PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI BERBANTUAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM REPRODUKSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI.

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI BERBANTUAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP

SISTEM REPRODUKSI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh RITA SUTARYO

NIM : 1101221

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif

Tipe Investigasi Berbantuan Media

Animasi terhadap Penguasaan

Konsep Sistem Reproduksi dan

Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Oleh Rita Sutaryo S.Pd UT Bandung, 1998

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Sekolah Pascasarjana Pendidikan

Biologi

© Rita Sutaryo 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Saefudin, M.Si. NIP. 196307011988031003

Pembimbing II

Dr. Hernawati, S.Pt., M.Si. NIP. 197003311997022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. BatasanMasalah ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI, MEDIA ANIMASI, DAN MOTIVASI BELAJAR SISTEM REPRODUKSI MANUSIA A. Pembelajaran Kooperatif... 8

B. Investigasi Kelompok ... 11

C. Media Animasi ... 13

1. Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran ... 13

2. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15

3. Animasi ... 17

D. Penguasaan Konsep ... 19

E. Motivasi Belajar ... 21


(5)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik ... 23

a. Motivasi Intrinsik ... 23

b. Motivasi Ekstrinsik ... 23

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 24

F. Sistem Reproduksi ... 25

1. Organ Reproduksi Laki-laki... 25

a. Testis ... 26

b. Duktus ... 26

c. Kelenjar Aksesori ... 26

d. Penis ... 26

2. Organ Reproduksi Wanita ... 27

a. Ovarium ... 27

b. Oviduk ... 28

c. Uterus ... 28

3. Gametogenesis ... 28

a. Spermatogenesis ... 29

b. Oogenesis ... 30

4. Siklus Menstruasi ... 31

5. Fertilisasi ... 32

6. Kehamilan ... 33

7. Proses Kelahiran ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional ... 35

B. Metode Penelitian ... 37

C. Desain Penelitian ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 38


(6)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Coba Instrumen ... 39

a. Analisis Validitas ... 39

b. Analisis Realibilitas ... 40

c. Analisis Daya Pembeda ... 40

d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 41

G. Prosedur Penelitian ... 42

1. Tahap Persiapan ... 42

2. Tahap Pelaksanaan ... 43

H. Teknik Pengolahan Data ... 44

1. Data Penguasaan Konsep ... 44

2. Data Motivasi Belajar ... 46

3. Data Tanggapan/Respon Siswa ... 46

I. Alur Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

1. Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Sistem Reproduksi... 49

a. Uji Normalitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 51

b. Uji Homogenitas Data Tes Awal dan Tes Akhir Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52

c. Uji Hipotesis Data Tes Awal dan Tes Akhir Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 53

d. Penguasaan Konsep Per Indikator ... 54

e. Penguasaan Konsep Per Jenjang Kognitif ... 56

2. Motivasi Belajar ... 58

3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi ... 64

4. Hasil Wawancara ... 66


(7)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penguasaan Konsep ... 70

2. Motivasi Belajar ... 80

3. Tanggapan Siswa Tehadap Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi ... 82

BAB V KESIMPULAN 1. Kesimpulan ... 84

2. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(8)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan penguasaan konsep dan motivasi belajar antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian

Pretest-Posttes Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Sumedang Tahun Pelajaran 2012-2013. Sampel penelitian ini diambil dua kelas (eksperimen dan kontrol) dengan teknik Cluster Random Sampling. Data diperoleh melalui soal penguasaan konsep dan angket motivasi belajar. Analisis data menggunakan t-test dan uji U Mann Whitney. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil penelitian pertama, terdapat perbedaan signifikan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

(sig = 0.001 ˂ α = 0.05), kedua terdapat perbedaan signifikan motivasi belajar

siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (sig = 0,017 ˂ α = 0,05). Hal ini menunjukan penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi lebih baik daripada pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi pada materi sistem reproduksi di kelas XI.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif tipe investigasi, media animasi, penguasaan konsep, motivasi belajar, sistem reproduksi.


(9)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study aims to analyze differences in mastery of concepts and motivation among students who use cooperative learning animation media-assisted investigation by students using cooperative learning type of investigation without the help of animation media. The research method used was a quas-experimental research design with Pretest-Posttest Control Group Design. The study population was a class XI student of SMAN 1 Sumedang academic year 2012-2013, The research sample was taken two classes (experimental and control) with cluster random sampling technique. Data were obtained through a questionnaire about the mastery of the concept and motivation to learn. Data were analyzed using t-test and Mann Whitney U test. Based on the result of data analysis, found the results of the first study, there were significant differences in students’ mastery of

concepts between the experimental class and the control class (sig = 0,001 < α = 0,05), the second, there were significant differences in students’ motivation

between the experimental class and the control class (sig = 0,017 < α = 0,05). This

shows the mastery of concepts and students’ motivation after learning cooperative investigation of media-assisted animation better than cooperative learning without the help of animation media investigations on the reproductive system of the material in class XI.

Keyword: cooperative learning type of investigation, media animation, concept mastery, motivation to learn, the reproductive system.


(10)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu sistem. Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Komponen-komponen pembelajaran terdiri atas tujuan, sumber belajar, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi (Rusman, 2012:118).

Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru tidak cukup hanya berbekal pengetahuan berkenaan dengan bidang studi yang diajarkan, akan tetapi perlu memperhatikan aspek-aspek pembelajaran secara holistik yang mendukung terwujudnya pengembangan potensi-potensi peserta didik (Aunurrahman, 2009:4). Hal ini sesuai dengan apa yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

Penentuan strategi pembelajaran sangat menentukan tercapainya kompetensi dan tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan pembelajaran dalam suatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran (Warsita, 2008:24). Sebagai seorang desainer pembelajaran, guru dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan


(11)

2

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien (Sanjaya, 2012:198).

Suatu model pembelajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik (Aunurrahman, 2009). Selanjutnya Aunurrahman menambahkan, melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat, guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.

Kenyataan di lapangan, dalam hal penentuan strategi pembelajaran, tidak sedikit guru yang kurang memperhatikan karakter dan kebutuhan siswa juga karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu media sebagai salah satu sarana dalam menunjang keberhasilan pembelajaran kurang begitu dimanfaatkan. Ketika siswa memperoleh hasil belajar yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, mereka beranggapan input siswanya yang terlalu rendah. Anggapan tersebut seringkali membuat guru berpikir apriori, seolah-olah bahwa siswa dengan kemampuan rendah sudah tidak bisa diapa-apakan lagi, hasil belajarnya pasti rendah, begitu juga sikap dan minatnya terhadap mata pelajaran. Padahal ini adalah tugas guru untuk bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang sesuai sehingga bisa mencapai hasil sesuai dengan harapan. Hal ini telah menimbulkan berbagai kegagalan dalam pendidikan secara umum, khususnya pendidikan sains.

Kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari konsep biologi diantaranya adalah dalam materi pelajaran biologi banyak mengandung konsep-konsep yang tidak dapat dipelajari secara langsung tanpa alat bantu, seperti pada konsep-konsep sistem reproduksi. Proses-proses fisiologis yang terjadi pada organ reproduksi tidak dapat diamati dan dipelajari secara langsung. Sebagai contoh pada proses spermatogenesis dan oogenesis juga proses fertilisasi yang terjadi di


(12)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam organ-organ reproduksi, sulit untuk dipelajari secara langsung. Kondisi demikian dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk memahami konsep-konsep tersebut dan pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh karena itu, konsep sistem reproduksi dianggap perlu dibantu dengan menggunakan media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media yang sesuai untuk diterapkan yaitu media animasi. Konsep-konsep yang sulit dipelajari secara langsung dapat disimulasikan dalam program pembelajaran Media Animasi.

Media animasi merupakan peralatan elektronik digital yang dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital (Ridhayani dan Manurung, 2010). Penggunaan animasi merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Penggunaan media animasi dalam kegiatan pembelajaran, akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa lebih lama mengingat materi, gambar-gambar yang ditampilkan akan memperjelas siswa dalam memahami materi (Ris, dkk., 2012).

Media animasi merupakan salah satu komponen penyusun multimedia. Teknologi multimedia sudah dapat dirasakan manfaat dan hasilnya dalam membantu guru untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil penelitian Sekarwinahyu, (2006) menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan penguasaan konsep dan retensi mahasiswa dalam belajar konsep dan hereditas dan sintesis protein.

Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran diarahkan untuk mendorong peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya. Penyampaian pesan pembelajaran pun dapat dibantu dengan media pembelajaran yang sengaja dirancang untuk dapat dipelajari secara langsung oleh siswa tanpa bantuan guru. Kenyataan di lapangan, hal ini ternyata menimbulkan dampak diantaranya menjadikan siswa-siswa yang individualistik. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan agar menjadikan para lulusan yang kompeten tidak hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga aspek sikap dan psikomotorik.


(13)

4

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Solusi dari permasalahan di atas yaitu menciptakan strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dari ketiga aspek diatas. Salah satu pembelajaran alternatif yang penulis terapkan yaitu pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang dipadukan dengan penggunaan media animasi. Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Dalam implementasi investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Pembagian kelompok berdasarkan pertimbangan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih topik dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya mereka menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas (Trianto, 2007: 59).

Pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan penggunaan media animasi dalam penelitian ini diharapkan siswa dapat menggali informasi secara mendalam tentang isi atau materi pelajaran yang tidak didapatkan melalui pembelajaran yang terpusat pada guru. Selain itu untuk lebih memotivasi siswa dalam aktivitas belajarnya, dan diharapkan dapat terjadi peningkatan dan perluasan kemampuan siswa. Penggunaan media animasi dapat membantu memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi diharapkan dapat memotivasi belajar siswa sehingga dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep sistem reproduksi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi terhadap penguasaan konsep sistem reproduksi dan motivasi belajar siswa kelas XI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan pokok dalam penelitian ini dibuat


(14)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem reproduksi dan motivasi belajar siswa kelas XI”.

Secara terperinci permasalahan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perbedaan peningkatan penguasaan konsep Sistem Reproduksi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi?

2. Bagaimanakah perbedaan motivasi belajar siswa pada materi sistem reproduksi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi pada materi sistem reproduksi?

C. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran biologi ini adalah pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan melalui enam tahap pelaksanaan (Slavin, 2008). Keenam tahapan tersebut adalah 1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari, 3) Melaksanakan investigasi, 4) Menyiapkan laporan akhir, 5) Mempresentasikan laporan akhir, 6) Evaluasi. 2. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media animasi

dari jenis Macromedia Flash MX yang dibuat oleh ahli komputer. Animasi yang ditampilkan adalah materi sistem reproduksi yang terdiri dari organ reproduksi pria, organ reproduksi wanita, gametogenesis pada manusia, siklus menstruasi dan ovariun, fertilisasi dan implantasi, lapisan embrionik,


(15)

6

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan embrio dan fetus, ASI dan menyusui, proses kelahiran, kontrasepsi, dan kelainan/penyakit pada sistem reproduksi manusia.

3. Penguasaan konsep yang diukur meliputi kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pilihan ganda berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom revisi dari jenjang C1- C4.

4. Motivasi belajar yang diukur berdasarkan enam indikator, seperti yang diungkapkan oleh Uno (2010) yaitu meliputi 1) adanya hasrat keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik diberikan.

5. Strandar Kompetensi (SK) yang sesuai untuk bahasan ini adalah SK.3 kelas XI semester 2 tentang “menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya

pada Salingtemas”, KD 3.5 tentang “menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia”.

D. Hipotesis

Pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem reproduksi dan motivasi belajar siswa kelas XI.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis perbedaan penguasaan konsep siswa antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran


(16)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi pada materi sistem reproduksi.

2. Untuk menganalisis perbedaan motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi pada materi sistem reproduksi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu 1. Manfaat bagi siswa

Dapat memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan lagi proses belajarnya dan lebih mudah memahami konsep sehingga mendapatkan prestasi yang lebih baik.

2. Manfaat bagi guru

Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi guru dan dapat dijadikan alternatif pelaksanaan pembelajaran di kelas yang melibatkan siswa lebih kooperatif dan interaktif sehingga lebih mudah memahami dan menguasai konsep.

3. Manfaat bagi peneliti

Memperoleh data empiris mengenai peningkatan penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan bantuan media animasi.


(17)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini :

1. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari mata pelajaran (Slavin, 2008). Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe investigasi melalui enam tahapan. Siswa dibagi ke dalam delapan kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang. 2. Media animasi merupakan sekumpulan objek (gambar) yang diolah

sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Media animasi yang digunakan dalam penelitian menampilkan animasi materi sistem reproduksi yang terdiri dari organ reproduksi pria, organ reproduksi wanita, gametogenesis pada manusia, siklus menstruasi dan siklus ovarium, fertilisasi dan implantasi, lapisan embrionik, perkembangan embrio dan fetus, proses kelahiran, kontrasepsi, ASI dan menyusui, serta kelainan/penyakit pada sistem reproduksi manusia, yang dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk). CD interaktif ini menggunakan Software Macromedia Flash yang dirancang/dibuat oleh ahli komputer untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang bersifat interaktif yang dapat dikontrol melalui sistem navigasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi pengguna untuk mencari informasi yang diinginkan.

3. Pembelajaran investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari enam tahapan yaitu : 1) mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok; 2) merencanakan tugas yang akan dipelajari; 3) melaksanakan investigasi; 4) menyiapkan laporan akhir; 5)


(18)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempresentasikan laporan akhir; 6) evaluasi (Slavin, 2008). Pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi, pada tahap pelaksanaan investigasi, para siswa bekerja dengan menggunakan media animasi secara berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi, pada tahap pelaksanaan investigasi, para siswa bekerja secara berkelompok tanpa menggunakan media animasi.

4. Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep-konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi kemampuan aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu meliputi aspek mengingat (C1), aspek memahami (C2), aspek mengaplikasikan (C3), aspek menganalisis (C4). Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan dalam pretest

dan posttest berupa soal pilihan ganda yang telah dilakukan pengujian terlebih dahulu.

5. Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai (Sadirman, 2004). Dalam penelitian ini, motivasi diukur berdasarkan enam indikator yaitu : 1) adanya hasrat keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam belajar; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Uno, 2010:23). Pelaksanaan tes motivasi belajar, diberikan pada siswa setelah selesai pembelajaran, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

6. Sistem reproduksi pada manusia merupakan sistem organ yang meliputi struktur organ reproduksi, gametogenesis (spermatogenesis dan oogenesis), siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan dan pemberian ASI, proses kelahiran dan kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.


(19)

37

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen (quasi-experimental research) untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan untuk mengetahui motivasi belajar pada siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif dengan berbantuan media animasi dan siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif dengan tanpa bantuan media animasi. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tak bebas. Sebagai variabel bebas adalah pembelajaran kooperatif dengan media animasi, sedangkan variabel tak bebasnya adalah penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

Pretest-Posttes Control Group Design. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu dengan pemilihan dua kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal untuk mengidentifikasi tes kemampuan awal siswa. Selanjutnya dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berbantuan media animasi pada kelas eksperimen, dan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa media animasi pada kelas kontrol. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep siswa.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Group Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen Kontrol

O1

O1

X

-O2

O2


(20)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O1 = Tes Awal

O2 = Tes Akhir

X = Perlakuan khusus atau treatment (pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan bantuan media animasi).

Kelompok kontrol dalam penelitian ini dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa media animasi.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah delapan kelas siswa kelas XI IPA SMAN 1 Sumedang tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 253 siswa. Pemilihan populasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa di sekolah tersebut sudah dilengkapi fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memadai. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 yang dipilih secara acak dengan pertimbangan bahwa pada waktu pembagian kelas sekolah telah membagi kelas atas dasar pemerataan kemampuan, dengan demikian setiap kelas memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumedang yang berada di wilayah kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

a. Tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda, setiap butir soal memuat indikator untuk mengukur penguasaan konsep. Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(21)

39

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Angket untuk mengukur motivasi belajar siswa pada materi sistem reproduksi. Angket ini menggunakan skala likert, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah pembelajaran.

c. Angket untuk respon siswa terhadap penggunaan pembelajaran koperatif tipe investigasi berbantuan media animasi pada materi sistem reproduksi. Angket ini menggunakan skala likert, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket respon siswa diberikan kepada kelas eksperimen setelah pembelajaran.

d. Pedoman wawancara yaitu berupa wawancara tidak terstruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk memperoleh datanya. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang belum terungkap melalui angket tentang respon siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi pada materi sistem reproduksi.

2. Uji Coba Instrumen a. Analisis validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2007). Validitas soal diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar (Arikunto, 2007).

= ∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :


(22)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = skor item Y = skor total

N = banyaknya subyek

Penafsiran nilai korelasi dapat dilakukan berdasarkan kriteria seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kriteria Validitas

Rentang Indeks Validitas Kriteria

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji coba validitas instrumen menunjukkan dari 40 pertanyaan penguasaan konsep terdapat 21 pertanyaan yang valid. Adapun hasil uji coba validitas instrumen selengkapnya pada lampiran E.

b. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas soal menurut Arikunto (2007), menggunakan rumus dibawah ini.

=

Keterangan :

= reliabilitas tes secara keseluruhan

P = proporsi subjek yang menjawab yang menjawab item dengan benar

Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p)


(23)

41

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) c. Analisis daya pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :

D = - = PA - PB

Keterangan :

= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah

= banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2005) dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang DP Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil uji coba daya pembeda instrumen penguasaan konsep menunjukkan terdapat 15 pertanyaan dengan daya pembeda sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan


(24)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya pembeda tinggi, 4 pertanyaan dengan daya pembeda cukup dan 18 pertanyaan dengan daya pembeda rendah. Hasil uji coba daya pembeda instrumen selengkapnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran.

d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar (Sudjana, 2009:135). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2007:207)

Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran menurut Arikunto (2007) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar b. Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang c. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

Hasil uji coba tingkat kesukaran instrument penguasaan konsep menunjukkan terdapat 9 pertanyaan sukar, 19 pertanyaan sedang, 12 pertanyaan mudah, dan reliabilitas 0,92, rata-rata validitas 0,84. Hasil uji coba tingkat kesukaran instrument selengkapnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran.


(25)

43

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Berikut di bawah ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut.

1. Tahapan Persiapan

a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan subjek penelitian.

b. Melaksanakan studi kepustakaan untuk menganalisis secara teoritis pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan bantuan media animasi, serta asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut.

c. Menganalisis dasar teori tentang motivasi belajar dan penguasaan konsep sistem reproduksi. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi yang relevan.

d. Menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian.

e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun perangkat instrumen penelitian untuk mengukur motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa pada materi sistem reproduksi..

f. Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen.

g. Pelaksanaan uji coba terhadap instrumen penelitian pasca judgement.

h. Analisis hasil uji coba instrumen untuk memperoleh validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Kemudian dilakukan revisi berdasarkan hasil pertimbangan dari dosen ahli dan uji coba instrumen, sehingga instrumen layak digunakan dalam penelitian.


(26)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melaksanakan tes awal, dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep sistem reproduksi sebelum pembelajaran. Tes awal dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melaksanakan Proses belajar mengajar. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan bantuan media animasi. Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa menggunakan media animasi.

c. Melaksanakan tes akhir, dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep sistem reproduksi melalui pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan bantuan media animasi. Tes akhir dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Memberikan angket motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengisian angket dilaksanakan setelah pembelajaran.

e. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe investigasi dengan bantuan media animasi pada konsep sistem reproduksi. Angket diberikan pada kelas eksperimen.

f. Melaksanakan pengolahan dan analisis data. Tahapan ini meliputi pemberian skor untuk pretest dan posttest, menghitung N-gain. Analisis data menggunakan Software Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows versi 17.0.

g. Membuat kesimpulan dan laporan hasil penelitian.

H. Teknik Pengolahan Data

Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arahan untuk pengkajian lebih lanjut.


(27)

45

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengolah data berupa skor atau nilai siswa dalam menjawab soal penguasaan konsep sebagai berikut:

1) Memberikan skor pada tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban.

2) Menghitung nilai tiap siswa dengan menggunakan rumus :

Nilai =

X 100

b. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan program SPSS 17.0. Uji normalitas dimaksudkan untuk menunjukkan apakah data terdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansi

yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan data tersebut terdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan program SPSS 17.0. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas menunjukkan jika nilai signifikansi yang diperoleh

lebih dari α = 0,05, maka data tersebut homogen.

3) Uji Hipotesis

Perbedaan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas sampel akan dianalisis dengan menggunakan independent sampel t-test, jika data pretest dan

posttest kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen Sebaliknya, jika data ada yang tidak normal atau tidak homogen, maka analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney


(28)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kelas kontrol. Jika nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data yang dibandingkan berbeda signifikan.

c. Uji perbedaan dua rata-rata (tes awal dan tes akhir) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X1– X2)

2) Rumus indeks gain :

N-Gain =

Kriteria peningkatan Gain yang dinormalisasi menurut Meltzer (2002) sebagai berikut:

G < 0,3 : Peningkatan rendah

0,3 ≤ G ≤ 0,7 : Peningkatan sedang G > 0,7 : Peningkatan tinggi

2. Data motivasi Belajar

Data motivasi belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran melalui pemberian angket berupa skala likert yang terdiri dari pernyataan dengan empat alternatif pilihan jawaban meliputi Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pengolahan nilai motivasi belajar siswa dilakukan dengan langkah-lankah sebagai berikut:

a. Pemberian skor dengan berpedoman seperti yang terdapat pada Tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4. Pedoman Pemberian Skor Jawaban Pernyataan Motivasi Belajar Jawaban pernyataan

positif

Skor Jawaban pernyataan negatif

Skor

Sangat Setuju (SS) 4 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 3 Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 3


(29)

47

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Nilai yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kategori tertentu seperti terlihat pada Tabel 3.5. berikut:

Tabel 3.5. Kategorisasi Motivasi Belajar Siswa untuk 25 butir pertanyaan dengan rentang skor 25 – 100

(Muslich, 2011:180)

3. Data Tanggapan/Respon Siswa

Data tanggapan/respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan bantuan media animasi pada konsep sistem reproduksi, diperoleh melalui angket dan diolah dengan mempersentasekan jawaban menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2002:50).

% Respon = x 100%

No. Skor Siswa Kategori Motivasi Belajar

1 Lebih besar dai 80 Sangat tinggi

2 70 - 79 Tinggi

3 50 - 69 Rendah

4 Kurang dari 50 Sangat rendah

Jumlah siswa yang menjawab Jumlah siswa keseluruhan


(30)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Alur Penelitian

Penyusunan dan Seminar Proposal

Penyusunan Instrumen Penguasaan Konsep dan Motivasi Belajar

Uji Coba Instrumen Kajian Literatur :

Pembelajaran Kooperatif Media Animasi Penguasaan Konsep

Motivasi Belajar Materi Sistem Reproduksi


(31)

49

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.

Kelas Eksperimen: Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Animasi

Kesimpulan Analisis Data

Pretest:

Soal-soal Penguasaan Konsep

Kelas Kontrol: Pembelajaran Kooperatif

Tanpa Bantuan Animasi

Posttes


(32)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN A. Kesimpulan

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penguasaan konsep tentang Sistem Reproduksi Manusia pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi lebih baik dibanding siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

berbeda signifikan (α = 0,05). Hasil ini juga menunjukkan rata-rata N-gain

penguasaan konsep kelas eksperimen sebesar 0,48 (kategori sedang) dan N-gain

penguasaan konsep kelas kontrol sebesar 0,25 (kategori rendah). Selain itu, penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dapat lebih memotivasi siswa selama pembelajaran dibanding dengan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen 77,47 (kategori tinggi), dan skor rata-rata motivasi belajar kelas kontrol 72,83 (kategori

tinggi) yang berbeda signifikan (α = 0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan, berikut ini beberapa saran untuk melengkapi penelitian selanjutnya, diantaranya adalah: 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi dapat diterapkan

pada pokok bahasannya lainnya karena siswa lebih termotivasi belajar dan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep siswa, terutama materi yang dalam penyampaiannya tidak dapat disajikan secara langsung (abstrak). 2. Pengaturan waktu saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

berbantuan animasi harus diperhatikan oleh guru dan dipertegas kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.


(33)

85

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penggunaan media tidak sepenuhnya dapat menggantikan peran dan tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi, bimbingan, petunjuk dan motivasi dari guru tetap dibutuhkan siswa.

4. Bagi peneliti lain diharapkan untuk mencoba meneliti tentang pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi ini, tidak hanya untuk mengukur aspek penguasaan konsep dan motivasi belajar saja, tetapi bisa mengukur tingkat kognitif yang lebih tinggi.


(34)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & D.R. Krathwohl, D.R. ( 2001). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Agung Prihantoro (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008). Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar (Edisi ketujuh). Helly P. S. & Sri M. S. (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Artawan, R. (2010). Pembelajaran Biologi Dengan Menggunakan Animasi.

[ ] Tersedia: http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-biologi-dengan-menggunakan.html. [ ]

Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bilash, O. (2011). Dale’s Cone of Experience. [ ] Tersedia: http://www.educ.ualberta.ca/staff/olenka.Bilash/best%20of%20bilash/dalesc one.html. [ ]

Campbell, N. A. et al. (2008). Biology Eighth Edition. Sanfrancisco: Pearson. Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di Indonesia Berdasarkan Hasil PISA. [Online] Tersedia: www.blogwordpress,com. [7 Februari 2011].

Dzamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar (Edisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.

Efe, R. dan Efe, H. A. (2011). “Using Student Group Leaders to Motivate Students in Cooperative Learning Methods in Crowded Classroom”.

Educational Research and Reviews 6(2),187-196

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. (1997). Fisiologi Kedokteran : Textbook of Medical Physiology (Edisi sembilan). Irawati Setiawan dkk. (Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(35)

87

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun E. (2009). Models Of Teaching. Ahmad F, Ateilla M (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Johnson, D. W., Johnson, R. T. and Holubec E. J. (1991). Cooperation In The Classroom. Minnesota: Interaction Book Company.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable in

Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physics. 70 (12), 1259-1268. Munir. (2012). Multimedia : Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Muslich, M. (2010). Authentik Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan. Wahyu Indianti dkk. (penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Ridhayani dan Manurung. (2010). “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran

Terhadap Hasil Belajardan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP

Swasta Muhammadiyah Serbelawah”. Jurnal Pendidikan Biologi (DikBio) Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan1(3), 186-206.

Ris, H. dkk. (2012). Media Pembelajaran. [ ] Tersedia: http://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/media-pembelajaran-5/

[ ]

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer :

Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y. Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjani, M.(2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi

Common Text Book. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Sadirman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(36)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekarwinahyu. (2006). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan komputer (PBK) Interaktif Terhadap Pemahaman dan Retensi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Hereditas dan Sintesis Protein. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning : Theory, Research and Practice. Nurulita Yusron (penerjemah). Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sopandi, W. (2009). Penggunaan Media Animasi Komputer Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Level mikroskopik dan Penguasaan konsep siswa Pada pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sudjana. (2002). Statistik Dasar. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis Dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H. B. (2010). Teori Motivasi Dan Pengukurannya : Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(1)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.

Kelas Eksperimen: Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Animasi

Kesimpulan Analisis Data

Pretest:

Soal-soal Penguasaan Konsep

Kelas Kontrol: Pembelajaran Kooperatif

Tanpa Bantuan Animasi

Posttes


(2)

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penguasaan konsep tentang Sistem Reproduksi Manusia pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi lebih baik dibanding siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berbeda signifikan (α = 0,05). Hasil ini juga menunjukkan rata-rata N-gain penguasaan konsep kelas eksperimen sebesar 0,48 (kategori sedang) dan N-gain penguasaan konsep kelas kontrol sebesar 0,25 (kategori rendah). Selain itu, penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan media animasi dapat lebih memotivasi siswa selama pembelajaran dibanding dengan pembelajaran kooperatif tipe investigasi tanpa bantuan media animasi. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata motivasi belajar kelas eksperimen 77,47 (kategori tinggi), dan skor rata-rata motivasi belajar kelas kontrol 72,83 (kategori tinggi) yang berbeda signifikan (α = 0,05).

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan, berikut ini beberapa saran untuk melengkapi penelitian selanjutnya, diantaranya adalah: 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi dapat diterapkan

pada pokok bahasannya lainnya karena siswa lebih termotivasi belajar dan dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep siswa, terutama materi yang dalam penyampaiannya tidak dapat disajikan secara langsung (abstrak). 2. Pengaturan waktu saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

berbantuan animasi harus diperhatikan oleh guru dan dipertegas kepada siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan.


(3)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penggunaan media tidak sepenuhnya dapat menggantikan peran dan tanggung jawab guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi, bimbingan, petunjuk dan motivasi dari guru tetap dibutuhkan siswa.

4. Bagi peneliti lain diharapkan untuk mencoba meneliti tentang pembelajaran kooperatif tipe investigasi berbantuan animasi ini, tidak hanya untuk mengukur aspek penguasaan konsep dan motivasi belajar saja, tetapi bisa mengukur tingkat kognitif yang lebih tinggi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. & D.R. Krathwohl, D.R. ( 2001). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Agung Prihantoro (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arends, R. I. (2008). Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar (Edisi ketujuh). Helly P. S. & Sri M. S. (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Artawan, R. (2010). Pembelajaran Biologi Dengan Menggunakan Animasi.

[ ] Tersedia: http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/pembelajaran-biologi-dengan-menggunakan.html. [ ]

Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bilash, O. (2011). Dale’s Cone of Experience. [ ] Tersedia: http://www.educ.ualberta.ca/staff/olenka.Bilash/best%20of%20bilash/dalesc one.html. [ ]

Campbell, N. A. et al. (2008). Biology Eighth Edition. Sanfrancisco: Pearson. Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Pendidikan Sains di Indonesia Berdasarkan Hasil PISA. [Online] Tersedia: www.blogwordpress,com. [7 Februari 2011].

Dzamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar (Edisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.

Efe, R. dan Efe, H. A. (2011). “Using Student Group Leaders to Motivate Students in Cooperative Learning Methods in Crowded Classroom”. Educational Research and Reviews 6(2),187-196

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. (1997). Fisiologi Kedokteran : Textbook of Medical Physiology (Edisi sembilan). Irawati Setiawan dkk. (Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Rita Sutaryo, 2014

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Berbantuan Media Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun E. (2009). Models Of Teaching. Ahmad F, Ateilla M (penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Johnson, D. W., Johnson, R. T. and Holubec E. J. (1991). Cooperation In The Classroom. Minnesota: Interaction Book Company.

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable in

Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physics. 70 (12), 1259-1268. Munir. (2012). Multimedia : Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Muslich, M. (2010). Authentik Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan. Wahyu Indianti dkk. (penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Ridhayani dan Manurung. (2010). “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran

Terhadap Hasil Belajardan Retensi Siswa pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawah”. Jurnal Pendidikan Biologi (DikBio) Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 1(3), 186-206.

Ris, H. dkk. (2012). Media Pembelajaran. [ ] Tersedia: http://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/media-pembelajaran-5/

[ ]

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer : Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta. Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y. Subekti, R.,

Rochintaniawati, D., Nurjani, M.(2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi Common Text Book. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Sadirman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, W. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

Sekarwinahyu. (2006). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan komputer (PBK) Interaktif Terhadap Pemahaman dan Retensi Mahasiswa Pada Konsep Substansi Hereditas dan Sintesis Protein. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning : Theory, Research and Practice. Nurulita Yusron (penerjemah). Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sopandi, W. (2009). Penggunaan Media Animasi Komputer Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Level mikroskopik dan Penguasaan konsep siswa Pada pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sudjana. (2002). Statistik Dasar. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis Dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H. B. (2010). Teori Motivasi Dan Pengukurannya : Analisis Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.