Pengaruh prestasi belajar, dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

(1)

vii

ABSTRAK

Pengaruh Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat

Siswa SMA Kelas XII Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Apriliyanto Anicetus

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,336 > rtabel 0,218); (2) ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,266 > rtabel 0,218) (3) ada pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi

(F

hitunng

8,845>F

tabel

3,114)

.


(2)

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND THE PARENTS’

SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF

THE TWELVETH CLASS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS TO

CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES

(A case study on the twelfth grade students of Pangudi Luhur Senior High School

Sedayu)

Apriliyanto Anicetus

021334056

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know; (1) the influence of learning

achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school students

to continue studying to universities; (2)the influence of parents’ economic status

towards the interest of the twelfth grade of senior high school students to continue

studying to universities; (3) the influence of learning achievement and parents’

economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high school

students to continue studying to universities.

This research was conducted at Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in

July 2007. Questionnaire was implemented as the method of data collection. This

research was implemented to 85 students of the twelve grade. To know the existence

of the influence between each dependent and independent variable, product moment

correlation was applied, while to know the significance of those variables, multiple

regressive analysis was used, the significant level was 0,05.

The result of this research shows that (1) there is a significant influence of

learning achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school

students to continue studying to universities (r sum 0,336>r table 0,218); (2) there is a

significant influence of parents’ economic status towards the interest of the twelfth

grade of senior high school students to continue studying to universities (r sum

0,266>r table 0,218), (3) there is a significant influence of learning achievement and

parents’ economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high

school students to continue studying to universities (F sum 8,845>F table 3,114).


(3)

i

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA

KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Apriliyanto Anicetus

NIM: 021334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008


(4)

(5)

(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 November 2007

Penulis


(7)

v

LEMBAR

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTIJK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan

di

bawah ini

,

saya

mahasiswa

Universitas Sanata Dharma

:

Nama

:

Apriliyanto

Anicetus

Nomor Mahasiswa

: 021334056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA KELAS XII UNTUK

MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam

bentuk media lain, mengelolanya

dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublilkasikannya di

Internet

atau media

lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu

meminta

ijm dan saya maupun

mem-berikan royalti

kepada

saya selama tetap mencantunikan nama saya

sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 05 Maret 2008

Yang

menyatakan


(8)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ditengah ratusan bahkan ribuan

permasalahan yang kita hadapi, pasti

ada secercah harapan

Persembahanku:

¾

Tuhan Yang Maha Esa

¾

Kedua orang tuaku

¾

Kedua adikku


(9)

vii

ABSTRAK

Pengaruh Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat

Siswa SMA Kelas XII Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Apriliyanto Anicetus

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,336 > rtabel 0,218); (2) ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,266 > rtabel 0,218) (3) ada pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi

(F

hitunng

8,845>F

tabel

3,114)

.


(10)

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND THE PARENTS’

SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF

THE TWELVETH CLASS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS TO

CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES

(A case study on the twelfth grade students of Pangudi Luhur Senior High School

Sedayu)

Apriliyanto Anicetus

021334056

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know; (1) the influence of learning

achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school students

to continue studying to universities; (2)the influence of parents’ economic status

towards the interest of the twelfth grade of senior high school students to continue

studying to universities; (3) the influence of learning achievement and parents’

economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high school

students to continue studying to universities.

This research was conducted at Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in

July 2007. Questionnaire was implemented as the method of data collection. This

research was implemented to 85 students of the twelve grade. To know the existence

of the influence between each dependent and independent variable, product moment

correlation was applied, while to know the significance of those variables, multiple

regressive analysis was used, the significant level was 0,05.

The result of this research shows that (1) there is a significant influence of

learning achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school

students to continue studying to universities (r sum 0,336>r table 0,218); (2) there is a

significant influence of parents’ economic status towards the interest of the twelfth

grade of senior high school students to continue studying to universities (r sum

0,266>r table 0,218), (3) there is a significant influence of learning achievement and

parents’ economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high

school students to continue studying to universities (F sum 8,845>F table 3,114).


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Sepantasnya, penulis menghaturkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Laporan ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Akuntansi. Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah

penulis menyampaikan terima kasih sebagai berikut:

1.

Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2.

Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma.

3.

L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Tamu I, yang telah memberikan

kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan laporan penelitian.

4.

S.Widanarto P, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam seluruh proses penyusunan laporan penelitian ini.

5.

Catur Rismiati, S.Pd., M.A.selaku Dosen Tamu II yang telah memberikan

pandangan dan masukan untuk kesempurnaan laporan penelitian.

6.

Para Dosen Pendidikan Akuntansi, yang telah membekali penulis dengan

berbagai mata kuliah sebagai dasar dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.


(12)

x

7.

Karyawan dan karyawati sekretariat Pendidikan Akuntansi, yang memperlancar

urusan perkuliahan yang diperlukan penulis.

8.

Karyawan dan karyawati Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah

membantu penulis mendapatkan buku-buku yang mendukung penelitian ini.

9.

Orang tua, adik, tante dan om dan kerabat yang telah mendukung penulis dengan

doa-doa dan memfasilitasi penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.

10. SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan waktu bagi penulis demi

kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Teman-Temanku (L. Dewa Buwana dan Hening Tyas Subekti), teman

seperjuangan dalam menghadapi pahit-manisnya dalam penyusunan skripsi,

akhirnya kita selesai juga.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angk’02 yang telah

menyampaikan pandangan, kritik dan saran yang berguna untuk

menyempurnakan skripsi ini.

13. Berbagai pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Demikianlah, ucapan terima kasih saya kepada mereka yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis dengan tulus hati menerima berbagai pandangan, kritikan dan

saran yang berguna untuk penyempurnaan laporan penelitian ini dari para pembaca.


(13)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul………....i

Halaman Persetujuan Pembimbing………ii

Halaman Pengesahan………iii

Pernyataan Keaslian Karya………...iv

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah………..v

Motto dan Persembahan………...vi

Abstrak………vii

Abstract………..viii

Kata Pengantar………..ix

Daftar Isi………...xi

BAB I Pendahuluan

A.

Latar Belakang Masalah………..……….1

B.

Rumusan Masalah………...3

C.

Tujuan Penelitian………..4

D.

Manfaat Penelitian………4

BAB II Kajian Pustaka

A.

Kerangka Teoretik………...5

1.

Prestasi Belajar………...5

2.

Status Sosial Ekonomi………..………...10

3.

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..17

B.

Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas XII

Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..24

C.

Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat

Siswa SMA Kelas XII Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan

Tinggi………..26


(14)

xii

BAB III Metode Penelitian

A.

Jenis Penelitian………...30

B.

Lokasi Penelitian………….. ………...30

C.

Subyek dan Obyek Penelitian………...30

D.

Populasi dan Sampel………...30

E.

Variabel Penelitian dan Pengukuran………...31

F.

Teknik Pengumpulan Data……….36

G.

Pengujian Instrumen Penelitian……….37

H.

Teknik Analisis Data………..40

1.

Uji Prasyarat Penelitian………...40

a.

Uji Normalitas………...40

b.

Uji Linieritas………...41

c.

Asumsi Klasik………...42

2.

Pengujian Hipotesis………..44

a.

Analisis Product Moment………...44

b.

Uji Signifikan………..45

I.

Sumbangan Variabel bebas terhadap variabel terikat………...46

BAB IV Gambaran Umum Sekolah

A.

Gambaran Umum Sekolah………..48

2.

Sejarah Sekolah………....48

3.

Identitas Sekolah………...49

B.

Visi dan Misi………...49

1.

Visi………49

2.

Misi………...50

C.

Organisasi………...50

D.

Sumber Daya Manusia………52

E.

Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu………...56

F.

Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Sekolah……….56


(15)

xiii

H.

Majelis Sekolah/Dewan Sekolah………...61

I.

Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat………..62

J.

Usaha-usaha Penempatan Lulusan………...63

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

A.

Deskripsi Data………...64

1.

Prestasi Belajar……….64

2.

Status Sosial Ekonomi Orang Tua………66

3.

Minat Siswa………..67

B.

Analisis Data………...69

1.

Uji Prasyatat Penelitian…….………69

a.

Uji Normalitas………...69

b.

Uji Linieritas………...69

c.

Asumsi Klasik………...70

2.

Pengujian Hipotesis Penelitian………...72

3.

Sumbangan Variabel Bebas dan Variabel Terikat………75

C.

Pembahasan Hasil Penelitian………..76

1.

Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Siswa Untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...76

2.

Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat

Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….77

3.

Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Status Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...79

BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran

A.

Kesimpulan………...81

B.

Keterbatasan Penelitian………..81

C.

Saran………...82


(16)

xiv

Lampiran I ………...86

- Kuesioner………...………..87

Lampiran II ………...91

- Output Validitas dan Reabilitas………...…………92

Lampiran III ………93

- Distribusi Frekuensi……….94

-

PAP II……….97

Lampiran IV ………..100

- Output Normalitas………...101

- Output Linieritas………102

- Tabel F………...104

Lampiran V ………...106

- Ouput Korelasi……….107

- Output Regresi………...108

- Tabel r Product Moment…...…...………..110

Lampiran VI ………..111

- Perhitungan Sumbangan Relatif……….………...120

- Perhitungan Sumbangan Efektif……….……...120

Lampiran VII ………...121

- Surat Ijin Penelitian………..…………...122


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan suatu negara adalah mencerdaskan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dapat ditempuh atau dilakukan dengan cara peningkatan pendidikan bisa melalui lingkungan tempat mereka tinggal dan berinteraksi sehari-hari yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.

Lingkungan memberikan fasilitas bermain bagi setiap anggotanya untuk mengembangkan kepribadian mereka. Lingkungan yang baik dapat meningkatkan kualitas yang baik pula, tetapi kondisi lingkungan belum tentu dapat mendukung dan menguntungkan perkembangan anggotanya dan dapat menciptakan hal-hal yang buruk. Perhatian terhadap pendidikan bagi generasi muda khususnya dalam lingkungan sekolah tidak bisa lepas dari peranan pendidikan itu sendiri dalam kehidupan mereka.

Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan dalam masa yang akan datang. Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.


(18)

Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Oleh karena itu, banyak orang tua tidak ragu-ragu untuk memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anaknya, untuk memperoleh pendidikan yang tinggi dibutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Biaya yang tinggi kadang menjadi hambatan bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak diantara mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan dana orang tua untuk membiayai sekolah anaknya, apa lagi sekarang ini biaya pendidikan semakin mahal dan biaya untuk hidup sehari-hari semakin tinggi.

Apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap sekolah lanjutannya, mereka harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu misalnya kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, kemampuan financial., tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.

Salah satu faktor yang juga perlu dipertimbangkan adalah masalah kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur kemampuannya bisa dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya, siswa yang tidak mampu mengukur kemampuannya hanya bisa ikut-ikutan. Kemampuan intelektual biasanya dapat dilihat pada prestasi belajar, karena prestasi belajar adalah cerminan motivasi. Misalnya, siswa SMA yang mata pelajaran biologinya bagus biasanya anak tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses belajar yang cukup bagus. Namun dalam menentukan prestasi belajar tidaklah


(19)

mudah, karena prestasi juga terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan kemampuan intelektual biasa, tetapi karena rajin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. anak tersebut bisa saja berprestasi. Contohnya adalah nilai NEM. Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM, karena standar penilaian yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Sehingga perguruan tinggi masih selalu menyelenggarakan saringan ujian masuk kepada calon mahasiswa baru. Oleh karena itu lulusan SMA yang ingin melanjutkan studinya keperguruan tinggi harus memperhatikan prestasi belajar di sekolah tinggi sebagai dasar pendukung untuk memasuki suatu jurusan.

Dari banyaknya faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang dominan dan berpengaruh terhadap sikap siswa SMA kelas III (XII) untuk melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi swasta atau negeri. Beberapa faktor tersebut antara lain prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah prestasi belajar siswa berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

2. Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?


(20)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan pilihan melanjutkan ke Perguruan Tinggi setelah lulus dari SMU.

2. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui lebih mendalam pengaruh prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat digunakan sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik

1. Prestasi Belajar Siswa

Setiap orang pernah belajar walaupun dalam mendapatkan pendidikan berbeda-beda berdasarkan kondisi setiap orang. Seseorang dikatakan telah belajar bila di dalam dirinya telah mengalami perubahan tertentu, misalnya seseorang yang semula tidak bisa membaca dan menulis menjadi atau dapat membaca dan menulis. Hal tersebut bisa dikatakan hasil dari belajar.

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dalam bukunya Purwanto (1992: 84):

a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning (1975),

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat)”

b) Gagne, dalam buku The conditions of learning (1977),

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (

performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.


(22)

c) Morgan, dalam buku Introduction to psychology (1978),

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. d) Witherington, dalam buku educational Psycology,

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Menurut Mahmud (1989:58), belajar adalah pengalaman yang universal setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Perkataan belajar mempunyai tiga arti:

a) Menemukan, misalnya: apakah Anda telah belajar bagaimana caranya memecahkan teka-teki ini?

b) Mengingat, misalnya: apakah Anda pernah belajar kata-kata

“Starspangled Banner”?.

c) Menjadi effisien, misalnya: apakah anda telah belajar bagaimana caranya mengendarai mobil?

Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu. Berikut ini dikemukakan beberapa perumusan. Gunarsa (1984:23):

a) Menurut Morgan, maka perumusan adalah sebagai berikut: “Belajar dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan, yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) dari pengalaman yang lalu”. Menurut Morgan, perubahan-perubahan tingkah laku yang dapat diamati pada perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa terdapat tiga hal, yakni:


(23)

1) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses kefatalan (fisiologis), misalnya sakit, penyakit.

2) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses pemasakan atau kematangan.

3) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses belajar.

b) Menurut Woodworth (1984:23), perumusan belajar adalah sebagai

berikut: “Belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, dan sesuatu yang baru ini dicamkan (artinya dimasukkan dalam fungsi ingatan) oleh individu, yang ditampilkan kembali dalam kegiatan kemudian”.

Sesuatu yang baru ini dapat berupa gerakan-gerakan, seperti halnya seseorang yang sedang belajar mengendarai mobil, dimana kadang-kadang ia harus melakukan aktivitas yang sifatnya kombinasi, misalnya: ia harus mengerem dan juga harus menginjak kopling sekaligus. Karena itu hal belajar ini bukan merupakan aktivitas yang khusus melainkan aktivitas yang kompleks dan sifatnya terutama menyeluruh.

Menurut Winkel (1987:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap. Menurut Hamalik (1975: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri sendiri yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.


(24)

Menurut Pendapat tradisional seperti dikemukakan oleh S. Nasution (Roestiyah 1982: 149), yang berbunyi: yaitu belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat tersebut dalam praktek sangat banyak dianut di sekolah, yang mana seorang guru berusaha memberi ilmu sebanyak mungkin dan murid giat untuk mengumpulkannya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu disamakan dengan menghafal.

Menurut Crow dan Crow (1982: 149), belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini merupakan suatu proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Teori Gagne (Roestiyah 1982: 156) belajar mengandung atau terdapat dua definisi belajar, yaitu:

a) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

b) belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa


(25)

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor belajar itu dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya. Faktor ini berujud juga sebagai kebutuhan dari anak itu.

b) Faktor eksternal, ialah fakor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Sudjana (1990:28) evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya, yang ditunjukkan melalui hasil evaluasi belajarnya. Kegiatan untuk mengevaluasi belajar siswa bisa dilakukan dengan bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi nilai yang berupa skor dan beruwujud angka. Skor yang berwujud angka tersebut merupakan prestasi belajar.


(26)

2. Kondisi Status Sosial-Ekonomi

Menurut Roucek dan Warren (1984:79) status adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lainnya yang lebih besar jumlahnya. Menurut Susanto (1977:181) status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.

Menurut Soekanto (1982:233) kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut (Soekanto 1982:233):

a. Ukuran Kekayaan

Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.


(27)

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang menempati lapisan yang tertinggi.

c. Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masyarakat.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh karena itu, ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akan tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun tidak halal.

Menurut Sumarjan dan Sumadi (1966:271) status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam kedudukan (Soekanto, 1983:144):

a. Ascribed-Status, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.


(28)

Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.

b. Achieved-Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuannya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang bersangkutan apakah dia mampu menjalani syarat-syarat tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan tercapai olehnya.

Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi,antara lain.

a. Pendidikan orang tua

Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai


(29)

tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.

b. Jenis pekerjaan orang tua

Kalau kita lihat dan perhatikan lingkungan di sekitar kita, maka kita akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun melihat orang berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa jenis pekerjaannya. Menurut Spillane (1982:3) jenis pekerjaan adalah bidang yang ditekuni oleh orang tua siswa setiap harinya. Beliau mengelompokkan pekerjaan/jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.

1) Golongan A

- Pemilik bus/colt - Pedagang

- Pengawas keamanan - Pengawas kantor - Petani pemilik tanah - Pemilik toko - Pegawai sipil ABRI - Peternak - Mandor - Tuan tanah

2) Golongan B

- Buruh nelayan - Buruh tani - Buruh kecil - Penebang kayu

3) Golongan C

- ABRI (Tamtama-Bintara) - Pamong Praja - Pegawai Badan Hukum - Guru SD - Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian - Manager perusahaan kecil - Pegawai Negeri


(30)

- Supervisor/pengawas (Gol. I/a-I/d)

4) Golongan D

- Meninggal dunia - Pensiunan - Tidak mempunyai pekerjaan tetap

5) Golongan E

- Guru SLTP/SLTA - Pegawai Negeri

- Juru rawat ( Gol. II/a keatas) - Kepala Sekolah - Pekerja social - Kontraktor - Wartawan

- Perwira ABRI (Letda, Lettu, dan Kapten)

6) Golongan F

- Petani penyewa - Buruh tidak tetap - Penarik becak

7) Golongan G

- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos Pusat

- Manager perusahaan - Menteri

- Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri - Kontraktor Besar (gol. III/a keatas) - Apoteker - Pengarang - Dokter - Peneliti - Dosen/Guru Besar - Penerbang - Gubernur - Walikota/ Bupati


(31)

8) Golongan H

- Pembantu - Penjual Keliling - Tukang cuci

9) Golongan I

- Seniman - Buruh tetap - Penjaga - Supir bus/colt - Montir - Tukang Kayu - Pandai besi/emas/perak - Tukang listrik - Penjahit - Tukang mesin c. Penghasilan (Pendapatan dan Pengeluaran)

1) Pengertian Pendapatan

Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan (gaji/upah).

Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa


(32)

yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju. Bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi.

2) Pengertian Pengeluaran

Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan ada pengeluaran. Menurut Gilarso (1986:48) mengemukakan pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang masuk yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Pengeluaran di sini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya


(33)

seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan sebagainya.

Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.

3. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

a. Pengertian Minat

Minat merupakan sesuatu yang dapat menentukan suatu keinginan atau pilihan pada seseorang yang mendorong seseorang untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, karena jika seseorang dalam mengerjakan sesuatu tidak berminat maka pekerjaan tersebut tidak akan berhasil dan maju. Menurut Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal yang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Minat menurut penelitian Sutjipto yang berjudul


(34)

(www.suaramerdeka.com), minat adalah kesadaran seseorang siswa terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Oleh karena itu minat merupakan aspek psikologis siswa untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap siswa belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap objek pada setiap siswa juga belum tentu sama. Dalam penelitian

Sutjipto yang berjudul Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Bagi

Siswa SMK (www.suaramerdeka.com) banyak ahli-ahli berusaha

merumuskan pengertian minat antara lain:

1) Nunnally (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan

kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya.

2) Guilford (1969) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu.

3) Sax (1969) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan


(35)

4) Crites (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.

5) Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang

berguna untuk memprediksi tingkat kepuasan siswa terhadap suatu bidang studi. Penelitian yang dilakukan oleh Berdie sebagaimana dalam Hopkins menemukan bahwa hubungan antara skor tes minat kejuruan (vocational) dengan seleksi kurikulum lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan antara prestasi belajar denga skap atau tes kepribadian

Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan makin tinggi pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginan makin rendah pula minatnya.

Dari berbagai pendapat yang ada, maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada siswa kelas III SMA, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan setelah lulus SMA. Ini ditandai dengan adanya perasaan senang, tertarik dan bangga atas perguruan tinggi yang dipilih bahwa perguruan tinggi yang dilihnya sesuai dengan kebutuhannya. Melanjutkan ke perguruan tinggi adalah pilihan


(36)

individu untuk meningkatkan taraf pendidikan yang lebih tinggi dari pendidikan yang telah diselesaikannya.

b. Perguruan Tinggi

Menurut Soehendro (Suara Merdeka, 28 Mei 2005), Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga pelayanan jasa pendidikan yang di dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya: meliputi mahasiswa, orang tua mahasiswa, staf peguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah. Berbagai kepentingan yang berbeda dari pelanggan tersebut harus menjadi acuan utama dalam merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.

Menurut Ndraha (1988:42), perguruan tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian atau komponen system belajar mengajar secara keseluruhan didalam masyarakat. Dalam proses belajar mengajar tersebut pada suatu saat terlibat empat pihak, yaitu

1) Pihak yang berusaha belajar mengajar. 2) Pihak yang berusaha belajar.

3) Pihak yang merupakan sumber pelajaran.

4) Pihak yang berkepentingan atas hasil (outcome) proses belajar mengajar.


(37)

Berdasarkan GBHN 1978 hal 78 pendidikan tinggi dikembangkan dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk:

1) Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan,

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang;

2) mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian

serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan Bangsa dan Negara Indonesia;

3) menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha

pembangunan nasional dan pembangunan daerah;

4) mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan

tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia. Perguruan tinggi pada umumnya bertujuan:

1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan

teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.


(38)

1) Universitas adalah suatu perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang menawarkan banyak fakultas yang terdiri beberapa jurusan.

2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan

program pendidikan yang di dalamnya hanya ada satu bidang pendidikan tertentu dan hanya terdapat satu fakultas dengan beberapa jurusan.

3) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan dan bisa dikenal sebagai pendidikan profesional.

4) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan dengan cara melaksanakan penelitian dan terdiri dari sejumlah fakultas dan beberapa jurusan.

Dari berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada diharapkan dapat memberikan gambaran bagi siswa SMA kelas III yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan perguruan tinggi dengan siswa SMA kelas III adalah siswa akan melanjutkan studinya yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi. Setiap siswa pun mempunyai banyak persepsi atau pemikiran mengenai perguruan tinggi yang akan dipilihnya sesuai dengan sudut pandang mereka berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari segi fasilitas perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi, dan lulusan dari suatu perguruan tinggi siswa mempunyai gambaran tersendiri.


(39)

Agar kelak apa yang diharapkan tercapai maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh siswa atau orang tuanya berkaitan dengan kualitas perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut. 1) Status atau eksistensi program studi beserta perguruan tinggi yang

dipilihnya mempunyai izin resmi, sehingga keberadaan program studi di perguruan tinggi tersebut dijamin oleh pemerintah,

2) meski UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional tidak memprasyaratkan akreditasi oleh BAN melalui kata-kata dan atau dalam salah satu pasal menyangkut kualitas pergruan tinggi, namun setidaknya kreteria akreditasi (A, B, atau C) dari BAN menunjukkan adanya kualifikasi tertentu yang terkait kualitas calon lulusannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi riil dari program studi di perguruan tinggi yang dipilihnya. Di era sekarang ini, pasar kerja tidak hanya cukup melihat ijazah yang kita miliki, tetapi mereka cenderung menguji kemampuan yang kita miliki. Karena itu, fasilitas laboratorium (termasuk ilmu-ilmu sosial terapan seperti komunikasi dan bahasa) perlu dilihat secara cermat.

3) Kesesuaian antara minat serta kemampuan siswa dengan program studi yang akan dipilihnya, sekaligus diperhitungkan dengan kebutuhan pengguna pada saat lulus nanti. Ini penting, mengingat bahwa ada mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya, karena merasa tidak mampu atau tidak sesuai dengan minatnya.


(40)

Demikian pula data lapangan yang menunjukkan besarnya jumlah lulusan yang terpaksa menganggur atau bekerja seadanya, karena ternyata jumlah lulusan dari program studi yang dipilihnya telah banyak yang menumpuk dan menganggur.

B. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan sumber dari www.indomedia.com yang berjudul Di

simpang Jalan Memilih Jurusan, faktor pertama yang perlu dipertimbangkan adalah masalah kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur kemampuannya bias dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya siswa yang tidak mampu biasanya hanya ikut-ikutan. Misalnya, apabila kuliah di fakultas kedokteran sedang banyak diminati maka ia pun akan mendaftar kesana. Mengetahui kemampuan intelektual sangat penting, karena di perguruan tinggi ada kemampuan dasar tertentu yang harus dikuasai sesuai dengan jurusan yang akan diambil. Kemampuan intelektual biasanya dapat dilihat pada prestasi belajar. Pada anak-anak, prestasi belajar adalah cerminan motivasinya. Siswa SMA yang mata pelajaran biologinya bagus biasanya anak


(41)

tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses belajar yang cukup bagus. Namun menentukan prestasi belajar tidaklah mudah, karena prestasi terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan kemampuan intelektual biasa, tetapi karena rajin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya maka anak tersebut bisa saja berprestasi menonjol. Contohnya adalah nilai NEM. Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM, sehingga perguruan tinggi perlu menyelenggarakan ujian masuk. Ini diperlukan karena ada perbedaan standar penilaian antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.

Kemampuan juga harus didukung oleh minat. Karakter jurusan di perguruan tinggi juga berkaitan dengan karakter siswa. Ada orang yang memiliki tingkat sosialisasi tinggi, seperti senang membina hubungan dengan orang lain, berminat dengan hubungan antar manusia. Terlebih lagi ia suka membaca, mengikuti perkembangan informasi dan menganalisis kejadian sehari-hari, tertarik pada masalah-masalah sosial, dan senang bicara. Orang demikian lebih baik mengambil jurusan yang banyak berhubungan dengan manusia, misalnya FISIP, atau psikologi. Siswa jurusan IPA yang senang membantu orang lain dengan berinteraksi langsung, bisa mengambil jurusan kedokteran. Namun bila ia lebih berminat pada benda mati, serta kurang suka banyak berhubungan dengan orang lain, apa lagi gemar mengutak-atik sesuatu, ia cocok masuk jurusan eksata bagian MIPA yang punya karakter sangat khas dan menuntut daya nalar tinggi.

Yang tak kalah pentingnya adalah dukungan keluarga, terutama orang tua. Maka perlu menghindari ketidaksepahaman antara orang tua dengan anak.


(42)

Kembalikan saja pada anak berdasarkan pada kemampuan yang ada padanya. Jangan sampai orang tua memaksakan kehendak, sementara anak tidak cukup mempunyai kemampuan maupun minat. Jangan sampai berakibat negatif atau prestasi belajarnya mengalami penurunan. Amatilah apakah anak cukup cerdas untuk maju dalam persaingan yang ketat atau kemampuannya biasa-biasa saja. Kalau ternyata prestasinya biasa saja, jangan ragu menganjurkannya masuk jurusan ilmu sosial. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh positif antara prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

C. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa SMA Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Menurut Susanto (1977:181) status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.

Pendapat lain dari Soekamto (1982:233) mengatakan “kedudukan” diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain sebagai berikut. 1. Pendidikan orang tua

Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan


(43)

formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.

2. Jenis pekerjaan orang tua

Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan (gaji/upah). Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju.bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli


(44)

segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.

3. Pendapatan dan pengeluaran

Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai pendapatan dan pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota keluarga, dll. Makin besar penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi.

Dengan demikian anak yang orang tuanya memiliki tingkat status sosial ekonomi yang tinggi mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang lebih besar, karena dari segi biaya tidak mengalami kesulitan dan memiliki fasilitas belajar yang memadai. Sebaliknya anak yang orang tuanya mengalami kesulitan untuk biaya pendidikan, anak tersebut cenderung lebih


(45)

memilih bekerja dari pada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Ada pengaruh positif antara pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha3: Ada pengaruh positif antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha4: Ada pengaruh positif antara pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha5: Ada pengaruh positif antara pengeluaran orang tua terhadap minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Alasannya karena siswa – siswi SMA ini berasal dari status sosial ekonomi orang tua yang berbeda – beda, sehingga dapat mendukung kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti.

C. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa – siswi SMA kelas III. Dipilih siswa – siswi kelas III karena sebentar lagi siswa-siswi akan tamat dari SMA. Objek penelitian adalah prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua dan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat – syarat tetentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kriteria yang ada


(47)

pada populasi yang akan diteliti yaitu semua siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 85 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, diambil seluruh populasi yaitu sebanyak 85 siswa.

E. Variabel penelitian dan pengukuran 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Terikat:

- Minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi ( Y )

b. Variabel Bebas:

- Prestasi belajar siswa ( X1)

- Status sosial ekonomi orang tua (X2) 2. Kriteria Pengukuran

Data yang telah masuk ke dalam tabulasi selanjutnya diukur untuk memperoleh kategori – kategori yang ditetapkan sebagai berikut.

a. Prestasi Belajar Siswa

Menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar. Dalam penelitian ini prestasi belajar dikelompokkan sebagai berikut :

1) Tinggi, apabila rata-rata nilai raport siswa lebih dari 8 skor 5 2) Sedang, apabila rata-rata nilai raport siswa antara 6-7 skor 3 3) Rendah, apabila rata-rata nilai raport siswa kurang dari 6 skor 1


(48)

b. Status Sosial Ekonomi

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh Bapak dan Ibu siswa. Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi :

a. Lulus SD skor 1

b. Lulus SMP skor 2

c. Lulus SMA skor 3

d. Lulus DII, DIII skor 4

e. Lulus SI skor 5

2) Jenis pekerjaan

Yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Berdasarkan penggolongan dari Spillane, pekerjaan dikelompokkan menjadi sembilan kelompok :

Golongan Skor

Golongan A 1

Golongan B 2

Golongan C 3

Golongan D 4

Golongan E 5

Golongan F 6

Golongan G 7

Golongan H 8


(49)

3) Tingkat pendapatan dan Fasilitas keluarga

Dalam penelitian ini jumlah penghasilan yang diperoleh Ayah dan Ibu dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan, Maka digunakan pegukuran sebagai berikut :

a). Tinggi, lebih dari Rp. 1.500.000,- skor 3

b). Sedang, antara Rp. 750.000,- - Rp. 1.500.000,- skor 2

c). Rendah, kurang dari Rp. 750.000,- skor 1

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya benda atau barang yang dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran tentang jenis fasilitas yang dimiliki responden, maka fasilitas yang dimiliki responden dikelompokkan di bawah ini :

No Jenis Fasilitas yang dimiliki skor

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mobil Sepeda Motor Kulkas Sepeda Pesawat telepon Telepon genggam TV Radio Komputer

Status tempat tinggal a. Rumah pribadi

b. Rumah Kontrak

c. Rumah famili d. Rumah Dinas

9 8 7 6 5 4 3 2 1 4 3 2 1


(50)

11. 12. 13. . Jenis penerangan Lampu listrik a. < 250 watt b. 250 – 450 watt c. 450 - 900 watt d. > 900 watt Dinding rumah

a. Bambu gedeg b. Papan

c. Papan + tembok d. Tembok semuanya Lantai Rumah

a. Tanah

b. Semen plester

c. Tegel biasa d. Tegel keramik

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan: apabila tidak mempunyai fasilitas yang dimiliki orang tua maka skor 0

c. Minat Siswa-siswi SMA kelas III untuk Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi

Minat siswa-siswi ke perguruan tinggi diukur dengan menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai skor sebagai berikut.

Jawaban Skor

Sangat setuju (SS) Setuju (S)

Tidak setuju (TS)

Sangat tidak setuju (STS)

4 3 2 1


(51)

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya (Sugiyono, 1999:89).

Variabel Indikator Pernyataan

Minat Kesesuaian 1. Sesuai dengan cita – cita pendidikan yang ingin saya raih, saya berkeinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2. Kondisi sosial ekonomi orang tua saya,

mempengaruhi keinginan saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3. Jenis pekerjaan orang tua saya berpengaruh

terhadap minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Perhatian 4. Saya selalu memperhatikan informasi

mengenai perguruan tinggi.

5. Saya akan menyimak apabila di radio atau televisi ada siaran mengenai perguruan tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang pesat akan mempengaruhi minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Keinginan 7. Orang tua saya menganjurkan agar saya

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 8. Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi karena di dekat tempat tinggal saya terdapat perguruan tinggi. 9. Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.

Ketertarikan 10. Saya tertarik ajakan teman untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 11. Saya tertarik membaca artikel di surat


(52)

kabar tentang perguruan tinggi.

12. Saya pernah bertanya tentang seluk – beluk perguruan tinggi pada orang lain. 13. Saya merasa tertarik melanjutkan studi

ke perguruan tinggi karena perguruan tinggi membekali mahasiswanya dengan ketrampilan serta keahlian yang khusus seperti profesi menjadi guru, bekerja di perusahaan, dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: 1. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan serangkaian pernyataan yang disusun secara tertulis, kemudian dibagikan kepada responden untuk dijawab. Kuesoner diberikan kepada responden yaitu siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur Sedayu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan, serta arsip yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur Sedayu.


(53)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah setiap kuesioner yang digunakan sudah valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Validitas

Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto, 1998:160).

Untuk menguji validitas kuisioner digunakan teknik kolerasi product moment dengan rumus sebagai

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X XY N r xy

r = korelasi product moment

x = nilai setiap item variabel y = nilai total variabel N = jumlah responden

Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan taraf 5% korelasi antara item dengan total dinyatakan signifikan fxy lebih besar dari r tabel.


(54)

Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga ada tiga belas (13) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

Rangkuman uji validitas untuk minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Rangkuman uji validitas minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Butir No.

Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,6263 Valid 2 0,239 0,5145 Valid

3 0,239 0,6479 Valid 4 0,239 0,7988 Valid 5 0,239 0,7422 Valid 6 0,239 0,3104 Valid 7 0,239 0,6873 Valid 8 0,239 0,5492 Valid 9 0,239 0,6088 Valid

10 0,239 0,4823 Valid

11 0,239 0,6416 Valid

12 0,239 0,5935 Valid

13 0,239 0,6239 Valid

Sumber : Data Penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat siswa-siswi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa ke tiga belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5%


(55)

atau 0,05 r tabel maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil

perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya

menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah

valid.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) berhubungan erat dengan taraf kepercayaan suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang mantap serta stabil. (Arikunto, 1998: 81). Untuk mengitung reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

r11 = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 b b σ σ Keterangan:

rtt = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σαb2 = Jumlah varian butir αt2 = Varian Total

Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikan 5% instrument dikatakan andal jika rtt lebih besar dari t tabel.


(56)

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 11.5. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 2

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

0,239 0,8957 Andal

Dari tiga belas pertanyaan pada variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,8957. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,8957 > 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dapat dikatakan andal.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Penelitian a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal


(57)

maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov (Wahid, 2003:37) dengan rumus sebagai berikut :

D =Maksimum

[

F0

( )

xSn

( )

x

]

Keterangan :

D = Deviasi atau penyimpangan

( )

x

F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

( )

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan terikat. Rumus yang digunakan adalah rumus garis regresi dengan menghitung nilai F atau analisis varians untuk uji linearitas. Rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1992:332):

e S

TC S

F 2

2

=

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan

tabel

F dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari

perhitungan SPSS 11.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan


(58)

jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas

dengan variabel terikat linier. c. Asumsi klasik

1) Uji Multikolonieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang korelasi sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi sempurna diantara variabel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi masalah ini digunakan rumus korelasi (Supranto,1984:14):. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut:

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan:

r : Koefisien korelasi

Y : Skor variabel Minat Orang Tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi

1

X : Skor variabel prestasi belajar siswa N : Jumlah item pertanyaan

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari hasil Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk


(59)

mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:

ƒ Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas.

ƒ Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas 2) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.Heteroskesdastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskesdastisitas digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank correlation test). Rumus korelasi rank didefinisikan sebagai berikut (Supranto,1984:69):

(

)

⎥⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − − =

1 n n d 6 1 r 2 2 i s Keterangan:

di : Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n : Banyaknya individu atau fenomena yang di beri rank

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:


(60)

• Jika rs hitung > rs tabel, maka terjadi heteroskesdastisitas.

• Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi

heteroskesdastisitas.

Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Jika probabilitas (P) > 0,05; maka terjadi heteroskedastisitas.

• Jika probabilitas (P) < 0,05; maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. 2. Pengujian Hipotesis

a. Product Moment

Untuk menjawab permasalahan no.1 sampai dengan no 2 yaitu pengaruh antara prestasi belajar siswa (X1 ) terhadap minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (y), pengaruh status sosial

ekonomi orang tua (X2) terhadap minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (y)digunakan analisis statistik koefisien korelasi

Product Moment (Arikunto,2003:225). Adapun rumus yang digunakan adalah :

rxy =

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

− 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N

Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi Product Moment ∑x = Jumlah skor yang ada pada butir item


(61)

N = Jumlah responden

∑xy = Total perkalian skor yang ada pada butir item.

∑ 2

x = Jumlah kuadrat skor butir

∑ 2

y = Jumlah kuadrat skor total.

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 212).

2 n 2 n r t − − =

Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t kritis pada tingkat signifikansi alpha 5% (α = 0,05). Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t kritis berarti hipotesis nol berhasil ditolak dan sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t kritis berarti hipotesis alternatif gagal ditolak.

Catatan: pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan cara yang sama.

c. Uji Signifikan

Uji signifikan F sama dengan 5% dan derajat kebebasan sebesar n-k-1. jika F hitung > F tabel maka hipotesis nolnya (Ho) ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas secara bersama sama berpengaruh secara signifikan terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jika F hitung < F tabel maka hipotesis nolnya (Ho) diterima dan Ha ditolak berarti variabel bebas terbesar sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Freg =

(

(

2

)

)

2 1 1 R m m N R − − −


(62)

Keterangan :

Freg = Harga F garis regresi

2

R = Jumlah kuadrat koefisien korelasi berganda.

m = Banyaknya variabel bebas

N = Jumlah sample

I. Sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat

1. Sumbangan relatif (SR %)

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sumbangan suatu variabel bebas terhadap nilai variabel terikat bila dibandingkan dengan sumbangan semua variabel bebas yang diteliti. Besarnya sumbangan relatif masing – masing variabel dinyatakan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno, 1985:43):

% 100

% 1 1 1 x

JKreg y x a X

SR =

Keterangan :

SR% = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

a = Koefisien variabel bebas

xy = Jumlah antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y)

JKreg = Jumlah kuadrat regresi 2. Sumbangan Efektif (SE%)

Sumbangan efektif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing – masing variabel bebas atau prediktor dalam menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan prediksi.


(63)

Besarnya sumbangan efektif masing – masing variabel diwujudkan dalam bentuk persentase dangan rumus sebagai berikut (Sutrisno,1985:45):

SE%X1 : SR% 2

1xR

X

Keterangan :

SE% = Sumbangan efektif suatu variabel bebas SR = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

2


(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu, visi SMA Pangudi Luhur Sedayu sama dengan visi SPG Pangudi luhur dengan penyesuaian, karena SMA bukan lembaga terminal sistem seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Jogyakarta berhubung kurang mampu dalam hal biaya.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG St. Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Kaliduren (Moyudan).

Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti sampai sekarang minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi.


(65)

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu,

Bantul, Jogyakarta 55752

Telp. : (0274) 7494179

Fax : (0274) 7482229

Nomor Data Sekolah : 3004010011

Tahun Berdiri : 1989 (alih fungsi dari SPG menjadi SMA)

NSS : 302040104005

Jenjang Akreditasi : Disamakan

No. Keputusan AK : 273/C.c7/Kep/MN/99

Tanggal Keputusan : 17 September 1999

Waktu Sekolah : pagi

B. Visi dan Misi 1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.


(66)

2. Misi

Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan professional.

b. Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan bahasa

Inggris.

c. Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur.

d. Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.

e. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

C. Organisasi

Yayasan Penyelenggara

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Pangudi Luhur

Alamat : Jl. Dr. Sutomo No. 4 Semarang 50244

Telp. : (024) 314004, (024) 317806

Akta Notaris : No. 16 tgl 6 Oktober 1954

Ketua Yayasan : Bruder Frans Sugi, FIC


(1)

No. Prestasi Belajar Status Sosial Minat Siswa

(X1) Ekonomi (X2) (Y) X1Y X2Y

1. 77 76 47 3619 3572 2. 75 60 38 2850 2280 3. 74 59 36 2664 2124 4. 76 55 39 2964 2145 5. 78 73 46 3588 3358 6. 75 70 40 3000 2800 7. 71 65 33 2343 2145 8. 72 60 51 3672 3060 9. 70 65 38 2660 2470 10. 75 64 38 2850 2432 11. 70 75 48 3360 3600 12. 75 53 30 2250 1590 13. 72 69 41 2952 2829 14. 77 64 35 2695 2240 15. 72 60 38 2736 2280 16. 75 57 39 2925 2223 17. 74 54 37 2738 1998 18. 73 68 45 3285 3060 19. 73 67 42 3066 2814 20. 76 70 48 3648 3360 21. 67 58 35 2345 2030 22. 64 60 38 2432 2280 23. 72 65 40 2880 2600 24. 70 58 37 2590 2146 25. 72 74 31 2232 2294 26. 71 60 37 2627 2220 27. 67 65 42 2814 2730 28. 71 69 42 2982 2898 29. 70 57 39 2730 2223 30. 68 63 28 1904 1764 31. 66 59 36 2376 2124 32. 71 66 36 2556 2376 33. 72 60 38 2736 2280 34. 71 67 44 3124 2948 35. 70 61 38 2660 2318 36. 74 68 44 3256 2992 37. 70 68 19 1330 1292 38. 64 69 44 2816 3036 39. 75 61 39 2925 2379 40. 73 65 42 3066 2730 41. 66 69 36 2376 2484 42. 73 63 38 2774 2394 43. 72 58 39 2808 2262


(2)

44. 67 57 35 2345 1995 45. 69 56 37 2553 2072 46. 68 66 37 2516 2442 47. 75 63 31 2325 1953 48. 66 61 37 2442 2257 49. 66 67 39 2574 2613 50. 62 80 52 3224 4160 51. 63 69 38 2394 2622 52. 66 66 44 2904 2904 53. 69 56 46 3174 2576 54. 60 80 37 2220 2960 55. 64 65 49 3136 3185 56. 79 57 52 4108 2964 57. 65 64 36 2340 2304 58. 76 52 33 2508 1716 59. 75 56 40 3000 2240 60. 65 72 30 1950 2160 61. 79 59 43 3397 2537 62. 70 76 41 2870 3116 63. 64 77 33 2112 2541 64. 82 71 50 4100 3550 65. 76 63 41 3116 2583 66. 69 64 37 2553 2368 67. 78 76 38 2964 2888 68. 83 78 50 4150 3900 69. 78 69 42 3276 2898 70. 66 68 39 2574 2652 71. 67 55 39 2613 2145 72. 82 59 48 3936 2832 73. 76 79 43 3268 3397 74. 62 65 38 2356 2470 75. 80 68 48 3840 3264 76. 63 68 39 2457 2652 77. 66 68 38 2508 2584 78. 67 57 35 2345 1995 79. 80 70 50 4000 3500 80. 78 80 45 3510 3600 81. 76 81 42 3192 3402 Jumlah 5786 5285 3223 231054 211177


(3)

Perhitungan Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat A. Sumbangan Relatif (%)

JKreg = aX1Y +aX2Y

= 0,374(231054)+0,219(211177) = 86414,196+46247,763

= 132661,959 1. Prestasi Belajar (X1)

% 1386 , 65 % 100 959 , 132661 196 , 86414 % 100 959 , 132661 ) 231054 ( 374 , 0 % 100 % 1 1 1

= = = Σ = x x x JKreg Y X a X SR

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X2)

% 8614 , 34 % 100 959 , 132661 763 , 46247 % 100 959 , 132661 ) 211177 ( 219 , 0 % 100 % 2 2 2

= = = Σ = x x x JKreg Y X a X SR

B. Sumbangan Efektif (%) 1. Prestasi Belajar (X1)

% 0506 , 12 185 , 0 % 1386 , 65 % % 2 1 1 = × = × =SR X R X

SE

2. Status Sosial EkonomiOrang Tua (X2)

% 4494 , 6 185 , 0 % 8614 , 34 % % 2 2 2 = × = × =SR X R X


(4)

LAMPIRAN VII

- Surat Ijin penelitian


(5)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Mrican Tromol Pos 29 Yogvakarta 55002 Tell) (0274)515301.515352.

Fax.562383

Nomor:

153

/Pnlt/Kajur/ PIPS / V /2007 Lamp

Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada Yth.

Drs. Markoes Padmonegoro

Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu Dengan hormat,

Dengan inikami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami, Nama : Apriliyanto Anicetus

No. Mhs : 021334056

Program Studi : Pendidikan Akuntansi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 10 (sepuluh)

Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsi, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Lokasi : JI. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, BantüI, Yógyakarta 55732

Waktu : Juli

Topik/Judul :PENGARUH PRESTASI BELAJAR, STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI.

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih. Yogyakarta, 16 Juli 2007 Dekan,

u.b Ketua Jurusan PIPS

Drs. Surtarjo Adisusi1o, S.Th)

NTP/NPP 130935784

Tembusan yth: 1.DekanFKIP 2. Arsip.


(6)

YAYASAN PANGUDI

LUHUR

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

TERAKREDITASI A

Alamat JI.Wates km.12, Sedayu, Bantul, D.I. Yogyakarta 55752 Telp.(0274)7494179

SURAT KETERANGAN

No. 45/C/C.O5/VII/2007

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:

Nama : APRILIYANTO ANICETUS No. Mahasiswa : 021334056

Perguruan Tinggi : FKIP/ PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Benar-benar telah melaksanakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH PRESTASI

BELAJAR,

DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI” yang dilaksanakan pada tanggal 23 —28 Juli 2007.

Demikian surat keterangan yang kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sekian.

Dikeluarkan di : Bantul Tanggal 31 Juli 200 Kepala Sekolah

R.MARKOES PADMONEGORO

No. G. 11062

Untuk diperhatikan:

Semua Peneliti di SMA Pangudi Luhur Sedayu dimohon menyerahkan 1 eksemplar hasilpenelitian kepada sekolah.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 2 15

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 4 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gir

0 1 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gir

0 0 13

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 18

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 14

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

0 0 16

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

1 4 13

Pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 150

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI

0 1 137