Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv. Grand Keude Kupie Medan
i
SKRIPSI
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
CV. GRAND KEUDE KUPIE MEDAN
OLEH :
M ARIEF AKBAR HRP
090502043
PROGRAM STUDI STRATA S-1 MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
(2)
i ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
CV. GRAND KEUDE KUPIE
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV. Grand Keude Kupie Medan.
Jenis peneltian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Grand Keude Kupie yang masih aktif. Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik Stratified random sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis linear berganda.
Hasil uji F (serempak) menunjukan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, sedangkan variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uji t (parsial), variabel budaya organisasi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai R-Square sebesar 22,9% menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kepuasan kerja untuk menjelasakan variabel kinerja karyawan adalah sebesar 22,9% sedangkan sisanya 77,2% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
(3)
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND JOBSATISFACTIONON THE PERFORMANCE OF
EMPLOYEES ATCV. GRAND KEUDE KUPIE
The purpose of this study was to determine the influence of organizational culture and employee satisfaction to employee performance at CV. Grand Keude Kupie Medan.
The Type of this research is associative causal research. The study population was all employees at CV. Grand Keude Kupie are still active. The sample in this study is using stratified random sampling technique. Methods of data collection in this study were questionnaires, interviews and documentation. The method used in this research is descriptive and multiple linear analysis.
The results of the F test (simultaneous) shows that organizational culture variable positive and significant impact on performance, whereas job satisfaction variables had no significant positive effect on employee performance. Based on t test (partial), variable organizational culture is the dominant variable effect on employee performance. R-Square value of 22.9% indicates that organizational culture and job satisfaction for variable identifies the employee's performance is 22.9% while the remaining 77.2% is explained by variables or other factors that are not included in this study.
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahamt dan karunia-Nya yang selalu menyertai Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi berbagai pihak.
Peneliti telah banyak mendapat bimbingan, nasihat, dan dorongan dari orangtua terkasih Ayah Anjumar Harahap dan Ibu Ponisrie serta berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga penelitian skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Azhar maksum, Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.Si dan Dra. Marhayanie, S.E, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Dra. Lucy Anna, M.S selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada Peneliti.
(5)
iv
5. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, S MSC. selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
7. Pak Nino, Pak Teuku dan Pak Agung selaku Dewan dan Pak Naldi, Pak Debby, Pak Kausar dan Ibu Moly selaku Manajer dan seluruh karyawan CV. Grand Keude Kupie Medan.
8. Kepada sahabat-sahabat Fikri, Adji, Tulus, Andre, Gita, Fauzidan Winnie terima kasih Peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.
Medan, Maret 2015
Peneliti,
(6)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Organisasi ... 11
2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi ... 11
2.1.2 Karakteristik Budaya Organisasi ... 13
2.1.3 Proses Terbentuknya Budaya Organisasi ... 15
2.1.4 Fungsi Budaya Organisasi ... 16
2.1.5 Hubungan Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan ... 17
2.2 Kepuasan Kerja ... 18
2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 18
2.2.2 Faktor-faktor Yang Menentukan Kepuasan Kerja ... 19
2.2.3 Teori Kepuasan Kerja ... 21
2.2.4 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 22
2.3 Kinerja Karyawan ... 25
(7)
vi
2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 25
2.3.3 Metode Penilaian Kinerja ... 27
2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja ... 29
2.4 Penelitian Terdahulu ... 30
2.5 Kerangka Konseptual ... 33
2.6 Hipotesis ... 35
BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Batasan Operasional Variabel ... 36
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 37
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 43
3.6 Populasi Dan Sampel ... 43
3.6.1 Populasi ... 43
3.6.2 Sampel ... 44
3.7 Jenis Dan Sumber Data ... 46
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 47
3.9 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 47
3.9.1 Validitas ... 47
3.9.2 Uji Reabilitas ... 48
3.10 Teknik Analisis Data ... 48
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 48
3.10.2 Analisis Statistik ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Gambaran Umum Oragnisasi ... 55
4.1.2 Visi Dan Misi Organisasi ... 56
(8)
vii
4.2 Metode Analisis Deskriptif ... 58
4.2.1 Karakteristik Responden ... 58
4.2.2 Deskriptif Variabel Budaya Organisasi ... 61
4.2.3 Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja ... 63
4.2.4 Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan ... 66
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 67
4.3.1 Uji Normalitas ... 67
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 70
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 72
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 73
4.4 Teknik Analisis Data ... 74
4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 74
4.4.2 Uji Siginifikan Simultan (Uji-F) ... 76
4.4.3 Uji Signifikan Parsial(Uji-t) ... 78
4.4.4 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 80
4.5 Pembahasan ... 81
4.5.1 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan ... 81
4.5.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
(9)
viii
DAFTAR TABEL No Tabel Judul Halaman
1.1 Data Karyawan CV. Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo
Medan Tahun 2014-2015 ... 6
1.2Data Absensi Karyawan pada Tahun 2013-2014 ... 6
1.3 Data Perputaran Karyawan CV. Grand Keude Kupie ... 8
2.1Penelitian Terdahulu ... 32
3.1Operasional Variabel ... 42
3.2Instrumen Skala Likert ... 43
3.3 Distribusi Sampel Karyawan CV. Grand Keude Kupie Medan ... 46
4.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 60
4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Budaya Organisasi ... 61
4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepuasan Kerja ... 63
4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan ... 66
4.7 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 70
4.8 Uji Multikolinieritas ... 71
4.9Hasil Uji Gleijser ... 72
4.10 Uji Autokorelasi ... 73
4.11 Variable Entered/Removed ... 74
4.12 Uji Regresi Linear Tiap Variabel Pertanyaan ... 75
4.13 Hasil Uji F ... 77
4.14 Hasil Uji t Pada Tiap Indikator ... 79
(10)
(11)
x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 35
4.1 Struktur Organisasi ... 57
4.2 Histogram ... 68
4.3 Pengujian Normalitas PP-Plot ... 69
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 88 2 Daftar Tabulasi Jawaban Validitas... 91 3 Daftar Tabulasi Jawaban Responden ... 94
(13)
i ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
CV. GRAND KEUDE KUPIE
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada CV. Grand Keude Kupie Medan.
Jenis peneltian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Grand Keude Kupie yang masih aktif. Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik Stratified random sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisis linear berganda.
Hasil uji F (serempak) menunjukan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, sedangkan variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uji t (parsial), variabel budaya organisasi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai R-Square sebesar 22,9% menunjukkan bahwa budaya organisasi dan kepuasan kerja untuk menjelasakan variabel kinerja karyawan adalah sebesar 22,9% sedangkan sisanya 77,2% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
(14)
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND JOBSATISFACTIONON THE PERFORMANCE OF
EMPLOYEES ATCV. GRAND KEUDE KUPIE
The purpose of this study was to determine the influence of organizational culture and employee satisfaction to employee performance at CV. Grand Keude Kupie Medan.
The Type of this research is associative causal research. The study population was all employees at CV. Grand Keude Kupie are still active. The sample in this study is using stratified random sampling technique. Methods of data collection in this study were questionnaires, interviews and documentation. The method used in this research is descriptive and multiple linear analysis.
The results of the F test (simultaneous) shows that organizational culture variable positive and significant impact on performance, whereas job satisfaction variables had no significant positive effect on employee performance. Based on t test (partial), variable organizational culture is the dominant variable effect on employee performance. R-Square value of 22.9% indicates that organizational culture and job satisfaction for variable identifies the employee's performance is 22.9% while the remaining 77.2% is explained by variables or other factors that are not included in this study.
(15)
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pada abad 21 ini,banyak perubahan terjadi begitu cepat dalam dunia usaha
dan tantangan bisnis semakin besar.Salah satu unsur penting dalam perubahan
tersebut ialah peran manusia, keadaan ini mendorong pihak manajemen organisasi
terus mengupayakan penyempurnaan berbagai sistem dalam pengelolaan sumber
daya manusia yang secara luas mengarah pada tujuan organisasi, supaya
organisasi dapat kompetitif. Organisasi dalam mencapai tujuan ditunjukkan dari
hasil kinerja. Kinerja dari suatu organisasi dilihat dari hasil kerja yang dilakukan
oleh sumber daya manusia akan karyawan organisasi.
Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja adalah ”Hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Moeheriono
(2009:60) kinerja merupakan “Gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”.
Kinerja dalam hal ini menunjukkan hasil kerja yang dicapai seseorang setelah
melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan oleh organisasi.
Menurut Koesmono (2005:77) kinerja karyawan dipengaruhi oleh
motivasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja. Budaya organisai merupakan
(16)
2
efektivitas karyawan. Budaya yang produktif adalah budaya yang dapat
menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan organisasi dapat terakomodasi.
Menurut Kotter (2005:35) Budaya organisasi adalah sistem penyebaran
kepercayaan dan nilai – nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan
mengarahkan perilaku anggota – anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi
instrumen keunggulan kompetitif yang utama. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa kebudayaan yang kuat akan menuntun perilaku dan memberi makna pada
kegiatan organisasi. Sehingga kinerja yang dihasilkan menjadi optimal. Hal ini
merupakan dukungan yang sangat berarti dalam mencapai kesuksesan suatu
organisasi. Kesadaran pemimpin organisasi ataupun karyawan terhadap pengaruh
budaya organisasi dapat memberikan semangat yang kuat untuk mempertahankan,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi tersebut yang merupakan
daya dukung yang kuat untuk kemajuan organisasi. Budaya organisasi yang kuat
akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri
karyawan sehingga mampu memotivasi untukmenampilkan kinerja yang paling
memuaskan, mencapai tujuan yang lebihbaik, dan pada gilirannya akan
memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan kinerja.
Kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005:271) adalah ”Suatu
efektifitas atau respon emosional terhadap aspek pekerjaan”. Respon seseorang
meliputi respon terhadap komunikasi organisasi, supervisor, kompensasi,
promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan interpersonal
(17)
3
pemimpin harus memahami karakteristik masing-masing bawahan. Hal ini
menentukan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing individu.
Apabila hal tersebut terwujud maka kepuasan kerja akan dapat tercapai, sehingga
kinerja karyawan menjadi lebih baik.
Menurut Robbins dan Judge (2008:109) karyawan yang memiliki
kepuasan terhadap pekerjaannya tidak akan mangkir dan berhenti dari
pekerjaannya, kinerja karyawan tersebut juga akan semakin meningkat.
Menciptakan kepuasan kerja karyawan diharapkan akan mengurangi perilaku –
perilaku negatif yang dapat menghambat untuk kerja karyawan.
CV. Grand keude kupie merupakan salah satu organisasidi bidang kuliner
yang menyediakan berbagai kuliner khas Aceh yang berada di Medan yang kini
memiliki 5 cabangmelibatkan puluhan karyawan. Menyatukan visi dari puluhan
karyawan tidaklah mudah karena di dalam diri setiap individu karyawan
mempunyai kepribadian yang berbeda-beda satu sama lainnya. Belum lagi
persaingan dari organisasi lain dibidang yang sama serta perkembangan teknologi
yang terus berubah. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara
sistematis menuntun karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Budaya
organisasi dapat di fungsikan sebagai tuntutan yang mengikat para anggotanya
karena dapat diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan
ketentuan organisasi, maka individu-individu yang ada di dalam organisasi secara
tidak langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang
(18)
4
pada akhirnya akan membantu dalam menghasilkan individu-individu yang cakap
dan mempunyai integritas yang tinggi. Yang nantinya selain menghasilkan SDM
yang berkualitas juga akan menjadi suksesnya suatu organisasi.
Jika kita mencari atau menganalisis budaya organisasi yang tercipta di
Grand keude kupie merupakan berasal dari SDM atau tenaga kerja yang ahli
namun minim pendidikan formal masih bekerja di cafe tersebut bahkan
menduduki struktur Mid s/d Top Manajemen. Budaya organisasi yang tercipta di
cafe ini berawal dari tahun pertama dahulu Grand keude kupie ini hanya sebuah
cafe berskala kecil dengan pangsa pasar yang kecil pula dengan sistem
manajemen yang tidak terlalu mengacu pada sistem manajemen yang baku.
Memasuki tahun kedua,cafe ini yang di mana pelanggan meningkat seiring oleh
eksistensi cafe ini sehingga mengharuskan cafe tersebut dituntut untuk semakin
terorganisir namun dengan memanfaatkan SDM atau tenaga terampil
dibidangnya, yang dengan kata lain adalah orang-orang yang di tuntut dan harus
mengerti mengenai manajemen dan terus belajar dari pengalaman.
Saat SDM atau tenaga terampil di bidangnya tersebut menduduki posisi
pemimpin atas pencapaian seiring waktu bukan atas pertimbangan latar belakang
pendidikan yang mempuni sehingga membentuk prilaku yang bertolak belakang
dengan organisasi mempengaruhi kinerja anggota bawahannya yang seharusnya
SDM tersebut memiliki keterampilan di bidangnya dan di dukung dengan
pendidikan formal yang layak pula sehingga para anggotanya mendapatkan
(19)
5
menghasilkan kinerja yang tepat pula.Dan selama ini masih sering terjadi
pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan maupun kode etik tetapi tindakan
untuk yang melanggar bagi karyawan masih tahap peringatan lisan dan toleransi.
Walaupun budaya organisasi telah di lakukan,namun permasalahan terkait
dengan SDM masih saja terjadi di organisasi ini.Permasalahan tersebut meliputi
tingkat kedisiplinan, dimana hampir setiap hari ada karyawan yang terlambat
selain itu juga,ada yang meninggalkan tempat kerja lebih awal ataupun
mangkir,lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2.Selain tingkat kehadiran
kurangnya kedisiplinan karyawan juga ditunjukkan dengan ruang kerja mereka
yang kurang tertata rapi. Permasalahan tersebut merupakan indikasi bahwa
karyawan kurang mendapatkan kepuasan selama mereka bekerja.Beberapa
indikator yang terkait dengan kepuasan kerja,yaitu menurunnya tingkat
absensi,menurunnya tingkat perputaran karyawan, meningkatnya disiplin kerja,
(20)
6
Berikut adalah Data Karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo
Medan tahun 2014-2015
Tabel 1.1
Data Karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo Medan Tahun 2014-2015
Sumber : Data HRD Grand Keude Kupie
Berikut adalah Data Absensi Karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng
& Gayo Medan tahun 2014-2015
Tabel 1.2
Data Absensi Karyawan pada Tahun 2013-2014
Sumber : Data HRD Grand Keude Kupie
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa pada tahun 2013 jumlah karyawan yang
absen dengan alasan mangkir semakin meningkat. Sedangkan pada tahun 2014
terlihat bahwa karyawan yang absen karena mangkir meningkat semakin harinya. Setiabudi Puri Gaperta STM CentrePoint
1 Manajer 1 1 1 1 1 5
2 Supervisor 1 1 0 1 1 4
3 Kapten 1 1 1 0 0 3
4 Produksi 12 8 5 5 2 32
5 Kasir 3 2 2 2 0 9
6 Pelayanan 12 7 3 3 0 25
7 Logistik 3 1 0 0 0 4
8 Sekuriti 2 1 0 0 0 3
Jumlah 35 22 12 12 4 85
Cabang Jabatan
No Jumlah
Semester I Semester II Semester I Semester II
Cuti 6 8 13 13
Cuti Sakit 11 14 13 21
Ijin 10 16 16 14
Mangkir 16 21 17 23
Total 43 59 59 71
(21)
7
Hal ini menunjukan bahwa karyawan tersebut telah melakukan
pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan organisasi dan kode etik yang berlaku di CV.
Grand Keude Kupie.
Dari uraian permasalahan diatas,budaya organisasi memberikan pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi yang tidak sesuai dan kepuasan
kerja karyawan kurang terpenuhi berdampak langsung terhadap kontribusi berupa
perilaku dan kinerja yang diberikan karyawan terhadap organisasi. Penilaian
kinerja dilakukan oleh masing-masing secara langsung yang melibatkan karyawan
yang bersangkutan, atasan langsung, rekan sekerja, dan bawahan serta dokumen.
Bermula dari budaya organisasi yang tercipta dari umur cafe berdiri hingga saat
ini kedisiplinan dan sikap perilaku karyawan bertolak belakang sistem manajemen
yang berlaku sehingga menciptakan kinerja yang kurang efektif,serta di tambah
lagi dengan SDM minim pendidikan tersebut menduduki posisi pemimpin maka
terciptalah kepuasan kerja yang kurang efektif di rasakan oleh
anggota-anggotanya sehingga membentuk sikap yang mengakibatkan organisasi tersebut
mengalami perlawanan baik secara prinsip maupun secara sikap yang
(22)
8
Berikut adalah Data Perputaran Karyawan Grand Keude Kupie Ulee
Kareng & Gayo Medan tahun 2014-2015
Tabel 1.3
Data Perputaran Karyawan 2014-2015
Cabang Keluar Masuk Jumlah
Karyawan
Setiabudi 17 8 35
Puri 5 4 22
Gaperta 3 0 12
STM 1 0 12
Centrepoint 0 2 4
Jumlah 26 14 85
Sumber : HRD CV.Grand Keude Kupie
Tabel 1.3 menjelaskan bahwa secara keseluruhan tingkat perputaran
karyawan yang keluar lebih besar di bandingkan yang masuk yaitu sebanyak 26
orang atau 30% dari jumlah karyawan yang merupakan indikasi bahwa karyawan
tersebut merasa tidak puas dengan pekerjaanya tersebut.
Hal ini menunjukkan adanya kinerja karyawan yang belum optimal. Belum
optimalnya tingkat kinerja yang dicapai CV. Grand keude kupie saat ini tidak
terlepas dari permasalahan yang terjadi seperti masalah yang telah diuraikan
sebelumnya yaitu mengenai budaya organisasi, dan kepuasan kerja karyawan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan kinerja karyawan di duga karena
budaya organisasi yang diterapkan seperti yang tertera di peraturan organisasi dan
kode etik organisasi belum terlaksana dengan baik dan kepuasan kerja karyawan
(23)
9
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut,maka diperlukan adanya
karyawan yang berkinerja baik yang dapat memberikan kontribusi.Keberhasilan
suatu organisasi memerlukan kinerja karyawan yang baik.Untuk memberdayakan
sumber daya manusia tersebut diperlukan adanya acuan bagi organisasi dan
kesatuan nilai utama yang dianut bersama oleh semua karyawan organisasi yaitu
budaya organisasi yang tercipta dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi,
kebiasaan- kebiasaan, kebijakan-kebijakan dan perilaku karyawan yang berada di
dalam organisasi tersebut dan kinerja tidak lepas pula dari pengaruh budaya
organisasi yang tercermin dari orientasi hasil yang dicapai karyawan serta
bagaimana keputusan yang dibuat, siapa yang membuat, bagaimana imbalan
dibagikan, siapa yang dipromosikan, bagaimana diperlakukan, bagaimana
organisasi respon kepada lingkungannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang didukung dengan teori-
teori tesebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Grand Keude Kupie Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, perumusan masalah yang dijadikan
objek penelitian adalah : Apakah Budaya Organisasi dankepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada CV. Grand Keude Kupie Medan?”
(24)
10 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada
CV. Grand Keude Kupie Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi organisasi sebagai informasi dan bahan masukan bagi organisasi
untuk dijadikan landasan dalam menetukan kebijakan organisasi guna
meningkatkan kinerja karyawan, dan sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan dan mempertahankan budaya organisasi.
b. Bagi peneliti, untuk memberikan kontribusi pemikiran guna
memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber
daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan budaya organisasi
dan kepuasan terhadap kinerja karyawan.
c. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang,
khususnya penelitian yang berkaitan dengan budaya organisasi dan
(25)
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Organisasi
2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan cara berpikir dan melakukan sesuatu yang
mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi dan para anggota
baru harus mempelajari atau paling sedikit menerima sebagian dari budaya
tersebut agar diterima sebagai bagian dari organisasi. Menurut Collin & Porras
(2001:135) budaya yang telah menjadi suatu karakter darisuatu organisasi
memiliki dan memainkan peranan yang begitu besar bagi kemajuan dan kesehatan
organisasi tidak hanya dalam kurun waktu yang pendek namun juga dalam kurun
waktu yang relatif panjang.
Menurut Robert dalam Wirawan (2008:10), Budaya organisasi adalah
norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa yang dapat
diterima dan apa yang tidak dapat diterima, nilai-nilai dominant yang dihargai
diatas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut bersama oleh
anggota organisasi, peraturan main yang harus dipelajari jika orang ingin dapat
sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan filsafat yang mengarahkan
(26)
12
Menurut Edward dalam Munandar (2004:30) unsur- unsur yang terdapat
dalam budaya terdiri dari:
a. Ilmu pengetahuan
b. Kepercayaan
c. Seni
d. Moral
e. Hukum
f. Adat istiadat
g. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
h. Asumsi-asumsi dasar
i. Sistem nilai
j. Pembelajaran/pewarisan
k. Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal serta cara
mengatasinya.
Menurut MCKenna dan Beech (2000:18),Budaya organisasi merupakan
nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota dalam suatu
organisasi. Dengan kata lain Budaya organisasi adalah norma-norma dan
kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam
organisasi. Budaya orgnisasi menjadi acuan bersama diantara manusia dalam
melakukan interaksi dan organisasi.
Pendapat lain dikemukakan Koesmono (2005:139) yang menyatakan
(27)
13
bermula dari adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada
diri pelaku kerja atau organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, Budaya organisasi dapat
dikatakan sebagai aturan main yang ada di dalam organisasi yang akan menjadi
pegangan dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan
nilai-nilai untuk berperilaku dan sikap mereka sehari-hari selama mereka berada dalam
organisasi tersebut dan sewaktu mewakili organisasi berhadapan dengan pihak
luar.
2.1.2 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins (2008:10) ada 10 (sepuluh) karakteristik budaya
organisasi, yaitu: 1. Inisiatif individual
Yang dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan
atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan
pendapat. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau
pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan
daya organisasi.
2. Toleransi Terhadap Tindakan Beresiko.
Dalam budaya organisasi perlu ditekankan sejauh mana para karyawan
dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif danmengambil resiko.
Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan toleransi
(28)
14
untuk memajukan organisasi serta berani mengambil resiko terhadap apa
yang dilakukannya.
3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan
tersebut jelass tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi. Kondisi ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
4. Integrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit
organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan
unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan.
5. Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas
terhadap bawahan.Perhatian manajemen terhadap karyawan sangat membantu
kelancaran kinerja suatu organisasi.
6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma
yang berlaku dalam suatu organisai. Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan
dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan untuk
(29)
15 7. Identitas
Yang dimaksudkan sejauh mana para karyawan dalam suatu organisasi dapat
mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai
kelompok kerja tertentu. Identitas diri sangat membantu manajemen dalam
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. 8. Sistem Imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan
gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja karyawan, bukan
senioritas atau pilih kasih.
9. Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para karyawan disorong untuk mengemukakan konflik dan
kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat atau kritik merupakan fenomena
yang sering terjadi namun bisa dijadikan sebagai media untukmelakukan
perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
10. Pola Komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
2.1.3 Proses Terbentuknya Budaya Organisasi
McKenna dan Beech (2000:60) membagi budaya organisasi organisasi
(30)
16
1. Filosofi, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang
berkenaan dengan karyawan atupun klien.
2. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi.
3. Norma-norma yang diterapkan dalam bekeja.
4. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalm organisasi yang harus dipelajari
oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organissi.
5. Tingkah laku khas tertentu alam berinteraksi yang rutin dilakukan. Perasaan
atau suasana yang diciptakan dalam organisasi.
Dengan menggali komponen-komponen pembentukini, diharapkan akan
memperoleh gambaran global dari budaya organisasi tertentu. Gambaran ini
menjadi dasar organisasi tersebut, bagaimana masalah diselesaikan didalamnya,
dan cara para anggota diharapkan berperilaku.
2.1.4 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Rivai (2004:30) fungsi budaya organisasi adalah:
1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi
yang lain.
2. Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas pada
kepentingan individu.
(31)
17
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta
membentuk sikap dan perilaku karyawan.
2.1.5 Hubungan Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan
Menurut Djokosusanto(2003:42) adanya keterkaitan hubungan antara
budaya organisasi dengan kinerja karyawan yang dapat dijelaskan dalam model
diagnosis budaya organisasi yang menyatakan bahwa semakin baik kualitas faktor
– faktor budaya organisasi, maka semakin baik pula kinerja karyawan.
Menurut Robbins (2008:99), Budaya organisasi yang disosialisasikan
dengan komunikasi yang baik akan dapat menemukan kekuatan menyeluruh
organisasi, kinerja dan daya saing dalam jangka panjang.
Kinerja karyawan ditentukan oleh persepsi subyektifkaryawan mengenai
organisasi, dan persepsi keseluruhan inilah yang menjadi dasar terbentuknya
budaya organisasi. Persepsi yang mendukung atau tidak mendukung ini kemudian
mempengaruhi kinerja individu karyawan, dan kepuasan karyawan, dengan
dampak yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat Budaya yang kuat
memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota organisasi
mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi itu.
Dengan budaya organisasi akan memudahkan karyawan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan organisasi, dan membantu karyawan untuk
mengetahui tindakan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di dalam organisasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sebagai
(32)
18
tugas dan pekerjaannya. Untuk menentukan sejauh mana organisasi perlu
melakukan perubahan, langkah pertamanya adalah menganalisis budaya yang
hidup didalam organisasi untuk memutuskan apa saja yang perlu dirubah dan
selanjutnya dilakukan pengembangan dan pengimplementasian strategi
perubahan.
2.2 Kepuasan Kerja
2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan karyawan tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Kepuasan kerja merupakan
respon seseorang terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya.
Respon seseorang meliputi respon terhadap komunikasi organisasi, supervisor,
kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan
interpersonal dalam organisasi.
Kepuasan kerja sebagaimana diungkapkan oleh Kreitner dan Kinicki
(2005:271) adalah efektifitas atau respon emosional terhadap aspek pekerjaan.
Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal.
Seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas
dengansalah satu atau lebih aspek lainnya.
Luthans (1995:65) menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki 3 (tiga)
dimensi. Pertama bahwa kepuasan kerja tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat
(33)
19
memenuhi atau melebihi harapan seseorang. Ketiga, kepuasan kerja
mencerminkan hubungan dengan berbagai sikap lainnya dari para individual.
Menurut Koesmono (2005:53) kepuasan kerja merupakan pernyataan
emosional yang positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap
pengalaman kerja atau pekerjaan seseorang. Pernyataan tersebut mengandung
makna bahwa kepuasan kerja merupakan emosi yang positif atau dapat
menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaan terhadap pekerjaan atau
pengalamankerja seseorang. Gomes (2003:178) menyebutkan kepuasan atau
ketidak-puasan seseorangdengan pekerjaannya merupakan keadaan yang
sifatnya subjektif, merupakan kesimpulan yang didasarkan pada perbandingan
mengenai apa yang secara nyata diterima oleh karyawan dengan apa yang
diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak
baginya.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Menentukan Kepuasan Kerja
Smith,Kendall dan Hulin dalam Munandar (2004), menyatakan sejumlah
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1. Kepuasan kerja terhadap pekerjaan itu sendiri, hal itu terjadi bilapekerjaan
tersebut memberikan kesempatan bagi individu untuk belajar sesuai dengan
minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab.
2. Kepuasan terhadap gaji, adanya sejumlah gaji yang diterima sesuai dengan
(34)
20
3. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada
struktur organisasi.
4. Kepuasan terhadap supervisi, bergantung pada kemampuan atasannya untuk
memberikan bantuan tehnis dalam memotivasi.
5. Kepuasan terhadap rekan kerja, yaitu seberapa besar rekan kerja memberikan
bantuan teknis dan dorongan sosial.
As’ad (2003 : 115) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan yaitu:
1. Faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,
bakat dan ketrampilan.
2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
antar sesama karyawan, dengan atasannya, mapun karyawan yang berbeda
jenis pekerjaannya.
3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,
umur dan sebagainya.
4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan
(35)
21
sebagainya, kepuasan kerja karyawan. Pada umumnya kepuasan kerja
meningkat apabila penyelia dapat memahami, memberikan pujian untuk
kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan dan menunjukkan minat
pribadi kepada karyawan.
2.2.3 Teori Kepuasan Kerja
Rivai (2004:856) menyebutkan bahwa teori tentang kepuasan kerja ialah
1. Teori Ketidaksesuaian
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara
yang seharusnya dengan kenyataan. Apabila kepuasannya melebihi dari yang
diinginkan, maka kepuasan akan lebih meningkat. Kepuasan kerja seseorang
tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan
apa yang dicapai.
2. Teori Keadilan(Equity theory)
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,
tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam suatu situasi,
khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori
keadilan adalah input, hasil, keadilan, dan ketidakadilan. Input adalah faktor
bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaannya seperti
pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau
perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaannya.
(36)
22
Teori ini merupakan hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan itu bukan suatu variabel kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik
pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan dissatisfies.
Satisfies ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber
kepuasan kerja yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada
kesempatan untuk berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan dan
promosi. Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan,
yang terdiri dari: gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja
dan status.
2.2.4 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Luthans (1995:97) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi, kinerja akan
meningkat, walaupun hasilnya tidak langsung. Ada beberapa variabel moderating
yang menghubungkan antara kinerja dengan kepuasan kerja, terutama
penghargaan. Jika karyawan menerima penghargaan yang mereka anggap pantas
mendapatkannya, dan puas mungkin ia menghasilkan kinerja yang lebih besar.
Menurut Robbins (2008:85) hubungan antara kepuasan kerja dengan
kinerja dijelaskan bahwa kepuasan kerja menimbulkan kinerja, karena karyawan
yang merasa puas menjadi lebih produktif, karyawan produktif merasa puas dan
prestasinya meningkat. Dapat dijelaskan juga bahwa kepuasan kerja karyawan
juga akan mendorong karyawan mencapai kinerja yang tinggi sebagaimana telah
(37)
23
diasumsikan bahwa kepuasan kerja menghasilkan prosuktivitas yang tinggi serta
menujukkan kinerja yang baik.
Adapun konsekuensi kepuasan kerja yang diadopsi oleh Panggabean(2004)
adalah sebagai berikut:
1. Perputaran karyawan
Seorang karyawan yang puas dengan organisasi di mana ia bekerja
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk bertahan lebih lama pada
organisasitersebut, sehingga tingkat keluar masuknya karyawan rendah.
2. Komitmen organisasi
Dapat dikatakan sebagai suatu kondisi di mana seorang karyawan yang puas
akan lebih memihak kepada suatu organisasi dan berusaha tetap memiliki
loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tersebut.
3. Absensi
Karyawan yang kurang puas terhadap pekerjaannya akan sering absen dengan
alasan – alasan yang direncanakan atau dapat juga dengan cara datang
terlambat.
4. Semangat kerja
Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya akan bersemangat dalam bekerja,
(38)
24
Menurut Robbins(2003:44) konsekuensi dari kepuasan kerja ada tiga
yaitu:
1. Kepuasan dan produktivitas
Seorang pekerja yang bahagia adalah seorang pekerja yang produktif. Jika
karyawan melakukan suatu pekerjaan yang baik, secara intrinsik karyawan
merasa senang dengan hal itu. Lagi pula, dengan mengandalkan bahwa
organisasi memberikan ganjaran untuk produktivitas, produktivitas yang lebih
tinggi seharusnya meningkatkan pengakuan verbal, tingkat gaji, dan
probabilitas untuk dipromosikan. Ganjaran – ganjaran ini selanjutnya
menaikkan kepuasan karyawan pada pekerjaannya.
2. Kepuasan dan kemangkiran
Seorang yang puas dengan pekerjaannya akan memiliki tingkat absensi
rendah, namun tidak menutupi kemungkinan bahwa karyawan yang memiliki
kepuasan dalam bekerja juga dapat memiliki absensi yang tinggi. Supaya tidak
terjadi hal yang demikian, sebaiknya organisasi memberikan kompensasi yang
menarik seperti pemberian cuti masa kerja di luar hari besar/hari libur
nasional.
3. Kepuasan dan tingkat keluar-masuknya karyawan
Salah satu cara yang dignakan organisasi untuk mempertahankan
karyawannya yang handal yaitu dengan memberikan kepuasan dalam bekerja
kepada karyawan tersebut. Dengan demikian, karyawan yang mempunyai
(39)
25 2.3 Kinerja
2.3.1 Pengertian Kinerja
Pengertian Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi. Moeheriono (2009:60) mengatakan bahwa
kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah
mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang telah ditetapkan
oleh organisasi. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh sesorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, dalam
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Jadi kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan kegiatan atau menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya
dengan hasil seperti yang diharapkan.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2002:78) kinerja karyawan adalah hal-hal
yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada
organisasi, antara lain:
1. Kualitas kerja yaitu kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak
(40)
26
2. Kuantitas kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal.
3. Kerjasama yaitu kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan
4. Pemanfaatan waktu yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan
kebijaksanaan organisasi.
Menurut Ishak (2003: 10) kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak
faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu:
1. Kompetensi individu.
Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan
kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:
a Kemampuan dan Keterampilan Kerja. Kemampuan dan keterampilan setiap
orang dipengaruhi oleh kebugaran fisik dan kesehatan jiwa individu yang
bersangkutan, pendidikan, akumulasi pelatihan, dan pengalaman kerjanya.
b. Motivasi dan etos kerja. Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong
semangat kerja. Motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belkang
keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai – nilai agama yang
dianutnya. Sseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan keterpaksaan
untuk memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang rendah. Sebaliknya
seseorang yang memandang pekerjaan sebagai kebutuhan, pengabdian,
(41)
27 2. Dukungan Organisasi
Kinerja setiap orang juga tergantung dari lingkungan organisasi dalam
bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, serta kondisi dan
syarat kerja. Pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap
unit kerja dan setiap orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai sasran tersebut.
3. Dukungan Manajemen
Kinerja organisasi dan kinerja setiap orang sangat tergantung pada
kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun
sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan
mengembangkan kompetensi pekerja, demikian juga dengan menumbuhkan
motivasi dan memobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal. Dalam
rangka pengemban kompetensi pekerja, manajemen dapat melakukan antara lain:
a. Mengidentifikasi dan mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan, keunggulan, dan
potensi yang dimilki oleh setiap pekerja.
b. Mendorong pekerja untuk terus belajar meningkatkan wawasan dan
pengetahuannya.
c. Membuka kesempatan yang seluas – luasnya kepada pekerja untuk belajar, baik
secara pribadi maupun melalui pendidikan dan pelatihan yang dirancang dan
(42)
28 2.3.3 Metode Penilaian Kinerja
MenurutMoeheriono ( 2009 : 108) beberapa metode penilaian kinerja yang
dapat diterapkan adalah :
1. Metode skala peringkat (Rating scale)
Sistem ini terdiri atas dua bagian yaitu (1) bagian suatu daftar karakteristik dan (2)
bidang, ataupun perilaku yang akan dinilai dan bagian skala. Kekuatan sistem
ini adalah dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan upaya sesering
mungkin. Kelemahan dari sistem ini adalah subjektif karena kriteria penilaian
yang digunakan amat samar dan kurang tepat, khususnya pada skala yang
digunakan.
2. Metode daftar pertanyaan (Checklist)
Hasil metode ini adalah bobot nilai pada lembar Checklist, tetapi checklist dapat
dijadikan sebagai gambaran hasil kerja pegawai yang akurat. Keuntungannya
adalah biaya yang murah, pengurusannya mudah, penilai hanya membutuhkan
waktu pelatihan yang sederhana dan distandarisasi. Kelemahannya terletak
pada penyimpangan penilai yang lebih mengedepankan kriteria pribadi
pegawai dalam menentukan kriteria hasil kerja, kesalahan menafsir
materi-materi checklist, dan penentuan bobot nilai tidak seharusnya dilakukan oleh
departemen Sumber Daya Manusia.
3. Metode pilihan terarah (Forced Choice Method)
Sistem ini menggunakan evaluasi dalam lima skala yaitu, (1) berkinerja sangat
(43)
29
rata-rata rendah, (5) berkinerja sangat rendah. Kekuatan sistem ini adalah
dapat mengidentifikasikan pegawai yang memiliki prestasi tinggi dan luar
biasa serta dapat mengurangi penyimpangan penilaian. Kelemahannya adalah
tidak realistis mendorong pimpinan yang memiliki hanya empat atau lima
pegawai untuk mendistribusikannya ke lima level. 4. Metode peristiwa kritis (Critical Incident Method)
Pada sistem ini dilaksanakan dengan membuat catatan-catatan contoh yang luar
biasa baik atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja
seorang pegawai dan meninjaunya bersama pegawai lain pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Keuntungan metode ini adalah menyajikan
fakta-fakta keras yang spesifik untuk menjelaskan evaluasi dan memastikan bahwa
pimpinan berfikir tentang evaluasi , serta mengidentifikasikan contoh-contoh
khusus tentang kinerja yang baik dan jelek dan merencanakan perbaikan
terhadap kemerosotan. Kelemahannya adalah sulit untuk menilai atau
memeringkatkan pegawai yang berhubungan dengan satu sama lain.
2.3.4 Manfaat Penilaian Kinerja
Hariandja (2002:195) mengemukakan arti pentingnya penilaan kinerja
antara lain sebagai berikut:
1. Perbaikan kinerja memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerjaa nelalui umpan
(44)
30
2. Penyesuaian gaji yang dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi
kryawan secara layak sehingga daapat memotivasi mereka.
3. Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukannya penempatan karyawan
sesuai dengan keahliannya.
4.Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui
kelemahan-kelemahan dari karyawan sehingga dapat dilakukan program
pengembangna dan pelatihan secara efektif.
5. Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan
karier bagi karyawan dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi
6. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu
kinerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalm penempatan
sehingga dapat dilakukan perbaikan.
7. Meningkatkan adanya perlakuan kesempatan yang sama pada karyawan
2.4Penelitian Terdahulu
Raysa (2006) melakukan penelitian yang berjudul :Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan .
Penelitian ini dilakukan pada 75 karyawan Perum Pegadaian Kanwil 1 Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap
kinerja karyawan. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik seperti: uji validitas dan reabilitas, analisis
regresi linear berganda, pengujian hipotesis dengan uji F hitung, t hitung dan
(45)
31
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada Perum Pegadaian
Kanwil 1 Medan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung
sebesar 3.53 lebih besar dari t tabel, artinya variabel independen yang diteliti
secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
Esalona Anilena Manik (2009) meneliti dengan judul “Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Trakindo Utama
Medan”. Penelitian ini dilakukan kepada 53 orang karyawan yang sudah bekerja
lebih dari atau sama dengan satu tahun di PT. Trakindo Utama Medan. Budaya
organisasi organisasi ini sendiri terdiri dari enam nilai inti yang berpegang pada
etika bertaraf internasional, gigih, proaktif, saling menghormati,dan
pengembangan karyawan serta kepuasan kerja adalah variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Pengujian data dilakukan dengan kuesioner yang dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik seperti: uji validitas dan reabilitas, analisis
regresi linear berganda, pengujian hipotesis dengan uji F hitung, t hitung dan
pengujian Koefisien Determinan (R2), dengan bantuan SPSS 16,00 for Windows.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan secara parsial variabel taraf internasional dan variabel saling
menghormati berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan. Dengan nilai t hitung tertinggi pada variabel taraf internasional yaitu
sebesar 4,329. Sedangkan variabel etika, gigih, proaktif, dan pengembangan
(46)
32
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Burhan (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “ Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terdap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi
Kepuasan Kerja Pada PT.BPR Setia Karib Abadi Semarang. Hasil penelitian ini
adalah bahwa budaya organisasi , komitmen organisasi , kepuasan kerja memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan. dimana hasil koefisien determinasi budaya
organisasi memilikipengaruh sebesar 70,1%. Komitmen organisasi sebesar 40,9%,
dan kepuasan kerja sebesar 66,4%, Terhadap kinerja karyawan. Hal ini
menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh lebih besar dan
mempunyai tingkat keeratan hubungan yang kuat terhadap terhadap kinerja
karyawan.
Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian
Terdapat pengaruh posistif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, Hasil uji t menunjukan bahwa t hitung sebesar 3.53 lebih besar dari t tabel artinya variabel independent yang di teliti secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
Secara parsial variabel taraf internasional dan variabel saling menghormati berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan nilai t hitung tertinggi pada variabel taraf internasional yaitu 4.329, Sedangkan variabel etika, gigih, proaktif, dan pengembangan karyawan tidajkberpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Esalona (2009)
Raysa (2006)
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Perum Pegadaian Kanwil I Medan
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Trakindo Utama Medan
Budaya Organisasi (X1) Kepuasan Kerja (Y) Budaya Organisasi (X1) Kepuasan Kerja (Y)
(47)
33
Teman (2005) dalam jurnalnya yang berjudul “ Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada
Sub Sektor Industri Pengolaah Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Hasil
penelitian ini adalah secara langsung motivasi berpengaruh terhadap kepuasan
kerja sebesar 1.462 dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.387,
kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.003 dan budaya organisasi
berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0.680 dan budaya organisasi berpengaruh
terhadap kepuasan kerja sebesar 1.183.
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Kennadan Nic (2000:18) budaya organisasi merupakan nilai,
kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota dalam suatu organisaasi.
Peran budaya organisasi adalah untuk menjaga dan memelihara keberlangsungan
organisasi yang telah disepakati oleh organisasi sehingga dapat merealisasikan
tujuan – tujuannya. Budaya organisasi yang kuat dan budaya yang mempunyai
nilai positif akan mempengaruhi setiap perilaku. Hal itu tidak hanya membawa
dampak pada perkembangan kemampuan dan kinerja karyawan, namun juga akan
berdampak pada keuntungan organisasi yang diterapkan didalam organisasi
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kinerja
karyawan. Adapun indikator budaya organisasi menurut Robbins (2008:10) yaitu
(48)
34
dan kontrol.Budaya organisasi yang baik akan menimbulkan kepuasan kerja yang
positif bagi karyawan.
Menurut Robbins (2008:99) kepuasan kerja merupakan sebuah hasil yang
dirasakan oleh karyawan. Kepuasan kerja menimbulkan kinerja, karena karyawan
yang merasa puas menjadi lebih produktif, karyawan produktif merasa puas dan
prestasinya meningkat. Dapat dijelaskan juga bahwa kepuasan kerja karyawan
juga akan mendorong karyawan mencapai kinerja yang tinggi sebagaimana telah
diuraikan diatas bahwa kepuasan kerja berdampak pada hasil kerja, atau dapat
diasumsikan bahwa kepuasan kerja menghasilkan produktivitas yang tinggi serta
menujukkan kinerja yang baik. Indikator kepuasan kerja karyawan menurut
Smith, Kendall, dan Hulin dalam Munandar(2004:74) yaitu pekerjaan itu sendiri,
gaji, promosi,supervisi dan rekan kerja.
Mangkunegara (2001:9) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh sesorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada
karyawan tersebut.. Menurut Mathis (2002: 78) indikator kinerja yaitu kualitas
kerja, kuantitas kerja, kerjasama, pemanfaatan waktu.Budaya organisasi yang kuat
dan kepuasan kerja yang tinggi mempunyai pengaruh terhadap kinerja. yang
dihasilkan karyawan.Apabila kinerja karyawan baik, maka secara dinamis akan
memberikan hal yang positif bagi organisasi seperti keuntungan yang diperoleh
Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya,
(49)
35
kerja terhadap kinerja karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo
Medan.
Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka
konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1 dan X2
terhadap Y, yaitu sebagai berikut :
Sumber: McKenna dan Beech (2000), Robbins (2008), Mangkunegara (2001) Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005:30) Hipotesis merupakan jawaban sementara
yang menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan
untuk langkah penelitian selanjutnya.
Berdasarkan perumusan masalah, maka dietapkan hipotesis dalam
penelitian ini adalah: “Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada CV. Grand Keude Kupie
Ulee Kareng & Gayo Medan”
Kinerja (Y) Kepuasan Kerja (X2)
Budaya Organisasi (X )
(50)
36 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, Penelitian ini merupakan
jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2005:6) penelitian asosiatif kausal
yaitu penelitian yang di maksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang
bersifat sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat
variabel independen (Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja ) dan variabel terikat
(Kinerja Karyawan)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV. Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo
Medan. Penelitian ini dimulai dari Maret2015 sampai dengan Mei 2015.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian
ini membahas tentang variabel independen(variabel bebas), yaitu budaya
organisasi (X1) dan kepuasan kerja (X2). Variabel dependen(variabel terikat),
(51)
37 3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasioanl dari variabel yang diteliti adalah
1. Variabel Budaya Organisasi (X1)
Budaya Organisasi adalah nilai – nilai yang menjadi kebiasaan dan bermula
dari adat-istiadat, agama, norma, dan kaidah yang menjadi keyakinan pada
diri pelaku kerja atau organisasi.
Menurut Robbins (2008:10) indikator budaya organisasi yaitu:
a. Inisiatif individual
Yang dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab,
kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam
mengemukakan pendapat. Inisiatif individu tersebut perlu dihargai oleh
kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk
memajukan dan daya organisasi.
b. Toleransi Terhadap Tindakan Beresiko.
Dalam budaya organisasi perlu ditekankan sejauh mana para karyawan
dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif danmengambil resiko.
Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan
toleransi kepada anggota/ para karyawan untuk dapat bertindak agresif dan
inovatif untuk memajukan organisasi serta berani mengambil resiko
terhadap apa yang dilakukannya.
(52)
38
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi dapat menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan
tersebut jelass tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi. Kondisi
ini dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
d. Integrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi dapat mendorong unit-unit
organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan
unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan.
e. Dukungan Manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat
memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas
terhadap bawahan.Perhatian manajemen terhadap karyawan sangat
membantu kelancaran kinerja suatu organisasi.
f. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau
norma-norma yang berlaku dalam suatu organisai. Untuk itu diperlukan sejumlah
peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang dapat digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan dalam suatu
organisasi. g. Identitas
(53)
39
Yang dimaksudkan sejauh mana para karyawan dalam suatu organisasi
dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dan bukan
sebagai kelompok kerja tertentu. Identitas diri sangat membantu
manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
h. Sistem Imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (seperti
kenaikan gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja
karyawan, bukan senioritas atau pilih kasih. i. Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para karyawan disorong untuk mengemukakan konflik dan
kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat atau kritik merupakan fenomena
yang sering terjadi namun bisa dijadikan sebagai media untukmelakukan
perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu organisasi. j. Pola Komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki keenangan yang formal.
Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya pola
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
2. Variabel Kepuasan Kerja (X2)
Kepuasan kerja merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh karyawan.
Jika karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo puas dengan
(54)
40
Menurut Smith, Kendall, dan Hulin dalam Munandar(2004,:74)indikator –
indikator kepuasan kerja yairu:
1. Kepuasan kerja terhadap pekerjaan itu sendiri, dimana hal itu terjadi
bilapekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar
sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab.
2. Kepuasan terhadap gaji, dimana sejumlah gaji yang diterima sesuai dengan
beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi
tersebut
3. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada
struktur organisasi.
4. Kepuasan terhadap supervisi, bergantung pada kemampuan atasannya
untuk memberikan bantuan tehnis dalam memotivasi.
5. Kepuasan terhadap rekan kerja, yaitu seberapa besar rekan kerja
memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial.
3. Variabel Kinerja (Y)
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada
karyawan tersebut.
Adapun yang dijadikan indikator dari kinerja menurut Mathis (2002:78)yaitu :
1. Kualitas kerjayaitu kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak
(55)
41
2. Kuantitas kerja yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal.
3. Kerjasama yaitu kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan
4. Pemanfaatan waktu yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan
(56)
42 Tabel 3.1 Operasional Variabel
Sumber : Robbins (2008), Smith,kendall (2004), Mathis (2002)
Variabel Defenisi Indikator Uraian Indikator Skala
3. Pengarahan Sasaran dan harapan yang di inginkan Likert
Likert
6. Kontrol Peraturan-peraturan dan norma-norma Likert
8. Sistem Imbalan Imbalan di dasarkan atas prestasi kerja Likert
Sejauh mana komunikasi di batasi oleh hierarki kewenangan yang formal Budaya organisasi adalah nilai – nilai
ataupun norma-norma yang menjadi kebiasaan yang di atur dalam peraturan organisasi dan kode etik yang di terapkan dan di laksanakan oleh karyawan CV. Grand Keude Kupie.
j j
arahan,serta dukungan terhadap bawahannya
5. Dukungan Manajemen
Likert Likert Likert Likert Likert Likert 7. Identitas
10. Pola Komunikasi
Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan indepedensi dalam mengungkapkan Bertindak agresif serta inovatif dalam menghadapi konflik
Bekerja secara terkoordinasi atau kekompakan karyawan
Kemampuan karyawan dalam mengidentifikasi dirinya sebagai satu kesatuan dan bukan kelompok kerja
Karyawan di sorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka
Seberapa besar rekan kerja memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial.
Likert
Likert
Likert
Likert Sejumlah gaji yang diterima sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan Karyawan lain pada organisasi tersebut
Kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi. Likert Memberikan kesempatan individu untuk
belajar sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab
Likert
Likert
Likert
Likert 1. Inisiatif Individual
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
4. Integrasi
1. Pekerjaan itu sendiri
Kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja Volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal
Kemampuan menangani hubungan kerja antar karyawan
Penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan organisasi 3. Kerjasama
4. Pemanfaatan waktu
Kesempatan untuk meningkatkan posisi pada struktur organisasi.
9. Toleransi Konflik Budaya Organisasi (X1)
Kepuasan Kerja (X2)
Kinerja (Y)
2. Imbalan
3. Promosi
5. Rekan Kerja Kepuasan kerja merupakan sebuah
hasil yang dirasakan oleh karyawan CV. Grand Keude Kupie. Jika karyawan puas dengan pekerjaannya, maka karyawan akan betah bekerja
1. Kualitas
2. Kuantitas kerja hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan Grand Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut.
(57)
43 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
(Sugiyono,2005 :104)
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Item Instrumen Skor
1
2
3
4
5
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
5
4
3
2
1
Sumber: Sugiyono (2005:105) 3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
(58)
44
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Grand Keude Kupie
Medan yang masih aktifberjumlah 85 orang.
3.6.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan rumus
Slovin dengan tingkat kesalahan 10%
� = �
1 +��2
Keterangan
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Standar Error 10 %
Sehingga jumlah sampel dapat dihitung dengan cara :
� = 85
1 + 85 (0,1)2
� = 85
1.85
(59)
45
Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Stratified Random
Sampling yang dilanjutkan dengan alokasi sampel proporsional. Rumus yang
dipakai adalah sebagai berikut (Sekaran,2006)
n1 = N1
N x n
Keterangan
n1 = anggota sampel pada proporsi ke 1
N1 = populasi ke 1
n = sampel yang diambil dalam penelitian
N = populasi total
Contoh sampel
n1 = 5x 46 = 2.7 = 3
(60)
46
Berikut adalah tabel 3.3 distribusi sampel karyawan CV. Grand Keude Kupie
Tabel 3.3
Distribusi Sampel Karyawan CV. Grand Keude Kupie Medan
Divisi / Bagian
Jumlah Populasi
(orang)
Jumlah Sampel (orang)
Jumlah pembulatan
Sampel (orang)
Manajer 5 2.7 3
Supervisor 4 2.1 2
Kapten 3 1.6 2
Produksi 32 17.1 17
Kasir 9 4.8 5
Pelayanan 25 13.5 13
Logistik 4 2.1 2
Sekuriti 3 1.6 2
Jumlah 85 46
Sumber : CV. Grand Keude Kupie Medan, diolaholeh penulis
Jumlah sampel adalah sebesar 46 orang. Karyawan mengambil nomor undian
didalam sebuah mangkok kaca. Bagi karyawan yang mendapatkan nomor ganjil,
maka karyawan tersebut dijadikan sampel oleh peneliti.
3.7 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
(61)
47
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber lain yang
telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti dari CV. Grand Keude
Kupie Medan, jurnal, buku – buku pendukung, dan sebagainya.
3.8 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara
langsung kepada pemilik atau manajer karyawan CV. Grand Keude
Kupie
2. Daftar Pertanyaan (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan yang berisi
pertanyaan- pertanyaan untuk diisi oleh para karyawan.
3. Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan
mempelajari data – data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal,
majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah
semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas
dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian
merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila
koefisien korelasi (r) lebih besar dari r table (0,361), maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid. (Sugiyono,2005:109). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu
(62)
48
Grand Keude Kupie Medan . Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 19.0 dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid
Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
3.9.2 Uji Realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
(kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama
(Sugiyono, 2005:116). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS
19.0, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r alpha positif atau > r tabel maka pertanyaan reliabel
Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi Budaya
Organisasi dan Kepuasan Kerjayang dilakukan CV. Grand Keude Kupie Medan
serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan
3.10.2 Analisis Statistik
3.10.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui
(63)
49
kerja) dan variabel dependen (kinerja karyawan) akan digunakan analisis regresi
linear berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan
program software SPSS versi 19,0 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah.
Rumus perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y = Kinerja
X1 = Budaya Organisasi
X2 = Kepuasan Kerja
a = konstanta
b1,2,3 = koefisien regresi
e = standar error
Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat
nilai ekstrem data yang diambil.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yaitu:
(64)
50
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu
diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik
Kolmogorof-Smirnov (K-S). Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila
pada hasil uji Kolmogorov Smirnov, nilai Asymp.Sig(2-tailed) lebih
besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau
tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat diketahui dengan melihat nilai
(65)
51
independen(budaya organisasi, kepuasan kerja) terhadap variabel dependen
(kinerja karyawan)
Pengambilan Keputusannya:
VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan lain.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala
Heteroskedastisitas, yaitu:
a. Analisis Grafik
Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk
suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena
heteroskedastisitas.
b. Analisis Statistik
(1)
97
1
2
3
4
5
6
7
8
Total
1
3
3
3
3
3
3
3
3
24
2
3
2
2
3
2
3
3
3
21
3
2
2
2
2
2
2
2
2
16
4
3
3
4
3
3
3
3
3
25
5
4
2
4
4
2
4
4
4
28
6
3
3
3
3
3
3
3
3
24
7
3
3
2
3
3
3
3
3
23
8
4
2
4
4
2
4
4
4
28
9
3
3
4
3
3
3
3
3
25
10
3
3
4
3
3
3
3
3
25
11
3
3
3
3
3
3
3
3
24
12
4
4
3
4
4
4
4
4
31
13
3
3
4
3
3
3
3
3
25
14
3
3
3
3
3
3
3
3
24
15
4
4
3
4
4
4
4
4
31
16
4
4
4
4
4
4
4
4
32
17
3
3
3
3
3
3
3
3
24
18
4
4
4
4
4
4
4
4
32
19
3
3
4
3
3
3
3
3
25
20
4
4
4
4
4
4
4
4
32
21
4
4
4
4
4
4
4
4
32
22
4
4
3
4
4
4
4
4
31
23
4
4
4
4
4
4
4
4
32
24
4
3
3
4
3
4
4
4
29
25
4
3
4
4
3
4
4
4
30
26
3
3
4
3
3
3
3
3
25
27
4
4
4
4
4
4
4
4
32
28
4
4
4
4
4
4
4
4
32
29
4
4
3
4
4
4
4
4
31
30
4
4
3
4
4
4
4
4
31
31
3
3
4
3
3
3
3
3
25
32
3
3
2
3
3
3
3
3
23
33
3
3
3
3
3
3
3
3
24
34
3
3
4
3
3
3
3
3
25
35
3
3
4
3
3
3
3
3
25
36
3
3
3
3
3
3
3
3
24
37
4
4
3
4
4
4
4
4
31
38
3
3
4
3
3
3
3
3
25
39
3
3
3
3
3
3
3
3
24
40
4
4
3
4
4
4
4
4
31
41
4
4
4
4
4
4
4
4
32
42
3
3
4
3
3
3
3
3
25
43
3
3
3
3
3
3
3
3
24
44
4
4
3
4
4
4
4
4
31
45
4
4
4
4
4
4
4
4
32
46
4
4
4
5
3
4
3
3
30
(2)
98
Gambar Struktur Organisasi CV. Grand Keude Kupie
KOMISIONER
CV. Grand Keude Kupie
Dewan Penasihat
Dewan Keuangan
Dewan Operasional
Manajer Produksi
Manajer Outlet
Kapten
Supervisor
Logistik/Sekuriti
Kasir/Administrasi
Produksi
Pelayanan
Top Manajemen
Mid Manajemen
Low Manajemen
(3)
99
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized Residual
N 46
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .42825688
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .108
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .939
Asymp. Sig. (2-tailed) .342
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .479a .229 .193 .43810
a. Predictors: (Constant), Kepuasan_Kerja, Budaya_Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.451 2 1.225 6.385 .004a
Residual 8.253 43 .192
Total 10.704 45
a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi, Kepuasan_Kerja b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
(4)
100
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.417 .652 2.174 .035
Budaya_Organisasi .473 .167 .447 2.829 .007
Kepuasan_Kerja .069 .197 .055 .350 .728
(5)
(6)