Judul Tugas Akhir : MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PONDOK PESANTREN (Studi Pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang,Kab. Semarang Tahun 2017) - Test Repository

  

MANAJEMEN PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BERBASIS PONDOK PESANTREN

(Studi Pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang,

Kab. Semarang Tahun 2017)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

  

Disusun Oleh :

Nur Azizah

111-13-014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawahini: Nama : NurAzizah Nim : 111-13-104 Fakultas : TarbiyahdanIlmuKeguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : Manajemen Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok

  Pesantren Studi Pada SMP Islam Bina Insani Baran, Ketapang, Kab. Semarang Tahun 2017

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 9 Agustus 2017 Yang menyatakan, NurAzizah N IM: 111-13-014

  

MOTTO

         

  

Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) Sesungguhnya

sesudah kesulitan ada kemudahan. (Q.S Al-InsyirahAyat 5 dan 6).

  

PERSEMBAHAN

  Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, saya persembahkan skripsi ini kepada:

  1. Ibu dan Bapak tercinta yaitu Ibu Siti Harni dan Bapak Laikhan yang telah membesarkan dan membimbingku dengan kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, serta yang selalu memberikan doa dan restu dengan tulus, dukungan baik moril maupun materil. Engkaulah segalanya bagiku.

  2. Adik-adikku tersayang Imam Muntaha, Khusnul Fatkhiyah, dan Nur Alif Mubarokah yang menjadi semangatku.

  3. Untuk semua keluarga yang selalu memberikan dorongan dengan penuh kesabaran dalam penulisan skripsi ini.

  4. Suami tercinta yang selalu menghibur dan memotivasi penulis untuk terus maju dan berjuang serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Sahabat-sahabatku Najmul Laili, Sayyid Muhammad Ridlo, Bella Sita Kurniawati dan Yudha Anggia Utomo yang selalu ada di hatiku.

  6. Keluarga besar pondok pesantren Bina Insani dan juga SMP Islam Bina insani, yang telah bersedia untuk menjadi tempat penelitian dan telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Teman-teman PAI angkatan 2013 senasip seperjuangan dan juga teman- teman yang telah membantu dan memberi motivasi penulis selama empat tahun dalam menempuh perkuliahan.

  8. SMP N 7 Salatiga, Kepala Sekolah beserta jajarannya, lalu para adik-adik siswa-siswi yang baik sekali pada kakak-kakak PPL IAIN Salatiga 2016. Dan juga untuk teman-teman penulis selama PPL.

  9. Seluruh warga Dusun Pregolan, Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang dan seluruh teman-teman penulis selama KKN disana.

  10. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di HimpunanMahasiswa Islam (HMI) Komisariat Walisongo dan keluarga besar HMI Cabang Salatiga, yang selalu memberikanku semangat berjuang.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikumWr.Wb

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah, segala puji bagi-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, serta kita harapkan perolongan dan kita minta ampunan-Nya. Sholawat salam selalu tercurahkan pada junjungan serta panutan kita, Beliau Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan membimbing umat pada jalan yang diridloi Allah, dengan semangat dalam menebarkan ilmu-Nya dan nur kemulyaan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PONDOK PESANTREN STUDI PADA SMP ISLAM BINA INSANI BARAN, KETAPANG, KAB. SEMARANG TAHUN 2017”

  Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat pertolongan Allah melalui berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. H. Wahyudhiana, M.M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

  5. Segenap Civitas Akademik IAIN Salatiga dengan kesediaan dan keikhlasannya telah berpartisipasi melayani, membantu mensukseskan tugas dan kewajiban penulis selama belajar di IAIN Salatiga.

  6. Bapak Kepala Sekolah SMP Islam Bina Insani Baran, Ketapang, Kab.

  Semarang beserta stafnya dan pihak Pondok Pesantren yang telah memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama penelitian.

  7. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

  Semoga amal dan budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi catatan amal kebaikan disisi Allah SWT. Penulis menyadari susunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan umumya para pembaca sekalian. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk skripsi ini.

  Wassalamu’alaikumWr.Wb

  Salatiga, 9 Agustus 2017 Penulis NurAzizah Nim: 111-13-014

  

ABSTRAK

  Azizah, Nur. 2017. Manajemen Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Studi Pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang Tahun 2017. Skripsi. JurusanTarbiyah.

  Program StudiPendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam NegeriSalatiga.DosenPembimbing: Drs. H. Wahyudhiana, M.M.Pd. Kata Kunci : Manajemen Sekolah dan Pesantren

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren di SMP Islam Bina Insani Baran, Ketapang, Kab. Semarang tahun 2017. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017 yang meliputi: Manajemen kurikulum dan program pengajaran, Manajemen tenaga kependidikan, Manajemen kesiswaan, Manajemen keuangan dan pembiayaan, Manajemen sarana dan prasarana pendidikan, Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan Manajemen layanan khusus. (2) Apa faktor pendukung dan penghambat manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017).

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam. Data yang berbentuk kata- kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan para key informant, sedangkan data tambahan berupa catatan lapangan. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh melalui wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamat triangulasi.

  Berdasarkan dari hasil penelitian yang melalui proses pengumpulan data dan melakukan penarikan kesimpulan tentang bagaimana manajemen sekolah berbasis pesantren di SMP Islam Bina Insani Baran, Ketapang, Susukan, Kab. Semarang menunjukkan bahwa manajemen kurikulum dan pengajaran telah dilaksanakan dengan baik dan terarah. Manajemen tenaga kependidikan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan program kerja. Manajemen kesiswaan telah dilaksanakan sesuai yang direncanakan, hal ini tergambar dengan adanya program penerimaan siswa baru serta telah berjalannya program bimbingan dan ekstrakulikuler. Manajemen keuangan telah dilaksanakan dengan mengatur segala pemasukan dan pengeluaran. Manajemen sarana dan prasarana sudah tergolong baik, karena beberapa fasilitas penunjang pendidikan sudah terpenuhi. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilaksanakan berjalan dengan baik. Manajemen

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO ............................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. .................................................. v

MOTTO .................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

  

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. LatarBelakangMasalah ....................................................................... 1 B. FokusPenelitian .................................................................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 5 D. Penegasan Istilah ................................................................................ 7 E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 14

A. Manajemen Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama .................. 14 B. Pondok Pesantren ............................................................................. 31 C. Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren................. 42 D. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 47

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 47

  C.

  Lokasi dan Subyek Penelitian .......................................................... 48 D.

  Sumber Data ..................................................................................... 50 E. TeknikPengumpulan Data ................................................................ 52 F. Analisis Data .................................................................................... 54 G.

  Pengecekan Keabsahan Data ............................................................ 56 H. Tahap-tahap Penelitian ..................................................................... 57

  

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... 59

A. Paparan Data .................................................................................... 59 B. Analisis Data .................................................................................. 101

BAB V PENUTUP .................................................................................... 110

A. Kesimpulan ..................................................................................... 110 B. Saran-saran ..................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA. .............................................................................. 116

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ...........................................................................

  

DAFTAR TABEL

  Tabel. 4.1 : Data Ruang SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.2 : Data Jumlah Guru dan Karyawan SMP Islam Bina Insani

  Susukan Tabel. 4.3 : Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP Islam Bina Insani

  Susukan Tabel. 4.4 : Data Jumlah Siswa SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.5 : Kegiatan Harian Siswa/ Santri SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.6 : Kegiatan Mingguan Siswa/ Santri SMP Islam Bina Insani

  Susukan Tabel. 4.7 : Agenda Tahunan Siswa SMP Islam Bina Insani Susukan Tahun

  Pelajaran 2016/2017 Tabel. 4.8 : Jadwal Pembimbing/ Pengawas Belajar Malam Bertugas pada Malam Senin s/d Malam Sabtu Mulai dari Jam 20.30-22.00 Tabel. 4.9 : Prestasi Akademik Siswa di SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.10 : Prestasi Non Akademik Siswa di SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.11 : Jadwal Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa SMP Islam Bina Insani Susukan Tabel. 4.12 : Perincian Biaya di SMP Islam Bina Insani Susukan

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Pedoman Observasi 3. Surat Izin Penelitian 4. Surat Bukti Penelitian 5. Surat Keterangan Kegiatan 6. Lembar Konsultasi 7. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh

  fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu, mencari

  dan berpihak pada kebenaran. Di samping itu manusia juga memiliki sifat

  hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk menggapai

  yang terbaik dalam kehidupannya. Tuntutan fitrah dan hanif manusia tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru yang sistematis.

  Perkembangan pendidikan saat ini sangat pesat dan bersaing sehingga pendidikan formal baik negeri maupun swasta secara serentak sepakat untuk memajukan pendidikan di Negara ini. Perubahan yang signifikan sangat terlihat di dunia pendidikan karena tuntutan persaingan kecerdasan serta kreatifitas di zaman modern, baik di bidang keterampilan, pendidikan, maupun di dunia usaha. Namun di sisi lain zaman modern menimbulkan suatu ancaman yang melemahkan sebagian besar mental anak bangsa dengan keadaan yang serba canggih dan bebas, yang dengan mudah mempengaruhi sikap, akhlak, serta moral yang terlepas dari norma kesopanan sehingga persaingan bukan menjadi motivasi pemersatu bangsa melainkan persaingan yang saling merugikan satu sama lain.

  Dalam perkembangan zaman canggih (Modern) seperti saat ini dan kreatifitas. Hal ini sangat mempengaruhi pola pembelajaran serta metode di dunia pendidikan, sehingga pemerintah sangat serius dalam menata program pembelajaran dengan metode-metode baru serta materi pembelajaran secara detail dan tertata.

  Keseriusan sikap dan ketekunan di bidang pendidikan sangat penting dalam penekanan pola belajar di zaman yang modern, bersaing secara nyata, kecerdasan, serta prestasi menjadi ajang motivasi bagi para pelajar sehingga mengalami perubahan yang sangat pesat pula pada kondisi manajemen instansi pendidikan formal maupun non formal dengan program serta metode dalam bimbingan belajar maupun sekolah. Sehingga banyak berdirinya sekolah yang beragam dengan keunggulan di bidang masing-masing. Sekolah dalam dunia pendidikan saat ini banyak menawarkan berbagai macam pembelajaran yang menguntungkan, tidak hanya pada kecerdasan pembelajaran formal materi saja, namun juga di bidang praktek keterampilan, kewirausahaan, ilmu agama, dan masih banyak yang lainnya sesuai dengan bakat anak didik. Seperti SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), SBP (Sekolah Berbasis Pondok Pesantren), MI (Madrasah Ibtidaiyah), MA (Madrasah Aliyah) MAN (Madrasah Aliyah Negeri)

  Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan dua lembaga pendidikan yang memiliki keunggulan masing-masing. Apabila keunggulan dari kedua lembaga pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan pendidikan yang mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter baik.

  Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sekarang ini mengalami kemajuan, didalamnya terdapat fasilitas-fasilitas tertentu untuk menunjang keberhasilan santrinya dalam hal pendidikan salah satunya yaitu tempat pendidikan formal (SD, SMP,SMA, dan juga Universitas, tempat dimana para santrinya melakukan kegiatan belajar secara formal yang di bimbing oleh seorang guru (ustadz).

  Sebagai lembaga berbasis agama, pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai penyiaran agama Islam.

  Dengan menyediakan kurikulum berbasis agama, pesantren diharapkan mampu melahirkan alumni yang kelak mampu menjadi figur agamawan yang tangguh dan mampu memainkan peran profetiknya pada masyarakat secara umum.

  Dalam sebuah lembaga pendidikan bahwasanya telah mengimplementasikan manajemen dalam mengelola kelembagaan dan administrasi sekolah, yang berupa manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus. Hal ini menarik minat bagi peneliti untuk melakukan kajian di dunia pendidikan yaitu sekolah yang berbasis pesantren, apakah sudah menerapkan manajemen pengelolaan seperti

  Dari beberapa hal yang telah terurai diatas merupakan alasan penulis dalam menyusun naskah skripsi, sehingga penulis memiliki niat dan keinginan meneliti dengan judul “MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PONDOK PESANTREN (Studi Pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab.

  Semarang Tahun 2017).

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dan akan dikaji melalui penelitian ini.

  Beberapa permasalahan itu adalah:

  1. Bagaimana manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017 yang meliputi: a.

  Manajemen kurikulum dan program pengajaran? b. Manajemen tenaga kependidikan? c. Manajemen kesiswaan? d. Manajemen keuangan dan pembiayaan? e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan? f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat? g.

  Manajemen layanan khusus?

  2. Apa faktor pendukung dan penghambat manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada

  SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Sesuai dengan rumasan masalah yang dikaji, maka peneliti ini memiliki tujuan antara lain adalah: a.

  Untuk mengetahui manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017 yang meliputi: 1)

  Manajemen kurikulum dan program pengajaran 2)

  Manajemen tenaga kependidikan 3)

  Manajemen kesiswaan 4)

  Manajemen keuangan dan pembiayaan 5)

  Manajemen sarana dan prasarana pendidikan 6)

  Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat 7)

  Manajemen layanan khusus b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat manajemen pendidikan sekolah menengah pertama berbasis pondok pesantren (studi pada SMP Islam Bina Insani, Baran, Ketapang, Kab. Semarang pada tahun 2017.

2. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang bisa a.

  Manfaat Teoritis 1)

  Memberikan sumbangan dan memperluas wawasan dalam pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian.

  2) Untuk memperkaya pembendaharaan pengetahuan serta teori tentang manajemen sekolah berbasis pesantren dan berguna untuk mengangkat citra bimbingan pendidikan keagamaan khususnya dalam dunia pendidikan Islam.

  3) Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada pengelola sekolah dan pondok pesantren dalam menumbuhkan semangat dalam pengelolaan pendidikan Islam dalam menghadapi perkembangan dan tantangan dalam dunia pendidikan.

  b.

  Manfaat Praktis Bagi pihak-pihak terkait antara lain: 1)

  IAIN Salatiga Memberikan sumbangan pemikiran agar lebih meningkatkan kualitas manajemen kelembagaan yang lebih baik.

  2) Mahasiswa

  Agar adanya peningkatan belajar mahasiswa sebagai penerus atau sebagai calon guru yang diharapkan mampu mengembangkan pengelolaan sekolah yang berkualitas. 3)

  Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini mampu memberikan sedikit sumbangan dan pemahaman bagi para guru khususnya dalam pengelolaan kurikulum dan kesiswaan dalam pendidikan di pesantren.

  4) Bagi Lembaga Pendidikan

  Diharapkan dapat menjadi acuan dan wawasan baru khususnya dalam bidang pengelolaan manajemen sekolah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

D. Penegasan Istilah 1.

  Manajemen Kata manajemen menurut asal katanya (etimologis) berasal dari bahasa Latin, manus+agree. Manus berarti tangan, sedangkan agree berarti melakukan. Digabungkan menjadi kata kerja Managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda Management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Manajemen atau

  Manajemen merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan dengan melibatkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam perencanaan, manajemen perlu melaksanakan analisis SWOT, yaitu strength, weakness, opportunities, threats. (Kompri. 2014: 3).

  Jadi, manajemen merupakan suatu proses mengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Jika ditinjau dari aspek pendidikan, maka arti dari manajemen adalah sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan sejumlah fungsi tertentu.

2. Pendidikan

  Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. (Mulyono, 2010: 48).

  Dari definisi pendidikan tersebut, dengan jelas terungkap bahwa pendidikan Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi individu demi tercapainya kesejahteraan pribadi, masyarakat dan Negara.

  3. Sekolah Sekolah adalah suatu lembaga dimana seorang peserta didik menuntut ilmu secara formal dan merupakan wadah bagi para peserta didik dalam menentukan arah atau langkah yang ingin ditempuh serta untuk menentukan cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa depannya. (Kompri. 2014: 5).

  Jadi sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan, yaitu lingkungan tempat terjadinya berbagai aktivitas pendidikan, baik poses pembelajaran maupun evaluasi pendidikan.

  4. Basis Istilah basis bisa diartikan dengan dasar atau pokok dasar

  (Poerwadarminta, 1966: 95). Berdasarkan pengertian basis tersebut, maka makna basis yang dimaksud adalah pengelolaan manajemen sekolah yang diterapkan di pondok pesantren, dalam teori sebuah manajemen lembaga pendidikan sering disebut dengan manajemen berbasis sekolah.

  5. Pondok Pesantren Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan asal usul kata “santri”, dalam pandangan Nurcholis Madjid dapat

  “santri” berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata dari bahasa sanskerta yang berarti melek huruf. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri berasal dari bahasa Jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru pergi menetap.

  Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan sebutan pondok pesantren. Lain dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa Arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.

  Pengertian terminologi pesantren, mengindikasikan bahwa secara kultural pesantren berasal dari budaya Indonesia. Secara histories pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia. (Zamakhsyari Dhofier, 1994: 61-62).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung dengan fasilitas asrama sebagai tempat tinggal santri.

6. Manajemen berbasis sekolah

  Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Manajemen atau pengelolaan pendidikan secara keseluruhan, alasannya bahwa tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.

  Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah keseluruhan proses perencanaan, mengorganisasikan, mengembangkan dan mengendalikan seluruh pendukung/ pengguna (stakehoder) sekolah dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sekolah khususnya dan tujuan pendidikan umumnya. Pemberlakuan otonomi daerah membawa implikasi terhadap perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan. (Kompri, 2014: 35).

E. Sistematika Penulisan

  Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan untuk mendapatkan suatu karya ilmiah yang baik, maka diperlukan suatu cara penulisan yang baik sehingga isi dari hasil penelitian tidak melenceng dari apa yang sudah direncanakan dan ditetapkan dalam batasan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, perlu adanya sistematika penulisan yang baik dan terarah yang terdiri dari lima pembahasan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab pendahuluan ini

  dimaksudkan sebagai kerangka acuan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat dijelaskan secara sistematika sesuai dengan prosedur yang telah

  

BAB II: Kajian teori, pada bab ini dikupas berbagai pembahasan teori yang

  menjadi landasan teoritik penelitian. Khususnya berkaitan dengan variabel penelitian yaitu teori-teori tentang manajemen penunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah berbasis pesantren yang disesuaikan dengan tujuan dan fokus penelitian.

  

BAB III: Metodologi penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai

  beberapa metode yang digunakan dalam penelitan, agar dapat memperoleh informasi mengenai data yang di butuhkan. Metode yang digunakan mencangkup tentang beberapa hal, yaitu: kehadiran peneliti, lokasi dan subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian dan penelitian yang relevan.

  

BAB IV: Paparan Data dan Analisis Data. Paparan data berisi tentang

  gambaran umum SMP Islam Bina Insani, pelaksanaan manajemen SMP Islam Bina Insani, serta faktor penghambat dan pendukungnya. Kemudian dalam analisis data berisi tentang melakukan analisis terhadap data yang terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori, mendiskripsikan hasil wawancara tentang bagaimana komponen lembaga pendidikan sekolah berbasis pesantren dalam penerapan manajemen, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen pondok pesantren SMP Islam Bina Insani.

BAB V: Penutup, mengakhiri penulisan skripsi, pada bab kelima akan

  diuraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.

BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama 1. Pengertian Manajemen Pendidikan Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus

  yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.

  Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata

  kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. (Usman, 2006: 3).

  Ditinjau secara termin ologi kata “manajemen” memiliki banyak makna. Beberapa pengertian manajemen dan perspektif para pakar, antara lain sebagai berikut: a. Oemar Hamalik dalam bukunya Manajemen Pengembangan

  Kurikulum memberikan batasan kata manajemen sebagai berikut: manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. b.

  G. R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. (Saefullah, 2014: 2)

  c. Menurut Umiarso dan Imam Gozali dalam buku Manajemen mutu sekolah (2010: 69) manajemen diartikan sama dengan istilah administrasi atau pengelolaan, yaitu segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.

  d. Daryanto (2013: 41) manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran organisasi yang diinginkan. Sedangkan dalam kegiatan pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk membentuk peserta didik yang berkualitas sesuai dengan tujuan.

  Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan, dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

  Dalam kehidupan sehari-hari manajemen sering diartikan pengelolaan atau dalam dunia pendidikan sering disebut administrasi.

  Sedangkan dalam perspektif agama Islam hakikat manajemen adalah al-

  

tadbir (pengaturan). Kata ini berasal dari kata dabbara (mengatur) yang

  banyak terdapat dalam Al- Qur’an seperti firman Allah SWT:

  

َفْلَأ ُهُراَدْقِم َناَك ٍمْوَ ي ِفِ ِهْيَلِإ ُجُرْعَ ي َُّثُ ِضْرلأا َلَِإ ِءاَمَّسلا َنِم َرْملأا ُرِّ بَدُي

َنوُّدُعَ ت اَِّمِ ٍةَنَس

Artinya: “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)

itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah

seribu tahun menurut perhitunga nmu.” (QS. As-Sajdah: 5).

  Dari ayat di atas diketahui bahwa Allah SWT merupakan pengatur alam. Akan tetapi, sebagai khalifah di bumi ini, manusia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya ini. Kedudukan manusia sebagai khalifah memainkan peran ganda yaitu sebagai pemimpin sekaligus sebagai pengelola (manajer). Dalam Al-

  Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 Allah SWT berfirman:

  

اَهيِف ُلَعَْتََأ اوُلاَق ًةَفيِلَخ ِضْرلأا ِفِ ٌلِعاَج ِّنِِّإ ِةَكِئلاَمْلِل َكُّبَر َلاَق ْذِإَو

َلاَق َكَل ُسِّدَقُ نَو َكِدْمَِبِ ُحِّبَسُن ُنَْنََو َءاَمِّدلا ُكِفْسَيَو اَهيِف ُدِسْفُ ي ْنَم

َنوُمَلْعَ ت لا اَم ُمَلْعَأ ِّنِِّإ

  

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

  bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

  Kata (khalifah) yang berarti pemimpin di sini mengandung makna mengelola bumi agar manusia dengan alam dapat berdampingan dan berkesinambungan dalam pengelolaan bumi untuk kemakmuran.

  Sedangkan dalam dunia pendidikan pengelolaan lebih diarahkan kepada suatu proses yang berupaya untuk menghimpun sumber daya yang ada pada lembaga tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan.

2. Komponen-Komponen Manajemen Pendidikan di Sekolah

  Istilah manajemen sekolah terjemahan dari “school management”, dan akan melihat bagaimana manajemen substansi-substansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka manajemen pendidikan, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan. (Mulyasa, 2014: 39). a.

  Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum Nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Dapertemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat. (Mulyasa, 2014: 40).

  Kurikulum yang digunakan sekolah pesantren menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum pesantren/lokal. Dalam sekolah pesantren kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum nasional yang mana menekankan pada pola pendidikan formal.

  Akhir-akhir ini, pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada pesantren untuk menyelenggarakan sistem persekolahan melalui program wajib belajar 9 tahun. Hal ini mengandung makna bahwa pesantren juga harus melaksanakan fungsi-fungsi persekolahan, antara lain melaksanakan pendidikan dan pengajaran pesantren secara terencana dan terstruktur. b.

  Manajemen Tenaga Kependidikan Keberhasilan manajemen pendidikan sangat ditentukan oleh keberhasilan pemimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia disekolah. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

  Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

  Manajemen tenaga kependidikan mencangkup: (a) perencanaan pegawai, (b) pengadaan pegawai, (c) pembinaan dan pengembangan pegawai, (d) promosi dan mutasi, (e) pemberhentian pegawai, (f) kompensasi, dan (g) penilaian pegawai. Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. (Mulyasa, 2014: 42).

  Ada empat komponen pokok personalia dalam sekolah pesantren, yaitu: Kyai/pengasuh, Kepala Sekolah, Guru/ustadz, dan santri. 1)

  Kyai merupakan symbol sentral sebuah pesantren, biasanya ketenaran kyai sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan banyak sedikitnya santri yang menuntut ilmu di pesantren. 2)

  Kepala Sekolah merupakan komponen khusus dalam pengelolan sekolah, karena kepala sekolah sebagai supervisor yang menangani dan mengatur semua kegiatan para guru/ustadz maupun karyawan dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. 3)

  Guru/ustadz, keduanya mempunyai fungsi yang sama, yang membedakan yaitu, seorang ustadz dituntut harus tinggal di pondok pesantren dan memberikan contoh perilaku yang baik terhadap santrinya, sedangkan guru tidak tinggal di pondok.

  4) Santri, fungsi santri merupakan bagian yang penting dalam pesantren. Bila tidak ada santri maka tidak aka nada pesantren, santri di sini sama dengan siswa namun ada nilai plus yang dihasilkan santri, diantaranya menumbuhkan sikap kemandirian, kesederhanaan, dan rajin dalam beribadah.

  c.

  Manajemen Kesiswaan Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor. (Darmanto dan Farid, 2013: 170).

  Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.

  d.

  Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen pendidikan, yang menuntut kemampuan memper-tanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

  Komponen utama manajemen keuangan meliputi, (a) prosedur anggaran, (b) prosedur akuntansi keuangan, (c) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian, (d) prosedur investasi, dan (e) prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.

  Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. (Mulyasa, 2014: 49).

  Kepala sekolah, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.

  Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam.

  Bendaharawan di samping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.

  Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan sekolah.

  e.

  Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Manajemen sarana sering disebut dengan manajemen materiil, yaitu segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan pengadaan, pendayagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

  Dengan batasan tersebut maka manajemen sarana meliputi: perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan pengahapusan. (Daryanto dan Farid, 2013: 103).

  Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

  Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. (Mulyasa, 2014: 49).

  Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat- alat atau fasilitas belajar yang memadahi secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

  f.

  Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.