ANALISIS PERAN DAN KINERJA DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI KSPPS MANDIRI SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

ANALISIS PERAN DAN KINERJA DEWAN

PENGAWAS SYARIAH DI KSPPS MANDIRI

SEJAHTERA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

(A.Md. E. Sy

)

  

Disusun Oleh

SAIFUL HUMAM

NIM : 64010150028

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

PENGESAHAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

  “ Bukan apa yang kita dapatkan tetapi apa yang kita berikan untuk orang lain ” “ Terlahir dari orang miskin itu tidak salah yang salah kita mati dalam keadaan miskin ”

  PERSEMBAHAN

  Sebagai Rasa Syukur dan Tanda Baktiku Kepada Orang Tuaku Sebagai Penyemangat Dan Pahlawanku Tugas Akhir Ini Saya Persembahkan Kepada : 1.

  Untuk kedua orang tuaku ibu “Istiyanah” dan bapak “Achmad Kamaludin” yang telah menyayangi, membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran dan ketabahan serta yang selalu mendoakan yang terbaik bagi penulis.

  2. Untuk kakakku “Rina Malikah” yang telah memberikan dorongan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan program DIII.

  3. Untuk sahabat-sahabat DIII Perbankan Syariah, khususnya DIII Perbankan Syariah angkatan 2015 yang telah berjuang dan menimba ilmu bersama.

  4. Untuk Durotun Nasiah yang telah membantu dan memberikan semangat.

  5. Untuk teman-teman HMJ DIII Perbankan Syariah dan DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

  6. Untuk almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam D-III Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negri Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik, hidayah dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas Akhir yang berjudul

  “Analisis Peran dan Kinerja Dewan Pengawas Syariah

  

(DPS) di KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran” yang diajukan sebagai syarat

  kelulusan program D-III Perbankan Syariah yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga.

  Sholawat serta salam penulis haturkan kepada beliau baginda Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti aamiin.

  Tanpa adanya bantuan dan dorongan dari pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dimungkinkan penelitian ini belum dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan dan keikhlasan hati penulis memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  Islam IAIN Salatiga

  

3. Bapak Ari setiawan, MM selaku Ketua Program studi D-III Perbankan

  Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga 4. Bapak Dr. H. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc M.SI selaku dosen pembimbing Tugas Akhir

  5. Bapak Qi Mangku Bahjatullah, LC.,M.S.I.selaku Pembimbing Akademik

  selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberikan motivasi belajar bagi penulis, yang telah bersedia meluangkan waktu disela kesibukan, serta telah sabar memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis selama proses penelitian ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih

  kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu tercinta yang tela

  h memberikan dorongan moral, do’a, spiritual, materi dan kasih sayang kepada penulis, serta kakak penulis yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

  

8. Teman-teman D III perbankan syariah angkatan 2015 yang telah menemani

  penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini

  

9. Para responden Dewan Pengawas Syariah dan pihak lain yang bersangkutan

  yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang penulis ajukan, dan memberikan berkas yang penulis butuhkan.

  

10. Serta seluruh karyawan KSPPS Mandiri Sejahtera, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.

  

11. Semua pihak dan yang sudah ditulis oleh penulis dalam persembahan yang

  telah membantu penulis dalam penyusunan penelitian Tugas Akhir ini dengan memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa penelitian Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis meminta bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran. Kritik dan saran tersebut tentu sangat berharga bagi penulis untuk masa yang akan datang.

  Salatiga, 1 Agustus 2018 Penulis,

  Saiful Humam NIM: 64010150028

  

ABSTRAK

  Humam, Saiful. 2018. Analisis Peran dan Kinerja Dewan Pengawas Syariah di

  KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M, Lc., M.S.I Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya peran Dewan Pengawas

  Syariah (DPS) bagi lembaga keuangan syariah agar lembaga keuangan syariah tersebut benar-benar sesuai dengan prinsip ekonomi muamalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas dan DPS, peran nyata dan tanggung jawab DPS, dan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan DPS di KSPPS Mandiri Sejahtera.

  Metode penelitian yang digunakan yaitu data deskriptip kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari teknik pengambilan data yaitu melalui wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen KSPPS Mandiri Sejahtera.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa peran DPS di KSPPS Mandiri Sejahtera sudah berjalan cukup baik akan tetapi masih ada kendala yang menghambatnya. DPS datang ke kantor yang dilakukan setiap satu bulan sekali.

  Yang dilakukan dalam pertemuan tersebut yaitu membahas semua permasalahan dan kendalanya. dimana DPS akan memberi nasehat dan saran atas permasalahan tersebut. Sedangkan untuk kekuatan atau kelebihan DPS di KSPPS Mandiri Sejahtera yaitu para anggota DPS sudah lulus sertifikasi dan juga sudah menjalankan tugasnya sebagai pengawas di KSPPS Mandiri Sejahtera. Untuk kelamahannya sendiri DPS di KSPPS Mandiri Sejahtera belum menjalankan perannya sebagai DPS secara optimal dikarenakan kurangnya pertemuan yang dilakukan.

  

Kata Kunci : Peran, Kinerja, Dewan Pengawas Syariah, KSPPS Mandiri

  Sejahtera

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….....i

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

DAFTAR GAMBAR

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Brosur KSPPS Mandiri Sejahtera Lampiran 2. Formulir Pembukaan Rekening Lampiran 3. Slip Setoran Lampiran 4. Slip Penarikan Lampiran 5. Slip Angsuran Lampiran 6. Formulir Pembukaan Menjadi Anggota Lampiran 7. Formulir Pengajuan Permohonan Pembiayaan Lampiran 8. Surat Bukti Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia telah menunjukan

  perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut terjadi karena semakin bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menjauhi riba yang dianggap ada dalam sistem bunga pada lembaga keuangan konvensional. Sistem bunga dianggap belum bisa mengatasi permasalahan ekonomi secara adil dan bijaksana, karena dianggap masih memberatkan dan merugikan salah satu pihak. Untuk itu dibutuhkan suatu lemabaga keuangan yang bisa memberikan maslahah kepada semua pihak yang bersangkutan. LKS hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut.

  Salah satu lembaga keuangan yang menjalankan prinsip syariah adalah Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang merupakan suatu unit usaha mandiri yang didalamnya mengembangkan usaha-usaha produktif yang meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung, dan menjujungjung kegiatan pembiayaan ekonomi. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah bung hata, dan sampai saat ini beliau sangat dikenag sebagai bapak koperasi Indonesia. (Kasmir, 2005:260).

  Di Indonesia KSPPS lebih dikenal dengan nama BMT, namun KSPPS yaitu merupakan sebuah bentuk koperasi yang telah mendapat pengesahan oleh dinas koperasi dan usaha kecil menengah yang sistem pengoprasianya kurang lebih sama dengan koperasi konvensional hanya saja KSPPS menggunakan konsep syariah atau bagi hasil. Perbedaan KSPPS dan BMT terletak pada lembaganya yaitu pada KSPPS terdiri dari satu lembaga saja, yaitu koperasi yang dijalankan dengan sistem syariah.

  Sedangkan BMT terdiri dari dua lembaga yang diambil dari namanya

  Baitul Maal berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata bait

  artinya “rumah”, sedangkan maal artinya ”harta”. Baitul Maal artinya rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Baitul Maal adalah suatu lembaga yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara. Yang mengelola lembaga zakat dan lembaga keuangan syariah. Dengan demikian terkait dengan urusan negara yang berkenaan dengan pengelolaan harta baik berupa uang maupun barang sebagaimana Rasulullah SAW memperlakukan ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh dari rampasan perang badar yaitu mengelola harta umat oleh negara dengan menghalalkan pengelolaanya mengambil sebagian dari harta tersebut secukupnya sebanyak-banyaknya 12,5% atau 1/8 bagian.

  Dalam pengertian sekarang khususnya di Indonesia menjadi menyempit. Baitul Maal tidak lagi menjalankan tugas luas yang dulunya dijalankan oleh pemerintah atau negara sebagai mana masa kekhalifahan diatas.

  BMT lebih diartikan sebagai lembaga sosial untuk menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah atau sebagai lembaga amil saja, dengan pelaksanaanya tidak hanya pemerintah saja, tetapi swasta juga dapat melaksanakanya. Pelaksanaan Baitul Maal oleh pemerintah kita kenal dengan nama BAZIS, Didorong oleh rekomendasi pertemuan sebelas tokoh ulama nasional yang berkumpul di Jakarta pada 24 September 1968, untuk membahas beberapa persoalan umat, khususnya pelaksanaan zakat. Hal tersebut mendapatkan tanggapan positif oleh presiden dengan memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan instansi terkait untuk mneyebar luaskan dan membantu terlaksanakanya pengumpoulan zakat secara nasional.

  Didorong oleh kesadaran akan perlunya perbaikan ekonomi umat, dirasakan keberadaan Baitul Maal (BM ) perlu diperluas fungsinya tidak hanya sebagai lembaga sosial saja yang hanya menyalurkan dana-dana zakat, infaq dan sadaqah, namun juga dana yang didapat ditumbuh kembangkan sebagai modal umat untuk melakukan modal usaha sehingga mampu meningkatkan ekonomi umat. Dimulai pada tahun 1984 dikembangkan oleh aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan Koperasi Teknosa yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syariah bagi usaha kecil. Pada tahun 1988 muncul koperasi menggabungkan nama Baitul maal dan tamwil, dengan BMT Insan Kamil. Mulai pada masa inilah secara sadar umat lebih familiar dan mengenal dengan BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang memberikan layanan keuangan baik untuk sosial (sebagai amil) dan layanan komersial atau perniagaan (sebagai fungsi Baitul Tamwil).

  Perkembangan selanjutnya adalah dirasakan dan timbulnya “ekses negatif” ketika fungsi dan kegiatan sosial digabung dengan komersial/niaga dalam satu manajemen yang seringkali membuat “tidak fokusnya” manajemen BMT dengan dua bidang (sosial-Maal, dan komersial- Tamwil). Oleh karena itu BMT mulai konsentrasi pada kegiatan bisnis, namun tetap melakukan kegiatan sosial dengan pemisahan manajemen secara tegas. Kebijakan ini berpengaruh positif pada pertumbuhan dan perkembangan BMT di Indonesia.

  Kemunculan lembaga Baitul Maal Wat Tamwil, yang melakukan kegiatanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah dirasakan betul bagi ummat dapat memenuhi kebutuhan, tidak saja karena sistemnya yang syar’i, namun juga fungsi manfaat sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, kemudian lembaga-lembaga keuangan mikro syariah dengan nama generik BMT yang banyak dimotori oleh aktivis atau jamaah masjid atau dari organisasi kemasyarakatan seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, PERSIS dan sebagainya, serta umat lain secara perorangan atau kelompok (Cokrohadisumarto, 2016: 3-5).

  Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah tersebut memang sangat pesat Namun, dalam pelaksanaan praktik lapangannya diperlukan dukungan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dewan Pengawas Syariah merupakan salah satu bagian penting dalam Lembaga Keuangan Syariah yang bertugas untuk mengawasi kegiatan sesuai dengan syariat Islam. Di Indonesia, fungsi Dewan Pengawas Syariah belum berjalan secara optimal.

  Hal tersebut dikarenakan pengangkatan Dewan Pengawas Syariah hanya berdasarkan popularitas dan tidak berdasarkan ilmu yang dimiliki dalam bidang keuangan dan hukum Islam. Dewan Pengawas Syariah merupakan bagian dalam struktur Lembaga Keuangan Mikro Syariah, termasuk BMT.

  Namun pada saat ini, peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) di BMT kurang terlihat praktiknya karena kurang dapat dirasakan kehadirannya.

  Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran Dewan Pengawas Syariah sangatlah penting untuk kemaslahatan bagi masyarakat agar LKS berjalan sesuia dengan prinsip syariah yang ada perlu pengawasan yang aktif dan rutin untuk setiap lembaga keuangan syariah selalu konsisten dengan prinsip syariah. Peran DPS tidak lepas dari operasionalnya pada BMT yaitu bertugas untuk memberikan pendapat pada operasional BMT secara keseluruhan dan untuk terwujudnya lembaga keuangan syariah yang baik.

  Makin banyaknya lembaga keuangan islam, salah satunya adalah KSPPS BMT Mandiri Sejahtera yang berada di Komplek Ruko Grand Kabupaten Semarang. Telah memberikan sarana alternative kepada masyarakat Ungaran Timur dan sekitarnya yang menginginkan pelayanan perbankan yang berbasis prinsip syariah. Seperti kegiatan KSPPS BMT Mandiri Sejahteramelaklukan kegiatan operasionalnya yaitu funding dan landing.

  Keberadaan KSPPS BMT Mandiri Sejahtera sebagai salah satu lembaga keuangan diharapkan dapat menjadi mitra usaha bagi masyarakat terutama bagi para pedagang dan usaha kecil menengah yang potensial yang terdapat di wilayah Ungaran Timur dan sekitarnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

  Jenis-jenis produk yang ditawarkan oleh KSPPS BMT Mandiri sejahtera juga beraneka ragam untuk produk funding terdapat deposito dan tabungan. Untuk jenis simpanan di KSPPS BMT Mandiri sejkahtera yaitu SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar), SISUKA (Simpanan Berjangka), SISUQUR (Simpanan Sukarela Qurban), SIHARUM (Simpanan Haji dan Umroh). Untuk produk landing KSPPS BMT Mandiri Sejahtera mempunyai produk yaitu:

1. PBB (Pembiayaan Beli Barang) yaitu dengan prinsip jual beli dan menggunakan akad Murabahah.

  2. PMJ (Pembiayaan Multi Jasa) yaitu fasilitas pembiayaan yang diperuntukan bagi anggota yang terkendala dalam membayar pendidikan, biaya sewa, biaya perjalanan dal lain sebagainya yang

  3. PMU (Pembiayaan Mitra Usaha) yaitu bentuk kerjasama dengan menggunakan prinsip Mudharabah atau musyarakah yang diperuntukan bagi anggota yang yang menginginkan pertambahan modal untuk mengembangakan usaha yang digelutinya.

  Dari berbagai produk yang ditawarkan oleh KSPPS BMT Mandiri sejahtera yang paling banyak diminati oleh nasabah adalah SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar). Karena nasabah tidak dibebani biaya administrasi, pengambilan dapat dilakukan sewaktu-waktu, setoran awal yang ringan dan juga nasabah mendapatkan bagi hasil.

  Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian tentang kegiatan pengawasan Dewan Pengawas Syariah dengan judul

  “ANALISIS PERAN DAN KINERJA DEWAN PENGAWAS SYARIAH DI KSPPS MANDIRI SEJAHTERA UNGARAN ”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Apa tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syariah di KSPPS Mandiri Sejahtera? 2. Bagaimana peran nyata dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah di KSPPS Mandiri Sejahtera?

3. Bagaimana kekuatan dan kelemahan Dewan Pengawas Syariah di

  KSPPS Mandiri Sejahtera?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis : 1.

  Untuk mengetahui tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syariah di KSPPS Mandiri Sejahtera.

  2. Untuk mengetahui peran nyata dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah di KSPPS Mandiri Sejahtera.

  3. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Dewan Pengawas Syariah di KSPSS Mandiri Sejahtera.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini : 1.

  Bagi Peneliti Untuk memenuhi memenuhi tugas akhir yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan IAIN SALATIGA sebagai syarat kelulusan dan juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang peran dewan pengawas syariah (DPS) serta menjadi bekal dimasa yang akan datang untuk dapat menerapkan dalam suatu keadaan baik dalam teknisi maupun teknisi.

2. Bagi IAIN SALATIGA

  Untuk menambah referensi dan informasi khususnya bagi mahasiswa D3 Perbankan Syariah dan bagi mahasiswa IAIN salatiga pada umumnya mengenai peran Dewan Pengawas Syariah ( DPS ) dan sebagai hasil penerapan diharapkan menyumbang kajian ilmu pengetahuan dan dapat dijadiakan masukan untuk penelitian berikutnya.

3. Bagi Objek Penelitian

  Sebagai bahan evaluasi pengembangan BMT dan memperbaiki kekurangan sistem yang ada dalam penerapan sistem. Serta dapat memperkenalkan eksistensi BMT dimasyarakat luas serta dapat memberikan informasi dan pengetahuan tambahan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan usaha secara syariah.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 (lima) bab dimana setiap babnya saling berkaitan sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

  Bab I Merupakan bab pendahuluan dalam bab I terdapat hal-hal yang berkaitan dengan latar be;akang maalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II merupakan landasan teori yang mengantarkan pada pembahasan-pembahasan teori dan penelitian terdahulu. Bab III Memaparkan tentang gambaran umum KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran yang meliputi sejarah berdirinya KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran, struktur organisasi KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran dan produk KSPPS Mandiri Sejahtera serta data-data deskriptif yang berkaitan dengan hasil penelitian.

  Bab IV Merupakan bagian inti dari penelitian ini yaitu bab ini penulis menganalisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil analisis data serta jawaban atas pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.

  Bab V Merupakan bagian dari penutup yang berisi tentang simpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Witasari (2016)

  dengan judul “Perspektif Teori Kewenangan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Rangka Penegakkan Prinsip- Prinsip Syariah pada Lembaga Perbankan Syariah

  ”. Hasilnya bahwa secara umum prinsip yang harus ditegakkan oleh bank syariah adalah menghindari adanya riba dan menggunakan sistem bagi hasil serta jual beli. Guna tegaknya prinsip syariah yang wajib dijalabnkan oleh bank syariah perlu adanya pengawasan yang sampai sekarang dijalankan oleh Dewan;Pengawas Syariah (DPS). Tugas DPS selaku dewan pengawas pada perbankan syarih adalah kewenangan atribusi. Kewenangan oleh DPS merupakan kewenangan asli yang diperoleh langsung dari peraturan perundang-undangan, pasal 27 PBI no.6/24/PBI/2004, yang menguraikan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab DPS, keberadaan DPS inilah yang membedakan dengan bank konvensional. DPS bersifat independen dan berkedudukan sama dengan Dewan Komisaris.

  Lakharis Inuzula (2017) dengan judul “Pengaruh Size, Profitabilitas, dan Dewan Pengawas Syariah terhadap Pengungkapan

  Islamic Social Reporting

  pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukan (1) secara simultan size, profitabilitas, dan dewan pengawas syariah memiliki pengaruh dalam pengungkapan islamic

  

social reporting, dan (2) secara parsial, size tidak memiliki peran yang

  signifikan dalam pengungkapan islamic social reporting, sedangkan

  

profitabilitas dan dewan pengawas syariah memiliki pengaruh yang

signifikan dalam pengungkapan islamic social reporting.

  Kodriyah, Neneng Sri Suprihatin, Santi Octaviani (2017) dengan judul “Peran Dewan Pengawas Syariah, Komite Audit dan Dewan Komisaris dalam Mendeteksi Praktik Manajemen Laba”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa praktik manajemen laba dilakukan oleh manajemen namun dengan adanya peranan dewan pengawas syariah, komite audit dan dewan komisaris dapat menurunkan tindakan oportunis manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pemilik modal untuk menyarankan kepada manajemen untuk lebih meningkatkan peranan dewan pengawas syariah, komite audit dan dewan komisaris untuk mengurangi tindakan oportunis manajemen dalam melakukan praktik manajemen laba agar menambah kepercayaan pihak pengguna informasi terhadap kinerja bank umum syariah.

  Alfina Damay anti, Ro’fah Setyowati, Islamiyati (2016) dengan judul “Efektifitas Pengawasan dalam Implementasi Syariah Compliance oleh Dewan Pengawas Syariah pada Bank Syariah”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian output yang dihasilkan DPS

  (Goals Approch). Pada perkembangan hukum pengawasan dalam implemetasi shariah compliace oleh DPS diketahui tiap periode mengalami perkembangan dan perubahan termasuk perkembangan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab oleh DPS. Begitu juga pada permasalahan dalam mengimplementasikannya, selama ini pemerintah sudah mengupayakan solusi dengan mengeluarkan regulasi, membangun sarana dan prasarana yang mendukung terimplementasikannya shariah compliance pada Bank Syariah.

  Khotibul Umam (2015) dengan judul “Urgensi Standarisasi Dewan Pengawas Syariah dalam Meningkatkan Kualitas Audit Kepatuhan Syari ah”. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sekolah profesi dewan pengawas syariah menjadi sangat penting untuk direalisasikan dalam mencetak dewan pengawas syariah yang handal dan profesional sehingga dapat menjadi seorang pengawas sekaligus pendorong lahirnya variasi produk-produk keuangan syariah yang dapat memberdayakan perekonomian masyarakat kedepanya.

B. Kerangka Teori 1. Pengertian Pengawas a. Pengawasan

  Merupakan bagian dari fungsi manajemen yang bertujuan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Secara fungsional terdapat banyak sebutan pengawasan pengawasan lebih banyak digunakan karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan,dan pengambilan tindakan korektif (Handoko, 2003: 259).

  Pengawasan diperbankan syariah merupakan elemen penting dalam rangka menjamin tercapainya tujuan perbankan syariah. Adapun devinisi pengawasan yang focus pada lemabaga keuangan syariah adalah proses pencegahan, perbaikan, kelengkapan terhadap pengawasan, peninjauan dan analisis terhadap semua aktivitas lembaga keuangan syariah.

  Menurut Makmur (2011: 176) didalam bukunya menejelaskan bahwa pengawasan adalah proses pengawasan dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar upaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam kajian islam, pengawasan sering disebut Al-Riqabah hal tersebut terdapat dalam Al-Quraan, sunnah maupun dalam karya-karya ulama terdahulu. Kata al-riqabah secara kebahasaan memiliki banyak arti, antara lain menjaga atau memelihara (al-hifz), memantau (al-

  

rasd ), menunggu (al-intizar), dan mengawasi (al-ishraf). Al-

  riqabah dengan berbagai devinisinya terdapat dalam Al-Quraan, antara lain dalam surat An-Nisa ayat 1, Thaha ayat 94 dan Al-

b. Landasan Pengawasan dalam Islam

  Istilah pengawasan sebenarnya sudah dikenalkan sejak masa Rasullah SAW. Sebagai Amirul Mukminin Rasulullah SAW aktif mengawasi pegawai dan mendengarkan informasi tentang aspek kinerja dari pemerintahannya, terlebih tentang audit keuangan negara. Beliau selalu mengaudit pengeluaran dan pendapatan Negara dari para petugas yang mengumpulkan zakat.

  Pada masa Rasulullah SAW aktivitas hisbah atau pengawasan dari pemerintah terhadap pelanggaran yang terjadi pada masyarakat yang tidak sesuai dengan syariat islam sudah mulai diterapkan. Ketika itu kasus-kasus hisbah diselesaikan oleh Rasulullah SAW sendiri, dan adakalanya eksekusi hukumannya diserahan kepada para sahabat.

  Para ahli sejarah pada umumnya menyatakan bahwa Rasulullah SAW mendirikan sebuah pemerintahan ditandai dengan lahirnya Piagam Madinah. Piagam yang menjadi konstitusi pertama yang menagtur sebuah negara. Piagam yang berasal dari 47 pasal ini membua peraturan-peraturan dan hubungan antara komunitas dalam masyarakat Madinah yang Majemuk (Iqbal, 2007: 33).

  Dari ulasan singkat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya tugas-tugas pengawasan sudah ada sejak Rasulullah terhadap sebuah kesalahan atau pengawasan dalam dunia perbankan banyak sekali disinggung dalam islam baik dalam Al- Quran maupun Hadits, Allah SAW menegaskan dalam surat Qaaf ayat 16-17.

                           .

  16 dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

  17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Dari ayat diatas tidak secara langsung dan spesifik menjelaskan pengawasan, namun jika dipahami lebih mendalam ayat tersebut memiliki makna yang berhubungan dengan pengawasan.

2. Pengertian Dewan Pengawas Syariah (DPS)

  Menurut Dahlan (2012: 205) Dewan Pengawas Syariah bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di Lembaga Keuangan Syariah. Dewan pengawas syariah (DPS) memegang peranan penting dalam proses pengawasan dan merupakan bagian struktur organisasi yang wajib ada pada lembaga bank atau lembaga keuangan non bank yang menggunakan prinsip syariah.

  DPS diangkat oleh DSN atas usulan lembaga keuangan syariah. Oleh karenanya terdapat kewenangan DSN terhadap DPS dalam :

  a) Memberikan atau mencabut rekomendasi keanggotaan DPS pada satu lembaga keangan syariah b)

  Mengeluarkan fatwa yang mengikat masing-masing DPS di masing-masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait.

3. Tugas Dewan Pengawas Syariah

  Tugas DPS dapat diklasifikasikan pada dua aspek :

  a) Tugas utama

  Yaitu mengawasi kegiatan usaha bank agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah, merujuk fatwa DSN- MUI atau Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ( KHES ).

  b) Tugas kerja di Bank

  Garis kebijakan kerja harian DPS wajib mengikuti fatwa DSN yang merupakan otoritas tertinggi dalam mengeluarkan fatwa mengenai kesesuaian produk dan jasa bank dengan

  Untuk dapat melaksanakan kedua tugas tersebut, bank syariah harus memberikan fasilitas ruang kerja supaya DPS dapat sinergi dengan lembaganya. DPS juga dianjurkan untuk dapat hadir dikantor secara reguler minimal 1 minggu sekali untuk mengkaji dan mendiskusikan berbagai peroduk yang dijalankan dan akan dikembangkan dari aspek hukum syariah (Dahlan, 2012: 207).

4. Peran Dewan Pengawas Syariah

  Peranan Dewan Pengawas Syariah sangat streategis dalam penerapan prinsip syariah di lembaga perbankan syariah. Menurut surat keputusan DSN MUI No.Kep-98/MUI/III/2001 tentang Susunan Pengurus DSN MUI Masa Bhakti Th 2000-2005 bahwa DSN memberikan tugas kepada DPS untuk :

  a) Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah b)

  Menghajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN

  c) Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasunya kepada DSN sekurang- kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran

  d) Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan

5. Mekanisme Keanggotaan

  Menurut Dahlan (2012: 206-207), pada masa awal, anggota DPS pernbankan hanya diusulkan oleh lembaga bank ke DSN- MUI untuk mendapatkan surat keputusan sebagai legalitas keanggotaanya. Setelah keluar surat keputusan DSN-MUI No. 02 tahun 2000, keanggotaan DPS dijadikan sebagai kepanjangan dari DSN yang legalitasnya ditingkatkan dalam mekanisme keanggotaan melalui uji kompetensi, yang dalam bahasa DSN untuk menghadiri Undanngan silaturahmi calon anggota DPS. Berdasarkan pada keputusan tersebut, mekanisme keanggotaan DPS sebagai berikut :

a) Diusulkan oleh bank yang menjalankan prinsip syariah.

  Minimal 2 orang atau 3 orang.

  b) Nama-nama yang diusulkan kemudian diiuji oleh Dewan

  Syariah Nasional (DSN). Calon DPS yang dianggap telah memenuhi standar, DSN akan mengeluarkan surat rekomendasi. Jika belum memnuhi standar, calon DPS diberikan waktu untuk dipanggil ulang jika lembaga yang mengusulkan masih menghendakinya untuk menjadi DPS.

  c) Nama-nama yang telah mendapatkan rekomendasi akan mengikuti workshop ke-DPS-an. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat dan mengintegrasikan eksistensi DPS yang hukum islam. Padahal pada konsep ideal, anggota DPS juga harus memahami prinsip dan kegitan ekonomi dibidang perbankan.

  d) Anggota DPS akan mendapatkan sertifikasi DSN jika telah diangkat memenuhi standar yang ditetapkan .

6. Peluang dan Tantangan

  a) Peluang

  Menurut Dahlan (2012: 209-211) menyebutkan bahwa peluang di Dewan Pengawas Syariah ada dua yaitu : 1)

  Disentralisasi DPS Peluang terbesar DPS adalah disentralisasi DPS bank umum syariah sebagaimana BPRS yang mempunyai DPS secara mandiri. Ide desentralisasi sudah banyak bermunculan seiring dengan perkembangan kantor cabang perbankan syariah diberbagai wilayah tingkat kabupaten / kota. Walaupun menurut Agustianto, keberadaan Auditor Syariah (sharia compliance) pada dasarnya telah menjadi tanggung jawab DPS terkurangi, sehingga belum dibutuhkan desentralisasi DPS. 2)

  Departemenisasi DPS

  Departemenisasi merupakan model pengawasan DPS

  setelah keluar PBI tentang Good Corperate Governance oleh sebuah departemen syariah disuatu perbankan syariah yang bertugas full time , didukung oleh staf teknis yang membantu tugas-tugas pengawasan syariah yang telah digariskan oleh ahli syariah departemen tersebut. Jika model ini diterapkan secara fungsional, maka tugas-tugas DPS sebagai mana yang dikehendaki DSN dapat terwujud.

  Anggota DPS yang melanggar PBI dan sudah diingatkan sebanyak 3 kali, maka diberi punishment tidaak boleh menjadi DPS selama 10 tahun (Dahlan, 2012: 209-211).

  b) Tantangan

  1) Institusional

  Kelembagaan DPS sampai sekarang sebagian besar masih pada taraf sub-ordinat . Pada aspek tertentu fatwa- fatwanya masih bersifat nasional dan sentralistik pada fatwa DSN-MUI.

  M. Umer Chapra pun tidak segan untuk mengkritik eksistensi bank Islam yang tidak dapat melepaskan dari tradisi bank konvensional. Akad produknya tidak secara optimal berbasis syariah yang disebabkan oleh peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) sangat lemah dalam mengkontrol akad (Capra, 2001: 276). Dibutuhkan kreatifitas DPS dalam pengembangan akad dari lembaga berlangsung sejak akad dan produk tersebut berjalan dan akan selesai.

  DPS harus kreatif melihat kearifan lokal (local

  wisdom) yang dapat dijadikan sebagai basis

  pengembangan produk bank yang bersifat lokal. Di Indonesia banyak potensi kewirausahaan yang bersifat lokal dan dibutuhkan sinergitas dengan perbankan syariah yang dapat menciptakan produk yang bersifat lokal pula. Dari beberapa para pengusaha lokal tersebut, tentu sangat menarik jika terdapat fatwa juga yang secara eksplisit berbunyi jenis usaha, bukan hanya nama akadnya saja. Hal ini bertujuan untuk merangsang para pengusaha lokal tersebut secara yakin bermitra dengan bank syariah. 2)

  Personal Beban psikologis personal DPS terkadang muncul pada aspek tertentu jikalau anggota DPS menemukan antara fakta dan teori (fatwa) tidak sejalan. Kondisi ini menjadi tantangan yang harus dapat dihindari oleh anggota DPS agar eksistensinya tetap menjadi garis kebijakan DSN-MUI (Dahlan, 2012: 212). Jadi Tantangan DPS meluruskan agar bank syariah harus sejalan antara teori dan fakta yang ada di bank syariah supaya sesuai

7. Kekuatan dan Kelemahan a.

  Kekuatan 1)

  Regulasi Produk Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI sebagai sumber hukum lembaga keuangan syariah semakin legitimit setelah terbit Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

  Di dalam PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang pelaksanaan Good Corporate

  Governance bagi Bank Umum yang mulai diberlaukan

  sejak tanggal 1 Januari 2010 menyatakan bahwa Bank Indonesia juga makin responsif terhadap pembangunan

  Good Corporate Governance Bank Umum Syariah dan

  Unit Usaha Syaiah, dengan sebagian isinya mengatur tentang peran dan kedudukan Dewan Pengawas Syariah.

  Menurut Agustianto yang merujuk pada peraturan Bank Indonesia tahun 2010, beberapa hal penting dalam meningkatkan optimalisasi dan signifikansi DPS dan DSN, seorang konsultan bank syariah tidak boleh menjadi DPS, supaya terjadi pola hubungan yang fair antara konsultan, DPS dan Bank Syariah.

  2) Kompetensi Anggota DSN

  Anggota DSN merupakan individu-individu yang mempunyai kredibilitas dan komitmen yang tinggi terhadap prinsip-prinsip syariah dan sangat independen, terutama dalam merumuskan fatwa.

  DSN memeiliki standar ilmu syariah yang komprehensif dalam menetapkan fatwa-fatwa ekonomi syariah.

  Dari kedua kekuatan DSN tersebut menjadikan posisi DPS juga semakin kuat. DPS merupakan kepenjangan kebijakan DSN. Kontrol kebijakan dan kinerja DPS harus seiring dan sejalan dengan garis besar DSN yaitu untuk menciptakan lembaga Bank Syariah yang ideal dalam prinsip dan operasional.

  b.

  Kelemahan Indonesia masih kekuarangan sumber daya manusia yang mempunyai keilmuan secara komprehensif, keilmuan kesyariahan dan keilmuan keekonomian terutama perbankan, sehingga menunjang kualitas anggota DPS.

  BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya KSPPS Mandiri Sejahtera Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Mnadiri Sejahtera

  merupakan salah satu dari begitu banyak Koperasi yang ada di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Semarang, yang bergerak dalam bidang usaha, simpan pinjam dengan sistem syariah.

  Berawal dari keinginan beberapa orang pendiri yang sebagian sekarang menjadi pengelola untuk bisa lebih mandiri, setelah bergabung dan cukup lama di koperasi/BMT yang lain, untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya dan anggota, untulk bisa lebih mengem,bangkan diri dengan tantangan yang baru serta membuka lapangan kerja baru, maka berdirilah koperasi ini.

  Maka setelah berkonsultasi dengan Dinas terkait kami disarankan untuk tidak sudah ada yang tidak pernah beroperasi. Setelah melalui pertimbangan banyak hal, kami memilih Koperasi Upaya Mandiri dengan Badan Hukum : 012/BH/KWK.11.1/IX/1998 dengan surat pengesahan dari Menteri Koperasi Pengusaha Kecil Menegah Nomor : 01/KOP- UM/VIII/1998 milik Masjid Istiqomah Ungaran untuk kami pergunakan, pergunakan, dikarenakan beberapa pengurus kami adalah pengurus Masjid Istiqomah yang berada di Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dan dari Dinas Koperasi maka pada tanggal 17 januari 2010 Koperasi Upaya Mandiri resmi dijalankan untuk kegiatannya dengan beralamat kantor di Jl.

  Palmerah Raya B1 Babadan Permai Beji Ungaran Timur Kab. Semarang.

  Setelah berjalan selama kurang lebih satu tahun, maka kami adakan perubahan Anggran Dasar Koperasi Upaya Mandiri, sekaligus perubahan Nama Lembaga dan Badan Hukum untuk wilayah Kabupaten Semarang menjadi Jawa Tengah karena beberapa anggota beralamat di luar kabupan Semarang.

  Setelah Pengajuan Perubahan Anggaran Dasar maka pada tanggal

  18 Januari 2011 telah menda pat pengeasaha dari Gubernur Jawa Tengah Nomor : 04/PAD/XIV/I?2011 tentang pengesahan Anggaran Dasar Koperasi Upaya Mandiri manjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Mandiri Sejahtera dengan Badan Hukum Jawa Tengah.

  Pada tahun 2016 Koperasi Jasa Keuangan Sy ari’ah (KJKS) BMT Mandiri Sejahtera mengadakan perubahan Anggaran Dasar lagi untuk perubahan Nama, Alamat Dan Badan Hokum dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Mandiri Sejahtera menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mandiri Sejahtera yang beralamatkan di Ruko Grand Royal, Jalan Merdeka No. 6D Kelurahan Beji, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang sampai hari ini. Demikian sejarah singkat berdirinya lembaga kami di awal tahun 2010.

B. Visi Misi KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran

  Visi pada KPPS BMT Mandiri Sejahtera adalah “Menjadi Lembaga

  Keuangan Syariah yang Sehat, Professional, dan Terpercaya” sedangkan misi nya adalah :

  1. Mengembangkan system ekonomi syariah.

  2. Meningkatkan kesejahteraan bagi para anggota yang berkesinambungan.

  3. Membantu terciptanya lapangan kerja.

  4. Menciptakan system kerja yang efektif dan efisien (great system).

  5. Menciptakan SDI (sumber daya insani) yang handal (great people).

  6. Mendapatkan laba yang optimal (great result).

C. Lokasi KSPPS Mandiri Sejahtera

  KSPPS BMT Mandiri Sejahtera beralamat kantor di Jl. Palmerah Raya B1 Babadan Permai Beji Ungaran Timur Kab. Semarang. KSPPS Mempunyai 3 (tiga) kantor cabang yaitu : 1.

  Cabang Bawen yang beralamatkan di Jl. Semboja No.4 RT.04 RW.01 Kel. Bawen, Kec. Bawen, Kab. Semarang

  • – Jawa tengah Telp. 024- 76914495 2.

  Cabang Ambarawa yang beralamatkan di Jl. Dr. Sutomo No.11 Kupang Dukuh, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang – Jawa tengah Telp. 0298-7177222.

3. Cabang Tengaran yang beralamatkan di Jl. Raya Solo Km.1 No.1 Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang- Jawa Tengah Telp.

  0298-71811100

D. Struktur Organisasi

  

RA

Badan Pengawas Dewan Pengawas Syariah

  

Pengurus

Manajer pusat

Manager cabang

Kabag Operasional

  Kabag Pemasaran Layanan ADM Staf Staf SDM dan accounting mitra teller

  Pembiayaan pemasaran penagihan umum usaha

  (Sumber : SOP KSPPS Mandiri Sejahtera) Gambar 3. 1Struktur Organisasi KSPPS Mandiri Sejahtera Ungaran

  Keterangan : a.

  Badan Pengawas 1. : H. Arif Sunandar, SPT.

  Ketua 2. : Elisa Irawati, SE. MM. Anggota

  3. : Nazzarudin Latif Anggota b.

  Dewan Pengawas Syariah (DPS) 1.

  1. Accounting : Rofidhotul Mudawaman, AMD.

  Staf Pemasaran : Ismail 3.

  1. ADM Pembiayaan : Rizki Fauzi Puji Hartini 2.

  g) Kabag Pemasaran : Joko Supriyanto, SE.

  SDM dan Umum : Laili Fasihun N, AMD.

  3. Teller : Rofidhotul Mudawaman, AMD 4.

  2. Layanan Mitra Usaha : Laili Fasihun Nikmah, AMD.

  f) Kabag Operasional : Laili Fasihun Nikmah, AMD.

  Wibowo, S.Ag.

  e) Manajer Cabang : Andi Styawan ,. SE.

  d) Manajer pusat : Andi Styawan Suyitno, SE.

  3. Bendahara : Laili Fasihun Nikmah, AMD.

  2. Sekretaris : Joko Supriyanto, SE.

  Ketua : Andi Setyawan S.,SE.

  c) Pengurus 1.

  2. Muhamad muttaqin, ST, MM.

  Staf Penagihan : Maryadi

E. Produk-Produk KSPPS BMT Mandiri Sejahtera 1. Produk Simpanan a. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar)

  Pengambilan simpanan dapat dilakukan setiap waktu pada jam kantor. Setoran awal minimal Rp. 20.000,- selanjutnya minnimal Rp. 5.000,- b.

   SISUKA (Simpanan Berjangka)

  Simpanan yang penggambilanya dilakukan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama yaitu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan. Setoran pertama minimal Rp. 1.000.000,- c.

   SISUQUR (Simpanan Sukarela Qurban)

  Membantu anda dalam merencanakan pelaksanaan ibadah qurban secara bertahap dan mudah

  d.

   SIHARUM (Simpanan Haji dan Umroh)

  Membantu nasabah dalam perencanaan ibadah Haji dan Umroh e.

   Baitul Maal

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS PENERAPAN PRODUK ARISAN MODAL USAHA DI KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 93

ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 141

STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E,.Sy)

0 2 84

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 98

ANALISIS KEPUASAN ANGGOTA DI KSPPS BMT ANDA KARANGGEDE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 89