PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Pratitis Indah Widyawati 0713010071/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Diajukan Oleh :

PRATITIS INDAH WIDYAWATI 0713010071/FE/EA

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 19 Agustus 2011

Pembimbing: Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Dra.Ec.Rr.Dyah Ratnawati,MM Drs.Ec.H.Munari,MM Sekretaris

Rina Mustika,SE,MM

Anggota

Dra.Ec.Rr.DyahRatnawati,MM Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “UPN” Veteran Jawa Timur


(3)

PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009

yang diajukan

Pratitis Indah Widyawati 0713010071/FE/EA

telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati,MM Tanggal : . . . NIP. 030212028

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs.Ec.M.Rahman. A. Suwaidi, MSi NIP. 196003301986031003


(4)

Assalamua’alaikum. Wr .Wb.

Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kepada Allah swt atas segala berkah, bimbingan dan anugerah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PEUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk bimbingan, saran, pembelajaran, diskusi, dukungan moril, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Naional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu DR. Sri Trisnaningsih SE, M.Si, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(5)

5. Bapak, Ibu Dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah membimbing, mengajar serta memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa, serta seluruh staf dan karyawan perpustakaan, tata usaha yang membantu dalam kelancaran proses belajar dan mengajar di kampus.

6. Ibunda tercinta yang selalu mendampingiku dengan doa, kasih sayang, dukungan moril maupun materiil, serta dorongan semangat yang terus menguatkanku.

7. Sahabat-sahabat terbaikku: Jojo, Pypy, Tika, Bude, Nurinda. Terima kasih atas semua kebaikan dan bantuan yang kalian berikan selama ini.

8. Seseorang yang tersayang, Richmansyah AR yang selalu mendukung dan senantiasa memberikan motivasi dan inspirasi guna menyelesaikan skripsi ini, terima kasih buat semua yang telah kamu berikan baik waktu, tenaga, pikiran dan pengertian selalu.


(6)

Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis, dan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.

Surabaya, Agustus 2011


(7)

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAK...xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Perumusan Masalah ...6

1.3.Tujuan Penelitian ...7

1.4.Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...9

2.2. Landasan Teori ...21

2.2.1. Informasi Akuntansi ...21

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan...24

2.2.2.1. Pengertian...24

2.2.2.2. Tujuan dan Pentingnya Analisis laporan Keuangan...25

2.2.2.3. Metode dan Teknik Analisis Keuangan...26

2.2.3. Laporan Keuangan...28

2.2.4. Laba ...38


(8)

2.2.5.2. Kegunaan Arus Kas...46

2.2.5.3. Klasifikasi arus Kas ...46

2.2.5.4. Prediksi Arus Kas ...48

2.3. Teori-teori yang Digunakan dalam Penelitian...51

2.3.1. Teori Keagenan ...51

2.3.2. Teori Asimetri: Informasi dan Signalling ...52

2.4. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ...55

2.4.1. Pengaruh Laba terhadap Prediksi Laba yang Akan Datang...55

2.4.2. Pengaruh Arus Kas terhadap Prediksi Arus Kas yang Akan Datang ...56

2.5. Kerangka Pikir ...58

2.6. Hipotesis ...59

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...60

3.2. Teknik Penentuan Sampel ...62

3.2.1. Populasi ...62

3.2.2. Sampel ...62

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...63

3.3.1. Jenis Data...63


(9)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ...65

3.4.2.1. Autokorelasi ...66

3..4.2.2. Multikolinieritas...67

3.4.2.3. Heteroskedastisitas...67

3.4.3. Teknik Analisis...67

3.4.4. Uji Hipotesis ...68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian...71

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ...71

4.1.2. Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif...75

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...83

4.3. Hasil Uji Normalitas ...84

4.4. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda...86

4.4.1. Uji Autokorelasi ...86

4.4.2. Uji Multikolinieritas...87

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas...88

4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis...89

4.5.1. Persamaan Regresi ...90


(10)

(Uji t)...96 4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ...99 4.6.1. Implikasi...99 4.6.2. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian-

Penelitian Terdahulu ...100 4.6.3. Keterbatasan Penelitian...102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...103 5.2. Saran...104 DAFTAR PUSTAKA...105 LAMPIRAN


(11)

GAMBAR 4.1. Distribusi Daerah Uji Durbin Watson (regresi 1)...87 GAMBAR 4.2. Distribusi Daerah Uji Durbin Watson (regresi 2)...87 GAMBAR 4.3. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis

Secara Simultan...94 GAMBAR 4.4. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis


(12)

Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 ...5

Tabel 2.1. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang...20

Tabel 3.1. Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia...62

Tabel 3.2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian...63

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Sampel Keseluruhan...83

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas ...85

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ...85

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinieritas ...88

Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...89

Tabel 4.6. Hasil Estimasi Koefisien Regresi...90

Tabel 4.7. Hasil Estimasi Koefisien Regresi...91

Tabel 4.8. Pengaruh Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ...92

Tabel 4.9. Pengaruh Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen...93

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Simultan ...94

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Simultan ...95


(13)

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Parsial ...98 Tabel 4.14. Perbedaan Penelitian ...101


(14)

Lampiran 2: Deskripsi Data Lampiran 3: Uji Normalitas Awal

Lampiran 4: Uji Normalitas Setelah Outlier dibuang Lampiran 5: Uji Asumsi Klasik

Lampiran 6: Analisis Regresi

Lampiran Tabel Statistik Untuk Distribusi F (α = 5%) Lampiran Tabel Statistik Untuk Distribusi t


(15)

PRATITIS INDAH.W.

ABSTRAK

Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat mengnalisis hasil kerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut Statement of Financial Acoounting

Concept no.1 (1992) memiliki manfaat sebagai berikut : menilai kinerja

manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba serta arus kas di masa yang akan datang.

Penelitian ini menggunakan sampel 10 perusahaan dari 13 perusahaan otomotif yang telah mempublikasikan laporan keuangan per-31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2009. Teknik analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama terbukti bahwa laba dan arus kas berpengaruh signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang. Sedangkan sesuai dari hasil uji t yang dilakukan yaitu hanya variabel laba secara parsial berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang. Pada hipotesis kedua membuktikan bahwa sesuai dari hasil uji F, terdapat pengaruh yang signifikan antara laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas yang akan datang, namun secara parsial hanya variabel laba yang berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi arus kas yang akan datang.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat mengnalisis hasil kerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.

Salah satu jenis laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan adalah laporan arus kas. Semenjak dikeluarkannya PSAK No.2 tahun 1994 yang aktif diberlakukan mulai 1 Januari 1995, laporan arus kas telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan serta menjadi keharusan bagi perusahaan untuk membuat laporan arus kas. Laporan arus kas ini diharapkan memiliki kandungan informasi tambahan yang berguna bagi pengambilan keputusan investasi.


(17)

Menurut PSAK No.2 (dalam Bandi dan Rahmawati, 2005), informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang terhadap arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (3) Meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.

Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluran kas dalam suatu entitas untuk satu periode. Informasi ini berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan entitas untuk mengahsilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkannya dengan kewajiban – kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang., termasuk kemungkinan pembayaran dividen masa depan. Informasi arus kas juga berguna untuk mengevaluasi perubahan struktur keuangan seperti : likuiditas dan


(18)

solvabilitas serta hubungannya dengan profitabilitas, sedangkan laporan laba rugi memungkinkan para investor untuk menilai prospek arus kas masuk kas bersih suatu perusahaan, karena dalam hal ini kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.

Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut Statement of Financial Acoounting Concept no.1 (1992) memiliki manfaat sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit (Parawiyati, Hastuti dan Subiyantoro,2000 : 215).

Investor dan kreditor merupakan pihak utama yang dituju dalam pelaporan keuangan, berkepentingan dengan arus kas yang masuk atas investasi yang telah ditanamkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan Financial

Accounting Standards Board (FASB) dalam Anis Chariri dan Imam Ghozali

(2007), yaitu :

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam meneliti jumlah, saat terjadi dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.


(19)

Penjelasan di atas memberi isyarat bahwa harus ada hubungan logis antara laba (earnings) dan arus kas ke investor dan kreditor. Hubungan ini akan membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang guna menilai investasi atau kapitalnya (Suwardjono, 2007).

Sejalan dengan teori harapan Victor Vroom (Gibson, dkk.1992:144), ukuran perusahaan yang berupa rasio – rasio keuangan diharapkan dapat menjadi suatu informasi yang sangat berguna bagi investor dan para pengguna laporan keuangan yang lain bagi sebuah keputusan penegasan atau penarikan kembali sebuah invesstasi. Pada prinsipnya, setiap perusahaan menginginkan tercapai laba setiap tahunnya akan tetapi kenyataannya tidak selamanya perusahaan mendapatkan laba sesuai target, ada kalanya perusahaan mengalami fluktuasi, dimana suatu saat juga akan mengalami kerugian. Berikut ini adalah perkembangan laba rugi dan arus kas Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009, yang ditabulasikan sebagai berikut :


(20)

Tabel 1.1 : Perkembangan Laba Rugi dan Arus Kas Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009

Perusahaan Tahun Laba (Rugi) Arus Kas

2006 3.712.097 4.729.943 2007 6.519.273 5.979.242 2008 9.191.000 8.687.000 1. PT. Astra

International (dalam jutaan

rupiah) 2009 - -

2006 282.058 288.024 2007 454.097 367.564 2008 566.025 525.658 2. PT. Astra

Otoparts (dalam jutaan rupiah)

2009 768.265 773.936 2006 18.313.909 159.578.053 2007 39.148.712 252.951.600 2008 94.775.520 276.768.673 3. PT. Indo Kordsa

(dalam ribuan rupiah)

2009 72.105.574 133.842.539 2006 25.396.749 75.212.328 2007 42.399.174 63.260.400 2008 812.053 161.867.147 4. PT. Goodyear

Indonesia (dalam ribuan rupiah)

2009 121.085.749 90.883.120 2006 118.401 240.122 2007 90.841 572.947 2008 (624.788) 169.621 5. PT. Gajah

Tunggal (dalam jutaan rupiah)

2009 905.330 815.459 2006 1.247.961.945 193.485.801.556 2007 1.382.852.849 232.101.859.200

2008 - -

6. PT. Indomobil Sukses (disajikan dalam rupiah)

2009 - -

2006 2.171.591.250 8.931.944.231 2007 9.887.928.336 14.562.036.573 2008 31.827.215.353 16.057.981.500 7. PT. Indospring

(disajikan dalam rupiah)

2009 58.765.937.255 33.208.570.532 2006 (939.128.143) 9.090.448.119 2007 18.034.504.389 64.371.316.284 2008 4.763.329.650 20.393.792.989 8. PT. Multi Prima

Sejahtera (disajikan dalam

rupiah) 2009 10.210.751.529 17.997.848.258

2006 170.006.652.739 372.392.769 2007 29.204.495.783 17.053.101.881 2008 2.973.530.928 78.743.037.132 9. PT. Multi Strada

Arah Sarana (disajikan dalam

rupiah) 2009 - -

2006 (2.761.453.528) 5.516.489.388 2007 2.773.564.587 4.627.920.800 2008 (14.813.293.705) 45.164.539.862 10. PT. Prima

Alloy Steel (disajikan

dalam rupiah) 2009 (36.216.313.566) 3.298.967.956

2006 8.038.546.349 10.895.972.376

2007 5.084.512.970 22.919.654.970 2008 1.550.888.421 20.154.197.611 11. PT. Nipress

(disajikan dalam rupiah)

2009 3.685.250. 963 15.024.468.016 2006 66.174.829.417 7.309.824.676 2007 80.324.965.210 8.907.959.039 2008 91.471.918.506 13.616.224.914 12. PT. Selamat

Sampurna (disajikan

dalam rupiah) 2009 132.850.275.038 8.680.070.248 2006 930.372 914.887 2007 1.493.037 1.036.406 2008 2.660.742 3.324.942 13. PT. United

Tractors (dinyatakan dalam jutaan

rupiah) 2009 3.817.541 2.769.187 Sumber: PT. Bursa Efek Indonesia


(21)

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui mengenai perkembangan laba dan arus kas dari perusahaan otomotif selama empat tahun yang menggambarkan bahwa perkembangan laba dan arus kas pada perusahaan tidak stabil, bahkan ada yang mengalami kerugian hal ini berarti bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian kembali dengan judul ”Pengaruh Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Di Masa yang Akan Datang pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan pada latar belakang tesebut diatas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa yang akan datang.

2. Apakah laba dan arus kas juga memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang.


(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa yang akan datang. 2. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas

juga memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain :

a. Secara Umum :

1. Analisis Keuangan

Untuk melakukan penganalisan melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan agar dapat diukur kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan di masa mendatang.

2. Investor

Untuk memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuangan dan perkembangan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya.


(23)

b. Bagi Akademis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada Universitas untuk digunakan sebagai penelitian lain yang akan mengadakan penelitian dengan materi yang berhubungan.

c. Bagi Peneliti :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan informasi laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Antara lain pernah dilakukan oleh :

a) Bandi dan Rahmawati (2005), dengan jurnal penelitian berjudul ”Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”.

1. Perumusan Masalah

”Informasi apa yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan di Indonesia, komponen arus kas; arus operasi, arus pendanaan, dan arus investasi, ataukah laba?”.

2. Hipotesis

Komponen arus kas, meliputi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, dan laba mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang.


(25)

3. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yang berfungsi sebagai variabel independen adalah arus kas aktivitas operasi operasi, arus kas aktifitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan earnings. Sedangkan untuk variabel dependen adalah arus kas masa depan. 4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan replikasi dari model yang digunakan Supriyadi (1998), yaitu sebagai berikut ini:

1. CFt =

α

+ 1 CFOt-1 + 2 CFOt-2 + Єt

2. CFt =

α

+ ı CFIt-ı + 2 CFIt-2+ Єt

3. CFt =

α

+ ıCFFt-ı + 2 CFFt-2+ Єt

4. CFt =

α

+ ı EAt-ı + 2 EAt-2+ Єt

5. CFt =

α

+ 1 EAt-ı

+

2 EAt-2

+

ı CFI t-ı + 2 CFIt-2+

δ

1

CFOt-1 +

δ

2 CFOt-2 +

φ

ı CFFt-ı +

φ

2

CFF

t-2

+

Є

Definisi:

CFOt = arus kas dari aktifitas operasi;

CFIt = arus kas dari aktivitas investasi;

CFFt = arus kas dari aktifitas pendanaan;


(26)

CF = total arus kas;

t = variabel waktu yang diukur semi tahunan; t-ı = nilai lag, dan

Є = error

Uji hipotesis juga menggunakan Uji t untuk mengukur perbedaan signifikan dari perbandingan pairwise di antara dua model, sementara Uji F digunakan untuk perbandingan secara simultan di antara tiga model atau lebih. Model yang terbaik dipilih dengan berdasarkan rata – rata absolute precentage errors (MAPEs).

5. Hasil Penelitian

Hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa prediktor earnings tidak secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang yang lebih baik daripada prediktor komponen arus kas. Hal ini berarti, pada tahun – tahun tertentu prediktor komponen arus kas khususnya arus kas operasi justru merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan dibanding prediktor earnings. Hasil perhitungan MAPE memberikan kesimpulan bahwa model 5 lebih unggul daripada model 4.


(27)

b) Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006), dengan jurnal penelitian berjudul ”Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”.

1. Perumusan Masalah

”Apakah laba atau arus kas yang memiliki kemampuan lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif dan laba negatif”.

2. Hipotesis

a. Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas masa depan dibandingkan dengan arus kas untuk perusahaan yang melaporkan laba positif.

b. Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas masa depan dibandingkan dengan arus kas untuk perusahaan yang melaporkan laba negatif.

3. Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan. Variabel independen yang digunakan adalah arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih sebelum pos – pos luar biasa tahun berjalan.

4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah regresi linier berganda. Uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t di tiap – tiap variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi tahun berjalan)


(28)

manakah yang paling berkaitan erat dan signifikan terhadap variabel dependen (arus kas operasi periode setelah tahun amatan) pada perusahaan yang berlaba positif dan perusahaan yang berlaba negatif. 5. Kesimpulan

a. Hipotesis pertama, nilai F hitung adalah sebesar 82,725 dan nilainya signifikan secara statistik pada alfa 0,05 sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan. Berdasarkan uji t, pada alfa 0,05 dengan nilai t hitung 5,073 untuk laba sebelum pos – pos luar biasa dan 9,213 untuk arus kas operasi berjalan. Dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

b. Hipotesis kedua, nilai F hitung adalah sebesar 8,907 yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kelompok perusahaan berlaba positif, namun nilai F hitung tersebut juga signifikan secara statistik pada alfa 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel independen signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya, diperoleh t-hitung 1,189 untuk laba sebelum pos – pos luar biasa dan nilai t ini tidak ini tidak signifikan secara statistik karena probabilitas signifikansi untuk laba ini jauh di atas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif kedua ditolak, yang artinya laba tidak memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi


(29)

tahun berjalan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan untuk kelompok yang berlaba negatif.

c) Ivon Dwi Raharjo dan Linda Kusumaning W (2005), dengan jurnal penelitian berjudul ”Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”.

1. Perumusan Masalah:

a.Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan? b.Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk

memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan? 2. Hipotesis:

H1a : perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

H2a : perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.

H1b : perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan. H2b : perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.


(30)

H1c : perubahan rasio keuangan Tottal Assets Turn Over Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

H2c : perubahan rasio keuangan Tottal Assets Turn Over Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.

H1d : perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.

H2d : perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan.

3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang bertfungsi sebagai variabel independen adalah perubahan dari rasio keuangan, yang berdasarkan pada tahun dasar. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dimasa datang.

4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukan regresi logistik secara bersamaan, tetapi dilakukan sendiri – sendiri dengan cross sectional yaitu dengan melakukan pengujian


(31)

Model Fit, pengujian koefisien regresi dan Variabel In The Equation, dan penilaian ketepatan prediksi pada clasification tabel.

5. Hasil Penelitian

a. Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga model baik dan dapat dipakai untuk analisis selanjutnya.

b. Berdasarkan pengujian Overall Model Fit, dapat disimpulkan bahwa dapat menunjukkan model yang baik.

c. Berdasarkan pengujian koefisien regresi dan Variabel In The

Equation, yaitu tidak terdapat variabel independen yang nilai

signifikansinya yang lebih kecil untuk satu dan dua tahun kedepan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis alternatif karena tidak ada perubahan rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk satu tahun dan dua tahun kedepan.

d. Berdasarkan penilaian ketepatan prediksi pada clasification tabel

menunjukkan bahwa dari 47 perusahaan yang perubahan labanya positif hanya 19 perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar untuk satu tahun kedepan. Sedangjan untuk dua tahun kedepan


(32)

menunjukkan bahwa dari 19 perusahaan yang labanya positif hanya 2 perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar.

d) Handri Thiono (2007), dengan jurnal penelitian berjudul ”Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Dividen Masa Depan”.

1. Perumusan Masalah

a. Apakah model dengan komponen arus kas metoda langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik daripada model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan.

b. Apakah model dengan komponen arus kas metoda langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik daripada model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi dividen masa depan.

2. Hipotesis

H1: Model dengan komponen arus kas metoda langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung dalam memprediksi arus kas masa depan.

H2: Model dengan komponen arus kas metoda langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung dalam memprediksi dividen masa depan.


(33)

3. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel dependen, yaitu arus kas operasi masa depan dan dividen masa depan.

Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independen adalah arus kas masuk operasi, arus kas keluar operasi, laba bersih, dan akrual.

4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Parameter – parameter model penelitian ini ditaksir dengan regresi data panel. Penelitian ini mempertimbangkan 4 metode regresi data panel, yaitu 1)model regresi linier (OLS), 2) model covariance (FEM), 3) model error components (ECM), 4) model otokorelasi runtun waktu (GLS).

5. Hasil Penelitian

a. Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan.

b. Pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keakuratan model dengan komponen arus kas metoda langsung dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi dividen masa depan.


(34)

e) Slamet Sugiri (2003), dengan jurnal penelitian berjudul ”Nilai Tambah Informasi Arus Kas Studi Empiris di BEJ”.

1. Perumusan Masalah

”Apakah laba historis berhubungan secara positif dengan arus kas perioda mendatang dan apakah arus kas historis menyediakan informasi tambahan terhadap laba historis dalam memprediksi arus kas perioda mendatang”.

2. Hipotesis

H1: Laba historis berhubungan secara positif dengan arus kas periode mendatang.

H2: Arus kas historis menyediakan informasi tambahan terhadap laba historis dalam memprediksi arus kas perioda mendatang.

3. Variabel Penelitian

Variabel – variabel penelitian ini adalah arus kas dan laba. 4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi liner bergnda, sedangkan untuk uji hipotesis dalam penelitian menggunakan nilai F hitung.

5. Hasil Penelitian

Laba memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas perioda mendatang dan bahwa arus kas berguna bagi pengguna laporan keuangan sebagai informasi yang menyediakan kemampuan tambahan terhadap laba untuk memprediksi arus kas perioda mendatang.


(35)

Persamaan dari penelitian dengan penelitian terdahulu adalah sama – sama menggunakan data laporan keuangan sebagai populasi penelitian dan model analisis regresi linier berganda.

Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1: Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang

No. Nama Peneliti Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian 1. Bandi dan Rahmawati 2005 Relevansi Kandungan Informasi

Komponen Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan

Variabel independen: arus kas aktivitas operasi, arus kas aktifitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan earnings.

Variabel dependen: arus kas masa depan.

Prediktor earnings tidak secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang yang lebih baik daripada prediktor komponen arus kas. Hal ini berarti, pada tahun – tahun tertentu prediktor komponen arus kas khususnya arus kas operasi justru merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan dibanding prediktor earnings. 2. Ivon Dwi Raharjo dan

Linda Kusumaning W

2005 Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ

Variabel independen adalah perubahan dari rasio keuangan, yang berdasarkan pada tahun dasar. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dimasa datang.

Tidak terdapat variabel independen yang nilai signifikansinya yang lebih kecil untuk satu dan dua tahun kedepan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis alternatif karena tidak ada perubahan rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk satu tahun dan dua tahun kedepan.

3. Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto

2006 Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan. Variabel independen yang digunakan adalah arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih sebelum pos – pos luar biasa tahun berjalan.

Hipotesis pertama: bahwa laba dan arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.

Hipotesis kedua: laba tidak memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi tahun berjalan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan untuk kelompok yang berlaba negatif

4. Handri Thiono 2007 Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Dividen Masa Depan

Variabel dependen, yaitu arus kas operasi masa depan dan dividen masa depan. Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independen adalah arus kas masuk operasi, arus kas keluar operasi, laba bersih, dan akrual.

Pengujian hipotesis 1

membuktikan bahwa model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan.

Pengujian hipotesis 2

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keakuratan model dengan komponen arus kas metoda langsung dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi dividen masa depan.

5. Pratitis Indah Widyawati

2011 Pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas dimasa yang akan datang pada perusahaan

Variabel dependen: prediksi laba yang akan datang dan prediksi arus kas yang akan datang. Variabel Independen:


(36)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berada di luar ataupun di dalam perusahaan tersebut. Informasi akuntansi adalah informasi yang disediakan melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai laporan. Informasi akuntansi bermanfaat bagi perusahaan dalam mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi akan bermanfaat apabila mempunyai nilai serta dapat digunakan dan dipercaya oleh para pemakai informasi tersebut. Dalam Suwardjono (2003), informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut :

1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang atau masa depan.

2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai profitabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.

3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

Sudah selayaknya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas, yang dapat dipercaya dan diandalkan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi Keuangan, manajemen menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi yang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.


(37)

Informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami ini menjadi karakteristik kualitatif laporan keuangan, seperti yang tertuang dalam kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga

Standards of Financial Accounting Concept No. 2 Qualitative Characteristics of

Accounting Information (SFAC). Penjelasan mengenai relevan, keterandalan,

dapat dibandingkan, dan dapat dipahami adalah sebagai berikut : 1. Relevan :

Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai nilai prediksi, umpan balik serta ketepatan waktu, yang mampu membantu para pemakai informasi dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan hasil dari evaluasi kejadian di masa lalu, masa kini, dan masa depan.

2. Keterandalan :

Informasi yang andal yaitu kualitas informasi yang mampu memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid, dapat dipercaya dan diandalkan. Dimana kualitas tersebut mengandung nilai ketepatan dalam penyajian, yaitu disajikan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya secara wajar, bersifat netral yaitu tidak berpihak pada kelompok tertentu atau hanya untuk memenuhi kepentingan kelompok tertentu, dan bebas dari pengertian yang menyesatkan atau kesalahan material.


(38)

3. Dapat dibandingkan :

Informasi yang mempunyai daya banding adalah informasi yang dapat dibandingkan secara antar periode (Parawiyati, 1997). Ini dilakukan untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

4. Dapat dipahami :

Dapat dipahami yaitu kemampuan informasi untuk dapat dicerna oleh pemakai, dan pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan memenuhi karakteristik di atas, maka pemakai laporan keuangan dapat meyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor untuk dapat memberikan keputusan atau kontribusi yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut.


(39)

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan 2.2.2.1. Pengertian

Menurut Lukman Syamsudin (1995:37) ”Analisis laporan keuangan menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinan di masa depan”. Dwi prastowo (1995:30), mengatakan analisis laporan keuangan adalah suatu proses keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Awat Napa J (1998:379)mendefinisikan analisa laporan keuangan sebagai berikut ”analisa laporan keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja perusahaan pada waktu yang lalu dan prospeknya dimasa mendatang”. Melalui analisa keuangan diharapkan kita dapat menemuka kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

Dari beberapa pendapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menganalisa laporan keuangan akan diperoleh jawaban mengenai masalah posisi keuangan perusahaan dimasa lalu dan digunakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan perusahaan, dengan mendasarkan pada posisi keungan perusahaan yang ada dilaporan keuangan.


(40)

2.2.2.2. Tujuan dan Pentingnya Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak - pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang diambil (Munawir, 1998 : 3).

Menurut Dwi Prastowo (1995:31) tujuan analisis keuangan sebagai berikut:

a. Sebagai alat screening awal dalam memilihi alternatif investasi atau merger.

b. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa datang.

c. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

Sedangakan Djahidin (1982:57) berpendapat bahwa tujuan analisis laporan keuangan dan interprestasinya adalah untuk ”Mengadakan penilaian atas keadaan keuangan dan potensi atau kemajuan suatu perusahaan dengan mempelajari angka – angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab akibat”.


(41)

Dari uraian diatas dapat dicari suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan dapat membantu kinerja masa lalu dan prospeknya dimasa depan. Dan dari hasil analisis laporan keuangan maka dapat digunakan untuk mendiagnosis tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Hasil yang kurang baik memerlukan analisis lebih lanjut dan perbaikan rencana yang akan datang.

2.2.2.3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Ada 2 metode yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu metode analisis horizontal dan metode analisis vertikal.

1. Analisis Horizontal

Adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya, metode horizontal ini disebut juga sebagai metode analisis dinamis.

2. Analisis Vertikal

Yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya pada periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya (Munawir, 1998:36).

Teknik analisis yang ladzim digunakan dalam analisis laporan keuangan sebagai berikut:


(42)

a. Analisis perbandingan laporan keuangan.

Adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

b. Trend atau tendensi posisi.

Adalah metode dan teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik, atau bahkan turun.

c. Laporan dengan presentasi perkomponen atau commonsize statement.

Adalah metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur pemodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

d. Analisis sumber data dan penggunaan modal kerja.

Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber – sumber dan penggunaanya modal kerja dalam periode tertentu.

e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis).

Adalah suatu analisis untuk menegtahui sebab – sebab berubahnya jumlah uang kas selama periode tertentu.


(43)

f. Analisis rasio.

Adalah suatu periode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atas laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

g. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis).

Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui sebab – sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

h. Analisis Breakevent Point.

Adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga diketahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan (Munawir 1998 : 36-37).

2.2.3. Laporan Keuangan

Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan, yang informasinya ditujukan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Tidak semua informasi dilaporkan dalam laporan keuangan, karena


(44)

menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan

(financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).

Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah :

1. Neraca, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan posisi keuangan. Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. (Warren, 2005 : 27).

Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih perusahaan.

Neraca dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan . (Kieso, 2002 : 216).

Neraca disiapkan per tanggal tertentu.

Neraca melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut serta klaim dari kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut.


(45)

2. Laporan laba rugi, sering disebut sebagai laporan operasional. Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban – beban yang terjadi. (Warren, 2005 : 25).

Perhitungan laba rugi adalah laporan laba rugi yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. (Kieso, 1995 : 177).

Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan.

Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban dan laba atau ruginya.

3. Laporan perubahan ekuitas, sering disebut sebagai laporan ekuitas pemegang saham.

Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode yang sama seperti laporan laba rugi.

Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam ekuitas karena laba atau rugi serta keuntungan dan kerugian tertentu yang meliputi laba komprehensif lainnya, dan transaksi lainnya dengan pemilik yang menambah atau mengurangi ekuitas. Transaksi lainnya tersebut termasuk investasi tambahan oleh


(46)

pemilik dalam usaha, pembayaran dividen atau distribusi kepada pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh perusahaan.

Menurut Warren (2005 : 25), laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Tiga jenis transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik adalah:

a. Investasi awal

b. Pendapatan dan beban c. Penarikan oleh pemilik. 4. Laporan arus kas

Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama satu periode. (Kieso, 1995:279).

Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: (1) Aktivitas operasi, (2) Aktivitas investasi, (3) Aktivitas pendanaan. (Warren, 2005 : 27).

Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan laporan laba rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.

Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua perubahan-perubahannya secara bersama-sama menghasilkan perubahan kas di neraca dari awal hingga akhir periode.


(47)

5. Catatan atas laporan keuangan

Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP adalah agar pemakai eksternal dapat membuat keputusan ekonomis yang lebih baik mengenai perusahaan, berbagai pengungkapan (disclosures) diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan utama. Pengungkapan ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam laporan-laporan tersebut, dan penjelasan metode-metode yang digunakan untuk transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian. Catatan atas laporan keuangan perlu dibaca dengan teliti untuk memahami ke empat laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur atau elemen laporan keuangan. Berdasarkan IAI tahun 2004 terdapat lima elemen laporan keuangan, yaitu :

1. Aktiva, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.


(48)

3. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Menurut IAI tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi, (a) aktiva, (b) kewajiban, (c) ekuitas, (d) pendapatan dan beban, dan (e) arus kas. Informasi-informasi tersebut beserta informasi lainnya terdapat dalam kelima bentuk laporan keuangan yang nantinya membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.


(49)

Pelaporan keuangan dan laporan keuangan berbeda dalam hal kegunaan masing-masing. Beberapa informasi penting akan lebih baik disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa informasi penting lainnya akan lebih baik bila dilaporkan dalam media laporan lain. Walaupun demikian, terdapat persamaan dalam tujuan laporan keuangan dan pelaporan keuangan karena bagaimanapun juga laporan keuangan merupakan bagian utama dalam pelaporan keuangan.

SFAC No.1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007), disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Lebih lanjut FASB menyebutkan :

Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain lain.

Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No. 1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007) adalah sebagai berikut :

1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang


(50)

rasional tentang kegiatan bisnis dan memiliki kemampuan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional.

2. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan.

3. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber para entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut.

4. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performa keuangan) suatu perusahaan selama suatu periode.

5. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen kas dan distribusi lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi. 6. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya.


(51)

7. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik.

Dalam PSAK No. 1 dijelaskan mengenai tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai laporan keuangan. Dapat disimpulkan, bahwa pelaporan keuangan dan laporan keuangan sama-sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai kondisi perusahaan dan prospek kelangsungan usahanya di masa depan, yang digunakan para pemakai laporan keuangan khususnya external users, dalam membuat keputusan-keputusan strategis.

Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi

internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users

(pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan strategis perusahaan.

External users terdiri dari :

1. Kreditor, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman pada waktunya.

2. Investor dan potensial investor, membutuhkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya.

3. Regulatory agencies atau pemerintah termasuk Bursa Efek Indonesia,


(52)

4. Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja.

5. Pemberi pinjaman dan pemasok, membutuhkan laporan keuangan dalam penentuan kewajaran kredit pelanggan.

6. Customers, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan

perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo.

7. Badan-badan atau pihak-pihak yang peduli lingkungan, akademisi, masyarakat umum dan kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau kepentingan-kepentingan lain.

Para pemakai laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi investor dan kreditor. Konsep dasar indikator kinerja adalah suatu ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi investor dan kreditor.


(53)

2.2.4. Laba

Salah satu dari komponen keuangan yang seringkali menjadi perhatian pemegang saham dan calon investor adalah laporan laba rugi. Laporan ini mengukur keberhasilan kegiatan usaha perusahaan selama satu periode tertentu. Para pelaku bisnis menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kemampuan membayar hutang. Laporan laba rugi juga membantu pengguna laporan keuangan memprediksi arus kas dimasa mendatang.

Menurut Zaki Baridwan (1997:31) laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pebdapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya – biaya yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.

Dari sudut pandang akuntansi yang dimaksud laba ini adalah perbedaan antar revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biaya – biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.

Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu :

1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung.

Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Jadi, hanya ada dua pengelompokkan, yaitu pendapatan dan biaya. Dalam mempertemukan


(54)

unsur pendapatan dan biaya hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh pendapatan darimanapun asalnya dijumlahkan terlebih dahulu untuk menghasilkan total pendapatan dalam suatu periode. Begitu pula dengan unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan tanpa menunjukkan apakah biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau diluar usaha pokok untuk menghasilkan total biaya dalam suatu periode.

2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap.

Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan atau usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk bertahap menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut sumbernya, misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan, produksi dan administrasi. Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya serta biaya antar kegiatan atau fungsi dalam tahun yang sama.

Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi dapat menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya dan laba yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi manajerial dan seluruh karyawan untuk terus berkinerja lebih baik lagi.


(55)

Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan keuangan memprediksi arus kas masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso (2005), informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk :

Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan pesaing.

Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan datang. Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa mendatang.

Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa mendatang. Komponen-komponen dalam informasi laba, seperti pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan diantara komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat tertentu suatu arus kas di masa mendatang.

Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso, 2005) :


(56)

1. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum.

2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi. 2.2.4.1. Keunggulan dan Kelemahan Laba

Adapun keunggulan laba menurut Belkoui (Anis dan Ghozali, 2001:303):

1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang didukung bukti objektif.

3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengikuti pendapatan, laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi.

4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama pertanggungjawaban manajemen.

Kelemahan dari laba akuntansi adalah :

1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum direalisasi dalam suatu periode karena prinsip cost hitoris dan prinsip realisasi.


(57)

2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost hitoris mempersulit perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode perhitungan cost dan metode alokasi.

3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan

konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak

relevan.

2.2.4.2. Prediksi Laba

Informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun, demikian kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditiingkatkan denhan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos – pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. (IAI, 2004:5).

2.2.5. Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut.


(58)

Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan, dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir.

Arus kas mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan invesatasi di fixed asset dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang selanjutnya juga akan menaikkan harga saham (Brigham et al,1997 :110).

Laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga mendapatkan banyak perhatian dari investor. Menurut PSAK No. 2, laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan arus kas yang terjadi selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, pendanaan dan investasi.

PSAK No. 2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas yaitu memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas perusahaan melalui laporan arus kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi maupun aktivitas pendanaan selama periode akuntansi.


(59)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah daftar yang memuat angka – angka atau nilai arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas yang merupakan jumlah dari arus kas operasi,investasi, dan pendanaan dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus dapat membantu para pananaman modal, kreditur dan pihak lainnya untuk: (Keiso,1995:123)

a. Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa yang akan datang.

b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern.

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas yang berkaitan.

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan selama periode tertentu.

2.2.5.1. Tujuan Arus Kas

Tujuan utama dari arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran atau suatu satuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar mengenai aktifitas operasi, investigasi pendanaan. Menurut FASB No. 95, informasi yang diberikan dalam


(60)

suatu laporan arus kas, jika digunakan dalam penggunaan yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus membantu investor, kreditur dan pihak lain. Laporan arus kas melaporkan pemgiriman kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama saru periode dalam satu format yang merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.

Laporan arus kas dengan demikian membantu menunjukkan bagaimana mungkin untuk melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden. Atau akan menceritakan apakah perusahaan mengeluarkan atau menarik utang atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Pelaporan kenaikan bersih dalam kas dipandang berguna pada investor kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui secara umum dapat mengetahui apa yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling lancar yaitu kas.

2.2.5.2. Kegunaan Arus Kas

Menurut Sofyan (1998:257) arus kas mempunyai beberapa kegunaan dan dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:

1. Kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengontrol arus kas masuk dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.

2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk membayar dividen di masa yang akan datang.

3. Informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.


(61)

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan datang.

5. Alasan perbedaan antara laba dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Pengaruh investor baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.2.5.3. Klasifikasi Arus Kas

Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.

1. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi (Operating Cash Flow).

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:

a. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.

b. Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan uasaha yang utama.


(62)

2. Arus Kas Dari Kegiatan Investasi (Investing Cash Flow)

Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya. Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :

a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.

b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.

c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas investasi.

3. Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan (Financing Cash Flow).

Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :


(63)

1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.

2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan.

3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya.

2.2.5.4. Prediksi Arus Kas

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan (SAK, 2004:2.3).


(64)

Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas ialah adanya transaksi – transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui kas. Contohnya, aktiva tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau pengeluaran saham dalam hal – hal seperti ini perlu adanya informasi tambahan mengenai kemungkinan bahwa arus kas dikemudian hari berbeda dari arus kas dimasa yang lalu.

Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak – kontrak atau perikatan – perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti: lease jangka panjang, commitment untuk dana pensiunan, dan lain – lain.

Menurut Husnan (1996:137), masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami arus kas yang relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin tidak disengaja dilakukan tetapi mungkin juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal – hal berikut:

a. Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.

b. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme), lebih – lebih kalau produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama.

c. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi.

d. Jangan masukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil).


(65)

Seringkali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas.

2.3. Teori – Teori yang Digunakan dalam Penelitian 2.3.1. Teori Keagenan

Dari sudut pandang teori agensi, prinsipal (pemilik atau manajemen puncak) membawahi agen (karyawan atau manajer yang lebih rendah) untuk melaksanakan kinerja yang efisien. Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkungan. Teori ini mengasumsikan bahwa prinsipal bersikap netral terhadap risiko sementara agen bersikap menolak usaha dari risiko. Agen dan prinsipal diasumsikan termotivasi oleh kepentingannya sendiri, dan sering kali kepentingan antara keduanya berbenturan. Menurut pandangan prinsipal, kompensasi yang diberikan kepada agen tersebut didasarkan pada hasil, sementara menurut pandangan agen, dia lebih suka jika sistem kompensasi tersebut tidak semata – mata melihat hasil tetapi juga tingkat usahanya (Ikhsan,Arfan, 2008:56).

Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

(Mursalim, 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut

principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making

kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak


(66)

kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun

principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer perusahaan. Dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimiliki.

Tetapi di satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak (full

information) dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan

adanya asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor. 2.3.2. Teori Asimetri: Informasi dan Signalling

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang


(67)

diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen). Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal.

Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder

pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya

biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.


(68)

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self

interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk

adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa

informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan (Muh.arief). Sedangkan teori signalling menurut Houston dan Brigham (2001:36) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi suatu petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Sony dan Hasan:2009). Teori signal (signalling theory) membahas tentang seharusnya signal – signal keberhasilan atau kegagalan manajemen

(agent) disampaikan kepada pemilik modal (principles). Dalam hal ini,

penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai signal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum.


(1)

4.6.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya keterbatasan antara lain:

1. Sampel yang diambil cukup kecil hanya 10 Perusahaan Otomotif dari 13 Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Tahun pengamatan yang hanya menggunakan tahun 2006-2009, karena keterbatasan data yang tersedia bagi keperluan penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris mengenai adanya pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba di masa yang akan datang, serta membuktikan bahwa laba dan arus kas juga berpengaruh dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang.

Berikut ini adalah kesimpulan penelitian berdasarkan pengujian hipotesis: 1. Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa sesuai dari hasil uji F yang

dilakukan,terbukti bahwa laba dan arus kas berpengaruh signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang. Sedangkan sesuai dari hasil uji t yang dilakukan yaitu hanya variabel laba secara parsial berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang.

2. Pengujian hipotesis 2 membuktikan bahwa sesuai dari hasil uji F yang dilakukan,terbukti bahwa laba dan arus kas berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas yang akan datang. Sedangkan sesuai dari hasil uji t yang dilakukan yaitu hanya variabel laba secara parsial berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi arus kas yang akan datang. Sehingga hipotesis penelitian ini sebagian teruji kebenarannya.


(3)

5.2. Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa kontribusi penting, khususnya bagi investor dalam menentukan keputusan investasinya di pasar modal, dengan memanfaatkan laporan arus kas dan laba, hal ini sangat penting karena laba dan arus kas merupakan prediktor yang baik dalam mempreediksi laba dan arus kas di masa yang akan datang.

2. Bagi analis keuangan, investor, dan manajer bahwa laba dan arus kas merupakan informasi akuntansi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam menilai prospek dan kinerja perusahaan dalam suatu periode, mengingat variabel laba dan arus kas berpengaruh dalam memprediksi laba dan arus kas yang akan datang. 3. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya mempertimbangkan

keterbatasan yang ada dalam penelitian ini yaitu dapat memasukkan tambahan variabel-variabel lain dalam model penelitian sehingga dapat diperoleh prediktor yang lebih baik, memperpanjang tahun pengamatan, dan mengadakan penelitian dengan obyek penelitian yang berbeda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks:

Anis Choriri dan Imam Ghozali, 2001, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, UNDIP, Semarang.

Anonim, 2010, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Penerbit UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Awat, Napa.J, 1998, Management Keuangan (Pendekatan Matematis), Penerbit PT Gramedia Pustaka Tama, Jakarta.

Djahidin. AK,Drs.Ec.Farid, 1982, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Financial Accounting Standards Board, 1980, Statements of Financial Accounting Concepts, Connecticut: John Wiley and Sons Inc.

Ghozali. I dan A. Chariri, 2007, Teori Akuntansi, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Husnan Suad, 1996, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, Buku 1 Edisi 4, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Ikhsan.A dan Ishak.M, 2008, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E. Dan Jerry J. Weygandt, 2002, Akuntansi Intermediate, Jilid ı, Erlangga, Jakarta.

Munawir, 1998, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Nazir, M. 1998, Metodologi Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Prastowo, Dwi, 1995, Analisa Laporan Keuangan (Konsep & Aplikasi), Penerbit UUP,AMP,YKPN, Yogyakarta.

Safri, Sofyan, 1998, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(5)

Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT Elek Media Komputindo, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Surabaya.

Syamsudin, Lukman, 1995, Manajemen Keuangan, Penerbit Perusahaan Hanindito, Yogyakarta.

Walpole, 1995, Pengantar Statistika, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

www.idx.co.id

Makalah:

Arief,M. Asimetri Informasi Dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan Dalam Hubungan Keagenan,______________

Jurnal:

Bandi dan Rahmawati, 2005, Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.5 No.1.

Dahler, Yolanda dan Rahmat Febrianto, 2006, Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas Dalam Masa Depan, Universitas Andalas, SNA IX, Padang.

Dwi, Ivon dan Linda Kusumaning, 2005, Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ, Akuntansi dan Teknologi Informasi Vol.4 No.2.

Sugiri, Slamet, 2003, Nilai Tambah Informasi Arus Kas Studi Empiris Di BEJ, KOMPAK: Jurnal Akuntansi, Manajemen, Dan Sistem Informasi No.9, Hal. 313-329.

Thiono, Handri, 2007, Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung Dan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas Dan Dividen Masa Depan, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.10 No.2 Hal.179-198.


(6)

Skripsi:

Agus Ramadhan, Lutfi, 2008, Pengaruh Laba dan Arus Kas Dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Di Masa Mendatang Pada Perusahaan Otomotif di BEJ, FE-UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Total Arus Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Jasa Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 38 80

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011)

1 4 19

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011)

0 3 19

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG (Stu

0 3 13

KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG.

0 2 10

KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG.

0 1 104

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 97

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 118

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22

PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Progra

0 0 23