Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol Utara

  

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Siswa

Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 5 Sojol

Utara

  

Kaharudin Karim, Vanny M.A. Tiwow, dan Fatma Dhafir

  Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

  IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV berjumlah 16 orang terdiri dari 10 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Data dalam penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang diambil melalui lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian diperoleh siklus I daya serap klasikal 79,40%, ketuntasan belajar klasikal 75%, aktivitas siswa kategori baik 62,5% dan aktivitas guru kategori baik 68%. Tindakan siklus II mengalami peningkatan, diperoleh daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan belajar klasikal 93,73%, aktivitas siswa kategori sangat baik 89,29% dan aktivitas guru kategori sangat baik 95%. Hasil belajar tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu daya serap klasikal minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 85%, aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik atau sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara.

  Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode demonstrasi.

I. PENDAHULUAN

  Pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) di SD sebagai bagian pendidikan di sekolah dasar yang dapat menambah pengetahuan siswa tentang alam sekitarnya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Menurut BNSP (2006)

  IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

  Khaerudin (2005) mengemukakan tujuan pembelajaran IPA di kelas adalah 1) mengembangkan kognitif siswa, 2) mengembangkan afektif siswa, 3) mengembangkan psikomotorik siswa, 4) mengembangkan kreatifitas siswa dan 5) melatih siswa berpikir kritis.

  Pada proses pembelajaran IPA, peran guru sangat penting dan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru yang profesional diharapkan dapat memili strategi dan model pembelajaran yang tepat mampu menciptakan situasi yang dapat menunjang perkembangan belajar siswa.

  Kenyataan yang terjadi di Sekolah kebanyakan guru masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, menggunakan metode konvensional yaitu ceramah yang menoton. Guru SD kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, baik secara fisik maupun mental. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berlatih menemukan suatu pengetahuan dan memecahkan masalah. Penggunaan pendekatan yang cenderung membuat siswa pasif dalam proses belajar mengajar, mengakibatkan motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan, siswa sering merasa bosan mengikuti pembelajaran, akibatnya siswa menjadi tidak tertarik mengikuti pelajaran

  IPA, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

  Kondisi seperti tersebut di atas yang mungkin mengakibatkan berbagai masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya 1) siswa mudah lupa terhadap materi yang diajarkan, 2) siswa mengantuk di kelas, 3) siswa lebih banyak diam bila disuruh bertanya, 4) siswa tidak bisa menjawab dengan baik pertanyaan guru dan 5) hasil evaluasi siswa kurang memuaskan.

  Berdasarkan pengamatan peneliti hasil belajar siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hasil evaluasi belajar siswa tahun ajaran 2014 hanya mencapai rata-rata 5,83. Sementara kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajara IPA adalah 6,5.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksananakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Menurut Roestiyah (2001) melalui metode demonstrasi penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih terkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Metode demonstrasi digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pengajaran (Djamarah, 2002). Ramayulis (2005) penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran menyebabkan pengertian a 8 5

  7

  6 b 4 1

  3

  2 Keterangan : 0 : Refleksi awal 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan Tindakan 1 3 : Observasi 1 4 : Refleksi 1 5 : Rencana revisi1 silkus 2 6 : Pelakasanaan tindakan 7 : Observasi 2 8 : Refleksi 2 a : Siklus 1 b : Siklus 2

  tentang materi yang diajarkan lebih cepat dicapai, karena dalam menanggapi suatu proses peserta didik menggunakan alat pendengar, penglihatan dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman. Hasil penelitian Rini (2014) penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Inpres Tunggaling pada mata pelajaran IPA.

  Berdasarkan permasalahan dan beberapa kajian teori di atas, peneliti selaku guru yang mengajar di kelas IV mencoba melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “meningkatkan hasl belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi”.

II. METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Wiriatmadja, 2005). Alur penelitian tindakan kelas seperti pada Gambar 1.

  Gambar 1. Diagram alur desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart

  2.2 Setting dan Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Sojol Utara. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 16 orang, terdiri dari 10 orang perempuan dan 6 orang laki-laki yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.

  2.3 Rencana Tindakan

  Penelitian ini berlangsung II siklus dan setiap siklus terdiri perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Waktu pelaksanaan tindakan menyesuaikan dengan jam pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara.

2.3.1 Siklus I 1.

  Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada kegiatan perencanaan sebelum melakukan penelitian adalah: a)

  Membuat skenario yang akan digunakan dalam penelitian

  b) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru

  c) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

d) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya.

  e) Melakukan tes awal

  f) Menyiapkan materi pembelajaran 2.

  Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, kagiatan yang dilaksanakan adalah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi benda dan sifatnya (Mikrodo, dkk. 2008).

3. Pengamatan (Observasi)

  Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh- pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan di dalam kelas. Hasil pengamatan tersebut merupakan dasar untuk melakukan refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Adapun faktor-faktor yang diobservasi adalah aktivitas siswa dan guru saat kegiatan belajar mengajar di kelas.

4. Refleksi

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalahmenganalisis kekurangan dan kelebihan yang telah dicapai selama tindakan pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan indikator pembelajaran yang ditetapkan yaitu daya serap individu dan ketuntasan klasikal.

2.3.2 Siklus II

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, dimulai dari revisi perencanaan, revisi pelaksanaan, revisi pengamatan dan refleksi. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I diamati dan dianalisis untuk diperbaiki pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode demonstrasi.

  2.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif. 1)

  Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru. 2)

  Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes. Data kuantitatif terdiri dari hasil belajar yang diberikan kepada siswa.

  Cara pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1) tes hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan 2) observasi terhadap kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung dan observasi terhadap aktivitas siswa mengikuti pembelajaran dengan menggaunakan metode demonstrasi.

  2.5 Teknik Analisis Data

  2.5.1 Analisis Data Kualitatif

  Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data melalui pengamatan. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: 1). Mereduksi data, 2). Menyajikan data, dan 3). Verifikasi data/penyimpulan.

  Pada lembar observasi guru dan siswa, digunakan analisis presentase skor dengan indikator sangat baik (4), Baik (3), Cukup (2), Kurang (1). Hasil observasi aktivitas guru dan siswa dinyatakan dalam bentuk persentase dihitung dengan rumus:

  Persentase Nilai rata-rata (NR) = x 100% Dengan kriteria keberhasilan tindakan dapat ditentukan (Hadi, 2003) yaitu:

  75% < NR < 100% : Sangat baik 50% < NR < 75% : Baik 25% < NR < 50% : Cukup baik 0% < NR < 25% : Kurang baik

2.5.2 Analisis Data Kuantitatif

  1) Daya Serap Individu dihitung menggunakan rumus:

  X DSI = x 100% Y

  2) Ketuntasan Belajar secara Klasikal dihitung menggunakan rumus:

  N

   KBK

  = X 100 %

  S

  

  3) Daya Serap klasikal dihitung menggunakan rumus:

  N

   KBK = X 100 %

  S

  

2.6 Indikator Kinerja

  Penelitian ini dinyatakan berhasil jika hasil observasi aktivitas guru dan siswa tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik. Dengan kriteria apabila seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individual bila diperoleh persentase daya serap individual siswa lebih dari atau sama dengan 65% dan persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan 85% (Depdiknas, 2001).\

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

  Perencanaan Tahap perencanaan siklus I, peneliti mengecek kembali kesiapan alat dan bahan, perangkat pembelajaran, instrumen penelitian dan pengamat yang mendampingi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran. Tahap perencanaan siklus II pada dasarnya sama dengan kegiatan perencanaan siklus I. Namun pada tahap ini peneliti melakukan revisi sesuai dengan materi pembelajaran dan hasil refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disiapkan.

  Pembelajaran berlangsung selama 4x35 menit (2 kali pertemuan) dengan materi pembelajaran perubahan sifat benda. Pertemuan selanjutnya peneliti memberikan tes evaluasi. Hasil evaluasi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus

  Hasil Aspek perolehan Siklus I Siklus II

  Nilai tertinggi 94 (1 orang) 95 (1 orang) Nilai terendah 52 (1 orang) 60 (1 orang) Jumlah Siswa 16 orang 16 orang Jumlah Siswa yang tuntas 12 orang 15 orang Daya Serap Klasikal 79,40% 85,63% Ketuntasan Belajar Klasikal 75% 93,73%

  Analisis hasil belajar siswa (Tabel 4.1) diperoleh nilai tertinggi 94 (1orang), terendah 52 (1 orang), ketuntasan daya serap klasikal (DSK) 79,40% dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) yaitu 75%. Tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa pelaksanaan pembelajaran siklus I belum tuntas karena indikator pembelajaran KBK belum tercapai.

3. Observasi pelaksanaan pembelajaran

  Observasi ditujukan kepada aktivitas siswa dan guru ketika pembelajaran berlangsung. Hasil observasi disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

  56

  3

  4

  3

  4

  3 Kegiatan akhir: 1. Bersama guru menyimpulkan materi telah dipelajari.

  3

  4

  4

  4 Jumlah Skor perolehan

  35

  50 Skor Maksimal

  Baik Sangat Baik

  56 Persen nilai rata-rata (NR) 62,5% 89,29% Kategori Penilaian

  4

  Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara umum sudah baik (Tabel 2). Adanya peningkatan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran sebesar 23,79%. Kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah teratasi.

  Tabel.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus

  Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

  Kegiatan Awal: 1.

  Menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Menyampaikan materi yang harus dipelajari.

  2

  4

  2

  4

  4

  3

  3

  4

  Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa Aspek Yang Diamati

  3 Kegiatan Inti 1. Memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan digunakan.

  Siklus I Siklus II Kegiatan awal: 1.

  Mencatat tujuan pembelajaran.

  2. Memperhatikan penjelasan guru.

  3. Duduk dengan rapih dan tenang.

  4. Menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

  3

  3

  2

  2

  4

  4

  3

  2. Membentuk kelompok dengan tertib.

  1

  3. Memperhatikan arahan guru tentang pelaksanaan demonstrasi.

  4. Memperhatikan demonstrasi yang dicontokan guru 5.

  Melaksanakan demonstrasi.

  6. Menanyakan kepada guru bila ada kesulitan dalam melaksanakan demonstrasi.

  7. Mencatat dan melaporkan hasil pengamatan.

  8. Menanggapi hasil kerja kelompok lain.

  3

  4

  2

  2

  2

  2

  3

2. Mengerjakan tugar.

3. Memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran.

  4. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

  4 Jumlah Skor perolehan

  3

  4

  4 Kegiatan akhir: 1. Membimbing siswa menyimpulkan materi yang disajikan.

  2. Memberikan evaluasi.

  3

  4

  4

  38

  4

  53 Skor Maksimal

  56

  56 Persen nilai rata-rata (NR) 68%

  95% Kategori Penilaian

  Baik Sangat

  Baik Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi (Tabel 3) baik. terdapat peningkatan aktivitas guru dalam menerapkan metode demonnstrasi sebesar 27%, menunjukkan bahwa sugu sangat baik dalam menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA.

  4). Refleksi Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah menganalisis hasil belajar siswa. Hasil analisis diperoleh KBK 75% dari 16 siswa yang mengikuti pembelajaran.

  4

  3

  2

  2

  4 Kegiatan Inti: 1. Memperkenalkan alat dan bahan yang akan didemonstrasikan 2. Membentuk siswa ke dalam 4 kelompok.

  3. Menjelaskan tentang metode pembelajaranyang akan digunakan.

  4. Mencontohkan cara melaksanakan demonstrasi.

  5. Mengarahkan kelompok siswa untuk melaksanakan demonstrasi.

  6. Memberikan bimbingan kepada kelompok siswa yang bermasalah dalam melaksanakan demonstrasi.

  7. Mengarahkan siswa untuk mencatat dan melaporkan hasil pengamatan.

  8. Memberikan kesempatan kepada kelompok siswa lainnya untuk menanggapi hasil laporan kelompok lain.

  4

  4

  3

  3

  2

  2

  3

  2

  4

  Hasil yang dicapai belum memenuhi indikator pembelajaran yang disarankan. Selanjutnya menganalisis kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, disajikan pada Tabel 4. analisis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran revisi tindakan siklus II.

  Tabel 4. Analisis kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus Kelemahan Siklus I Rencana Siklus II 1.

  1. Duduk dengan rapih dan tenang. Menciptakan suasana tenang dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegitan pembelajaran.

  Memberikan penguatan dan kepercayaan disampaikan guru. diri kepada siswa agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

  2. Menjawab pertanyaan yang 2.

  3.

  3. Mengatur dan mengarahkan siswa untuk Memperhatikan arahan guru melaksanakan demonstrasi. tentang pelaksanaan demonstrasi.

  4. Memberikan kesempatan kepada siswa 4. untuk melaksanakan demonstrasi. Melaksanakan demonstrasi.

  5. Memberikan perhatian dan bimbingan kepada kelompok yang bermasalah dalam

  5. Menanyakan kepada guru bila melaksanakan demonstrasi. ada kesulitan dalam 6. melaksanakan demonstrasi. Memberikan penguatan kepada siswa agar berani menyampaikan pendapat bila

  6. hasil kerja Menanggapi hasil keja kelompok lain tidak sesuai. kelompok lain.

4.1 Pembahasan

  Pelaksanaan pembelajaran di kelas IV SDN 5 Sojol Utara melalui penerapan metode demonstrasi dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus mengikuti tahapan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Wiriaatmaja, 2005).

  Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, instrumen penilaian, lembar observasi, alat dan bahan yang akan digunakan dalam demonstrasi. Peneliti juga memastikan kesiapan teman sejawat sebagai observer dalam mendampingi peneliti melaksanakan pembelajaran. Setelah semua kebutuhan dalam pelaksanaan pembelajar sudah siap, peneliti melaksanakan pembelajaran.

  Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan (4x45 menit) untuk materi sifat benda. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menerapkan metode demonstrasi, dengan metode demonstrasi keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran akan bertambah (Ramayulis, 2005).

  Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengacu pada RPP yang telah disiapkan. Setelah pembelajaran berlangsung, dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi pembelajaran diperoleh DSK 79,40% dan KBK 75%. Hasil yang diperoleh belum mencapai KBK yang disarankan. Rendahnya KBK disebabkan karena belum maksimalnya aktivitas siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Tabel 2 dan 3), aktivitas siswa rata-rata 62,5% dan aktivitas guru rata-rata %.

  Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (2x35 menit) dengan materi ajar perubahan wujud benda. Setelah pembelajaran berlangsung dilakukan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan keberhasilan metode demonstrasi yang diterapkan. Analisis hasil belajar siswa diperoleh DSK 85,63% dan KBK 93,73%, masih terdapat seorang siswa yang belum tuntas secara individu. Namun secara klasikal sudah memenuhi indikator ketuntasan belajar klasikal yang disarankan. Hal ini dapat tercapai karena guru telah mengetahui kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran sebelumnya dan sudah melakukan perbaikan (Tabel 4).

  Pada pembelajaran siklus II siswa sudah termotivasi untuk belajar, hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam melaksanakan demonstrasi baik secara individu ataupun dalam kelompok. Melalui penguatan yang diberikan guru siswa dapat menyampaikan pendapat atau menanggapi hasil prosentasi kelompok lain yang tidak sesuai dengan pengamatan yang mereka lakukan.

IV. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapatlah dibuat kesimpulan sebagai berikut:

  1. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran

  IPA di kelas IV SDN 5 Sojol Utara adalah siklus I daya serap klasikal 79,40%, ketuntasan belajar klasilal 75%, aktivitas siswa 62,5% dan aktivitas guru 68%. Siklus II mengalami peningkatan menjadi daya serap klasikal 85,63%, ketuntasan belajar klasilal 93,73%, aktivitas siswa 89,29% dan aktivitas guru 95%.

  2. Penerapan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 5 Sojol Utara pada mata pelajaran IPA.

  

DAFTAR RUJUKAN

BNSP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

  Depdiknas.(2001). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta.

  Hadi. A. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Khaerudin. (2005). Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

  Makassar: State University Makassar Pers. Mikrodo G., Saleh L.M., dan Legowo R.B. (2008). IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.

  Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Rini. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran IPA di Kelas III SDN Inpres Tunggaling .

  Skripsi Sarjana pada FKIP Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wiriatmadja, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.