ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN

LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

(A.Md.E.Sy)

Disusun Oleh :

MULYANI

  

NIM : 64010150005

PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN

LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

(A.Md.E.Sy)

Disusun Oleh :

MULYANI

  

NIM : 64010150005

PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  

MOTTO

  “Perubahan tidak akan hadir jika kita hanya menunggu orang lain dan menunda-nunda di lain waktu. Kitalah orangnya sebenarnya sedang ditunggu tersebut. Kita adalah perubahan yang kita cari.” (Barack Obama) “Hidup bukan tentang mencari kebahagiaan atau menghindari luka. Hidup adalah tentang menikmati keduanya. Menikmati bahagia dengan syukur dan menikmati duka dengan sabra.” (Taufik Aulia)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

  1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih sayang yang tiada tara.

  2. Kakak yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

  3. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi yang membangun bagi saya.

  4. Sahabat-sahabat yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, bantuan, kritik dan saran.

  5. Seluruh Staf KJKS BMT Syamil Ampel Boyolali, terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.

  6. Sahabat ku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2015.

  7. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M,Si terima kasih atas bimbingannya mulai awal pembuatan tugas akhir hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

  

ABSTRAK

  Mulyani. 2018. Analisis Strategi Pemasaran Jimpitan Lebaran Di BMT

  Syamil Ampel . Tugas Akhir Diploma III, Program Studi

  Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing :Nur Huri Mustofa, M.SI.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti strategi pemasaran yang telah diterapkan BMT Syamil Ampel Boyolali. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apa saja strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?,Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan lebaran tersebut? danBagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk tersebut?. Bagaimana perkembangan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?.Penelitian ini menggunakan pelelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan BMT Syamil Ampel Boyolali.

  Hasil penelitian ini adalah Strategi yang digunakan BMT Syamil dalam memasarkan produk jimpitan lebaran yaitu menggunakan konsep bauran pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat, sumber daya manusia, strategi promosi dan bukti fisik. Kendala yang dihadapi marketing dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel yaitu rendahnya sumber daya manusia, banyaknya lembaga keuangan lain yang menawarkan produk yang sama. Strategi untuk menghadapi kendala memasarkan produk jimpitan lebaran adalah BMT Syamil meningkatkan kualitas SDM agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain. Perkembangan produk jimpitan lebaran pada tahun 2013-2017 jumlah anggota setiap tahunnya selalu meningkat, hal tersebut dipengaruhi oleh minat masyarakat yang semakin meninggkat karena masyarakat sudah mulai paham akan pentingna produk tabungan tersebut.

  

Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Jimpitan Lebaran, BMT Syamil

Ampel

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang penulis memanjatkan puja puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI” sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Walaupun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian tetapi penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan, kritik dan saran dari pembimbing. Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir di antaranya : 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3.

  4. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M.Si selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran, dan semangat kepada penulis ditengah kepadatan tugas beliau, semoga Allah mempermudah setiap langkah dan senatiasa melimpahkan kebaikan.

  5. Bapak Abdul Aziz NP,S.Ag.,M.M. selaku DPL magang di BMT Syamil Ampel.

  6. Pihak KJKS BMT Syamil Ampel yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data kepada penulis yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

  7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada penulis.

  8. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara material dan non material.

  9. Sahabat-sahabatku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman seperjuangan DIII Perbankan Syariah 2015, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulisdalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

  

  

  

  

  

BAB I

  

  

BAB I

  

  

  

BAB V

  

DAFTAR TABEL

  

  

DAFTAR GAMBAR

   Gambar 4.2.Grafik Perkembangan Nasabah ...

  ………………………….. 69

DAFTAR LAMPIRAN

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan

  mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak mikro yang cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung namun juga prinsip investasi tidak langsung yang harus bebas bunga. Baitul Mal

  

Wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga keuanganmikro yang dioperasikan

  dengan prinsip bagi hasil untukmenumbuh kembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnistetapi juga sosial. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat danditakdirkan untuk menolong kaum mayoritas, yakni pengusaha kecil ataumikro.

  Lembaga yang tidak terjebak pada permainan bisnis untukkeuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk mencapaikemakmuran bersama.Berangkat dari kebijakan pengelolaan BMT yang memfokuskananggotanya pada sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana danpendayagunaan dana, maka bentuk yang idealnya adalah KoperasiSimpan Pinjam Syariah yang selanjutnya disebut KJKS (Koperasi JasaKeuangan Syariah) sebagaimana Keputusan Menteri

  2 Seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan semakinmeningkat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya dalam satuwaktu. Misalnya pada waktu menjelang hari raya Idul Fitri dimana semuaorang harus mempersiapkan banyak kebutuhan yang diperlukan untukmenyambut hari raya Idul Fitri. Sudah menjadi tradisi umat muslim untukmempersiapkan berbagai Kebutuhan menjelang Idul Fitri dimana kebutuhan tersebut tidaklah sedikit. Bagi karyawan kebutuhan hari rayaakan sedikit terbantu karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).Namun tidak untuk masyarakat biasa yang bekerja sebagai wiraswasta,maka kebutuhan hari raya akan terasa berat mengingat mereka harusmemikirkan berbagai kebutuhan seperti pakaian, sembako atau mungkinuntuk masyarakat yang mudik pastinya membutuhkan biaya yang tidaksedikit (Fadlilah,2016).

  Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan atau yang disebut dengan “hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam hari raya yang sah dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul fitri dan idul adha. Hari raya idul fitri adalah puncak pengamalan hidup sosial keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar ini dengan sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak menabung untuk kelak mereka menikmati pada saat tibanya idul fitri. Sebagai hari raya kegamaan, idul

  3 juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi rakyat. Cukup sebagai indikasi tentang bagaimana daerah-daerah tertentu memperoleh limpahan ekonomi dan keuangan dari pemudik (Furqon, 2010).

  BMT Syamil Ampel merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang memiliki produk jimpitan yaitu jimpitan lebaran yang mana produk tersebut dengan sistem menghimpun dana dari masyarakat yang dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan idul fitri. Dengan adanya jimpitan lebaran ini dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dana untuk persiapan hari raya karena sebelumnya sudah memiliki tabungan yang disimpan dan dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya idul fitri. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI”.

B. Rumusan Masalah

  Dalam pembuatan Tugas Akhir ini dapat terperinci dan terarah sesuai dengan latar belakang, penulis mengemukakan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1.

  Apa saja strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?

  2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan lebaran?

  4

  4. Bagaimana perkembangan produk jimpitan lebaran lima tahun terakhir di BMT Syamil Ampel Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.

  2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali.

  3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan lebaran.

  4. Untuk mengetahui perkembangan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Pembaca

  Untuk memberikan pengetahuan serta sebagai acuan dalam melalukan penelitian selanjutnya dan memberikan wawasan tentang produk jimpitan lebaran.

2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

  Berguna sebagai informasi dan tabahan referensi untuk penelitian yang akan datang tentang Produk Jimpitan Lebaran.

  5 Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk merancang strategi yang diperlukan dalam memasarkan Produk Jimpitan Lebaran di BMT Syamil Ampel dan dapat bersaing dengan BMT yang lain.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

  2. Jenis Data a.

  Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pelanggan/penumpang berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam wawancara.

  b.

  Data Sekunder Data yang diperoleh malalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian (Suprapto, 2011: 239).

  3. Metode Pengumpula Data

a. Observasi

  Peneliti mengadakan observasi langsung ketempat objek yang akan penulis teliti yaitu di BMT Syamil Ampel Boyolali.

  b.

  Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana pewawancara dalam mengumpulkan data mangajukan suatu

  6

c. Dokumentasi

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang.

  d.

  Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku, jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian terdahulu.

F. Sistematika Penulisan

  Rangkaian sistematika dimulai bab I yang membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode peneliian dan sistematika penulisan.

  Bab II landasan teori berisikan telaah penelitian sebelumnya dan teori yang melandasi masalah yang dibahas yaitu mengenai Baitul Mal Wa

  Tamwil , Manajemen Pemasaran, dan Simpanan.

  Bab III gambaran objek penelitian yang membahas tentang gambaran umum, sejarah, Visi dan Misi, struktur organisasi, susunan manajemen kepengurusan, an produk yang ada di BMT SYAMIL.

  Bab IV membahas tentang bagaimana BMT Syamil Ampel melakukan strategi pemasaran dalam memasarkan produk jimpitan lebaran, kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala yang dan perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Penelitian Sebelumnya Penelitian Furqon (2010) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri Pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang

  ”. Dan dapat disimpulkan bahwa ada empat strategi dalam memasarkan produk simpanan idul fitri dilakukan BMT Al-Fath dengan cara yang pertama yaitu ceramaah keagamaan secara rutin dengan masyarakat. Yang kedua, strategi harga dalam menetapkan harga BMT tidak memberatkan masyarakat yaitu dengan biaya Rp 10.000,00 dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat terjangkau. Yang ketiga, adanya strategi produk dengan akad mudharabah muthlaqah yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat islam. Keempat, adanya strategi distribusi dengan adanya market channel di atas dinas koperasi maupun BMT center, produk maupun layanan BMT Al-Fath dapat di distribusikan.

  Fadlilah (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri (Shari) Pada KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan KSPPS Arthamadina Banyuputih pada Simpanan Idul Fitri (Shari) adalah strategi produk menggunakan akad wadiah yad dhamanah, dengan menerapkan sistem jemput bola yang penting dalam distribusi produk Simpanan Idul Fitri (Shari) yaitu pihak KSPPS Arthamadina menjamin pencairan (likuiditas) dana produk shari, dan strategi promosi yang dilakukan yaitu dengan promosi diadakannya hadiah-hadiah, brosur- brosur, dan dengan ceramah-ceramah sekaligus mempromosikan produk shari.

  Penelitian Mahendra (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Pada Produk Sahara (simpanan hari raya idul fitri) di KSPPS El Amanah Kendal

  ”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi promosi yang di lakukan KSPPS El Amanah dalam memasarkan Produk Simpanan Hari Raya Idul Fitri adalah dengan brosur-brosur yang menarik dan agamis, serta sistem pemasaran (promosi) dengan sistem jemput bola.

  Kedua, adanya strategi harga, dalam menetapkan harga KSPPS El Amanah tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra KSPPS El Amanah dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat terjangkau. Ketiga, adanya strategi produk dengan akad

  Wadi’ah, yaitu dengan memberikan

  timbal balik dengan cara memberikan bonus berupa kebutuhan sembako, seperti minyak goreng, gula, sirup, dan lain-lain. Keempat, adanya strategi distribusi dengan adanya sistim jemput bola, sehingga produk maupun jasa layanan KSPPS El Amanah dapat di distribusikan.

  Penelitian Entaresmen (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran kerja lapangan yang dilakukan penulis pada produk Tabungan iB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang X, maka dapat diambil kesimpulan Strategi pemasaran yang dilakukan BNI Syariah dalam memasarkan produk Tabungan iB Hasanah yakni mengacu pada teori marketing mix 9P yang meliputi process (proses), people (orang atau target pemasaran), product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), partners (mitra), persentation (persentasi) serta passion (ketertarikan).

  Penelitian Nazaruddin (2007) yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Shar-E Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

  Kantor Cabang Palembang ”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagai bank berbasis syariah Bank Muamalat telah melaksanakan upaya-upaya pemasaran berupa menawarkan tabungan Shar- e dengan manfaat utama produk berupa jasa pengelolaan dana dengan sistem bagi hasil yang sesuai syariah, menjalin kerjasama strategis dengan pihak-pihak yang dapat mendukung proses penyampaian jasa, mendesain sebuah proses penyampaian jasa berbasis teknologi, merekrut dan membina Kru Muamalat melalui dan dengan mendirikan Institut Muamalat, melaksanakan program-program promosi yang dekat dengan masyarakat dengan turut serta dalam kegiatan syiar Islam, berusaha mewujudkan sebuah atmosfer kegiatan perbankan berbasis syariah dengan menyediakan fasilitas musholla di setiap kantornya dan menetapkan tarif

  Penelitian Maesari, Ibdalsyah, dan Hakiem (2015) yang berjudul “Pengaruh Strategi Pemasaran Produk Tabungan IbHasanah Dengan Akad

  

Wadiah Terhadap Tingkat Pertumbuhan JumlahNasabah Bni Syariah

  Cabang Bogor ”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran produk tabungan iB Hasanah dengan akad wadiah yang telah dilakukan BNI Syariah Cabang Bogorselama ini yaitu diantaranya merekrut tenaga marketing (freelance), strategimembuka gerai (opentable), strategi kerjasama (joint to school and campus), strategi sponsor, dan strategi payroll penggajian.

  Penelitian Fatimah dan Metekohy (2013) yang berjudul “Strategi

  Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank X Syariah Cabang Tangerang Selatan ”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga, promosi dan tempat, harus mengacu pada strategi pertumbuhan. Untuk meningkatkan pertumbuhan produk, perusahaan secara agresif menekankan kelebihan-kelebihan produk kepada nasabah. Pada strategi tempat, perusahaan memilih posisi yang sangat mendukung strategi pertumbuhan perusahaan. Pemilihan tempat di pusat bisnis yang merupakan daerah perkantoran dengan kemudahan transportasi sangat memudahkan nasabah mencapainya. Terakhir untuk strategi promosi adalah dengan penekanan secara agresif melalui iklan, personal selling,

  Penelitian Faiqoh (2013) yang berjudul “Analisis Strategi

  Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus ”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat Cabang Kudus untuk mengembangkan dan memasarkan produk KPR Syariah dengan akad murabahah adalah dengan metode Marketing Mix yang meliputi produk, harga, lokasi, dan promosi. Kendala- kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat dalam memasarkan produk KPR Syariah di Bank Muamalat Cabang Kudus yaitu, pemahaman masyarakat yang masih kurang terhadap bank syariah dalam hal ini adalah KPR Syariah dan banyaknya pesaing dari bank lain sehingga menjadikan nasabah lebih banyak pilihan.

  Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam Tugas Akhir ini dengan penelitian terdahulu selain pada objek penelitian atau tempat penelitian penelitain yang dilakukan penulis terfokus pada strategi pemasaran, kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala dalam memasarkan produk dan perkembangan produk.

B. Kerangka Teori 1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) a. Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

  Secara bahasa baitul mal terbentuk dengan meng-idhafah-kan kata bait yang artinya ‘rumah’ kepada al-mal yang artinya “harta”. berharga yang dikumpulkan dan dimiliki. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ialah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bait

  

al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha

  produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

  BMT adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah nonperbankan yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.

  Oleh karena itu, keberadaan BMT selain dianggap sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah, seperti zakat, infak, dan sedekah juga bisa dianggap sebagai institusi yang bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif seperti layaknya bank. Selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan, ia bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkannya kepada masyarakat (anggota BMT).

  Secara legal-formal, BMT sebagai lembaga keuangan mikro berbentuk badan hukum koperasi. Sistem operasional BMT rumah harta. Sebagai rumah harta, lembaga ini dapat mengelola dana yang beraal dari zakat, infak dan sedekah (ZIS). Di sinilah sebenarnya letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan pemberian jaminan kepada pihak yang tidak memiliki persyaratan/jaminan yang cukup. BMT memiliki konsep pinjaman kebajikan (qardh al-hasan) yang diambil dari dana ZIS atau dana sosial. Dengan adanya model pinjaman ini, BMT tidak memiliki resiko kerugian dari kredit macet yang mungkin saja terjadi.

b. Fungsi, Tujuan, Visi dan Misi BMT

  Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Berikut penejelasannya : 1)

  Baitul mal (bait = rumah, al-mal = harta) menerima titipan dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah) serta mengoptimalkan distribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak (ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima. 2)

  Baitul tamwil (bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta) melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. BMT bertujuan mewujudkan kegiatan kehidupan keluarga dan Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah) yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMAN dan BMT yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.

  Jika dilihat dalam kerangka sistem ekonomi islam, tujuan BMT dapt berperan melakukan beberapa hal, yaitu : 1) membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat dalam program pengentasan kemiskinan,

  2) memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan umat,

  3) menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah,

  4) mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar menabung,

  5) menumbuhkembangkan usaha-usaha yang produktif dan memberikan bimbingan atau konsultasi bagi anggota di bidang usahanya,

  7) membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal pinjaman, dan

  8) menjadi lembaga keuangan yang dapat menopang percepatan pertumbuhan ekonomi nasional(Huda,2016:20-41).

c. Manajemen Produk Baitul Mal Wa Tamwil 1) Produk Penghimpunan Dana

  BMT dalam pelaksanaan tugasnya tidak terlepas dari penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dua fungsi ini merupakan bagian dari fugsi manajemen BMT. Dalam hal manajemen penghimpunan, prinsip utama yang paling penting adalah bagaimana menimbulkan kepercayaan dari masyarakat terhadap BMT dan hal ini terkait erat dengan kinerja. BMT sebagai lembaga usaha bersama, dalam mengelola dana anggotanya, harus memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah. Oleh karena itu, dalam proses penghimpunan harus mempertimbangkan dua hal penting, yaitu asas dana yang sehat dan benar serta prosedur persetujuan, dokumentasi, administrasi dan pengawasan penghimpunan dana. Sumber dana yang dihimpun harus diketahui kehalalannya.

  BMT menghimpun dana dalam jumlah yang terbatas. Untuk itu, BMT harus mampu mengidentifikasi berbagai sumber, dana titipan (

  wadi’ah), investasi (mudharabah muthlaqah atau

mudharabah muqayyadah ), dan akad sosial dalam bentuk zakat,

  infak, sedekah, wakaf tunai, serta hibah.

  Produk penghimpunan dana pada BMT ada dua, yaitu sebagai berikut : a)

  Wadi’ah

  b) Simpanan Berjangka (Mudharabah)

2) Produk Penyaluran Dana

  Menurut Huda (2016) Penyaluran dana dalam BMT adalah suatu transaksi penyediaan dana kepada anggota atau calon anggota yang tidak bertentangan dengan syariah, juga tidak termasuk jenis penyaluran dana yang dilarang secara hukum positif. Penyaluran dana memiliki fungsi :

  a) Meningkatkan daya guna, peredaran, dan lalu lintas uang anggota atau calon anggota, b)

  Meningkatkan aktivitas investasi BMT, dan

c) Sebagai sumber pendapatan terbesar BMT.

  Dalam mengelola dana anggota, BMT harus memiliki komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah. Penyaluran dana oleh BMT ini dapat dibedakan berdasarkan anggunan dan jenis pembiyaannya. penyediaan unsur-unsur barang dalam rangka perputaran usaha.

  b) Pembiyaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sarana atau prasarana usaha

  (aktiva tetap).

  c) Pembiayaan multi guna, yaitu pembiyaan yang digunakan untuk sewa barang, talangan dana, atau biaya jasa keperluan anggota.

  Sementara itu pembiayaan berdasarkan segmen pasar BMT dibagi menjadi dua yaitu : a)

  Pembiayaan usaha kecil, yaitu pembiayaan yang diberikan kapada para anggota yang berprofesi sebagai pedagang atau pengusaha kecil, baik untuk mengembangkan perputaran usaha maupun penyediaan prasarana dan sarana usaha.

  b) Pembiyaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk kebutuhan konsumtif, seperti pembelian barang elektronik, kendaraan, dan rumah.

  Produk penyaluran dana pada BMT yaitu sebagai berikut :

  a) Produk Jual Beli

  Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang mendalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana, yaitu :

  1) Al- Murabahah

  Perkembangan dari akad ini meliput : 1)

  Wakalah 7)

  Rahn 6)

  Hawalah 5)

  Wadi’ah 4)

  Ijarah Muntahiyah Bi At-Tamlik 3)

  Ijarah 2)

  c) Produk Jasa

  2) Bai’ al- Salam

  Al- Musyarakah

  Al- Mudharabah 2)

  Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman dengan BMT, yaitu : 1)

  b) Produk Bagi Hasil

  4) Bai’ al- Bitsaman Ajil

  3) Bai’ al- Istishna’

  Kafalah

  1) Qardh

  2) Al- Qardh Al- Hasan

  e) Produk Pembiayaan

  Produk dari akad pembiyaan yaitu sebagai berikut : 1)

  Al- Murabahah 2)

  Al- Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) 3)

  Al- Mudharabah 4)

  Al-Musyarakah 2.

   Manajemen Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

  Menurut Kotler (2002) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginankan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Fungsi-fungsi pemasaran : 1)

  Fungsi Pertukaran Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun menukar produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri ataupun untuk dijual kembali.

  2) Fungsi Distribusi Fisik upaya menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.

  3) Fungsi Perantara

  Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik (Sudaryono,2016:50).

  Dalam hal menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai berikut : 1)

  Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang- ulang.

  2) Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah.

  3) Memaksimumkan pilihan (ragan produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula.

  4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien

b. Konsep-Konsep Pemasaran

  Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep pemasaran di mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda.

  Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Ada lima konsep dalam pemasaran dimana setiap konsep dapat dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan : 1)

  Konsep Produksi Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual dan merupakan konsep yang menekankan kepada volume produksi yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin. 2)

  Konsep Produk Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu, perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam menekankan kepada kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang terbaik.

  3) Konsep Penjualan

  Konsep penjualan berfikir bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif melalui usaha-usaha promosi yang gencar.

  4) Konsep Pemasaran

  Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan. Menurut Philip Kotler, konsep ini menekankan ke dalam beberapa pengertian di bawah ini : a)

  Menemukan keinginan pelanggan dan penuhi keinginan tersebut.

  b) Membuat apa yang anda dapat jual daripada menjual apa yang anda buat.

  c) Mencintai pelanggan.

  d) Andalah yang menentukan.

  5) Konsep Pemasaran Masyarakat

  Merupakan konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran. Dalam konsep ini jelas tertuang bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuannya adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasa- jasa yang dihasilkan oleh bank (Kasmir,2014:197-200).

  Terdapat beberapa perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, yaitu sebagai berikut :

  Tabel 2.1.Perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran

  No. Konsep Penjualan Konsep Pemasaran

  1. Sasaran Pabrik Pasar

  2. Fokus Produk yang ada Kebutuhan pelanggan

  3. Sarana Penjualan dan promosi Pemasaran terpadu

  4. Tujuan Laba melalui volume Laba melalui akhir penjualan kepuasan pelanggan

c. Manajemen Pemasaran Baitul Mal Wa Tamwil

  Dalam memasarkan produk BMT banyak kendala-kendala yang menjadi hambatan pengelolaan dalam pemberdayaan sektor riil. Kendala-kendala tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kendala internal dan kendala eksternal.Kendala internal adalah kendala yang disebabkan karena faktor dari dalam BMT itu sendiri. Hal ini nampak pada adanya fakta bahwa banyak dijumpai pengurus atau pengelola BMT belum memahami tentang prinsip- prinsip syariah dan juga prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar. Atau dengan kata lain belum terpenuhinya sumber daya insani yang mumpuni di bidang ekonomi syariah, sehingga dalam praktiknya BMT seringkali menjadi sama dengan lembaga keuangan konvensional yang jauh dari nilai-nilai Islami.

  Adapun kendala eksternal adalah kendala yang disebabkan oleh faktor dari luar BMT, seperti masih adanya budaya masyarakat yang belum sepenuhnya menerima eksistensi lembaga keuangan syariah karena di anggap njlimet dan tidak terprediksi. Kendala pada aspek hukum juga masih dijumpai, yakni terkait dengan status hukum BMT yang pada umumnya adalah koperasi. Menurut ketentuan hukum koperasi memerlukan aspek legal lain jika ingin melakukan kegiatan penghimpunan dana. Fungsi BMT yang hampir

  Adanya kendala dimaksud perlu segera dicarikan jalan keluarnya, agar BMT sebagai lembaga dengan target market sektor riil berupa usaha-usaha kecil dapat menjalankan perannya dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga mempunyai peran penting di dalamnya.

  Adapun untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan kepada masyarakat, BMT dapat menerapkan prinsip- prinsip berikut: 1)

  Prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam melaksanakan kegiatannya, terutama dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat. 2)

  Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle), hal ini lebih menekankan aspek karakter nasabah.

  3) Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good

  Corporate Governance , yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, dan fairness.

  Kemudian dalam rangka pemasaran produk-produk BMT kepada masyarakat, ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh pengelola BMT yang bersangkutan antara lain yaitu: 1)

  Meluruskan Niat niat merupakan cermin perbuatan seseorang. Beberapa petunjuk praktis di bawah ini dijadikan sebagai bahan rujukan para pengelola BMT dalam upaya meluruskan niat :

  a) Luruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah SWT bahan apa yang hendak dilakukan dalam kerangka pemasaran produk BMT tidak lain untuk mengaharapkan ridha-nya.

  b) Luruskan niat dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan misi BMT.

  c) Luruskan niat dengan dilandasi keyakinan bahwa memasarkan produk BMT juga merupakan salah satu bagian penting dari serangkaian perjuangan menegakkan hukum- hukum Allah SWT di muka bumi dan dakwah menuju jalan yang benar.

  d) Luruskan niat dengan menyatakan ikrar dalam hati hendak memasarkan produk BMT secara maksimal dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan karena pertolongan Allah SWT akan datang.

  2) Memperhatikan Ulama

  Hal penting yang perlu diperhatikan pengelola BMT dalam memasarkan produknya adalah mengunjungi ulama dengan menjelaskan bahwa pengelolaan BMT mengikuti prinsip-prinsip pengaruh (naungan) ulama sehingga dapat tercipta beragam produk simpanan berbagi hasil, simpanan kurban, simpanan idul fitri, dan simpanan lain yang dapat mengakses kebutuhan umat. 3)

  Memperluas jaringan Kerja Sama Langkah berikutnya yang harus dilalui pengelola dalam memasarkan produknya adalah dengan memperluas jaringan kerja sama yang saling menguntungkan sepanjang tidak mengingkari prinsip-prinsip syariah. Kerja sama ini dilakukan agar BMT semakin kukuh di masyarakat karena mengalirnya dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak.

  4) Menjemput Bola

  Salah satu cara efektif yang dilakukan untuk mencapai target pemasaran adal ah dengan melakukan pendekatan “menjemput bola”. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendatangi calon anggota. Petugas BMT dapat dengan leluasa menjelaskan kepada calon anggota mengenai konsep keuangan syariah, sistem, dan prosedur operasional BMT. Dari perspektif syariah, menjemput bola dapat pula dipahami sebagai upaya mengembangkan tradisi silaturahim yang menurut Rasulullah SAW dapat menambah rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari dendam dan kebencian. Setelah 4 hal tersebut dilakukan, a) Pengelola BMT harus bertindak jujur, amanah, dan profesional. Ia pun harus transparan dalam hal manajemen, ikhlas menerima kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil keputusan, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua orang.

  b) Pengelola BMT harus memilih produk penghimpunan dana yang tepat dengan ukuran yang sederhana (mudah dalam pemasaran, pengelolaan, dan penerapannya sesuai prinsip- prinsip syariah), tidak terlalu berisiko (dana tersebut dipercayakan penyimpanannya untuk jangka waktu yang relatif lama, yaitu satu tahun atau lebih, dengan besaran beban bagi hasil usaha yang ditentukan berdasarkan perhitungan wajar, tetapi tetap kompetitif), dan memiliki nilai jual yang tinggi (produk penghimpunan dana ynag ditawarkan benar- benar menjawab kebutuhan konkret masyarakat kelas menengah bawah) (Huda,2016: 187-202).

d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

  Menurut Kotler (2000) Bauran pemasaran adalah kiat pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk menciptakan sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P, yaitu : 1)

  Product (produk) 2)

  Price (harga) 3)

  Place (tempat/saluran distribusi) 4)

  Promotion (promosi) Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu :

  1) People (orang)

  2) Physical Evidence (bukti fisik)

  3) Process (proses)

  Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika digabungkan menjadi tujuh P, yaitu :

  1) Product (produk)

  2) Price (harga)

  3) Place (tempat/saluran distribusi)

  4) Promotion (promosi)

  5) People (orang)

  6) Physical Evidence (bukti fisik)

  Menurut Kasmir (2014:213) dalam memenangkan persaingan antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukkan berbagai strategi. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) dari definisi yang dikemukakan oleh Philip Kotler, yaitu sebagai berikut : 1)

  Product (Produk) Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan (Kasmir, 2014: 216). Keputusan- keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran produk secara fisik bagi produk barang, merek yang akan ditawarkan atau ditempelkan pada produk tersebut (brand), fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut, pembungkus, garansi, dan service sesudah penjualan (after sales service). Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan dari keinginan pasarnya yang didapat salah satunya dengan riset pasar. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan selanjutnya mengenai harga, distribusi, dan promosi dapat diambil (Rianto, 2012: 14-15).

  2) Price (Harga) Harga salah satu aspek penting dalam marketing mix.

  Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan (Kasmir, 2014: 216). Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar (Rianto, 2012: 15).

  3) Promotion (Promosi)

  Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberi tahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan, sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Adapun kegiatan yang termasuk dalam aktivitas promosi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. Promosi disini terkait dengan besaran biaya promosi dan kegiatan promosi yang akan dilakukan. Tujuan yang diharapkan dari promosi adalah konsumen dapat mengetahui tentang produk tersebut dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut (Rianto, 2012: 15-16).

  4) Place (Tempat)

  Bagi perbankan, pemilihan lokasi (tempat) sangat penting, dalam menetukan lokasi pembukaan kantor cabang atau kantor kas termasuk peletakan mesin ATM, bank harus mengidentifikasi sasidentifikasi sasaran pasar yang dituju berikut sesuai dengan

  core business dari perusahaan (Rianto, 2012: 61).

Dokumen yang terkait

ANALISIS AKAD WADIAH PADA TABUNGAN iB HASANAH DI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH KCP UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 111

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN PERIODE - TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 91

ANALISIS PENERAPAN PRODUK ARISAN MODAL USAHA DI KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 93

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN SIRELA DI BMT ANDA CABANG KARANGGEDE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

1 1 95

ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 141

STRATEGI PENGEMBANGAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E,.Sy)

0 2 84