DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BERLAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR.

(1)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BERLAJAR SISWA

(LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Tri Puji Aprilia Tampubolon

1101541

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BERLAJAR SISWA

(LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Oleh

Tri Puji Aprilia Tampubolon

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi S1 PGSD

© Tri Puji Aprilia Tampubolon 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tri Puji Aprilia T 2015.“Desain Pembelajaran Konsep Gaya Gesek Berbasis Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berdasarkan Analisis Kesulitan Berlajar Siswa (Learning Obstacle) Pada Kelas V Di Sekolah Dasar”.

Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan kesulitan siswa (learning obstacle) pada konsep gaya di kelas V hal ini dilihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga menyebabkan siswa pasif dan mengalami kesulitan dalam pembelajaran terutama pada konsep gaya gesek. Solusi yang dapat digunakan salah satunya yaitu membuat desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis learning obstacle konsep gaya gesek dalam buku teks siswa; 2) Mendeskripsikan desain dan pelaksanaan pembelajaran konsep gaya berdasarkan analisis kesulitan belajar yang teridentifikasi; 3) Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. PTK yang menerapkan Didactical Design Research (DDR). Dilaksanakan dalam dua siklus dan pelaksaan setiap siklusnya terdiri dari perencaaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi aktivitas guru dan tes hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian diketahui nilai aktivitas guru pada siklus I sebesar 7,85 dan pada siklus II 8,57. Sedangkan hasil tes siswa yang dilakukan pada setiap siklusnya terjadi peningkatan dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus rata-rata nilai 65,7 kemudian pada siklus I nilai rata-rata menjadi 71,2 dan pada siklus II menjadi 8,21. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada konsep gaya gesek dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini direkomendasikan kepada guru supaya menerapkan pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran IPA sebagai solusi mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.


(4)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tri Puji Aprilia T 2015.“Desain Pembelajaran Konsep Gaya Gesek Berbasis Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berdasarkan Analisis Kesulitan Berlajar Siswa (Learning Obstacle) Pada Kelas V Di Sekolah Dasar”.

This research is motivated by the difficulty of students (learning obstacle) to the concept of style in class V it is seen from the results of observations conducted by researchers where the learning process is centered on the teacher, thus causing passive students and have difficulty in learning, especially on the concept of friction. Solutions that can be used one of them is making learning design using a contextual approach to teaching and learning (CTL). The objectives of this research are: 1) to analyze the concept of learning obstacle frictional forces in the student text book; 2) Describe the design and implementation of the concept of learning styles based on the analysis of learning difficulties are identified; 3) Improving student learning outcomes on the concept of friction by using CTL approach. The method used in this research is qualitative research. PTK which apply didactical Design Research (DDR). Conducted in two cycles and implementation of each cycle consisting of the planning, action, observation and reflection. The instrument used in this study was the observation of teacher activity and student achievement test. The survey results revealed the value of the activity of teachers in the first cycle of 7,85 and 8,57 in the second cycle. While the test results of students who performed at each cycle an increase in visits from the average value obtained by the students at the stage of pre-cycle average value of 65.7 after the first cycle the average value to 71,2 and the second cycle to 82,1. It can be concluded that learning science by using contextual teaching and learning (CTL) on the concept of friction can improve student learning outcomes. This research was recommended to the teachers that implement contextual teaching and learning in science learning as a solution to overcome the learning difficulties experienced by students.


(5)

vii

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4


(6)

viii

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

A. Kajian Teoritis ... 8

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 18

D. Hipotesis Tindakan ... 19

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian ...20

B. Proses Tindakan ...24

C. Instrumen Penelitian ...29

D. Pengolahan Data ...35

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ...36

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...76

C. Jawaban Hipotesis ...79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...80

B. Saran ...81


(7)

ix

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tahapan penelitian dalam DDR ... 23

Tabel 3.2 Format observasi aktivitas guru ... 28

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal ... 30

Tabel 4.1 Hasil pre tes pada tahap pra siklus ... 41

Tabel 4.2 Prediksi Respon siswa siklus I ... 47

Tabel 4.3 Respon siswa siklus I ... 55

Tabel 4.4 Hasil aktivitas guru siklus I ... 56

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa siklus I ... 57

Tabel 4.6 Perbandingan prediksi dan respon siswa siklus I ... 59

Tabel 4.7 Prediksi Respon siswa siklus II ... 63

Tabel 4.8 Respon siswa siklus II ... 67

Tabel 4.9 Hasil aktivitas guru siklus II... 68

Tabel 4.10 Hasil belajar siswa siklus II ... 69

Tabel 4.11 Perbandingan prediksi dan respon siswa siklus II ... 71

Tabel 4.12 Rekapitulasi aktivitas guru dari siklus I sampai siklus II ... 72


(8)

x

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Jawaban siswa A ... 39

Gambar 4.2 Jawaban siswa B ... 39

Gambar 4.3 Jawaban siswa C ... 39

Gambar 4.4 Chapter design ... 42

Gambar 4.5 Chapter design siklus I ... 45

Gambar 4.6 Lesson design siklus I ... 46

Gambar 4.7 Praktek pengertian gaya ... 49

Gambar 4.8 Percobaan gaya gesek dengan bola plastik dan karton ... 50

Gambar 4.9 Percobaan gaya gesek dengan balok dan amplas ... 51

Gambar 4.10 Jawaban kelompok A ... 51

Gambar 4.11 Jawaban kelompok B ... 51

Gambar 4.12 Jawaban kelompok C ... 52

Gambar 4.13 Jawaban kelompok A ... 52

Gambar 4.14 Jawaban sebelum proses pembelajaran ... 53

Gambar 4.15 Jawaban setelah proses pembelajaran ... 54

Gambar 4.16 Jawaban setelah melakukan percobaan ... 54

Gambar 4.17 Chapter design siklus II ... 60

Gambar 4.18 Lesson design siklus II ... 61

Gambar 4.19 Percobaan gaya gesek siklus II ... 64


(9)

xi

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1. Segitiga didaktis yang dimodifikasi ...11 Bagan 3. 1. Modifikasi PTK Kemmis dalam Arikunto dengan penerapan


(10)

xii

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1. Rekapitulasi aktivitas guru dari siklus I sampai siklus II ...74 Grafik 4. 2. Rekapitulasi hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II ...76


(11)

xiii

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto kegiatan pra siklus 2. Foto kegiatan siklus I 3. Foto kegiatan siklus II

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II 6. Lembar kerja siswa

7. Kunci jawaban

8. Hasil kerja siswa siklus I 9. Hasil kerja siswa siklus II

10.Surat keputusan pengangkatan dosen pembimbing skripsi 11.Surat permohonan izin penelitian

12.Surat keterangan telah melaksanakan penelitian 13.Daftar riwayat hidup peneliti


(12)

1

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk tingkat SD atau MI. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa pembelajaran IPA di MI harus dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry), ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kemampuan bekerja ilmiah, bersikap ilmiah dan dapat mengkomunikasikannya sebagai komponen penting dalam kecakapan hidup.

Inkuiri merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Wisudawati dan Sulistyowati (2014, hlm.16) memaparkan bahwa materi-materi dalam IPA memperlajari fenomena-fenomena alam yang abstrak, sehingga peserta didik memerlukan penalaran lebih untuk meperoleh pemahaman.

Pada bagian ini peneliti melakukan peninjauan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Seperti yang diketaui bahwa pemerintah merusumuskan apa yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran dan semua itu tertulis pada bagian SK dan KD. Mengacu pada Standar Kompetensi (SK) Sekolah Dasar mengenai konep gaya dituliskan bahwa siswa diharapkan bisa memahami hubungan antar gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. Harapan itu dituangkan dalam buku teks yang digunakan siswa dalam pembelajaran di sekolah. Sesuai dengan beberapa buku paket yang dimiliki oleh peneliti terlihat pada tujuan pembelajaran tertuliskan hal yang sama dengan standar kompetensi


(13)

2

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang di tentukan oleh pemerintah. Lalu peneliti mencoba merepersonalisasikan diri sebagai pembaca buku tersebut.

Merujuk pada Kompetensi Dasar (KD) Sekolah Dasar mengenai konsep gaya ada beberapa poin yang harus dimiliki siswa sebagai pengetahuan dasarnya, yaitu mendeskripisikan hubungan antar gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Juga siswa diharapkan mampu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat memebuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada penerepan penggunaan pesawat sederhana peneliti memahami bahwa konsep gaya yang akan di ajarkan harus terlebih dahulu dipahami siswa, agar siswa mempu menerapkan penggunaan gaya sebagai peaswat sederhana yang akan membuat pekerjaaan lebih mudah. Setelah peneliti melakukan repersonalisasi terhadap beberapa buku paket sekolah dasar tentang konsep gaya, peneliti melihat adanya kesamaan dengan harapan kompetensi dasar. Tetapi terdapat banyak perbedaan isi dalam cara penyajian pada setiap bukunya.

Salah satu yang akan menimbulkan kesulitan bagi siswa ialah sedikitnya pengertian tentang apa itu gaya. Siswa hanya diminta banyak melakukan percobaan, sedangakan dalam buku setelah melakukan percobaan tidak ada kesimpulan yang dapat menyamakan apa sebenarnya hasil dari percobaan itu sendiri. Jadi kebanyakan hanya pertanyaan-pertanyaan yang di tuliskan dalam buku dan mengamati gambar yang ada. Contohnya pembahasan mengenai gaya gesek dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) kelas V yang disusun oleh Rostitawaty dan Muharam (2008, hlm. 80) Cara penyampaian materi dalam buku dengan menggunakan percobaan dan tanpa gambar akan menimbulkan kesulitan pada pemahaman siswa, dan materi yang ada tidak sesuai penjelasannya dengan percobaan yang dianjurkan buku. Sebaiknya percobaan dan materi bisa sejalan sehingga dipahami oleh siswa. Supaya setelah melakukan percobaan siswa dapat memahami dengan jelas dan juga siswa mampu menerapkan apa yang sudah ia pahami sejak awal tentang pengertian tersebut.


(14)

3

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

US Department of Education (dalam Rosalin, 2008, hlm. 26) CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang mengkaitkan antara materi yang diajarkan dalam situasi dunia nyata dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu, anggota keluarga, masyarakat dan bangsa. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga akan membuat mereka memosisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.

Dalam realita yang terlihat, pembelajaran IPA dikelas V SD Negeri Batok Bali belum maksimal. Hal itu disebabkan karena guru mengemas pembelajaran secara monoton dan tidak membuat siswa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pembelajaran IPA. Hasilnya saat peneliti melakukan wawancara, masih banyak siswa yang belum memahami secara jelas tentang materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Desain Pembelajaran Konsep Gaya Gesek Berbasis Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Berdasarkan Analisis Kesulitan Berlajar Siswa (Learning Obstacle) Pada Kelas V Di Sekolah Dasar


(15)

4

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu: Bagaimana membuat desain pembelajaran konsep gaya berbasis pendekatan kontekstual berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle) pada kelas v di sekolah dasar?

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka pertanyaan penelitiannya adalah: 1. Bagaimana learning obstacle tentang konsep gaya gesek teridentifikasi

dalam buku teks siswa?

2. Bagaimana desain dan pelaksanaan pembelajaran konsep gaya gesek berdasarkan analisis kesulitan belajar yang teridentifikasi?

3. Bagaimana hasil pembelajaran pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk membuat desain pembelajaran konsep gaya berbasis pendekatan kontekstual berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle) pada kelas v di sekolah dasar.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis learning obstacle konsep gaya gesek dalam buku teks siswa.

2. Mendeskripsikan desain dan pelaksanaan pembelajaran konsep gaya berdasarkan analisis kesulitan belajar yang teridentifikasi.


(16)

5

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL

D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Peneliti

Manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini untuk peneliti yang lainnya ialah:

a. Agar peneliti mendapatkan wawan baru tentang pendekatan CTL.

Dan menerapkan desain pembelajaran pendekatan CTL

berdasarkan learning obstacle pada konsep gaya gesek.

b. Menyediakan contoh metodelogi bagaimana merancang

pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

c. Menyediakan hasil identifikasi hasil kesulitan belajar siswa pada konsep gaya dengan pendekatan kontekstual.

2. Bagi Siswa

Manfaat yang bisa diberikan dari penelitian ini bagi siswa ialah:

a. Memfasilitasi siswa dalam memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari pengalaman sehari-hari mereka.

b. Memfasilitasi siswa dengan desain pembelajaran yang ada untuk mengurangi learning obstacle.

3. Bagi Guru

Manfaat yang bisa diberikan bagi guru dari proses dan hasil penelitian ini adalah:

a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran konsep gaya berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

b. Menyediakan gambaran desain pembelajaran konsep gaya terhadap pemahaman hasil dari siswa.


(17)

6

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Desain Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya (dalam Wiyani, 2013, hlm. 22) Dalam konteks pembelajaran, desain pembelajaran dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan belajar.

Gentry (dalam Wiyani, 2013, hlm. 23) mengungkapkan bahwa desain pembelajaran merupakan upaya guru yang berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan.

Dari pengertian desain yang dipaparkan diatas, dalam penelitian ini peneliti mencoba merumuskan desain yang cocok untuk pembelajaran siswa pada konsep gaya berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. Sebagai langkah awal peneliti melakukan repersonalisasi terhadap buku teks yang dipakai siswa. Lalu pada prosesnya akan ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah.

2. Konsep Gaya Gesek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsep diartikan sebagai gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

“Gaya merupakan suatu tarikan ataupun dorongan yang dapat memepengaruhi kedudukan benda/ keadaan benda” (Suherman, 2006, hlm. 41).

Rositawaty & Muharam (2008) Gaya gesek timbul karena persentuhan antara dua permukaan. Coba kamu perhatikan ban sepedamu. Ban yang sudah lama dipakai akan berbeda dengan ban yang masih baru. Ban yang telah lama dipakai akan aus atau gundul. Hal ini terjadi karena ban selalu bersentuhan


(18)

7

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan permukaan jalan. Selama ban bergerak terdapat gaya yang berlawanan arah dengan arah gaya gerak kendaraan. Gaya inilah disebut gaya gesek.

3. Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)

Nurhadi (dalam Rusman, 2012, hlm. 189) Pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

4. Analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle)

Djamarah (2008) adalah suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik disebabkan rendahnya intelegensi. Karena dalam kenyataan cukup banyak anak didik yang memiliki intelegensi tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang diharapkan. Dan masih banyak anak didik dengan intelegensi yang rata-rata normal, tetapi dapat meraih prestasi belajar yang tinggi, melebihi kepandaian anak didik dengan intelegensi yang tinggi.

Pada dasarnya kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya itu faktor anak didik, sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar. Jadi hal yang harus tempuh untuk menyelesaiakn kesulitan belajar siswa harus mencakup fakto-faktor yang tadi disebutkan. Dalam hal ini peneliti mencoba melalukan observasi juga interview baik itu kepada siswa secara langsung, melalui guru juga orang tua.

Brousseau (dalam Mulyana dkk, 2013) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor penyebab munculnya kesulitan belajar, yaitu: hambatan ontogeni (ontogenic obstacle) akibat kesiapan mental belajar yang kurang, hambatan didaktis (didactical obstacle) akibat pengajaran guru, dan hambatan epistimologis (epistemological obstacle) akibat pengetahuan siswa terhadap konteks yang


(19)

8

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbatas. Learning obstacle adalah kesulitan atau hambatan yang terjadi dalam belajar.


(20)

20

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif (PTK) menerapkan Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) melalui tiga tahapan analisis, yaitu:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP.

2. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru yang meliputi tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi.

3. Analisis retrosfektif, yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini ialah menganalisis learning obstacle yang dialami siswa dalam konsep gaya serta membuat desain didaktis berdasarkan learning obstacle sehingga diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran dan mengatasi learning obstacle yang dialami siswa.

Hidayah (2013) PTK memiliki ciri atau karakter-karakter yang amat berbeda dibanding dengan penelitian formal lainnya. Ada beberapa kemiripan dengan case study (studi kasus) dalam hal perolehan data, misalnya: keduanya menggunakan observasi, interview dan mungkin questionnaire, keduanya juga menggunakan instrument sebagai alat bantu pengukuran (dalam penelitian ini bukan kualitatif yang menggunakan data utama statistik namun hanya sebatas perhitungan sederhana, misal jumlah atau presentase). Penelitian ini juga untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan melaksanakan tugas


(21)

21

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(pembelajaran), memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan serta untuk memperbaiki kondisi, tempat, proses, praktik pembelajaran yang dilakukan dalam setiap siklusnya.

Menurut Kemmis, Mc Taggart (1988) (dalam Hidayah 2013: 6) pelaksanaan PTK ini tidak hanya dilakukan sekali tetapi memerlukan proses minimal dua siklus yang setiap siklusnya harus melalui empat tahap yang dikenal dengan, Perencanaan (Preparation), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation) dan Refleksi (Reflection).

Sedangkan, dalam Didactical Design Reasearch (DDR) siklus tahapannya yaitu: 1. Pra Implementasi

Dalam tahapan pra implementasi hal pertama yang peneliti lakukan yaitu pemetaan kurikulum, dimana dari kurikulum yang ada peneliti membuat mind map untuk merancang tahapan pembelajaran. Setelah itu peneliti mencoba merepersonalisiasi buku teks yang dipakai. Repersonalisasi dalam hal ini bertujuan untuk memprediksi kesulitan apa yang akan dialami oleh siswa jika cara pembelajaran guru seperti apa yang terdapat pada buku teks. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada siswa sebagai bahan untuk mengetahui ketepatan pemahaman siswa terhadap buku teks dan kesulitan yang siswa alami setelah mempelajari buku teks. Pengamatan yang peneliti lakukan tidak hanya sampai pada pemahaman siswa tetapi juga berlanjut ke cara guru mengajar di kelas, hal tersebut peneliti lakukan guna untuk mengetahui analisis metapedadidaktik. Dari semua tahapan diatas dapat ditarik satu kesimpulan yaitu untuk mengetahui pokok masalah yang dialami siswa dalam memahami konsep X.

2. Lesson Design

Tahapan lesson design dalam DDR sama hal nya seperti tahapan Tindakan dalam PTK. Hal yang dapat dihasilkan dari tahapan ini yaitu RPP atau Lesson Design. Isi dari RPP atau lesson design yaitu:


(22)

22

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tujuan

c. Tahap kegiatan: - Pembahasan materi

- Individu, kelompok atau klasikal

- Percobaan, media atau Question-Answer (QA) d. Prediksi respon siswa

e. Antisipasi guru f. Evaluasi

Pada bagian evaluasi peneliti dapat melakukan beberapa cara yaitu dengan mengadakan pre tes, wawancara dan meminta siswa untuk menceritakan kembali pengalaman belajarnya. Berikut adalah gambaran dari hubungan antara materi, cara belajar dan evaluasi.

3. Implementasi

Implementasi disebut juga analysis metapedadidaktik. Pada tahapan ini peneliti menerapkan pembelajaran sesuai perencanaan yang telah dibuat. Kriteria analisisnya yaitu:

a. Kesatuan (Unity)

Kesatuan yang dimaksud dalam hal ini yaitu pola pikir materi berdasarkan tujuan.

b. Keluwesan (Flexibility)

Keluwesan yang dimaksud yaitu kebenaran antara prediksi dan kenyataan yang terjadi.

c. Kesinambungan (Coherence) Materi


(23)

23

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesinambungan yang dimaksud yaitu apakah tahapan kegiatannya sesuai dengan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi dalam PTK sama halnya dengan Analysis Retrospective dalam DDR. Tahapan ini akan menghasilkan Desain Hipotesis, untuk mendapatkan Desain Hipotesis ada langkah-langkah yang harus di terapkan yaitu yang pertama bagaimana hubungan antara design yang telah dibuat dengan implementasinya, yang kedua hubungan antara kesulitan belajar siswa dengan metapedadidaktik dan yang ketiga yaitu prediksi atau antisipasi dengan keadaan yang terjadi.

Dalam DDR Pra Implementasi dan Lesson Design dijadikan satu bagian yang dinamakan Prosfektif Analisis. Sedangkan Implementasi dinamakan Analisis Metapedadidaktik, dan Refleksi dinamakan Analisis Retrospektif.

Tabel 3.1 Tahapan Penelitian Dalam DDR

Prospective Analysis

Analysis Metapedadidaktik

Analysis Retrospective Pra

Implementasi Lesson Design Implementasi Refleksi

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu mengkaji dan menganalisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) sehingga desain didaktis yang diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik sehingga dapat mengatasi kesulitan belajar (learning obstacle) yang dialami oleh siswa.

Tidak hanya bagi siswa dalam penelitian ini juga dapat membantu guru dalam mengembangkan konsep yang ada dengan penyajian pembelajaran yang berbeda.


(24)

24

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi guru harus kreatif untuk mencari solusi dari kesulitan yang dialami siswa. Peneliti menyarankan beberapa langkah-langkah yang bisa digunakan oleh guru sebagai tahap awal perencanaan, persiapan dan pelaksanaan.

B. Proses Tindakan

Pada awal penelitian ini, peneliti melakukan repersonalisasi pada tahapan pra siklus. Repersonalisasi yaitu menganalisis buku teks yang digunakan oleh siswa pada pembelajaran IPA konsep gaya gesek. Selain itu pada tahapan pra siklus peneliti juga mengamati cara guru dalam menyampaikan pembelajaran di dalam kelas dengan penyajian materi yang terdapat pada buku teks. Setelah itu peneliti mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA konsep gaya gesek. Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA pada konsep gaya gesek di kls V. Setelah menganalisis yang terjadi di lapangan maka peneliti mempersiapkan tindakan pada siklus 1.

Berikut adalah proses tindakan penelitian model Arikunto dengan penerapan DDR yang telah dimodifikasi.


(25)

25

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur PTK dalam pembelajaran IPA pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL.

(Modifikasi PTK Kemmis dalam Arikunto dengan penerapan DDR) Bagan 3.1

OBSERVASI (Repersonalisasi)

Menganalisis buku teks siswa

Mengamati cara guru dalam

menyajikan materi yang ada dalam buku teks

Mengamati aktivitas siswa selama

proses pembelajaran

REFLEKSI

Merumuskan permasalahan yang

ditemukan pada proses pembelajaran

SIKLUS 1

PERENCANAAN (Prospective)

Membuat desain pembelajaran

(RPP) dengan menggunakan

pendekatan CTL

TINDAKAN

Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Menerapkan desain pembelajaran

(RPP) konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL


(26)

26

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pra Siklus

a. Observasi (Repersonalisasi)

Repersonalisasi dalam tahapan ini yaitu menganalisis buku teks yang digunakan siswa, mengamati cara guru menyampaikan pembelajaran dan mengamati aktivitas siswa.

b. Refleksi

Melakukan diskusi dengan guru kelas sebagai mitra, merumuskan masalah yang ditemukam dari hasil repersonalisasi yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada siswa. Selanjutnya menentukan solusi dengan merumuskan perencanaan pada siklus 1 dan mencoba menerapkan pendekatan CTL pada konsep gaya gesek.

2. Siklus

a. Perencanaan (Prospective)

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu membuat desain pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kesulitan belajar yang dialami siswa dengan menggunakan pendekatan CTL.

b. Tindakan / Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

PENGAMATAN (Metapedadidaktik)

Peneliti berkolaborasi dengan guru

sebagai mitra untuk melakukan

pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran yang berlangsung,

apakah ada learning obstacle yang

dialami siswa saat pembelajaran

berlangsung REFLEKSI (Retrospektif)

Menganalisis hubungan antara

prospective dan metapeda didaktik

Hasil refleksi digunakan untuk

menetukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

Apabila hasil pembelajaran belum maksimal,

maka peneliti melakukan perbaikan dan


(27)

27

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menerapkan desain pembelajaran pada konsep gaya gesek dengan

menggunakan pendekatan CTL. Adapun langkah-langkah

pembelajaran dengan pendekatan CTL yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan pemikiran siswa bahwa pembelajaran akan lebih bermakna apabila dengan cara bekerja sendiri.

2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4) Ciptakan masyarakat belajar

5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran 6) Lakukan refleksi diakhir pertemuan

7) Lakukan penilaian yang sebenarnya kepada semua siswa c. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Peneliti dan guru sebagai mitra mengamati kegiatan pembelajaran dengan desain yang sudah dibuat untuk mengetahui kemungkinan learning obstacle yang dialami siswa selama penerapan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL

d. Refleksi (Retrospektif)

1. Menganalisis hubungan antara prospective dengan

metapedadidaktik.

2. Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran yang baru jika hasil penelitian sebelumnya dianggap kurang memuaskan.


(28)

28

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Observasi/pengamatan

Yusnandar dan Nuraeni (2013) Segala data-data yang akan dikumpulkan sudah dituangkan dalam format tertentu. Pengamat tinggal memberi tanda ceklis dalam format observasi, adapun yang diamati dalam proses pembelajaran ialah aktivitas guru dengan indikator yang sudah ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Format observasi aktivitas guru pada pembelajaran konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan CTL

No

Aspek yang

diamati Indikator


(29)

29

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tes

Bentuk tes yang digunakan ialah tes tertulis yaitu pilihan ganda. Soal bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban.

1. Kontruktivisme

1. Guru memberikan stimulus awal

kepada siswa tentang konsep gaya gesek

2. Guru memotivasi siswa untuk dapat

berfikir dan beranimengeluarkan pendapat

2. Pemodelan

1. Guru mengajak siswa untuk mengamati

alat peraga yang digunakan untuk praktikum

2. Guru mendemonstrasikan konsep gaya

gesek dengan alat peraga yang ada

3. Bertanya

1. Guru bertanya kepada siswa mengenai

hasil pengamatan yang dilakukan siswa

2. Guru melakukan tanya jawab tentang

konsep gaya gesek 4.

Masyarakat belajar

1. Guru mengelompokan siswa

secara berpasangan

2. Guru meminta setiap kelompok untuk

mengidentifikasi gaya gesek

5. Menemukan

1. Guru meminta setiap kelompok untuk

melakukan percobaan gaya gesek

2. Guru meminta setiap kelompok untuk

menuliskan hasil percobaan 6.

Penilaian sebenarnya

1. Guru meminta siswa untuk

mengerjakan soal tes yang sudah dibuat

2. Setiap kelompok medapatkan

hasil pengamatan dari kelompok lain

7. Refleksi

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

2. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk


(30)

30

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah soal yang peneliti buat ialah 20 soal yang diambil dari konsep gaya gesek. Rentang nilai yang digunakan ialah 10 – 100. Diberi skor 10 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah.


(31)

31

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal

Kompetensi Dasar Indikator

Tingkat Kesukaran

Soal

Kemampuan yang diuji

Jumlah Kognitif 1 Kognitif 2 Kognitif 3

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi

melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

 Menunjukan bagaimana gaya

memiliki arah dan berpindah tempat

 Membandingkan gerak benda

pada permukaan yang berbeda-beda (kasar-halus)

 Menjelaskan bagaimana cara memperbesar dan memperkecil gaya

 Menunjukan bahwa berat dan bentuk benda mempengaruhi gaya gesek

 Mendemonstrasikan cara kerja gaya gesek

 Menjelaskan bagaimana

kecepatan benda pada gaya gesek

 Menunjukan pengaruh bidang miring terhadap kecepatan gaya gesek

 Menunjukan arah yang terjadi pada gaya gesek

Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang

1, 8, 11

6, 20

7, 10, 14, 17

3, 18

2, 13 4, 15

5, 12, 16

9, 19 3 4 3 2 2 2 2 2


(32)

31

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah kisi-kisi soal dibuat, kemudian peneliti membuat soal tes yaitu sebagai berikut:

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c dan d yang dianggap paling benar!

1. Gaya dapat menyebabkan, kecuali ...

a. Benda diam menjadi bergerak c. Bentuk dan ukuran benda berubah

b. Benda menjadi panas d. Arah gerak benda berubah

2. Pada gambar dibawah ini, benda manakah yang lebih dahulu sampai ke bawah ...

a. c.

b. d.

3. Gaya gesek terbesar tedapat pada gambar ...

a. c.

b. d.


(33)

32

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Diantara gambar ini, manakah arah gaya gesek yang paling tepat ...

a. c.

b. d.

5. Gaya gesek dapat diperbesar dengan cara ...

a. Menghaluskan permukaan benda c. Memperlicin permukaan benda

b. Memperkasar permukaan benda d. Memperbulat permukaan benda

6. Gaya gesek terjadi karena adanya ...

a. Pertemuan antar dua permukaan benda c. Astronot melayang di angkasa b. Benda yang jatuh ke tanah d.Pesawat yang melayang diudara 7. Pengurangan kecepatan mobil di jalan raya disebabkan oleh gaya ...

a. Magnet c. Gesek

b. Gravitasi d. Pegas

8. Perhatikan gambar berikut ....

Gambar tersebut menunjukkan bahwa gaya dapat menyebabkan ....

a. bentuk kaleng berubah c. Kecepatan berubah

b. Arah berubah d. Kaleng tidak mengalami perubahan


(34)

33

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9. Alas kaki dibuat bergelombang/bergerigi bertujuan untuk ...

a. Adanya keseimbangan c. Gaya gesek kecil

b. Gaya otot berkurang d. Gaya gesek besar

10.Jika semakin halus permukaan benda maka gaya geseknya semakin ...

a. Besar c. Tinggi

b. Sedikit d. Kecil

11.Di bawah ini manakah yang mendapatkan gaya ...

a. Kaleng susu pindah dari tempat A ke B c. Paku tetap di tembok

b. Botol minum tetap pada tempatnya d. Kelapa menempel pada pohonnya 12.Bahan dari karet berguna untuk memperbesar gaya ...

a. Gesek c. Magnet

b. Gravitasi d. Ikat

13.Benda manakah dari gambar dibawah ini yang akan lebih dahulu sampai ke titik A ...

a. c.

A A

b. d.

A A

14.Gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan benda yang saling berentuhan disebut gaya..

a. Sentuh c. Gesek

b. Permukaan d. Lekat

15. Arah dibawah ini yang merupakan arah gaya gesek adalah ...

a. Bola yang beputar ke atas c. Bola yang menggelinding

ke atas

b. Bola yang menggelinding ke bawah d. Bola yang jatuh dari atas

ke bawah


(35)

34

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Permukaan benda dibuat bergerigi c. Permukaan benda dihaluskan b. Permukaan benda diperbesar d. Permukaan benda dibuat teralur 17.Pernyataan di bawah ini berhubungan dengan gaya gesek, kecuali ...

a. Kelereng menggelinding kemudian berhenti

b. Sepatu yang dipakai dapat digunakan untuk berjalan di atas lantai c. Dapat menyebabkan mesin cepat aus

d. Benda dari atas meja jatuh ke lantai

18.Benda dengan berat manakah yang akan lebih dahulu berpindah tempat ...

a. c.

b. d.

19.Manakah yang akan cepat sampai ke titik hitam terlebih dahulu ...

a. c.

b. d.

20.Manakah yang termasuk gaya gesek ...

a. c.

10 Kg 15 Kg


(36)

35

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. d.

Kunci Jawaban

1. B 6. A 11. A 16. C

2. A 7. C 12. A 17. D

3. D 8. A 13. C 18. A

4. C 9. D 14. C 19. D

5. B 10. B 15. B 20.A

D. Pengolahan data


(37)

36

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masing-masing indikator diberi nilai 1 poin. Sehingga tiap aspek yang diamati jika terpenuhi semua indikatornya ada 2 poin. Banyaknya poin akan dibagi jumlah indikator.

Nilai Akhir = ∑ Nilai yang diperoleh x 10 Jumlah Indikator Rentang nilai akhir 1 - 10

b. Nilai tes siswa

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus:

Nilai Akhir = ∑ Skor yang benar 2

Setiap nomor yang benar diberi nilai 10. Rentang nilai 10 – 100.

Kemudian untuk mencari jumlah rata-rata seluruh siswa, Sudjana (2011) yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

X = ∑� �

X = rata-rata

∑x = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek (siswa)

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

9,0-10,0 : Baik Sekali

8,0-8,9 : Baik

6,5-7,9 : Cukup

5,5-6,4 : Kurang


(38)

37

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA konsep gaya gesek dengan desain pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL di kelas V Sekolah Dasar Negeri Taman Baru I dengan jumlah siswa 33 orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 21 perempuan.

Lokasi penelitian yang digunakan yaitu di SD Negeri Taman Baru I Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD tersebut ialah karena setelah peneliti melakukan pengamatan tentang pembelajaran IPA peneliti menemukan beberapa kesulitan yang dialami siswa. Maka dari itu peneliti ingin mencoba menerapkan desain pembelajaran dengan pendekatan CTL untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.


(39)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan temuan-temuan yang di temukan selama melaksanakan penelitian di lapangan tentang “desain pembelajaran konsep gaya gesek berbasis pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle) pada kelas v di sekolah dasar” maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Proses pembelajaran pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning pada penerapannya menemui beberapa learning obstacle yang dialami siswa. Hal tersebut disebabkan dari penyajian buku teks yang materinya sangat terbatas sebagai solusi peneliti membuat desain pembelajaran untuk mengatasi learning obstacle tersebut.

2. Pembuatan desain pembelajaran yang dibuat berdasarkan analisis kesulitan belajar pada siswa mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran. pembuatan desain juga dapat menambah kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut bisa dilihat dari peningkatan hasil aktivitas guru yaitu pada siklus I 7,85 dan pada siklus II 8,57.

3. Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan desain pembelajaran konsep gaya gesek berbasis pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle) maka hasil pembelajaran yang diperoleh siswa meningkat. Peningkatan ini dilihat dari nilai rata yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus rata-rata nilai 65,7 kemudian pada siklus I nilai rata-rata-rata-rata menjadi 71,2 dan pada siklus II menjadi 8,21. Peningkatan tersebut terjadi karena pendekatan contextual teaching and learning mengedepankan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari sebagai modal pembelajaran. Dengan


(40)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian guru dapat menggunakan desain dan pendekatan contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas guru di dalam kelas.

B. Saran

1. Bagi Guru SD

Para guru seharusnya dapat mengemas pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan-pendekatan yang menarik, salah satunya pendekatan contextual teaching and learning, dan hasil dari penelitian inikiranya dapat disosialisasikan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam organisasi gugus sekolah supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi Kepala Sekolah

Para kepala sekolah diharapkan bisa memberi dukungan untuk setiap kegiatan pembelajaran baik itu memberikan motivasi kepada guru supaya mengemas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang menarik juga menyediakan fasilitas yang perlu digunakan saat pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Adapun hal yang perlu diperbaiki dari penelitian ini yaitu materi yang peneliti buat dapat dikatakan terlalu luas untuk dua kali pertemuan. Seharusnya materi bisa dilaksanakan dalam tiga atau empat pertemuan. Selain dari materi pendekatan dalam penelitian ada beberapa bagian yang mungkin belum terlaksana dengan sempurna. Langkah-langkah dari pendekatan contextual teaching and learning ada beberapa yang belum terlaksana dengan baik. Dengan memperbaiki hal tersebut hasil penelitian yang akan datang bisa lebih baik lagi.


(41)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adriana, S. I. (2010). Penerapan Teori Belajar IPA dan Penlaran Siswa Sekolah Dasar. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Azam, M. (2009). Akrab dengan Dunia IPA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Djaramah, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Hawasi. (2012). Penggunaan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas IV SD Negeri Cibandos Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang. Serang: UPI.

Jesicca, A. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tumbuhan hijau Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Serang: UPI

Mahdiana, D. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Aplikasi Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Konsep Peritiwa Alam. Serang: UPI.

Mulyana, M. Suratno, T. & Suryadi, D. (2013). Recontextualising Didactical Situations in Primary Mathematics Instruction.ProsidingInternational Seminar on Mathematics, Science and Computer Science Education. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Priyono, & Sayekti, T. (2006). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI. Surakarta: Graha Multi Grafika.

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Rositawaty, S., & Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


(42)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suherman. (2006). Kamus Pintar IPA. Bandung: Epsilon Grup.

Sulityanto, H., & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR): Sintesis hasil pemikiran berdasarkan lesson study. Teori, Paradigma, Prinsip dan Pendekatan Pembelajaran MIPA Dalam Konteks Indonesia , hlm. 55-57.

Suryadi, D. & Suratno, T. (2013). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) dalam implementasi kurikulum dan praktik lesson study. Prosiding Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Suyitno, A., & Salam, R. A. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bogor: Yudhistira. Winarti, W., Winarto, J., & Sunarno, W. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Wisudawati, A. W., & Sulityowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Yusnandar. E, dan Nur’aini. (2013). Metode Penelitian di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


(1)

36

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masing-masing indikator diberi nilai 1 poin. Sehingga tiap aspek yang diamati jika terpenuhi semua indikatornya ada 2 poin. Banyaknya poin akan dibagi jumlah indikator.

Nilai Akhir = ∑ Nilai yang diperoleh x 10 Jumlah Indikator

Rentang nilai akhir 1 - 10

b. Nilai tes siswa

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus:

Nilai Akhir = ∑ Skor yang benar 2

Setiap nomor yang benar diberi nilai 10. Rentang nilai 10 – 100.

Kemudian untuk mencari jumlah rata-rata seluruh siswa, Sudjana (2011) yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

X = ∑� �

X = rata-rata

∑x = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek (siswa)

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 9,0-10,0 : Baik Sekali

8,0-8,9 : Baik 6,5-7,9 : Cukup 5,5-6,4 : Kurang Dibawah 5,5 : Sangat kurang


(2)

37

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran IPA konsep gaya gesek dengan desain pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL di kelas V Sekolah Dasar Negeri Taman Baru I dengan jumlah siswa 33 orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 21 perempuan.

Lokasi penelitian yang digunakan yaitu di SD Negeri Taman Baru I Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan peneliti melakukan penelitian di SD tersebut ialah karena setelah peneliti melakukan pengamatan tentang pembelajaran IPA peneliti menemukan beberapa kesulitan yang dialami siswa. Maka dari itu peneliti ingin mencoba menerapkan desain pembelajaran dengan pendekatan CTL untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.


(3)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan temuan-temuan yang di temukan selama melaksanakan penelitian di lapangan tentang “desain pembelajaran konsep gaya gesek berbasis pendekatan contextual teaching and learning (CTL) berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle) pada kelas v di sekolah dasar” maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Proses pembelajaran pada konsep gaya gesek dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning pada penerapannya menemui beberapa learning obstacle yang dialami siswa. Hal tersebut disebabkan dari penyajian buku teks yang materinya sangat terbatas sebagai solusi peneliti membuat desain pembelajaran untuk mengatasi learning obstacle

tersebut.

2. Pembuatan desain pembelajaran yang dibuat berdasarkan analisis kesulitan belajar pada siswa mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran. pembuatan desain juga dapat menambah kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut bisa dilihat dari peningkatan hasil aktivitas guru yaitu pada siklus I 7,85 dan pada siklus II 8,57.

3. Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan desain pembelajaran konsep gaya gesek berbasis pendekatan contextual teaching and learning

(CTL) berdasarkan analisis kesulitan berlajar siswa (learning obstacle)

maka hasil pembelajaran yang diperoleh siswa meningkat. Peningkatan ini dilihat dari nilai rata yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus rata-rata nilai 65,7 kemudian pada siklus I nilai rata-rata-rata-rata menjadi 71,2 dan pada siklus II menjadi 8,21. Peningkatan tersebut terjadi karena pendekatan contextual teaching and learning mengedepankan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari sebagai modal pembelajaran. Dengan


(4)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian guru dapat menggunakan desain dan pendekatan contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas guru di dalam kelas.

B. Saran

1. Bagi Guru SD

Para guru seharusnya dapat mengemas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang menarik, salah satunya pendekatan contextual teaching and learning, dan hasil dari penelitian inikiranya dapat disosialisasikan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam organisasi gugus sekolah supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi Kepala Sekolah

Para kepala sekolah diharapkan bisa memberi dukungan untuk setiap kegiatan pembelajaran baik itu memberikan motivasi kepada guru supaya mengemas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang menarik juga menyediakan fasilitas yang perlu digunakan saat pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Adapun hal yang perlu diperbaiki dari penelitian ini yaitu materi yang peneliti buat dapat dikatakan terlalu luas untuk dua kali pertemuan. Seharusnya materi bisa dilaksanakan dalam tiga atau empat pertemuan. Selain dari materi pendekatan dalam penelitian ada beberapa bagian yang mungkin belum terlaksana dengan sempurna. Langkah-langkah dari pendekatan contextual teaching and learning ada beberapa yang belum terlaksana dengan baik. Dengan memperbaiki hal tersebut hasil penelitian yang akan datang bisa lebih baik lagi.


(5)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, S. I. (2010). Penerapan Teori Belajar IPA dan Penlaran Siswa Sekolah Dasar. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Azam, M. (2009). Akrab dengan Dunia IPA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Djaramah, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Hawasi. (2012). Penggunaan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas IV SD Negeri Cibandos Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang. Serang: UPI.

Jesicca, A. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tumbuhan hijau Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning). Serang: UPI

Mahdiana, D. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Aplikasi Pendekatan

Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Konsep Peritiwa Alam. Serang: UPI.

Mulyana, M. Suratno, T. & Suryadi, D. (2013). Recontextualising Didactical Situations in Primary Mathematics Instruction.ProsidingInternational Seminar on Mathematics, Science and Computer Science Education. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Priyono, & Sayekti, T. (2006). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI. Surakarta: Graha Multi Grafika.

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Rositawaty, S., & Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam.


(6)

Tri Puji Aprilia Tampubolon, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP GAYA GESEK BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) PADA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suherman. (2006). Kamus Pintar IPA. Bandung: Epsilon Grup.

Sulityanto, H., & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR): Sintesis hasil pemikiran berdasarkan lesson study. Teori, Paradigma, Prinsip dan Pendekatan Pembelajaran MIPA Dalam Konteks Indonesia , hlm. 55-57.

Suryadi, D. & Suratno, T. (2013). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) dalam implementasi kurikulum dan praktik lesson study. Prosiding Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013. Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya

Suyitno, A., & Salam, R. A. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Bogor: Yudhistira.

Winarti, W., Winarto, J., & Sunarno, W. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Wisudawati, A. W., & Sulityowati, E. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Yusnandar. E, dan Nur’aini. (2013). Metode Penelitian di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141