PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

(1)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar : 046/AP/S/2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh :

Rona Romansyah 1102747

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Oleh Rona Romansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

Rona Romansyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015


(3)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis

LEMBAR PENGESAHAN

RONA ROMANSYAH (1102747)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. Diding Nurdin, M.Pd NIP. 197108082001121001

Pembimbing II

Dr. Nugraha Suharto, M.Pd NIP. 196706182001121001

Mengetahui,


(4)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. H. Aceng Muhtaram Mirfani, M.Pd


(5)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMK Negeri se-Kota Bandung. Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa iklim organisasi sekolah mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan hal tersebut, Permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran iklim organisasi Sekolah di SMK Negeri se-Kota Bandung; Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru di SMK Negeri se-Kota Bandung; serta Seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri se-Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan ditunjang studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang bersifat tertutup dengan skala empat. Sedangkan sumber data yang disajikan berupa sampel penelitian berjumlah 284 dari 284 data yang berhasil disebar. Teknik pengolahan data dilakukan dengan prosedur: menyeleksi data, mentabulasi data, mengukur kecenderungan skor responden menggunakan formulasi WMS, dan uji normalitas distribusi data. Selanjutnya melakukan pengujian hipotesis penelitian dengan prosedur: uji koefisien determinasi, uji signifikansi, uji analisis korelasi dan uji analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan skor rata-rata keseluruhan dari setiap indikator untuk variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) adalah sebesar 3,05 dengan kategori sangat baik. Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) termasuk ke dalam kategori sangat baik pula dengan rata-rata skor sebesar 3,54. Berdasarkan perhitungan SPSS menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,161, setelah dilakukan perhitungan dengan menguji koefiensi determinasi bahwa variabel Y (Kinerja mengajar guru di-Kota Bandung dipengaruhi sebesar 16,1 %dan 84,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan antara Iklim Organisasi Sekolah dengan kinerja mengajar guru SMK Negeri di-Kota Bandung.


(6)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study entitled: “The impact of School Organisation Climate on teacher’s teaching performance in all public vocational school in Bandung”. This study departs from the assumption that school organisation climate affect teacher’s teaching performance. Based on that fact, the problem that need to be solved in this study are: How is school organisation climate pictured in all public vocational school in Bandung; How is the teacher’s teaching performance pictured in all public vocational school; and how big is the impact of school organisation climate on the teacher’s teaching performance in all public vocational school in Bandung. The goal of this study is to know the actual condition of school organisation climate in all public vocational school in Bandung, and to gather the comprehensive information about teacher’s teaching performance in all public vocational school in Bandung and to obtain clear information about how big is the impact of school organisation climate on teacher’s teaching performance in all public vocational school in Bandung. The methods used in this study is desciptive with qualitative approach supported by literature review. The data technique used in this study is in a form of confidential questionnaire with scaling from one to four. The data presented is in the form of research sample in total of 284 from 284 that have been succesfully distributed. The procedure for data processing techniques are: data selection, data tabulation, measuring the score tendency of respondents using formulation WMS (CMS), and data distribution normality test. Subsequently, conducting the study hypothesis with procedure: coefficient determination test, significance test, test correlation analysis, regression analysis test. The result of the study shows that teh tendency of the average overall score of each indicator for the variable X (School Organisation Climate) is equal to 3,05 with the excellent category. Variable Y (Teacher’s Teaching Performance) also goes into the excellent category as well with the average score of 3,54. Based on SPSS calculations show that R Square of 0.161, after the calculation is done by testing coefficiency determination that the variable Y (Teacher’s Teaching Performance in Bandung) influenced by 16.1% and 84.9% influenced by other variables. In other words, there is a significant influence between the School Organisation Climate with Teacher’s Teaching Performance in all public vocational school in Bandung.


(7)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Konsep Dasar Iklim Organisasi ... 9

a. Pengertian Iklim Organisasi Sekolah ... 9

b. Dimensi Iklim Sekolah ... 10

c. Jenis-Jenis Iklim Organisasi Sekolah... 13

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ... 19

2. Konsep Dasar Kinerja Mengajar Guru ... 20

a. Pengertian Kinerja ... 20

b. Pengertian Mengajar ... 21


(8)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kompetensi Guru ... 23

e. Peranan Guru.. ... 27

f. Pengertian Kinerja Mengajar Guru ... 27

g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 30

h. Dimensi Kinerja Guru ... 30

B. Penelitian Terdahulu ... 32

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Desain Penelitian ... 35

B. Partisipan ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel... 40

D. Instrumen Penelitian ... 43

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian... 44

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian ... 44

3. Kisi-kisi Penelitian ... 45

4. Proses Pengembangan Instrumen ... 47

a. Pengujian Validitas ... 47

b. Pengujian Reliabilitas ... 52

E. Prosedur Penelitian ... 54

F. Analisis Data ... 55

1. Seleksi Angket ... 56

2. Klasifikasi Data ... 56

3. Pengolahan Data ... 56

a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden Variabel dengan Rumus Weight Means Score (WMS) ... 56


(9)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi

Skor Baku ... 58

c. Uji Normalitas Distribusi Data ... 59

d. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 61

1) Analisis Korelasi ... 61

2) Analisis Koefisiensi Determinasi ... 63

3) Uji Tingkat Signifikasi ... 64

4) Analisis Regresi Sederhana ... 65

BAB VI TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. TEMUAN ... 66

1. Seleksi Data ... 66

2. Klasifikasi Data ... 67

3. Penyajian Hasil Pengolahan Data ... 67

a. Perhitungan Weight Means Scored (WMS) ... 67

1) Hasil Kecenderungan Umum Variabel X (Iklim Organisasi Sekolah)... 67

2) Hasil Kecenderungan Umum Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) ... 73

b. Mengubah Data Mentah menjadi Data Baku ... 78

c. Uji Normalitas Data ... 79

d. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 81

1) Analisis Koefisien Korelasi ... 81

2) Analisis Koefisien Determinasi ... 82

3) Uji Tingkat Signifikasi Korelasi ... 82

4) Analisis Regresi Sederhana ... 83

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Gambaran Umum Iklim Organisasi Sekolah di SMK Negeri se-Kota Bandung ... 85

2. Gambaran Umum Kinerja Mengajar Guru di SMK Negeri Se-Kota Bandung ... 88


(10)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah

Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 93

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 95

A. Simpulan ... 95

B. Implikasi ... 96

C. Rekomendasi ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang sekolah menengah yang mengembangkan kemampuan siswanya pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan mengutamakan persiapan siswanya untuk memasuki lapangan kerja secara propesional, selain itu diharapkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan bisa menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi seperti sekarang ini.

Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan sebenarnya hampir sama dengan prosedur pembelajaran di Sekolah Menengah Atas yang membedakannya diantaranya adalah pada Sekolah Menengah Kejuruan diberikan lebih banyak praktek daripada teori sedangkan pada Sekolah Menengah Atas lebih banyak diberikan teori daripada praktek. Hal lain yang membedakannya adalah lingkungan belajar. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan belajar bukan hanya di sekolah melainkan juga didunia kerja, sedangkan siswa Sekolah Menengah Atas hanya belajar disekolah saja.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini diharapkan siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan menjadi sumber daya manusia yang kompetitif yang mampu memiliki kompetensi dalam bidang keahliannya serta dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Untuk bisa mencetak lulusan yang bermutu hal itu tidak lepas dari proses pendidikan dan latihan yang bermutu, untuk itulah diperlukan tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu dan kompetitif, selain dari pada kurikulum, manajemen, dan sarana prasarana yang bermutu.

Untuk meningkatkan lulusan yang menjadi sumberdaya manusia yang siap bersaing di dunia kerja diperlukan pendidikan yang baik. Pendidikan memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Dalam memperoleh pendidikan salah satu caranya adalah dengan cara bersekolah.


(12)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan yang diperoleh dari sekolah diharapkan bisa mencetak sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu membawa bangsa menjadi lebih baik.

Sekolah merupakan organisasi pendidikan yang perlu dikelola dengan baik, mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum, manajemen dan sarana prasarana. Kompenen tenaga pendidik memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang berkontribusi dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertulis dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam mencapai tujuan pendidikan dan tujuan lembaga pendidikan secara khusus tidak terlepas dari unsur manusia dan unsur non manusia. Oleh karena itu, kinerja yang ditunjukan oleh unsur-unsur tersebut akan menunjukan kemampuan organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai tenaga kependidikan guru akan selalu dituntut tentang sejauh mana kinerja guru tersebut dalam melaksanakan dalam melaksanakan pekerjaannya, apakah mereka berkinerja tinggi/memuaskan atau berkinerja rendah/jelek. Dengan demikian, seorang guru dalam penilaian kerja oleh kepala sekolah selalu dihubungkan dengan kinerja.

Guru sebagai pendidik merupakan tenaga professional. Mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 ayat 1 bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan


(13)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultular dan mutidimensional, dimana peranan teknologi yang menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesiaonal diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum dikelas yang perlu mendapatkan perhatian Depdiknas, 2005 (Dalam Yayan Sumaryana, 2014, hlm. 2).

Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat bergantung pada kreativitas dan inovasi yeng dimiliki guru. Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di kelas, maka peserta didik merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan itu guru dituntut memiliki kinerja yang tinggi.

Kinerja menurut Uhar Suharsaputra (2010, hlm.145) “Kinerja adalah suatu

kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai

untuk memperoleh hasil kerja yang optimal”.

Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran yang sebaik-baiknya dalam merencanakan program pembelajaran, pelaksanakaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk


(14)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukan guru.

Guru SMK dikategorikan menjadi tiga yaitu guru adaptif, normatif dan produktif. Guru adaptif adalah guru yang mengampu mata pelajaran-mata pelajaran yang digunakan sebagai dasar untuk mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran produktif. Adapun jenis-jenis mata pelajaran adaptif antara lain melitputi matematika, fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Guru normatif adalah guru yang mengampu mata pelajaran-mata pelajaran yang bersifat universal bagi konteks Indonesia, misalnya Agama, Bahasa Indonesia, Sejarah dan Kewarganegaraan. Sedangkan istilah guru produktif adalah guru yang mengampu mata pelajaran-mata pelajaran kejuruan, misalnya bangunan, listrik, mesin, pertanian, pariwisata, perkapalan dan seni.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di salah satu SMK Negeri di kota Bandung selama bulan Februari sampai Mei 2015, peneliti menemukan fenomena terkait masalah iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru. Hal ini dapat dilihat dari kurang akrabnya antara guru adaptif, normatif dan produktif, masih adanya guru yang tidak masuk kelas dan hanya memberikan tugas serta masih adanya guru yang tidak menyiapkan persiapan mengajar seperti RPP dan media pembelajaran.

Hal ini seperti yang di ungkapkan oleh Mulyasa (2005, hlm.19) yang menyatakan ada tujuh kesalahan yang sering dilakukan oleh para guru khususnya dalam proses belajar mengajar, yaitu : Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran (tidak membuat persiapan tertulis dalam mengajar) 2) Menunggu siswa berprilaku negatif (guru tidak memberikan perhatian dan penghargaan yang pantas kepada siswa yang berprilaku baik, sehingga siswa memiliki kesimpulan kalau ingin mendapat perhatian dari guru harus berprilaku negatif), 3) Menggunakan Destruktif Disiplin (Guru menggunakan disiplin yang dapat merusak perkembangan siswa), 4) Mengabaikan perbedaan siswa, 5 Merasa paling pandai, 6) Tidak adil (Deskriminatif), 7) Memaksa hak perserta didik.


(15)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data balitbang Depdiknas (Dalam Delta Subrayanti, 2013, hlm. 2) menunjukan guru-guru yang layak mengajar untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%, Guru SMP negeri 54,12%, Swasta 60,99%, guru SMA negeri 65,29%, swasta 64,73%, guru SMK negeri 55,91%, swasta 58,26%. Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar guru sekolah dasar dan menengah di Indonesia dinilai tidak memiliki kelayakan untuk mengajar. Dari hasil kajian di atas dapat terlihat bahwa kemampuan professional guru di Indonesia masih belum memadai.

Banyak faktor yang menyebabkan kinerja guru rendah salah satunya adalah iklim organisasi. Hasil penelitian Miner (dalam Hendyat Soetopo, 2012, hlm.143) menunjukan bahwa manajer yang bekerja dalam iklim organisasi terbuka menunjukan pekerjaaan yang lebih baik dari pada manajer yang bekerja dalam iklim organisasi yang tertutup. Iklim organisasi juga mempengaruhi motivasi, performansi dan kepuasan kerja. Padahal motivasi, performansi, dan kepuasan kerja merupakan sebagian komponen keefektifan organisasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dini Syamsiah (2014,

hlm.102) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap

Kinerja Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Patokbeusi Kabupaten

Subang” yang menyatakan bahwa : Besarnya Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap

Kinerja Guru Di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang tergolong rendah. Adapun besaran pengaruh yang diberikan oleh variable X tentang iklim sekolah adalah 15,9%. Dan dari hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti sebelumnya dapat diterima. Artinya bahwa iklim sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang.

Permasalahan guru menjadi sangat perlu diperhatikan mengingat guru menjadi salah satu unsur dari satuan pendidikan karena guru merupakan faktor kunci di dalam proses pembelajaran yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Faktor-faktor utama penyebab rendahnya kinerja guru harus


(16)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diungkap dan diatasi. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMK Negeri Se-Kota Bandung ”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Secara konseptual penelitian ini dilakukan untuk mengetahui iklim organisasi, kinerja mengajar guru dan pengaruhnya dilingkungan SMK Negeri Se-Kota Bandung.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas pada latar belakang di atas maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada hubungan antara iklim organisasi sekolah dalam kaitannya dengan kinerja mengajar guru di SMK Negeri Se-kota Bandung. Adapun masalah pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Bagaimana gambaran iklim organisasi Sekolah di SMK Negeri se-Kota Bandung?

b. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru di SMK Negeri se-Kota Bandung?

c. Seberapa besar Pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri se-Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah penelitian ini pun mempunyai tujuan agar mempunyai arah yang jelas dan tolak ukur keberhasilan yang dijadikan pedoman, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.


(17)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan informasi yang jelas dan akurat mengenai seberapa besar pengaruh dari iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri Se- Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang gambaran nyata

kondisi iklim organisasi sekolah yang ada di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

b. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang gambaran kinerja mengajar guru di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

c. Untuk memperoleh informasi yang jelas tentang seberapa besar pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama mengenai efektifitas pelaksanaan iklim organisasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :

1. Sebagai masukan bagi kepala sekolah untuk mengembangkan iklim organsasi sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru dengan membina dan mengembangkan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, siswa dan peran komite sekolah pada lembaga yang dikelolanya dalam peningkatan kualitas sekolah.


(18)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu Administrasi Pendidikan secara praktis menyangkut iklim organsasi dan kinerja guru.

3. Sebagai bahan rujukan bagi instansi yang berwenang dalam mengembangkan ilmu Administrasi Pendidikan secara praktis menyangkut iklim organisasi dan kinerja guru

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang sedang dikaji yaitu konsep iklim organisasi sekolah dan konsep kinerja mengajar guru dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang ditempuh dalam merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variable penelitian, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk barulah hipotesis dapat dirumuskan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

BAB III berisi penjabaran yang rinci mengenai metedologi penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian akan mengurai hasil perhitungan yang diperoleh melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variabel X (iklim organisasi sekolah) dan variabel Y (kinerja mengajar guru) yang sesuai dengan rumus dan prosedur yang telah ditetapkan. Adapun isi yang tercakup dalam bab ini meliputi analisis data, penyajian hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V merupakan simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penemuan penelitian


(19)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berjudul “ Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja


(20)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Menurut Malhotra ( dalam Juliansyah Noor, 2013, hlm. 107-108 ) desain penelitian adalah kerangka atau cetak biru dalam melaksanakan suatu proyek riset. Suatu prosedur penting untuk informasi yang dibutuhkan untuk menyusun masalah penelitian. Sementara menurut Juliansyah Noor ( 2013, hlm. 108) mengemukakan bahwa:

Desain penelitan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu secara menyeluruh dan parsial.

1. Secara menyeluruh, desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dalam pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian diawali saat menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan penelitian (permasalahan, merumuskan, menentukan tujuan penelitian, sumber imformasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data, dan menguji hopotesis untuk mendapatkan hasil penelitian).

2. Desain penelitian secara parsial merupakan penggambaran tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti maupun pihak yang berkepentingan mempunyai gambaran yang jelas tentang keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Sementara menurut Nasution (2009, hlm. 23) mengemukakan bahwa desain penelitian, sebagai berikut :

1. Desain memberikan pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitannya. Dalam penelitian, desain merupakan syarat mutlak agar dapat meramalkan sifat pekerjaan serta kesulitan yang akan dihadapi. 2. Desain menentukan batas-batas yang bertalian dengan tujuan penelitan. 3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa

yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang telah dipaparkan diatas peneliti mencoba membuat desain penelitian untuk memudahkan peneliti dalam


(21)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitiannya.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Penulis akan mencoba mengagambarkan desain penelitian yang terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses dan output. Pada bagian pertama yaitu input menggambarkan latar belakang penelitan yang dilakukan yang terdiri dari studi pendahuluan, fenomena masalah terhadap permasalahan penelitian. Selanjutnya perumusan masalah yang akan memperjelas alur penelitian terhadap pengujian

Input Proses Output

Latar Belakang Masalah

Studi Pendahuluan

Fenomena Masalah

Rumusan Masalah

Hipotesis Penelitan

Metode dan Pendekatan Pengumpulan

data

Analisis data varibel (X dan Y)

Pengujian Hipotesis

Kesimpulan

Rekomendasi Laporan hasil Penelitian


(22)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis penelitian, yang kemudian hipotesis penelitian akan menentukan metode dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Bagian kedua yaitu bagian proses, pada bagian ini berhubungan dengan operasional penelitian yang meliputi pengumpulan data dan analisis data, seperti mendefinisikan variabel penelitian, menyusun alat pengumpulan data, dan sebagainya. Pada bagian proses tersebut akan muncul kesimpulan dari penelitian yang disebut juga sebagai hipotesis. Selanjutnya pada bagian ketiga yaitu output yang merupakan penarikan kesimpulan terhadap hasil dari analisis data dan pengujian hipotesis. Dengan bagian output ini akan diperoleh informasi apakah hipotesis penelitian yang disusun oleh penulis akan sama dengan hasil penelitian yang dilakukan atau sebaliknya. Bagian ini juga akan melahirkan beberapa rekomendasi yang nantinya dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk diteliti kembali.

Untuk metode penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Metode penelitian sangatlah penting bagi seorang peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan terhadap apa yang ditelitinya. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Sementara menurut Arikunto (2007, hlm. 160) mengemukakan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumulkan data penelitiannya.”

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

a. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Ali (dalam Tukiran & Hidayati, 2012, hlm. 131) mengemukakan bahwa :


(23)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan; dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi”.

Sementara menurut Sugiyono (2013, hlm. 11) mengemukakan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain.”

Berdasarkan pemaparan tersebut, sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka melalui metode penelitian deskriptif diharapkan dapat menghasilkan gambaran dan informasi yang relevan mengenai pengaruh iklim organisai sekolah terhadap kinerja mengajar guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-Kota Bandung.

b. Pendekatan Kuantitatif

Menurut Arikunto (2007, hlm. 86), mengemukakan bahwa: “Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.”

Maka dari itu, melalui pendekatan kualitatif ini dapat diketahui keterhubungan antara variabel X yang diteliti yaitu iklim organisasi sekolah terhadap variabel Y yaitu kinerja mengajar guru dengan menggunakan perhitungan statistika.

2. Definisi Operasional

a. Iklim Organisasi Sekolah

Iklim organisasi sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perespsi guru mengenai lingkungan sekolah yang diperngaruhi oleh perilaku guru dan perilaku kepala sekolah.

b. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh guru Sekolah Menengah


(24)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kejuruan Negeri di Kota Bandung selama menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.

B. Partisipan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “partisipan adalah orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan”. Partisipan dalam penelitan ini adalah guru-guru Pegawai Negeri Sipil yang berada di lingkungan SMK Negeri di kota Bandung.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Ali ( dalam Tukiran & Hidayati, 2012, hlm. 33) mengemukakan “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, atau disebut juga universe. Sedangkan menurut Nawawi ( dalam Tukiran & Hidayati, 2012, hlm. 33) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru PNS di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) se-Kota Bandung dengan populasi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah

Guru

1. SMKN 1 Bandung Jl. Wastu Kencana No. 3 81

2. SMKN 2 Bandung Jl. Ciliwung No. 4 59

3. SMKN 4 Bandung Jl. Kliningan No. 6 77

4. SMKN 5 Bandung Jl. Bojong Koneng No. 6 50


(25)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung)

6. SMKN 7 Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 596 61

7. SMKN 8 Bandung Jl. Kliningan No. 31 67

8. SMKN 9 Bandung Jl. Soekarno Hatta Km. 10 70 9. SMKN 10 Bandung Jl. Cijawura Hilir No. 339 53 10. SMKN 11 Bandung Jl. Budhi Cilember Bandung 70

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah

Guru

11. SMKN 12 Bandung Jl. Pajajaran No. 92 Bandung 78 12. SMKN 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta Km. 10 46 13. SMKN 14 Bandung Jl. Cijawura Hilir No. 341 59 14. SMKN 15 Bandung Jl. Jend. Gatot Subroto No. 4 34 15. SMK PU N Bandung

Jawa Barat Jl. Garut No. 10 82

Jumlah 970

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung 2015

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian objek yang digunakan dalam penelitian, yang dianggap mewaliki seluruh populasi, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto ( dalam Tukiran & Hidayati, 2012, hlm. 34) mengemukakan “Sampel dapat diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Ali ( dalam Tukiran & Hidayati, 2012, hlm. 34) “ Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu”. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 118), bahwa “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk memperoleh data yang valid dan realiabel, penarikan sampel menggunakan teknik sampling yang tepat dan akurat. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Untuk menggunakan sampel yang akan diteliti, peneliti menggunakan teknik Probability Sampilng melalui Proportionate Startified Random


(26)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampling. Menurut Riduwan (2013), hlm. 58), bahwa “Proportionate Startified Random Sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis)”. Begitu pula untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 126), mengemukakan bahwa:

Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan untuk umum).

Selanjutnya, Arifin (2014, hlm. 224) mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, tetapi sekedar sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut:

a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya dijadikan sampel semua atau sering disebut dengan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian;

b. Jika jumlah populasi berada diantara 51 sampai dengan 100, maka sampel dapat diambil 50-60% atau dapat juga menggunakan sampel total;

c. Jika jumlah anggota populasi berada diantara 101 sampai dengan 500, maka sampel dapat diambil 30-40%;

d. Jika jumlah anggota populasai berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat di ambil 20-25%.

Lebih jelasnya dijelaskan rumus pengambilan sampel oleh Taro Yamane ( dalam Riduwan, 2013, hlm. 18 ):

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

d² = Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)


(27)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dibulatkan menjadi 284

Berdasarkan pada perhitungan diatas maka jumlah sampel yang diambil dari keseluruhan populasi pada penelitian ini berjumlah 284 guru, setara dengan 28,86% dari total populasi. Selanjutnya untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing sekolah maka dilakukan perhitungan sampel berstrata yang dirumuskan oleh Sugiyono (dalam Riduwan, 2013, hlm. 66) yaitu:

i

Keterangan :

ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

Adapun perhitungan untuk menentukan jumlah sampel dari masing-masing sekolah berdasarkan rumus berstrata di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah (Ni) .n Jumlah

Sampel

1. SMKN 1 Bandung 81

.284

ni = 0,083.284 = 23.71

24

2. SMKN 2 Bandung 59 .284

ni = 0,060.284 = 17.27

17

3. SMKN 4 Bandung 77 .284

ni = 0,079.284 = 22.54

23

4. SMKN 5 Bandung 50 .284

ni = 0,051.284 = 14.63


(28)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. SMKN 6 Bandung 83 .284

ni = 0,085.284 = 24,30

24

6. SMKN 7 Bandung 61 .284

ni = 0,062.284 = 17.85

18

7. SMKN 8 Bandung 67 .284

ni = 0,069.284 = 19.61

20

No. Nama Sekolah (Ni) .n Jumlah

Sampel

8. SMKN 9 Bandung 70 .284

ni = 0,072.284 = 20.49

20

9. SMKN 10 Bandung 53 .284

ni = 0,054.284 = 15.51

16

10. SMKN 11 Bandung 70 .284

ni = 0,072.284 = 20,49

20

11. SMKN 12 Bandung 78 .284

ni = 0,080.284 = 22,83

23

12. SMKN 13 Bandung 46 .284

ni = 0,047.284 = 13,46

13

13. SMKN 14 Bandung 59 .284

ni = 0,060.284 = 17,27

17

14. SMKN 15 Bandung 34 .284

ni = 0,035.284 = 9,95

10

15. SMK PU N JAWA

BARAT 82

.284

ni = 0,084.284 = 24

24

Jumlah 970 284

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Sebagaimana Sugiyono (2013, hlm.


(29)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

148) mengemukakan bahwa, “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati”.

Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 160), bahwa : “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah di olah.” Adapun instrument yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Sugiyono (2013, hlm. 192) menjelaskan bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sementara menurut Arikunto (2007, hlm. 151) yang mengemukakan bahwa, “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Angket yang dijadikan instrument penelitian tidak selalu berbentuk pertanyaan, bisa juga berbentuk pernyataan. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Sebagaimana dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm, 132) bahwa, angket berstruktur atau angket tertutup adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).”

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X tentang Iklim Organisasi Sekolah dan variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru. Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Bandung yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang selanjutnya guru tersebut sebagai responden yang akan menjawab kuersioner yang terhadap variabel yang dijadikan fokus penelitian.


(30)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini teknik pengukuran variabel X dan variabel Y menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 136) mengemukakan bahwa “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Skala Likert ini akan mempermudah peneliti dalam menjabarkan variabel ke dalam indikator yang akan dijadikan sebagai perumusan dalam item pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini, skala likert yang digunakan berjumlah empat gradasi atau setiap skala memiliki skor masing-masing untuk analisis kuantitatif. Berikut ini analis jawaban yang digunakan dengan menggunakan skala likert:

Tabel 3.3 Skala Likert

Analisis jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-kisi Penelitian

Kisi-kisi penelitian dipergunakan untuk mempermudah peneliti dalam menyusun instrument penelitian, karena pada kisi-kisi instrumen akan terlihat dimensi atau indikator dari variabel penelitian yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen penelitian. Berikut ini kisi-kisi instrument penelitian dari variabel yang akan diteliti, yang terdapat dalam table dibawah ini:

a. Kisi-Kisi Instrumen Variabel X

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Variabel X


(31)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Iklim Organisasi Sekolah

Perilaku Guru Ketidakikutsertaan

(Disengagement) 1, 2, 3, Rintangan

(Hindrance) 4, 5, 6, 7 Semangat

(Esprit) 8, 9, 10, 11 Keintiman

(Intimacy)

12, 13, 14, 15

VARIABEL X DIMENSI INDIKATOR ITEM

Perilaku Kepala Sekolah

Keberjarakan

(Aloofness) 16, 17, 18 Tekanan Pada Hasil

(Production Emphasis)

19, 20, 21, 22

Rasa Yakin

(Thrust) 23, 24, 25, 26 Perhatian

(Consideration) 27, 28, 29, 30

b. Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y

Tabel 3.5

Kisi-kisi Intrumen Variabel Y

VARIABEL Y DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kinerja Mengajar Guru Menyusun Perencanaan Pembelajaran Merencanakan Proses Belajar Mengajar

1, 2, 3, 4

Mempersiapkan Bahan Pengajaran

5, 6, 7

Merencanakan Media dan Sumber Pengajaran


(32)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merencanakan Penilaian Terhadap Siswa

10, 11

Pelaksanaan Proses

Pembelajaran

Menguasai Bahan Pengajaran

12, 13, 14

Merancang Pengelolaan PBM

15, 16, 17

Mengelola kelas 18, 19 Menggunakan media

dan sumber pengajaran

20, 21

Melaksanakan interaksi belajar mengajar

22, 23

VARIABEL Y DIMENSI INDIKATOR ITEM

Evaluasi Pembelajaran

Melaksanakan tes. 24, 25

Mengolah hasil penilaian. 26, 27 Melaksanakan program remedial/perbaikan pengajaran. 28, 29

4. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam suatu penelitian angket sebagai instrumen tidak dapat langsung digunakan untuk pengumpulan data, akan tetapi harus melalui uji coba angket terlebih dahulu kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan objek penelitian yang akan digunakan. Angket dikatakan yang diujicobakan dikatakan baik apabila valid dan reliabel. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2013, hlm. 173) mengemukakan bahwa:

Dengan menggunkan metode instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel


(33)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula.

Peneliti melakukan uji coba angket penelitian terhadap 40 responden yang diambil dari anggota populasi penelitian yaitu guru PNS di SMKN 1 dan SMKN 15 Bandung yang dilakukan pada tanggal 7-10 september 2015.

a. Pengujian Validitas

Dalam melakukan suatu penelitian uji validitas merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui valid atau tidaknya angket penelitian. Sugiyono (2013, hlm.173) mengemukakan bahwa:

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sementara menurut Arikunto (2007, hlm.168) menjelaskan bahwa: Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki tingkat valid yang rendah.

Untuk mengetahui instrumen penelitian ini dapat digunakan atau tidak maka dilakukan uji validitas pada setiap item pertanyaan dalam instrumen. Rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen penelitian ini adalah rumus Pearson Product Moment, yaitu sebagai berikut :

(Riduwan dan Sunarto, 2013, hlm. 80) Keterangan :


(34)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Jumlah responden

= Jumlah perkalian X dan Y = Jumlah skor tiap butir = Jumlah skor total

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koefisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan : Jika > maka itu berarti valid,

sebaliknya jika maka itu berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dan dengan bantuan program Microsoft Excel 2010 (rincian terlampir), ditunjukkan dalam tabel 3.6 untuk variabel X terdapat 30 item dan dalam tabel 3.7 untuk variabel Y terdapat 29 item. Adapun hasil uji validitas untuk variabel X dan Y, sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X No.


(35)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2.570 1.684 Valid Digunakan

2 2.357

1.684 Valid

Digunakan

3 1.765

1.684 Valid

Digunakan

4 2.236

1.684 Valid

Digunakan

5 2.590

1.684 Valid

Digunakan

6 2.069

1.684 Valid

Digunakan

7 1.931

1.684 Valid

Digunakan

8 3.277

1.684 Valid

Digunakan

9 4.476

1.684 Valid

Digunakan

10 3.981

1.684 Valid

Digunakan

11 5.354

1.684 Valid

Digunakan

12 3.735

1.684 Valid

Digunakan

No.

Item T hitung T tabel Keterangan Keputusan

13 5.004

1.684 Valid

Digunakan

14 0.679

1.684 Tidak Valid

Direvisi

15 2.629

1.684 Valid

Digunakan

16 2.805

1.684 Valid

Digunakan

17 1.929

1.684 Valid

Digunakan

18 2.384

1.684 Valid

Digunakan

19 2.219

1.684 Valid

Digunakan

20 2.870

1.684 Valid

Digunakan

21 2.417

1.684 Valid

Digunakan

22 1.628

1.684 Tidak Valid

Direvisi

23 2.604

1.684 Valid


(36)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 2.062

1.684 Valid

Digunakan

25 2.402

1.684 Valid

Digunakan

26 2.597

1.684 Valid

Digunakan

27 2.640

1.684 Valid

Digunakan

28 2.088

1.684 Valid

Digunakan

29 2.107

1.684 Valid

Digunakan

30 1.964

1.684 Valid

Digunakan

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat disimpulkan bahwa dari 30 item yang diujikan, sebanyak 28 item dinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid. Item-item yang dinyatakan tidak valid yaitu item 14, dan 22, peneliti memutuskan untuk merevisinya agar dapat mengukur secara lebih rinci indikator tersebut. Sehingga jumlah item untuk angket variabel X (iklim organisasi sekolah) tetap berjumlah 30.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y No.

Item T hitung T tabel Keterangan Keputusan

1 6.065 1.684 Valid Digunakan

2 8.152 1.684 Valid Digunakan

3 6.905 1.684 Valid Digunakan

4 5.436 1.684 Valid Digunakan

5 9.710 1.684 Valid Digunakan

6 5.412 1.684 Valid Digunakan

7 5.710 1.684 Valid Digunakan

8 9.153 1.684 Valid Digunakan


(37)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 5.704 1.684 Valid Digunakan

11 2.712 1.684 Valid Digunakan

12 5.708 1.684 Valid Digunakan

13 5.396 1.684 Valid Digunakan

14 7.008 1.684 Valid Digunakan

15 9.992 1.684 Valid Digunakan

16 7.858 1.684 Valid Digunakan

17 8.603 1.684 Valid Digunakan

18 7.938 1.684 Valid Digunakan

19 7.762 1.684 Valid Digunakan

20 10.111 1.684 Valid Digunakan

21 6.866 1.684 Valid Digunakan

22 7.243 1.684 Valid Digunakan

23 5.202 1.684 Valid Digunakan

24 5.627 1.684 Valid Digunakan

No.

Item T hitung T tabel Keterangan Keputusan

25 6.421 1.684 Valid Digunakan

26 6.064 1.684 Valid Digunakan

27 6.064 1.684 Valid Digunakan

28 4.280 1.684 Valid Digunakan

29 4.185 1.684 Valid Digunakan

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 29 item yang diujikan, sebanyak 29 item dinyatakan valid. Sehingga jumlah item untuk angket variabel Y (kinerja mengajar guru) tetap berjumlah 29.


(38)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2013, hlm. 364), “reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”. Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, untuk penelitian ini digunakan metode Alpha. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan Sunarto (2013, hlm. 115) bahwa “metode mencari realibilitas internal yaitu dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha”. Rumus Alpha sebagai berikut :

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha yaitu:

1. Langkah pertama

Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus Si= ∑X - ∑Xi)2

N N Keterangan:

Si= varians skor tiap-tiap item ∑X = Jumlah kuadrat item Xi ∑Xi)2= Jumlah item Xi dikuadratkan


(39)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N= Jumlah responden 2. Langkah kedua

Menjumlahkan varians semua item dengan rumus: ∑Si = S1+ ... + Sn

∑Si = Jumlah varian semua item 3. Langkah ketiga

Menghitung varian total dengan rumus Si= ∑X - ∑Xt)2

N N Keterangan :

St = varians skor total

∑X =jumlah kuadrat skor total

∑Xt)2 = jumlah skor total dikuadratkan N = jumlah responden

4. Langkah keempat

Menghitung menggunakan rumus Alpha yaitu:

Setelah diketahui nilai reliabilitasnya dengan menggunakan rumus di atas, langkah selanjutnya adalah mencari nilai tabel r Pearson Product Moment. Diketahui signifikasi untuk α=0,05 dan dk = N – 1 = 30-1 = 29, maka diperoleh rtabel = 0,316. Selanjutnya, setelah diketahui nilai r dan rtabel, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan nilai r dengan nilai rtabel yang kaidahnya keputusannya sebagai berikut:

a. Jika r11 > rtabel maka reliabel b. Jika r11 < rtabel maka tidak reliabel

Hasill perhitungan uji reliabilitas (terlampir) kedua variabel adalah sebagai berikut:


(40)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X (Iklim Organisasi

Sekolah)

0.784 0.316

Reliabel >

Variabel Y (Kinerja Mengajar

Guru)

0.962 0.316

Reliabel >

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan

peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan dikaji.

2. Peneliti menentukan variabel X dan Y yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dan data yang diperoleh.

3. Peneliti merumuskan masalah, dalam merumuskan masalah peneliti menentukan 3 rumusan masalah yang akan dipecahkan.

4. Peneliti membuat kerangka pemikiran untuk mempermudah dalam menyusun penelitian karena dapat dijadikan tuntunan oleh peneliti dalam melaksanakan proses penelitian.

5. Peneliti merumuskan hipotesis mengacu pada rumusan masalah yang telah ditentukan untuk dapat memperoleh rumusan hipotesis.

6. Peneliti memilih metode dan pendekatan penelitian yang sesuai untuk memecahkan masalah penelitian.


(41)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Peneliti membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator dari variabel kemudian melakukan uji validitas atau hasil uji angket.

8. Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh untuk diolah.

9. Peneliti melakukan analisis data sehingga peneliti dapat memperoleh hasil penelitian.

10.Peneliti membuat hasil kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.

11.Peneliti menuliskan laporan dalam bentuk hasil laporan berupa skripsi.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan terpenting dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah informasi dan akan menjawab masalah penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 147) bahwa:

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengungkapkan makna dari data yang telah diperoleh dari proses penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini adalah upaya menyelidiki secara mendalam tentang data yang berhasil diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung, sehingga akan diketahui makna dan keadaan yang sebenarnya dari apa yang telah diteliti.

Adapun tahapan-tahapan dalam menganalisis data tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Seleksi data

Tahapan ini merupakan tahap awal dalam menganalisis data. Seleksi data dilakukan setelah data terkumpul dari seluruh responden. Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang terkumpul tersebut sudah memenuhi syarat untuk dapat diolah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

a. Memeriksa jumlah angket yang terkumpul sama dengan jumlah ketika angket tersebut disebarkan

b. Memeriksa semua item pertanyaan telah dijawab oleh responden sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan dalam petunjuk pengisian


(42)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Memeriksa data yang telah terkumpul tersebut layak atau tidak untuk diolah. Dalam artian data tersebut sudah memenuhi poin-poin di atas

2. Klasifikasi data

Tahapan selanjutnya adalah mengklasifikasikan data. Menurut

Akdon (2008, hlm. 180) “klasifikasi data merupakan usaha

menggolongkan, mengelompokkan, dan memilih data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti”. Data diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yakni variabel X (Iklim Organisasi Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dengan menggunakan Skala Likert. Jumlah skor yang diperoleh merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data.

3. Pengolahan data

Data yang telah diseleksi dan diklasifikasikan, selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus. Akdon (2008, hlm. 180) memaparkan bahwa “pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan”. Adapun tahapan-tahapan dalam pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden masing-masing Variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS).

Teknik Weighted Means Score (WMS) ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan umum atau skor rata-rata dari tiap variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Adapun rumus WMS, yaitu:

Sumber: Sudjana, 2005, hlm. 67 Keterangan:

= Rata-rata skor responden


(43)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Jumlah Responden

Langkah-langkah dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS ini sebagai berikut:

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dengan cara menghitung frekuensi dari setiap alternatif kemudian dikalikan dengan bobot nilai alternatif jawaban itu sendiri 4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi perhitungan WMS, sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

3,00 – 4,00 Sangat tinggi

2,00 – 3,00 Tinggi

1,00 – 2,00 Cukup

0,00 – 1,00 Rendah

6) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain mengetahui arah kecenderungan masing-masing variabel.

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Rumus yang digunakan untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, yaitu sebagai berikut (dalam Akdon dan Hadi, 2005, hlm. 86):


(44)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Skor baku yang dicari = Skor Mentah

= Skor rata-rata D = Standar defiasi

Adapun langkah-langkah untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku yaitu sebagai berikut (Akdon dan Hadi, 2005, hlm. 86-87):

1) Mencari skor tertinggi dan skor terendah

2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR)

3) Menentukan banyak kelas interval (BK)

4) Menentukan panjang kelas interval (i)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah diketahui

6) Menentukan rata-rata atau mean


(45)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8) Mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan rumus

c. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis data parametrik atau nonparametrik. Jika penyebaran datanya normal, maka akan digunakan teknik statistik parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data penulis menggunakan program SPSS for windows dengan uji Kolmograv Smirnov.

Adapun langkah-langkah dalam menghitung skor kecenderungan masing-masing variabel (uji normalitas menggunakan SPSS) sebagai berikut:

1) Buka program SPSS;

2) Masukkan data mentah variabel X dan Y pada data variabel; 3) Klik Variable View. Pada Variable View, kolom name pada

baris pertama diisi dengan variabel X dan baris kedua dengan variabel Y, kolom decimal= 0. Kolom label diisi dengan nama masing-masing variabel, selebihnya biarkan seperti itu; 4) Klik Analyze, sorot pada nonparametic test, kemudian klik

I-sample K- S;

5) Sorot variabel X pada kotak test Variable List dengan mengklik tanda

6) Klik options, kemudian pilih descriptive pada statistic dan exclude cases test by test, continue:

7) Klik normal pada test distribution, lalu OK (lakukan kembali untuk menghitungg uji normalitas variabel (Y)


(46)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun dasar keputusan uji normalitas yang digunakan peneliti adalah dengan melihat Asymptotic Significance 2-tailed pada tabel hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS. Yu, Zhen, Zhao & Zheng (Winarno, 1998, hlm. 96)

mengemukakan bahwa “Asymptotic Significance 2-tailed

merupakan pengujian nilai atau p-value untuk memastikan bahwa distribusi teramati, tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan dikedua ujung two-tailed distribution”. Adapun hipotesis dan dasar keputusan menurut rumus Kolmogorov Smirnov, sebagai berikut:

 Ho : Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

 Ha : Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai Asymp Sig 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

Nilai Asymp Sig 2-tailed < 0,05, maka Ha diterima berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal

d. Pengujian hipotesis penelitian 1) Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Teknik statistik yang digunakan akan bergantung pada hasil uji normalitas distribusi data. Adapun teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametrik yang pengujian hipotesisnya menggunakan rumus korelasi Person Product Moment (Riduwan dan Sunarto, 2013, hlm. 80)


(47)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= koefisien korelasi = jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item) = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Dalam rangka pengolahannya, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 22,0 for windows. Variabel-variabel yang akan dikorelasikan adalah variabel X (independen) dan variabel Y (dependen), maka rxy merupakan hasil koefisien korelasi dari kedua variabel tersebut. Selanjutnya, rxy hitung dibandingkan dengan rxy tabel dengan taraf kesalahan 5%. Bila harga rxy hitung > rxy tabel dan bernilai positif, maka terdapat hubungan positif sebesar angka hasil perhitungan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisiensi korelasi untuk memberikan interpretasi dengan menggunakan tolak ukur berdasarkan rxy hitung yang dikemukakan oleh Akdon (2008, hlm. 188), sebagai berikut:

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisiensi Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat


(1)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(kinerja mengajar guru) di SMK Negeri se-Kota Bandung tergolong cukup kuat.

b. Analisis uji t untuk mencari signifikansi diperoleh taraf signifikansi thitung = 7,354 dan ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,960, maka

thitung > ttabel dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel X (iklim organisasi sekolah) terhadap variabel Y (kinerja mengajar guru) di SMK Negeri se-Kota Bandung.

c. Analisis determinasi diperoleh harga 16,1 %. Hal ini berarti variabel Y (kinerja mengajar guru) di SMK Negeri se-Kota Bandung dipengaruhi oleh variabel X (iklim organisasi sekolah) sebesar 16,1 % dan sisanya 84,9% dipengaruhi oleh faktor lain.

d. Hasil pengujian regresi dikemukakan nilai konstanta (a) sebesar 29,981 dan beta yaitu 0,401, serta harga thitung 7,354 dan tingkat signifikansi

yaitu 0,000. Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil perhitungan di atas, yaitu �̂ = 29,981 + 0,401X, artinya konstants (a) sebesar 29,981 menyatakan bahwa jika iklim organisasi sekolah bernilai 0 atau kinerja mengajar guru tidak dipengaruhi oleh iklim organisasi sekolah, maka kinerja mengajar guru akan tetap mempunyai nilai sebesar 29,981. Persamaan ini memiliki hubungan yang positif, sehingga koefisien regresi sebesar 0,401 menyatakan bahwa setiap terjadi perubahan (peningkatan atau penurunan) satu poin pada variabel X, maka akan diikuti pula oleh perubahan variabel Y sebesar 0,401.

B. Implikasi

Implikasi yang dimaksud disini adalah dengan adanya penelitian ini diharapkan memiliki implikasi terhadap peningkatan iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru di SMK Negeri di Kota Bandung. Selain itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dijadikan pertimbangan dalam peningkatan iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.


(2)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat mengenai pengaruh iklim organisasi sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMK Negeri se-Kota Bandung, maka ada beberapa hal yang peneliti rekomendasikan diantaranya : 1. Untuk Kepala Sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam membuat kebijakan di sekolah yang berhubungan dengan iklim organisasi. Selain itu kepala sekolah hendaknya dapat menciptakan iklim organanisasi yang lebih baik lagi, dengan meningkatkan perhatian (Consideration) kepada guru-guru dengan selalu memberikan bantuan kepada guru-guru yang memiliki permasalahan baik itu permasalahan pribadi maupun permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran, selain itu kepala sekolah hendaknya memberikan penghargaan (reward) kepada guru-guru yang memiliki prestasi.

2. Untuk Guru

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan kinerja mengajarnya agar lebih efektif dan efisien. Dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu dari hasil penelitian didapatkan beberapa indikator yang memiliki nilai rata-rata paling rendah meskipun masih dalam kategori sangat tinggi, indikator tersebut adalah penguasaan bahan atau materi pembelajaran dan pelaksanaan remedial/perbaikan pembelajaran, oleh karena itu diharapkan guru-guru untuk lebih meningkatkan dan memperhatikan lagi indikator-indikator tersebut agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.


(3)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini secara umum hanya melihat dari sisi guru sebagai pemersepsi tentang iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru, alangkah lebih baik untuk penelitian selanjutnya penelitian dapat melihat juga dari sisi kepala sekolah mengenai iklim organisasi sekolah dan kinerja mengajar guru sehingga dapat disinkronkan antar kedua belah pihak. Selain itu untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian di instansi yang sama namun dengan variabel yang berbeda, untuk lebih mengembangkan penelitian, mengingat penelitian yang dilakukan ini belum sepenuhnya bisa menggambarkan permasalahan yang terjadi di sekolah.


(4)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Rujukan

1. Buku dan Artikel Jurnal:

Akdon & Hadi, Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistik Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Amalia, H (2013). Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di SMA Kartika XIX-3 Dan SMK Kartika XIX-1 Kota Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidiakan Indonesia, Bandung.

Arifin, Zainal. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode Dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2007). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT: Rineka Cipta.

B. Uno, Hamzah. & Lamatenggo, Nina. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Fathurrohman, P & Suryana, A. (2012). Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama Muhaimin. (2003). Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam Di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Noor, J. (2013). Metodelogi Penelitian Skirpsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta

Riduwan & Sunarto (2013). Pengantar Statistik. Bandung : Alfabeta Riduwan. (2012). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung:CV. Alfabeta

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta


(5)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sagala, S. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Saondi. (2009). Etika Profesi Keguruan. Kuningan, Bandung: PT Refika Aditama Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja. Jakarta: Rineka. Soetopo H. (2012). Perilaku Organisasi Teori Dan Praktik Di Bidang Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Subrayanti, D (2013). Pengaruh Supervise Akademik Kepala Sekolah Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjana, Nana & Ibrahim. (2005). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Sumaryana, Y. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Sd Negeri Di Kota Sukabumi. (Tesis). Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta Syamsiah, D. (2013). Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sekolah

Dasar Negeri Se-Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang. (Skripsi). Universitas Pendidiakan Indonesia, Bandung.

Taniredja, T & Mustafidah, H. (2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta.

Wahab, A. A. (2012). Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wahyudi, Imam. (2012). Mengajar Profesinalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Wibowo, A. & Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter (Strategi Membangun Kompetensi & Karakter Guru) Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(6)

Rona Romansyah, 2015

PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Salemba Empat

2. Peraturan Perundangan

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen