PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X.

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Dewi Yuni Asmawati 1005254

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA

MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X

Oleh

Dewi Yuni Asmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dewi Yuni Asmawati Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X

Disusun oleh: Dewi Yuni Asmawati

1005254

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. NIP. 195107261978032001

Pembimbing II

Ammi Syulasmi, Dra., MS. NIP. 195408281986122

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

iv Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL……… vi

DAFTAR GAMBAR………... vi

DAFTAR LAMPIRAN………... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 3

C. Batasan Masalah………... 4

D. Tujuan Penelitian……….. 4

E. Manfaat ………... 5

F. Asumsi……….. 6

G. Hipotesis………... 6

BAB II PEMBELAJARAN MELALUI FIELD TRIP, KETERAMPILAN PROSES SAINS, PENGUASAAN KONSEP DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI A. Pengertian Pembelajaran field trip……… 7

B. ManfaatPembelajaran field trip……….…………. 9

C. Keterampilan Proses Sains………... 10

D. Penguasaan Konsep ………..……. 16


(5)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian………... 27

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ………27

C. Metode Desain Penelitian ……… 27

D. Definisi Operasional………. 28

E. Instrumen Penelitian ……….. 29

F. AnalisisUjiCobaInstrumen………32

G. Teknik Pengumpulan Data………... 37

H. Teknik PengolahanData……… 37

I. Prosedur Penelitian………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 47

1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains………... 48

2. Hasil Tes Penguasaan Konsep………. 50

3. Uji korelasi antara keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ……….. 51

4. Analisis data respon siswa ………. 53

B. Pembahasan……….. 54

1. KeterampilanProses Sains ………...……… 54

2. Penguasaan Konsep ……… 59

3. Korelasi keterampilan proses sains dan Penguasaan konsep ……… 62

4. Respon siswa ……….. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 65

B. Saran………. 66


(6)

vi Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

2.1 Jenisketerampilan proses sainsdanindikatornya………..….. 13

2.2 dimensipengetahuandandimensi proses kognitif……….… 19

3.1 one Group Pretest Posttest Design …..……….…… 28

3.3 Kisi-Kisi Intrumen Keterampilan Proses Sains ……… 30

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep ……… ………. 30

3.4 IndikatorKeterampilan………31

3.5 Kisi-Kisi Angket…………...……….. 32

3.6 Klasifikasi Validasi……… 33

3.7 InterpretasiReliabilitas……….. 34

3.8 InterpretasiDayaPembeda……….. 35

3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran……… 35

3.10 RekaptulasiUjiCobaInstrumenKeterampilan Proses Sains…….... .36

3.11 RekaptulasiUjiCobaInstrumenPenguasaanKonsep……….36

3.12 KriteriaPenilaian………...39

3.13 InterpretasiAngket………..40

3.14 Kriteriaindeks Gain………. 41

3.15 InterpretasiKoefisienKorelasi………....42

4.1 Analisis Hasil PretestdanPosttestKeterampilanproses sains ……. 48

4.2 Nilai Rata-rata AspekKeterampilan Proses Sains……….. 49

4.3 Rekapitulasi Rata-rata KemunculanKeterampilan Proses Sains ….. 50

4.4 Analisis Hasil PretestdanPosttetspenguasaanKonsep…………... 51

4.5 HasilAnalisisregresidanKorelasi………...52

DAFTAR GAMBAR 4.1 ResponSiswa………. 53


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……… 70

A.3 Lembar Kerja Siswa ……….……… 81

B.Instrumen Penelitian B.1 Analisis Butir Soal PenguasaanKonsep……….………85

B.2 Analisis Butir Keterampilan Proses Sains…….………. 91

B.3 Soal UjiCobaKeterampilan Proses Sains……….. 103

B.3 Soal UjiCobaPenguasaanKonsep………. 106

Analisis Butir Soal C.1 Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains………. 112

C.2 Soal Keterampilan Proses Sains……..………. 120

C.3 Kisi-kisiSoalPenguasaanKonsep..………. 125

C.4 Soal PenguasaanKonsep ……..……..………. 132

C.5 LembarObservasiKeterampilan Proses SainsSiswa……….. 137 C.6Angket………...……… 138 C.Data Hasil Penelitian D.1 RekapitulasiNilaiTesAwalKeterampilanProses Sains…….……..139

D.2 RekapitulasiNilaiTesAkhirKeterampilanProses Sains………….. 141

D.3 RekaptulasiNilaiTesAwaldanAkhirKeterampilanMengamati….. 143

D.4 RekaptulasiNilaiTesAwaldanAkhirKeterampilanMengklasifikasi.. 144

D.5 RekaptulasiNilaiTesAwaldanAkhirKeterampilanBerkomunikasi… 145 D.6 RekaptulasiNilaiTesAwaldanAkhirKeterampilanInterpretasi…….. 146

D.7 RekaptulasiNilaiTesAwalPenguasaanKonsepSiswa……….. 147

D.8 RekaptulasiNilaiTesAkhirPenguasaanKonsepSiswa……….. 149

D.9 RekaptulasiPerhitungan N-Gain penguasaanKonsep……….. 151

D.10 RekaptulasiLembarobservasiSiswa……… 152 D.11 RekaptulasiHasilAngket………. 158


(8)

viii Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.12 Uji NormalitasPenguasaanKonsep………... 159 D.12 Uji NormalitasKeterampilan Proses Sains……... 161 D.13 Data HasilAnalisisRegresidanKorelasi………. 163 D.Perizinan dan Judgment

E.2 Surat Ijin Penelitian………. 165

DokumentasiPenelitian……… 167


(9)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa melalui metode pembelajaran field trip pada materi keanekaragaman hayati pada kelas X. Penelitian ini merupakan penelitian Weak Experiment dengan desain penelitian One-group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA Pasundan 2 Bandung, sebanyak 1 kelas dengan jumlah 32 siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2014-2015. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran field trip dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Peningkatan keterampilan proses sains siswa menunjukkan N-gain sebesar 0,41 dengan

kategori “sedang”. Untuk peningkatan penguasaan konsep siswa juga dapat dilihat dari

N-gain yaitu sebesar 0,40 dengan kategori “sedang”. Berdasarkan data pengolahan angket, secara umum siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap metode pembelajaran field trip. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran field trip dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati serta terdapat korelasi positif antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep siswa.

Kata kunci : pembelajaran field trip, keterampilan proses sains dan penguasaan konsep

ABSTRACT

This research provide to analyze the improvement of science process skills and mastery of concepts students are learning through field trips of the material method biodiversity. This research is to design research of Weak Experiment One group pretest-posttest-Design. The research samples were class X SMA Pasundan 2 Bandung, as much as 1 class with 32 students on a number of odd semester of school year 2014-2015. The results of the data analysis showed that the application field trip learning can enhance science process skills and mastery of concepts students. To improve science process skills students showed a gain of N-0,41 with the category "medium". To increase mastery of concepts students can also be seen from the N-gain that is equal to 0.40 with the category of "medium". Based on the data processing of the questionnaire, students generally responded positively to the learning methods field trip. From the results, it can be concluded that the field trip learning can improve mastery of science process skills and concepts students on the material of biological diversity and the positive correlation between science process skills with student mastery of concepts.


(10)

i Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) disertai arus globalisasi yang pesat menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang tidak mungkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu, pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru kurang sesuai lagi dengan perkembangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Menurut Gulo (2002), guru bukan orang yang serba tahu dan peserta didik bukan orang yang serba tidak tahu, sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan belajar.

Pembelajaran biologi tidak hanya memaparkan pengetahuan, akan tetapi pembelajaran biologi harus direncanakan melalui suatu proses yang melibatkan siswa untuk aktif menemukan pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supriatno (2003) yang menyatakan bahwa pembelajaran biologi harus memberdayakan siswa agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do), sehingga mampu membangun pengetahuan yang memadai (learning to know). Pengalaman langsung yang lebih dikenal dengan learning by doing dapat diperoleh siswa melalui suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa akan memperoleh pengalaman sesuai kebutuhan, baik fisik maupun psikis yang pada akhirnya mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Proses belajar mengajar merupakan sebuah interaksi antara guru dengan siswa serta komunikasi timbal balik dalam keadaan terpelajar untuk mencapai suatu tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara siswa dan guru ini merupakan salah satu syarat terjadinya proses belajar mengajar. Interaksi dalam proses belajar mengajar bukan sekedar


(12)

2

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan komunikasi antara guru dan siswa, akan tetapi merupakan interaksi terpelajar yang tidak hanya penyampaian materi pelajaran melainkan juga menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar (Rustaman, 2005).

Proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini belum juga memperlihatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Sebagian siswa ada yang bersifat pasif, kurang kreatif-inisiatif, kurang berani bertanya, kurang mampu mengemukakan pendapat, kurang mampu dalam mengolah data, kurang mampu dalam membaca data dan keingintahuan siswa yang masih rendah. Peran guru sangat diperlukan untuk mengarahkan siswa agar belajar aktif dan selalu memberikan motivasi serta menciptakan pembelajaran yang menggugah antusias siswa dalam mengikuti setiap pembelajaran. Keterampilan proses sains adalah salah satu pendekatan yang harus dijadikan acuan bagi seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan proses sains menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan. Keterampilan diartikan kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreatifitas (Rudy, 2011).

Pembelajaran akan bermakna apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan intelektual, keterampilan manual, dan keterampilan sosial yang perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung (Rustaman, 2005).

Keterampilan proses sains berkaitan erat dengan pengalaman yang dialami langsung oleh siswa, siswa akan menyadari pengalaman belajar ketika kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung. Dengan pengalaman langsung siswa dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang


(13)

3

dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Rustaman et al. (2005:87) bahwa pengalaman belajar dengan mengembangkan keterampilan proses yang dilakukan oleh siswa akan lebih bermakna. Jika siswa hanya sekedar melaksanakan pembelajaran tanpa mendapatkan makna atau inti dari pembelajaran yang dilakukan, maka proses pembelajaran tersebut akan menjadi sia-sia.

Metode field trip sering diterapkan pada beberapa konsep biologi yang dapat membantu pendidik untuk menyampaikan materi. Metode filed trip merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak peserta didik ke suatu tempat atau objek tertentu di luar kelas untuk mempelajari, mengobservasi benda sebenarnya secara langsung. Dengan metode field trip ini dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam merumuskan dan memecahan masalah yang berhubungan dengan materi yang disampaikan, sehingga peserta didik mampu berpikir kritis, bekerja sama dengan kelompoknya dan juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik (Mulyasa, 2008).

Menanggapi keadaan tersebut, guru diharapkan sangat kreatif dalam menentukan metode yang sesuai dalam melaksanakan tugas mengajar agar tercapai dan terpenuhi tujuan pembelajaran. Pembelajaran melalui metode field trip ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa, sehingga kegiatan belajar dan mengajar lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh metode pembelajaran field trip terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati kelas X”. Materi keanekaragaman hayati merupakan salah satu materi yang diajarkan untuk siswa SMA kelas X. Penulis memilih konsep tersebut sebagai kajian dalam penelitian ini karena materi ini membutuhkan suatu pengalaman langsung untuk dapat


(14)

4

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahaminya. Dengan metode pembelajaran field trip akan banyak menuntut aktivitas siswa dan melatih keterampilan proses sains siswa. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka rumusan masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran field trip terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati kelas X ?”

Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah kegiatan field trip ?

2. Bagaimana penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah kegiatan field trip ?

3. Bagaimana korelasi antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan proses sains siswa ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran melalui kegiatan field trip ?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pokok permasalahan yang diteliti, dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut :

1.Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan interpretasi.

2.Penelitian ini difokuskan pada keanekaragaman species tumbuhan maupun hewan yang ada di kebun binatang Bandung.

3. Kegiatan observasi yang dilakukan di kebun binatang ini merupakan program sekolah sehingga jumlah kelas yang digunakan untuk penelitian hanya satu kelas yaitu sebagai kelas eksperimen.


(15)

5

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bermula dari rasa ingin tahu penulis mengenai keterampilan proses sains yang dirasa belum mendapat perhatian oleh pendidik di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode field trip pada materi keanekaragaman hayati.

2. Menganalisis penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode field trip pada materi keanekaragaman hayati.

3. Menganalisis hubungan antara keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran keanekaragaman hayati dengan metode field trip

E.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran di sekolah, antara lain:

1. Bagi siswa

Pembelajaran dengan menggunakan metode field trip diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa serta merangsang siswa untuk berpikir dan bekerja sama baik dengan guru ataupun dengan siswa yang lainnya. Kegiatan pembelajaran dengan metode field trip diharapkan dapat meningkatkan prestasi, motivasi dan rasa percaya diri siswa.

2. Bagi guru

(a) Memperoleh informasi tentang keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa dengan metode field trip, sehingga guru


(16)

6

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat terus mengembangkan inovasi dalam penggunaan pembelajaran dan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. (b) Sebagai salah satu metode pembelajaran, diharapkan pembelajaran

field trip dapat menjadi alternatif mengajar yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan proses sains.

3. Bagi peneliti lain

(a) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pembanding terhadap penelitian yang relevan dan berkaitan dengan pengaruh metode field trip terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada materi keanekaragaman hayati.

(b) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal bagi peneliti lain jika akan melakukan penelitian metode field trip dalam konsep biologi lainnya.

F. Asumsi

1. Metode pembelajaran field trip dapat mempengaruhi keterampilan proses sains siswa khususnya pada keterampilan mengamati, mengelompokan, berkomunikasi dan interpretasi karena dalam pembelajaran menggunakan metode field trip siswa harus aktif mengamati, mengelompokan, menginterpretasi dan berkomunikasi pada saat pembelajaran.

2. Pembelajaran dengan metode field trip mengupayakan keberhasilan kerja teman-teman sekelompok, sehingga setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar anggota kelompok (Huda, 2012).

G. Hipotesis

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah

“Terdapat peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati setelah pembelajaran melalui kegiatan filed trip”.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2014/2015 yang belum menerima pembelajaran tentang materi keanekaragaman hayati. Adapun kelas yang dijadikan penelitian hanya satu kelas.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung semester 1 tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari tujuh kelas.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini satu kelas dari seluruh populasi yaitu kelas X2. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2010: 121). C.Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Weak Experimental, yaitu dengan menggunakan satu kelas penelitian tanpa kelas kontrol

Kegiatan Kelas eksperimen

Pretest dan Pertemuan I 11 Juli 2014; (08.00-09.30)


(18)

28

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Fraenkel et al. 1990). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design (Sugiyono, 2012:111).

Dengan menggunakan desain ini subjek penelitian hanya ada satu kelompok sebagai kelompok eksperimen. Kelompok ini diberi tes awal (pretest) sebelum mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran melalui kegiatan field trip kemudian diberi tes akhir (posttest). Adapun desain One Group Pretest Posttest Design ditunjukan oleh tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian “One Group Pretest Posttest Design”

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen Y1 X Y2

Keterangan :

Y = Pretest-Posttest

X = Perlakuan (treatment) yang diberikan adalah pembelajaran melalui kegiatan field trip

D.Definisi Operasional

1.Metode Pembelajaran Field Trip dalam penelitian ini merupakan sebuah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengobservasi hewan-hewan maupun tumbuhan yang ada disekitar kebun binatang. Kegiatan yang diadakan dalam metode Field trip terdiri dari empat tahapan umum. Pertama adalah experience, para peserta diajak terlibat dalam suatu observasi tertentu. Dalam kegiatan ini fasilitator tidak hanya mengajarkan sebuah konsep, keahlian, ataupun sebuah nilai, namun juga mengarahkan para peserta untuk memahami beberapa hal melalui pengalaman langsung dan kemudian siswa dapat mendiskusikan manfaat kegiatan tersebut dalam kelompok kecil processing, menyimpulkannya dari hal yang kecil ke hal-hal yang besar generalizing dan terakhir siswa dapat menerapkan pengalaman tersebut dalam sistem kerja kehidupan (reflection).

2.Dalam kegiatan pembelajaran ini keterampilan proses sains dijaring menggunakan soal keterampilan proses sains dalam bentuk tes uraian, setiap soal dengan aspek keterampilan proses sains yang berbeda-beda.


(19)

29

Aspek keterampilan proses yang dijaring dalam penelitian ini diantaranya:

a. Keterampilan mengobservasi dengan indikator: (1) Memberi penjelasan yang telah diamati (2) Mengumpulkan fakta yang relevan, b. Keterampilan klasifikasi dengan indikator

(a) Membandingkan

(b) Mencari persamaan dan perbedaan c. Keterampilan komunikasi dengan indikator:

(a) Menuliskan data (b) Melakukan diskusi

d. Keterampilan interpretasi dengan indikator: (a) Menarik kesimpulan berdasarkan data (b) Menghubungkan hasil pengamatan.

3. Untuk mengukur penguasaan konsep siswa dijaring melalui soal tes pilihan ganda mengenai materi Keanekaragaman Hayati yang telah dijudgmen oleh ahli biologi. Soal pilihan ganda terdiri atas jenjang kognitif, mulai dari (C1) pengetahuan, (C2) pemahaman, (C3) penerapan, (C4) analisis, (C5) mengevaluasi dan terakhir (C6) menciptakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tes Tertulis

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari soal keterampilan proses sains (berupa soal uraian yang memuat indikator keterampilan proses sains) dan soal pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Tes tertulis ini diberikan pada saat tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) berlangsung. Kisi-kisi tes tersebut sebagai berikut:


(20)

30

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.2 kisi-kisi soal Tes Keterampilan Proses Sains

No Indikator Nomor soal Jumlah

Soal

1 Mengamati 1,8,10 3

2. Mengklasifikasi 2,4,6 3

3. Berkomunikasi 3,9 2

4. Interpretasi 5,7 2

Jumlah total 10

Tabel. 3.3 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep

No Jenjang soal Nomor soal Jumlah

Soal

1 C1 1, 2, 5 3

2 C2 3, 4, 6, 11 4

3 C3 7,12,20,15 4

4 C4 13, 14, 2

5 C5 9, 17 18,19 4

6 C6 8, 16, 10 3

Jumlah total 20

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang muncul selama kegiatan field trip berlangsung. Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu keterampilan mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi dan interpretasi. Lembar observasi yang digunakan berupa daftar checklist yang harus diisi oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun indikator-indikator keterampilan proses sains yang ingin diamati dijabarkan dalam tabel berikut :


(21)

31

Tabel 3.4 Indikator Keterampilan Proses Sains yang Diamati

No Aspek KPS Indikator

1 Mengamati a. Mengamati jenis-jenis hewan maupun tumbuhan yang terdapat di kebun binatang menggunakan indera mata saja

b. Mengamati jenis-jenis hewan maupun tumbuhan yang terdapat di kebun binatang dan mencari ciri-ciri khusus pada hewan (misalnya : warna bulu, jumlah kaki, cara berjalan, tempat hidup dan lain-lain,) maupun tumbuhan (asal tumbuhan, habitat, dll)

c. Mengamati ciri-ciri khusus pada hewan (misalnya: warna bulu, jumlah kaki, cara berjalan, tempat hidup dll,) maupun tumbuhan (asal tumbuhan, habitat, dll) kemudian mencatat hasil pengamatannya sebagai pengetahuan baru.

2 Mengklasifikasi a. Mencari persamaan dari berbagai jenis hewan maupun tumbuhan yang diamati b. Mencari perbedaan dari berbagai jenis

hewan maupun tumbuhan yang diamati c. Mengelompokan berbagai jenis hewan

insekta yang telah diamati kedalam kelas yang sesuai dengan ciri-cirinya

3 Berkomunikasi a. Menggambarkan data hasil pengamatan dengan tabel

b. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompok

4 Interpretasi a. Mencatat data hasil pengamatan secara terpisah

b. Menarik kesimpulan dari data-data pengamatan

3. Lembar kerja siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai panduan siswa melakukan pengamatan hewan maupun tumbuhan yang terdapat di kebun binatang. Lembar kerja berisi langkah-langkah kegiatan praktikum, serta lembar isian yang harus dikerjakan dan diisi oleh siswa.


(22)

32

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap siswa memperoleh masing-masing satu LKS yang harus diisi selama pembelajaran berlangsung.

4. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan field trip. Angket berisi pertanyaan seputar kegiatan pembelajaran melalui kegiatan field trip dan angket didistribusikan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket yang digunakan terdiri dari tiga indikator dengan kisi-kisi sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Indikator Angket

No Indikator Nomor

Pertanyaan 1 Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran melalui

kegiatan field trip dan materi

1, 2, 3

2 Tanggapan pada saat proses pembelajaran 4, 5, 6, 7 3 Penilaian terhadap pembelajaran melalui kegiatan

filed trip

8, 9, 10

F. Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan pada kelas yang telah mendapat materi yang akan diteliti. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen yang akan digunakan. Untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal yang diujicobakan menggunakan Software ANATES Uraian dan ANATES Pilihan Ganda versi 4.0.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009:65). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat


(23)

33

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, Arikunto (2009:72) mengemukakan bahwa untuk mengetahui validitas suatu tes digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y X = skor tiap butir soal

Y = skor total butir soal N= jumlah siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpetasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan mengguanakan kriteria pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009:75) 2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu instrumen. Uji Reliabilitas menggunakan rumus metode belah dua (Arikunto, 2009:93).

Keterangan :

r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan r11/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan kelas

hasil r11 kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r seperti yang tertera pada Tabel 3.7 di bawah ini.


(24)

34

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 < r≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,61 < r ≤ 0,80 Tinggi

0,41 < r≤ 0,60 Cukup

0,21 < r ≤ 0,40 Rendah 0,00 < r≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009:75) 3. Uji Daya Pembeda

Arikunto (2009:211) menyebutkan bahwa daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Selanjutnya, Arikunto, (2009:213) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

D = daya pembeda butir soal JA = jumlah peserta kelompok atas JB = jumlah peserta kelompok bawah

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai indeks diskriminasi data pembeda butir soal berkisar antara 0,00-1,00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai.


(25)

35

Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00-0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang

0,20-0,40 Sedang (satisfactory)

0,40-0,70 Baik (good)

0,70-1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2009:218) 4. Uji Tingkat Kesukaran

Arikunto (2009: 209) menyebutkan bahwa untuk mencari tingkat kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini:

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswayang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir soal

Nilai P Kriteria

0,00<P≤ 0,30 Sukar

0,31≤P≤0,70 Sedang


(26)

36

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Rekaptulasi Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains No soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Validitas Kesimpulan Nilai Interpretasi

1 17,14 Sedang 0,173 - Digunakan

(Direvisi)

2 2,86 Sukar 0,027 - Digunakan

(Direvisi)

3 51,43 Sukar 0,801 Sangat

Signifikan

Digunakan

4 42.86 Sedang 0,354 - Digunakan

(Direvisi)

5 61.90 Sangat

mudah

0,736 Sangat Signifikan

Digunakan

6 68,57 Sedang 0,833 Sangat

Signifikan

Digunakan

7 71,43 Sedang 0,878 Sangat

Signifikan

Digunakan

Berdasarkan hasil perhitungan Anates versi 4,0 maka dapat diketahui perhitungan reliabilitas soal keterampilan proses sains memperoleh nilai r sebesar 0,82 yang termasuk kategori “tinggi”. Hal ini menunjukan bahwa soal yang digunakan memiliki keajegan yang baik.

Rekaptulasi hasil analisis butir soal penguasaan konsep (pilihan ganda) diperlihatkan dalam Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Rekaptulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep

No Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran

Validitas Kesimpulan Nilai Interpretasi

1 57,14 Sedang 0,377 - Digunakan

(Revisi)

2 14,29 Sedang 0,349 - Digunakan

3 57,14 Sedang 0,505 Sangat

Signifikan

Digunakan

4 42,86 Sedang 0,243 - Digunakan

(Revisi)

5 0,00 Sangat Sukar 0,105 - Buang

6 57,14 Sedang 0,515 Sangat

Signifikan


(27)

37

No Daya Pembeda

Tingkat Kesukaran

Validitas Kesimpulan Nilai Interpretasi

7 0,00 Sangat Sukar -0,037 - Buang

8 57,14 Sedang 0,525 Sangat

Signifikan

Digunakan

9 42,86 Sedang 0,223 - Digunakan

(Revisi)

10 0,00 Sukar 0,074 - Buang

11 -14,29 Sangat Sukar -0,251 - Digunakan

(Revisi)

12 42,86 Mudah 0,406 Signifikan Digunakan

13 57,14 Sedang 0,455 Signifian Digunakan

14 57,14 Sukar 0,479 Signifikan Digunakan

15 -14,29 Sukar 0,014 - Digunakan

(Revisi)

16 42,86 Sedang -0,189 - Digunakan

(Revisi)

17 42,86 Sangat Mudah 0,627 Sangat

Signifikan

Digunakan

18 42,86 Sedang 0,434 Signifikan Digunakan

19 57,14 Sukar 0,399 Signifikan Digunakan

20 57,14 Sukar 0,479 Signifikan Digunakan

21 -28,57 Sedang 0,565 Sangat

Signifikan

Digunakan

22 -14,29 Sukar -0,336 - Digunakan

(Revisi)

Berdasarkan hasil perhitungan Anates versi 4,0 maka dapat diketahui perhitungan reliabilitas soal penguasaan konsep memperoleh nilai r sebesar 0, 67 dengan kategori “tinggi”. Hal tersebut menunjukan bahwa soal yang digunakan memiliki keajegan yang baik.

G.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pemberian tes awal kepada seluruh siswa sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran field trip. Data tes awal dijaring menggunakan tes tertulis pilihan ganda dan uraian. Data ini digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains dan penguasaan konsep awal siswa.


(28)

38

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Selama kegiatan pembelajaran field trip berlangsung, dilakukan observasi terhadap keterampilan mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, dan interpretasi siswa oleh beberapa observer dengan cara memberikan tanda checklist pada setiap aspek keterampilan proses yang dimunculkan siswa. 3. Pembelajaran tes akhir kepada seluruh siswa setelah pembelajaran field trip

terlaksana. Tes akhir diberikan pada akhir pertemuan.

4. Pemberian angket kepada seluruh siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran field trip setelah kegiatan pembelajaran selesai. H.Teknik Pengolahan Data

Adapun teknik pengolahan data yang digunakan terhadap data-data yang diperoleh dari penelitian antara lain adalah sebagai berikut.

1. Tes tertulis

a. Analisis Data Keterampilan Proses Sains

Analisis data hasil tes keterampilan proses sains siswa dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memberikan skor pada data hasil pretes dan postes kelas eksperimen. Kemudian skor tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan skala 0-100. Jawaban dari masing-masing siswa pada tes keterampilan proses sains secara tertulis diperiksa dan diberi skor. Pemberian skor sesuai dengan bobot soal. Setelah pemberian skor, keterampilan proses sains dihitung dengan rumus:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari siswa

Data pretest dan posttest keterampilan proses sains diolah menggunakan uji prasyarat (normalitas) dan uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Pada data prettest dan posttest keterampilan proses sains data berdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan uji Mann


(29)

39

Whitney dengan α = 0,05. Data yang diuji untuk mengetahui pengaruh metode field trip terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi keanekaragaman hayati adalah data posttest.

b. Analisis Data Penguasaan Konsep Siswa

Analisis data hasil tes keterampilan proses sains siswa dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memberikan skor pada data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen. Kemudian skor tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan skala 0-100. Data pretest dan posttest penguasaan konsep diolah menggunakan uji prasyarat (normalitas) dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Pada data pretest dan posttest diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan uji Mann Whitney dengan α = 0,05. Data yang diuji untuk mengetahui pengaruh metode field trip terhadap penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati adalah data posttest.

c. Analisis Lembar observasi

Data yang diperoleh berupa daftar checklist dari kemunculan tiap item aspek keterampilan proses kemudian dihitung presentasenya. Cara perhitungan presentase tersebut menurut Purwanto (2004:102):

Keterangan :

NP : nilai persen munculnya aspek keterampilan proses yang diamati R : jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran

SM : jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran Tabel 3.12 Kriteria Penilaian

Rentang Nilai Kriteria

88-10 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup


(30)

40

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Analisis Jawaban Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran field trip. Data angket diolah dengan cara menghitung jumlah

siswa yang menjawab “ya” dan jumlah siswa yang menjawab “tidak” untuk

setiap pernyataan pada angket. Kemudian dilakukan perhitungan presentase jawaban siswa untuk setiap pernyataan dengan perhitungan sebagai berikut:

Selanjutnya hasil dan perhitungan tersebut diinterpretasikan berdasarkan aturan Koentjaraningrat (1990:10) sebagai berikut :

Tabel 3.13 Interpretasi Angket

Presentase Kategori

0% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76%-99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

2. Analisis Indeks Gain

Menentukan indeks gain pembelajaran field trip terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran field trip, dapat diketahui dari hasil perhitungan indeks gain (gain ternomalisasi). Data yang terkumpul akan dihitung dengan rumus (Hake, 1999):


(31)

41

Hasil perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan dengan kriteria menurut Hake (1999) sebagai berikut :

Tabel 3.14 Kriteria Indeks Gain

Rentang Nilai Kriteria

(g)<0,3 Rendah

0,7>(g)>0,3 Sedang

(g)>0,7 Tinggi

3. Uji Prasyarat

Hasil dari uji ini, menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dengan menggunakan uji two sample kolmogorov smirnov dengan level signifikan adalah α = 0,05. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika nilai signifikasi yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka H0 diterima, namun jika nilai signifikasi yang didapatkan dari perhitungan lebih kecil

dari α = 0,05 maka H0 ditolak.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, kemudian dilakukan uji hipotesis. Untuk melakukan uji hipotesis ini digunakan data pretest dan posttest ternormalisasi dari keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Hipotesis diuji menggunakan uji Mann Whitney, pada uji hipotesis ini peneliti juga menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Tidak terdapat peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah menggunakan metode pembelajaran field trip


(32)

42

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H1 : Terdapat peningkatan keterampilan proses sains atau penguasaan konsep siswa setelah menggunakan metode pembelajaran field trip Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.

5. Analisis Korelasi Pengusaan Konsep dengan Keterampilan Proses Sains

Untuk menganalisis korelasi antara keterampilan proses sains dan penguasan konsep siswa dilakukan tahap-tahap berikut ini :

a. Analisis regresi dan kelinieran regresi

Analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 2005). Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui jenis regresi yang ditemukan dalam hubungan tersebut. Analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan dengan bantuan program software SPSS versi 20 for window. b. Analisis korelasi

Analisis korelasi yang dilakukan adalah dengan mencari nilai r atau yang disebut sebagai koefisien korelasi. Pencarian koefisien korelasi tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0. Koefisien korelasi dapat dikategorikan berdasarkan interpretasi koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Arikunto (2009:75) seperti pada tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.15 Interpretasi Koefisien Korelasi Rentang Nilai Valitidas Kriteria

0,00-0,200 Sangat Rendah

0,200-0,400 Rendah

0,400-0,600 Cukup

0,600-0,800 Tinggi

0,800-3,00 Sangat Tinggi

Pada uji korelasi ini peneliti menggunakan data posttest ternormalisasi dari keterampilan proses sains dan penguasaan konsep. Sama halnya


(33)

43

dengan uji statistik sebelumnya, pada uji korelasi ini penulis menggunakan program software SPSS versi 20 for windows.

Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Tidak ada hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran menggunakan metode field trip

H1 : Terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep setelah pembelajaran menggunakan metode field trip

Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap penarikan keismpulan. Perincian untuk tiap tahapan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi : a.Merumuskan masalah penelitian.

b.Studi pustaka terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai pembelajaran field trip.

c.Menyusun proposal dan melaksanakan seminar proposal.

d.Melakukan perbaikan atau revisi pada proposal dengan bimbingan kepada dosen pembimbing.

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat pada (lampiran A.1 RPP 1 dan lampiran A.2 RPP 2) dan lembar kerja siswa (LKS) terdapat pada (lampiran A.3).

f. Membuat instrumen yang meliputi soal keterampilan proses sains dan penguasaan konsep (lampiran B).

g.Men-Judgment instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, h.Merevisi instrumen uji coba.


(34)

44

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

j. Melakukan uji coba instrumen.

k.Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir (lampiran B.2 dan B.3).

l. Menyusun soal keterampilan proses sains dan penguasaan konsep yang telah direvisi setelah melakukan uji coba (lampiran C).

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap pesiapan selesai, penelitian dilaksanakan. Tahap pelaksanaan ini meliputi :

a. Memberikan perlakuan (treatment) pada siswa dengan menerapkan metode pembelajaran field trip. Pembelajaran filed trip dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

b. Pertemuan pertama pemberian pretest kepada seluruh siswa sebelum kegiatan pembelajaran yang meliputi 10 soal uraian tes keterampilan proses sains dan soal pilihan ganda untuk penguasaan konsep sebanyak 20 soal dengan jenjang C1-C6 terdapat pada (lampiran C.2 dan C.4), setelah itu pembelajaran dimulai dengan metode ceramah dan diskusi kelas (lampiran A.1).

c. Pertemuan kedua siswa melakukan observasi (dengan kegiatan field trip) di kebun binatang (lampiran A.2).

d. Selama kegiatan field trip berlangsung, dilakukan observasi keterampilan proses sains siswa menggunakan instrumen yang terdapat pada (lampiran C.5).

e. Pemberian tes akhir (posttest) yang meliputi tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa dilakukan saat pertemuan kedua. Sama halnya dengan tes awal, pada saat tes akhir juga diberikan 10 soal uraian untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa (lampiran C.2)


(35)

45

dan untuk mengetahui aspek kognitif siswa diberikan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan jenjang C1-C6 pada (lampiran C.4).

f. Pembagian angket ke seluruh siswa (lampiran C.6). 3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir ini menganalisis pengaruh pembelajaran field trip terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa menggunakan perhitungan SPSS versi 20 for windows. Tahap pertama melakukan uji hipotesis menggunakan uji Kolmogorov (lampiran D.12) untuk penguasaan konsep dan (lampiran D.13) untuk keterampilan proses sains, kemudian dilakukan pembahasan dan menarik kesimpulan. Semua tahap persiapan, pelaksanaan kegiatan penelitian terdapat di alur penelitian (gambar 3.1)


(36)

46

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian Perumusan masalah penelitian

Penyusunan instrumen dan RPP

Judgement Instrumen

Revisi instrumen

Pelaksanaan tes awal

Uji coba Instrumen

Pelaksanaan tes akhir, pemberian angket Pelaksanaan pembelajaran Field trip

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan

Penyusun proposal penelitian

Seminar proposal


(37)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA di Bandung mengenai pembelajaran field trip pada materi kenakeragaman hayati pada kelas X diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran field trip dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata tes awal sebelum diterapkan pembelajaran sebesar 16,5 dan setelah pembelajaran field trip keterampilan proses sains siswa meningkat sebesar 62,9 dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,41 yang termasuk kategori “sedang”. Penerapan pembelajaran field trip juga dapat mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep siswa, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata tes awal penguasaan konsep siswa sebelum pembelajaran diterapkan sebesar 38,1 dan setelah pembelajaran penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 62,5 dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,40 termasuk kategori “sedang”. Korelasi antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep sebesar 0,778 termasuk kategori “tinggi”. Berdasarkan hasil perhitungan angket dapat dilihat bahwa respon positif sebagian besar siswa terhadap pembelajaran field trip adalah sebesar 74,38% dan siswa yang memberikan respon negatif adalah sebesar 25,62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran field trip dinilai menarik dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati.


(38)

66

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Saran

Dari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran untuk penelitian, antara lain:

1. Pembelajaran field trip dapat dijadikan alternatif untuk mengukur keterampilan proses sains siswa.

2. Pada pembelajaran field tirp perlu diperhatikan dan dipertimbangkan penyusunan rencana pembelajaran yang disesuaikan dan dikondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia di sekolah sehingga efektifitas proses belajar mengajar lebih baik.

3. Ketika menerapkan pembelajaran filed trip hendaknya memberikan bimbingan pada tiap kelompok secara merata agar mengurangi peluang siswa untuk bermain-main sehingga dapat lebih kondusif.

4. Pelaksanaan latihan soal berbentuk keterampilan proses sains sebaiknya terus dilakukan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

5. Soal keterampilan proses sains sebaiknya tidak terbebani konsep, oleh karena itu soal keterampilan proses sains tersebut masih tergolong soal penguasaan konsep. Sebaiknya data keterampilan proses sains siswa khususnya observasi diperoleh dari pengamatan langsung


(39)

67

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, et al. (2001). A Taksonomy For Learning, Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s Taksonomy of Education Objective) Abriged Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Agustian. (2007). Pengembangan Karakter. Bandung: PT. Erlangga

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Bimo Walgito. (1998). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Dahar, R. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga

Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Djamarah, SB, dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Endah, S. (2009). Keanekaragaman Hayati. [Online]. Tersedia di:

http :// Keanekaragaman hayati sebagai materi baru pengajaran Biologi SMA kelas satu.htm. Diakses 03 Januari 2014.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramindo

Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hake, R. (1999). Analysing Change/Gain Skore. [Online]. Tersedia di: http://lists.asu.edu. Diakses 30 Maret 2014.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Metode Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Indriwati. (1999). Keterampilan Proses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori Praktis. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Indriyani. (2009). Keanekaragaman Hayati. [Online]. Tersedia di:

http : // UU Keanekaragaman Hayati_nomor_21_tahun_2009. Diakses 03 Januari 2014.


(40)

68

Dewi Yuni Asmawati, 2014

Pengaruh Metode Pembelajaran Field Trip Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas X

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koeswara. (2011). Inovasi Pembelajaran di Lingkungan Luar. [Online]. Tersedia di: http://penelitian tindakan kelas.com/2011/02/inovasi pembelajaran-di lingkungan-luar_09.html. Diakses 20 Januari 2014. Kusnadi & Priyandoko. (2004). Biologi Kelas I SMA. Jakarta: PT. Piranti

Dharma Kaloktama

Mudzakir, A. (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pustaka Setya.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rodaskarya

Ngalim Purwanto, (2002). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Pickard, J. (2001). Materialisme Dialektis. [Online]. Tersedia di:

http//www.marxist.com/Indonesia/materialisme-dialektis.html. Diakses 20 Maret 2014.

Purwanto, N. (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosda

Rudy, (2011). Keterampilan proses sains. [Online]. Tersedia di:

http://rudy. wordpress.com/2011/10/keterampilan proses sains.html. Diakses 15 Mei 2014.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D. dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Rahmat, (2011). Pembelajaran di Luar Kelas [Online]. Tersedia di:

http://pembelajaran luar kelas.c011/01/metode pembelajaran_19.html. Diakses 15 Desember 2013.

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta:

Rienaka Cipta

Subyanto, A. (2009). Keterampilan proses Sains. Jakarta: Kencana

Subiantoro, Agung W. (2009). Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia di: http://vahonov.files. Wordpress.com/2009/07/pentingnya-Praktikum-dalam-pembelajaran-IPA.pdf. Diakses 20 Januari 2014.


(41)

69

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. (2010) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukarno & Winasasmita, D. (2000). Biologi I untuk SMU Kelas I. Jakarta: Depdiknas.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Supeni, T. (1995). Biologi SMA Kelas I. Jakarta: Erlangga

Supriatno, B. (2003). Kajian Kemampuan Dasar Problem Solving Siswa SMU dalam Biologi. Proposal Due-Like FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Trihastuti, Singgih et, al. (2009). Pembelajaraan Keterampilan Proses, Inquary dan Discovery Learning. [Online]. Tersedia di: http://umifatimawati.blog.uns.ac.id/. Diakses 18 Januari 2014.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Grasindo


(1)

46

J. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian Perumusan masalah penelitian

Penyusunan instrumen dan RPP

Judgement Instrumen

Revisi instrumen

Pelaksanaan tes awal

Uji coba Instrumen

Pelaksanaan tes akhir, pemberian angket Pelaksanaan pembelajaran Field trip

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan

Penyusun proposal penelitian

Seminar proposal


(2)

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA di Bandung mengenai pembelajaran field trip pada materi kenakeragaman hayati pada kelas X diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran field trip dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata tes awal sebelum diterapkan pembelajaran sebesar 16,5 dan setelah pembelajaran field trip keterampilan proses sains siswa meningkat sebesar 62,9 dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,41 yang termasuk kategori “sedang”. Penerapan pembelajaran field trip juga dapat mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep siswa, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata tes awal penguasaan konsep siswa sebelum pembelajaran diterapkan sebesar 38,1 dan setelah pembelajaran penguasaan konsep siswa meningkat menjadi 62,5 dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,40 termasuk kategori “sedang”. Korelasi antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep sebesar 0,778

termasuk kategori “tinggi”. Berdasarkan hasil perhitungan angket dapat

dilihat bahwa respon positif sebagian besar siswa terhadap pembelajaran

field trip adalah sebesar 74,38% dan siswa yang memberikan respon negatif adalah sebesar 25,62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran field trip dinilai menarik dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi keanekaragaman hayati.


(3)

66

A. Saran

Dari seluruh kegiatan penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran untuk penelitian, antara lain:

1. Pembelajaran field trip dapat dijadikan alternatif untuk mengukur keterampilan proses sains siswa.

2. Pada pembelajaran field tirp perlu diperhatikan dan dipertimbangkan penyusunan rencana pembelajaran yang disesuaikan dan dikondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia di sekolah sehingga efektifitas proses belajar mengajar lebih baik.

3. Ketika menerapkan pembelajaran filed trip hendaknya memberikan bimbingan pada tiap kelompok secara merata agar mengurangi peluang siswa untuk bermain-main sehingga dapat lebih kondusif.

4. Pelaksanaan latihan soal berbentuk keterampilan proses sains sebaiknya terus dilakukan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

5. Soal keterampilan proses sains sebaiknya tidak terbebani konsep, oleh karena itu soal keterampilan proses sains tersebut masih tergolong soal penguasaan konsep. Sebaiknya data keterampilan proses sains siswa khususnya observasi diperoleh dari pengamatan langsung


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, et al. (2001). A Taksonomy For Learning, Teaching and Assessing (A Revision of Bloom’s Taksonomy of Education Objective) Abriged Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Agustian. (2007). Pengembangan Karakter. Bandung: PT. Erlangga

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Bimo Walgito. (1998). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Offset.

Dahar, R. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung:Erlangga

Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Djamarah, SB, dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Endah, S. (2009). Keanekaragaman Hayati. [Online]. Tersedia di:

http :// Keanekaragaman hayati sebagai materi baru pengajaran Biologi SMA kelas satu.htm. Diakses 03 Januari 2014.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramindo

Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hake, R. (1999). Analysing Change/Gain Skore. [Online]. Tersedia di: http://lists.asu.edu. Diakses 30 Maret 2014.

Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Metode Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Indriwati. (1999). Keterampilan Proses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori Praktis. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Indriyani. (2009). Keanekaragaman Hayati. [Online]. Tersedia di:

http : // UU Keanekaragaman Hayati_nomor_21_tahun_2009. Diakses 03 Januari 2014.


(5)

68

Koeswara. (2011). Inovasi Pembelajaran di Lingkungan Luar. [Online]. Tersedia di: http://penelitian tindakan kelas.com/2011/02/inovasi pembelajaran-di lingkungan-luar_09.html. Diakses 20 Januari 2014. Kusnadi & Priyandoko. (2004). Biologi Kelas I SMA. Jakarta: PT. Piranti

Dharma Kaloktama

Mudzakir, A. (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pustaka Setya.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rodaskarya

Ngalim Purwanto, (2002). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Pickard, J. (2001). Materialisme Dialektis. [Online]. Tersedia di:

http//www.marxist.com/Indonesia/materialisme-dialektis.html. Diakses 20 Maret 2014.

Purwanto, N. (2004). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung : Rosda

Rudy, (2011). Keterampilan proses sains. [Online]. Tersedia di:

http://rudy. wordpress.com/2011/10/keterampilan proses sains.html. Diakses 15 Mei 2014.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D. dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Rahmat, (2011). Pembelajaran di Luar Kelas [Online]. Tersedia di:

http://pembelajaran luar kelas.c011/01/metode pembelajaran_19.html. Diakses 15 Desember 2013.

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta:

Rienaka Cipta

Subyanto, A. (2009). Keterampilan proses Sains. Jakarta: Kencana

Subiantoro, Agung W. (2009). Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia di: http://vahonov.files. Wordpress.com/2009/07/pentingnya-Praktikum-dalam-pembelajaran-IPA.pdf. Diakses 20 Januari 2014.


(6)

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, N. (2010) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukarno & Winasasmita, D. (2000). Biologi I untuk SMU Kelas I. Jakarta: Depdiknas.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Supeni, T. (1995). Biologi SMA Kelas I. Jakarta: Erlangga

Supriatno, B. (2003). Kajian Kemampuan Dasar Problem Solving Siswa SMU dalam Biologi. Proposal Due-Like FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Trihastuti, Singgih et, al. (2009). Pembelajaraan Keterampilan Proses, Inquary dan Discovery Learning. [Online]. Tersedia di: http://umifatimawati.blog.uns.ac.id/. Diakses 18 Januari 2014.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah.