujual
produk dengan harga jual lebih besar atau jauh lebih kecil daripada harga jual
yang direncanakan. Namun, jika harga jual ditentukan pemerintah, umumnya
tidak akan timbul selisih harga jual. Kenaikan atau penurunan volume
penjualan berpengaruh terhdap laba kotor. Penyimpangan laba kotor dapat
juga disebebkan perusahaan menjual poduk dengan volume penjualan lebih
besar atau jauh lebih kecil daripada volume penjualan yang direncanakan.
2)
Faktor harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan terdiri banyak unsur,
tergantung pada jenis perusahaannya. Pada perusahaan dagang harga pokok
penjualan terdiri dari unsur : persediaan barang dagang pada awal periode,
pembelian barang dagang, potongan pembelian, retur pembelian dan ongkos
angkut pembelian (freight in). Pada perusahaan manufaktur, harga pokok
penjualan terdiri dari unsur : biaya produksi, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi. Perubahan pada unsur-unsur harga pokok
(34)
penjualan baik pada kenaikan maupun penurunan berpengaruh terhadap laba
kotor.
e.
Laporan Laba Rugi
Laba yang diperoleh perusahaan sebelum periode waktu tertentu
dinyatakan dalam laporan laba rugi. Menurut Harahap (2002:57), “Laporan laba
rugi melaporkan seluruh pendapatan dan biaya untuk mendapatkan laba (rugi)
perusahaan selama suatu periode tertentu. Untuk menyusun laporan ini, maka
perlu mengetahui mana yang termasuk pendapatan dan mana yang termasuk
biaya”.
Menurut Stice, et.al (2004:240) unsur-unsur yang membentuk laba terdiri
dari:
1)
Pendapatan (Revenue)
Pendapatan menunjukkan nilai penjualan total kepada pelanggan dalam suatu
periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Retur
dan potongan penjualan serta diskon penjualan harus dikurangkan dari
penjualan bruto untuk mendapatkan nilai penjualan bersih.
2)
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
Pada perusahaan dagang dan manufaktur, harga pokok barang yang tersedia
untuk dijual harus dihitung terlebih dahulu. Nilai ini merupakan penjumlahan
persediaan awal, pembelian bersih dan semua pembelian, beban angkut, dan
penyimpanan barang yang terkait dengan pembelian barang
(35)
3)
Beban Operasi (Operating Income)
Beban operasi dapat dilaporkan dalam dua bagian yaitu beban penjualan dan
beban administrasi dan umum. Untuk perusahaan manufaktur, beban yang
terkait dengan produksi dan fungsi administrasi harus dialokasikan secara
merata antara beban overhead dan beban operasi.
4)
Pendapatan dan Keuntungan Lain-lain (Other Revenues and Gains)
Bagian ini biasanya mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas
sampingan perusahaan. Misalnya, sewa, bunga, dividen, keuntungan dari
penjualan aktiva.
5)
Beban dan Kerugian Lain-lain (Other Expenses and Losses)
Bagian ini mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas sampingan
perusahaan, akan tetapi merupakan akibat dari penurunan bukan peningkatan
laba. Misalnya, beban dan kerugian dari penjualan aktiva.
6)
Pajak Penghasilan Atas Laba Operasi Berkelanjutan (Income Taxes on
Continuing Operations)
Beban pajak penghasilan atas laba adalah jumlah dari semua pajak atas laba
dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama satu tahun.
4.
Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor
Laba kotor merupakan nilai penjualan setelah dikurangkan dengan harga
pokok penjualan. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan terdiri dari
unsur biaya produksi, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
(36)
Biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam rangka
penciptaan produknya. Biaya ini akan membentuk harga pokok penjualan setelah
diperhitungkan jumlah persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Kemudian harga pokok penjualan ini akan menjadi pengurang bagi penjualan
sehingga diperoleh laba kotor.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa biaya produksi merupakan salah satu unsur
yang membentuk laba kotor. Adanya hubungan dan pengaruh biaya produksi
terhadap laba kotor memberikan pengertian bahwa perubahan pada biaya produksi
juga mengakibatkan perubahan pada laba kotornya, karena biaya produksi
mengurangi pendapatan perusahaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa biaya
produksi berpengaruh negative terhdap laba kotor. Dimana jika biaya produksi naik,
sedangkan unsur lainnya tetap, maka laba kotor cenderung turun.
Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba kotor,
salah satunya ditentukan oleh strategi-strategi yang diterapkan perusahaan berkaitan
dengan efisiensi biaya terutama biaya produksi.
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
(37)
A. Nama Peneliti Akhirudin
Judul Penelitian Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba pada CV. Intech Manufaktur Bandung
Tahun Penelitian 2007
Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi Variabel dependen : Laba
Metode Analisis Data Persamaan regresi linier sederhana
Hasil Penelitian Bahwa efisiensi biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap laba pada CV. Intech Manufaktur Bandung.
B. Nama Peneliti Yeni Jamianti
Judul Penelitian Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat
Tahun Penelitian 2005
Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi Variabel dependen : Laba Kotor Metode Analisis Data Persamaan regresi linier sederhana
Hasil Penelitian Bahwa biaya produksi berpengaruh lemah terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi.
C. Nama Peneliti Surya Wulandani
Judul Penelitian Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan Air Bersih Terhadap Laba Kotor pada PDAM Tirtanadi
Tahun Penelitian 2006
Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi dan Penjualan Variabel dependen : Laba Kotor
Teknik Analisis Daata Persamaan regresi linier berganda, Uji statistic t dan Uji F
Hasil Penelitian Bahwa baik secara parsial dan simultan biaya produksi berpegaruh negative terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi.
(38)
C.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1.
Kerangka Konseptual
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas bahwa laba kotor merupakan
hasil pengurangan dari pendapatan dengan harga pokok penjualan. Oleh karena itu
harga pokok penjualan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laba kotor,
dimana semakin tinggi harga pokok penjualan maka akan laba kotor akan semakin
kecil. Didalam harga pokok penjualan terkandung biaya produksi. Biaya produksi
terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itulah maka biaya produksi juga ikut
mempengaruhi laba kotor.
Semakin tinggi biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan perusahaan
maka akan meningkatkan harga pokok penjualan dan hal ini akan berakibat
menurunnya laba kotor. Demikian halnya pada biaya tenga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, semakin tinggi biaya-biaya tersebut maka akan mengakibatkan
harga pokok penjualan meningkat dan pada akhirnya mengakibatkan turunnya laba
kotor. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa biaya produksi
mempunyai pengaurh yang negative terhadap laba kotor perusahaan. Gambaran
hubungan tersebut dapat dilihat melalui kerangka konseptual sebagai berikut :
(39)
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2009
2.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap suatu masalah
yang dihadapi, yang masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisis data
yang relevan dengan masalah yang terjadi.
Berdasarkan penjelasan dari kerangka konseptual tersebut, maka yang
menjadi hipotesis penelitian ini adalah:
Ha : Biaya produksi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba
kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.
Ho : Biaya produksi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba
kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.
Biaya Bahan Baku Langsung (X1)
Laba
(Y)
Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2)
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antara dua variable atau lebih atau
bagaimana variable yang satu mempengaruhi variable yang lain. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan pengaruh biaya produksi terhadap laba perusahaan
dengan didasarkan pada teori-teori yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam
menganalisis data yang diperoleh di lapangan
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:72) mengemukakan bahwa “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
dibuat kesimpulan”. Adapun populasi penelitian ini adalah biaya produksi dan laba
selama 36 bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2006 sampai bulan Desember 2008.
Sugiyono (2007:73) mengatakan bahwa “Sampel adalah jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sampel jenuh, dimana seluruh anggota populasi biaya produksi dan laba
selama 36 bulan, yaitu dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2009,
dijadikan sebagai sampel.
(41)
D.
Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang
diukur dalam suatu skala numeric (Kuncoro, 2003:124) dan merupakan data
sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian (Hadi, 2006:41). Data yang digunakan adalah data keuangan berupa
laporan laba rugi dan daftar biaya produksi yang diperoleh langsung dari PT. Gold
Coin Indonesia Cabang Medan.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :
1.
Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab dengan
bagian akuntansi perusahaan.
2.
Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap
dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dalam
hal ini daftar biaya produksi, dan laporan laba rugi perusahaan.
F.
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk
hubungan ini adalah hubungan kausal yaitu hubungan sebab akibat bila X maka Y.
Kedua variabel ini dikelompokkan dalam dua jenis yaitu:
(42)
1.
Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2007:3) “Variabel independen adalah variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen “. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi..
2.
Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2007:3) “Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba kotor.
G.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004:62) “Definisi operasional adalah menjelaskan
karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan didalam riset”. Untuk
mengoperasikan variabel dalam penelitian ini, berikut dijelaskan definisinya beserta
pengukuran variabelnya :
1)
Biaya Produksi (Variabel Independen)
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang
dan penyediaan jasa. Menurut Rayburn (2001:31), “Biaya produksi termasuk
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang atau jasa”.
(43)
2)
Laba Kotor (Variabel Dependen)
Secara umum, laba kotor dikatakan sebagai kelebihan penjualan bersih
terhadap harga pokok penjualan. Menurut Wild, et.al (2005:120) “Laba kotor
merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”.
Berikut disajikan pengukuran dari variabel penelitian :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
Variabel Independen (X)
Biaya Produksi
Biaya Produksi = BBBL + BTKL
+ BOP
Rasio
Variabel Dependen (Y)
Laba Kotor
Laba Kotor = Pendapatan – HPP
Rasio
G.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik
dan pengolahan datanya dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 17.
Peneliti terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik untuk menentukan
apakah distribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Adapun
dengan tahapan sebagai berikut :
(44)
1)
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable
pengganggu (residual) memiliki distribusi normal (Ghozali 2005:110). Melalui uji
ini diharapkan diperoleh kepastian dipenuhinya syarat normalitas yang akan
menjamin dapat dipertanggungjawabkan langkah-langkah statistic sehingga
kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk melakukan uji ini,
didasarkan pada model yang diuji dan pedoman pengambillan keputusannya
didasarkan pada :
-
Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi data normal
-
Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi tidak
normal.
b.
Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi berarti terjadi multikolinieritas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibael
bebasnya. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai tolerance
dan
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai
VIF < 10 dan Tolerance > 0.10 maka tidak terjadi multikolinieritas, dan
sebaliknya Ghozali (2005:91).
(45)
Ghozali (2005:95) mengatakan bahwa “uji ini bertujuan untuk melihat apakah
dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. Model regresi yang
baik adalah bebas dari autokorelasi.
d.
Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005:105) menyatakan ”uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas”. Cara yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai
prediksi variable dependen dengan nilai residualnya.
2)
Koefisien Determinasi (R
square
)
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi
pengaruh variabel independen (biaya produksi) terhadap besar kecilnya variabel
dependen (laba). Untuk interprestasi korelasi digunakan pedoman sebagai berikut:
(46)
Tabel 3.2
Koefisien Korelasi
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0.00 – 0.199 Sangat lemah
0.20 – 0.399 Lemah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono
Nilainya terletak antara -1 < r < 1, maka interprestasinya :
-
Bila = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variable x dan variable y sangat
lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
-
Bila = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variable x1 dan x2 dengan
variable (y) sangat kuat dan dinyatakan positif.
-
Bila = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variable x1 dan x2 dengan
variable dependen (y) kuat dan dinyatakan negative
3)
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat
seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor, dengan model
persamaan sebagai berikut :
(47)
Dimana :
Y
=
Laba
Kotor
(LK)
α
= Konstanta dari persamaan regresi (harga Y bila X = 0 )
ß
1,
ß
2,ß
3= Koefisien regresi dari variabel X
1,X
2,X
3X
1= Biaya Bahan Baku Langsung (BBBL)
X
2= Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
X
3= Biaya Overhead Pabrik (BOP)
e =
Tingkat
kesalahan
pengganggu
a.
Uji t-statistik
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk membuktikan apakah
masing–masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variable dependen
dengan menganggap variable independent lainnya konstan. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut :
-
Jika - t table < t-hitung
˂
t table, maka Ho diterima
-
Jika t-hitung < - t table, atau t hitung > t tabel, maka Ha diterima
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansi < 0,05
maka Ha diterima.
Hipotesis Penelitian :BBBL, BTKL dan BOP berpengaruh secara parsial terhadap
laba kotor.
(48)
-
Ho : b
1,b
2,b
3=
0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap LK.
-
Ha :
b
1,b
2,b
3≠
0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap LK.
b.
Uji F
Uji F statistic digunakan untuk menilai keberartian pengaruh dari seluruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F
dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen
yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik terhadap laba kotor. Uji ini dilakukan dengan ketentuan :
-
Jika F hitung < F table, maka Ho diterima
-
Jika F hitung > F table, maka Ha dterima
Pada tingkat kepercayaan 95%.
Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansi <
0,05, maka Ha diterima.
Hipotesis Penelitian : BBBL, BTKL dan BOP secara simultan berpengaruh
terhadap laba kotor.
Hipotesis Statistik :
-
Ho : b
1,b
2,b
3=
0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara simultan tidak
(49)
-
Ha :
b
1,b
2,b
3≠
0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor.
H.
Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2009 sampai dengan selesai. Objek
penelitian adalah PT. Gold Coin Indonesia yang berlokasi di Jl. Pulau Bali No.2 KIM
II, Mabar, Medan. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Mei
Jun Jul
Agus
Sept
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyampaian Hasil Penelitian
Sumber : Penulis
(50)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.
Data Penelitian
1.
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu anggota dari Gold Coin Group
yang merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia Tenggara dengan merk dagang
Gold Coin sejak tahun 1953. PT. Gold Coin Indonesia juga bergerak di bidang pakan
unggas, babi, dan tepung ikan. Pada saat ini pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin
Group terbesar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China,
Philipina, Srilanka, India dan Laos.
Gold Coin Group memiliki teknologi mutakhir yang didukung oleh tenaga
kerja ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ayam pedaging, petelur,
pembibit, ikan , babi, yang berkualitas tinggi dan stabil. Disamping itu Gold Coin
Group senantiasa didukung oleh tenaga teknis yang mempunyai pengalaman yang
tinggi di lapangan. Tenaga teknis tersebut membantu peternak secara professional
dalam hal teori dan praktek.
Setiap pabrik Gold Coin Group didukung dengan sarana dan peralatan
laboratorium dan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam menghasilkan
pakan ternak yang bermutu.
Gold Coin Group adalah perusahaan yang memproduksi makanan ternak,
seperti ayam, bebek, babi, dan lain-lain. Di Indonesia, perusahaan ini pertama kali
(51)
didirikan di Bekasi pada tahun 1977. Melihat semakin luasnya permintaan konsumen
di Indonesia, maka didirikan juga di Surabaya dan Medan.
Pada awalnya PT. Gold Coin Indonesia memiliki nama PT. Subur Rifa Gold
Coin, namun pada tahun 1979 saat keluarnya peraturan mengenai Penanaman Modal
Asing (PMA), maka PT. Subur Rifa Gold Coin berubah nama menjadi PT. Gold Coin
Indonesia Medan, berlangsung pada tahun 1787.
PT. Gold Coin Indonesia terletak di Jl. Pulau Bali No.2 Kawasan Industri
Medan (KIM) II Mabar, Kotamadya Medan. Perusahaan ini terdiri dari pabrik dan
kantor administrasi yang berdiri di atas tanah 24.150,00 m², sampai saat ini
perusahaan terus mengembangkan produksi pemasarannya baik dalam kawasan kota
Medan maupun Daerah Tingkat II di Sumatera Utara, bahkan di luar pulau Sumatera.
Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan ini adalah sekitar 112 orang.
2.
Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas
Struktur organisasi adalah suatu kerangkan atau bagan yang menggambarkan
jaringan hubungan kerja yang bersifat formal, yang menunjukkan kedudukan dan
jabatan secara hirarki. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas garis
wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi dalam suatu organisasi, yang sifatnya
relative permanen tanpa menutup kemungkinan adanya reorganisasi, baik yang
bersifat pemekaran maupun penyederhanaan organisasi sesuai dengan tuntutan dari
perkembangan organisasi tersebut.
(52)
Struktur organisasi yang baik dalam perusahaan belum dapat memberi
jaminan tentang loyalitas setiap individu unutk melakukan tugas dan tanggung jawab
sebagaimana yang telah digariskan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuan dengan baik banyak dipengaruhi oleh mengerti tidaknya seseorang atau
individu yang tergabung dalam organisasi unutk memahami fungsi dan tugasnya
didalam organisasi tersebut. Dengan demikian, struktur organisasi yang baik
bukanlah menjadi tujuan utama perusahaan, namun lebih sebagai alat yang
dipergunakan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan adalah berbentuk
fungsional dan staff. Struktur organisasi tersebut terdiri atas beberapa divisi yang
membawahi beberapa departemen. Departemen tersebut juga terbagi atas beberapa
seksi. Masing-masing divisi, departermen, dan seksi-seksi memiliki tugas dan
tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan fungsi masing-masing unit dalam
organisasi tersebut.
Adapun tujuan pembagian tugas yang dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia
adalah :
1.
Mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan
2.
Menghindari adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas
3.
Menghemat waktu dalam melaksanakan tugas
4.
Meningkatkan keahlian dan kreatifitas pegawai
Dalam organisasi, pembagian pekerjaan dilakukan menurut struktur yang telah
ditetapkan.Berikut ini adalah gambar struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia.
(53)
Adapun tugas dari masing-masing fungsi dalam struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
1)
Branch Manager
Branch Manager merupakan pimpinan yang tertinggi dalam perusahaan yang
mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab yang tertinggi dalam perusahaan,
yang mempunyai tanggung jawab kedalam dan keluar perusahaan, dan memegang
wewenang dalam memutuskan setiap kebijaksanaan perusahaan, serta
bertanggung jawab atas aktivitas perusahaan. Maju mundurnya perushaan
tergantung pada system kepemimpinan yang dijalankannya.
Tugas-tugas Branch Manager antara lain adalah :
a.
Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasional perusahaan
b.
Mengawasi jalannya produksi
c.
Mengawasi penjualan produksi
2)
Secretary
Tugas-tugas secretary diantaranya adalah :
a.
Menerima surat-surat maupun fax yang masuk dan membuat laporannya
b.
Menerima panggilan telepon untuk branch manager sebelum memberikannya
kepada branch manager dan menyusun janji untuk branch manager secara
selektif.
c.
Menerima data aktifitas dari para perusahaan dan juga dari SBM, MBM,
Corn.
(54)
e.
Membuat laporan bulanan branch manager
f.
Membuat laporan OFSM.
3)
Purchasing Executive
Tugas-tugas purchasing executive anatara lain :
a.
Merencanakan system pengadaan dan persediaan bahan
b.
Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan, menetapkan harga standar
bahan
c.
Memperbaharui perjanjian
4)
Mill Controller
Mill controller bertugas memeriksa dan mengawasi setiap tindakan yang
dilakukan oleh branch manager maupun para manager yang ada dalam
perusahaan. Mill controller berfungsi sebagai staff ahli yang berwenang untuk
memberikan saran-saran bagi perkembangan atau kemajuan perusahaan, selain itu
Mill controller juga memiliki tugas menyusun anggaran, dan memeriksa
penggunaan biaya.
5)
Quality Control / Chemist
Tugas-tugas quality control adalah :
a.
Melakukan analisa sample bahan baku yang diambil oleh bagian QAO untuk
mengetahui apakah bahan baku tersebut layak unutk digunakan sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan.
(55)
b.
Melakukan analisa produk jadi berdasarkan sample dari tiap-tiap produk yang
diproduksi yang diambil oleh bagian QAO unutk diperiksa jenis kandungan
produk tersebut.
c.
Melaporkan hasil pemerikasaan kepada bagian QAO dan Branch Manager
6)
Quality Assurance Officer (QAO)
Tugas-tugas Quality Assurance Officer adalah :
a.
Memastikan pemakaian bahan baku dengan baik, baik kualitas fisik maupun
nutrisi yang tercantum pada formula.
b.
Mencatat umur persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi dan jika ada
kelainan kualitas fisik atau persediaan lama segera diinformasikan ke bagian
laboratorium unutk mengambil sample dan melakukan analisa ulang.
c.
Turut mengawasi operasional pabrik yaitu bagian dumping bahan baku,
pemakaian feedaditive, memastikan saringan dengan benar, mengawasi
bagian sacking yaitu kualitas fisik, kualitas jahitan dan jumlah berat.
d.
Memastikan bahan pakan yang akan keluar dalam keadan baik, kualitas sesuai
dengan spec masing-masing, baik truk dipastikan kering dan bersih sebelum
dimuat pakan dan tertutup tenda jika hujan.
7)
Sales Manager
Tugas-tugas Sales Manager adalah :
a.
Melakukan penjualan dan memprediksi penjualan
b.
Membagi daerah pemasaran
(56)
d.
Merencanakan program penyuluhan mengenai peternakan unutk
meningkatkan produksi ternak petani.
8)
Kassa
Tugas-tugas Kassa adalah :
a.
Menerima pembayaran penjualan tunai maupun kredit
b.
Menyetorkan uang /cek/giro ke bank
c.
Melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran dalam buku harian
kas.
9)
Factory Manager
Tugas-tugas factory manager antara lain :
a.
Bertanggung jawab terhadap jumlah, jenis, dan mutu produksi
b.
Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan pabrik
c.
Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi
d.
Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi setiap hari kepada
branch manager dan sales manager.
e.
Mengawasi kebersihan areal pabrik
10)
Administration
Tugas-tugas administration antara lain adalah :
a.
Menerima laporan dari supervisor stock setiap hari yang dibuat dalam daftar
nomor, harga kontrak per akomoditas dan per supplier.
b.
Menerima laporan harga dari bagian purchasing executive dan membuat
daftar nomor kontrak dalam laporan penerimaan.
(57)
c.
Pembayaran voucher pada kasir dan membuat nomor control, nomor daftar,
nomor kontrak bahan baku, bahan kimia, bahan kemasan.
d.
Membuat rencana produksi untuk mengetahui rancangan jam dan hari lembur
dan bahan baku.
11)
Sales Administration
Tugas-tugas sales administration antara lain adalah :
a.
Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan
b.
Membuat laporan aktivitas dari pelanggan
c.
Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program computer setelah
memeriksa jumlah penerimaan terakhir
d.
Memasukkan data penerimaan faktur dari penjualan lain
12)
Do Clerk
Tugas-tugas dari Do Clerk adalah :
a.
Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi
b.
Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery
unutk mengetahui posisi persediaan barang jadi
c.
Mencatat jumlah barang yang keluar, termasuk jenis, harga, dan pelanggan
yang membeli
13)
Production Supervisor
Tugas-tugas dari Production Supervisor :
a.
Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya
(58)
c.
Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu
d.
Bertanggung jawab kepada factory manager
e.
Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa, serta evaluasi pekerjaan
bawahannya
14)
Dumping Operator
Tugas-tugas Dumping Operator antara lain adalah :
a.
Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan bahan baku yang
digunakan pada proses produksi melalui koordinasi dengan control room
b.
Mencatat jumlah bahan baku yang telah dumping
c.
Bertanggung jawab terhadap kebersihan areal kerja
d.
Bertanggung jawab terhadap penggulungan hand gonny bag
e.
Bertanggung jawab terhadap factory manager
15)
Maintenance Supervisor
Tugas-tugas Maintenance Supervisor antara lain adalah :
a.
Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa, serta evaluasi pekerjaan
bawahannya
b.
Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya melakukan perencanaan
pekerjaan dan waktu
c.
Bertanggung jawab terhadap factory manager
16)
Stock Supervisor
Tugas-tugas dari Stock Supervisor adalah :
(59)
b.
Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pemakaian bahan baku
c.
Menyusun dan membuat laporan pengeluaran dari hasil produksi
d.
Mengadakan pemeriksaan bahan baku dan hasil produksi di laboratorium
e.
Bertanggung jawab kepada factory manager
17)
Store Keeper
Tugas-tugas dari Store Keeper adalah :
a.
Bertanggung jawab atas perawatan dan pengawasan bagian yag termasuk
dalam golongan umum
b.
Mengatur waktu untuk jadwal pemeriksaan, servis, baik yang dilakukan
maintenance maupun penjual jasa
c.
Penyediaan spare part
d.
Memberikan arahan/cara kerja yang baik dalam mengoperasikan forklift
kepada operator froklif
e.
Membuat laporan kepada atasan, pemakaian solar, air, spare part
f.
Menyampaikan saran / usulan kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih
baik.
g.
Menjaga kebersihan bagian yang menjadi tanggung jawabnya
18)
Sacking of Supervisor
Tugas-tugas dari Sacking of Supervisor antara lain :
(60)
Produk jadi yang diproduksi sesuai dengan plastic bag nya serta feed
ticketnya
Berat produk jadi disetiap bag
Percepatan produksi sesuai dengan kapasitas mesin
Kebersihan areal kerja
Sampel produk jadi
b.
Koordinasi dengan bagian control room tentang :
Ration yang diproduksi dan yang akan di sacking
Ration yang di sacking dari line berapa
Masalah partical size
c.
Koordinasi dengan bagian maintenance tentang :
Gangguan pada system di sacking off seperti bag lamp dan limit switch
Gangguan pada escalator, conveyor, dan sewing machine
19)
Operator Forklift
Tugas-tugas dari Operator Forklift antara lain adalah :
a.
Bertanggung jawab akan pengoperasian forklift yang digunakan
b.
Merawat forklift memeriksa sebelum dan sesudah dioperasikan, kebersihan
dan pelumasan
c.
Memberikan laporan kepada atasan, akan kondisi dan kelainan forklift serta
pemakaian solar
(61)
20)
Control Room Man
Tugas-tugas dari Control Room Man adalah :
a.
Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang ditetapkan dan
berdasarkan rencana produksi yang dibuat oleh bagian delivery yang telah
diketahui oleh production manager
b.
Menentukan intake dumping dan bahan baku apa saja yang harus di dumping
supervisor
3.
Proses Produksi
Proses produksi merupakan cara, metode, teknik bagaimana penambahan atau
penciptaan faedah baru suatu barang dengan menggunakan sumber seperti bahan
baku, tenaga mesin, dan sebagainya. PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan
termasuk industry padat modal karena menggunakan alat-alat berteknologi canggih.
Proses produksi pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan adalah sebagai
berikut:
a.
Penuangan (Intake section)
Penuangan merupakan proses pengolahan pakan ternak. Bahan baku yang akan
dimasukkan, dituang melalui intake
yang selanjutnya dibawa melalui chain
convenyor dan bucket elevator ke bin bahan baku. Sebelum bahan baku masuk
kedalam bin penyimpanan, bahan baku melalui magnet yang akan memisahkan
logam-logam yang terbawa bahan baku.
(62)
Sebelum bahan baku masuk ke proses penggilingan, bahan baku akan melalui
bin
hoper yaitu bin antrian yang akan memisahkan bahan baku yang
diinginkan untuk pertama kali diproduksi. Setelah itu bahan baku akan masuk
kedalam vibrator untuk memisahkan bahan baku kasar dan bahan baku halus.
Bahan baku kasar akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum
masuk kedalam mesin mixer,
sedangkan bahan baku halus tidak melalui
penggilingan dan langsung menuju kedalam mesin mixer. Bahan yang masuk
akan melalui proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku
akan terpukul dan terlempar ke arah saringan / pengayakan yang dipasang
sepanjang sisi mesin penggilingan.
c.
Pencampuran (Mixer)
Bahan baku hasil dari penggilingan ini masuk kedalam proses pencampuran
untuk dicampu hingga rata. Hasil campuran mesin mixer berupa mess (tepung)
yang kemudian dibawa ke bin finish product, jika produk yang dinginkan
dalam bentuk mess. Untuk produk berbentuk pellet (crumble) bahan campuran
tadi akan melalui proses pelletizing
sedangkan untuk produk crumble
akan
melalui proses pelletizing dan crumble.
d.
Pembutiran (Peletizing)
Campuran dari mesin mixer
akan dibawa ke mesin pellet miil dan dilakukan
pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet, pada proses
pemanasan ini akan terjadi proses gelatinisasi.
Setelah pemanasan dilakukan
proses penekanan / press
(pemelletan). Proses pemelletan dilakukan dengan
(1)
Lampiran iii
Statistik Descriptives
(Sebelum Transformasi Data)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Biaya Bahan Baku Langsung 36 -59969 2057334 313841.31 412535.689
Biaya Tenaga Kerja Langsung
36 827 251964 138633.61 40847.277
Biaya Overhead Pabrik 36 315479 781874 548351.39 100781.114
Laba Kotor 36 -5493559 9037786 1611715.31 2184248.138
Valid N (listwise) 36
Statistik Descriptives
(Setelah Transformasi Data)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_BBBL 34 4.98 14.54 11.8894 1.71254
LN_BTKL 36 6.72 12.44 11.6906 .90151
LN_BOP 36 12.66 13.57 13.1980 .18709
LN_LK 34 13.83 16.02 14.3824 .44260
(2)
Lampiran iv
Hasil Uji Normalitas
(Sebelum Transformasi Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Laba Kotor
N 36
Normal Parametersa,,b Mean 1611715.31
Std. Deviation 2184248.138
Most Extreme Differences Absolute .338
Positive .259
Negative -.338
Kolmogorov-Smirnov Z 2.025
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Uji Normalitas
(Setelah Transformasi Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_LK
N 34
Normal Parametersa,,b Mean 14.3824
Std. Deviation .44260
Most Extreme Differences Absolute .227
Positive .227
Negative -.136
Kolmogorov-Smirnov Z 1.322
(3)
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Grafik Normal P-P Plot
(Sebelum Transformasi Data)
(4)
Grafik Normal P-P Plot
(Setelah Transformasi Data)
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_BBBL .734 1.362
LN_BTKL .946 1.057
(5)
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .765a .585 .541 .29379 1.792
a. Predictors: (Constant), LN_BOP, LN_BTKL, LN_BBBL b. Dependent Variable: LN_LK
(6)
Lampiran vii
Hasil Uji Hipotesis
( Uji t )
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.381 4.373 5.575 .000
LN_BBBL -.219 .036 -.857 -6.031 .000
LN_BTKL -.075 .058 -.163 -1.304 .203
LN_BOP -.494 .318 -.224 -1.554 .131
a. Dependent Variable: LN_LK
Hasil Uji Hipotesis
( Uji F )
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.409 3 1.136 13.166 .000a
Residual 2.417 28 .086
Total 5.826 31
a. Predictors: (Constant), LN_BOP, LN_BTKL, LN_BBBL b. Dependent Variable: LN_LK