PENERAPAN MODEL TERATAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2012/2013.
PENERAPAN MODEL TERATAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Lies Sulistiawati 0902878
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
PENERAPAN MODEL TERATAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh Lies Sulistiawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Lies Sulistiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Lies Sulistiawati 0902878
PENERAPAN MODEL TERATAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Oong Komar, M. Pd NIP 19561107 198303 1 003
Pembimbing II,
Drs. Ruswandi Hermawan, M. Ed NIP 19591012 198101 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. H. Babang Robandi, M. Pd NIP 196108141986031001
(5)
PENERAPAN MODEL TERATAI DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)
Lies Sulistiawati 0902878
ABSTRAK
Penilitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar, namun pada situasi di lapangan tidak jarang proses pembelajaran menulis puisi menjadi hal yang menakutkan bagi siswa sehingga siswa kurang serius dalam mengerjakan tugas bahkan merasa malas untuk mengikuti pembelajaran. Banyak hal yang melatarbelakangi keadaan tersebut yang diantaranya diakibatkan oleh kurang kreatifnya guru dalam menerapkan model pembelajaran, contohnya seperti guru tidak menerapkan metode yang variatif. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan model Teratai sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Model Teratai (Terjun, Amati, dan Rangkai) merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memanfaatkan alam sekitar sebagai media belajar. Model Teratai memiliki beberapa tahapan yaitu Terjun; Amati; dan Rangkai. Melalui tahapan terjun, siswa diajak secara langsung ke lapangan atau alam terbuka sehingga pembelajaran dilakukan secara outdoor. Tahapan selanjutnya yaitu amati, pada kegiatan ini siswa mengamati objek yang dijadikan isi puisi secara langsung dan menuliskan beberapa kata sesuai hasil pengamatan. Tahap akhir yang dilakukan yaitu merangkai kata-kata yang diperoleh menjadi baris-baris untuk menghasilkan suatu puisi yang padu.
Samplenya adalah siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain
one group pretest-posttest. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini berupa tes, yang terdiri dari pretes dan postes. Data hasil pretes dan postes kemampuan menulis puisi siswa kemudian dianalisis menggunakan uji-t. Setelah melakukan analisis data secara menyeluruh diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Teratai dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa model Teratai dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa, sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif yang digunakan pada proses pembelajaran bahasa maupun mata pelajaran lainnya.
(6)
Abstract: This research is motivated by the importance of learning to write
poetry in elementary school, but the situation on the ground is not uncommon process of learning to write poetry became scary thing for the students so that students are less serious in doing even feel lazy to keep learning. Many factors were behind the circumstances of which were caused by the lack of creative teachers in implementing instructional models, such as the teacher does not implement the methods varied. Therefore, the authors try to apply the model of Lotus as part of efforts to improve students' ability to write poetry. Lotus models (Waterfall, Observe, and Compose) is one of the contextual model of learning and utilizing the environment as a learning medium. Lotus models have several stages of the Falls; Amati, and Compose. Plunge through the stages, students were invited directly into the field or the open so that the learning is done outdoors. The next stage is observed, in this activity students observe objects that serve content directly poetry and write some words fit the observations. Conducted the final stage stringing words into lines obtained to produce a coherent poem. The sample is a third grade elementary school students Cibeunying Lembang. In this study, researchers used a quasi-experimental methods to design one-group pretest-posttest. Techniques of data collection in this research is a test, which consisted of a pretest and posttest. Data results of the pretest and posttest students' ability to write poetry and then analyzed using t-test. After conducting a thorough analysis of the data it is concluded that the application of Lotus models can improve students' ability to write poetry. Based on the results of this research is that Lotus models can improve students' ability to write poetry, so it can be used as an alternative is used in the process of language learning and other subjects.
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….…... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ...viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ………... ... 6
F. Hipotesis ………...... ... 7
G. Definisi Operasional ………..... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. ... 8
A. Konsep Dasar Menulis ……….…….....8
1. Pengertian Menulis……….... .... 8
2. Tujuan Menulis………..... ... 8
3. Manfaat Menulis… ... 9
B. Ikhwal Puisi………... ... 10
1. Pengertian Puisi………..... 10
2. Jenis-jenis Puisi ... ... 12
3. Unsur-unsur Puisi………...………..…... ... 27
C. Kemampuan Menulis Puisi……….... ... 32
D. Model Teratai………... ... 34
E. Penelitian-penelitian yang Relevan………... ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... ... 38
A. Metode dan Desain Penelitian……….... .. 38
1. Metode Penelitian... ... 38
(8)
B. Populasi dan Sampel Penelitian……….... ... 40
1. Populasi Penelitian... .. 40
2. Sampel Penelitian... .. 40
C. Prosedur Penelitian... 41
1. Perencanaan... ... 42
2. Pelaksanaan ... 42
3. Analisis Data ... 43
D. Instrumen Penelitian………..………... 44
1. Tes Kemampuan Menulis Puisi... ... 44
2. Lembar Observasi... ... 44
3. Angket... ... 45
E. Proses Pengembangan Instrumen...46
F. Teknik Penelitian ………..………... ... 46
1. Teknik Pengumpulan Data………..………... ... 46
2. Teknik Analisis Data………..………...48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 51
A.Hasil Penelitian... ... 51
1. Data Kemampuan Menulis Puisi... 51
2. Uji Reliabilitas Antarpenimbang... ... 51
3. Pengujian Hipotesis... ... 53
4. Analisis Lembar Observasi Guru... ... 56
5. Analisis Hasil Angket Siswa... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian... .. 59
1. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Teratai...59
2. Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi... ... 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... ... 61
A. Simpulan ... ... 61
B. Saran ... ... 61
(9)
A. Lampiran A ... 64
1. Analisis Mata Pelajaran (AMP) ... 65
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 76
B. Lampiran B ... 100
1. Format Penilaian Puisi Siswa...101
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru...103
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...105
4. Lembar Angket Siswa...107
5. Instrumen Validitas Muka...108
6. Instrumen Validitas Isi...109
7. Instrumen Validitas Konstruk...110
8. Lembar Instrumen Tes...111
C. Lampiran C...112
1. Daftar Nilai Pretes dan Postes...113
2. Uji Reliabilitas Nilai Pretes Antarpenimbang...115
3. Uji Reliabilitas Nilai Postes Antarpenimbang...118
4. Uji Normalitas Pretes ...121
5. Uji Normalitas Postes...124
6. Uji Hipotesis...127
D. Lampiran D ... .130
1. Hasil Puisi Siswa ... .131
2. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru ... .139
3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... .143
4. Lembar Angket Siswa ... .147
5. Doumentasi ... .167
E. Lampiran E ... .172
1. SK ... .173
2. Surat Penelitian ... .174
3. Distribusi Normal ... .175
4. Distribusi Chi-Square ... 176
(10)
DAFTAR TABEL
3.1. Pola Control Group Pretes dan Postes... 39
4.1. Data Kemampuan Menulis Puisi ... 51
4.2. Format Anova Pretes ... 52
4.3. Format Anova Postes ... 53
4.4. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Menulis Puisi ... 55
4.5. Rekapitulasi Lembar Observasi ... 56
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan pada semua jenjang. Dalam praktik pembelajaran bahasa terdapat komponen yang saling berkaitan satu sama lain, komponen-komponen tersebut antara lain guru, murid, bahan ajar, tujuan pengajaran, serta metode dan evaluasi pembelajaran. Guru memiliki peran strategis dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam mengelola kelas, memilih bahan ajar, menerapkan teknik pembelajaran dan menentukan media sangat berperan penting untuk pencapaian keberhasilan siswa saat proses pembelajaran tersebut. Menurut Wijianto (2007: 2), guru juga diharapkan mampu menyajikan proses pembelajaran yang bukan hanya proses transfer pengetahuan tertentu, tetapi juga memiliki efek pendamping yakni kewajiban untuk membentuk, mewarnai kepribadian dan moral siswa.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum pendidikan dasar. Adanya mata pelajaran bahasa Indonesia antara lain bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa komunikasi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, terdapat empat aspek yang diajarkan yaitu aspek mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung (Tarigan, 1994: 4). Menulis merupakan salah satu kegiatan yang memerlukan keterampilan khusus, karena keterampilan menulis tidak hanya sebatas menulis karangan saja tetapi ada yang lebih membutuhkan keterampilan khusus salah satunya adalah menulis puisi. Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa sekolah dasar, agar mereka memiliki kemampuan untuk mengapresiasi puisi dengan baik. Mengapresiasi puisi bukan hanya bertujuan untuk penghayatan dan pemahaman
(12)
puisi saja, melainkan berpengaruh mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah-masalah kemanusiaan.
Kegiatan pembelajaran menulis puisi seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi siswa. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kemampuan siswa dalam menggali imajinasi saat pembelajaran menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar, masih sering ditemukan berbagai kendala dan hambatan, padahal pembelajaran menulis puisi dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional siswa. Kendala tersebut berkaitan dengan ketepatan penggunaan model dan teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menulis puisi.
Sebagaimana Anwar (2011: 121-122) menemukan beberapa penelitian, misalnya penelitian Yus Rusyana di Jawa Barat (1977/1978), J.U. Nasution dkk. di DKI (1981), dan Abdul Rahman dkk. di Jawa Timur (1981) (Amaliah, 2012: 2), menegaskan bahwa kondisi pembelajaran sastra di sekolah tidak menyenangkan. Temuan pokok dari tiga penelitian tersebut antara lain: 1) tidak terdapat hubungan antara teori dengan kemampuan apresiasi siswa; 2) guru tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti perkembangan sastra; 3) siswa tidak mampu mengaitkan nilai-niali etis, moral, dan budaya dalam kehidupan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru ialah aktor utama yang berpengaruh terhadap perubahan paradigma negatif tentang pengajaran sastra dengan memperhatikan cara yang efektif menyampaikannya.
Bagi sebagian siswa, saat mendengar kata menulis atau mengarang, bayangan mereka akan langsung terkait pada kegiatan yang menjenuhkan dan tidak menarik. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis dikarenakan siswa sendiri merasakan pembelajaran menulis khususnya mengarang sebagai beban belaka dan sesuatu yang kurang menarik (Tarigan, 1991: 3). Terlebih lagi saat siswa dihadapkan pada pembelajaran menulis puisi, siswa seringkali terjebak pada kerangka pikir mereka yang menganggap bahwa puisi itu sulit dengan terbenturnya ide dan kurangnya motivasi. Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi, guru memiliki peranan penting untuk mencapai hasil yang diharapkan. Untuk memenuhi hal tersebut, guru harus dapat
(13)
memilih dan menggunakan teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
Siswa kelas III SD berada dalam tahap perkembangan operasional konkret. Dengan demikian, dalam memberikan materi pelajaran, guru diharapkan lebih menitikberatkan pada alat peraga atau media yang lebih bersifat konkret dan logis. Mengajar anak-anak usia dini berbeda dengan mengajar remaja dan orang dewasa. Misalnya, anak-anak usia dini lebih tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan gambar dan warna, sedangkan pada usia remaja, anak lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat eksplorasi diri dan sesuatu yang berhubungan langsung dengan latar dirinya.
Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dikarenakan tingkat motivasi siswa yang rendah, hal tersebut dapat disebabkan karena teknik atau media belajar yang kurang variatif. Pada kenyataannya pembelajaran bahasa saat ini masih jauh dari kata menyenangkan, anak lebih sering belajar di dalam kelas dengan situasi kelas yang membosankan dan membatasi ruang gerak siswa karena ukuran ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah siswa. Proses pembelajaranpun masih dilakukan dengan cara transfer informasi yang hanya bersumber dari guru saja, sehingga siswa tidak berusaha mencari sendiri informasi baru untuk menunjang pembelajaran. Hal lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi yaitu peran guru, kurangnya kemampuan guru dalam menerapkan teknik ataupun media sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi siswa, pembelajaran yang tidak variatif dan kurang menarik akan mengurangi minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek berbahasa yang penting, terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan melalui karangan. Siswa di sekolah dasar sebagai penulis pemula yang harus dibina dan dibekali dengan baik. Pembinaan keterampilan menulis sebaiknya dilakukan sejak sekolah tingkat dasar. Pembinaan tersebut harus menggunakan model, dan teknik yang disesuaikan dengan tingkatan usia, psikologis, dan tingkat kemampuan
(14)
menulis yang dimiliki siswa. Pada umumnya kemampuan siswa sekolah dasar dalam menuangkan pikirannya kedalam bentuk tulisan, masih sangat rendah karena kemampuan berpikir yang masih konkret.
Pembelajaran puisi di sekolah dasar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa secara tepat, berpikir logis, dan memahami dan menikmati karya sastra. Selain itu, pembelajaran puisi juga bertujuan untuk menjadikan siswa yang memiliki kepribadian, sopan, dan beradab, berbudi pekerti, serta memiliki rasa kemanusiaan. Pembelajaran menulis puisi juga dimaksudkan agar siswa dapat lebih menikmati, menghayati, dan memahami karya puisi sehingga dapat mencintai puisi yang pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan puisi-puisi bermutu.
Dalam KTSP 2006 dijelaskan bahwa menulis puisi bertujuan untuk menggali dan mengembangkan kompetensi dasar siswa, yaitu kompetensi menulis kreatif puisi. Pencapaian kompetensi menulis kreatif dapat diukur berdasarkan indikator pembelajarannya, yakni siswa mampu menulis puisi yang berisi gagasan sendiri dengan menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik untuk menyampaikan maksud/ide (Depdiknas, 2006: 13)
Melalui pembelajaran menulis puisi, siswa dapat mengekspresikan gagasan, perasaan dan pengalamannya kedalam bentuk tulisan yang lebih menarik dan indah. Dengan menulis puisi, siswa akan terdorong untuk belajar bermain dengan kata-kata, menafsirkan dunianya dengan cara baru yang khas. Menyadari pentingnya pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar yang termasuk tahapan menulis awal, maka pembelajaran tersebut sudah seharusnya mendapat perhatian yang cukup besar. Namun pada praktiknya, pembelajaran puisi di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang masih belum mendapatkan perhatian khusus dan dianggap sulit. Banyak hal yang melatar belakangi situasi tersebut, kendala yang paling utama yaitu kurangnya guru yang kompeten untuk menyampaikan materi puisi. Penggunaan media dan metode yang tepat menjadi salah satu kunci yang menentukan keberhasilan pembelajaran menulis puisi tersebut.
(15)
Menurut Wibiwo (2012), model pembelajaran yang tepat untuk menulis puisi yaitu dengan menggunakan model kontekstual. Pembelajaran dapat juga dilakukan dengan “wisata sastra”, saat pembelajaran siswa diajak berwisata ke pantai, gunung, gedung, ataupun tempat-tempat lain di luar kelas. Dengan cara ini, pengamatan dan pengimajinasian dilakukan dengan suasana yang nyaman, damai dan alamiah.
Model Teratai merupakan model mengajar yang bersumber pada metode kontekstual yang memanfaatkan dunia di sekeliling mereka. Pada model ini terdapat tiga kegiatan dasar, sesuai dengan nama teknik tersebut, “ter; terjun, at; amati, ai; rangkai”. Kata terjun pada teknik ini memiliki pengertian, kegiatan siswa melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam sekitar. Kegiatan selanjutnya yaitu amati, pada kegiatan ini siswa melakukan pengamatan terhadap objek yang ada di lingkungan sekitar. Selanjutnya adalah rangkai, setelah siswa mengamati objek di sekitar dan menentukan apa saja yang akan dijadikan sebagai bahan penciptaan puisi, selanjutnya siswa mulai menyusun dan merangkainya menjadi sebuah puisi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui teknik atau media alam sekitar pada tingkat sekolah dasar, khususnya kelas III SDN Cibeunying Lembang. Oleh karena itu, judul yang dirumuskan penulis dalam penelitian ini, yaitu “Penerapan Model Teratai dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi. (Penelitian Eksperimen Semu terhadap siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Tahun Ajaran 2013-2014)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model teratai dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi?”
(16)
C. Batasan Masalah
Terdapat banyak indikator yang dapat dijadikan kriteria penilaian dalam kemampuan menulis puisi. Oleh karena itu, untuk membatasi masalah yang dikaji, peneliti membatasi pada kemampuan siswa menulis kata-kata berdasarkan objek yang diamati, menyusun kata-kata menjadi baris dalam puisi, menyusun baris menjadi bait, dan kesesuaian judul dengan isi puisi.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah “memperoleh informasi tentang peningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model Teratai.”
E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut.
1. Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi, serta sebagai bentuk partisipasi pemikiran untuk perkembangan dunia sastra khususnya pada tataran pembelajaran menulis puisi melalui media yang konkret.
2. Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Bagi Siswa
1) Siswa tidak merasa jenuh saat belajar karena pembelajaran dilakukan di luar kelas
2) Objek yang ditulis dapat diamati secara langsung
3) Siswa lebih mudah mendapatkan ide atau gagasan untuk bahan tulisan
(17)
b. Bagi Guru
Guru termotivasi untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan teknik belajar atau media dalam pembelajaran menulis puisi.
c. Bagi Peneliti
1) Peneliti dapat mengetahui dan mengatasi masalah pembelajaran dengan solusi yang tepat.
2) Peneliti lebih peka terhadap pentingnya menyampaikan materi dengan menggunakan media yang efektif.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Penerapan model Teratai dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi”.
G. Definisi Operasional
Kesalahpahaman maksud dan tafsiran sering terjadi di dalam memahami karya ilmiah. Maka, untuk meminimalisasi hal tersebut, peneliti menjabarkan definisi mengenai istilah di dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam menghasilkan suatu karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, dan bermakna kias. Indikator menulis puisi terdiri dari: menulis kata-kata berdasarkan pengamatan, mengembangkan kata-kata menjadi baris, menyusun baris menjadi bait, dan kesesuaian judul dengan isi.
2. Model teratai merupakan salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Model ini memiliki tiga kegiatan inti yaitu terjun, amati, dan rangkai.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau suatu pengetahuan dengan memakai metode-metode ilmiah. Menurut Campbell dan Stanley (Arikunto, 2010: 123), jenis-jenis eksperimen dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pre Experimen dan True Eksperimen. Pre eksperimen merupakan desain eksperimen yang tidak sebenarnya, pre eksperimen sering disebut juga dengan istilah kuasi eksperimen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen jenis kuasi eksperimen. Terdapat tiga desain yang termasuk kuasi ekperimen, yaitu (1)
One shot case study, (2) pre test and post test, dan (3) Static Group comparison. Menurut Arifin (Yusup, 2012: 60) metode eksperimen adalah
penelitian yang sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian yang kemudian diteliti akibatnya. Maka eksperimen adalah mencari sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor lain yang menggangu.
Menurut Sugiono (Kurniawan, 2012: 42) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi permasalahan dalam bidang pendidikan.
(19)
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen kuasi dengan disain one-group pretest-posttest yang berarti dilakukan dalam satu kelompok subjek tanpa adanya kelas pembanding. Kelas subjek tersebut terlebih dahulu diberi pretes (O1), lalu dikenakan perlakuan (X), kemudian dilakukan postes (O2). Perbedaan yang diperoleh melalui O1 dan O2 tersebut yang merupakan hasil dari pengaruh perlakuan yang diberikan. Secara tidak langsung dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian eksperimen sengaja dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang disusun (Arikunto, 2010: 124).
Tabel 3.1
Pola Control Group Pretes dan Postes
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
E O1 Xe O2
(Syamsudin dan Damaianti, 2009: 157) Keterangan:
E : Kelas Eksperimen O1 : Tes Awal (Pretes) O2 : Tes Akhir (Postes)
Xe : Perlakuan dengan menerapkan Teknik Teratai
Selisih antara O1 dan O2 diartikan sebagai hasil dari perlakuan (treatment) atau eksperimen.
Kegiatan pembelajaran dengan model Teratai dilakukan langsung oleh peneliti dengan alasan agar langkah-langkah pada pembelajaran benar-benar dilakukan dengan tepat, serta agar peneliti mengetahui efektivitas penerapan model tersebut baik ditinjau dari segi positif maupun negatifnya.
(20)
B. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 11 perempuan. Pemilihan populasi ini berdasarkan pertimbangan lokasi yang dekat dengan lingkungan alam yang masih sangat asri, serta pembelajaran menulis puisi yang terdapat dalam KTSP untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia semester genap.
2. Sample Penelitian
Sample merupakan sebagian dari populasi harus benar-benar representatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati 23 siswa sebagai sample dari populasinya yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengambilan sample dari populasinya dilakukan tanpa pengacakan (non probability sampling) dan melalui pertimbangan bahwa 1 orang siswa dari 24 siswa sebagai populasi sedang sakit dan memutuskan untuk tidak sekolah. Menurut Nongram Harry King, daya tingkat kesukaran 1%, sample sudah representatif terhadap populasi.
(21)
C. Prosedur Penelitian
PERSIAPAN
D. E.
PERSIAPAN (Instrumen dan Bahan Ajar)
PELAKSANAAN (Kegiatan Belajar Mengajar)
Pertemuan Ke-5 Tes Akhir (Postes) Pertemuan 1
Tes Awal (Pretes)
Pertemuan Ke-2 Perlakuan 1 (teknik teratai)
Pertemuan Ke-3 Perlakuan 3 (teknik teratai)
Pertemuan Ke-3 Perlakuan 3 (teknik teratai)
ANALISIS DATA
(22)
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembelajaran, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun sedemikian rupa agar relevan dengan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu menulis puisi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan KBM tentunya disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan inti penelitian yang telah disusun dalam RPP, yaitu sebagai berikut.
a. Pelaksanaan Pretes
Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan pretes. Pelaksanaan pretes bertujuan untuk memperoleh data hasil menulis puisi siswa sebelum diterapkan model Teratai. Pretes diberikan dalam bentuk perintah agar siswa menulis puisi bebas dengan tema alam sekitar selama 45 menit.
b. Penyajian Materi dan Pemberian Perlakuan
Pada pertemuan kedua perlakuan pertama, peneliti mulai memberikan materi menulis puisi dengan menggunakan pemilihan kata yang menarik, disertai dengan perlakuan penerapan model Teratai. Pada tahap ini siswa diajak melihat lingkungan alam sekitar dan mengamati objek-objek yang ada, setelah siswa mengamati objek-objek yang ada, siswa diminta menuliskan beberapa kata sesuai dengan apa yang telah diamati. Pada tahap ini tema puisi yang akan dibuat yaitu tentang pohon. Setelah beberapa kata mengenai pohon diperoleh, barulah guru membimbing siswa untuk menemukan kata yang menarik (pemilihan diksi). Setelah pemilihan kata selesai, barulah siswa diajak mengembangkan kata-kata tersebut menjadi sebuah baris-baris puisi.
Pada pertemuan ketiga perlakuan kedua tema puisi yang akan dibuat yaitu tentang hewan, peneliti kembali melakukan hal yang sama yaitu mengajak siswa belajar di luar kelas. Pada tahap ini, siswa
(23)
mengamati hewan yang ada di sekitar, lalu menentukan kata-kata yang akan dibuat puisi, setelah itu merubah kata-kata terpilih tadi menjadi kata-kata yang lebih menarik tentunya dengan bimbingan guru. Setelah pemilihan kata selesai barulah siswa mengembangkan kata-kata tersebut kedalam baris-baris puisi. Setelah diubah menjadi baris-baris puisi, siswa mengubah baris puisi kedalam bait puisi.
Pada pertemuan keempat perlakuan ketiga, tema yang dijadikan puisi adalah sekolah. Terdapat perbedaan cara belajar pada tahap ini, dimana siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok bekerja sama mencari kata-kata yang menarik berdasarkan hasil pengamatannya, setelah kata-kata tersebut diperoleh barulah siswa mengembangkan kata-kata tersebut menjadi baris-baris puisi. Pada saat mengembangkan kata-kata menjadi baris, siswa diminta membuat baris-bari puisi tersebut secara estafet. Setiap baris dibuat secara bergiliran dengan orang yang berbeda dalam setiap kelompoknya, siswa yang melanjutkan baris selanjutnya, harus membaca terlebih dahulu puisi yang ditulis sebelumnya agar puisi tersebut tetap menjadi suatu kesatuan yang utuh.
c. Pelaksanaan Postes
Pelaksanaan postes merupakan kegiatan akhir dari tahap pembelajaran sebelumnya. Postes dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa selama pembelajaran, dan merupakan pembanding hasil belajar siswa sebelum dan sesudah peneliti menerapkan model Teratai. Pemberian postes sama sengan pretes yaitu siswa membuat puisi dengan tema alam, waktu yang disediakan yaitu selama 45 menit.
(24)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar perkerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes kemampuan menulis puisi, lembar observasi dan angket.
1. Tes kemampuan Menulis Puisi
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 193), tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Pemilihan instrumen tes yang dilakukan bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Tes yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu pretes dan postes. Pretes merupakan serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Selanjutnya postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan model Teratai dalam pembelajaran menulis puisi.
Bentuk tes yang digunakan yaitu berupa tes menulis puisi dengan menggunakan pemilihan kata yang menarik. Selain format tes, penulis juga menyajikan format penilaian kemampuan menulis puisi. Adapun lembar format penilaian yang telah disusun dapat dilihat pada lampiran B.1.
2. Lembar Observasi
Pada kegiatan ini, akan dinilai aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan model Teratai oleh peneliti. Ada pun lembar observasi ini merupakan hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh 2 observer, diantaranya ialah Bapak Nandang sebagai guru kelas III SD
(25)
Negeri Cibeunying Lembang, dan Ditha Ardiyani salah seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Aktivitas guru yang dijadikan penilaian, diantaranya: (1) kemampuan guru saat membuka pelajaran; (2) sikap guru saat proses pembelajaran, yang meliputi kejelasan vokal antusiasme penampilan ataupun mobilitas posisi guru; (3) proses belajar yang mencerminkan komunikasi guru-siswa; dan (4) kemampuan guru menutup pembelajaran. Adapun lembar format penilaian yang telah disusun dapat dilihat pada lampiran B.2.
Ada pun aktivitas siswa yang dijadikan penilaian, diantaranya: (a) Menjawab pertanyaan guru berkaitan dengan materi menulis puisi dengan Teknik Teratai; (b) Inisiatif berpendapat/bertanya berkaitan dengan materi menulis puisi dengan Teknik Teratai; (c) Memperhatikan penjelasan guru berkaitan dengan materi menulis puisi dengan Teknik Teratai; (d) Perilaku yang tidak sesuai selama KBM dengan menulis puisi dengan Teknik Teratai; (e) Keseriusan dalam mengerjakan tugas menulis puisi dengan Teknik Teratai. Adapun lembar format penilaian yang telah disusun dapat dilihat pada lampiran B.3
3. Angket
Angket digunakan sebagai alat untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap penerapan model Teratai dalam pembelajaran menulis puisi. Kolom pendapat siswa yang tersedia menggunakan skala Likert yaitu skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala ini terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun lembar angket dapat dilihat pada lampiran B.4.
(26)
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen yang dilakukan meliputi uji validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk. Validitas muka dilakukan untuk menilai penggunaan tanda baca pada setiap soal. Validitas isi dilakukan untuk mengukur kesesuaian pertanyaan dengan materi yang diajarkan. Sedangkan validitas konstruk dilakukan untuk mengukur kesesuaian pertanyaan atau soal perintah dengan indikator pencapaian kompetensi. Pengembangan instrumen dilakukan untuk mengukur validitas dari setiap butir soal atau soal perintah yang diberikan. Adapun lembar validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk dapat dilihat pada lampiran B.5, B.6, dan B.7.
F. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan analisis data. Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengamati secara langsung pembelajaran menulis puisi yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang. Setelah pengamatan dirasa cukup, selanjutnya peneliti melakukan penelitian melalui tes berupa pretes dan postes pada kelas tersebut. Sedangkan analisis data dilakukan setelah peneliti memperoleh data dari hasil pengumpulan data di lapangan, yaitu meliputi pengolahan skor, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
1. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan komponen informasi yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, dalam melakukan pengumpulan data, peneliti harus menggunakan teknik-teknik yang tepat. Sebab jika pengumpulan data yang dilakukan salah maka akan mengakibatkan informasi yang didapat pun menjadi bias sehingga hasil penelitian tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes, yang terdiri dari pretes dan postes. Tes merupakan suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden (Arifin, 2011: 226). Pretes yang
(27)
dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kemampuan siswa yang berkenaan dengan bahan ajar yang akan dipelajari. Hasil pretes akan digunakan sebagai acuan dalam mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai setelah pembelajaran dengan cara membandingkan hasil pretes dengan postes. Sebagai upaya peneliti untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuat seperangkat instrumen baik tes maupun non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian.
a. Instrumen Tes
Tes merupakan pengukuran terencana yang digunakan guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditentukan. Tes yang digunakan biasanya untuk mengukur tingkat penguasaan materi pembelajaran. Bentuk tes yang diberikan untuk mengukur kemajuan tersebut berupa tes tertulis yang menguji kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik. Jenis tes yang diberikan pada saat pretes dan postes merupakan soal yang sama. Soal-soal tersebut berupa perintah pada siswa untuk membuat sebuah puisi sederhana. Adapun lembar instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.8.
Penilaian tes dilakukan oleh tiga orang penimbang, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi derajat validitas dan reliabilitas yang baik. Penimbang penilai tes haruslah mengetahui dan memahami kriteria penilaian menulis puisi, serta mampu melakukan penilaian secara profesional.
b. Lembar Observasi
Observasi adalah skala penilaian yang diisi oleh pengamat berdasarkan hasil pengamatan saat peneliti mengadakan proses belajar mengajar. Lembar observasi diisi oleh dua orang observer, yang berisikan sejumlah kegiatan atau aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi peneliti agar pertemuan selanjutnya menjadi lebih baik.
(28)
2. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini sangat beragam sehingga harus diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai variabel. Setelah itu, data yang telah terkumpul diolah berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara menghitung data, menjawab rumusan masalah, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian adalah sebagai berikut.
a. Penilaian Hasil Tes
Hasil dari pretes dan postes pada kelas eksperimen diperiksa, diteliti dan ditabulasi.
b. Uji Reliabilitas Antarpenimbang
Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.
Kemudian, nilai dimasukkan ke dalam tabel Guliford berikut: Tabel 3. 6
Tabel Koefisien Korelasi Guliford
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < 0,80 Validitas tinggi 0,60 Validitas sedang
0,40 Validitas rendah
0,20 Validitas valid
(Subana dan Sudrajat, 2005:104)
Menurut Husaini (2003) Uji reliabilitas antarpenimbang adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer dengan skorer lainnya. Adapun penilaian dilakukan oleh tiga orang penimbang.
(29)
c. Uji Normalitas dan Homogenesis
Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai, penguji terlebih dahulu menguji normalitas dan homogenitas hasil pretes dan postes. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Menguji normalitas data dengan langkah-langkah:
a) Menghitung rata-rata hitung skor uji pretes dan uji postes. ̅ =
Keterangan: ̅ = rata-rata
= titik tengah = frekuensi
b) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
√
c) Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspektasi Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil Banyak kelas (Bk) = 1 + 3,3 log n
Panjang kelas (P) =
Derajat kebebasan = Dk – 3
d) Menggunakan rumus chi-kuadrat untuk memeroleh X2hitung ∑
Keterangan:
Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuensi ekspektasi
Data dinyatakan normal jika chi-kuadrat X2hitung < X2 tabel. Untuk itu, harga X2hitung dibandingkan dengan X2tabel pada derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3 (dk = 23-3= 20). Jika diperoleh harga X2hitung < X2tabel, pada tingkat signifikansi α sebesar 0,01 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Jika X2hitung > X2tabel maka
(30)
dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal. (Subana dan Sudrajat, 2005:126)
Menguji homogenitas varians rata-rata pretes dan postes dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Fhitung = Nilai yang dicari Vb = Varians terbesar Vk = Varians terkecil
Data dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel.
(Subana dan Sudrajat, 2005:188)
d. Uji Hipotesis
Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan kemampuan setelah mendapatkan perlakuan. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t-test.
t =
√
(Arikunto, 2010: 349)
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretes dengan postes xd = deviasi masing-masing subjek (d - Md) Σx²d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel db = ditentukan dengan N – 1
e. Analisis Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas yang dilakukan guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh dua orang observer dan dijadikan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.
(31)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model Teratai terhadap siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang, dapat diperoleh simpulan bahwa penerapan model Teratai dapat meningatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hasil perhitungan, membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis puisi sebelum dan sesudah diterapkan model Teratai. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis thitung = 4,63 dan ttabel =2,82, maka thitung > ttabel, yang menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini, maka saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut.
1. Model Teratai dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa dan sastra Indonesia khususnya mata pelajaran menulis puisi.
2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis puisi, hal utama yang harus guru lakukan adalah meningkatkan motivasi atau minat siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini yang terpenting adalah keterampilan guru di depan kelas serta pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran serta media belajar menjadi hal yang penting dalam menarik minat belajar siswa.
3. Dalam rangka meningkatkan ketertarikan dan keterampilan siswa mempelajari dan menulis puisi, peneliti berharap akan ada variasi metode, pendekatan, teknik, dan cara atau strategi yang diterapkan untuk menumbuhkan suasana belajar yang aktif, kreatif dan inovatif.
(32)
DAFTAR PUSTAKA
Ackhadiat, S, dkk, 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Amalliah, R. N. (2012). “Penerapan Teknik Loci Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Terhadap Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Grasindo
Azhar, W. 2012. Pemanfaatan Media Alam Sekitar untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).
Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdiknas
Husaini, U. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Ksara
Jenab, S. 2010. Penerapan Pendekatan Konstektual dalam Pembelajaran
Menulis Puisi pada Siswa Kelas V SDN Gunung Batu Kabupaten Sukabumi. Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidah Diterbitkan.uan
Pendidikan.
Kurniawan, E. (2012). “Penggunaan Media Tayangan Video Presentasi Multi
Level Marketing (Mlm) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Binawarga Bandung Tahun
Ajaran 2011/2012)”. Skripsi FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Online.
Tersedia:http://alvyanto.blogspot.com/2010/04/kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan.html#ixzz2Rl0XaTJn
Novitasari, R. 2011. Pemanfaatan Video Keindahan Alam dalam
Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi
(33)
Pradopo, R. D. 2005. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rimayanti, R. 2012. Pemanfaatan Media Gambar Presentasi dalam
Pembelajaran Menulis Pusi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi
FPBS UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sagoro, M. K. 2008. Pembelajaran menulis puisi dengan teknik
Teratai.[Oline].
Tersedia: http://sagoro-indo.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menulis-puisi-dengan.html
Sari, A. 2012. Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Media Gambar Di Kelas III SDN Pasir Kampung Kabupaten Cianjur.
Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Setiawan, B. 2012. Pengertian dan Jenis-jenis Puisi. Online.
Tersedia: http://bahanajar-bambangsetiawan.blogspot.com/2012/02/puisi-subjektif.html
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Suryani, Y. 2010. Efektivitas Penggunaan Teknik Teratai dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Waluyo, H. J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Yusup, M. F. 2012. “Efektivitas Penerapan Media Musikalisasi Puisi Dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi FPBS UPI. UPI
(34)
DAFTAR LAMPIRAN A. Lampiran A
A.1. Analisis Mata Pelajaran (AMP)
A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Lampiran B
B.1. Format Penilaian Puisi Siswa B.2. Lembar Observasi Aktivitas Guru B.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa B.4. Lembar Angket Siswa
B.5. Instrumen Validitas Muka B.6. Instrumen Validitas Isi B.7. Instrumen Validitas Konstruk B.8. Lembar Instrumen Tes
C. Lampiran C
(35)
C.2. Uji Reliabilitas Nilai Pretes Antarpenimbang C.3. Uji Reliabilitas Nilai Postes Antarpenimbang C.4. Uji Normalitas Pretes
C.5. Uji Normalitas Postes C.6. Uji Hipotesis
D. Lampiran D
D.1. Hasil Puisi Siswa
D.2. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru D.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa D.4. Lembar Angket Siswa
D.5. Dokumentasi
E. Lampiran E
E.1. SK
E.2. Surat Penelitian E.3. Distribusi Normal E.4. Distribusi Chi-Square
(1)
dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal. (Subana dan Sudrajat, 2005:126)
Menguji homogenitas varians rata-rata pretes dan postes dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Fhitung = Nilai yang dicari
Vb = Varians terbesar Vk = Varians terkecil
Data dinyatakan homogen jika Fhitung < Ftabel.
(Subana dan Sudrajat, 2005:188)
d. Uji Hipotesis
Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan kemampuan setelah mendapatkan perlakuan. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t-test.
t =
√
(Arikunto, 2010: 349)
Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretes dengan postes xd = deviasi masing-masing subjek (d - Md)
Σx²d = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel db = ditentukan dengan N – 1
e. Analisis Data Hasil Observasi
Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas yang dilakukan guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh dua orang observer dan dijadikan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.
(2)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model Teratai terhadap siswa kelas III SD Negeri Cibeunying Lembang, dapat diperoleh simpulan bahwa penerapan model Teratai dapat meningatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hasil perhitungan, membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis puisi sebelum dan sesudah diterapkan model Teratai. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis thitung = 4,63 dan ttabel =2,82, maka thitung > ttabel, yang
menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini, maka saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut.
1. Model Teratai dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa dan sastra Indonesia khususnya mata pelajaran menulis puisi.
2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis puisi, hal utama yang harus guru lakukan adalah meningkatkan motivasi atau minat siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini yang terpenting adalah keterampilan guru di depan kelas serta pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran serta media belajar menjadi hal yang penting dalam menarik minat belajar siswa.
3. Dalam rangka meningkatkan ketertarikan dan keterampilan siswa mempelajari dan menulis puisi, peneliti berharap akan ada variasi metode, pendekatan, teknik, dan cara atau strategi yang diterapkan untuk menumbuhkan suasana belajar yang aktif, kreatif dan inovatif.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ackhadiat, S, dkk, 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Amalliah, R. N. (2012). “Penerapan Teknik Loci Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Terhadap Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung:tidak diterbitkan.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Grasindo
Azhar, W. 2012. Pemanfaatan Media Alam Sekitar untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).
Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdiknas
Husaini, U. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Ksara
Jenab, S. 2010. Penerapan Pendekatan Konstektual dalam Pembelajaran
Menulis Puisi pada Siswa Kelas V SDN Gunung Batu Kabupaten Sukabumi. Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidah Diterbitkan.uan
Pendidikan.
Kurniawan, E. (2012). “Penggunaan Media Tayangan Video Presentasi Multi
Level Marketing (Mlm) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Binawarga Bandung Tahun
Ajaran 2011/2012)”. Skripsi FPBS UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Online.
Tersedia:http://alvyanto.blogspot.com/2010/04/kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan.html#ixzz2Rl0XaTJn
Novitasari, R. 2011. Pemanfaatan Video Keindahan Alam dalam
Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi
(4)
Pradopo, R. D. 2005. Beberapa Teori Sastra,Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rimayanti, R. 2012. Pemanfaatan Media Gambar Presentasi dalam
Pembelajaran Menulis Pusi (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 30 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi
FPBS UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sagoro, M. K. 2008. Pembelajaran menulis puisi dengan teknik
Teratai.[Oline].
Tersedia: http://sagoro-indo.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menulis-puisi-dengan.html
Sari, A. 2012. Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Melalui
Media Gambar Di Kelas III SDN Pasir Kampung Kabupaten Cianjur.
Skripsi FIP UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan Setiawan, B. 2012. Pengertian dan Jenis-jenis Puisi. Online.
Tersedia: http://bahanajar-bambangsetiawan.blogspot.com/2012/02/puisi-subjektif.html
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Suryani, Y. 2010. Efektivitas Penggunaan Teknik Teratai dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FPBS UPI. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Waluyo, H. J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Yusup, M. F. 2012. “Efektivitas Penerapan Media Musikalisasi Puisi Dalam Pembelajaran Apresiasi Puisi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi FPBS UPI. UPI
(5)
DAFTAR LAMPIRAN A. Lampiran A
A.1. Analisis Mata Pelajaran (AMP)
A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
B. Lampiran B
B.1. Format Penilaian Puisi Siswa B.2. Lembar Observasi Aktivitas Guru B.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa B.4. Lembar Angket Siswa
B.5. Instrumen Validitas Muka B.6. Instrumen Validitas Isi B.7. Instrumen Validitas Konstruk B.8. Lembar Instrumen Tes
C. Lampiran C
(6)
C.2. Uji Reliabilitas Nilai Pretes Antarpenimbang C.3. Uji Reliabilitas Nilai Postes Antarpenimbang C.4. Uji Normalitas Pretes
C.5. Uji Normalitas Postes C.6. Uji Hipotesis
D. Lampiran D
D.1. Hasil Puisi Siswa
D.2. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru D.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa D.4. Lembar Angket Siswa
D.5. Dokumentasi
E. Lampiran E
E.1. SK
E.2. Surat Penelitian E.3. Distribusi Normal E.4. Distribusi Chi-Square