PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE

EKSPOSITORI PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGURURAN

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Patris Silalahi NIM 4113311036

Program Stud Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan Tahun Pelajaran 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Edy Surya M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan selaku ketua jurusan yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada peneliti sejak penyusunan proposal, peneliti sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan serta masukan yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd dan Bapak Drs. M. Panjaitan M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membatu penulis. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Teksin Oberia Simbolon, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pangururan, Ibu Rayana Simbolon, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Pangururan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 1 Pangururan yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Sinton Silalahi dan Ibunda Rawati Simbolon serta untuk saudara-saudari tercinta Adriana, Valentinus, Ernest, Putri dan Parluhutan yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa,


(4)

dukungan dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat Romarta, Etha, Mega, Junita, Sari, Hotriris, Santa, Judika, dan Swi yang selama ini menjadi sahabat yang luar biasa bagi penulis serta rekan-rekan seperjuangan kelas EKS 2011 dan teman-teman dari UK-KMK St. Martinus Unimed.

Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun peneliti menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2015 Penulis,

Patris Silalahi NIM. 4113311036


(5)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 11

2.1.1. Hasil Belajar Matematika 11

2.1.2. Metode pembelajaran 16

2.1.3. Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 18

2.1.4. Metode Ekspositori 23

2.1.5. Bangun Datar Segiempat 31

2.2. Kerangka Konseptual 36


(6)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 38

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.3. Populasi Dan Sampel 38

3.3.1. Populasi Penelitian 38

3.3.2. Sampel Penelitian 38

3.4. Variabel Penelitian 39

3.5. Desain Penelitian 39

3.6. Mekanisme Penelitian dan Rancangan Penelitian 40

3.6.1. Mekanisme Penelitian 40

3.6.2. Rancangan Penelitian 43

3.7. Instrumen Penelitian 43

3.7.1. Validitas Tes 43

3.7.2. Reliabilitas Tes 44

3.7.3. Tingkat Kesukaran 45

3.7.4. Daya Pembeda 46

3.8. Teknik Analisis Data 47

3.8.1. Uji Normalitas 48

3.8.2. Uji Homogenitas 49

3.8.3. Uji Hipotesis 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 51

4.1.1. Statistika Deskriptif Hasil Penelitian 52 4.1.1.1.Hasil Posttest Siswa Pada Kelas Eksperimen 52 4.1.1.2.Hasil Posttest Siswa Pada Kelas Kontrol 54

4.1.2. Uji Persyaratan Analisis Data 55

4.1.2.1.Uji Normalitas 55

4.1.2.2.Uji Homogenitas 56

4.1.2.3.Uji Hipotesis Statistik 56


(7)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60


(8)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Metode Pembelajaran Problem Based Learning 21 Tabel 2.2 Sintaks Metode Pembelajaran Ekspositori 27 Tabel 2.3 Perbedaan metode Problem Based Learning dan Ekspositori 29

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 39

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Posttes Hasil Belajar Matematika Siswa 51

Tabel 4.2 Nilai Posstest Kelas Eksperimen 52

Tabel 4.3 Nilai Posstest Kelas Kontrol 54

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Posttest 55

Tabel 4.5 Uji Homogenitas 56


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal latihan 4

Gambar 3.1 Mekanisme Penelitian 42

Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Posttest Sampel 52 Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Posttest Kelas Eksperimen 53 Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Posttest Kelas Kontrol 54


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen 63 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen 67 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Eksperimen 71 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Kontrol 75 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Kontrol 77 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Kontrol 79

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa I 81

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa II 87

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa III 91

Lampiran 11 Intrumen Penelitian Setelah Divalidasi 95 Lampiran 12 Tabel Kisi-kisi Tes Bangun Datar Segiempat 99

Lampiran 13 Perhitungan Validasi Tes 100

Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Soal 102

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 104 Lampiran 16 Perhitungan Daya Beda Tiap Soal 105

Lampiran 17 Rekapitulasi Analisis Intrumen 107

Lampiran 18 Tabulasi Data Nilai Siswa 108

Lampiran 19 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 109

Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas 111

Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas 114

Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis 116

Lampiran 23 Tabel Nilai Produc Moment 118

Lampiran 24 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi-Kuadratt 119


(11)

xii

Lampiran 26 Daftar Nilai Persentil Distribusi f 121

Lampiran 27 Tabel Validasi Instrumen Tes 122

Lampiran 28 Tabel Tingkat Kesukaran Soal 123

Lampiran 29 Tabel Daya Beda Soal 124

Lampiran 30 Dokumentasi 125

Lampiran 31 Lembar Observasi Guru 133


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jangka panjang. Era globalisasi membutuhkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan peran serta pendidikan yang mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan SDM itu sendiri. Menurut Hermino (2013: 18) bahwa:

“Pendidikan merupakan inti kemajuan suatu bangsa dalam mewujudkan cita-cita

untuk kelangsungan kehidupan bangsa tersebut”.

Tujuan nasional Negara Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-empat yang berbunyi (dalam http://anapangesti.blogspot.com/2013/03/tujuan-negara-indonesia-menurut-uud-1945/, diakses pada 15 Januari 2015), bahwa:

Kemudian daripada itu untuk membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan Undang-Undang Dasar Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu setiap Warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, agama dan gender yang tertulis dalam UUD Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa: “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan” (http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan/, diakses pada 15 Januari 2015). Pemerataan dan


(13)

2

mutu pendidikan akan memberikan seseorang keterampilan hidup (life skill) sehingga seseorang mampu mengatasi masalah diri dan lingkungannya.

Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan dari Pendidikan Nasional adalah meningkatkan kualitas dari pendidikan nasional. Wibowo (2010:17) menyatakan bahwa:

Kualitas pendidikan itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa di setiap jenjang pendidikan baik hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Indikator hasil belajar kognitif biasanya disebut sebagai prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dari pendidikan nasional salah satunya dapat ditempuh dengan meningkatkan prestasi belajar siswa di setiap jenjang pendidikan.

Sehubungan dengan itu, Wibowo (2010: 17) menyatakan bahwa:

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan nasional dengan meningkatakan prestasi belajar siswa di setiap jenjang pendidikan tidaklah lepas dari peran seorang guru. Setiap media, pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik hasil belajar dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Meskipun kemajuan teknologi saat ini sangatlah pesat dan kemajuan teknologi ini sangatlah mungkin menjadi pendukung kemajuan pendidikan di Negara ini, akan tetapi peran guru masih tetap saja sangat diperlukan.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut, Wibowo (2010: 17) menyatakan peran guru dalam pendidikan yaitu:

sebagai pendidik, fasilitator, motivator dan evaluator. Guru sebagai pendidik berarti ada dua hal yang harus dilakukan oleh guru, yaitu mengajarkan anak nilai-nilai kebaikan dan membiasakan anak berbuat kebaikan. Sebagai fasilitator berarti guru diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik, sebagai motivator berarti guru selalu memberikan masukan-masukan yang positif kepada siswa, agar siswa bersemangat dan antusias dalam belajar, sebagai evaluator berarti guru harus mampu mengevaluasi hasil belajar siswa.

Matematika merupakan pelajaran yang sudah pasti dijumpai oleh siswa, mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Abdurrahman (2012: 204) mengatakan bahwa: “Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi”. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan


(14)

3

teknologi modern yang mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Matematika merupakan kunci utama dari pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah. Namun tidak sedikit siswa yang masih berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan (dalam http://astrijayanti90.blogspot.com/2013/01/artikel-upaya-menghilangkan-kesan-bahwa-matematika-sulit/, diakses pada 15 Januari 2015).

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28 dalam Rusman 2010: 1).

Berdasarkan hasil wawancara di SMP N 1 Pangururan dengan salah seorang guru mata pelajaran matematika yang mengajar dikelas VII yaitu Ibu R.Simbolon (dalam wawancara 9 Januari 2015) bahwa: “Hasil belajar matematika siswa khususnya kelas VII dikategorikan rendah karena siswa beranggapan bahwa matematika itu sulit. Permasalahan dalam memahami tujuan pertanyaan soal merupakan salah satu materi yang menyulitkan siswa, dimana siswa sulit memahami soal yang mirip-mirip. Seperti menentukan luas dan keliling dari suatu bangun datar”. Permasalahan seperti itu sering dijumpai pada materi bangun datar segi empat di kelas VII SMP.

Dari hasil wawancara tersebut peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pangururan karena metode pembelajaran yang akan peneliti lakukan di sekolah tersebut belum pernah dilakukan oleh pengajar di sekolah tersebut pada materi yang akan diberikan peneliti yaitu bangun datar segiempat. Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada Sabtu, 10 Januari 2015 tampak bahwa siswa cenderung menghapal rumus. Terlihat dari beberapa gambar berikut yang dicantumkan peneliti sebagai gambaran hasil belajar siswa.


(15)

4

Gambar 1.1 Hasil Kerja Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Latihan

a. Keterangan: Siswa tidak mampu menemukan masalah pada soal dan tidak paham dalam menyelesaikannya.

b. Keterangan: Siswa tidak dapat menentukan rumus mencari luas persegi panjang.

c. Keterangan: Siswa tidak dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal.


(16)

5

d. Keterangan: Dalam menjawab soal, siswa tidak mampu mencari hasilnya dan tidak sesuai dengan rumus luas persegi panjang.

e. Keterangan: Siswa salah konsep dalam menentukan penyelesaian masalah.

f. Keterangan: Siswa tidak mengerti dan tidak dapat menyelesaikan masalah. Gambar di atas menunjukkan contoh kesalahan jawaban siswa sebagai suatu kelemahan belajar matematika. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa kesulitan dalam belajar matematika baik dalam


(17)

6

pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Di dukung dengan materi yang dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Oleh karena itu, upaya pembaharuan dalam pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan dan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. Trianto (2011: 13) menyatakan bahwa:

Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep dan memudahkan guru dalam mengajarkan konsep-konsep tersebut diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan hal tersebut sangat dibutuhkan agar pemahaman dan pemaknaan matematika dapat dengan mudah diperoleh peserta didik termasuk manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari serta diharapkan hasil belajar peserta didik akan meningkat dari waktu ke waktu.

Pekerjaan siswa yang diberikan oleh pengajar untuk diselesaikan secara individu cenderung hasilnya tidak memuaskan atau tidak memenuhi KKM. Sementara beberapa siswa yang memiliki kemampuan kognitif mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri. Maka, pengajar dituntut untuk memperhatikan konsep pembelajaran yang digunakan untuk menghadapi berbagai karakter siswa supaya setiap siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik sehingga setiap siswa mampu melewati KKM yang ditentukan. Pembelajaran dengan interaksi antara guru dan siswa akan lebih bermanfaat bagi siswa karena dengan penyelidikan yang mereka lakukan akan lebih meningkatkan hasil belajar karena siswa mencari tahu suatu permasalahan dan berusaha mencari solusi sendiri dengan cara masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh Macmath, S., dkk., (2009: 1) bahwa:


(18)

7

Mathematics teachers must teach students not only to solve problems but also to learn about mathematics through problem solving.1 While “many students may develop procedural fluency they often lack the deep conceptual understanding necessary to solve new problems or make connections between mathematical ideas.”2 This presents a challenge for teachers: problem-based learning (PBL) provides opportunities for teachers to meet this challenge.

Yang diartikan bahwa guru matematika mengajar siswa tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga belajar tentang matematika melalui pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Sementara "banyak siswa dapat mengembangkan kefasihan prosedural, dan sering kurang pemahaman konseptual yang diperlukan untuk memecahkan masalah baru atau membuat hubungan antara ide dengan matematika.” Ini tantangan bagi guru: pembelajaran berbasis masalah (PBL) memberikan kesempatan bagi guru untuk memenuhi tantangan ini.

Menurut Ngalimun (2014: 90) bahwa:

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.

Senada dengan hal tersebut, strategi pembelajaran yang akan dibandingkan hasil belajarnya adalah metode pembelajaran Problem Based Learning dan metode pembelajaran ekspositori. Menurut Ngalimun (2014: 91) bahwa:

Problem Based Learning dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan Problem Based Learning dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan hal tersebut, bentuk kegiatan metode ekspositori menurut Romizouwski, 1984: 56 (dalam Ngalimun 2014: 90) bahwa “dimulai dari pemaparan informasi, pemberian tes, pemberian latihan soal dan pemberian kesempatan untuk menerapkan informasi yang telah dipelajari pada situasi dan


(19)

8

masalah yang berbeda”. Sementara itu menurut Burry dan King, 1994: 174 (dalam Ngalimun 2014: 91) bahwa:

Kegiatan dalam pembelajaran ekspositori meliputi: 1) Setting the scene atau persiapan pembelajaran; 2) Presenting the material atau penyajian materi oleh guru; 3) Student activity atau kegiatan siswa yang meliputi membaca, menulis, mengerjakan tugas, mengingat hal-hal penting dalam pelajaran, memecahkan masalah; dan 4) Checking understanding/ transferring material to real life, yaitu untuk mengetahui apakah siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan guru atau tidak.

Dari pernyataan di atas, pada metode pembelajaran Problem Based Learning dituntut untuk mampu belajar dengan cara berkelompok, sedangkan pada metode ekspositori siswa dituntut untuk mampu belajar mandiri. Menurut Ngalimun, 2014 pembelajaran dengan metode Problem Based Learning akan membantu siswa memahami dan mengingat lebih lama materi. Tetapi pada metode ekspositori, siswa yang berkemampuan mendengarkan dan memahami dengan baik lebih memiliki hasil belajar yang baik juga.

Mengacu pada latar belakang tersebut, untuk melihat perbedaan yang lebih akurat maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode Problem Based Learnig dan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan Tahun pelajaran 2014/2015.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai nerikut:

1. Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

2. Penerapan metode Problem Based Learning belum pernah digunakan pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan. 3. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan proses pembelajaran matematika

di SMP Negeri 1 Pangururan.

4. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan masih rendah berdasarkan ujian semester.


(20)

9

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah perlu ada pembatasan masalah penelitian agar lebih fokus dan spesifik maka peneliti membatai masalah pada penerapan metode Problem Based Learning yang belum pernah digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan. Dari hasil belajar matematika siswa, peneliti melakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode ekspositori untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar segiempat.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada Tahun Pelajaran 2014/2015?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelititan ini adalah “untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada semester genap di Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(21)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu:

1) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Siswa

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan minat belajar siswa.

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.


(22)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam pembahasan bab IV, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada semester genap di Tahun Pelajaran 2014/2015”.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan uraian kesimpulan di atas, maka disarankan oleh peneliti:

1. Bagi guru matematika, dapat menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena siswa akan lebih bersemangat jika belajar dalam kelompok dan lebih mudah memahami bahasa teman sebaya. Namun, metode pembelajaran ini sebaiknya disesuaikan dengan materi dan keadaan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama, disarankan meneliti dengan didampingi oleh guru pengampu mata pelajaran agar hasil penelitian lebih objektif dan guru dapat mengaplikasikan metode pembelajaran di kemudian hari.

3. Bagi sekolah, agar lebih memvariasikan penggunaan strategi-strategi pembelajaran sesuai materi yang akan disampaikan kepada siswa.

4. Berjalannya proses belajar mengajar dengan baik juga tidak terlepas dari penguasaan kelas. Dengan menguasai kelas maka guru dapat mengontrol siswa. Disarankan kepada guru maupun peneliti selanjutnya harus bisa menguasai kelas agar proses pembelajaran berjalan lancar.


(23)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anapangesti, (2013), http://anapangesti.blogspot.com/2013/03/tujuan-negara-indonesia-menurut-uud-1945.html (diakses tgl 15 Januari 2015 14:50 WIB)

Arikunto, S. (2013), Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Astrijayanti, (2013), http://astrijayanti90.blogspot.com/2013/01/artikel-mengapa-matematika-dianggap-sulit/ (diakses tgl 15 Januari 2015 15:42 WIB)

Bilgin, I., Senocak, E., Sozbilir, M., (2009), The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. 5(2), 153-164

FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan. Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung. Harta. I. (2006), Matematika Bermakna, Mediatama. Surakarta.

Leimena, http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan/ (diakses tgl 15 januari 2015 15:10 WIB)

Macmath, S., Wallace, J., Chi, X., (2009), What Works? Research into Practice Problem-Based Learning in Mathematics., Ontario Institute for Studies in Education of the University of Toronto 1913-1100

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Nurhadijah, (2014), Perbedaan pemecahan masalah siswa yang menggunakan metode Problem Based Learning dengan metode ekpositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP. Ruseffendi, E. T., (1988), Pengajaran Matematika – CBSA, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.


(24)

62

Rusmono, M., Yusro. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika,Jurnal Seminar Internasional, ISSN 1907-2066

Sabri, H. A., (2010), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Penerbit Quantum Teaching, Padang.

Salamah, U., (2012), Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VII SMP dan MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, solo.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Shen, P.D., Lee T.H., Tsai, C. W., (2007), Applying Web-Enabled Problem-Based Learning and Self-Regulated Learning to Enhance Computing Skill of Taiwan’s Vocation Students: a Quasi -Experimental Study of a Short-Term Module., Ming Chuan University, National Chengchi University, Taiwan, 1479-4403 Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013, Ar-ruzz Media.

Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukino., Simangunsong, W. (2006), Matematika untuk SMP kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovasi-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


(1)

8

masalah yang berbeda”. Sementara itu menurut Burry dan King, 1994: 174 (dalam Ngalimun 2014: 91) bahwa:

Kegiatan dalam pembelajaran ekspositori meliputi: 1) Setting the scene atau persiapan pembelajaran; 2) Presenting the material atau penyajian materi oleh guru; 3) Student activity atau kegiatan siswa yang meliputi membaca, menulis, mengerjakan tugas, mengingat hal-hal penting dalam pelajaran, memecahkan masalah; dan 4) Checking understanding/ transferring material to real life, yaitu untuk mengetahui apakah siswa memahami materi pelajaran yang disampaikan guru atau tidak.

Dari pernyataan di atas, pada metode pembelajaran Problem Based Learning dituntut untuk mampu belajar dengan cara berkelompok, sedangkan pada metode ekspositori siswa dituntut untuk mampu belajar mandiri. Menurut Ngalimun, 2014 pembelajaran dengan metode Problem Based Learning akan membantu siswa memahami dan mengingat lebih lama materi. Tetapi pada metode ekspositori, siswa yang berkemampuan mendengarkan dan memahami dengan baik lebih memiliki hasil belajar yang baik juga.

Mengacu pada latar belakang tersebut, untuk melihat perbedaan yang lebih akurat maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode Problem Based Learnig dan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan Tahun pelajaran 2014/2015.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai nerikut:

1. Matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.

2. Penerapan metode Problem Based Learning belum pernah digunakan pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan. 3. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan proses pembelajaran matematika

di SMP Negeri 1 Pangururan.

4. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan masih rendah berdasarkan ujian semester.


(2)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah perlu ada pembatasan masalah penelitian agar lebih fokus dan spesifik maka peneliti membatai masalah pada penerapan metode Problem Based Learning yang belum pernah digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan. Dari hasil belajar matematika siswa, peneliti melakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode ekspositori untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar segiempat.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada Tahun Pelajaran 2014/2015?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelititan ini adalah “untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada semester genap di Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(3)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu:

1) Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Siswa

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta meningkatkan minat belajar siswa.

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.


(4)

60 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dalam pembahasan bab IV, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan menggunakan metode ekspositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Pangururan pada semester genap di Tahun Pelajaran 2014/2015”.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan uraian kesimpulan di atas, maka disarankan oleh peneliti:

1. Bagi guru matematika, dapat menerapkan metode pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena siswa akan lebih bersemangat jika belajar dalam kelompok dan lebih mudah memahami bahasa teman sebaya. Namun, metode pembelajaran ini sebaiknya disesuaikan dengan materi dan keadaan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama, disarankan meneliti dengan didampingi oleh guru pengampu mata pelajaran agar hasil penelitian lebih objektif dan guru dapat mengaplikasikan metode pembelajaran di kemudian hari.

3. Bagi sekolah, agar lebih memvariasikan penggunaan strategi-strategi pembelajaran sesuai materi yang akan disampaikan kepada siswa.

4. Berjalannya proses belajar mengajar dengan baik juga tidak terlepas dari penguasaan kelas. Dengan menguasai kelas maka guru dapat mengontrol siswa. Disarankan kepada guru maupun peneliti selanjutnya harus bisa menguasai kelas agar proses pembelajaran berjalan lancar.


(5)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anapangesti, (2013), http://anapangesti.blogspot.com/2013/03/tujuan-negara-indonesia-menurut-uud-1945.html (diakses tgl 15 Januari 2015 14:50 WIB)

Arikunto, S. (2013), Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Astrijayanti, (2013), http://astrijayanti90.blogspot.com/2013/01/artikel-mengapa-matematika-dianggap-sulit/ (diakses tgl 15 Januari 2015 15:42 WIB)

Bilgin, I., Senocak, E., Sozbilir, M., (2009), The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. 5(2), 153-164

FMIPA Unimed., (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan. Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, CV Pustaka Setia, Bandung. Harta. I. (2006), Matematika Bermakna, Mediatama. Surakarta.

Leimena, http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untuk-mendapat-pendidikan/ (diakses tgl 15 januari 2015 15:10 WIB)

Macmath, S., Wallace, J., Chi, X., (2009), What Works? Research into Practice Problem-Based Learning in Mathematics., Ontario Institute for Studies in Education of the University of Toronto 1913-1100

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Nurhadijah, (2014), Perbedaan pemecahan masalah siswa yang menggunakan metode Problem Based Learning dengan metode ekpositori pada materi bangun datar segiempat di kelas VII SMP. Ruseffendi, E. T., (1988), Pengajaran Matematika – CBSA, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.


(6)

Rusmono, M., Yusro. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Matematika,Jurnal Seminar Internasional, ISSN 1907-2066

Sabri, H. A., (2010), Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Penerbit Quantum Teaching, Padang.

Salamah, U., (2012), Berlogika dengan Matematika untuk Kelas VII SMP dan MTs, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, solo.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Shen, P.D., Lee T.H., Tsai, C. W., (2007), Applying Web-Enabled Problem-Based Learning and Self-Regulated Learning to Enhance

Computing Skill of Taiwan’s Vocation Students: a Quasi

-Experimental Study of a Short-Term Module., Ming Chuan University, National Chengchi University, Taiwan, 1479-4403 Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum

2013, Ar-ruzz Media.

Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukino., Simangunsong, W. (2006), Matematika untuk SMP kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovasi-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DI KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 AMBARAWA PRINGSEWU TAHUN 2012

0 8 75

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013-2014

1 10 87

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 6

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN METODE CERAMAH KELAS III SLTP NEGERI 1 MUARA BADAK TAHUN PELAJARAN 20002001

0 0 27

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 01 PILANG KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI BANGUN SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 TERAS KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20172018

0 2 15

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PONTIANAK

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 2 SANDEN TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI GENDONGAN 02 DAN 03 KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 15