Pengaruh motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah : studi kasus siswa-siswi kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten - USD Repository

  

PENGARUH MOTIVASI, BAKAT, MINAT DAN

STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PILIHAN SEKOLAH

  Studi Kasus Siswa-siswi Kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh:

  

Maria Laetitia Yektiningsih

  NIM : 031334062

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk: Bapa, Putera yang Berhati Kudus serta Roh Kudus yang selalu menerangiku

  Bunda Maria Sang Penolong sejati Uni Roma Ordo Santa Ursula Semua yang mengasihi aku Semua yang aku layani dalam kasih-NYA

  MOTTO Cintailah semua puteri/putera anda tanpa pilih kasih karena mereka semuanya ANAK ALLAH dan anda tidak tahu apa yang DIA rencanakan bagi mereka semua.

  (Nasihat Ke 8, St. Angela Merici) SOLI DEO GLORIA The LORD is my shepherd

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus atas kasih dan penyertaan- Nya secara khusus dalam seluruh proses belajar hingga selesainya penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah, studi kasus siswa-siswi kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Menyadari betapa banyak pihak yang telah memberi bantuan, berupa bimbingan, masukan, saran, kritik dan dukungan, maka dengan kerendahan hati perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  2. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, masukan serta saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak/Ibu Dosen penguji yang memberi masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan memberikan bimbingan selama proses belajar hingga selesainya skripsi ini.

  6. Teman-teman angkatan 2003 yang telah memberikan masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Penelitian dan atas kerelaannya untuk saling berbagi pengetahuan selama proses belajar.

  7. Seluruh staf administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar hingga selesainya skripsi ini.

  8. Sr. Anastasia Ratnawati, OSU selaku Kepala Sekolah SMP Maria Assumpta Klaten yang mengizinkan untuk mengadakan penelitian, Bapak/Ibu Guru dan semua karyawan SMP Maria Assumpta yang membantu untuk mengumpulkan data dan informasi selama penelitian. Juga kepada adik-adik kelas IX atas kesediaannya mengisi kuesioner.

  9. Sr. Maria D. Sasmita, OSU yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk mengembangkan diri secara khusus selama belajar di Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  10. Sr. Martini, OSU dan para Suster sekomunitas yang selalu mendoakan dan mendukung selama proses belajar hingga selesainya skripsi ini.

  11. Asramawati Pondok Angela yang memberi semangat dengan keceriaan dan keunikkannya masing-masing.

  12. Kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu mendukung dengan doa-doanya.

  

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI, BAKAT, MINAT DAN

STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PILIHAN SEKOLAH

  Studi Kasus Siswa-siswi Kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten

  

Maria Laetitia Yektiningsih

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara: (1) motivasi dengan pilihan sekolah; (2) bakat dengan pilihan sekolah; (3) minat dengan pilihan sekolah; (4) status sosial ekonomi dengan pilihan sekolah; (5) motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi dengan pilihan sekolah.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMP Maria Assumpta Klaten pada bulan Oktober 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas IX yang berjumlah 179 siswa. Sejumlah 100 siswa diambil sebagai sampel dengan teknik

  proportional sampling.

  Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan teknik the logit model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi terhadap pilihan sekolah (probabilitas hitung = 0,145>0,05); (2) tidak ada pengaruh yang signifikan bakat terhadap pilihan sekolah (probabilitas hitung = 0,392>0,05); (3) tidak ada pengaruh yang signifikan minat terhadap pilihan sekolah (probabilitas hitung = 0,719>0,05); (4) ada pengaruh yang signifikan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah (probabilitas hitung = 0,001<0.05); (5) ada pengaruh yang signifikan motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah (probabilitas hitung = 0,001<0,05).

  

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MOTIVATION, APTITUDE, INTEREST,

SOCIAL ECONOMY STATUS TOWARD SCHOOL CHOICE

  th

  A Case Study: 9 Grade Students at “Maria Assumpta” Junior High School, Klaten

  

Maria Laetitia Yektiningsih

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  The research were aimed to know whether or not there were any influence of: (1) motivation toward school’ choice; (2) aptitude toward school choice ; (3) interest toward school choice; (4) social economy status toward school choice; (5) motivation, aptitude, interest, social economy status taken together toward school choice.

  The research was conducted for the ninth graders of “Maria Assumpta” Junior High School, Klaten, on October 2007. The research population was the ninth graders of “Maria Assumpta” Junior High School, Klaten, amounts to 179 students.

  100 students were taken as samples with proportional sampling technique. The technique of collecting data used were questionnaire, documentations and interviews. The data analysis used was the logit model technique.

  The results of the research indicated that: (1) there was not significant influence of motivation toward school choice (probability count = 0.145>0.05); (2) there was not significant influence of aptitude toward school choice (probability count = 0.392>0.05); (3) there was not significant influence of interest toward school choice (probability count = 0.719>0.05); (4) there was significant influence of social economy status toward school choice (probability count = 0.001<0.05); (5) there was significant influence of motivation, aptitude, interest, social economy status taken together toward school choice (probability count = 0.001<0.05).

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv MOTTO .................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................................ x

  ABSTRACT

  ............................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

  BAB II KAJIAN TEORETIK A. Motivasi .......................................................................................... 8

  1. Pengertian Motivasi .................................................................... 8

  2. Teori-teori Motivasi .................................................................... 9

  3. Penggolongan Motivasi .............................................................. 12

  4. Fungsi Motivasi ......................................................................... 14

  5 Tujuan Motivasi ......................................................................... 15

  6. Unsur-unsur Penggerak Motivasi .............................................. 15

  7. Cara Mengukur Motivasi .......................................................... 16

  B. Bakat ............................................................................................. 17

  C. Minat ............................................................................................. 18

  1. Pengertian Minat ....................................................................... 18

  2. Fungsi Minat ............................................................................. 20

  3. Unsur-unsur yang Menimbulkan Minat .................................... 20

  4. Faktor yang Mempengaruhi Minat ........................................... 21

  D. Status Sosial Ekonomi .................................................................. 22

  1. Tingkat Pendidikan Orang Tua ................................................. 23

  2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ........................................................ 24

  3. Tingkat Pendapatan Orang Tua ................................................. 27

  E. Pilihan Sekolah .............................................................................. 28

  F. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 29

  Minat Melanjutkan Studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ....................................................................................... 29

  2. Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ......................... 31

  G. Kerangka Berpikir ......................................................................... 32

  1. Pengaruh Motivasi terhadap Pilihan Sekolah ............................ 32

  2. Pengaruh Bakat terhadap Pilihan Sekolah ................................ 33

  3. Pengaruh Minat terhadap Pilihan Sekolah ............................... 33

  4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah ..................................................................................... 34

  5. Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah ............................................................ 34 H. Hipotesis ....................................................................................... 35

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 37 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 37 C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 37 D. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 38 E. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi ...................................... 39

  1. Variabel Penelitian .................................................................... 39

  F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46

  G. Pengujian Instrumen ..................................................................... 47

  1. Uji Validitas .............................................................................. 47

  2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 49

  H. Pengujian Hipotesis Penelitian ..................................................... 52

  BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya SMP Maria Assumpta .................................... 58 B. Visi, Misi, Motto dan Strategi Sekolah ......................................... 60 C. Program Sekolah ........................................................................... 63 D. Struktur Organisasi ....................................................................... 64 E. Tugas Organisasi Pelaksana .......................................................... 64 F. Daftar Guru dan Pembagian Tugas ............................................... 68 G. Siswa SMP Maria Assumpta Klaten ............................................. 69 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan ...................................................... 69 I. Fasilitas Pendidikan ....................................................................... 71 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................... 73

  1. Motivasi .................................................................................... 73

  2. Bakat ......................................................................................... 74

  4. Status Sosial Ekonomi .............................................................. 77

  5. Pilihan Sekolah ......................................................................... 78

  B. Pengujian Hipotesis Penelitian ...................................................... 78

  1. Pengaruh Motivasi terhadap Pilihan Sekolah ............................ 79

  2. Pengaruh Bakat terhadap Pilihan Sekolah ................................. 81

  3. Pengaruh Minat terhadap Pilihan Sekolah ................................ 83

  4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah ...... 84

  5. Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah .......................................................... 86 C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 92

  1. Pengaruh Motivasi terhadap Pilihan Sekolah ............................ 92

  2. Pengaruh Bakat terhadap Pilihan Sekolah ................................. 94

  3. Pengaruh Minat terhadap Pilihan Sekolah ................................. 95

  4. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah ...... 96

  5. Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonomi terhadap Pilihan Sekolah ........................................................... 99

  BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 105 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 106 C. Saran ............................................................................................ 107

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel III.1 Skor Kuesioner .................................................................................. 41 Tabel III.2 Kisi-kisi Variabel Motivasi ................................................................ 42 Tabel III.3 Kisi-kisi Variabel Bakat ..................................................................... 42 Tabel III.4 Kisi-kisi Variabel Minat .................................................................... 43 Tabel III.5 Skor Untuk Tingkat Pendidikan ......................................................... 44 Tabel III.6 Skor Untuk Jenis Pekerjaan ............................................................... 44 Tabel III.7 Skor Untuk Tingkat Pendapatan ........................................................ 45 Tabel III.8 Kisi-kisi Variabel Status Sosial Ekonomi .......................................... 45 Tabel III.9 Skor Untuk Pilihan Sekolah ............................................................... 46 Tabel III.10 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi dan

  Bakat .................................................................................................. 48 Tabel III.11 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat dan Status

  Sosial Ekonomi .................................................................................. 49 Tabel III.12 Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas .......................................... 51 Tabel IV.1 Data Guru dan Pembagian Mengampu Bidang Studi ........................ 68 Tabel IV.2 Data Siswa SMP Maria Assumpta Klaten Tahun Ajaran

  2007/2008 .......................................................................................... 69 Tabel V.1 Persentase Motivasi ........................................................................... 74 Tabel V.2 Penilaian Motivasi ............................................................................. 74

  Tabel V.4 Penilaian Bakat .................................................................................. 75 Tabel V.5 Persentase Minat ................................................................................ 76 Tabel V.6 Penilaian Minat .................................................................................. 76 Tabel V.7 Persentase Status Sosial Ekonomi ..................................................... 77 Tabel V.8 Penilaian Status Sosial Ekonomi ....................................................... 78 Tabel V.9 Persentase Pilihan Sekolah ................................................................ 78

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Bagan 1 Struktur Organisasi SMP. Maria Assumpta ............................................ 64

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 114 Lampiran 2 Data Penelitian ............................................................................... 122 Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................ 135 Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...................................................................... 145 Lampiran 5 Distribusi Frekuensi dan Daftar Penilaian ..................................... 148 Lampiran 6 Analisis Data ................................................................................. 161 Lampiran 7 Tabel Statistik ................................................................................ 190 Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 194

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Derajat suatu bangsa tidak diukur dari kekayaan sumber daya alamnya,

  melainkan dari sisi kualitas sumber daya manusianya. Jembatan emas untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas adalah pendidikan (Nara, 2006:34).

  Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu. Individu ini memerlukan lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Jenis pendidikan di Indonesia mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus (UU Sisdiknas). Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dalam kenyataan siswa yang memilih untuk masuk dalam sekolah kejuruan disinyalir sebagian besar berasal dari golongan yang kurang mampu memasuki sekolah umum baik secara akademik, finansial maupun secara

  2 SMA mempunyai status lebih tinggi dari pada SMK. Meskipun demikian penelitian Wahyuni (2004: 51-55) menunjukkan tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa terhadap minat melanjutkan studi ke SMK.

  Dari penelitian lain disepakati oleh para sosiolog adanya perbedaan dalam hal orientasi belajar berasal dari pandangan perbedaan kelas sosial. Hal ini tampak dari rendahnya minat dalam dunia pendidikan di kalangan ekonomi yang rendah. Pendapat tersebut relevan dengan hasil kajian data sekunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 1993-2004 di enam provinsi secara acak terlihat kesenjangan taraf pendidikan antara kelompok masyarakat miskin dan kaya masih tinggi. Kesenjangan partisipasi sekolah dari kelompok masyarakat termiskin dan terkaya mulai terlihat di SMP yakni 60,50% dan 68,92%.

  Kesenjangan ini semakin tinggi di SMA/SMK yakni 37,16% dan 46,69% (Kompas, 13/3/2007).

  Penelitian ini di lakukan di SMP Maria Assumpta Klaten terutama untuk siswa-siswi kelas IX yang sebentar lagi akan menempuh ujian akhir dan menentukan sekolah lanjutannya. Di SMP Maria Assumpta beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran lulusan dari yang memilih melanjutkan ke SMA beralih ke SMK. Siswa SMP Maria Assumpta berasal dari daerah pinggiran kota Klaten dan sebagian besar dari keluarga dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Melihat kondisi yang demikian dalam penelitian ini diyakini terdapat

  3 pengaruh antara motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK. Motivasi merupakan daya penggerak tingkah laku manusia. Motivasi menggerakkan individu sebagai keseluruhan yang padu dan teratur. Siswa menentukan pilihannya untuk sekolah di SMA/SMK dilatarbelakangi berbagai motif antara lain tidak diterima di sekolah yang diinginkan, setelah lulus dapat langsung bekerja, ikut teman, dan masih banyak lagi. Motif-motif itulah yang menjadi acuan untuk pengambilan keputusan siswa. Siswa SMP Maria Assumpta yang berasal dari keluarga menengah ke bawah tidak asing lagi melihat perjuangan orang tua mereka untuk membiayai hidup dan studinya. Dengan keadaan yang demikian membuat siswa berperilaku sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Perilaku yang relevan untuk saat ini adalah menentukan pilihan sekolah sebagai studi lanjut setelah tamat SMP. Dengan demikian diduga ada pengaruh antara motivasi siswa terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK.

  Bakat yang dimiliki setiap orang adalah berbeda-beda. Sejumlah penelitian beranggapan bahwa keunggulan seseorang dalam bidang tertentu didasari oleh pelatihan yang cukup lama. Jadi bakat bukan merupakan faktor bawaan tetapi bisa dilatihkan. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa di bidang-bidang tertentu. Siswa yang memiliki keunggulan di

  4 formal dengan memilih sekolah di SMA/SMK. Dari kenyataan di SMP Maria Assumpta siswa yang selama pendidikan tidak menampakkan prestasi menonjol dan diprediksi berpeluang kecil untuk lulus ternyata dapat lulus dengan prestasi lebih baik dari siswa yang dianggap mampu. Hal ini sejalan dengan pendapat Munandar (1992) seperti yang dikutip oleh Ali bahwa perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Walaupun demikian sejauh mana bakat itu akan terwujud dan menghasilkan suatu prestasi masih banyak variabel yang turut menentukan (2004:80). Dengan demikian diduga ada pengaruh antara bakat siswa terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK.

  Minat menimbulkan perasaan senang, perhatian yang lebih dan makin terlibat dalam aktivitas yang digelutinya. Kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang berkecipung dalam bidang tertentu yang diyakini dapat semakin mengembangkan bakatnya, hal tersebut menjadi indikator bahwa minat siswa mempunyai pengaruh terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK. Banyaknya SMA/SMK di kota Klaten yang relatif mudah dijangkau dengan angkutan umum turut mendukung pilihan siswa. Status sosial ekonomi menurut Tan dan Koentjaraningrat (1977:53), mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi mencakup tiga faktor yaitu: tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan fasilitas dalam keluarga. Dalam penelitian ini status sosial ekonomi ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan

  5 pendidikannya maka akan mendapat jenis pekerjaan yang lebih baik, sehingga berpengaruh pada tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua maka kemampuan untuk memberikan pendidikan yang tinggi kepada anak semakin terbuka. Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, semakin rendah jenis pekerjaannya dan semakin kecil pendapatan yang diperoleh.

  Dengan keadaan demikian maka kesempatan anak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi peluangnya kecil. Oleh karena itu orang tua cenderung menyarankan anaknya bersekolah di sekolah kejuruan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri dan mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha. Berdasarkan uraian tersebut terdapat kesamaan dengan kondisi siswa SMP Maria Assumpta yang sebagian besar berasal dari status sosial ekonomi menengah ke bawah serta makin banyaknya siswa memilih sekolah kejuruan. Dengan demikian diduga ada pengaruh antara status sosial ekonomi siswa terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK.

B. Identifikasi Masalah

  Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. SMA merupakan pendidikan menengah umum bertujuan mengutamakan perluasan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang

  6 siswa dipersiapkan untuk menjadi tenaga yang terampil dan dapat memenuhi permintaan dunia usaha. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut didukung banyak faktor, baik dari siswa sendiri maupun dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa adalah motivasi, bakat dan minat. Faktor-faktor ini menjadi dasar bagi siswa dalam menentukan sekolah yang dipilihnya. Adapun faktor dari luar diri siswa yaitu status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi orang tua diyakini dapat membentuk pola berpikir siswa, sehingga dalam memilih sekolah siswa melihat status sosial ekonomi orang tua.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

  1. Apakah ada pengaruh antara motivasi terhadap pilihan sekolah.

  2. Apakah ada pengaruh antara bakat terhadap pilihan sekolah.

  3. Apakah ada pengaruh antara minat terhadap pilihan sekolah.

  4. Apakah ada pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.

  5. Apakah ada pengaruh antara motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.

  7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis bermaksud untuk menemukan bukti-bukti: 1. adanya pengaruh antara motivasi terhadap pilihan sekolah; 2. adanya pengaruh antara bakat terhadap pilihan sekolah; 3. adanya pengaruh antara minat terhadap pilihan sekolah; 4. adanya pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah; 5. adanya pengaruh antara motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.

E. Manfaat Penelitian

  1. Untuk menambah bukti dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak lain.

  2. Untuk membimbing siswa khususnya bimbingan karir yang membantu siswa agar memperoleh pemahaman tentang diri, lingkungan dan dunia kerja supaya siswa dapat mengarahkan dirinya, secara khusus dalam memilih jenjang pendidikan lanjutan sesuai dengan kemampuan diri dan lingkungan yang pada akhirnya mengarahkan siswa ke suatu bidang pekerjaan sesuai dengan diri dan kebutuhan masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Motivasi

  1. Pengertian Motivasi Menurut Teevan dan Smith (1967) seperti yang dikutip Martaniah (1984:14), mengemukakan bahwa motivasi adalah konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku yang tertentu disebutnya motif. Selanjutnya Teevan dan Smith berpendapat bahwa motif mempunyai dua fungsi yaitu memberi daya untuk bergerak atau berfungsi menggerakkan perilaku dan fungsi mengarahkan perilaku. Motif adalah suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman yang secara relatif dapat bertahan, meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu, sedangkan motivasi adalah keadaan yang timbul dalam diri subjek akibat interaksi antara motif dan aspek-aspek situasi yang diamati, yang relevan dengan motif tersebut serta mengaktifkan perilaku (Martaniah, 1984:14). Menurut Handoko (1992:9) motivasi adalah “suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan

  9 dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan atau bersikap tertentu”. Dari uraian di atas maka motivasi dapat disimpulkan sebagai tenaga yang ada dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku manusia, hal ini timbul karena adanya interaksi antara motif dengan aspek-aspek situasi yang diamati, yang sesuai dengan motif tersebut. Dengan demikian motivasi adalah penggerak tingkah laku manusia. Setiap tindakan manusia digerakkan atau dilatarbelakangi oleh motif tertentu. Tanpa motif orang tidak akan berbuat apa-apa. Apa yang difantasikan orang adalah cermin dari apa yang sedang menjadi harapannya.

  Dalam penelitian ini diduga ada pengaruh antara motivasi terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK, karena diyakini bahwa pilihan siswa sekolah di SMA/SMK digerakkan oleh motif yang beraneka ragam.

2. Teori-teori Motivasi Teori-teori motivasi dibedakan menjadi enam.

  a. Teori Kognitif Pandangan dasar dari para penganut teori ini adalah manusia sebagai makhluk rasional. Manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan diperbuat entah baik atau buruk. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Oleh karena

  10 perbuatannya. Dalam teori kognitif tidak dikenal perbuatan-perbuatan yang berada di luar kontrol rasio.

  b. Teori Hedonistis Teori hedonistis menyatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari atau pun tidak disadari, entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam, pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyulitkan.

  Teori hedonistis kemudian diberi arti baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan oleh Paul T. Young dan David Mc Clelland (Handoko, 1992:12) yaitu: semua rangsang yang terdapat di lingkungan sekitar kita pada hakikatnya menimbulkan keadaan nikmat atau sakit. Rangsang yang menimbulkan keadaan nikmat atau enak menyebabkan seseorang bereaksi mendekati rangsang itu. Sebaliknya rangsang yang menimbulkan keadaan tidak enak atau sakit menyebabkan seseorang menjauhi rangsang itu. Masalah enak atau tidak enak yang dialami seseorang itu banyak tergantung pada adaptasi seseorang dengan rangsang yang mendahuluinya. Teori hedonistis ini menggunakan “affectivearousal model” yang intinya mengatakan bahwa setiap rangsang pada hakikatnya telah membawa keadaan yang menimbulkan rasa enak atau tidak enak.

  c. Teori Insting Setiap orang telah membawa “kekuatan biologis” sejak lahir. Kekuatan

  11 demikianlah dasar pemikiran teori insting. Kekuatan instingtif inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu, untuk mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cara tertentu.

  Mc Dougall (1908) dalam bukunya “An Introduction to Social Psychology” (Handoko, 1992:15) mengatakan segala tingkah laku dan pikiran kita adalah hasil insting. Insting merupakan sesuatu yang diwariskan, sesuatu yang mengarahkan tindakan manusia kepada tujuan (purposive, goal-seeking).

  d. Teori Psikoanalitis Sebenarnya teori psikoanalistis merupakan pengembangan teori insting.

  Dalam teori inipun diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan kekuatan bawaan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku manusia. Freud (Handoko, 1992:16) seorang tokoh psikoanalitis mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh dua kekuatan besar yaitu insting kehidupan (eros) mendorong orang untuk tetap hidup dan berkembang, sedang insting kematian (thanatos) mendorong orang ke arah penghancuran diri misal: bunuh diri, perbuatan-perbuatan agresif yang menghancurkan orang lain dan diri sendiri.

  e. Teori Keseimbangan (Homeostosis) berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan (disequilibrium) di dalam diri manusia. Dengan kata lain

  12 Keseimbangan manusia bersifat dinamis. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Maslow (Handoko, 1992:21) bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu. Demikian seterusnya sehingga dapat terjadi lingkaran motivasi.

  f. Teori Dorongan Kalau teori keseimbangan menekankan adanya keadaan tidak seimbang yang menimbulkan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku. Teori dorongan dasar dari teori keseimbangan. Teori ini diperkenalkan oleh

  Robert Woodworth pada tahun 1918 (Handoko, 1992:22) yang mengartikan dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri kita yang menyebabkan kita berbuat sesuatu. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi merupakan salah satu faktor penentu tingkah laku manusia yang digerakkan oleh bermacam-macam motif.

  Dalam kehidupan nyata ditemukan berbagai macam tindakan manusia yang digerakkan oleh bermacam-macam motif yang oleh para ahli dibedakan menjadi beberapa teori motivasi.

3. Penggolongan Motivasi Manusia

  Sampai saat ini terdapat berbagai macam cara menggolong-golongkan motif

  13 penggolongan yang mendasarkan pada asal usul reaksi seseorang terhadap rangsang yang datang, ada yang mendasarkan pada asal-usul tingkah laku, ada pula yang mendasarkan pada tingkat kesadaran orang bertingkah laku serta masih banyak dasar lain. Dalam tulisan ini peneliti menyebutkan dua dari beberapa penggolongan motif manusia.

  a. Motif sadar dan motif tidak sadar Jika seseorang yang bertingkah laku tertentu tetapi orang tersebut tidak dapat mengatakan motif apa yang menggerakkannya, maka motif yang menggerakkan tingkah laku itu disebut motif tidak sadar. Sebaliknya jika seseorang bertingkah laku tertentu dan dia mengerti alasannya berbuat demikian, maka motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif sadar. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin penting tindakan seseorang, semakin penuh kesadaran akan motivasi yang menggerakkannya. Semakin rutin tindakan seseorang, semakin kurang taraf kesadarannya. Tingkah laku-tingkah laku yang banyak melibatkan aktivitas berpikir pada umumnya digerakkan oleh motif-motif sadar dan taraf kesadarannya penuh.

  Sebaliknya tingkah laku-tingkah laku yang didasarkan insting, kebiasaan- kebiasaan adat tradisi dan lain-lain sering kurang disadari motivasi yang ada dibelakangnya.

  b. Motif instrinsik dan motif ekstrinsik Pembagian motif menjadi motif instrinsik dan motif ekstrinsik didasarkan

  14 suatu sebab yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik sedang yang datang dari dalam diri individu disebut tindakan yang bermotif instrinsik.

  Penggolongan motivasi ini memudahkan untuk mengetahui sumber dari motivasi yang menggerakkan manusia dalam bertindak atau bertingkah laku.

  Motivasi berkembang sesuai taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang akan dicapainya. Makin luas dan makin sadar orang akan tujuan yang hendak dicapainya, akan semakin kuat pula motivasi untuk mencapainya.

4. Fungsi Motivasi Menurut Purwanto (1990:70) ada beberapa fungsi dari motivasi.

  a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau tidak bertindak. Motif itu berfungsi memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas

  b. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan- perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

  15 Tujuan Motivasi 5.

  Purwanto (1990:70) mengatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang siswa tujuan motivasi adalah untuk selalu menggugah dirinya sendiri agar selalu bersemangat dalam melakukan tugas studinya sehingga dapat mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan hidupnya.

6. Unsur-unsur Penggerak Motivasi

  Menurut Dimyati dan Mudjiono (1997:97) unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi adalah: a. cita-cita atau aspirasi: cita-cita akan memperkuat motivasi instrinsik maupun ekstrinsik sebab tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi dirinya; b. kemampuan siswa: kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan; c. kondisi siswa: kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi; d. kondisi lingkungan siswa: dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi mudah diperkuat; e. unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran: pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat

  16

  f. upaya guru dalam pembelajaran siswa: partisipasi dan teladan guru dalam memilih perilaku yang baik sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.

7. Cara Mengukur Motivasi Menurut Handoko (1992:61) untuk mengukur motivasi digunakan dua cara.

  a. Mengukur faktor-faktor luar tertentu yang diduga menimbulkan dorongan dalam diri seseorang.

  Faktor-faktor luar tertentu misalnya memberi stimulus dengan hadiah, insentif verbal dengan pengarahan-pengarahan yang dapat memperkuat motivasi.

  b. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dari motif tertentu.

  Aspek tingkah laku tertentu misalnya adanya kekuatan tenaga yang dikeluarkan (usahanya), frekuensinya, jumlah waktu yang disediakan, kerelaan untuk meninggalkan kewajiban atau tugas lain, ketekunan dalam mengerjakan tugas, kecepatan reaksinya, tema pembicaraannya, fantasinya, impiannya. Dari seluruh uraian tentang motivasi maka dapat disimpulkan seperti yang dikatakan Spillane (1982:1) bahwa semakin berharga cita-citanya dan semakin besar harapan seseorang untuk sukses semakin kuat motifnya. Jadi motivasi menjadi faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar

  17 B. Bakat Freeman (1950) merumuskan bakat (aptitude) adalah suatu kondisi atau kombinasi ciri-ciri pengenal abilitas individu melalui latihan untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, kesiapan response untuk mengerjakan pekerjaan keteknikan dan sebagainya (Fudyartanto, 2002:98). Menurut Hilgard (Slameto, 1988:59) bakat atau aptitude adalah: “the capacity to learn.” Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

  Bakat khusus adalah sesuatu yang dibentuk dalam kurun waktu sejumlah tahun dan merupakan perpaduan dari taraf intelegensi pada umumnya (general

  ability

  ), komponen inteligensi tertentu, pengaruh pendidikan dalam keluarga dan di sekolah, minat dari subjek sendiri (Winkel, 1987:88). Menurut Renzulli (1986) seperti yang dikutib Satiadarma dan Waruwu (2003:75), mengemukakan bahwa pada hakikatnya seseorang dapat dikatakan berbakat jika ia menunjukkan kemampuan di atas rata-rata, melakukan hal-hal yang bersifat kreatif dan memiliki tekad dalam melaksanakan tugas.

  aptitude

  Bakat sebagai biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih (Semiawan, 1984:3). Kemampuan bawaan membuat siswa cepat untuk belajar sesuatu yang baru. Dalam perkembangan selanjutnya bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung

  18 Dari beberapa pengertian di atas maka bakat pada intinya adalah kemampuan di atas rata-rata yang dimiliki oleh individu baik yang berasal dari bawaan maupun hasil dari latihan, untuk melakukan tugas tertentu. Pengenalan bakat dalam diri memberi kepuasan tersendiri bagi pribadi tersebut. Dengan demikian siswa yang mempunyai bakat tertentu biasanya cenderung melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), karena di sana bakat yang dimiliki dapat dikembangkan lebih jauh, sedangkan siswa yang bakatnya kurang biasanya cenderung ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehubungan dengan uraian tersebut diduga ada pengaruh antara bakat terhadap pilihan sekolah di SMA/SMK.

C. Minat

1. Pengertian Minat

  Minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong orang yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap orang tidak sama, maka tinggi rendahnya minat juga belum tentu sama (Supriyoko, 1990:4). Menurut Slameto (1988:182) minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

  19 Winkel (1994:30) berpendapat minat adalah “ kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut”. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subjek dalam mengerjakan sesuatu, subjek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai faktor penentu pilihan. Pendapat lain menyatakan yang dimaksud minat adalah “suatu keadaan perhatian seseorang terhadap objek yang disertai rasa ingin tahu, ingin mempelajari dan kemudian ingin membuktikan lanjut tentang apa yang diketahuinya” (Walgito, 1985:38). Minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang (Slameto: 1988:59) Pendapat Whiterington (1984:135) minat adalah “kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kesadaran dari seseorang yang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian terhadap sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu.

  Dengan demikian dalam minat ini diketemukan adanya unsur kesadaran, perhatian, keinginan dan juga harapan untuk terlibat dalam suatu objek tertentu

  20 Dengan adanya kesadaran, rasa senang, perhatian dan ingin mempelajari dalam diri siswa maka diharapkan pilihan mereka sekolah di SMA/SMK semakin mengembangkan bakat yang dimilikinya.

  2. Fungsi Minat

  Minat sangat berfungsi bagi manusia karena dapat mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya, sehingga dapat membawa manusia pada hal- hal yang dianggap tidak perlu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam dirinya karena timbulnya kesadaran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa membebani orang lain. Selain itu minat juga dapat memberikan pandangan hidup seseorang (Whiterington, 1984:135).

  3. Unsur-unsur yang Menimbulkan Minat

  Unsur-unsur yang menimbulkan minat antara lain:

  a. Bakat merupakan potensi yang dimiliki sejak lahir dan bakat ini dapat timbul dan berkembang dalam lingkungan yang memungkinkan untuk mengembangkan bakat ini tergantung pada pendidikan, lingkungan maupun kesempatan yang ada.

Dokumen yang terkait

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 1 118

Pengaruh prestasi belajar, dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 139

Pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 150

Pengaruh motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah : studi kasus siswa-siswi kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten.

0 1 218

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul.

0 0 204

Pengaruh praktik industri, status sosial ekonomi orang tua, dan prestasi belajar terhadap minat siswa SMK untuk berwiraswasta : studi kasus siswa-siswi kelas III, Jurusan Penjualan, SMK N I Godean dan SMK Yapemda I Sleman.

0 1 202

Minat siswa untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMP N 2 Berbah - USD Repository

0 0 137

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua, kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha : studi kasus pada siswa-siswi SMK kelas III jurusan penjualan di Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 202

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah : survei pada siswa-siswi kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 284

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Minggir - USD Repository

0 0 114