Pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
ABSTRAK
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
Lia Puspasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK N 1 Jogonalan Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK N 1 Jogonalan. Jumlah populasi penelitian ini adalah 590 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 1 Jogonalan. Jumlah sampel penelitian ini adalah 187 siswa. Metode pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan tingkat pendidikan ayah: hitung2 = 0,540 <
2 tabel
= 5,99 dan pada tingkat pendidikan ibu: hitung2 = 0,077 < tabel2 = 5,99); (2) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada jenis pekerjaan ayah: hitung2 = 0,014 <
2 tabel
= 3,84 dan pada jenis pekerjaan ibu hitung2 = 0,003 < dari
2 tabel
= 3,84); (3) tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada tingkat pendapatan ayah hitung2 = 0,110 <
2 tabel
= 3,84
dan pada tingkat pendapatan ibu 2 hitung
= 0,004 < dari 2 tabel
= 3,84)
(2)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PARENTS’ ECONOMIC SOCIAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TO
CONTINUE THEIR STUDY TO UNIVERSITY
A Case Study: 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten
Lia Puspasari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out: (1) the influence of parents’ educational level towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (2) the influence of parents’ kinds of job towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (3) the influence of parents’ income towards the interest of Vocational School students to continue their study to university.
This research is a case study on the students of 1 State Vocational high School Jogonalan Klaten. The population in this research is all students of of 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten. The total population of this research is 590 students. The samples of this research are 187 students of XII grade. The method of the collecting data is questionnaire. The technique of taking samples is Chi Square.
The result shows that: (1) there is no influence of the parents’ educational level towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ educational level:count2 = 0,540 <table2 = 5,99 and on mothers’ educational level: 2
count
= 0,077 < 2 table
= 5,99); (2) there is no influence of parents’ kinds of job towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ kinds of job: 2
count
= 0,014 < 2 table
= 3,48
and the result on mothers’ kinds of job: count2 = 0.003 <table2 = 3,48); (3) there is no influence of parents’ income towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (result based on fathers’ income: count2 = 0,110 < 2
table
= 3,48 and result based on mothers’ income: 2
count
= 0,004 < 2 table
=3,84)
(3)
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Lia Puspasari
021334102
PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Lia Puspasari
021334102
PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
(5)
(6)
(7)
PERSEMBAHAN
“ Let God Lead Y our W ay “
B iarkan Tuhan yang M enuntun Jalanmu
Skripsi ini ku persembahkan kepada : Tuhan Yesus dan Bunda Maria, My Savior Papa di surga Mama tersayang Adikku Ferry Suamiku tercinta Stive
(8)
M OTTO
“I know the Lord
will make a way for
me “
“
ku tahu Tuhan pasti buka jalan untukku”
“ if there is a will there is a
way ”
“ Jika ada kemauan pasti ada jalan”
(9)
(10)
(11)
ABSTRAK
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus : SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten
Lia Puspasari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK N 1 Jogonalan Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK N 1 Jogonalan. Jumlah populasi penelitian ini adalah 590 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 1 Jogonalan. Jumlah sampel penelitian ini adalah 187 siswa. Metode pengumpulan data adalah kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan tingkat pendidikan ayah: hitung2 = 0,540 <
2 tabel
= 5,99 dan pada tingkat pendidikan ibu: hitung2 = 0,077 < tabel2 = 5,99); (2) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada jenis pekerjaan ayah: hitung2 = 0,014 <
2 tabel
= 3,84 dan pada jenis pekerjaan ibu hitung2 = 0,003 < dari
2 tabel
= 3,84); (3) tidak ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (hasil perhitungan pada tingkat pendapatan ayah hitung2 = 0,110 <
2 tabel
= 3,84
dan pada tingkat pendapatan ibu 2 hitung
= 0,004 < dari 2 tabel
= 3,84)
(12)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PARENTS’ ECONOMIC SOCIAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS TO
CONTINUE THEIR STUDY TO UNIVERSITY
A Case Study: 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten
Lia Puspasari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research aims to find out: (1) the influence of parents’ educational level towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (2) the influence of parents’ kinds of job towards the interest of Vocational School students to continue their study to university; (3) the influence of parents’ income towards the interest of Vocational School students to continue their study to university.
This research is a case study on the students of 1 State Vocational high School Jogonalan Klaten. The population in this research is all students of of 1 State Vocational High School Jogonalan Klaten. The total population of this research is 590 students. The samples of this research are 187 students of XII grade. The method of the collecting data is questionnaire. The technique of taking samples is Chi Square.
The result shows that: (1) there is no influence of the parents’ educational level towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ educational level:count2 = 0,540 <table2 = 5,99 and on mothers’ educational level: 2
count
= 0,077 < 2 table
= 5,99); (2) there is no influence of parents’ kinds of job towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (the result on fathers’ kinds of job: 2
count
= 0,014 < 2 table
= 3,48
and the result on mothers’ kinds of job: count2 = 0.003 <table2 = 3,48); (3) there is no influence of parents’ income towards the interest of vocational high school students to continue their study to university (result based on fathers’ income: count2 = 0,110 < 2
table
= 3,48 and result based on mothers’ income: 2
count
= 0,004 < 2 table
=3,84)
(13)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Krguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tek terhingga kepada:
a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Unuversitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kapribadian kepada penulis.
b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma.
d. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dan Pembimbing I yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.
e. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
f. Segenap staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.
g. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.
h. Semua pihak SMK N Jogonalan Klaten dan siswa siswi kelas XII yang telah
(14)
memberikan ijin, bantuan dan kelancaran kepada penulis untuk melakukan penelitian.
i. Seluruh keluargaku: Papaku tercinta, Tony Soegiharto yang ada disurga atas doanya. Mamaku tersayang, Christina Sukeksi atas segala doa, cinta, dan kesabaran dalam membimbingku (akhirnya aku lulus). Adikku Ferry Nugroho atas bantuannya dalam mencari uang dan atas penghiburannya. Suamiku Tercinta Stevanus Agung Wahyu Saputro atas segala pendampingannya dalam menjalankan PBM dan mengantarku disaat aku bimbingan dan seluruh keluarga besarku terima kasih atas segala doa, semangat dan bimbingannya sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
j. Anak-anak Kost Ampel 23c : Mbak Yayuk, Mbak Yeni, Rikky, Yoan dan Dewi terima kasih atas persahabatan kalian yang sangat berarti untukku.
k. Sahabat-sahabat terbaikku: Veronika Rushartanti selalu mengajariku disaat aku mulai kesusahan untuk mengolah data (rumahmu jauh baget bu…rajin bimbingan biar kita bisa wisuda bareng), Thomas Dwi Akto selalu menanyakan kabar teman-teman yang masih kuliah, Yuliana Mita K sudah mau menungguiku ujian dan memberikan semangat dan masukan. T. Yuandita, dan Siska (akhirnya kita lulus juga). Putri, Candra, Heri, Dewi, Emi dan Valen tetap semangat ya kalian pasti bisa….
l. Yanita Minarmi atas diskusinya yang sangat membantuku, maaf selalu bikin repot dan selalu mengganggumu.
m. Teman-teman PAK’A, PAK’B dan PAK”C Pendidikan Akuntansi;02 atas
kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Unuversitas Sanata Dharma.
n. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 20 April 2009 Penulis
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
PERSEMBAHAN……… iv
MOTTO……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… vii
ABSTRAK………. viii
ABSTRACT………... ix
KATA PENGANTAR……… x
DAFTAR TABEL………... xv
DAFTAR LAMPIRAN………... xvii
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
BAB II Tinjauan Pustaka A. Minat... 6
B. Status Sosial Ekonomi... 7
C. Pendidikan Orang Tua ... 9
D. Pekerjaan Orang Tua……… 11
(16)
E. Pendapatan Orang Tua……….. 12
F. Kerangka teoritik……….. 15
G. Hipotesis……… 18
BAB III Metodologi Penelitian A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian……… 20
2. Waktu Penelitian………. 20
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian……….. 20
2. Obyek Penelitian………... 20
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi………. 21
2. Sampel………... 21
3. Teknik Penarikan Sampel………. 21
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner……….. 21
2. Dokumentasi………. 22
3. Wawancara………... 22
F. Operasionalisasi Variabel ... 22
G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas... 24
2. Pengujian Reliabilitas ... 26
H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 28
2. Pengujian Hipotesis a. Rumusan Hipotesis ... 28
(17)
b. Pengujian Hipotesis ... 28
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya SMK N I Jogonalan ... 31
B. Ganbaran Umum SMK N I Jogonalan... 32
C. Visi dan Misi SMK N I Jogonalan ... 35
D. Tujuan SMK N I Jogonalan ... 35
E. Organisasi Kesiswaan ... 36
F. Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah... 36
G. Struktur Organisasi SMK N I Jogonalan ... 39
H. Pembuatan Tugas dan Tanggung jawab ... 39
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Minat Siswa...44
2. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua ...45
3. Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua...46
4. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua ...47
B. Analisis Data ...48
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...57
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ...62
B. Saran ...62
C. Keterbatasan ...64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(18)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Operasional Variable Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi
ke Perguruan Tinggi……… 24
Tabel 3.2 Skor Pertanyaan Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 24
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Variabel Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….. 25
Tabel 5.1 Deskripsi Minat Siswa SMK Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi... 44
Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah………. 45
Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu………. 45
Tabel 5.4 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ayah………. 46
Tabel 5.5 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ibu……… 47
Tabel 5.6 Deskripsi Tingkat Pendapatan Ayah………. 47
Tabel 5.7 Deskripsi Tingkat Pendapatan Ibu……… 48
Tabel 5.8 Data Tingkat Pendidikan Ayah dan Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 49
Tabel 5.9 Tabel Kontigensi……… 49
Tabel 5.10 Data Tingkat Pendidikan Ibu da Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 50
Tabel 5.11 Tabel Kontigensi………. 50
Tabel 5.12 Data Jenis Pekerjaan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke PerguruanTinggi………. 51
(19)
Tabel 5.13 Tabel kontigensi……….. 51
Tabel 5.14 Data Jenis Pekerjaan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 53
Tabel 5.15 Tabel Kontigensi……… 53
Tabel 5.16 Data Tingkat Pendapatan Ayah dan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……… 54
Tabel 5.17 Tabel Kontigensi……… 54
Tabel 5.18 Data Tingkat Pendapatan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi……… 56
Tabel 5.19 Tabel Kontigensi……… 56
(20)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……….. 68
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas……… 74
Lampiran 3. Data Induk Penelitian………. 78
Lampiran 4. Penilaian Variabel Berdasarkan PAP………. 89
Lampiran 5. Statistik Deskriptif……… 94
Lampiran 6. Surah Ijin Penelitian………. 97
(21)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan, sumber daya manusia
sangat berperan di dalamnya. Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci
keberhasilan setiap pembangunan suatu negara. Dalam keadaan yang tidak menentu
di bidang ekonomi, politik, sosial, dan moral, bangsa Indonesia sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang siap menghadapi dunia kerja dalam era globalisasi mendatang.
Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan teknologi dan industri
membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan berpendidikan. Seseorang
perlu mengenyam pendidikan agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
jaman. Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan
menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas tinggi dalam
pembangunan nasional. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu,
pendidikan mempunyai tugas memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya
berkembang secara sehat, optimal, sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan
kreatif bisa berkembang dalam wadah pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan
secara efektif dikembangkan bakat dan kemampuan seseorang. Tetapi selama ini
pemerintah lebih menekankan pendidikan yang bersifat pengetahuan daripada yang
bersifat keterampilan.
(22)
Dewasa ini pendidikan telah tumbuh meluas dan menjadi kebutuhan
masyarakat terutama anak-anak usia sekolah. Masyarakat memahami pentingnya
pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tentu saja akan
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Pendidikan sering juga dipandang sebagai
persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Karena itu banyak
orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan yang besar untuk
pendidikan anak-anaknya. Anak yang telah menamatkan sekolah diharapkan
sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai
dasar yang cukup untuk mancari nafkah. Semakin tinggi pendidikan, semakin besar
harapan untuk memperoleh pekerjaan yang baik.
Ketika seorang siswa lulus SMK, mereka dihadapkan kepada berbagai
macam persoalan antara lain, apakah saya mau melanjutkan belajar, apakah saya
akan bekerja (Walgito, 1982:21). Jelaslah kiranya bahwa pendidikan sekolah sejak
jenjang SMTA sangat erat kaitannya dengan persiapan mereka memasuki dunia
kerja atau melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi.
Pada umumnya orang tua yang mampu atau berasal dari golongan yang
lebih tinggi tingkat ekonominya akan lebih suka anaknya melanjutkan studinya ke
perguruan tinggi dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga yang
tingkat ekonomi rendah. Keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah
didesak untuk mencari pekerjaan guna mempertahankan nasibnya. Banyaknya
pilihan pendidikan itu menyebabkan siswa lebih selektif untuk memilih pendidikan
(23)
dengan demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya yang
tidak sedikit jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala bagi
mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari mereka
terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya.
Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh siswa.
Dari sekian banyak faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang diduga
dominan berpengaruh terhadap pembentukan minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua.
Pertimbangannya bahwa status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi seorang anak dalam menentukan pilihan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki apakah faktor
tersebut mempengaruhi minat siswa sekolah menengah kejuruan dalam melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “ PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP
MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN UNTUK
MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI “. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa SMK Negeri 1 Jogonalan Klaten.
(24)
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui minat siswa melanjutkan studi.
Faktor-faktor yang diduga menentukan tinggi atau rendahnya minat siswa dalam
penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua. Status ekonomi orang tua
mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat pendidikan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah
menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
2. Apakah jenis pekerjaan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah
menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
3. Apakah tingkat pendapatan orang tua berpengaruh terhadap minat siswa sekolah
menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa
sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Untuk mengetahui pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa
sekolah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa
(25)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk
mengarahkan siswa melanjutkan studi yang berikutnya sesuai yang diinginkannya
dengan memperhatikan faktor-faktor yang ada pada diri siswa terutama lewat
program bimbingan dan penyuluhan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi pertimbangan untuk
penelitian berikutnya.
3. Bagi Penulis
Pelaksanaan penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan
seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat
penting untuk suatu keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu
pekerjaan dengan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih
baik daripada mereka tidak berminat.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Menurut Winkel (1983:31), perasaan senang
akan menimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan sikap positip. Yang mana
diantara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti. Mungkin pada
umumnya berlaku urutan psikologis sebagai berikut: perasaan senang - sikap positip
– minat. Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan
berkembang melalui proses pendidikan sosialisasi dan proses interaksi di sekolah,
masyarakat, dan di dalam keluarga.
Hal yang perlu diperhatikan dalam minat seseorang (Sumardi, 1983:54)
adalah:
1. Minat pembawaan
Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik kebutuhan maupun lingkungan. Biasanya minat ini muncul berdasarkan bakat
(27)
yang ada. Misalnya, apabila seseorang mempunyai bakat di bidang pendidikan maka ia berminat masuk FKIP.
2. Minat yang muncul karena pengaruh luar
Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh-pengaruh seperti lingkungan dan kebutuhan. Misalnya, siswa yang teman-temannya banyak masuk fakultas hukum, maka ia terpaksa masuk fakultas hukum pula walaupun minatnya bukan ke fakultas hukum.
Purwanto (1984:59) mengatakan bahwa minat mengarahkan perbuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar
(manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan explorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbul minat terhadap sesuatu. Apa yang
menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi
dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan
sekolah setelah lulus SMK, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap
perguruan tinggi, perasaan tertarik, dan perasaan bahwa perguruan tinggi yang
bersangkutan sesuai dengan kebutuhan perkembangan dunia kerja.
B. Status Sosial Ekonomi
Status adalah posisi dalam kelompok. Status sosial ekonomi merupakan
kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua)
dalam suatu kelompok masyarakat. Menurut Susanto (1983:79), status adalah
(28)
dari hak dan kewajiban dalam tindakan manusia. Sedangkan menurut Ralph Linton
(Susanto, 1983:79) ada 2 jenis status :
1. ascribed status (= status yang diperoleh berdasarkan wewenang atau yang dinyatakan)
2. achieved status (= status yang diperoleh berdasarkan pengakuan orang lain atau keberhasilan)
Menurut Winkel (1983:37), status sosial adalah tinggi atau rendahnya
prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan posisi yang dipegangnya dalam suatu
sistem sosial. Cakupan status sosial ekonomi keluarga antara lain meliputi tingkat
pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus, dan
barang-barang berharga yang ada di rumah (Mahmud, 1989:99). Remaja-remaja
yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tidak menguntungkan
menghadapi problem-problem finansial sehingga tidak mempunyai kesempatan
untuk melanjutkan sekolah. Dengan demikian membatasi keinginannya untuk lebih
maju. Menurut hasil penelitian Alwin dan Thornton (Purwanto, 1984:99),
murid-murid yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi menunjukkan
prestasi belajar lebih tinggi dan dapat bersekolah lebih lama ketimbang murid-murid
yang berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang rendah.
Jadi pengertian status sosial keluarga dapat dikaitkan dengan tingkat
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan
(29)
C. Pendidikan Orang Tua
Pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990:204), proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi,
pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan
madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap (Syah, 1955:11). Pendidikan dapat
berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti sekolah,
madrasah dan institut-institut lainnya.
Menurut Poerbakawatja dan Harahap (Syah, 1955:11), pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si
anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab
moril dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau
orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk
mendidik. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses, yaitu proses
pendewasaan anak didik. Proses ini dilakukan oleh pendidik dengan sadar, sengaja,
dan penuh tanggung jawab. Fungsi pendidikan adalah menyediakan apa saja yang
diperlukan untuk mengembangkan anak didik.
Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat pendidikan adalah pendidikan
formal yang dicapai yaitu SD, SLTP, SLTA (SMU) dan Perguruan Tinggi. Tingkat
pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas kepada kehidupan
(30)
berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial
dalam masyarakat. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan cenderung memiliki
pengetahuan dan wawasan luas daripada orang yang tidak berpendidikan. Demikian
juga dari keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih
mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya. Sebaliknya keluarga yang
orang tuanya tidak berpendidikan pada umumnya menganggap rendah arti
pendidikan bagi anak-anaknya, yang penting anakanya ikut membantu bekerja
membantu orang tua untuk mencukupi kebutuhan. Keluarga yang orang tuanya tidak
berpendidikan memiliki informasi dan pengertian tentang segala hal serba terbatas,
sehingga perkembangan anak-anaknya dihambat oleh keterbatasan itu. Mereka tidak
memandang pendidikan sebagai tujuan yang bernilai, tetapi hanya menganggap
sebagai jalan menuju keberhasilan kerja.
Senada dengan itu, remaja-remaja yang orang tuanya berpendidikan tinggi
lebih mungkin melanjutkan pelajarannya ke perguruan tinggi daripada
remaja yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Dan
remaja-remaja yang orang tuanya berijazah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dibandingkan remaja-remaja yang orang
tuanya tidak seperti itu. Lamanya seorang bersekolah merupakan indikator
keberhasilan kerja. Artinya, setidaknya secara teoritis, lulusan perguruan tinggi akan
mendapat pekerjaan lebih baik dan penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan
(31)
Dapat diduga bahwa anak yang berasal dari orang tua yang berpendidikan
tinggi cenderung mempunyai minat yang lebih besar untuk terus bersekolah karena
dorongan orang tua dan bimbingan dari orang tua yang berpandangan bahwa sekolah
itu penting bagi kehidupan daripada mereka yang orang tuanya tidak berpendidikan.
Sedangkan tingkat pendidikan dalam peneletian ini artinya kurang lebih adalah
jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua yang dibuktikan dengan
adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya. misalnya : SD, SMP, SMU, Sarjana
Muda, dan Sarjana.
D. Pekerjaan Orang Tua
Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan dalam penelitian adalah bidang
pekerjaan yang ditekuni oleh orang tuanya setiap hari. Menurut Riwanto
(1994:166-167) jenis pekerjaan dapat dibagi kedalam 8 golongan yaitu sebagai berikut:
1. Tenaga profesional : teknisi dan yang sejenisnya
2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan
3. Tenaga tata usaha dan tenaga sejenisnya 4. Tenaga usaha penjualan
5. Tenaga usaha jasa
6. Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 7. Tenaga produksi, operator alat angkut, pekerja kasar
8. Lainnya
Jenis pekerjaan atau profesi orang tua berkaitan erat dengan pola
pengasuhan anak. Di mana tipe pekerjaan yang digeluti orang tua ikut
mempengaruhi perkembangan anak-anaknya. Hal itu berarti kalau orang tuanya
(32)
sebagai pendidik. Orang tua akan memberikan dorongan kuat supaya anak
mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan digolongkan menjadi 2 yaitu:
pekerjaan pendidik dan bukan pendidik. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
secara jelas melalui analisis besarnya pengaruh kedua golongan pekerjaan itu
terhadap minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jika orang
tua siswa bekerja sebagai pendidik, apakah minat anak untuk melanjutkan studi akan
lebih besar daripada minat anak yang orang tuanya bekerja bukan sebagai pendidik.
E. Pendapatan Orang Tua
Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai
imabalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
(Gilarso, 1991:63). Penghasilan keluarga menurut (Gilarso, 1991:63) dapat
bersumber pada :
1. Usaha sendiri (wiraswasta) - misalnya : berdagang, mengerjakan sawah. 2. Bekerja pada orang lain - misalnya : bekerja di kantor atau perusahaan
sebagai pegawai atau karyawan.
3. Hasil dari milik - misalnya : mempunyai sawah disewakan.
Menurut (Sumardi dan Evers, 1982:323), ada 3 macam pendapatan :
1. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok 2. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melaui pekerjaan
tambahan di luar pekerjaan pokok.
3. Pendapatan subsisten adalah penghasilan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang.
Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh suatu
(33)
pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan (Sumardi dan Evers, 1982:122). Penghasilan keluarga dapat diterimakan
dalam bentuk :
a. Uang : segala penghasilan berupa uang diperoleh melalui gaji dan upah.
b. Barang : segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk barang terhadap jasa yang diberikan. Misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah.
c. Fasilitas-fasilitas, misalnya mendapat rumah dinas, pengobatan gratis.
Menurut Maslina Bangun dan Anidal (Sumardi dan Evers, 1982:322),
pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah
tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perseorangan dalam rumah tangga. Selain penghasilan (balas karya dan hasil milik),
masih ada penerimaan atau uang masuk lainnya, misalnya :
1) Uang pensiun - bagi mereka uang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi.
2) Sumbangan atau hadiah - misalnya sokongan dari saudara atau famili, hadiah tabungan .
3) Pinjaman atau hutang - ini merupakan uang masuk tetapi pada suatu saat akan harus dilunasi/dikembalikan.
Pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Penghasilan dalam jumlah besar akan memudahkan bagi
mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan termasuk kebutuhan akan
pendidikan. Bagian terbesar dari pendapatan keluarga atau uang masuk itu
dibelanjakan lagi guna membeli segala sesuatu yang dipergunakan untuk hidup
(konsumsi). Konsumsi disini bukan hanya persoalan makan saja tetapi mencakup
seluruh pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Contohnya:
(34)
mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat dikatakan
rendah status sosialnya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan
penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk selalu mempertahankan
kehidupan keluarganya.
Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut (Gilarso, 1991:65)
tergantung dari beberapa hal antara lain :
1. Besarnya jumlah penghasilan yang masuk
2. Besarnya keluarga
3. Tingkat harga kebutuhan hidup
4. Tingkat pendidikan keluarga
5. Lingkungan sosial ekonomi keluarga itu
6. Kebiasaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga
Dalam kaitannya dengan pendidikan, keadaan keluarga tentunya
mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Dengan adanya kondisi
ekonomi keluarga yang cukup maka anak-anaknya akan mendapat kesempatan yang
lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapannya. Ia akan
memperoleh lebih banyak kesempatan untuk terus sekolah tanpa menemui kesulitan
dalam hal biaya dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Kesempatan ini tidak akan
diperoleh anak-anak dari keluarga yang tidak mampu karena anak-anak tersebut
akan menghadapi problem-problem finansial sehingga mereka tidak mempunyai
kesempatan untuk melanjutkan sekolah.
Dari uraian di atas dapat diduga bahwa anak yang berasal dari keluarga
yang tingkat pendapatannya tinggi, akan mempunyai minat yang lebih besar untuk
melanjutkan sekolah setelah lulus SMK nanti daripada mereka yang berasal dari
(35)
F. Kerangka Teoretik
1. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai
atau diselesaikan oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang akan
membawa pengaruh luas kepada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya
pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang
pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.
Seseorang yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan.
Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada
umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya,
sebaliknya keluarga yang orang tuanya tidak berpendidikan pada umumnya
menganggap rendah arti pendidikan bagi anak-anaknya. Biasanya yang
terpenting anak-anaknya ikut membantu orang tuanya untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya. Keluarga yang orang tuanya tidak berpendidikan
memiliki informasi dan pengertian tentang segala hal yang serba terbatas,
sehingga perkembangan anak-anaknya dihambat oleh keterbatasan itu (John,
1992:11). Dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
(36)
2. Pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu sudah
tentu berbeda dengan yang lain. Secara umum jenis pekerjaan seseorang
dibedakan ke dalam pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Pekerjaan pokok
adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari
penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat
pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak
atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya
penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut penghasilan tambahan.
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh
seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna
memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi
pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidak
sama untuk masing-nasing orang. Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan
berpengaruh terhadap penghasilan dan kekayaan seseorang, kemudian juga
berpengaruh terhadap status sosial ekonomi orang yang bersangkutan.
Dalam hubungannya dengan pendidikan anak, orang tua dengan jenis
pekerjaan yang berpenghasilan cukup atau besar biasanya lebih menginginkan
anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena tidak adanya
(37)
pekerjaan yang berpenghasilan rendah biasanya akan berpikir dua kali sebelum
mendorong anaknya melanjutkan ke perguruan tunggi karena untuk studi ke
perguruan tinggi tentu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian
dapat diduga bahwa ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa SMK untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai
imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi
(Gilarso, 1991:63). Jadi yang dimaksud denga pendapatan orang tua adalah
segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas
sumbangan orang tua terhadap proses produksi. Pendapatan keluarga dapat
bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, dan hasil dari milik.
Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, bahkan
banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. Dalam penelitian ini
penulis tidak membedakan arti atau pengertian antara pendapatan dengan
penghasilan, keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus
uang dan barang yang masuk dalam suatu keluarga.
Pendapatan yang diterima dari suatu keluarga dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Bagian terbesar dari pendapatan keluarga itu dibelanjakan
lagi guna membeli segala sesuatu yang dipergunakan untuk hidup (konsumsi).
(38)
pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup, contohnya:
rekreasi dan pendidikan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, keadaan keluarga tentulah
mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Dengan adanya kondisi
ekonomi yang cukup maka anak-anaknya akan mendapat kesempatan yang lebih
luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapannya. Mereka akan
banyak memperoleh kesempatan untuk terus sekolah tanpa menemui kesulitan
dalam hal biaya. Kesempatan ini jarang ditemui anak-anak dari keluarga yang
tidak mampu karena anak-anak tersebut akan menghadapi masalah-masalah
keuangan sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan
sekolah. Dengan demikian dapat diduga bahwa ada hubungan antara tingkat
pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
H. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoretik dalam penelitian ini, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa sekolah
menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguran tinggi.
2. Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap minat sekolah menengah
(39)
3. Ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap minat siswa sekolah
(40)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penyelidikan yang
mendalam dari suatu individu, kelompok atau institusi. Penarikan kesimpulan ini
hanya berlaku pada subyek pada tempat dilakukannya penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember 2008.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN 1 Jogonalan, Klaten.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan minat siswa SMK melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
(41)
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 1 Jogonalan. Jumlah
populasi penelitian ini adalah 590 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XII SMKN Jogonalan. Jumlah sampel
penelitian ini adalah 187 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel.
Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya
(Arikunto, 2000:128). Teknik ini digunakan dengan pertimbangan siswa kelas
XII sudah memasuki tahap akhir penyelesaian studinya. Dengan demikian
mereka dipandang peneliti telah mulai memikirkan masa depan setelah tamat
belajar di SMK N Jogonalan, yakni melanjutkan studi pada jenjang yang lebih
tinggi atau langsung bekerja.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Yaitu pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang
dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas, pendidikan
orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, dan minat siswa
(42)
2. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan dokumen yang telah ada di
SMK. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang gambaran umum
tempat penelitian. Misalnya : jumlah siswa, guru, jumlah karyawan, dan lain-lain.
3. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan guru
dan karyawan maksudnya sebagai alat untuk melengkapi data primer dan
sekunder yang diperlukan dalam penelitian.
F. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan orang tua. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. S-1 / S-2 / S-3 skor 5
b. D-1 / D-2 / D-3 skor 4
c. SMA / SMK atau sederajat skor 3
d. SMP atau sederajat skor 2
e. SD atau sederajat skor 1
(43)
Jenis pekerjaan orang tua adalah bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang
tua setiap harinya. Berdasarkan penggolongan pekerjaan dikelompokkan menjadi
2 golongan, yaitu ;
a. Guru skor 2
b. Bukan guru skor 1
3. Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan atau penghasilan keluarga adalah seluruh pendapatan bersih
dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan ayah atau ibu selama satu bulan.
Dalam penelitian ini jumlah penghasilan diukur dari tinggi rendahnya
pengeluaran-pengeluaran keluarga. Untuk mempermudah pengukuran, maka
masing-masing pengeluaran ke tiga alternatif jawaban yang disusun berdasarkan
nilai rupiah yang berlaku sekarang.
Adapun pedoman pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah pendapatan > Rp 1.214.000,00 skor 3
b. Jumlah pendapatan antara Rp 607.001,00 – Rp 1.214.000,00 skor 2
c. Jumlah pendapatan < Rp 607.000,00 skor 1
4. Variabel Minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan ke perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan
yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMK, yang
ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi, perasaan
(44)
kebutuhan perkembangan dunia kerja. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi
variabel minat siswa SMK untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Tabel 3.1
Operasional Variable Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Pertanyaan
No Indikator
Positif Negatif
1 Ketertarikan 1, 4, 6, 15 13
2 Perasaan senang 7, 16
3 Keinginan/dorongan untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi
2, 10, 12 11
4 Harapan untuk memperoleh manfaat 17
5 Pendirian 5 18
6 Kemampuan 3,14, 19
7 Konsentrasi 20
8 Rasa ingin tahu 8, 9, 14,
Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan
masing-masing pertanyaan diukur dengan skala linkert. Pemberian skor pada setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skor PertanyaanMinat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Jawaban Pernyataan positif Penyataan Negatif
Sangat Setuju ( SS ) 4 1
Setuju ( S ) 3 2
Tidak Setuju ( TS ) 2 3
(45)
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Suatu alat ukur dikatakan valid atau salah apabila suatu alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dengan tepat atau teliti. Jenis
validitas yang digunakan analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir maka
skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.
Skor butir dipandang dengan nilai X dan skor total dipandang dengan nilai Y
(Arikunto, 1989:141). Kevalidan atau kesahihan alat ukur tersebut akan diuji
dengan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 1995:69):
} ) ( ) )}{ ( { ) )( ( 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY Keterangan XY
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = total dari setiap item
Y = total dari total item
= total responden
Perhitungan nilai koefisien r dihitung pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai
koefisien r menunjukkan hasil lebih besar atau sama dengan nilai koefisien r
tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun rangkuman hasil
penelitian uji coba validitas sebagai berikut :
Tabel 3.3
Rangkuman Uji Validitas Variabel Minat Siswa SMK untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
(46)
Butir No Korelasi dengan Koreksi Status
1 0,385 Valid
2 0,390 Valid
3 0,494 Valid
4 0,291 Valid
5 0,380 Valid
6 0,591 Valid
7 0,725 Valid
8 0,523 Valid
9 0,552 Valid
10 0,351 Valid
11 0,512 Valid
12 0,523 Valid
13 0,382 Valid
14 0,685 Valid
15 0,532 Valid
16 0,612 Valid
17 0,504 Valid
18 0,371 Valid
19 0,617 Valid
20 0,605 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel minat
siswa SMK dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa
sebanyak dua puluh butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini
dilakukan dengan membandingkan nilai-nilai koefisien rhitung masing-masing
butir dengan koefisien rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n) sebanyak 30
responden dan derajat kebebasan sebesar 28 (30-2) maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,239. Hasil pengujian menunjukkan bahwa keseluruhan nilai koefisien
hitung
(47)
disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan minat siswa SMK dalam
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas kuesioner adalah ukuran sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai pengumpulan data. Untuk menguji reliabilitas instrumen pada
penelitian ini rumus yang dipakai yaitu koefisien Alpha Cronbach (Arikunto,
1998:198):
1 22 ) 1 ( t b n k k r keterangan: n
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan.
2 b
= Jumlah varians butir
2 t
= Varians total
Dari perhitungan berdasarkan rumus di atas, jika nilai rhitung lebih besar
dari 0,60 (Nunnaly dalam Imam Ghozali, 2001) maka butir soal dapat dikatakan
reliabel. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut
tidak reliabel. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan dengan menggunakan rumus SPSS for Windows versi 12,0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil nilai rhitung =
(48)
0,884 > 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
ini adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan tingkat pendidikan orang tua,
tingkat pendapatan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, dan minat siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan menguji kebenaran hipotesis.
Untuk mendeskripsikan data dilakukan perhitungan mean, median, dan modus.
2. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan hipotesis 1
Ho = Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa
SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha = Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap minat siswa SMK
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
b. Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya pengaruh tingkat pendidikan
orang tua dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, digunakan
rumus koefisien kontingensi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a). Sebelum menghitung koefisien kontingensi, maka terlebih dahulu
(49)
fh fh
fo 2
2 ( )
Dimana:
fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan
Jumlah baris
Sedangkan untuk menghitung fh = x jumlah kolom Jumlah semua
b). Menentukan statistik uji 2 dengan derajat kebebasan
Dengan berdasarkan tabel fo dan fh yang ada, maka dapat dihitung
dengan 2 pada taraf signifikasi 5% dengan d.b = (baris-1) (kolom-1)
kesimpulan sebagai berikut: Apabila dari perhitungan ternyata bahwa
harga 2 ≥ harga kritik 2 yang tertera dalam tabel, sesuai dengan taraf signifikasi yang telah digunakan ditetapkan, berarti ada perbedaan atau
pengaruh yang meyakinkan antara fo dengan fh. Akan tetapi apabila dari
perhitungan ternyata bahwa nilai 2 < harga kritik 2, berarti tidak ada perbedaan atau pengaruh yang meyakinkan antara fo dengan fh.
d). Menghitung Koefisien Kontigensi
Untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor yang satu dengan
lainnya digunakan koefisien kontingensi (C), sedangkan rumus yang
digunakan untuk menghitung koefisien kontingensi adalah sebagai
berikut (Sudjana, 1996:282):
n C
2 2
(50)
Keterangan:
C = koefisien kontigensi
2
= chi kuadrat
n = jumlah item
Agar harga koefisien (C) yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai
derajat asosiasi antara faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan
koefisien kontingensi maksimum (Cmaks) yang bisa terjadi. Harga C
maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
m m Cmaks 1
Keterangan:
m = banyaknya kategori yang paling kecil di antara variabel yang diketahui semakin dekat nilai C dengan Cmaks, maka makin kuat hubungan yang terjadi di antara variabel tersebut.
Perhitungan interprestasi rasio koefisien kontingensi (C) terhadap C
maksimum (Cmaks) adalah sebagai berikut:
Cmaks C Crasio
Nilai C Interprestasi
0,81 s/d 1,00 0,61 s/d 0,80 0,41 s/d 0,60 0,21 s/d 0,40 0,00 s/d 0,20
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah
(51)
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya SMK Negeri I Jogonalan
SMKN I Jogonalan berdiri pada tahun 1968, berdasarkan instruksi Kabin
Pendidikan Ekonomi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah di
Semarang pada akhir bulan November 1967. dalam instruksi tersebut dijelaskan
bahwa di daerah Kawedanan Gondang Winangun akan didirikan sebuah SMEA
Negeri, atas realisasi Bupati Kepala Daerah Kabupaten Klaten maka dibentuklah
panitia pendiri SMEA Negeri Gondang Winangun yang berkedudukan di Kabupaten
Klaten, sedangkan untuk di daerah Kawedanan Gondang Winangun dibentuk suatu
sub panitia dan yang ditunjukkan sebagai ketua harian sub panitia yang
berkedudukan di Kawedanan Gondang Winangun itu adalah camat Jogonalan.
Selanjutnya camat Jogonalan membentuk sebuah rencana kegiatan antara lain:
1. Persiapan pendaftaran calom siswa.
2. Persiapan gedung beserta peralatannya.
3. dan untuk sementara waktu gedung sekolah menempati SD Karang Dukuh I dan
II.
Pada tanggal 1 April 1969 SMEA Gondang Winangun sudah memiliki
gedung sekolah sendiri yang bertempat di desa Ngendo, kelurahan Prawatan,
kecamatan Jogonalan, dan milai saat itu SMEA Gondang Winangun sudah tidak
menempati SD Karang Dukuh dalam kegiatan belajar mengajar.
(52)
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 28/U.K.K.3/1968 sebenarnya SMEA Gondang Winangun resmi
dibuka pada tanggal 8 Januari 1968, dan Drs. L. A Suwono menjabat sebagai kepala
sekolah untuk pertama kalinya pada tanggal 7 Maret 1997 dengan dikeluarkannya
SK Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 036/0/1997 yang isinya menyatakan
bahwa SMEA Negeri Gondang Winangun namanya diganti menjadi SMKN I
Jogonalan, hingga saat ini jabatan kepala sekolah telah berganti sebanyak 7 kali
yaitu:
a. 1 Januari 1968 – 20 April 1985 dijabat oleh Drs. L. A Suwono
b. 20 April 1985 – 3 Desember 1988 dijabat oleh Drs. M. Walkam
c. 3 Desember 1988 – 6 Oktober 1995 dijabat oleh Bp. Moejono
d. 6 Oktober 1995 – 4 Januari 1996 dijabat oleh Dra. Kasturi Yama
e. 4 Januari 1996 – 16 Juli 1999 dijabat oleh Drs. Gumiarso
f. 16 Juli 1999 – 1 Juli 2002 dijabat oleh Drs. Kasturi Yama
g. 1 Juli 2002 – 4 Januari 2005 dijabat oleh Drs. Wahono
h. 4 Januari 2005 sampai sekarang dijabat oleh Drs. Muhammad Sholeh
B. Gambaran Umum SMKN I Jogonalan
SMKN I Jogonalan Klaten merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menyelengarakan kegiatan belajar mengajar dengan bidang studi kelompok
manajemen dan bisnis dengan program studi akuntansi, sekretaris dan penjualan. Di
(53)
penjurusan di lakukan pada saat siswa naik kelas 2. pada saat kelas satu mereka
mendapatkan mata pelajaran yang sama. Sistem pendidika yang ada di SMKN I
Jogonalan adalah sistem semester yang terdiri dari 6 bulan semester 1 dan 6 bulan
semester ke 2, setiap satu tahun ada 2 semester dan setiap semester ada ujian tengah
semester dan ujian akhir semester yang masing-masing dilaksanakan pada
pertengahan semester dan akhir semester.
Saat ini SMKN I Jogonalan memiliki 15 kelas yang terdiri dari 5 kelas untuk
kalas satu, 5 kelas untuk kalas 2 dan 5 kelas untuk kalas 3. untuk kelas 2 dan kelas 3
dibadi lagi menjadi 2 kalas untuk jurusan akuntansi, 1 kelas untuk jurusan sekretaris
dan 2 kelas untuk jurusan penjualan. Jumlah siswa SMKN I Jogonalan sebabyak 590
siswa yang terdiri dari 190 siswa kelas 1, 194 siswa kelas 2, 197 siswa kelas 3.
fasilitas yang ada di SMKN I Jogonalan cukup memadai, seperti laboratorium
computer, laboratorium mengetik, laboratorium sekretaris, perpustakaan, UKS,
lapangan basket. Di SMKN I Jogonalan juga terdapat toko serta untuk kalangan
sekolah. Toko ini menjual peralatan sekolah dan makanan ringan untuk siswa.
SMKN I Jogonalan juga mengadakan UJT (Under Job Training) yaitu
praktek kerja lapangan sedara langsung dan ini bersifat wajib bagi semua siswa kelas
dua dan tiga. UJT ini berguna untk melatih para siswa untuk menerapkan ilmu yang
mereka dapatkan pada kondisi nyata. UJT ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu
tahap pertama dilaksanakan pada saat kelas dua selama 2 bulan dan tahap kedua
dilaksanakan pada saat kelas tiga selama 2 bulan pula. Dan setelah melaksanakan
(54)
mengikuti ujian nasional. Lokasi untuk pelaksanaan UJT ini telah ditentukan oleh
sekolah sebagai pihak penyelenggara dan pihak sekolah sendiri bekerjasama dengan
lembaga-lembaga pemerintah maupun daerah dan juga beberapa usaha masyarakat
sebagai tempat untuk penyelenggaraan UJT. Adapun pihak-pihak yang bekerjasama
dengan pihak SMKN I Jogonalan, antara lain:
1. Kospin Jaya 18. Kecamatan Kebonarum
2. Pelayanan Pajak 19. BKK Klaten Tengah
3. Badan Kredit Kec. Manisrenggo 20. Pelayanan Pajak Prambanan
4. KUD Wedi 21. KUD Klaten Selatan
5. Multi Pabrik Roti Adirasa 22. Penimo ( CV Peni Wedi )
6. Bumi Asih Jaya 23. Depnaker Klaten
7. BKK Jogonalan 24. Kecamatan Klaten tengah
8. Dinasti Prambanan Fasion 25. Dinad Pendidikan Nasional
9. Matahari Klaten 26. BKK Gantiwarno
10.Kecamatan Klaten Utara 27. KUD Unggul Prambanan
11.PDAM Klaten 28. Laris
12.BAPPENDA Kabupaten Klaten 29. BKK Klaten Utara
13.Pos Indonesia Klaten 30. Bank Shinta Bakti Wedi
14.PEMDA Kabupaten Klaten 31. BKK Klaten Selatan
15.Kecamatan Klaten Selatan 32. KUD Manisrenggo
16.BKKBN Kabupaten Klaten 33. Dian Kusuma Photo
(55)
C. Visi dan Misi SMKN I Jogonalan 1. Visi
SMKN I Jogonalan mempunyai visi sebagai berikut “ Mewujudkan
Lemdiklat (SMK) bertaraf Nasional Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
guna memenuhi tantangan global”.
2. Misi
Misi dari SMKN I Jogonalan adalah:
a. Meningkatkan KBM bermutu yang berorientasi masa depan.
b. Mewujudkan pelayanan prima dalam melakukan tugas.
c. Mengembangkan diklat yang membeka li siswa kreatif, inovatif, produktif
dan mandiri.
d. Mengantisipasi tantangan global.
D. Tujuan SMKN I Jogonalan
1. Menyiapkan tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan
diri.
2. Menyiapkan tenega terampil tingkat menengah dibidang keahlian bisnis dan
manajemen yang mampu bersaing didunia kerja.
3. Menjadi Lemdiklat yang bermutu dan professional.
4. Mengupayakan menjadi SMK bertaraf nasional.
5. Membantu menempatkan tamatan didunia kerja.
(56)
E. Organisasi Kesiswaan
Organisasi sekolah yang ada di SMKN I Jogonalan yaitu OSIS. Organisasi
ini merupakan organisasi sekolah yang bersifat intrakulikuler yang dijalankan oleh
para siswa dengan pembinaan dari para guru yang telah ditunjuk. OSIS merupakan
organisasi siswa yang menampung aspirasi para siswa SMKN I Jogonalan dan
merupakan induk dari organisasi estrakurikuler lain yang ada di SMKN I Jogonalan.
Biasanya kegiatan yang diadakan oleh OSIS adalah upacara-upacara baik nasional
maupun intern sekolah, mengadakan kegiatan lomba-lomba dalam memperingati
hari-hari besar nasional maupun hari besar sekolah dan masih banyak lagi kegiatan
yang dilakukan oleh OSIS.
F. Kegiatan Ekstrakurikuler sekolah 1. Pramuka
Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
SMKN I Jogonalan. Kegiatan pramuka ini bersifat wajib bagi siswa kelas satu,
siswa kelas dua dan siswa kelas tiga tidak diwajibkan. Tetapi apabila ada siswa
kelas dua atau kelas tiga yang berminat pada kegiatan ini maka mereka dapat
mengikutinya terus dan mungkin mereka bisa menjadi pengurus ambalan seperti
sanggar kerja maupun dewan ambalan (DA). Dewan ambalan inilah yang
merancang semua kegiatan pramuka di SMKN I Jogonalan .
Kegiatan pramuka di SMKN I Jogonalan mempunyai suatu ambalan
(57)
dengan no. Gudep R.75 dan Ambalan Diponegoro untuk peserta didik putra
dengan No. Gudep 75. ambalan Kartini terdiri dari 20 sangga dan Ambalan
Diponegoro hanya 1 sangga.
Kegiatan pramuka ini merupakan kegiatan rutin dan kegiatan per periode.
Kegiatan rutin ini merupakan kegiatan yang dilakukan setiap minggu sekali yang
dilaksanakan setiap hari jumat pukul 14.00 s/d 16.00 yang bertempat di SMKN I
Jogonalan dan kegiatan per periode dilakukan setiap periode tertentu seperti
pemilihan Dewan Ambalan, perkemahan jambore baik dilakukan oleh tingkat
gugus depan sekolah maupun tingkat lainnya.
2. PMR (Palang Merah Remaja)
Palang Merah remaja merupakan suatu kegiatan Palang Merah Indonesia
yang diadakan ditingkat sekolah baik sekolah lanjutan tingkat pertama maupun
sekolah lanjutan tingkat atas. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PMR ini
sama halnya dengan yang dilakukan oleh PMI dan kegiatan PMR ini juga
merupakan suatu kegiatan yang diadakan oleh PMI.
Kegiatan PMR ini bersifat tidak wajib bagi semua kelas. Kegiatan ini
bersifat bebas diikuti dari kelas satu, dua maupun tiga. Kegiatan rutin PMR
dilakukan pada hati jumat pukul 13.00 s/d 15.00. berhubung waktu untuk
kegiatan PMR dan Pramuka sama yaitu pada hari jumat dengan selang waktu
mulai kegiatan hanya satu jam, maka khusus kelas satu yang mengikuti kegiatan
PMR ataupun kelas dua dan kelas tiga yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka
(58)
PMR dan baru setelah PMR itu selesai mereka boleh mengikuti kegiatan
pramuka.
Kegiatan ini diasuh dan dibimbing oleh seorang guru pendamping untuk
pelaksanaan kegiatan rutin. Tapi kadang juga ada dari institusi lain atau
pembimbing PMR dari dari luar sekolah. Tetapi untuk menghadapi kegiatan
yang sifatnya perlombaan untuk diluar sekolah, pihak sekolah mendatangkan
instruktur dari lembagai yang terkait dari PMI Cabang Klaten.
Prestasi akhir-akhir ini yang diraih oleh PMR SMKN I Jogonalan cukup
memuaskan yaitu sebagai Juara Umum Tingkat Putera se Kabupaten Klaten
yang dilaksanakan di Akademi Perawatan Klaten.
3. Kesenian
Kegiatan kesenian ini merupakan sebuah kegiatan untuk menyalurkan
bakan para siswa SMKN I Jogonalan. Kegiatan ini meliputi paduan suara, seni
tari dan seni musik. Kegiatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali pada hari
sabtu setelah jam sekolah selesai bertempat di ruang tunggu sekolah yang
terletak di depan, karena kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahin ini, jadi baru
paduan suara saja yang baru dilaksanakan oleh pihak sekolah. Kegiatan ini dapat
diikuti oleh semua kelas satu, dua dan kelas tiga yang berminat untuk mengikuti
kegiatan ini. Untuk paduan suara sering diikuti untuk kegiatan upacara-upacara
(59)
G. Struktur Organisasi SMKN I Jogonalan
H. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Kepala Sekolah
a. Sebagai Edukator / Pendidik
Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
b. Sebagai Manajer
Menyusun perencanaan, mengoperasikan, mengarahkan dan
mengkoordinasikan kegiatan, menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat,
mengambil keputusan, mengatur administrasi, mengatur organisasi siswa
intra sekolah (OSIS), mengatur hubungan masyarakat dan instansi terkait.
c. Sebagai Administrator
URUSAN KURIKULUM
URUSAN SARANA DAN
PRASARANA
URUSAN HUMAS
URUSAN KESISWAAN
WALI KELAS GURU MATA PELAJARAN
GURU PEMBIMBING KEPALA
SEKOLAH KETUA KOMITE
SEKOLAH
KOORDINATOR TATA USAHA
(60)
Menyelenggarakan administrasi yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan kurikulun,
kesiswaan, ketatausahaan, ketenagakerjaan, keuangan, perpustakaan,
laboratorium, ruang keterampilan dan kesenian, UKS dan OSIS.
d. Sebagai Supervisor
Bertugas menyelenggarakan supervise mengenai proses belajar mengajar,
kegiatan bimbingan dan koseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait,
sarana dan prasarana, kegiatan OSIS.
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Pentusun perencanaan program kegiatan dalam kagiatan dan pelaksanaan
program.
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Ketenagaan
e. Pengawasan
f. Penilaian
g. Identifikasi dan pengumpulan data
h. Penyususan laporan
3. Kepala Tata Usaha
a. Menyusun program kerja data usaha sekolah
(61)
c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
d. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah dan menyajikan data
statistik sekolah
e. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
f. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
secara berkala.
4. Urusan Kurikulum
a. Menyusun mata pelajaran
b. Menyusun jadwal mata pelajaran
c. Menyusun dan membuat kalender sekolah
d. Membuat rencana mata pelajaran
e. Menyusun laporan.
5. Urusan Sarana dan Prasarana
a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang KBM
b. Merencanakan program pengadaan
c. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana
d. Mengelola peralatan perbaikan dan pengisian
e. Mengatur pembukuannya
f. Menyusun laporan
6. Urusan Humas
a. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan BP3 dan peran BP3
(62)
c. Menyelenggarakan hasil pendidikan disekolah ( Gebyar Pendidikan )
d. Menyusun laporan.
7. Urusan Kesiswaan
a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K
c. Mengatur dan membina kegiatan OSIS
d. Mengatur program pesantren kilat
e. Melaksanakan program siswa teladan
f. Menyelenggarakan cerdas cermat dan olag raga prestasi
g. Menyeleksi calon siswa untuk diusulkan dalam program beasiswa
8. Wali Kelas
a. Membantu kepala sekolah dalam pengelolaan kelas
b. Penyelenggaraan administrasi kelas
c. Menyusun pembuatan statistic bulanan siswa
d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa
e. Membuat catatan khusus tentang siswa
f. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
g. Pembagian buku laporan hasil belajar
9. Guru mata pelajaran
a. Membuat perangkat program pembelajaran
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
(63)
d. Melaksanakan analisis ulangan harian dan perbaikan pengayaan serta
mengisi daftar nilai siswa
e. Membuat alat peraga, dan menumbuh kembangkan sikap menghargai karya
seni
f. Mengembangkan program pengajaran yang menjadi tanggung jawab dan
membuat catatan tentang kamajuan hasil belajar siswa
10. Guru Pembimbing
a. Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b. Koordinasi dengan wali kelas berkaitan dengan masalah-masalah yang
dihadapi siswa tentang kesulitan belajar
c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
dalam kegiatan belajar
d. Membeerikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai
e. Mengadakan pelaksanaan penilaian BK
f. Menyusun statistik hasil penilaian BK
g. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut BK
h. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar
(64)
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Responden penelitian ini adalah siswa-siswi SMK N I Jogonalan Klaten
tahun ajaran 2008/2009. Jumlah responden penelitian ini adalah 187 responden. Dari
187 kuesioner yang disampaikan kepada responden penelitian, jumlah kuesioner
kembali sebanyak 187 kuesioner (tingkat response rate = 100%). Berikut ini ditampilkan data responden penelitian.
1. Deskripsi Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Tabel 5.1
Deskripsi Minat Siswa SMK Untuk Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
Interval Frekuensi Persentase (%) Kriteria
69 – 80 12 6,4 Sangat tinggi
60 – 68 103 55,1 Tinggi
54 – 59 54 28,9 Cukup
48 – 53 15 8 Rendah
47 3 1,6 Sangat rendah
Jumlah 187 100 %
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 103 responden atau 55,1% minat siswa
dikategorikan memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi, 54 responden atau 28,9% dikategorikan cukup, 15 responden atau 8%
dikategorikan rendah, 12 responden atau 6,4% dikategorikan sangat tinggi dan,
(65)
3 responden atau 1,6% dikategorikan memiliki minat yang sangat rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi dikategorikan tinggi. Hal ini juga didukung hasil
perhitungan mean = 60,90; median = 61,00; modus = 61; standar deviasi = 5,786
2. Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Tingkat Pendidikan ayah
Tabel 5.2
Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
S1/S2 /S3 4 2,1
D1/D2/D3 1 0,5
SMA/SMK atau sederajat 39 20,9
SMP atau sederajat 39 20,9
SD atau sederajat 104 55,6
Total 187 100
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan
ayah SD atau sederajat sebanyak 104 responden (55,6%), tingkat pendidikan
ayah SMP atau sederajat sebanyak 39 responden (20,9%), tingkat pendidikan
ayah SMA/SMK atau sederajat sebanyak 39 responden (20,9%), tingkat
pendidikan ayah S1/S2/S3 sebanyak 4 responden (2,1%), tingkat pendidikan
ayah D1/D2/D3 sebanyak 1 responden (0,5%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar tingkat pendidikan ayah adalah SD atau sederajat.
(1)
Ant Rp 607.001,00 - Rp1.214.000,00
0
15
4
1
1
21
Pendp < Rp 607.000,00
10
87
49
13
3
162
Total
11
104
54
14
4
187
Tabel Kontigensi
Tgkt Pendp
minat studi
60
59
JumlahAnt Rp 607.001,00 - Rp1.214.000,00
atau lebih
15,5917
21
,
9
7
21
Pendp < Rp 607.000,00
61 , 99 97 36 , 62 65
162
Total
115
72
187
b.
Tingkat Pendapatan Ibu
Data Tingkat Pendapatan Ibu dan Minat Siswa untuk Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi
Tgkt Pendp
minat studi
69 - 80 60 - 68 54 - 59 48 - 53
47 jmlPndp > Rp 1.214.001,00
0
0
0
0
0
0
Ant Rp 607.001,00 - Rp1.214.000,00
0
6
3
0
0
9
Pendp < Rp 607.000,00
11
98
51
14
4
178
Total
11
104
54
14
4
187
Tabel Kontigensi
Tgkt Pendp
minat studi
60
59
JumlahAnt Rp 607.001,00 - Rp1.214.000,00
atau lebih
6
5
,
53
3
3
,
46
9
Pendp < Rp 607.000,00
46 , 109 109 53 , 68 69
178
(2)
Lampiran 5
(3)
Statistics
Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Minat
Valid 187 187 187 187
N
Missing 0 0 0 0
Mean 3.24 2.02 2.19 60.90
Median 3.00 2.00 2.00 61.00
Mode 2 2 2 61
Std. Deviation 1.478 .178 .489 5.786
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
2 81 43.3 43.3 43.3
3 40 21.4 21.4 64.7
4 35 18.7 18.7 83.4
5 10 5.3 5.3 88.8
6 18 9.6 9.6 98.4
8 2 1.1 1.1 99.5
10 1 .5 .5 100.0
Valid
Total 187 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
2 184 98.4 98.4 98.4
3 2 1.1 1.1 99.5
4 1 .5 .5 100.0
Valid
Total 187 100.0 100.0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
2 160 85.6 85.6 85.6
3 19 10.2 10.2 95.7
4 8 4.3 4.3 100.0
Valid
(4)
Minat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
43 1 .5 .5 .5
46 1 .5 .5 1.1
47 2 1.1 1.1 2.1
48 1 .5 .5 2.7
49 2 1.1 1.1 3.7
50 4 2.1 2.1 5.9
51 1 .5 .5 6.4
52 3 1.6 1.6 8.0
53 3 1.6 1.6 9.6
54 6 3.2 3.2 12.8
55 4 2.1 2.1 15.0
56 8 4.3 4.3 19.3
57 17 9.1 9.1 28.3
58 8 4.3 4.3 32.6
59 11 5.9 5.9 38.5
60 9 4.8 4.8 43.3
61 18 9.6 9.6 52.9
62 14 7.5 7.5 60.4
63 9 4.8 4.8 65.2
64 14 7.5 7.5 72.7
65 11 5.9 5.9 78.6
66 10 5.3 5.3 84.0
67 9 4.8 4.8 88.8
68 9 4.8 4.8 93.6
69 2 1.1 1.1 94.7
70 2 1.1 1.1 95.7
71 2 1.1 1.1 96.8
72 2 1.1 1.1 97.9
73 1 .5 .5 98.4
74 2 1.1 1.1 99.5
75 1 .5 .5 100.0
Valid
(5)
Lampiran 6
(6)