Analisis Kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) Periode 2006-2008.

(1)

ABSTRACT

Rating the performance of many companies at this time do to get the right investment choices, and safe for the investors. In addition, the performance assessment also aims to describe the financial situation of an enterprise so that companies now are required to be able to create a value for the shareholders.

PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) is a mining company in Indonesia which was established since 1919. This research is done in the PTBA the period 2006-2008 which aims to see the company using the method of EVA (Economic Value Added) as a basis for investment decisions for investors.

Results on the calculation of the value of EVA PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk years 2006 and 2007 amounted to (Rp.17.431, 84) (in millions of rupiah) and (Rp.508.202, 40) (in million rupiah). This indicates the existence of destroyed value by the company. While the EVA in the year 2008 amounted to Rp.4.680.275, 83 (in millions of rupiah). Although in 2008 the company succeeded in making the creation of value, but for the year 2008 is going global crisis that caused a negative market value, giving benefits to the value of EVA companies. So that investment decisions of PTBA is not feasible because the company is not able to provide prosperity for the stakeholders.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penilaian kinerja perusahaan saat ini banyak dilakukan guna mendapatkan pilihan investasi yang tepat dan aman bagi para investor. Selain itu, penilaian kinerja juga bertujuan untuk menggambarkan keadaan financial dari suatu perusahaan sehingga perusahaan sekarang dituntut untuk dapat menciptakan suatu nilai (value) bagi shareholders.

PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk (PTBA) merupakan salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1919. Penelitian ini dilakukan pada PTBA periode 2006-2008 yang bertujuan untuk melihat keadaan perusahaan dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added) sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan investasi bagi para investor.

Hasil perhitungan nilai EVA pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk tahun 2006 dan 2007 adalah sebesar (Rp.17.431,84) (dalam jutaan rupiah) dan (Rp.508.202,40) (dalam jutaan rupiah). Hal ini menunjukkan adanya destroyed value (penghancuran nilai) oleh perusahaan. Sedangkan EVA pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.4.680.275,83 (dalam jutaan rupiah). Walaupun pada tahun 2008 perusahaan berhasil melakukan penciptaan nilai, namun untuk tahun 2008 tersebut sedang terjadi krisis global yang menyebabkan nilai pasar negatif sehingga memberikan manfaat bagi nilai EVA perusahaan. Sehingga keputusan investasi terhadap PTBA adalah tidak layak karena perusahaan ini tidak mampu memberikan kemakmuran bagi pemegang sahamnya.

Kata Kunci: NOPAT, Capital charges, EVA, destroyed value.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 EVA (Economic Value Added).. .. ... 9

2.1.1.1 Sejarah Munculnya Konsep EVA ... 9

2.1.1.2 Definisi EVA ... 10

2.1.1.3 Alasan Penggunaan EVA Sebagai Alat Ukur Kinerja keuangan ... 12

2.1.1.4 Manfaat EVA ... 15

2.1.1.5 Prinsip Dalam Peningkatan Nilai EVA ... 16


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.7 Kelemahan EVA ... 17

2.1.1.8 Tolok Ukur Metode EVA ... 19

2.1.2 Langkah-Langkah Dalam Menentukan EVA ... 20

2.1.2.1 Menghitung NOPAT ... 21

2.1.2.2 Mengidentifikasi Invested Capital ... 22

2.1.2.3 Menentukan Capital Cost Rate (WACC) yang wajar ... 22

2.1.2.4 Menghitung EVA perusahaan ... 27

2.1.3 Investasi ... 27

2.1.3.1 Definisi Investasi ... 27

2.1.3.2 Bentuk Investasi ... 28

2.1.3.3 Tipe-Tipe Investasi... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 32

3.1.1 Sejarah Perusahaan... 32

3.1.2 Filosofi Perusahaan ... 34

3.1.3 Unit Bisnis ... 35

3.1.4 Struktur Organisasi ... 35

3.1.5 Tata Kelola Perusahaan ... 36

3.2 Jenis Penelitian ... 38

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 39


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Pembahasan ... 61

4.2.1 Analisis Terhadap Penilaian Kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk Menggunakan Metode EVA ... 61

4.2.2 Analisis Terhadap Keputusan Investasi Bagi PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 31 Gambar 2 Struktur Organisasi ... 36


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tolok Ukur EVA ... 19

Tabel 3.1 Tonggak-tonggak Bersejarah PTBA ... 33

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan NOPAT ... 42

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan WCR ... 45

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Invested Capital ... 45

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kd ... 48

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rf ... 52

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Beta (β) ... 53

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rm ... 54

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Ks ... 55

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Proporsi Ekuitas PTBA ... 56

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Proporsi Hutang PTBA ... 57

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan WACC ... 58

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Capital Charges ... 59


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Laporan Keuangan PTBA ... 71

Lampiran B Data IHSG, Closing Price PTBA dan SBI ... 78 Lampiran C Hasil Perhitungan Data ... 81


(9)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pertengahan tahun 2008, negara Amerika Serikat mengalami goncangan yang sangat kuat akibat krisis financial yang menimpa negara tersebut. Krisis tersebut disebabkan oleh kejadian beberapa tahun lalu melalui kebijakan pemerintah AS dalam mengucurkan sejumlah dana yang akan digunakan sebagai fasilitas kredit perumahan bagi warganya guna memenuhi keinginan warganya untuk memiliki rumah. Kemudian pemerintah AS memberikan kredit perumahan bagi warganya dengan tingkat suku bunga yang rendah. Namun selang waktu beberapa tahun, warga AS mengalami kesulitan dalam pembayaran atas kredit yang telah diberikan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya kredit macet. Bermula dari kredit macet tersebut, maka keuangan di AS mengalami goncangan yang terbukti dengan bangkrutnya Lehman Brothers yang merupakan perusahaan sekuritas yang telah berusia 158 tahun milik Yahudi. Pada saat terjadinya krisis global terdapat beberapa sektor yang terkena imbasnya langsung salah satunya seperti sektor pertambangan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perusahaan pertambangan yang listing di BEI yang harga sahamnya mengalami penurunan karena banyaknya investor yang panik dan melakukan panic selling atas saham yang dimilikinya.

Dalam keadaan krisis tersebut, walaupun investasi di sektor pertambangan mengalami penurunan yang ditandai dengan penurunan harga saham yang drastis khususnya di sektor pertambangan, namun sektor pertambangan tetap merupakan andalan sumber penerimaan bagi negara. Di sepanjang sejarah sektor pertambangan, Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil tambangnya. Pada tahun 1980-an


(10)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha pangsa sektor pertambangan memberikan sumbangan yang tertinggi karena pada saat itu Indonesia mengalami oil boom dengan adanya kenaikan produksi pertambangan, khususnya migas dan juga diikuti dengan tingginya harga minyak internasional. Setelah era oil boom sampai dengan saat ini, pangsa dan pertumbuhan sektor pertambangan khususnya migas cenderung menurun, sementara konsumsi energi dalam negeri terus mengalami kenaikan. Sehingga ketergantungan terhadap impor juga cenderung meningkat. Meskipun demikian, sektor non migas justru mengalami peningkatan secara perlahan bahkan cukup potensial untuk meningkatkan kinerja sektor pertambangan secara umum. ( http://jurnal-ekonomi.org).

Dikarenakan sektor pertambangan merupakan sektor yang penting dalam perekonomian negara Indonesia maka dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kelangsungannya dalam jangka panjang apabila tidak adanya investasi baru yang berperan bagi sektor pertambangan tersebut untuk melakukan eksplorasi dan penemuan baru. Karena apabila tanpa eksplorasi dan penemuan beberapa tahun ke depan dikhawatirkan produksi akan mengalami penurunan. Oleh karena itu sumber investasi bagi sektor pertambangan sangat penting dilakukan mengingat peranannya yang penting dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan sebagai sumber energi di Indonesia.

Di negara Indonesia sendiri terdapat beberapa perusahaan pertambangan yang telah berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia yang salah satunya adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam, tbk. Walaupun seperti yang telah diketahui bahwa banyak terdapat perusahaan pertambangan besar di Indonesia, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, tbk juga telah membuktikan kinerja perusahaannya sendiri dimana hingga akhir tahun 2008, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, tbk


(11)

BAB I PENDAHULUAN 3

telah menunjukkan angka produksi dan penjualan yang sangat fantastis di sepanjang sejarah perusahaan tersebut berdiri. Perusahaan yang memulai operasional penambangannya sejak tahun 1919 ini telah menunjukkan bahwa masih banyak sekali kekayaan alam di Indonesia ini yang perlu diolah dengan baik untuk kepentingan negara dan masyarakat tentunya. Oleh sebab itu, sangatlah penting partisipasi para investor untuk menanamkan dananya guna eksplorasi dan penemuan-penemuan tambang baru sehingga kekayaan alam di negara kita ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mensejahterakan kepentingan masyarakat.

Dengan perkembangan di sektor pertambangan yang sangat pesat namun minat investasi di sektor tersebut masihlah sangat minim. Iklim investasi di sektor pertambangan di Indonesia hingga saat ini masih sarat dengan hambatan untuk berinvestasi. Akibatnya investasi di sektor pertambangan tidak meningkat secara signifikan meskipun kemampuan finansial dari perusahaan itu relatif bertambah besar karena tingginya harga produk mineral. (www2.kompas.com). Hambatan-hambatan investasi tersebut dapat disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah atas sektor pertambangan maupun adanya kebijakan otonomi daerah tidak memberikan izin untuk dilakukan penambangan di daerah tersebut karena dikhawatirkan merusak alam maupun hambatan dalam kebijakan pajak.

Untuk menarik minat investor tersebut untuk berinvestasi di sektor pertambangan maka sangatlah perlu melakukan suatu penilaian kinerja bagi perusahaan-perusahaan di sektor tersebut. Dengan adanya penilaian kinerja tersebut akan membantu para investor dalam mempertimbangkan layak atau tidaknya sektor pertambangan sebagai pilihan investasi bagi investor. Penilaian kinerja perusahaan sendiri yang biasa umum digunakan adalah menggunakan metode analisis rasio


(12)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha keuangan, namun ada keterbatasan karena analisis rasio keuangan kurang dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan yang disebabkan karena analisis rasio keuangan hanya menghitung kinerja perusahaan namun tidak memperhitungkan cost of capital yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga tidak menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dan penilaian dengan menggunakan rasio keuangan sangatlah bergantung pada metode akuntasi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga terkadang kinerja perusahaan terlihat meningkat namun sebenarnya kinerja perusahaan tidak mengalami peningkatan. Metode EVA (Economic Value Added) merupakan salah satu alternatif lain dalam penilaian kinerja perusahaan yang melakukan penilaian terhadap perusahaan dari segi kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan suatu nilai tambah bagi perusahaannya sendiri. Dalam kegiatan ekonomi para pelaku bisnis memiliki kepentingan yang berbeda sehingga dibutuhkan bagi perusahaan sendiri agar dapat mencapai tujuannya dan diharapkan dapat menciptakan kemakmuran bagi para pelaku bisnis tersebut. EVA (Economic Value Added) yang merupakan pergeseran dari konsep Residual Income (RI). EVA diperkenalkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaan konsultan di Amerika. EVA sebagai metode pengukuran kinerja keuangan kontemporer yang banyak mendapat sambutan positif. (http://lib.feb.ugm.ac.id). Sambutan positif terhadap metode EVA tersebut, dikarenakan adanya keunggulan penilaian dibandingkan dengan metode-metode penilaian kinerja tradisional seperti ROI, ROA yang tidak memperhitungkan adanya biaya modal (cost of capital) yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Sedangkan metode EVA sendiri telah memasukkan komponen cost of capital


(13)

BAB I PENDAHULUAN 5

tersebut di dalam analisis kinerjanya. Oleh karena itu, metode EVA dianggap lebih tepat dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan.

Menurut Tunggal (2001:2), EVA merupakan suatu tolak ukur yang berbasis nilai. EVA merupakan suatu tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolut dari pemegang saham (shareholder value) yang diciptakan (created) atau dirusak (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya setahun. EVA yang positif menunjukkan penciptaan nilai (value creation) sedangkan EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (value destruction). Nilai tambah di dalam suatu perusahaan secara keseluruhan sangatlah penting dalam penetapan keputusan strategi perusahaan maupun dalam hal investasi yang berperan sebagai pedoman bagi para investor.

Oleh karena itu, dengan penilaian kinerja perusahaan menggunakan metode EVA tersebut diharapkan dapat memberikan masukan bagi para investor untuk melakukan investasi terhadap perusahaan khususnya sektor pertambangan yang merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap negara. Dengan adanya investasi oleh para investor tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang kemudian disusul dengan penciptaan nilai tambah perusahaan yang dapat menguntungkan bagi pemegang sahamnya. Secara sederhana tujuan dari investasi adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dengan cara memaksimalkan keuntungan, dan investor selalu berusaha menanamkan dana pada investasi yang relatif aman dan memberikan return yang tinggi bagi investor. Sedangkan dengan menurunnya return perusahaan tersebut maka kepercayaan investor akan kinerja perusahaan tersebut akan menurun.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha Sebab dari itu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian guna untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan pertambangan guna mengetahui kelayakan investasi terhadap perusahaan tersebut dengan menggunakan metode EVA yang berguna dalam menciptakan nilai tambah terhadap para pemegang sahamnya. Sehingga penulis mengangkat topik tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul “ Analisis Kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk dengan Menggunakan Metode EVA (Economic Value Added) Periode 2006-2008”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui dan memahami lebih lanjut secara mendalam mengenai Analisis kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added) periode 2006-2008. Oleh karena itu, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk dengan

menggunakan metode EVA periode 2006-2008 ?

2. Bagaimana keputusan investasi terhadap PT. Tambang Batubara Bukit

Asam, Tbk berdasarkan hasil analisis menggunakan metode EVA ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan informasi yang relevan terhadap masalah yang akan diidentifikasi kemudian dilakukan analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai bahan untuk menyusun skripsi, guna


(15)

BAB I PENDAHULUAN 7

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk

dengan menggunakan metode EVA periode 2006-2008.

2. Untuk mengetahui keputusan kelayakan investasi pada PT. Tambang

Batubara Bukit Asam, Tbk.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan dapat berguna bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menilai kinerja PT. Tambang Batubara

Bukit Asam, Tbk sehingga dapat mendorong perusahaan untuk dapat

meningkatkan lagi kinerjanya untuk lebih baik dan memanfaatkan kekayaan alam di Indonesia guna kesejahteraan masyarakat umum.

2. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan pertambangan yang berpotensi untuk memberikan kemakmuran karena di Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya.

3. Bagi penulis

Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menempuh sidang gelar sarjana S-1 dan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan


(16)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha pemikiran penulis dalam teori maupun praktiknya, khususnya mengenai analisis penggunaan metode EVA (Economic Value Added).

4. Bagi pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak lain baik dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya sehingga berguna dan bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut, khususnya mengenai analisis penggunaan metode EVA (Economic Value Added).


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk menggunakan metode EVA (Economic Value Added) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis kinerja PTBA menggunakan metode EVA pada tahun 2006

sebesar (Rp.17.431,84) (dalam jutaan rupiah) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2006 tersebut menunjukkan kinerja yang buruk karena berdasarkan hasil perhitungan metode EVA, nilai EVA PTBA bernilai negatif (EVA<0) yang berarti bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menciptakan nilai bagi perusahaannya tersebut dan tidak mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang sahamnya.

2. Hasil analisis kinerja PTBA pada tahun 2007 menunjukkan kinerja yang

semakin memburuk dari tahun sebelumnya yang ditunjukkan dari nilai EVA yang dihasilkan sebesar (Rp.508.202,40) (dalam jutaan rupiah). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya kinerja PTBA semakin memburuk karena nilai EVA yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini menunjukkan penurunan kinerja perusahaan dan perusahaan tidak menciptakan nilai bagi perusahaan dan pemegang sahamnya bahkan menghancurkan nilai (destroyed value).

3. Pada tahun 2008, nilai EVA PTBA menunjukkan nilai yang cukup

fantastis dibandingkan tahun sebelumnya karena nilai EVA PTBA pada tahun 2008 sebesar Rp.4.680.275,83 (dalam jutaan rupiah) yang berarti


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67

Universitas Kristen Maranatha bahwa EVA>0 dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai (created value) bagi perusahaannya dan terutama bagi pemegang sahamnya. Dengan nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan kemakluran bagi pemegang sahamnya, namun di sini harus dilakukan analisis mendalam peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan analisis nilai EVA yang dihasilkan PTBA bukan merupakan hasil kinerja dari perusahaan tersebut namun merupakan manfaat yang diperoleh perusahaan dari keadaan pasar yang pada saat itu terjadi krisis global sehingga keadaan pasar yang menurun menyebabkan cost of equity (Ks) perusahaan bernilai negatif. Dan pada tahun 2008 tersebut laba operasional PTBA mengalami peningkatan dan tidak harus mengeluarkan biaya modal karena Ks nya negatif sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilai EVA. Sehingga berdasarkan analisis, pada tahun 2008 kinerja PTBA belum dapat dikatakan baik.

4. Berdasarkan hasil analisis penilaian kinerja PTBA dari tahun 2006-2008

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum menunjukkan kinerja yang memuaskan karena nilai EVA yang negatif pada tahun 2006 dan 2007. Sedangkan pada tahun 2008, peningkatan kinerja perusahaan bukan berdasarkan peningkatan kinerja yang berasal dari internal perusahaan tersebut.

5. Keputusan investasi oleh investor pada PTBA dianggap tidak layak

dikarenakan beberapa faktor seperti nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan bernilai negatif (EVA<0) dan pertimbangan keadaan


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

perekonomian Negara yang mengalami dampak akibat krisis global pada tahun 2008.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus dapat meningkatkan kinerjanya dengan meningkatkan

labanya dan dapat menutupi segala biaya modal perusahaannya sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh nilai tambah bagi pemegang sahamnya dan memberikan kemakmuran bagi pemegang sahamnya. Sehingga perusahaan tidak hanya sekedar meningkatkan laba namun tetap memperhatikan biaya modal yang akan dikeluarkan untuk meningkatkan laba tersebut sehingga laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat menutupi biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Dalam penilaian kinerja dengan menggunakan metode EVA (Economic

Value Added) cenderung hanya sebagai tolok ukur bagi perusahaan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan sehingga untuk memperoleh kinerja yang baik menggunakan metode EVA harus dilakukan strategi-strategi yang dapat mendukung kemajuan perusahaan. Dan terkadang metode EVA terpengaruh dengan keadaan pasar sehingga terkadang nilai yang

dihasilkan kurang valid sehingga diperlukan analisis dengan

menggunakan metode lain yang dapat berfungsi sebagai pendukung penilaian kinerja suatu perusahaan.


(20)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene dan Houston, Joel. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi

kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Dierks, Paul. A. (1997). What Is EVA, and How Can It Help Your Company.

Management Accounting Journals, page 52.

Hakim, Rahmat, Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA,

ROA, Dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang

Tergabung Dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2006.

http://www.bi.go.id

http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/07/17/peta-sektor-pertambangan-di-indonesia/

pada tanggal 17 Juli 2008

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0501/31/ekonomi/1529712.htm pada tanggal

31 Januari 2005

http://lib.feb.ugm.ac.id/ebdl/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=pfeugm--siswantije-1094&newlang=english pada tanggal 05 Agustus 2008

http://www.ptba.co.id

http://www.yahoofinance.com

Horne, James. C dan Wachowicx, John. M. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat, Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta.

Iramani, Rr dan Erie Febrian. (2005). Financial Value Added: Suatu Paradigma Dalam

Pengukuran Kinerja Dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi &

Keuangan, 7 (1), hal. 1-10.

Jogiyanto, H.M. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. BPFE

Yogyakarta. Yogyakarta.


(21)

72

Jusuf, Jopie. (1995). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Umum.

Jakarta.

Munawir. (1998). Analisa Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Prabowo, Hartiwi. (2004). Penerapan Economic Value Added Untuk Memaksimalkan

Nilai Perusahaan: Studi Kasus PT XYZ. Journals The Winners, 5 (1), hal. 19-33.

Savarese, Craig. (2000). Economic Value Added: The practitioner’s guide to a

measurement and management framework. Australian Print Group. Australia.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S. Dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan 1. Edisi kelima.

Intan Sejati. Klaten.

Robert N. Anthony & Vijay Gondarajan.(2002). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi

Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Utomo, Lisa Linawati. (1999). Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan

Kinerja Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 1 (1), hal. 28-42.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.

Yogyakarta.

Widjaja, Amin Tunggal. (2001). Economic Value Added/ EVA Teori, Soal, dan Kasus.

Havarindo. Jakarta.

Wijayanto, Gatot. (1993). EVA/ NITAMI: Suatu Terobosan Baru Dalam Pengukuran

Kinerja Perusahaan, No.12, Desember, Manajemen Usahawan Indonesia.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha pemikiran penulis dalam teori maupun praktiknya, khususnya mengenai analisis penggunaan metode EVA (Economic Value Added).

4. Bagi pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak lain baik dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya sehingga berguna dan bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut, khususnya mengenai analisis penggunaan metode EVA (Economic Value Added).


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan penilaian kinerja PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk menggunakan metode EVA (Economic Value Added) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis kinerja PTBA menggunakan metode EVA pada tahun 2006 sebesar (Rp.17.431,84) (dalam jutaan rupiah) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2006 tersebut menunjukkan kinerja yang buruk karena berdasarkan hasil perhitungan metode EVA, nilai EVA PTBA bernilai negatif (EVA<0) yang berarti bahwa perusahaan tersebut tidak mampu menciptakan nilai bagi perusahaannya tersebut dan tidak mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang sahamnya.

2. Hasil analisis kinerja PTBA pada tahun 2007 menunjukkan kinerja yang semakin memburuk dari tahun sebelumnya yang ditunjukkan dari nilai EVA yang dihasilkan sebesar (Rp.508.202,40) (dalam jutaan rupiah). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya kinerja PTBA semakin memburuk karena nilai EVA yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini menunjukkan penurunan kinerja perusahaan dan perusahaan tidak menciptakan nilai bagi perusahaan dan pemegang sahamnya bahkan menghancurkan nilai (destroyed value).

3. Pada tahun 2008, nilai EVA PTBA menunjukkan nilai yang cukup fantastis dibandingkan tahun sebelumnya karena nilai EVA PTBA pada tahun 2008 sebesar Rp.4.680.275,83 (dalam jutaan rupiah) yang berarti


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 67

Universitas Kristen Maranatha bahwa EVA>0 dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai (created value) bagi perusahaannya dan terutama bagi pemegang sahamnya. Dengan nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan kemakluran bagi pemegang sahamnya, namun di sini harus dilakukan analisis mendalam peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan analisis nilai EVA yang dihasilkan PTBA bukan merupakan hasil kinerja dari perusahaan tersebut namun merupakan manfaat yang diperoleh perusahaan dari keadaan pasar yang pada saat itu terjadi krisis global sehingga keadaan pasar yang menurun menyebabkan cost of equity (Ks) perusahaan bernilai negatif. Dan pada tahun 2008 tersebut laba operasional PTBA mengalami peningkatan dan tidak harus mengeluarkan biaya modal karena Ks nya negatif sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilai EVA. Sehingga berdasarkan analisis, pada tahun 2008 kinerja PTBA belum dapat dikatakan baik.

4. Berdasarkan hasil analisis penilaian kinerja PTBA dari tahun 2006-2008 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum menunjukkan kinerja yang memuaskan karena nilai EVA yang negatif pada tahun 2006 dan 2007. Sedangkan pada tahun 2008, peningkatan kinerja perusahaan bukan berdasarkan peningkatan kinerja yang berasal dari internal perusahaan tersebut.

5. Keputusan investasi oleh investor pada PTBA dianggap tidak layak dikarenakan beberapa faktor seperti nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan bernilai negatif (EVA<0) dan pertimbangan keadaan


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

Universitas Kristen Maranatha perekonomian Negara yang mengalami dampak akibat krisis global pada tahun 2008.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus dapat meningkatkan kinerjanya dengan meningkatkan labanya dan dapat menutupi segala biaya modal perusahaannya sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh nilai tambah bagi pemegang sahamnya dan memberikan kemakmuran bagi pemegang sahamnya. Sehingga perusahaan tidak hanya sekedar meningkatkan laba namun tetap memperhatikan biaya modal yang akan dikeluarkan untuk meningkatkan laba tersebut sehingga laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat menutupi biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2. Dalam penilaian kinerja dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added) cenderung hanya sebagai tolok ukur bagi perusahaan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan sehingga untuk memperoleh kinerja yang baik menggunakan metode EVA harus dilakukan strategi-strategi yang dapat mendukung kemajuan perusahaan. Dan terkadang metode EVA terpengaruh dengan keadaan pasar sehingga terkadang nilai yang dihasilkan kurang valid sehingga diperlukan analisis dengan menggunakan metode lain yang dapat berfungsi sebagai pendukung penilaian kinerja suatu perusahaan.


(5)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene dan Houston, Joel. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi

kesepuluh. Salemba Empat. Jakarta.

Dierks, Paul. A. (1997). What Is EVA, and How Can It Help Your Company.

Management Accounting Journals, page 52.

Hakim, Rahmat, Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode EVA,

ROA, Dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang

Tergabung Dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta, Skripsi S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2006.

http://www.bi.go.id

http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/07/17/peta-sektor-pertambangan-di-indonesia/

pada tanggal 17 Juli 2008

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0501/31/ekonomi/1529712.htm pada tanggal

31 Januari 2005

http://lib.feb.ugm.ac.id/ebdl/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=pfeugm--siswantije-1094&newlang=english pada tanggal 05 Agustus 2008

http://www.ptba.co.id

http://www.yahoofinance.com

Horne, James. C dan Wachowicx, John. M. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

Keempat, Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta.

Iramani, Rr dan Erie Febrian. (2005). Financial Value Added: Suatu Paradigma Dalam

Pengukuran Kinerja Dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi &

Keuangan, 7 (1), hal. 1-10.

Jogiyanto, H.M. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. BPFE

Yogyakarta. Yogyakarta.


(6)

72

Universitas Kristen Maranatha

Jusuf, Jopie. (1995). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Umum.

Jakarta.

Munawir. (1998). Analisa Laporan Keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Prabowo, Hartiwi. (2004). Penerapan Economic Value Added Untuk Memaksimalkan

Nilai Perusahaan: Studi Kasus PT XYZ. Journals The Winners, 5 (1), hal. 19-33.

Savarese, Craig. (2000). Economic Value Added: The practitioner’s guide to a

measurement and management framework. Australian Print Group. Australia.

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S. Dan Barlian, Inge. (2003). Manajemen Keuangan 1. Edisi kelima.

Intan Sejati. Klaten.

Robert N. Anthony & Vijay Gondarajan.(2002). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi

Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Utomo, Lisa Linawati. (1999). Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan

Kinerja Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi & Keuangan, 1 (1), hal. 28-42.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.

Yogyakarta.

Widjaja, Amin Tunggal. (2001). Economic Value Added/ EVA Teori, Soal, dan Kasus.

Havarindo. Jakarta.

Wijayanto, Gatot. (1993). EVA/ NITAMI: Suatu Terobosan Baru Dalam Pengukuran

Kinerja Perusahaan, No.12, Desember, Manajemen Usahawan Indonesia.