PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI WACANA BAHASA ARAB SISWA KELAS X MAN KISARAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN

KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA

MEMAHAMI WACANA BAHASA ARAB SISWA

KELAS X MAN KISARAN

TESIS

Tesis ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

EFRIANI SIREGAR

NIM. 8126122014

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACK

Siregar. Efriani. (2015) Effect of Learning Models And Vocabulary Student on the

Ability Student to Understanding Text Arabic Class X MAN Kisaran. Thesis ,

Department of Educational Technology ,Graduate University of Medan

This study aims to determine: (1) the results of Senior high school students to understanding text Arabic by TPS learning model higher than directional model, (2) overall, students who have more vocabulary are higher than students who have less vocabularys, (3) there is an interaction between learning models and vocabularys students on the ability students to understanding the text Arabic class X MAN Kisaran.

This research was conducted at the senior high school students of class X MAN Kisaran Terrain semester academic year 2014/2015 on learning to understanding the text Arabic. The sampling technique used by cluster random sampling based on the type of personality of students, so that the study sample in each study group consisted of 42 to 42 people for the experimental and control groups. The method used is a quasi experiment with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two lanes with a significance level α = 0.05 by F test, further testing using Scheffe test. The research findings show (1) Results of ability student to understanding the text Arabic self-Terrain hope taught by cooperative learning model TPS higher than the learning model of directional at significance level = 0.05 to 4.08 and Ftabel Fh = 3.96, so Fhitung> Ftable = 4.08> 3.96. The hypothesis has been verified Ha Ho accepted and rejected. (2) the results of the ability student to understanding the text Arabic calculation of the difference between the result student who have vocabulary more and the less vocabulary at significance level α = 0.05 at 27.45 and Ftabel Fh = 3,96 so F count> F table = 27.45 > 3.96, the hypothesis has been tested kebenaranya Ha Ho accepted and rejected, (3) the average size of each learning outcome study Arabic 45,42 and A1B2 A1B1 = = 36.96 while 39,71 and A2B2 A2B1 = = 38.05. Factorial ANOVA calculation results obtained calculation results Fh = 14.01 and the price table is Ft (0.05) (1.80) = 3.96, so that it can be stated Fh (14.01)> Ft (3.96), then hypothesis has been verified accepted Ha Ho is rejected.

Thus the better the learning model used in delivering learning Arabic, the higher the understanding text Arabic student learning outcomes, or the higher the activity of students in learning with the learning model, the higher the student who have vocabulary more achievement of competencies acquired, the interaction between the model of learning and vocabulary will provide positive impact in understanding the text Arabic. However, the influence of the learning model more influence on student learning outcomes Arabic compared with the vocabulary’students.


(6)

ii ABSTRAK

Siregar. Efriani. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran dan Penguasaan Kosakata

Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Memahami Wacana Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Kisaran. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan,

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kemampuan siswa hasil belajar bahasa Arab siswa Madrasah Aliyah Negeri Kisaran yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan hasil belajar bahasa arab yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung, (2) secara keseluruhan, siswa yang memiliki tingkat pengusaan kosakata tinggi memiliki hasil belajar bahasa Arab yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa kela X Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.

Penelitian ini dilakukan pada siswa MAN Kisaran kelas X semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 terhadap kemampuan siswa memahami wacana bahasa Arab. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan tingkat penguasaan kosakata siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 42 untuk eksperimen dan 42 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.

Temuan penelitian menunjukan (1) Kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TPS lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung pada taraf signifikan = 0,05 dengan Fh sebesar 4,08 dan Ftabel = 3,96,

jadiFhitung> Ftabel = 4,08>3,96. Hipotesis Telah teruji kebenarannya Ha diterima dan

Ho ditolak. (2) hasil perhitungan tentang perbedaan kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab antara kelompok siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata tinggi dan tingkat penguasaan kosakata rendah pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 27,45 dan Ftabel = 3,96 jadi Fhitung> Ftabel =

27,45>3,96, maka hipotesis telah teruji kebenaranya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) Besarnya rata-rata kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab setiap pembelajaran � A1B1 = 45,42 dan� A1B2 = 36,96 sedangkan � A2B1 = 39,71dan� A2B2

= 38,05. Hasil perhitungan Anava Factorial diperoleh hasil perhitungan Fh = 14,01 dan

harga tabel adalah Ft(0,05)(1,80) = 3,96, sehingga dapat dinyatakan Fh(14,01) > Ft(3,96),

maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima Ho ditolak.

Dengan demikian semakin baik model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran wacana bahasa Arab, maka semakin tinggi hasil kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab, atau semakin tinggi keaktifan siswa dalam belajar dengan model pembelajaran, maka semakin tinggi pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, interaksi antara model pembelajaran dan tingkat penguasaan kosakata akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab. Akan tetapi pengaruh model pembelajaran lebih banyak memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab dibandingkan dengan tingkat penguasaan kosakata.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Siswa Memahami Wacana Bahasa Arab Kelas X MAN Kisaran ”. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar master kependidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitiaan ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Kepada Ayahanda H. Dahron Siregar, Ibunda Hj. Rosyidah Harahap, Kakak dan abang ku Nurhasimah Siregar, Ismail Siregar, SH, Lumongga Wani Siregar, S.Pd, Mahyuni Siregar, S.Pd.I. Ananda ucapkan terima kasih yang tak terhingga yang telah memberikan dorongan, motivasi dan nasehatnya yang menyejukkan hati serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.


(8)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M. Pd, selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II. Untuk membimbing dan mengarahkan penulisan. Sumbangan pikiran yang amat berharga sejak awal pemunculan ide dan kritik demi kritik serta pertanyaan kritis guna mempertajam gagasan telah membuka dan memperluas cakrawala berpikir penulis dalam penyusunan tesis ini. Juga untuk dorongan beliau agar penulis segera menyelesaikan studi secepatnya.

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd , Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd , Bapak. Dr. R. Mursid, M. Pd selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Teknologi Pendidikan yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

5. Direktur, Asisten Direktur I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis ini, Bapak Asrul, S. Pd.I sebagai staf Prodi Teknologi Pendidikan yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed

7. Kepala Madrasah MAN Kisaran, Bapak H. Makmur Syukri, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

8. Serta rekan-rekan satu angkatan 2012 dari Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.


(9)

v

Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Mei 2015

Penulis


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 15

C. Batasan Masalah ……… 16

D. Rumusan Masalah ………. 17

E. Tujuan Penelitian ……….. 17

F. Manfaat Penelitian ……… 18

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab 19

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 26

a. Model Pembelajaran Think Pair Share ... 32

b. Model Pembelajaran Langsung ... 39

3. Hakikat Penguasaan Kosakata ... 43

B. Penelitian Yang Relevan ... 50

C. Kerangka Berpikir ... 52

D. Pengajuan Hipotesis ... 57

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

C. Metode Penelitian dan Rancangan penelitian ... 60

D. Defenisi Operasional ... 61

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan 1. Prosedur Perlakuan ... 63

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 64

F. Pengontrolan Perlakuan 1. Validitas Internal ... 66

2. Validitas Eksternal ... 67

G. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 68

2. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 71


(11)

vii

b. Taraf Kesukaran ... 72

c. Uji Reliabilitas ... 73

H. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 77

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 87

1. Uji Normalitas Data ... 87

2. Homogenitas Varian Sampel ... 89

C. Pengujian Hipotesis ... 91

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

E. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 109

B. Implikasi... 109

C.

Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ...

113


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Rata- rata Bahasa Arab MAN Kisaran Tahun ajaran 2014/2015 5

2. Kelebihan dan Kekurangan Model TPS ... 36

3. Pelaksanaan Model Pembelajaran TPS ... 37

4. Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung ... 41

5. Perbedaan Model Pembelajaran TPS dan Langsung………. ... 43

6. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 60

7. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata ... 69

8. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 70

9. Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan tipe Kooperatif TPS ... 77

10.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Langsung ... 79

11.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa dengan penguasaan kosakata tinggi ... 80

12.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa dengan penguasaan kosakata rendah ... 81

13.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TPS dengan penguasaan kosakata tinggi ... 83

14.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TPS dengan penguasaan kosakata rendah ... 84

15.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model langsung dengan penguasaan kosakata tinggi ... 85

16.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model langsung dengan penguasaan kosakata rendah ... 87

17.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TPS dan model pembelajaran Langsung ... 88


(13)

ix

18.Rangkuman uji normalitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab

siswa dengan tingkat penguasaan kosakata tinggi dan rendah ... 88

19.Rangkuman uji normalitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa untuk model pembelajaran berdasarkan penguasaan kosakata ... 89

20.Perhitungan homogenitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model pemebelajaran koperatif tipe TPS dan Model pembelajaran Langsung ... 90

21.Uji homogenitas ... 90

22.Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas kelompok model pembelajaran menurut penguasaan kosakata tinggi dan rendah ... 91

23.Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif... 92

24.Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 ... 92


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 78 2. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Langsung 79 3. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan Tingkat Penguasaan Kosakata Tinggi ... 81 4. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan Tingkat Penguasaan Kosakata Rendah... 82 5. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan tipe TPS dengan Penguasaan kosakata tinggi ... 83 6. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan tipe TPS dengan penguasaan kosakata rendah ... 85 7. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan model langsung dengan penguasaan kosakata tinggi ... 86 8. Histogram Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung dengan tingkat penguasaan kosakata rendah ... 87 9. Interaksi model pemebelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami wacana bahasa Arab ... 99


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe TPS ... 98

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Langsung ... 103

3. Instrumen Tes Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 107

4. Instrumen Tes Penguasaan Kosakata ... 111

5. Skenario Model Pembelajaran ... 117

9. Analisis Butir Soal Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 120

10. Data Induk Penelitian ... 122


(16)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang cerdas, masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam keahlian. Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa kedalam kehidupan bermartabat yang mencirikan antara lain maju, makmur, dan sejahtera. Hal itu sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Salah satu tujuan penyelenggaraan proses belajar adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran secara khusus, maupun pendidikan secara umum. Tujuan terpenting dari pendidikan adalah mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, maka perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya suasana, kebiasaan, dan model belajar mengajar juga dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para pengajar di sekolah.


(17)

2

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.

Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk dicapai.

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati posisi yang penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kedua institusi penyelenggara pendidikan di Indonesia yaitu negeri dan swasta, pada jenjang dan program studi tertentu semuanya mengajarkan bahasa Arab sebagai bagian dari mata pelajaran


(18)

3

yang harus diajarkan sejajar dengan mata pelajaran yang lain. Lebih-lebih lagi di lembaga pendidikan islam, bahasa Arab merupakan suatu keniscayaan untuk diajarkan kepada peserta didik mereka.

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Bahasa Arab adalah bahasa asing yang diajarkan di Indonesia yang dianggap penting untuk penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Mempelajari bahasa bertujuan agar dapat berkomunikasi atau berinteraksi menggunakan bahasa secara lisan ataupun tulisan dengan benar dan tepat. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi interaksi yang hanya dimiliki manusia yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Mempelajari bahasa Arab merupakan kebutuhan mendasar bagi umat Islam, karena bahasa Arab adalah bahasa dalam Al-qur’an dan Al-hadits sebagai dasar atau pedoman bagi agama dan kebudayaan Islam. Bahasa Arab sebagai bahasa yang unik perlu untuk dipelajari dengan kesungguhan dan keuletan untuk mempelajarinya sehingga diperlukan suatu pendekatan, metode atau teknik yang tepat dan didukung oleh tenaga pengajar yang professional di bidangnya.

Program pembelajaran bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar peserta didik berkembang dalam hal (1) kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik,(2)berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan, (3) menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek


(19)

4

sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan, (4) menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan fikiran dan perasaan, (5) menghayati dan menghargai karya sastra, (6) kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis, (7) perbendaharaan kata Arab fushah sebanyak 1500 kosa kata lebih dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang diprogramkan melalui tema tentang kegiatan sehari-hari, dan kajian keislaman ( Departemen pendidikan Nasional, 2004).

Proses pembelajaran bahasa Arab di Indonesia selama ini dianggap lamban dan kurang berhasil bila dibandingkan dengan pembelajaran bahasa Inggris. Siswa maupun mahasiswa telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk belajar bahasa Arab, mulai dari tingkat Ibtidaiyah (SD) sampai Perguruan Tinggi, namun mereka belum mampu menguasai standar kompetensi bahasa Arab yang telah ditetapkan.Meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri disekolah-sekolah, tidak semudah membalikkan telapak tangan siswa dapat menyerap, memahami serta menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam berbicarauntuk menyerap dan memahami, apalagi menguasai materi bahasa Arab yang diajarkan oleh gurunya. Bahkan banyak diantara mereka yang menganggap pelajaran bahasa Arab momok yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan dan berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.

Pembelajaran bahasa Arab sering kali kurang menarik dan kurang merangsang partisipasi siswa dan bersuasana kaku sehingga kegiatan pembelajaran bahasa Arab kadang-kadang menjadi fakum. Kenyataan yang


(20)

5

dihadapi bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa cukup rendah.Sebagai contoh adalah di kelas X MAN Kisaran bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa belumlah memuaskan. Berdasarkan Tabel I berikut akan dijelaskan rata-rata nilai Ujian Akhir Semester bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran.

Tabel 1 Hasil UAS Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Kisaran No Tahun Pelajaran Rata-rata Nilai Jumlah Siswa

1 2010 – 2011 6,50 214

2 2011 – 2012 6,00 210

3 2012 – 2013 6,70 215

Sumber Data : MAN Kisaran

Data diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar bahasa Arab siswa masih cenderung kurang memuaskan dengan rata-rata nilai hasil belajar bahasa Arab belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 7,20 sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh guru bidang studi tersebut di MAN Kisaran.

Dalam rangka penguasaan bahasa Arab tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Arab oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.

Beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini dapat diuraikan: (1) bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan


(21)

6

sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan), (2) makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung oleh pemahaman lintas budaya, (3) makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi, keragaman ujaran diakui keberadaannya dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis, (4) belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis, (5) motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan belajar siswa, (6) bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya. Karena itu, pengalaman siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Kegagalan atau kurang berhasilnya proses pembelajaran bahasa Arab di Indonesia salah satunya dipengaruhi dan disebabkan oleh teknik pengajaran yang terpisah-pisah ketika seseorang berusaha mempelajari bahasa Arab dari awal. Hal ini tidak mencerminkan bahasa sebagai sebuah sistem sehingga proses pembelajaran tidak terdapat kesaling hubungan yang sangat erat antara mata ajar


(22)

7

bahasa Arab dan keadaan lainnya. Salah satu bagian terpenting dari sistem pembelajaran bahasa, yakni subsistem tata bunyi, yang menjadi landasan kemahiran menyimak dan berbicara, bila seseorang pembelajar yang sudah lama mempelajari bahasa Arab tetap kurang mahir untuk mengutarakan pikiran dan perasaannya, baik secara lisan atau tulisan dalam ungkapan bahasa Arab. Dengan perkataan lain, pembelajar itu tidak mampu untuk menggunakan bahasa Arab secara aktif.

Kegagalan dalam pengajaran bahasa Arab yang dibuktikan dengan beberapa penelitian juga mendapat tanggapan dari Azyumardi Azra yang melihat bahwa kegagalan ini ditandai dengan semakin langkanya cendekiawan-cendekiawan muslim yang mampu berbahasa Arab dengan baik, minat para pelajar agama untuk mempelajari bahasa Arab pun semakin menurun. Padahal, pengetahuan dan pemahaman Islam bagi seseorang di kalangan masyarakat tertentu seringkali diukur dengan ukuran yang sederhana, yaitu sejauh mana mereka menguasai bahasa Arab.Jika seseorang diketahui mampu berbahasa Arab, apalagi bisa membaca kitab kuning, maka orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan Islam secara baik.

Belajar bahasa Arab (bahasa asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode, materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah menjadi tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya


(23)

8

mempelajari bahasa asing akan lebih sulit difahami daripada bahasa Ibu (bahasa sendiri) karena selain kosa kata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimat pun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran bahasa asing dalam lembaga formal dan informal memerlukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.

Pembelajaran bahasa Arab dengan berbagai karakteristiknya serta motivasi mempelajarinya di kalangan masyarakat non Arab seperti halnya di Indonesia tetap saja memiliki banyak kendala dan problematika yang dihadapi karena bahasa Arab tetap bukanlah bahasa yang mudah untuk dikuasai secara total.Problematika yang biasanya muncul dalam pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab terbagi ke dalam dua problema, yaitu problem linguistik(problem kebahasaan) dan non-linguistik(problem non kebahasaan).Problem kebahasaan antara lain meliputi: (problem Aswat Arabiyah, problem qowaid dan i,rab, serta problem Tarokib), sedangkan problem non kebahasaan antara lain meliputi: (motivasi dan minat belajar, sarana belajar, kompetensi guru baik akademik maupun paedagogik, kepribadian dan sosial, pemilihan model pembelajaran yang digunakan, dan waktu yang tersedia). Dari kedua problem diatas tampaknya yang paling dominan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab adalah problem-problem non-kebahasaan yang salah satunya adalah model pembelajaran.Pengetahuan guru tentang kedua problem itu penting agar guru dapat meminimalisir problem tersebut dan dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya, sehingga apa yang diharapkan dari pengajaran bahasa Arab dalam batas-batas minimal dapat tercapai dengan baik.


(24)

9

Pembenahan terhadap pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu keharusan, baik dari manajemen, kurikulum, proses, ataupun evaluasinya, karena tanpa melalui rekonstruksi terhadap pembelajaran bahasa Arab, pengetahuan bahasa Arab yang mempengaruhi pengetahuan keislaman para pelajar akan semakin mengkhawatirkan. Guru sebagai perancang dalam pembelajaran sangat berperan dalam menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mengoptimalkan kemampuan guru untuk dapat mengorganisasikan informasi sehingga bahan pelajaran menjadi menarik serta menyenangkan.Saat ini terdapat kecenderungan guru sering menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang kurang memobilisasi dan menumbuhkan potensi berpikir, sikap, dan keterampilan siswa.

Menurut Tarigan (1985: 38) syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbahasa ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbahasa serta dapat mengajarkannya kepada siswa.Disamping kuat dalam penguasaan materi pelajaran, guru juga harus kaya pengalaman dengan beraneka ragam strategi pengajaran atau teknik pengajaran. Guru keterampilan berbahasa harus mahir dan kaya pengalaman dengan teknik pengajaran keterampilan berbahasa.

Pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, idealnya memungkinkan pembelajar menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengar (maharah al-istima’),keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qiraah) dan keterampilan menulis (maharah al-Kitabah) secara fungsional dan proporsional. Ibrahim mengungkapkan bahwa bahasa Arab bukan


(25)

10

hanya berfungsi pasif, yaitu mendengar ataupun membaca berupa berita teks, bacaan dan wacana, melainkan juga berfungsi aktif, yaitu untuk memberikan pemahaman kepada orang lain melalui komunikasi lisan maupun tulisan.

Dalam matapelajaran bahasa Arab, siswa dituntut untuk dapat memahami bentuk wacana yang ada untuk dapat memvisualisasikan dalam bentuk keterampilan berbahasa secara efektif. Belajar bahasa Arab memang sebuah keharusan yang layak dikuasai oleh umat Islam. Sebab sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab.Dengan adanya tuntutan kualifikasi seperti ini, maka secara ideal siswa harus memiliki kemampuan dasar yang secara esensial dapat membantu mereka untuk memahami teks/wacana bahasa Arab. Berdasarkan pengalaman peneliti, penguasaan kosakata merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai oleh siswa dalam matapelajaran bahasa Arab ini, selain penguasaan tatabahasa (nahwu wa sharf /

ﻑﺭﺹﻝﺍ ﻭ ﻭﺡﻥﻝﺍ

).

Penguasaan kosakata merupakan salah satu komponen bahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam memahami teks bahasa Arab. Penguasaan kosakata terutama berkaitan dengan penguasaan makna kata-kata, disamping kemampuan menggunakannya pada konteks yang tepat dalam sebuah wacana. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dari kosakata tersebut suatu wacana memperoleh sebagian besar maknanya, disamping juga dari unsur-unsur lain dari wacana seperti tekanan suara dan intonasi. Penguasaan kosakata yang dimiliki siswa dijadikan sebagai kemampuan awal bagi siswa untuk lebih dapat memahami bahasa Arab. Penguasaan kosakata ini dilihat dari penalarannya dalam


(26)

11

upaya memaknai bahasa Arab. Mahmud Yunus (2000) mengatakan bahwa penguasaan mufradat (kosakata) merupakan suatu modal utama dalam memahami bahasa asing, khususnya bahasa Arab yang memiliki uslubul lughah (tatanan bahasa) yang lebih rumit dibandingkan dengan bahasa asing lainnya. Siswa dalam hal ini dituntut untuk dapat menggali kosakata yang lebih banyak, baik melalui kamus, buku serta televisi dan media pembelajaran lainnya. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh ahli tata bahasa Arab Ibn Faris dan para cendikiawan muslim yang menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki kekayaan kosakata serta membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam untuk memahami bahasa tersebut.

Mahmud Yunus (2000) mengatakan bahwa penguasaan mufradat (kosakata) merupakan suatu modal utama dalam memahami bahasa asing, khususnya bahasa Arab yang memiliki uslubul lughah (tatanan bahasa) yang lebih rumit dibandingkan dengan bahasa asing lainnya. Siswa dalam hal ini dituntut untuk dapat menggali kosakata yang lebih banyak, baik melalui kamus, buku, serta televisi dan media pembelajaran lainnya. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ahli tata bahasa Arab Ibn Faris dan para cendikiawan Muslim yang menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki kekayaan kosakata serta membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam untuk dapat memahami bahasa tersebut.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kemampuan penguasaan kosakata yang dimiliki siswa yang cenderung masih rendah, yang ditandai dengan kurangnya penguasaan siswa dalam memahami materi bahasa Arab. Hal ini juga ditegaskan oleh guru yang bersangkutan yang menyatakan bahwa setiap siswa


(27)

12

hendaknya menguasai minimal 25 kosakata baru dalam memaknai satu pokok bahasan bahasa Arab. Pernyataan ini senada dengan standar kompetensi bahasa Arab MAN Kisaran kelas X yang menyatakan bahwa siswa harus mampu menguasai 250 kata-kata baru ditambah dengan 250 kata baru dikelas satu dan dua dengan struktur kalimat (tarkib al-kalimat) yang benar dan baik, sesuai dengan tema-tema yang tersedia dalam materi pokok untuk dapat memahami teks-teks berbahasa Arab, serta penggunaan dalam bahasa percakapan dan insya’ muwajjah.

Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting. Guru bukan hanya sekadar penyampai materi atau transfer knowledge saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran yang mendidik dengan karakter. Oleh karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik minat siswa sehingga bahan pelajaran yang disampaikan bisa benar-benar dipahami oleh siswa.

Usaha untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Arab diperlukan suatu model pembelajaran yang efektif dan efesien.Kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran atau teknik pembelajaran menjadikan siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran.Siswa merasa jenuh dan bosan karena yang diajarkan guru dalam pembelajaran selalu monoton dan membosankan sehingga siswa cenderung bosan mengikuti pembelajaran di kelas.Dengan demikian maka perlu kiranya dirancang suatu proses pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi, menggugah perhatian, menggairahkan siswa untuk belajar.Hal inilah


(28)

13

merupakan peranan utama seorang guru selain menjadi sumber informasi harus menjadi motivator dan fasilitator dan mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi pada dirinya dapat berkembang maksimal sehingga timbul minat belajarnya.

Melalui model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, diharapkan siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang ditransfer oleh guru, tetapi hendaknya siswa dapat menemukan sendiri suatu pengetahuan.Pembelajaran yang menarik berarti mempunyai unsur menggelitik bagi siswa untuk diikuti.Dengan begitu siswa mempunyai motivasi untuk terus mengikuti pembelajaran.Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa. Jika siswa tidak senang, tentu pasti juga siswa tidak ada perhatian dan akan menyebabkan siswa akan pasif, jenuh, dan masa bodoh. Guru yang baik harus mampu menangani masalah tersebut. Menyenangkan atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran bahasa Arab. Jika dari awal proses pembelajaran bahasa Arab ini sudah diterapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan maka tidak mustahil siswa akan semakin semangat, semakin termotivasi untuk terus belajar bahasa Arab. Karena itulah penentuan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting untuk diperhatikan oleh guru bahasa Arab.

Metode pembelajaran langsung (direct method) merupakan salah satu dari bagian model ekspositori yang telah diterapkan selama ini di MAN Kisaran dimana terpusatnya kegiatan pembelajaran kepada guru, guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran) sedangkan siswa hanya sebatas menerima dan


(29)

sekali-14

kali turut dilibatkan. Dalam penelitian ini model ekspositori akan dibandingkan dengan model pembelajaran Think Pair Share yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan pembelajaran berpusat pada pebelajar (student centered) merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Model pembelajaran yang selamaini hanya menekankan pada pemikiranreproduktif, hafalan dan mencari satujawaban yang benar terhadap soal-soalyang diberikan, sudah saatnya untukditinggalkan dan kini beralih ke prosesberpikir kreatif dan inovatif, karena berpikirkreatif, inovatif dan produktif sangatdibutuhkan untuk menghadapi berbagaiperubahan dan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Sudahsaatnya untuk mencari dan mempelajarimodel pembelajaran yang sesuai dengansilabus, lebih menarik dan bermanfaatbagi siswa, dalam belajar.Salah satuupaya yang dilakukan adalah melakukaneksperimen terhadap suatu modelpembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran yang dirasacocok untuk mengaktifkan siswa dalam belajar adalah modelpembelajaran kooperatif tipe Think Pairand Share(TPS).

Model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS)


(30)

15

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share(TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya.

Salah satu upaya yang dilakukan sebagai solusi dalam meningkatkan kemampuan memahami wacana/teks bahasa Arab adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)yang akan dibandingkan dengan model pembelajaran langsung(direct Learning) yaitu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru, penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks, referensi, atau pengalaman pribadi dalam proses pembelajarannya, karena selama ini model pembelajaran langsung banyak digunakan pada pelajaran bahasa Arab.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut:(1) Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Arab siswa? (2) Bagaimana motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab? (3) Bagaimana tingkat kecerdasan siswa? (4) Apakah model pembelajaran bahasa Arab yang digunakan selama ini sesuai dengan karakteristik siswa? (5)Model pembelajaran yang manakah yang lebih efektif diterapkan antara model


(31)

16

pembelajaran TPS dengan model pembelajaran Langsung? (6) Apakah perbedaan tingkat penguasaan kosakata siswa mempengaruhi tingkat kemampuan dalam memahami wacana bahasa Arab? (7) Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat penguasaan kosakata siswa dalam memahami suatu wacana bahasa Arab?

C. Pembatasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas maka perlu dicari jawaban terhadap semua permasalahan dengan melakukan penelitian yang lebih luas. Mengingat keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis serta ruang lingkupnya terlalu luas, dan agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dibuat pembatasan masalah sehingga peneliti memperoleh tujuan yang diharapkan.

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada tiga variabel; satu variabel terikat yaitu kemampuan memahami wacana bahasa Arab, satu variabel bebas yaitu model pembelajaran dan satu sebagai variabel moderatornya yaitu penguasaan kosakata.

Model pembelajaran yang dikaji adalah model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan model pembelajaran ekspositori.Variabel moderatornya adalah penguasaan kosakata yang dalam hal ini adalah penguasaan kosakata tinggi dan rendah.Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X MAN Kisaran.Selanjutnya kemampuan memahami wacana bahasa Arab dalam ranah kognitif yang diperoleh dari tes hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.


(32)

17

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung?

2. Apakah kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajarandan penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan memahami wacana bahasa Arab?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswayang diajarkan dengan model pembelajaran Think Pair Share(TPS)dankemampuan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung

b. Untuk mengetahui kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah.

c. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan penguasaan kosakata siswaterhadap kemampuan memahami wacana bahasa Arab.


(33)

18

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: (1) untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran bahasa pada umumnya, (2) untuk menstimulasi buah pikiran yang berguna sebagai rujukan maupun bandingan bagi penelitian lanjutan yang mengkaji masalah model pembelajaran dan penguasaan kosakata dan pengaruhnya terhadap kemampuan memahami wacana bahasa Arab.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: (1) sebagai bahan masukan bagi guru bahasa Arab, yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam merancang program pembelajaran khususnya dalam memilih model pembelajaran yang akan dilakukan untuk siswa, (2) sebagai pedoman bagi guru bahasa Arab yang ingin menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dengan memperhatikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran kosakata, dan (3) sebagai bahan masukan bagi siswa, yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai bagi mereka masing-masing untuk latihan secara mandiri.


(34)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung 2. Secarakeseluruhan, siswa yang memilki tingkat penguasaan kosakata tinggi

memiliki pemahaman wacana bahasa Arab lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan siswa memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa implikasi dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab. Hal ini dikarenakan penerapan model pembelajarankooperatiftipe TPS pada siswa kelas X MAN Kisaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan memahami wacana bahasa Arab. Model pembelajaran kooperatiftipe TPS


(35)

110

mampumemotivasisiswa agar mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang berorientasi terhadap mata pelajaran Bahasa Arab. Pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa, guru perlu mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab

3. Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata memiliki kemampuan memahami wacana bahasa Arab yang lebih tinggi jika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu alasan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dikarenakan terdapat pembagian tugas secara pribadi maupun secara berpasangan dengan teman sebangku untuk bersama-sama mendiskusikan materi yang disampaikan.

4. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitatordan mediator pembelajaran. Peran fasilitator dan mediator pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk


(36)

111

mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal

5. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan model pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusunan scenario dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yang akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna

6. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan model pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini:


(37)

112

1. Para guru bahasa Arab disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab.

2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi, maka guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada para peneliti untun mengadakan penelitian lanjutan dengan dengan melibatkana variabel moderator seperti IQ, gaya belajar, motivasi dan lain-lain, serta perlu juga untuk menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi dengan tujuan mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(38)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Yasin. (2000). At-tadris wa I’daadul Muallim. Riyadh: Daar al-basyar Ad-dauli

Abu Khatab, Fuad. (1980). Ilmu an-nafsi at-tarbawi. Kairo: Maktabah Anjlo Al-Mishri

Ahmad Tu’aimah, Rusydi. (1989). Ta’liimul Arabiyah Lighairi Annathiqiin biha

waManaahijuhu wa Asaalibuhu. Ribath: Jami’ah Al-Manshuroh

Anderson, dike. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Asseing: A

Version of Bloom Taxonomi of Educational. Longon: New York. Inc

Arikunto, Suharsimi. (2008) .Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Bahri Djamarah, Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, C. Asri. (2004) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Burn, Paul C. Betty. D. Roe dan Elinor P. Ross. 1984. Teaching Reading in

Today’s Elementary Schools. Boston : Hougton Mifflin Company

Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2002. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta

Cruse, D.A. 1986. Lexical Semantic. London: Cambridge University Press

Danning Fussy.2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa

Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Dimyati dan Mudjono. (2009). Belajar dan pembelajaran .Jakarta : Rineka Cipta Dick, W, dan Carey, L. (1985).The systematic Design of Instruction. Gleview:

Scott, Foresman and Company

Dick and Carey 2005. Thes Systematic Design of Distruction. New York : Happer Collins Publisher


(39)

114

Fachrurrozi, Azi. (2008). Asaalib Tadrisul Mahaarah Al-lughowiyah Al-Arabiyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Fuad Effendy, Ahmad. (2005). Metodologi pengajaran Bahasa Arab.Malang: Misykat

Gagne,Robert M. Leslie J.Briggs,And Walter W. Wager. 1992. Principles of

instructional Design.New York: Holt, Rinerhart and Winston Inc

Hamid, A. K (2007).Teori belajar dan Pembelajaran. Medan: PPs Unimed

Joice Bruce and Weil Marsha. 1992.Models of Teaching. Yokyakarta : Pustaka Pelajar

Kustaryo, Sukirah. 1990. Reading Technique for College Student. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK

Lie, A. (1999). Cooperative Learning: Mempraktekkan cooperative learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo

Lie ,Anita. 2008. Cooperatve Learning.Jakarta: Grasindo

Lyon, Jhon. 1981. Language Meaning and Context. Great Britain. The Chaiser Press

Matsna, Mohammad. 2006. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari. Jakarta: Anglo Media

Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Muhammad, Yunus. 2000. Durus Al-Lughah Al’Arabiyah: Jakarta: Hidakarya Agung

Muhbib, Abdul Wahab. Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. 2010. Jakarta: UIN Press

Mulyana, Slamet (2000). Lesson Study (makalah). Kuningan: LPMP Jawa Barat Ngalim Purwanto, M. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru


(40)

115

Sakinah. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Siswa Memahami Wacana/ Teks Bahasa Arab Kelas XI MAN I Padang Sidempuan Mahasiswa Universitas Negeri

Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran . Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Slavin, E Robert.2009. cooperative Learning. Bandung : Nusamedia Suparman, Atwi, 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Suparno. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan. “Kondisi Pengajaran Bahasa

Indonesia di SLTP”. Malang: IKIP Malang

Syah, Muhibbib. 1996. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry. 1985. Pengajaran Wacana: Bandung

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan 3, Jakarta: Balai Pustaka

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Vina Susanti. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Intrinsik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Membaca Bahasa Ara Mahasiswa

Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

______Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.http://ww.Scibd.

com/doc/28143712/ Bab-2-cevi-Baru. ( online ). Diakses Oktober 2014

_____Prinsip prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif http.//ww. Scribd.Com /do

c000/d/641198881/33 prinsip prinsip dasar pembelajarankooperatif.(online ).Diakses 18 oktober 2014.


(1)

mampumemotivasisiswa agar mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang berorientasi terhadap mata pelajaran Bahasa Arab. Pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa, guru perlu mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab

3. Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata memiliki kemampuan memahami wacana bahasa Arab yang lebih tinggi jika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu alasan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dikarenakan terdapat pembagian tugas secara pribadi maupun secara berpasangan dengan teman sebangku untuk bersama-sama mendiskusikan materi yang disampaikan.

4. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitatordan mediator pembelajaran. Peran fasilitator dan mediator pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk


(2)

mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal

5. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan model pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusunan scenario dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yang akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna

6. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan model pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini:


(3)

1. Para guru bahasa Arab disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab.

2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi, maka guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada para peneliti untun mengadakan penelitian lanjutan dengan dengan melibatkana variabel moderator seperti IQ, gaya belajar, motivasi dan lain-lain, serta perlu juga untuk menambah populasi dan sampel yang lebih besar lagi dengan tujuan mengecilkan tingkat kesalahan dan meningkatkan ketelitian hasil dari penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Yasin. (2000). At-tadris wa I’daadul Muallim. Riyadh: Daar al-basyar Ad-dauli

Abu Khatab, Fuad. (1980). Ilmu an-nafsi at-tarbawi. Kairo: Maktabah Anjlo Al-Mishri

Ahmad Tu’aimah, Rusydi. (1989). Ta’liimul Arabiyah Lighairi Annathiqiin biha waManaahijuhu wa Asaalibuhu. Ribath: Jami’ah Al-Manshuroh

Anderson, dike. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Asseing: A Version of Bloom Taxonomi of Educational. Longon: New York. Inc Arikunto, Suharsimi. (2008) .Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Bahri Djamarah, Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, C. Asri. (2004) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Burn, Paul C. Betty. D. Roe dan Elinor P. Ross. 1984. Teaching Reading in

Today’s Elementary Schools. Boston : Hougton Mifflin Company Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2002. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta

Cruse, D.A. 1986. Lexical Semantic. London: Cambridge University Press

Danning Fussy.2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan

Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Dimyati dan Mudjono. (2009). Belajar dan pembelajaran .Jakarta : Rineka Cipta Dick, W, dan Carey, L. (1985).The systematic Design of Instruction. Gleview:

Scott, Foresman and Company

Dick and Carey 2005. Thes Systematic Design of Distruction. New York : Happer Collins Publisher


(5)

Fachrurrozi, Azi. (2008). Asaalib Tadrisul Mahaarah Al-lughowiyah Al-Arabiyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Fuad Effendy, Ahmad. (2005). Metodologi pengajaran Bahasa Arab.Malang: Misykat

Gagne,Robert M. Leslie J.Briggs,And Walter W. Wager. 1992. Principles of instructional Design.New York: Holt, Rinerhart and Winston Inc

Hamid, A. K (2007).Teori belajar dan Pembelajaran. Medan: PPs Unimed

Joice Bruce and Weil Marsha. 1992.Models of Teaching. Yokyakarta : Pustaka Pelajar

Kustaryo, Sukirah. 1990. Reading Technique for College Student. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK

Lie, A. (1999). Cooperative Learning: Mempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo

Lie ,Anita. 2008. Cooperatve Learning.Jakarta: Grasindo

Lyon, Jhon. 1981. Language Meaning and Context. Great Britain. The Chaiser Press

Matsna, Mohammad. 2006. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari. Jakarta: Anglo Media

Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Muhammad, Yunus. 2000. Durus Al-Lughah Al’Arabiyah: Jakarta: Hidakarya Agung

Muhbib, Abdul Wahab. Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. 2010. Jakarta: UIN Press

Mulyana, Slamet (2000). Lesson Study (makalah). Kuningan: LPMP Jawa Barat Ngalim Purwanto, M. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung:

Sinar Baru


(6)

Sakinah. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Siswa Memahami Wacana/ Teks Bahasa Arab Kelas XI MAN I Padang Sidempuan Mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran . Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Slavin, E Robert.2009. cooperative Learning. Bandung : Nusamedia Suparman, Atwi, 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Suparno. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan. “Kondisi Pengajaran Bahasa Indonesia di SLTP”. Malang: IKIP Malang

Syah, Muhibbib. 1996. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry. 1985. Pengajaran Wacana: Bandung

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan 3, Jakarta: Balai Pustaka

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Vina Susanti. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Intrinsik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Membaca Bahasa Ara Mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

______Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.http://ww.Scibd. com/doc/28143712/ Bab-2-cevi-Baru. ( online ). Diakses Oktober 2014 _____Prinsip prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif http.//ww. Scribd.Com /do

c000/d/641198881/33 prinsip prinsip dasar pembelajarankooperatif.(online ).Diakses 18 oktober 2014.