KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN :Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

(1)

i ABSTRAK

KONTRIBUSI IKLIM ORGANISASI DAN KINERJA TATA USAHA TERHADAP KEPUASAN LAYANAN AKADEMIK

PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Pada Beberapa SMK Negeri di Kota Palangkaraya)

Oleh: Asti Putri Kartiwi

NIM 0706477

Pokok masalah penelitian ini adalah kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya. Inti kajian difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan layanan, yang meliputi iklim organisasi dan kinerja tata usaha. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah berapa besar kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap kepuasan layanan akademik baik secara parsial maupun secara bersama.

Teori-teori yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan penelitian ini terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep tentang pelayanan secara umum dan khusus, iklim organisasi sekolah, kinerja secara umum, dan kinerja tata usaha sekolah.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan angket skala lima likert.Teknik pengolahan data yang digunakan adalah regresi ganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui perubahan kontribusi yang disebabkan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t.

Hasil penelitian ini adalah: (1) iklim organisasi, berada pada kategori sudah baik. (2) Kinerja tata usaha, berada pada kategori tinggi. (3) Kepuasan layanan akademik, berada pada kategori cukup tinggi. (4) Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 1 menunjukan angka 0,295 (X1) dan 0,330 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 29,5%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 33 %

Sementara itu Hasil analisis hubungan antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y pada SMK Negeri 2 menunjukan angka 0,596 (X1) dan 0,591 (X2) artinya jika ada penambahan 1 iklim organisasi maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,4%. Dan jika kinerja tata usaha di tingkatkan 1 maka kepuasan layanan akademik akan meningkat sebesar 59,1%

Direkomendasikan kepada berbagai pihak untuk memberikan pengkajian lebih lanjut dan melakukan berbagai upaya untuk lebih meningkatkan dalam hal (1) Iklim organisasi dengan cara mengelola aspek fisik internal organisasi sekolah, aspek sosial, dan membenahi sistem manajemen organisasi sekolah. (2) Peningkatan mutu/kualitas tata usaha sekolah akan meningkatkan kinerja tata usaha yang dapat di lihat dari aspek fisik, tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. (3) Kepuasan terhadap pelayanan akademik dapat meningkat apa bila kedua faktor di atas di tingkatkan dengan maksimal.


(2)

ii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Batasan masalah 3

C. Rumusan Masalah 4

D. Tujuan penelitian 5

E. Manfaat Penelitian 5

F. Kerangka Pemikiran 7

G. Asumsi-Asumsi 11

H. Hipotesis 12

I. Metode penelitian 12

J. Lokasi dan sampel penelitian 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16

A. Sekolah Sebagai Organisasi 16

B. Konsep Dasar Administrasi Pendidikan 18

C. Pengertian dan Fungsi Administrasi Personil 20

D. Budaya Organisasi 21

E. Iklim organisasi pendidikan 24

1. Definisi Iklim Organisasi 24

2. Dimensi Iklim Organisasi 25

F. Kinerja 27

1. Pengertian Kinerja Tata Usaha 30


(3)

iii

3. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Kinerja 33 4. Permasalahan Dalam Penilaian Kinerja 34

G. Mutu Pelayanan Pendidikan 35

1. Definisi Mutu Pelayanan 38

2. Dimensi pelayanan 42

H. Jasa Pendidikan dan Hubungannya Dengan Mutu Pendidikan 43

I. Penelitian Terdahulu 44

J. Posisi dan Kaitan Teori Dengan Penelitian 45

K. Kesimpulan Hasil Studi Pustaka 47

BAB III METODE PENELITIAN 48

A. Metode Penelitian 48

B. Sumber Data 49

1. Populasi dan Sampel 49

2. Teknik Sampling 50

C. Teknik Pengumpulan Data 52

1. Observasi 52

2. Wawancara 52

3. Dokumentasi 53

4. Angket (Questionnaire) 53

D. Instrumen Penelitian 54

E. Pengembangan Instrumen Penelitian 59

1. Pengujian Validitas 59

2. Pengujian Reliabilitas 63

F. Teknik Analisis Data 64

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 70

A. Analisis deskriptif hasil penelitian 70

1. Gambaran responden mengenai iklim organisasi sekolah 71 2. Gambaran responden mengenai kinerja tata usaha 72 3. Gambaran responden mengenai kepuasan layanan akademik 74

B. Hasil Pengujian Data 75


(4)

iv

2. Uji Linieritas 78

C. Analisis Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kinerja Tata Usaha Terhadap 79 Kepuasan Pelayanan Akademik pada SMK Negeri 1

1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 80 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 82 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 85 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88

kepuasan layanan akademik

D. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 88 kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2

1. Hubungan iklim organisasi sekolah dengan kinerja tata usaha 92 2. Pengaruh Iklim organisasisekolah terhadap kualitas layanan akademik 93 3. Pengaruh kinerja tata usaha terhadap kualitas layanan akademik 98 4. Pengaruh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap 101

kepuasan layanan akademik

E. Pembahasan 105

1. Iklim Organisasi Sekolah 107

2. Kinerja Tata Usaha 110

3. Kepuasan Layanan Akademik 112

4. Analisis kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha 113 Terhadap kepuasan layanan akademik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 118

A. Kesimpulan 118

B. Rekomendasi 120

DAFTAR PUSTAKA 120


(5)

v

DAFTAR TABEL

1.1 Data pokok SMK Negeri Palangkaraya 14

2.1 Perbedaan service dan ritel 38

3.1 Populasi penelitian 51

3.2 Kisi-kisi instrumen 55

3.3 Standar penilaian koefisien validitas dan reliabilitas 58 3.4 Hasil uji validitas kuesioner iklim organisasi sekolah 60 3.5 Hasil uji validitas kuesioner kinerja tata usaha 61 3.6 Hasil uji validitas kuesioner kepuasan layanan akademik 62 3.7 Uji reliabilitas kuesioner penelitian 63 3.8 Interval koefisien dan tingkat hubungannya 64 4.1 Kriteria penilaian persentase skor tanggapan responden 72 4.2 Kategori skor tanggapan iklim organisasi 71 4.3 Kategori skor tanggapan kinerja tata usaha 73 4.4 Kategori skor tanggapan kepuasan layanan akademik 74 4.5 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 76 4.6 Hasil normalitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 77 4.7 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 1 78 4.8 Uji linearitas variabel X1,X2 dan Y pada SMKN 2 79 4.9 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 1 Palangkaraya 81 4.10 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 82 4.11 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 84 4.12 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 85 4.13 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 87 4.14 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 89 4.15 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 90


(6)

vi

4.16 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 92 4.17 Hasil korelasi X1 terhadap X2 SMKN 2 Palangkaraya 93 4.18 Analisis regresi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 95 4.19 Koefisien determinasi X1 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 97 4.20 Analisis regresi X2 terhadap Y SMKN 1 Palangkaraya 99 4.21 Koefisien determinasi X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 100 4.22 Analisis regresi X1 dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya 102 4.23 Hasil anova untuk pengaruh simultan variabel X1 dan X2 105

terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya

4.24 Koefisien determinasi X1dan X2 terhadap Y SMKN 2 Palangkaraya107

4.25 Fasilitas gedung SMKN 1 Palangkaraya 109


(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka pemikiran 8

1.2 Hubungan antara variabel penelitian 13

2.1 Fase-fase kinerja 36

2.2 Model pengembangan pelayanan 46

3.1 Teknik sampling 50

4.1 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap iklim 72 Organisasi

4.2 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap Kinerja 74 Tata usaha

4.1 Distribusi responden berdasarkan penilaian terhadap kepuasan 75 Layanan akademik


(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 125

2. Output statistik SMK Negeri 1 Palangkaraya 130 3. Output Statistik SMK Negeri 2 Palangkaraya 147 4. Data ordinal jawaban responden SMK Negeri 1 palangkaraya 167 5. Data ordinal jawaban responden SMK Negeri 2 Palangkaraya 173 6. Data interval konversi jawaban responden SMK Negeri 1 Palangkaraya 188 7. Data interval konversi jawaban responden SMK Negeri 2Palangkaraya 196


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan di tingkat sekolah, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ternyata masih banyak menemukan kendala – kendala yang harus segera di carikan jalan keluarnya. Kualitas penyelengaraan pendidikan khususya persekolahan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor-faktor tersebut meliputi : Budaya masyarakat, sosial ekonomi masyarakat, demografis kebijakan pemerintah, pendanaan penyelengaraan pendidikan, dan profesionalisme dalam pengelolaanya. Ukuran sekolah berkualitas Selama ini nampaknya masih bersifat normatif. Diantara permasalahan tersebut yang seperti nya luput dari pantauan banyak orang ialah masalah mutu pegawai tata usaha sekolah yang masih belum memberikan kontribusi posistif terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan pada sekolah. Tapi patut di sayangkan, upaya peningkatan mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah kelihatannya kurang mendapat perhatian.

Sebagai sebuah sistem, sekolah juga terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Apabila ada satu komponen saja yang bermasalah, maka sistem sekolah juga akan turut terpengaruh. Masalahnya, bagaimana sekolah harus distrukturkan agar mampu menciptakan mutu layanan yang di kehendaki? Aspek-aspek daya dukung dan masalah – masalah kontekstual sangat mungkin berpengaruh dalam penataan struktur organisasi sekolah yang memenuhi kriteria untuk mencapai mutu. Mutu sebuah sekolah juga dapat di lihat dari tertib administrasi.


(10)

Disadari atau tidak kinerja pegawai tata usaha sekolah merupakan salah satu factor yang mempengaruhi mutu sebuah sekolah. Peningkatan kinerja tata usaha sekolah dapat di pengaruhi oleh iklim organisasi, hal ini di dasarkan pada asumsi bahwa para pegawai tata usaha sekolah bekerja selain untuk mengharapkan imbalan baik secara material maupun non material namun mereka juga menginginkan iklim yang sesuai dengan harapan mereka seperti terdapat keterbukaan dalam organisasi, terdapat perhatian’ dukungan, penghargaan, pendapatan yang layak dan di rasa adil. Penciptaan iklim yang berorientasi pada pretasi dan mementingkan pekerja dapat memperlancar pencapaian hasil yang diinginkan

Sesuai dengan fungsinya tata usaha adalah membantu (melayani) warga sekolah khususnya keadministrasian dan guru untuk meningkatkan mutu belajar dan pelayanan yang lain dapat berjalan efektif, bila seluruh komponen yang ada dapat berperan dengan tugas yang diembannya serta saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Paradigma atau kerangka berpikir maysarakat yang bersikeras untuk menyekolahkan anak mencapai sarjana, sebenarnya tidak salah, tapi haruslah disesuaikan dengan bakat dan kemampuan si anak agar mengikuti jalur bakat dan kemampuan si anak. Sayang, sampai saat ini kebanyakan sekolah menangah adalah SMU, bukan SMK atau kejuruan yang mengarah ke dunia kerja. Kalau seorang anak menempuh pendidikan di SMU, maka untuk memasuki dunia kerja, dia harus menempuh sekurang-kurangnya tiga tahun lagi atau setingkat akademi. Jadi untuk bisa masuk dunia kerja, minimal mecapai sarjana muda (atau lulusan akademi). Atau bisa lebih lama lagi kalau mau mencapai Strata-1.

Tetapi lain halnya kalau anak itu masuk ke SMK yang akan langsung dapat memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan tingkat sekolah menengah kejuruan. Paling-paling akan menjalani masa pelatihan dalam hitungan bulan, maka si anak didik


(11)

sudah bisa memasuki lapangan kerja sesuai dengan kejuruan yang dipilihnya. Sekolah Menengah Kejuruan akan menjadi sekolah yang menghasilkan tenaga kerja berkompeten di bidangnya.

Provinsi Kalimantan tengah merupakan provinsi yang sedang berkembang. Pembangunan di segala sector terutama di sector pendidikan sedang di galakan sedemikian rupa. Kurangnya minat masyarakat terutama orang tua untuk meyekolahkan anak mereka di Sekolah Menegah Kejuruan merupakan alah satu kendala social yang harus di tangani oleh pemerintah daerah. Peningkatan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan terus di lakukan oleh pihak pemerintah daerah, selain pemerintah daerah pihak sekolah juga terus berusaha meningkatkan kualitasnya dengan cara mengembangkan manajemen sekolah agar menjadi lebih baik lagi. Peningkatan kualitas sebuah lembaga harus di mulai dari segala sector kecil yang menjadi bagian dari organisasi tersebut.

Peningkatan mutu / kualitas Sekolah Menengah Kejuruan meliputi seluruh aspek personil maupun kinerja manajemen organisasinya sehingga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah terhadap kepuasan terhadap pelayanan admnistrasi akademik di sekolah menengah kejuruan maka perlu di lakukan penelitian mendalam mengenai pokok bahasan tersebut.

B. Batasan Masalah

Menghadapi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan khususnya yang di laksanakan di sekolah, nampaknya semakin kompleks, kompleksitas bertolak dari kontinum pelayanan yang memuaskan sampai kepersoalan kepercayaan mayarakat satu sama lain saling mempengaruhi sedangkan pihak institusi dalam hal ini sekolah masih menghadapai berbagai persoalan.


(12)

Dari identifikasi masalah di atas maka dapat di tentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian akan di lakukan pada lingkungan manajemen sekolah meliputi iklim

organisasi internal, ruang lingkup kinerja tata usaha, dan kepuasan pelayanan akademik yang di rasa oleh konsumen pendidikan pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

2. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh SMK Negeri di Kota Palangkaraya dengan sampel siswa dari dua SMK Negeri yang mewakili kelompok Sekolah yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001 : 2000 dan SMK Negeri yang belum memiliki Sertifiksi.

3. Konsumen pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini secara khusus adalah

siswa dalam lingkungan SMK Negeri 1 Palangkaraya dan SMK Negeri 2 Palangkaraya

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas, maka dapat di rumuskan pertanyaan penelitian yaitu : “ Seberapa besar kontribusi iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan pelayanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?” Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah iklim organisasi pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

2. Bagaimanakah kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

3. Bagaimanakah kepuasan layanan akademik yang di rasakan oleh konsumen pendidikan pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?


(13)

4. Apakah iklim organisasi memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

5. Apakah kinerja tata usaha memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

6. Apakah Iklim organisasi dan kinerja tata usaha secara bersama-sama memiliki kontribusi positif terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang Iklim organisasi, Kinerja tata usaha dan mutu layanan akademik SMK di kota Palangkaraya. Ada pun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran iklim organisasi yang ada di SMK Negeri di kota Palangkaraya.

2. Gambaran kinerja tata usaha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

3. Gambaran kepuasaan layanan akademik yang di berikan oleh SMK Negeri di Kota Palangkaraya

4. Kontribusi yang di berikan oleh iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.


(14)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak terkait sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

a) Hasil penelitian menjadi masukan bagi kepala sekolah agar dapat mengelola iklim organisasi nya sehingga tercipta iklim organisasi yang kondusif.

b) Cepat tanggap menghadapi permasalahan yang timbul akibat iklim

organisasi yang tidak sehat, kinerja tata usaha yang rendah serta kepuasan terhadap layanan akademik yang kurang baik

2. Bagi pengembangan keilmuan

a) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan

keilmuan administrasi pendidikan, khususnya dalam manajemen

sumberdaya manusia dan perilaku organisasi pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

b) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai iklim organisasi dan kinerja tata usaha serta kepuasan layanan akademik pada lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya.

3. Bagi peneliti

a) Memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami proses dan

berbagai upaya dalam peningkatan kinerja tata usaha sekolah serta menciptakan iklim organisasi yang kondusif di lingkungan sekolah menengah kejuruan dalam kaitannya dengan peningkatan kepuasan layanan akademik di lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya

b) Memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan


(15)

kejuruan khususnya yang berkaitan dengan kinerja tata usaha dalam upaya peningkatan kepuasan layanan akademik di SMK Negeri

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang di sintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan permasalahan yang di teliti. Sehingga dapat di jadikan dasar untuk menjawab

permasalahan penelitian (Riduwan,2005.34-35). Kerangka berpikir juga

menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Kerangka berpikir dapat di sajikan dengan bagan yang menunjukan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang di teliti.

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di buat kerangka pemikiran yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan di teliti. Penelitian ini intinya akan memotret variabel Iklim organsisasi, Kinerja tata usaha sekolah dan kepuasan pelayanan akademik.


(16)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Secara lebih rinci, variabel penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut : Variabel X1 Iklim Organisasi

Iklim organisasi sekolah mempunyai dimensi yang luas, mengingat sebagai pelayan masyarakat yang syarat dengan keinginan, target-target, dan tujuan yang harus di capai, yaitu hasil pendidikan yang di tuntut oleh masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai upaya pencapaian harus terbentuk suasana kerja, lingkungan kerja. Dimensi ikim kerja dapat di identifikasi,melalui suatu analisis faktor yang di timbulkan yang salah satunya dari lingkungan internal dan eksternal persekolahan. Ada pun lingkungan internal, meliputi aspek fisik dan sosial

1. Aspek sosial meliputi :

- Rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar personil

- Semangat dan komitmen kerja personil

- Kebanggaan melaksanakan tugas

IKLIM ORGANISASI

• Aspek social

• Aspek Fisik

• Sistem Manajemen

KINERJA TATA USAHA

• Kemampuan professional

tata usaha

• Kemampuan personal

• Kemampuan sosial

PELAYANAN AKADEMIK

• Tangibles

• Reliability

• responsiveness

• emphaty


(17)

- Sikap saling membantu antar personil. 2. Aspek fisik internal meliputi :

- Kebersihan ruang dan halaman sekolah (sarana dan prasarana)

- Kesehatan personil (guru, staf tata usaha), dan siswa

- Ketertiban dalam melaksanakan aturan atau kesepakatan bersama

3. Aspek sistem manajemen

- Adanya interaksi kerjasama antara sekolah dengan masyarakat terintitusi - Adanya bukti monumental hasil kerja sama sekolah dengan masyarakat

terintitusi

- Adanya pernyataan bersama saling membutuhkan, saling membantu antara sekolah dengan masyarakat terintitusi

Variabel X2 Kinerja Tata Usaha

Kinerja tata usaha sekolah di pandang dari sisi terminologis dapat di rumuskan sebagai penampilan yang di tunjukan atau hasil yang di capai seseorang atau sekelompok pegawai tata usaha sekolah pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas administrasi pendidikan level sekolah berdasarkan prosedur dan aturan yang berlaku untuk kepentingan pencapaian keberhasilan pengelolaan pendidikan di sekolah. Dari pandangan tersebut kinerja mempunyai tiga aspek, yaitu : kemampuan profesional tata usaha, kemampuan personal, kemampuan soial.

Dengan demikian, faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan : (1) Kebutuhan yang di buat pekerja, (2) tujuan yang khusus; (3) kemampuan; (4) kompleksitas; (5) komitmen; (6) umpan balik; (7) situasi; (8) pembatasan; (9) perhatian pada setiap kegiatan; (10) usaha; (11) ketekunan; (12) ketaatan; (13) ketersediaan untuk berkorban; dan (14) memiliki standar yang jelas.


(18)

Dari 14 indikator tersebut dapat di persempit kembali sesuai dengan jenis kinerja personil yang di maksud dalam penelitian yaitu menjadi : komitmen, disiplin, kemampuan, loyalitas, kecakapan, dan kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual dalam memecahkan masalah.

Variabel Y Kepuasan Pelayanan akademik

Pelayanan akademik yang di maksudkan adalah suatu proses dalam rangka memberikan kepuasan kepada konsumen pendidikan di sekolah yang meliputi : Siswa dan guru. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan / kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan demikian pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk/jasa yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta didiproduksi dengan cara yang baik dan benar.

Dimensi dari kepuasan pelayanan adalah: (1) Tangibles, penampilan fasilitas fisik yang meliputi peralatan, personil dan material komunikasi; (2) Reliability, kemampuan untuk menyampaikan pelayanan dengan tepat dan terpercaya seperti yang di janjikan; (3) responsiveness, keinginan untuk menolong pelanggan dan menyampaikan atau menyediakan pelayanan dengan cepat; (4) Assurance, pengetahuan, kemampuan atau budi pekerti karyawan dalam proses pelayanan, sehingga menimbulkan keyakinan pelanggan; (5) emphaty, sikap peduli, pengertian dan memberikan perhatian khusus pada pelanggan. Segala bentuk layanan yang di berikan adalah layanan yang berkaitan dengan bagian akademik seperti : sistem penerimaan siswa baru, pengadaan dan


(19)

pengelolaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran,pendanaan pendidikan, pembelajaran di laboratorium dan di kelas, pembinaan personil pendidikan (guru dan tata usaha).

G. Asumsi-Asumsi

Arikunto (2001:60-61) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang di gunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenaranya di terima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa, peneliti di pandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud : 1). Agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; 2). Mempertegas variable-variabel yang menjadi focus penelitian; dan 3). Berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis. Dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan iklim organisasi, kinerja tata usaha dan mutu layanan pendidikan.

1. Kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri di Kota palangkaraya di

pengaruhi oleh beberapa variabel antara lain kinerja tata usaha dan iklim organisasi.

2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik 3. Iklim organisasi pada SMK Negeri di kota Palangkaraya di rasa cukup baik

4. Kepuasan terhadap layanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya


(20)

H. Hipotesis

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa di tinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Suatu hipotesa selalu di rumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. (Sofyan Efendi dan Masri Singaribuan, 1995:45).

Hipotesa adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus tesis. (Suratno dan Arsyad, 1999:22)

Berkenaan dengan masalah yang di teliti, maka dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut “ Iklim organisasi dan kinerja tata usaha sekolah memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan pelayanan akademik pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya”

I. Metode Penelitian

Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah aktual. Penelitian deskriptif pada dasarnya menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.

Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang diselidiki, dengan kata lain korelasi adalah menyatakan hubungan antara variabel satu


(21)

dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan

menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel per variabel kemudian

menghubungkannya dengan dengan variabel lainnya.

Hubungan antara variabel di atas diilustrasikan pada gambar sebagai berikut :

Gambar 1.2 Hubungan antara variabel penelitian

Keterangan :

X1 = Iklim Organisasi (Variabel bebas) X2 = Kinerja Tata Usaha (Variabel bebas)

Y = Kepuasan Pelayanan Pendidikan (Variabel terikat)

J. Lokasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,2008:117)

Lokasi penelitian yang di ambil oleh peneliti adalah lingkungan SMK Negeri di Kota Palangkaraya dengan populasi 13 SMK yang terdiri atas enam SMK Negeri dan tujuh SMK Swasta, Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian maka penelitian di lakukan hanya pada SMK negeri di Kota Palangkaraya. Hal ini di karenakan SMK

Iklim Organisasi (X1)

Kinerja Tata Usaha (X2)

Layanan Akademik (Y)

Y X X

R 1 2

Y X

r 1

Y X


(22)

Negeri dianggap lebih jelas badan hukumnya di bandingkan SMK Swasta, berikut ini data Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di Kota Palangkaraya.

Tabel 1.1 Data Pokok SMK Negeri Palangkaraya

No Nama Sekolah Alamat/telp SK

Berdiri

Program Keahlian

Keterangan

1. SMK Negeri 1 Jl. Tambun

Bungai No. 1 Palangkaraya /(0536) 3221756

0229/0/1978 - T. Kontruksi

kayu

- T. Kayu dan beton

- T.Gambar

bangun - T. Survey dan

pemetaan - T. Transmisi

tenaga Kelistrikan - T. Perangkat

lunak

- T. Audio video - T. Las

- T. Permesinan - T. Mekanik

otomotif

Belum Serifikasi ISO

(9001:2000)

2. SMK Negeri 2 Jl. R.A. Kartini

Palangkaraya/ (0536) 3221693

0299/0/1978 - Administrasi

perkantoran - Akutansi - Manajemen penjualan Sudah Sertifikasi ISO (9001:2000) Maret 2009

3. SMK Negeri 3 Jl. R.A. Kartini

No.25

0208/0/1982 - T. computer

dan jaringan

Sudah Sertifikasi


(23)

- Usaha jasa pariwisata

- Akomodasi

perhotelan - Restoran

- Tata kecantikan rambut

- Tata busana

ISO

(9001:2000) Juli 2008

4. SMK Negeri 4 Jl. Letkol. Seth

Adji I Km.3,1 Palangkaraya

0260/0/1994 - Multimedia

- Kriya tekstil - Kriya kayu

Belum Serifikasi ISO

(9001:2000)

5. SMK Negeri 1

Sebangau

Jl. Mawar No 11 Ds. Kalampangan 800/1578/S LTP-SM/2006 - Budidaya tanaman pangan Belum Serifikasi ISO (9001:2000)

6. SMK Kecil

Negeri 1 Bukit Batu

Jl. KKN No. 19 Palangkaraya

131/2007/.. - Budidaya ikan

air tawar

Belum Serifikasi ISO

(9001:2000)

Sumber : http://datapokoksmk.com/palangkaraya

Dari keenam sekolah negeri tersebut diambil sampel penelitian dua sekolah yang masing masing mewakili kelompok populasi sekolah yang sudah tersertifikasi ISO 9001:2000 dan kelompok populasi sekolah yang belum memiliki sertifikasi ISO 9001:2000. Dengan metode random sampling maka di pilihlah SMK Negeri 1 Palangkaraya sebagai sekolah yang mewakili kelompok sekolah yang belum tersertifikasi ISO 9001:2000 dan SMK Negeri 2 Palangkaraya mewakili sekolah yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian, peneliti harus menentukan metode yang akan di gunakan agar dapat mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Berkaitan dengan hal ini surakhmad (2004:131) menjelaskan bahwa:

“ Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu . Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran di tinjau dari penyelidikan serta situasi penyelidikan.”

Mencermati masalah yang akan di teliti, yakni mengenai iklim organisasi, kinerja tata usaha sekolah dan mutu layanan administrasi akademik pada lingkungan sekolah menengah kejuruan maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif. Ditegaskan Surakhmad (2004:140), metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah actual. Penelitian deskriptif pada dasarnya menyelidiki varibel secara lepas seringkali hanya satu, tanpa di hubungkan dengan variable lain akan tetapi sering pula variabel kategori tertentu tetapi tidak pernah dengan variabel kontinum untuk melihat secara deskriptif variabel yang diselidiki tersebut khususnya dalam kategori yang telah di tentukan.

Desain penelitian korelasional menyatakan tingkat hubungan antar variabel yang diselidiki, dengan kata lain korelasi adalah menyatakan hubungan antara variabel satu

dengan variabel lainnya. Sehingga metode deskriptif korelatif akan

menjelasakan/menggambarkan kondisi variabel pervariabel kemudian


(25)

Pada dasarnya desain dalam penelitian kuantitatif meliputi penentuan pemilihan subjek dari mana informasi / data akan di peroleh. Teknik yang di gunakan untuk mengumpulkan data, prosedur yang akan di tempuh untuk pengumpulan serta perlakuan yang akan di selengarakan.

B. Sumber Data

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin di pelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1996:6). Surakhmad (2004 : 93) mengemukakan : “ Populasi adalah sekumpulan objek baik manusia, gejala, nilai, peristiwa dan benda-benda”. Sugiono dalam bukunya “Metode penelitian pendidikan” mengatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” (2008:117). Jadi populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek/subjek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki leh subjek atau objek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penikmat layanan akademik sekolah seperti siswa dan guru, pada lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Palangkaraya.

Arikunto (2004:117) mengatakan bahwa: “ Sampel adalah bagian dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiono (2008:118) mengemukakan juga bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi


(26)

tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah sebuah sekolah yang mewakili tingkatan akreditas tertinggi, menengah dan terendah.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang

representative dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebanarnya. Ada dua macam teknik pengambilan sampling yaitu : 1) Probability sampling dan 2) non probability sampling. Teknik sampling sebagaimana gambar berikut :

Gambar 3.1 Teknik Sampling

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling, dengan metode sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). metode ini adalah salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota populasi mempunyai kemungkinan kesempatan yang sama dan independen untuk di pilih sebagai anggota sampel (Borg and Gall, 1979). Simple random sampling adalah cara

TEKNIK SAMPLING

Probability sampling Non Probability sampling

1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified

random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling

4. Area sampling (sampling klaster

1. Sampling kuota 2. Sampling sistematis 3. Sampling aksidental 4. Purposive sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball sampling


(27)

pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Menentukan ukuran sapling (pengambilan sampel) dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang di kutip Akdon (2005:107) sebagai berikut :

Dimana :

n = Jumlah Populasi N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Dari hasil data dokumentasi penelitian pendahuluan di peroleh jumlah populasi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Populasi penelitian

Kelas SMKN 1 Palangkaraya SMKN 2 Palangkaraya

I 314 Orang 214 Orang

II 278 Orang 196 Orang

III 233 Orang 175 Orang

Total Siswa 825 Orang 575 Orang

Sumber : Data Statistik SMKN 1 P.Raya dan SMKN 2 P.Raya 2008 -2009

Berdasarkan rumus Taro Yamane di atas maka jumlah sampel (n) untuk siswa SMKN 1 Palangkaraya adalah sebagai berikut

Jumlah sampel untuk SMKN 1 Palangkaraya adalah 89 responden, Dan jumlah sampel (n) untuk siswa SMKN 2 Palangkaraya adalah :


(28)

Maka jumlah sampel untuk SMKN 2 Palangkaraya adalah 85 responden

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian kuantitatif tidak dilakukan secara langsung oleh peneliti tetapi diwakili oleh angket yang di sebarkan kepada sampel penelitian. Selain menggunakan angket data juga dapat diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Beberapa teknik pengambilan data akan di jelaskan sebagai berikut :

1. Observasi

Nasution (1988) dalam Sugiono (2008:310) menyatakan bahwa obeservasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di peroleh melalui obeservasi. Marshall (1995) dalam (sugiono (2008:310) menyatakan bahwa “through observation, the

researcher learn about learn about behavior and the meaning attached to those behavior”, melalui obeservasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. 2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang di gunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Akdon : 2005). Wawancara ini di gunakan jika ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut : “ a meeting of two persons to exchange information and idea through question and


(29)

responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.

Wawancara di gunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mndasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. 3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Studi dokumentasi di tujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan , foto-foto, film documenter, data-data yang relevan penelitian.

4. Angket (Questionnaire)

AngketAngket (quisionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan / pernyataan tentang topic tertentu yang diberikan kepada subjek baik secara individual / kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti freperensi, keyakinan, minat, dan perilaku. (Ibnu Hadjar :181). Angket yang di gunakan dalam penelitian ini adalah bentuk Skala Likert, angket jenis ini di kembangkan untuk mengukur skala, pendekatan ini menuntut sejumlah item pertanyaan yang monoton yang terdiri dari positif dan negative. Dalam merespon item tersebut subjek diminta untuk menunjukan


(30)

kesukaannya dengan cara memilih system rating kategori yang merentang dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Sutuju” penskoran untuk pernyataan “Sangat Setuju” adalah yang tertinggi dan “Sangat Tidak Setuju” terendah. Alasan di gunakan angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

b. Dengan menggunakan angket dapat terjaganya objekvitas responden dari

pengaruh permasalahan yang di teliti

c. Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab pendapat pribadi. d. Biaya lebih murah

e. Penggunanan waktu yang fleksibel.

Kuesioner dalam penelitian ini dikonstruksikan dalam tiga jenis angket meliputi: a. Angket tentang iklim organisasi

b. Angket tentang kinerja tata usaha

c. Angket tentang mutu layanan administrasi akademik

D.Instrumen Penelitian

Intrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi, karakteristik variabel secara objektif (Ibnu Hadjar:2005) instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang tingkat akurasinya meyakinkan. Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) menyusun indicator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi intrumen; (c) melakukan uji coba instrument; dan melakukan pengujian validitas dan realibilitas insrumen. Kisi - kisi Intrumen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(31)

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen

Variabel dan Aspek Indikator-Indikator keterangan

Iklim Organisasi

• Aspek sosial

• Aspek fisik internal

• Aspek system

manajemen

Kinerja Tata Usaha

• Kemampuan

profesional tata usaha

• Kemampuan personal

- System komunikasi

- Sistem kepemimpinan

- Kebersamaan

- Penghargaan terhadap

kreativitas

- Kondisi tempat kerja - Sarana prasarana

- Media/peralatan

- Proses pengambilan keputusan

- Prosedur pekerjaan

- Manajemen konflik

- Membuat jadwal pekerjaan

- Pengusaan bidang pekerjaan

- Penggunaan media atau sarana

penunjang pekerjaan

- Pengetahuan dan wawasan

- Komitmen

- Sikap disiplin

- Sikap terbuka

- Sikap jujur

- Kecerdasan emosional

1, 2,3,4, 5, 6, 7,8, 9,10 11,12,13 14,15,16 17, 18,19 20

21, 22, 23, 24, 25, 26,27, 28 29, 30,31 32 33 34 35


(32)

• Kemampuan sosial

Pelayanan Akademik

• Fasilitas fisik

• Reliabel

• Responsif

• Jaminan

• Empati

- Interaksi dengan kepala sekolah - Interaksi dengan rekan

sejawat/guru

- Interaksi dengan siswa/orang tua siswa

- Interaksi dengan mayarakat lingkungan

- Penampilan fisik - Peralatan personil

- Menyampaikan pelayanan

dengan tepat - Dapat di percaya

- Cepat tanggap

- Keinginan untuk menyediakan

pelayanan dengan baik

- Pengetahuan atau wawasan

- Budi pekerti dalam proses pelayanan seingga

menimbulkan kepercayaan atau keyakinan konsumen

- Sikap peduli dan perhatian terhadap konsumen

- Memahami keinginan

konsumen 36 37 38,39 40 41,42 43,44,45 46,47,48 49 50,51 52 53 54,55 56,57 58,59,60


(33)

Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan Reliabilitas (Muller:1986). Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan mengukur apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument arikunto (1995:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dari pengertian di atas dapat di artikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak di ukur. Data yang telah di peroleh dari penyebaran angket kemudian di tabulasikan dan di ujikan dengan analisis korelasi, yaitu dengan mengunakan korelasi item total dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

(

) ( )( )

( ) }

{

2 2

{

2

( )

2

}

. . . . . Y Y n X X n Y X XY n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dimana:

Kemudian nilai koefisien korelasi dari setiap item pertanyaan dibandingkan dengan 0,3. Jika koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3, berarti item tersebut memiliki hubungan yang lebih tinggi dengan item-item pertanyaan lainnya daripada dengan variabel yang diteliti, sehingga item tersebut dinyatakan tidak valid.

Reliabilitas menunjukan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran. Metode pengujian reliabilitas instrument dapat di lakukan dengan berbagai cara yaitu : Split half, spearman Brown Kuder Richardson – 20 (KR-20), KR – 21, Anova Hyot dan Alpha. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah adalah metode Alpha, metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut :

r hitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)


(34)

Dimana:

Validitas dan reliabilitas suatu instrumen di tentukan oleh banyak factor misalnya subjek, prosedur pengadministrasian, situasi tes dan karakteristik variabel yang di ukur. Pada item instrument angket yang tidak valid atau reliable, akan di koreksi atau diganti sesuai sesuai dengan kadar validitas dan rentabilitas.

Suatu instrument dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,7 atau lebih. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten, dalam arti jika pertanyaan tersebut diajukan lagi maka akan memperoleh jawaban yang relative sama dengan jawaban yang pertama.

Tabel 3.3 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Criteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002; 70

Selain melalui angket pengumpulan data juga di lakukan dengan teknik wawancara (metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung bertatap muka dengan sumber data seperti tenaga pendidikan di sekolah yang

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total


(35)

bersangkutan), observasi langsung (merupakan proses awal dalam suatu penelitian untuk mengamati objek yang di teliti segala aspek. Yang diamati terfokus pada fenomena yang telah di rumuskan terlebih dahulu) dan studi dokumentasi (cara pengumpulan data dengan melihat dokumen atau catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan).

E.Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment setelah data di intervalkan.

Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid tidaknya suatu item, seperti dikemukakan oleh Barker et al (2002:70) adalah 0,3. Item yang memiliki korelasi diatas 0,3 dikategorikan item valid, sedangkan item dibawah 0,3 dikategorikan tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 15, rangkuman hasil uji validitas yang diperoleh disajikan pada tabel berikut.


(36)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kuesioner Iklim Organisasi Sekolah

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,621 0,30 Valid

Item 2 0,495 0,30 Valid

Item 3 0,520 0,30 Valid

Item 4 0,392 0,30 Valid

Item 5 0,438 0,30 Valid

Item 6 0,644 0,30 Valid

Item 7 0,473 0,30 Valid

Item 8 0,520 0,30 Valid

Item 9 0,537 0,30 Valid

Item 10 0,555 0,30 Valid

Item 11 0,593 0,30 Valid

Item 12 0,504 0,30 Valid

Item 13 0,620 0,30 Valid

Item 14 0,608 0,30 Valid

Item 15 0,550 0,30 Valid

Item 16 0,494 0,30 Valid

Item 17 0,384 0,30 Valid

Item 18 0,437 0,30 Valid

Item 19 0,470 0,30 Valid

Item 20 0,433 0,30 Valid


(37)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kuesioner Kinerja Tata Usaha

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,557 0,30 Valid

Item 2 0,367 0,30 Valid

Item 3 0,490 0,30 Valid

Item 4 0,362 0,30 Valid

Item 5 0,432 0,30 Valid

Item 6 0,527 0,30 Valid

Item 7 0,495 0,30 Valid

Item 8 0,427 0,30 Valid

Item 9 0,572 0,30 Valid

Item 10 0,619 0,30 Valid

Item 11 0,623 0,30 Valid

Item 12 0,446 0,30 Valid

Item 13 0,583 0,30 Valid

Item 14 0,472 0,30 Valid

Item 15 0,551 0,30 Valid

Item 16 0,463 0,30 Valid

Item 17 0,360 0,30 Valid

Item 18 0,334 0,30 Valid

Item 19 0,387 0,30 Valid

Item 20 0,392 0,30 Valid


(38)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepuasan Layanan Akademik

Isntrumen r rkritis Keterangan

Item 1 0,554 0,30 Valid

Item 2 0,386 0,30 Valid

Item 3 0,451 0,30 Valid

Item 4 0,368 0,30 Valid

Item 5 0,477 0,30 Valid

Item 6 0,398 0,30 Valid

Item 7 0,451 0,30 Valid

Item 8 0,411 0,30 Valid

Item 9 0,434 0,30 Valid

Item 10 0,493 0,30 Valid

Item 11 0,580 0,30 Valid

Item 12 0,561 0,30 Valid

Item 13 0,502 0,30 Valid

Item 14 0,469 0,30 Valid

Item 15 0,476 0,30 Valid

Item 16 0,393 0,30 Valid

Item 17 0,360 0,30 Valid

Item 18 0,419 0,30 Valid

Item 19 0,580 0,30 Valid

Item 20 0,473 0,30 Valid

Sumber: Lampiran

Melalui hasil uji validitas pada ketiga tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan, yaitu 20 item pada kuesioner iklim organisasi sekolah, 20 item kuesioner kinerja tata usaha dan 20 item pada kuesioner kepuasan


(39)

layanan akademik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Keputusan ini diambil karena semua nilai koefisien validitas kuesioner (r) lebih besar dari 0,30 sehingga dinyatakan valid atau layak digunakan.

2. Pengujian Reliabilitas

Selain valid instrumen penelitian juga harus andal, keandalan instrumen menjadi indikasi bahwa responden konsisten dalam memberikan tanggapan atas pernyataan yang diajukan. Untuk menguji keandalan kuesioner digunakan metode

alpha-Cronbach, sekumpulan butir pernyataan yang mengukur variabel dapat diterima

jika memiliki koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70 (Barker et al, 2002; 70). Rangkuman hasil uji reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Nilai

Kritis Keterangan

Iklim Organisasi Sekolah 0,894 0,70 Reliabel

Kinerja Tata Usaha 0,870 0,70 Reliabel

Kepuasan Layanan Akademik 0,868 0,70 Reliabel

Sumber: Lampiran ....

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan yang disusun untuk mengukur iklim organisasi sekolah, kinerja tata usaha maupun kepuasan layanan akademik sudah memiliki keandalan yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari koefisien reliabilitas kuesioner ketiga variabel sudah mendekati satu sebagai nilai tertinggi koefisien reliabilitas.


(40)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi person product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan di gunakan dalam menguji besarnya hubungan dan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y. Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel iklim organisasi (X1) dan kinerja tata usaha (X2) terhadap mutu layanan akademik (Y) dilakukan penyebaran kuisioner yang bersifat tertutup. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y di gunakan teknik koreasi. Analisis korelasi yang di gunakan adalah (PPM) pearson product moment dengan rumus:

(

) ( )( )

( ) }

{

2 2

{

2

( )

2

}

. . . . . Y Y n X X n Y X XY n rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Untuk mengetahui derajat hubungan tersebut, maka diperlukan suatu taksiran atau batasan-batasan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Interval Koefisien dan Tingkat Hubungannya

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel Xi terhadap variabel Y, maka dilakukan analisis statistik dengan menggunakan analisis regressi linier berganda. Hubungan antara variabel digambarkan dengan sebuah model matematik yang disebut model regresi yang dirumuskan sebagai berikut.


(41)

Y = a + bX1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Kualitas layanan akademik X1 = Iklimorganisasi sekolah X2 = Kinerja tata usaha a = konstanta

b = koefisien arah regressi e = pengaruh faktor lain

Selanjutnya koefisien determinasi (R2) dihitung untuk melihat seberapa besar persentasi proporsi variasi pada variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama (Gujarati, 2003). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien determinasi diformulasikan sebagai berikut:

1 1 2 2

2

2

b yx b yx

R =

y

+

Keterangan:

bi = koefisien regresi variabel Xi y =

(

Y -Yi

)

x =

(

X -Xi

)

Pengujian Hipotesis

Pengujian Secara Keseluruhan

Pengujian secara keseluruhan digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama dari variabel X1 (Kepemimpinan), dan X2 (kinerja staf) terhadap variabel Y (kualitas layanan).


(42)

(

1 2

)

/

(

1

)

2

− − −

=

k n R

k R F

Dimana :

k : jumlah variabel bebas dalam model n : jumlah data

Menentukan nilai Ftabel melalui tabel F dengan taraf kesalahan α = 0,05 dan derajat

dbi = k dan db2 = n-k-1

Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

Jika Fhitung > Ftabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak Jika Fhitung ≤ Ftabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho diterima

Jika pengujian secara keseluruhan ini signifikan, maka langkah selanjutnya adalah pengujian secara individual. Jika pengujian secara keseluruhan tidak signifikan, maka pengujian dihentikan.

Pengujian Individual

Pengujian secara individual diperlukan untuk mengetahui apakah variabel X1 (Kepemimpinan), dan X2 (kinerja tata usaha) secara individu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (kualitas layanan akademik).

Statistuk uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan rumus:

( )

1 1

b Se

b t = i


(43)

Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-student dengan derajat bebas n-k-1. Kriteria penolakan hipotesis adalah :

Jika thitung > ttabel atau thitung <- ttabel atau p-value < (α = 0,05) maka Ho ditolak Jika ttabel ≤ thitung < ttabel atau thitung < ttabel atau p-value ≥ (α = 0,05) maka Ho diterima.

Pengujian Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau tidak. Dalam model regressi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (ε ) yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regressi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov- Smirnov dalam program SPSS.

Menurut Singgih Santoso (2002;393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model adalah normal. Jika probabilitas < 0,05 maka model tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode grafik normal

Probability Plots dalam program SPSS.

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(44)

2. Uji Heteroskedatisitas

Situasi heteroskedastis akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman (Gujarati, 2003: 406) yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error). Jika nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dengan nilai absolut dari residual(error) signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

3. Uji Multikolineritas

Multikolineritas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas saling berkorelasi satu dengan lainnya. Jika suatu persamaan regresi berganda terjadi multikolineritas diantara veriabel-variabel yang berkolinear tidak memberi informasi berarti pada variabel tidak bebas. Oleh karena itu persamaan regresi linear ganda yang baik adalah harus bebas dari multikolinearitas antar variabel bebasnya.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),

2 i

1

VIF=


(45)

Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF kurang atau sama dengan 10 (Gujarati, 2003 :363) maka diantara variabel independen tidak terdapat multikolinieritas.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh kepemimpinan dan kinerja staf terhadap kualitas layanan SMK Negeri Palangkaraya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Iklim organisasi pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah baik, mayoritas siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi yang positif dengan iklim organisasi sekolahnya. Penilaian siswa pada kedua SMK Negeri di Palangkaraya mengenai iklim organisasi di sekolahnya masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi yang positif. 2. Kinerja tata usaha pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi, mayoritas

siswa SMK Negeri 1 maupun SMK Negeri 2 Palangkaraya memiliki persepsi yang positif dengan kinerja tata usaha di sekolahnya. Penilaian siswa pada kedua SMK Negeri di Palangkaraya mengenai kinerja tata usaha di sekolahnya masing-masing tidak berbeda, yaitu mayoritas memiliki persepsi yang positif.

3. Kualitas layanan akademik pada SMK Negeri di Palangakaraya sudah tinggi,

mayoritas siswa SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang tinggi atas layanan akademik di sekolahnya sementara paling banyak siswa SMK Negeri 1 Palangkaraya merasakan kepuasan yang sangat tinggi atas layanan akademik di sekolahnya. Kepuasan yang dirasakan siswa di SMK


(47)

Negeri 2 Palangkaraya atas layanan akademik lebih tinggi dibanding kepuasan yang dirasakan siswa di SMK Negeri 1 Palangkaraya.

4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Semakin baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya meningkat, demikian juga sebaliknya, semakin tidak baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya menurun.

5. Berdasarkan hasil analisis di temukan bahwa hubungan iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2 lebih tinggi dari pada SMK Negeri 1, hal tersebut di sebabkan pada SMK Negeri 1 belum di terapkan standar mutu yang baku untuk pelayanan sekolah dan kinerja tata usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa terhadap layanan akademik yang di berikan sekolah menengah kejuruan di kota palangkaraya.

6. Secara bersama-sama iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha berpengaruh signifikan terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Sebesar 56,4% (SMK Negeri 1 Palangkaraya) dan 60,7% (SMK Negeri 2 palangkaraya) perubahan kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri di Palangkaraya dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha.


(48)

B. Implikasi

1. Penerapan standar ISO 9001:2000 pada SMK Negeri 2 palangkaraya telah

meningkatkan kepuasan siswa terhadap mutu pelayanan sekolah terutama pelayanan akademik. Adanya interaksi antara siswa dengan personil administrasi sangat lah penting, karena sikap dan perilaku dari personil sekolah akan meningkatkan kepuasan siswa.

2. Tanggapan siswa sebagaimana telah di jelaskan pada BAB IV menunjukan

bahwa pandangan siswa terhadap mutu pelayanan masih sangatlah rendah,terutama pada SMK Negeri 1,dari segi interaksi dengan sesama guru/personil sekolah serta interaksi dengan siswa dianggap masih kurang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kegunaan penelitian maka penelitian ini direkomendasikan kepada: 1. Bagi kepala sekolah agar melakukan pengelolaan iklim organisasi sekolah

agar kondusif dimana akan mempengaruhi kepuasan layanan akademik yang di rasakan oleh konsumen pendidikan.

2. Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha akan meningkatan kualitas layanan akademik, Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha dapat di lakukan dengan memperhatikan indicator yang lemah seperti motivasi untuk melakkan pekerjaan dan meningkatkan kepekaan terhadap siswa sebagai konsumen sekolah.


(49)

3. Pihak manajemen harus cepat tanggap dalam mengahadapi permasalahan yang timbul akibat iklim organisasi sekolah yang kurang kondusif, kinerja tata usaha yang rendah serta kualitas layanan akademik yang kurang bagus. Rendahya kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 1 terutama dapat di lihat dari indicator interaksi social dengan lingkungan sekitar termasuk siswa. Adanya kesenjangan antara personil bisa menjadi hambatan yang serius dalam pengembangan mutu sekolah.

4. Bagi pengembang keilmuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

kualitas pelayanan akademik di sarankan untuk melakukan kajian mengenai hubungannya dengan mutu sumber daya manusia yang dimiliki sekolah dang pengaruhnya terhadap iklim organisasi sekolah dalam wilayah pengkajian yang lebih luas


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi

dan Manajemen. Dewa Ruchi : Bandung

Arikonto, S (1998). Prosedur penelitian suatu pendidikan praktek. PT Rereka cipta : Jakarta Cassidy, Sarah (2006). Staff tell of 'climate of fear' in schools. London: Education Journal Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical

Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York. Davidoff, D.M. 1994. CONTACT: Customer Service in The Hospitality dan TourismIndustry.

Prentice Hall, New York.

Efendi, Sofyan ,Masri Singarimbun. (2000). Metode Penelitian Survey . PT.Pustaka LPJES Indonesia : Jakarta

Fattah. N. (2000). Landasan manajemen pendidikan. Bandung: PT Remaja rosdakarya.

Gamage, David. (2006). Effective Participatory School Administration, Leadership, and Management: Does It Affect The. Trust Levels of Stakeholders?. Diosdado San Antonio: education Journal.

Hernandez, Thomas. J and Susan R. Seem.(2004). A safe school climate: a systemic approach and the school counselor. Ohio: Prentice-Hall : Education Journal Vol. IV


(51)

Handoko, T.H. (2000). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia. Yogyakarta: BPFE Lovelock. H.C. 1991. Service Marketing. Prentice Hall, New York.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan). Yogyakarta : ANDI Offset.

Mashall, Megan. L. (2003). Examining School Climate: Defining Factors and Educational Influences. Georgia state university: Journal internasional

Marwansyah dan Mukaram (1999). Manajemen sumberdaya manusia perusahaan. Bandung: Pusat penerbitan admnistrasi niaga.

Owens, Robert. G. (1982). Organizational Behavior in Education 2nd edition. New York :

Random House inc.

Pecheone. Raymond L. Ruth R. Chung. (2006). Evidence In Teacher Education: The

Performance Assessment For California Teachers (PACT). Journal of Teachers

Education.

Ridwan. (2005). Belajar penelitian untuk guru. Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: CV Alfaheta.

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

Singgih Santoso 2002, “Mengolah Data Statistik Secara Profesional” PT Elex Media Komputindo, Jakarta.


(52)

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Surakhmad, Winarno. (2004) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, Tarsito:Bandung

Tjiptono, Fandy.(2005). Total Quality Service. CV Andy Offset : Yogyakarta.

Usman, Husaini. (2006).Manajemen-teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.Soeratno, Lincolin Arsyad. (1999). Metodologi Penelitian. (UPP) AMP YKPN : Yogyakarta.

Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi (Teori Aplikasi dan Penelitian). Salemba Empat ; Jakarta.


(1)

Negeri 2 Palangkaraya atas layanan akademik lebih tinggi dibanding kepuasan yang dirasakan siswa di SMK Negeri 1 Palangkaraya.

4. Hasil pengujian menunjukkan bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh positif terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Semakin baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya meningkat, demikian juga sebaliknya, semakin tidak baik iklim organisasi sekolah akan membuat kepuasan siswa atas layanan akademik Pada SMK Negeri di Kota Palangkaraya menurun.

5. Berdasarkan hasil analisis di temukan bahwa hubungan iklim organisasi dan kinerja tata usaha terhadap kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 2 lebih tinggi dari pada SMK Negeri 1, hal tersebut di sebabkan pada SMK Negeri 1 belum di terapkan standar mutu yang baku untuk pelayanan sekolah dan kinerja tata usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa terhadap layanan akademik yang di berikan sekolah menengah kejuruan di kota palangkaraya.

6. Secara bersama-sama iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha berpengaruh signifikan terhadap kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 di kota Palangkaraya. Sebesar 56,4% (SMK Negeri 1 Palangkaraya) dan 60,7% (SMK Negeri 2 palangkaraya) perubahan kepuasan siswa atas layanan akademik pada SMK Negeri di Palangkaraya dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh iklim organisasi sekolah dan kinerja tata usaha.


(2)

B. Implikasi

1. Penerapan standar ISO 9001:2000 pada SMK Negeri 2 palangkaraya telah meningkatkan kepuasan siswa terhadap mutu pelayanan sekolah terutama pelayanan akademik. Adanya interaksi antara siswa dengan personil administrasi sangat lah penting, karena sikap dan perilaku dari personil sekolah akan meningkatkan kepuasan siswa.

2. Tanggapan siswa sebagaimana telah di jelaskan pada BAB IV menunjukan bahwa pandangan siswa terhadap mutu pelayanan masih sangatlah rendah,terutama pada SMK Negeri 1,dari segi interaksi dengan sesama guru/personil sekolah serta interaksi dengan siswa dianggap masih kurang.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kegunaan penelitian maka penelitian ini direkomendasikan kepada: 1. Bagi kepala sekolah agar melakukan pengelolaan iklim organisasi sekolah

agar kondusif dimana akan mempengaruhi kepuasan layanan akademik yang di rasakan oleh konsumen pendidikan.

2. Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha akan meningkatan kualitas layanan akademik, Peningkatan mutu atau kualitas tata usaha dapat di lakukan dengan memperhatikan indicator yang lemah seperti motivasi untuk melakkan pekerjaan dan meningkatkan kepekaan terhadap siswa sebagai konsumen sekolah.


(3)

3. Pihak manajemen harus cepat tanggap dalam mengahadapi permasalahan yang timbul akibat iklim organisasi sekolah yang kurang kondusif, kinerja tata usaha yang rendah serta kualitas layanan akademik yang kurang bagus. Rendahya kepuasan layanan akademik pada SMK Negeri 1 terutama dapat di lihat dari indicator interaksi social dengan lingkungan sekitar termasuk siswa. Adanya kesenjangan antara personil bisa menjadi hambatan yang serius dalam pengembangan mutu sekolah.

4. Bagi pengembang keilmuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas pelayanan akademik di sarankan untuk melakukan kajian mengenai hubungannya dengan mutu sumber daya manusia yang dimiliki sekolah dang pengaruhnya terhadap iklim organisasi sekolah dalam wilayah pengkajian yang lebih luas


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, dan Sahlan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Dewa Ruchi : Bandung

Arikonto, S (1998). Prosedur penelitian suatu pendidikan praktek. PT Rereka cipta : Jakarta

Cassidy, Sarah (2006). Staff tell of 'climate of fear' in schools. London: Education Journal

Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology.( 2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York.

Davidoff, D.M. 1994. CONTACT: Customer Service in The Hospitality dan TourismIndustry. Prentice Hall, New York.

Efendi, Sofyan ,Masri Singarimbun. (2000). Metode Penelitian Survey . PT.Pustaka LPJES Indonesia : Jakarta

Fattah. N. (2000). Landasan manajemen pendidikan. Bandung: PT Remaja rosdakarya.

Gamage, David. (2006). Effective Participatory School Administration, Leadership, and Management: Does It Affect The. Trust Levels of Stakeholders?. Diosdado San Antonio: education Journal.

Hernandez, Thomas. J and Susan R. Seem.(2004). A safe school climate: a systemic approach and the school counselor. Ohio: Prentice-Hall : Education Journal Vol. IV


(5)

Handoko, T.H. (2000). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia. Yogyakarta: BPFE

Lovelock. H.C. 1991. Service Marketing. Prentice Hall, New York.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi (terjemahan). Yogyakarta : ANDI Offset.

Mashall, Megan. L. (2003). Examining School Climate: Defining Factors and Educational Influences. Georgia state university: Journal internasional

Marwansyah dan Mukaram (1999). Manajemen sumberdaya manusia perusahaan. Bandung: Pusat penerbitan admnistrasi niaga.

Owens, Robert. G. (1982). Organizational Behavior in Education 2nd edition. New York : Random House inc.

Pecheone. Raymond L. Ruth R. Chung. (2006). Evidence In Teacher Education: The Performance Assessment For California Teachers (PACT). Journal of Teachers Education.

Ridwan. (2005). Belajar penelitian untuk guru. Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: CV Alfaheta.

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta

Singgih Santoso 2002, “Mengolah Data Statistik Secara Profesional” PT Elex Media Komputindo, Jakarta.


(6)

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

Surakhmad, Winarno. (2004) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, Tarsito:Bandung

Tjiptono, Fandy.(2005). Total Quality Service. CV Andy Offset : Yogyakarta.

Usman, Husaini. (2006).Manajemen-teori, praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.Soeratno, Lincolin Arsyad. (1999). Metodologi Penelitian. (UPP) AMP YKPN : Yogyakarta.

Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi (Teori Aplikasi dan Penelitian). Salemba Empat ; Jakarta.