Persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga matematika berbasis Montessori kelas IC SD Kanisius Sengkan Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA
MATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI KELAS IC SD KANISIUS
SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Felicia Sinta Ardianingsih
101134109


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
0

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP ALAT PERAGA
MATEMATIKA BERBASIS MONTESSORI KELAS IC SD KANISIUS
SENGKAN YOGYAKARTA


SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Felicia Sinta Ardianingsih
101134109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i

SKRIPSI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI
iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat untuk setiap langkah
saya
2. Kedua orangtua tercinta, Benedictus Purwoharsanto dan Yohana Francisca
Susanti yang telah setia memberi bimbingan dan dukungan sampai saat
ini.
3. Adik-adik saya, Yohanes Babtista David Raharditya dan Alexandra Prisca
Widyaningsih yang telah mendukung saya selama ini.
4. Semua saudara yang telah banyak membantu dan mendukung saya selama
ini.
5. Sahabat dan teman-teman yang mendukung dan selalu memberikan doa
selama ini.
6. Almamater Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv

HALAMAN MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi
kekuatan padaku
(Filipi 4:13)

Keep Moving Forward
(Disney)

Life is like riding bicycle. To keep your balance, you must keep
moving.
(Albert Einstein)


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juni 2014
Penulis,

Felicia Sinta Ardianingsih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Felicia Sinta Ardianingsih

NIM

: 101134109

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :


Persepsi Guru Dan Siswa Terhadap Alat Peraga Matematika Berbasis
Montessori Kelas IC Sd Kanisius Sengkan Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media
lain, mengolahnya pengkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 18 Juni 2014
Yang menyatakan,

Felicia Sinta Ardianingsih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii

ABSTRAK
Ardianingsih, Felicia Sinta. (2014). Persepsi guru dan siswa terhadap alat peraga
matematika berbasis Montessori di kelas IC SD Kanisius Sengkan
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: persepsi, alat peraga Montessori, guru kelas IC, siswa kelas IC.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa dan guru atas
alat peraga matematika berbasis Montessori yang bernama Papan Titik dalam
pembelajaran yang ada di kelas.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif fenomenologi. Subjek pada penelitian ini adalah 3 subjek yang diambil
darikelas IC dan guru kelas IC. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian
penelitian tentang alat peraga Montessori yang terdiri penelitian Research and
Development yang bertugas untuk membuat alat, penelitian kuasi eksperimen
yang bertugas untuk mengimplementasikan didalam pembelajaran, penelitian

penelitian survey yang bertugas untuk mengevaluasi alat peraga secara kuantitatif
dan kualitatif yang bertugas untuk mengevaluasi alat secara kualitatif. Instrumen
penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini dimulai dengan menuliskan transkrip data yang diperoleh,
pengkodean pada data yang telah ditranskrip dan yang terakhir adalah pengolahan
data tersebut hingga menghasilkan kesimpulan..
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) guru mempunyai persepsi
positif tentang alat peraga papan titik, guru bependapat bahwa alat peraga mampu
untuk membantu guru menyampaikan materi dan menjadi motivasi belajar pada
siswa. 2) Ketiga siswa mempunyai persepsi positif tentang alat peraga papan titik.
Siswa beranggapan bahwa alat peraga membantu dalam menyelesaikan soal dan
dengan menggunakan alat tersebut, belajar menjadi lebih mengasyikkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

viii

ABSTRACT
Ardianingsih, Felicia Sinta. 2014. Teacher and students’s perception of
mathematic visual aid instrument of Montessori in IC’s Classrooms Kanisius
Sengkan Elementary School Yogyakarta. Yogyakarta: Faculty of Teacher Training
and Education of Sanata Dharma University.
The purpose of this research is to know the perception of the teacher and
students about Dot Board - Mathematic visual aid instrument of Montessori in the
learning process in the classroom.
The type of this research is descriptive qualitative research. The subjects
of the research are 3 students and teacher of IC. This research is the one of the
research combinations about Mathematic visual aid instrument of Montessori. The
combinations are RnD research that makes the instrument, quasi-experiment
research that implements the visual aid instrument in the classroom, quantitative
research is to evaluate the visual aid instrument in a quantitative perspective and
qualitative research is to evaluate the visual aid instrument in a qualitative
perspective. The research’s instrument is the researcher. The data accumulation
technique of this research is interview and observation. The data analysis of this
research are start with do the transcript, give the data with the code, and data
processing until the researcher find the conclusion.
The results of this research showed that 1) the teacher had a positive
perception about dot board, a visual aid instrument, she thought that this visual aid
instrument could help the teacher to explain the materials easily and became a
learning motivation to students. 2) All of student had a positive perception about
the dot board, a visual aid instrument. The students thought that this visual aid
instrument could help them to do the exercise and make make an interesting
learning.
Key words: Perception, Mathematic Visual Aid Instrument of Montessori,
Teacher, and students

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat dan
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Persepsi Guru dan Siswa Terhadap
Alat Peraga Matematika Berbasis Montessori Kelas IC SD Kanisius Yogyakarta
dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Peneliti menyadari penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Karena itu, perkenankan peneliti menyampaikan ucapan
terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD sekaligus
dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti mulai
dari awal hingga skripsi ini selesai.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D sekalu Wakaprodi PGSD.
4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing II yang sangat sabar
dalam membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.
5. M. Sri Wartini selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan yang telah
memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di
sekolah.
6. Astuti selaku guru kelas IC SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan ijin,
bantuan dan partisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
7. Tiga siswa IC SD Kanisius Sengkan yang telah berpartisipasi dalam
penelitian.
8. Kedua orang tua saya, Benedictus Purwoharsanto dan Yohana Fransisca
Susanti yang telah senantiasa memberikan dukungan materi maupun moril
kepada peneliti.
9. Adik-adik saya, Yohanes Babtista David Raharditya dan Alexandra Prisca
Widyaningsih yang telah memberikan doa dan membantu menuliskan
transkrip wawancara.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x

10. Teman terdekat saya, Penata, Elisabet, Romana, Regina, Seli dan Mas Yudi
yang telah memberi bantuan, masukan, semangat dan menemani saya ketika
saya mulai lelah mengerjakan.
11. Teman-teman payung Pani, Maria, Ucik, Heni, Meta dan Muchtar yang saling
mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman PPL SD Kanisius Sengkan Nisa, Windi, Mila, Maria, Bertha
dan Putri yang memberikan bantuan saat penelitian berlangsung
13. Teman-teman PGSD angkatan 2010 kelas C yang telah memberikan bantuan
dan dukungan selama penelitian berlangsung.
14. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih
atas semua bantuan dan dukungan doa selama ini.
demi tercapainya perbaikan skripsi yang lebih sempurna. Semoga skripsi ini
bermanfaat secara khusus bagi pembaca dan secara umum bagi perkembangan
alat peraga pendidikan. Terima kasih.
Yogyakarta, 18 Juni 2014
Penulis,

Felicia Sinta Ardianingsih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi

DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN............................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
ABSTRACT..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN DAN TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR FOTO ............................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................. 4
1.5 Definisi Operasional.............................................................................................. 4
BAB II KAJIAN ................................................................................................................ 6
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian persepsi .......................................................................................... 6
2.1.1.1 Faktor yang mempengaruhi persepsi ....................................................... 7
2.1.1.2 Peta konsep persepsi ................................................................................ 8
2.1.2 Metode Montessori .......................................................................................... 8
2.1.2.1 Sejarah Montessori .................................................................................. 8
2.1.2.2 Ciri-ciri pembelajaran dengan metode Montessori.................................. 9
2.1.2.3 Tahap perkembangan anak menurut Montesori .................................... 10
2.1.3 Alat Peraga Berbasis Montessori ................................................................... 11
2.1.3.1 Pengertian alat peraga ............................................................................ 11
2.1.3.2 Karakteristik alat peraga berbasis Montessori ....................................... 12
2.1.3.3 Alat peraga Montessori untuk pembelajaran Matematika ..................... 14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii

2.1.4 Hasil Penelitian yang relevan ........................................................................ 15
2.1.4.1 Penelitian yang berkaitan dengan Persepsi ............................................ 15
2.4.1.2 Penelitian yang berkaitan dengan pengurangan dan penjumlahan dalam
matematika kelas I ................................................................................ 16
2.1.4.3 Penelitian yang berkaitan dengan alat peraga berbasis Montessori ....... 16
2.1.5 Peta Literatur ................................................................................................. 18
2.2 Kerangka Pikir .................................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 20
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 20
3.2 Setting Penelitian ................................................................................................ 21
3.3 Desain Penelitian ................................................................................................. 22
3.3.1 Observasi ....................................................................................................... 24
3.3.2 Tahap perencanaan ........................................................................................ 24
3.3.3 Menyusun fokus penelitian (hal yang digali dari obyek)............................... 24
3.3.4 Melakukan pengambilan data (pelaksanaan observasi dan wawancara) ....... 24
3.3.5 Melakukan pencatatan terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh dalam
pengambilan data. ......................................................................................... 24
3.3.6 Melakukan analisis data ................................................................................. 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 27
3.4.1 Wawancara .................................................................................................... 27
3.4.2 Observasi ....................................................................................................... 28
3.5 Instrumen Penelitian............................................................................................ 29
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ......................................................................... 30
3.6.1 Kredibilitas .................................................................................................... 31
3.6.2 Transferabilitas .............................................................................................. 32
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 35
4.1 Deskripsi Subjek dan Lokasi Penelitian .............................................................. 35
4.2 Proses pembelajaran sebelum Implementasi alat peraga Montessori.................. 38
4.2.1 Pandangan Subjek dalam menggunakan alat peraga sebelum implementasi
Alat peraga Montessori ................................................................................... 38
4.2.2 Kefamiliaran dan Pengalaman Siswa dalam menggunakan Alat peraga
sebelum implementasi alat peraga Montessori. .............................................. 40
4.3 Pengalaman siswa menggunakan alat peraga Montessori ................................... 41
4.3.1 Hal yang dirasakan subjek saat menggunakan alat peraga Montessori. ........ 42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii

4.3.2 Manfaat dan Kendala penggunaan alat Montessori dalam pembelajaran. ..... 45
4.3.3 Kemunculan 5 karakteristik alat peraga Montessori ...................................... 48
4.5 Pembahasan ......................................................................................................... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 54
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 54
5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 54
5.3 Saran.................................................................................................................... 55
DAFTAR REFERENSI .................................................................................................... 57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................ 102

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv

DAFTAR BAGAN DAN TABEL
Bagan 2.1 Bagan Persepsi yang dikutip dari Walgito
Bagan 2.3 Bagan Persepsi yang telah dimodifikasi
Bagan 2.2 Peta konsep persepsi
Bagan 3.1 Desain Penelitian menurut Patton
Bagan 3.2 Bagan prosedur penelitian dengan modifikasi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv

DAFTAR FOTO
Gambar 4.1 Ruang kelas IC tampak dari depan ...................................... 37
Gambar 4.2 Ruang kelas IC tampak dari depan ...................................... 38
Gambar 4.3 Ruang kelas IC tampak dari belakang ................................. 38
Gambar 4.4 Siswa mengerjakan soal menggunakan alat ........................ 41
Gambar 4.5 Siswa menaruh titik pada papan .......................................... 42

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Perencanaan Observasi Sosio Kultur........................ 61
Lampiran 2. Tabel Perencanaan Observasi Implementasi Alat Peraga
Montessori di Kelas ............................................................................ 61
Lampiran 3. Panduan Wawancara Guru Sebelum Implementasi
Alat Peraga ......................................................................................... 61
Lampiran 4. Panduan Wawancara Siswa Sebelum Implementasi
Alat Peraga ......................................................................................... 62
Lampiran 5. Panduan Wawancara Guru Setelah Pengimplementasian
Alat ..................................................................................................... 62
Lampiran 6. Panduan Wawancara Siswa Setelah Implementasi
Alat Peraga ......................................................................................... 62
Lampiran 7. Tabel Panduan Observasi Sosio Kultur Kelas IC
dan Pembelajaran sebelum pengimplementasian alat peraga
Montessori .......................................................................................... 63
Lampiran 8. Hasil Observasi Sosio Kultur dan Proses Pembelajaran
di kelas IC SD Kanisius Sengkan Yogyakarta ................................... 63
Lampiran 9. Verbatim video observasi pengimplementasian alat Peraga
hari pertama ........................................................................................ 64
Lampiran 10. Verbatim Video Observasi Pengimplementasian Alat
Peraga Hari pertama ........................................................................... 65
Lampiran 11. Verbatim Video Observasi Pengimplementasian Alat
Peraga Hari Kedua.............................................................................. 68
Lampiran 12. Verbatim Video Observasi Pengimplementasian Alat
Peraga Hari Kedua.............................................................................. 69
Lampiran 13. Verbatim Video Observasi Pengimplementasian Alat
Peraga Hari Ketiga ............................................................................. 70
Lampiran 14. Verbatim Video Observasi Pengimplementasian Alat
Peraga Hari Ketiga ............................................................................. 71
Lampiran 15. Transkrip Wawancara Guru Sebelum Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 72
Lampiran 16. Verbatim Wawancara Siswa Sebelum Implementasian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvii

Alat Peraga ......................................................................................... 77
Lampiran 17. Verbatim Wawancara Siswa Sebelum Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 79
Lampiran 18. Verbatim Wawancara Siswa Sebelum Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 82
Lampiran 19. Verbatim Wawancara Guru Setelah Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 82
Lampiran 20. Verbatim Wawancara Siswa Setelah Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 88
Lampiran 21. Verbatim Wawancara Siswa Setelah Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 90
Lampiran 22. Verbatim Wawancara Siswa Setelah Implementasian
Alat Peraga ......................................................................................... 91
Lampiran 23. Tabel Pengelompokan Data Berkode Berdasarkan
Tema........................................................................................................ 94
Lampiran 24. Foto Penelitian .................................................................. 97
Lampiran 25. Surat Ijin Penelitian .......................................................... 100
Lampiran 26. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................ 101

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) adalah sebuah langkah awal
pembelajaran benar-benar dimulai. Tahap pengenalan terhadap pembelajaran
biasanya telah dikenalkan pada tahap sebelumnya yaitu tahap prasekolah atau
taman kanak-kanak. Pembelajaran yang dialami siswa di SD harusnya dapat
dicerna, dipahami dan dipraktikkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Halhal yang dialami siswa ketika belajar di dalam kelas akan berdampak pada pola
pikir siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna akan membuat
konsep yang dipelajari oleh siswa semakin dapat melekat pada pikiran siswa.
Dalam rangka memfasilitasi siswa dalam belajar, guru berlomba-lomba untuk
mengadakan pembelajaran inovatif. Dalam rangka mencapai hal tersebut guru
perlu pendukung proses pembelajaran yang biasa dinamakan media atau alat
peraga. Alat peraga atau media pembelajaran merupakan syarat standar sarana
prasarana di sekolah. Menurut pasal 42 PP nomor 19 Tahun 2005 Bab VII
menerangkan bahwa setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk memiliki
peralatan pendidikan seperti alat peraga yang lengkap untuk menunjang proses
pembelajaran. Namun, pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
pengimplementasian alat peraga didalam kelas yang menjadi tempat observasi
tidak tampak adanya alat peraga bahkan dalam pembelajaran tersebut guru tidak
tampak menggunakan alat peraga.
Selain menjadi kewajiban sekolah untuk menyediakan alat peraga, terdapat
pendapat para ahli pendidikan tentang pentingnya alat peraga dalam sebuah
pembelajaran. Dalam tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh
Piaget, terdapat tahap Operasional Konkret yang terjadi di usia 7 hingga 11 tahun.
Santrock dalam bukunya Psikologi Pendikan berpendapat bahwa tahap kognitif
operasional konkret, anak usia 7 hingga 11 tahun akan dapat melakukan penalaran
jika anak tersebut sudah mengalami hal konkret (2014: 49). Guru kelas IC yang
menjadi salah satu responden pada penelitian ini mengungkapkan bahwa alat
peraga adalah alat peraga dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk
menalar dengan menggunakan benda konkret. Kontak langsung dengan alat
peraga

konkret

dalam

pembelajaran
1

akan

membantu

siswa

dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

memvisualisasikan konsep sebuah materi yang sedang mereka pelajari. Rukmi
(2013) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga dan ditemukan
bahwa ada peningkatan prestasi siswa setelah belajar menggunakan alat peraga
yang telah ia kembangkan. Sama halnya dengan Rukmi yang menjalankan
penelitian pengembangan alat, Wijayanti (2013) juga melakukan hal serupa.
Wijayanti melakukan penelitian terkait dengan alat peraga yang diujicobakan pada
siswa kelas I. Hasil pada kedua penelitian tersebut menandakan bahwa alat peraga
yang diuji cobakan membawa peningkatan hasil belajar pada siswa yang
mengikuti uji coba tersebut. Namun demikian, tidak semua alat yang
dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran dapat membantu untuk
meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut yang memacu para peneliti lain untuk
melakukan pengembangan alat peraga sehingga alat peraga yang mereka buat
benar-benar membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar.
Pengembangan alat yang telah banyak dilakukan peneliti pengembangan
alat belum satupun yang melihat secara mendalam atau melihat hal yang benarbenar terjadi di dalam diri individu yang menggunakan alat tersebut. Contohnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Hassanuddin yang dilakukan pada tahun
2013. Penelitian yang ia lakukan dievaluasi dari perolehan nilai yang didapat dari
hasil tes yang dilakukan setelah adanya eksperimen dengan alat yang ia gunakan.
Padahal mengungkap pengalaman individu dalam menggunakan alat peraga dapat
memberikan refleksi yang berguna bagi pengembangan alat peraga selanjutnya.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengungkap persepsi
seseorang yang terkait dengan penggunaan alat peraga itu sendiri. Penelitian
tentang persepsi dibutuhkan sebagai sebuah refleksi para peneliti pengembangan
alat peraga tentang alat yang telah mereka buat bukan sekedar dalam hal
peningkatan hasil belajar. Walgito (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah hal
yang muncul dari sebuah pengindraan yang diterima oleh indra individu tersebut.
Kemudian Davidoff (Walgito, 2004) mengemukakan dengan persepsi, individu
akan dapat menyadari keadaan sekitar dan keadaan yang ada dalam dirinya
sehingga akan menimbulkan respon yang berbeda pada setiap individu. Terdapat 3
hal yang mempengaruhi pembentukan sebuah persepsi dalam diri individu
(Walgito, 2004) yaitu (1) obyek yang dipersepsi, (2) alat indra, syaraf dan pusat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

susunan syaraf dan (3) perhatian. Selain itu, persepsi juga berkaitan erat dengan
sikap kecenderungan untuk melakukan sesuatu. Persepsi yang biasanya
dipengaruhi oleh pengalaman dan pemikiran seseorang. Dalam hal ini,
pengalaman menggunakan alat peraga yang mungkin dipengaruhi oleh sikap
seseorang terhadap penggunaan alat tersebut dan bagaimana intensi seseorang
dalam menggunakan alat tersebut di kemudian hari.
Pada penelitian ini akan dibahas tentang bagaimana persepsi guru dan
siswa terhadap alat peraga Montessori yang digunakan di kelas 1 yang bernama
papan titik. Penelitian tentang persepsi yang dilakukan oleh peneliti adalah
penelitian yang merupakan serangkaian penelitian yang ingin menguji alat peraga.
Penelitian persepsi ini berjalan setelah penelitian pengembangan alat peraga
Montessori yang menggunakan uji terbatas sebagai subjek penelitian. Penelitian
persepsi ini dilakukan bersamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
eksperimen yang menggunakan alat yang telah diujikan secara terbatas
sebelumnya. Maria Montessori adalah seorang berkebangsaan Itali yang
melakukan penelitian tentang anak berkebutuhan khusus di Pinggiran Itali. Alat
yang ia menciptakan adalah modifikasi dari alat yang dibuat oleh Jean-Marc
Gaspard dan Edouard Seguin yang dirancang untuk digunakan oleh penyandang
tuna grahita. Banyak jenis alat yang telah berhasil membantu anak berhasil dalam
belajar bukan hanya di Italy, namun juga di Indonesia. Melalui alat peraga
tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih dalam bagaimana perasaan dan
pandangan siswa dan guru tentang alat peraga Montessori yang digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Terkhusus karena alat peraga ini didesain dengan
karakteristik khusus yaitu auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi
dan kontekstual.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Persepsi Guru Terhadap Alat Peraga Matematika Papan Titik
Berbasis Montessori?
2. Bagaimana Persepsi Siswa Terhadap Alat Peraga Matematika Papan Titik
Berbasis Montessori?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru dan siswa
terhadap alat peraga Papan Titik berbasis Montessori yang digunakan dalam
pembelajaran matematika di kelas IC SD Kanisius Sengkan tahun pelajaran
2013/2014
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melihat persepsi siswa dan guru pada
alat peraga Papan Titik berbasis Montessori.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dari penelitian ini, diharapkan peneliti mendapatkan pengalaman
bagaiman meneliti tentang kelebihan dan kekurangan sebuah alat
peraga dan dampaknya pada siswa dan guru melalui mengetahui
persepsi siswa dan guru terkait dengan alat peraga tersebut.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan

oleh guru sebagai wawasan

dalam mengadakan alat peraga pada pembelajaran selanjutnya
c. Bagi Siswa
Diharapkan

dengan

penelitian

ini,

siswa

menjadi

memiliki

pengetahuan yang lebih tentang bagaimana cara menggunakan alat
peraga papan titik berbasis Montessori.
1.5 Definisi Operasional
1. Persepsi adalah sebuah pemikiran atau perasaan yang muncul pada
seseorang dimana seseorang setelah proses interaksi dengan suatu benda
hingga menimbulkan respon tersendiri dari individu tersebut. Persepsi
dalam penelitian ini adalah pandangan seseorang yang yang muncul dari
pengalaman menggunakan alat peraga sehingga terlihat dari sikap dan
perilaku yang muncul.
2. Alat peraga adalah sebuah alat yang digunakan dalam pembelajaran yang
mampu

membantu

siswa

dalam

proses

pembelajaran

sehingga

pembelajaran semakin terserap siswa dengan baik. Alat peraga yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

digunakan dalam pembelajaran ini adalah papan titik. Papan titik ini adalah
alat yang berasal dari Metode Montessori. Papan titik adalah sebuah alat
peraga yang terbuat dari kayu yang berbentuk balok-balok kecil yang
mempunyai sebuah papan jika ingin digunakan.
3. Materi operasi bilangan bulat (penjumlahan dan pengurangan) terdapat
pada materi pembelajaran matematika. Pada implementasi yang dilakukan
menggunakan materi bilangan 1 hingga 99.
4. Catatan anekdot adalah sebuah catatan yang dibuat oleh seseorang dengan
cara menuliskan semua kejadian yang dialami oleh subjek yang sedang
diobservasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian persepsi
Lugo dan Hershey dalam Cahyani (2006: 24) berpendapat bahwa persepsi
adalah sebuah aktivitas untuk merasakan, mengerti, menginterpretasi dan
mengapresiasi sebuah obyek baik secara fisik maupun sosial melalui rangsangan
panca indra yang sebelumnya terdapat stimulus fisik maupun sosial yang
dikembangkan oleh lingkungan. Sedangkan Kuppuswamy dalam Cahyani (2006:
24) mengemukakan bahwa persepsi adalah sebuah rangkaian seseorang
mengobservasi dan mengidentifikasi obyek serta peristiwa atau berbagai
karakteristik yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang menjadikan hal
tersebut sebagai sesuatu yang merupakan bagian dari kehidupannya. Mendukung
pendapat kedua ahli diatas, Walgito (2002) berpendapat bahwa persepsi sendiri
muncul dari sebuah pengindraan. Pengindraan sendiri bermakna sebagai proses
individu menerima stimulus melalui alat-alat indra yang ia miliki.
Davidoff mengemukakan bahwa melalui persepsi tersebut seseorang akan
mampu menyadari keadaan sekitarnya dan keadaan dalam dirinya. Stimulus yang
ia terima akan menjadikan respon yang berbeda dalam setiap individu. hal
tersebut disebabkan oleh persepsi sendiri akan timbul akibat perasaan,
kemampuan berpikir seseorang, dan pengalaman yang berbeda dalam setiap
individu (Bimo Walgito, 2004: 89). Bimo Walgito (2003: 116) mengusung sebuah
proses terjadinya persepsi. Proses terjadinya persepsi tersebut yaitu:
Keyakinan

Proses Belajar

Pengalaman

Pengetahuan

Persepsi
Objek sikap

Kepribadian

Kognisi

Evaluasi

Afeksi

Senang/tak senang

Sikap

Faktor lingkungan
yang berpengaruh

Bertindak

Bagan 2.1 Bagan Persepsi yang dikutip dari Walgito (2003:116)

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Peneliti memodifikasi bagan yang dikemukakan Walgito sehingga sesuai dengan
pemikiran peneliti, bagan tersebut adalah
Keyakinan

Proses Belajar

Pengalaman

Persepsi

Pengetahuan

Senang/
tidak senang

Objek sikap
Evaluasi
Sikap

Senang/tak
senang

Tindakan

Bagan 2.3 Bagan Persepsi yang telah dimodifikasi

Dari bagan diatas dapat dilihat bagaimana persepsi muncul. Persepsi muncul
dipengaruhi oleh keyakinan, proses belajar, pengalaman, pengetahuan serta objek
sikap. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah alat peraga Montessori.
Objek sikap sendiri dipengaruhi oleh adanya evaluasi dan perasaan senang dan
tidak senang yang kemudian akan memunculkan tindakan atas subyek yang
mempersepsi objek.
Dari berbagai pendapat tentang persepsi yang ada di atas, dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan sebuah rangkaian proses yang melibatkan
keyakinan, proses belajar, pengalaman, pengetahuan serta objek sikap kemudian
memunculkan respon yang terlihat sebagai tindakan.
2.1.1.1 Faktor yang mempengaruhi persepsi
Munculnya persepsi seseorang akan didorong oleh faktor tertentu. Faktor
tersebut dapat berupa hal yang berasal dari dalam diri seseorang dan ada yang
berasal dari luar seseorang. Bimo Walgito mengungkap terdapat faktor yang
berperan dalam pembentukan persepsi dalam diri individu (Bimo Walgito, 2004:
89), yaitu:
a.

Obyek yang dipersepsi
Obyek yang dilihat oleh indivudu akan menimbulkan stimulis yang

nantinya akan membentuk persepsi dalam diri individu tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

b.

Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indra, syaraf dan pusat susunan syaraf adalah hal yang penting dalam

pembentukan persepsi. Komponen yang ada tersebut membantu individu dalam
menerima stimulus yang nantinya akan membentuk respon dalam diri individu.
c.

Perhatian
Perhatian untuk terbentuknya sebuah persepsi harus ada perhatian yang

terpusat pada obyek yang sehingga akan menimbulkan stimulus yang berbeda
pada setiap individu dari diri individu.
2.1.1.2 Peta konsep persepsi
Dalam berbagai kajian teori tentang persepsi, ditemukan bahwa persepsi
merupakan sebuah rangkaian proses yang dilalui oleh subjek. Dibawah ini
digambarkan bagaimana peneliti mendapatkan rangkuman pengertian persepsi.
Lugo dan Hersley
(1981):
Persepsi adalah
aktivitas
merasakan,
mengerti,
meninterpretasi dan
mengapresiasi
sebuah obyek

Kuppuswamu
(1979):
Rangkaian
mengobservasi
dan
mengidentifiasi
obyek yang
bagian dari
sebuah
kehidupan.

Walgito (2002):
Hal yang muncul
daripenerimaan
stimulus oleh
alat-alat indra

Davidoff :
Setelah mempunyai
persepsi maka
seseorang akan
menyadari
lingkungan dan
keadaan diri

Persepsi
merupakan sebuah rangkaian proses
dimana subjek tersebut mengobservasi
dan mengidentifikasi sebuah obyek yang
ada yang kemudian akan menimbulkan
respon dalam individu tersebut.

Bagan 2.2 Peta konsep persepsi
Dalam penelitian ini, persepsi yang dimaksudu untuk diteliti adalah persepsi
subjek tentang alat peraga yang akan diimplementasikan. Persepsi yang muncul
pada subjek yang berinteraksi dengan alat peraga tersebut akan mempengaruhi
perilaku, pandangan dan perasaan subjek terhadap alat peraga yang digunakan.
2.1.2 Metode Montessori
2.1.2.1 Sejarah Montessori
Maria Montessori, wanita yang terlahir di Chiaravalle, Italia Utara 1870. Ia
adalah putri dari Alessandro Montessori dan Renilde Stoppani. Ayah Montessori

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

adalah seorang yang berpendidikan dan ibunya adalah seorang yang mampu
mendorong Montessori untuk menggapai cita-citanya. Saat Montessori dilahirkan,
Itali masih mengalami tingkat buta huruf yang tinggi. Maka, keluarga Montessori
pindah ke Roma untuk memberikan pendidikan terbaik untuk Montessori (Magini,
2013: 7).
Montessori mendapatkan pendidikan yang sangat layak di Roma.
Pendidikan dasar hingga SMA, Montessori mengenyam pendidikan teknik dan
kemudian ia melanjutkan studinya di sekolah medis. Montessori adalah satusatunya siswa perempuan di kelasnya. Saat ia studi medis, ia bekerja sebagai
asisten dokter yang menangani orang-orang dengan gangguan jiwa dan cacat
mental. Pekerjaan tersebut sangat mempengaruhi hidup Montessori, sehingga ia
tertarik untuk melakukan penelitian tentang anak-anak dan kebutuhannya
terutama pada anak yang menyandang tuna grahita (Crain, 2007: 98). Penelitian
tersebut terus berlanjut dan semakin berfokus pada anak-anak yang memiliki
keterbelakangan mental. Tokoh yang sangat menginspirasi Montessori untuk
melakukan penelitian ini adalah Jean-Marc Gaspard Itard dan muridnya Edouard
Seguin. Seguin adalah tokoh yang merancang pembelajaran untuk para
penyandang tuna grahita dengan aktivitas fisik yang menggunakan panca indra
untuk mengaktifkan syaraf yang lemah (Magini, 2013: 26).
Pada 6 Januari 1907 Montessori bersama Edorado Talamo, seorang
penanggung jawab proyek pengelolaan lingkungan San Lorenzo mendirikan Casa
dei Bambini yang berkonsep tempat penitipan anak. Dalam rumah penitipan anak
tersebut terdapat banyak alat-alat yang dapat digunakan anak untuk belajar. Alatalat yang ada di rumah tersebut juga sangat baik karena alat tersebut merupakan
alat yang didaktis. Montessori berhasil dengan Casa dei Bambini dan membuat ia
memperoleh Nobel Perdamaian sebanyak tiga kali. Montessori meninggal pada
tahun 1952 di Holland, Belanda (Mooney, 2000: 22)
2.1.2.2 Ciri-ciri pembelajaran dengan metode Montessori
Pembelajaran metode Montessori sangat dekat dengan metode inquiri dan
konstruktivis. Ketiga metode tersebut memfokuskan pembelajaran dengan
menemukan sendiri dan membangun konsep dalam diri siswa secara mendalam.
Dalam Inquiry in Montessori yang dikarang oleh Carol R. Rinke dan kawan-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

kawan berpendapat bahwa kelas yang dipengaruhi oleh model Montessori dan
Konstruktivis akan memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi,
memanipulasi dan menggunakan alat sesuai dengan kemampuan mereka (Rinke,
Carol R. dan kawan-kawan, Springer:2012). Carol juga menambahkan bahwa
metode Montessori dan Inkuiri adalah pembelajaran yang sama-sama mendorong
siswa untuk tertarik tentang dunia dan alam, keduanya merupakan metode yang
berbasis student-centered yang menjadikan guru hanya sebagai fasiltator, konteks
kedua metode ini adalah komunitas dan kerjasama dan keduanya secara langsung
dan tidak langsung menggambarkan pendekatan konstruktivis yang mana
pembelajaran muncul dari interaksi dari siswa dan lingkungan (Rinke, 2012).
2.1.2.3 Tahap perkembangan anak menurut Montesori
Sebagai seorang pemerhati anak, Montessori merumuskan tahap-tahap
perkembngan anak. Menurut Montessori, terdapat 3 tahap perkembangan anak
sesuai dengan umur yatu umur 0-6 tahun, 6-12 tahun dan 12-18 tahun
(Montessori, 2008: xii). Karakteristik setiap perkembangannya adalah :
a.

Tahap 0 – 6 tahun
Tahap ini disebut dengan tahap periode sensitif. Pada periode ini anak

mengalami masa dimana ia mudah sekali untuk mengingat apapun yang terdapat
dilingkungannya. Keberhasilan kecerdasan anak pada masa ini akan sangat
berpegaruh pada tahap perkembangan berikutnya.
b.

Tahap 6 – 12 tahun
Perkembangan anak pada tahap ini, anak mengalami masa yang sangat

sensitif pada logika dan pembenaran, imajinasi, rasa berkelompok, pengenalan
budaya dan kekuatan fisik yang berkembang sangat pesat.
c.

Tahap 12 – 18 tahun
Pada fase ini, fisik anak akan mengalami kematangan. Kematangan fisik

ini melandasi pencarian model ideal yang nantinya akan diikuti anak. Jiwa anak
akan berkembang bebas pada fase ini. Anak akan mencari lingkup sosial yang
ideal baginya. Dalam lingkup sosial yang dipilih, anak akan mencari dan
menemukan nilai spiritualitas yang akan dijadikan sebagai landasan hidup si anak
tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan
yang dialami anak akan semakin dipengaruhi oleh lingkungannya. Siswa SD yang
berada dalam tahap perkembangan kedua, akan mengalami periode sensitif pada
logika, imajinasi, rasa berkelompok dan pengenalan budaya. Maka, dalam proses
pembelajaran, guru harus mempertimbangkan ciri-ciri pada periode ini dan
menyajikan materi sesuai dengan tahap perkembangan anak didiknya. Metode
yang digunakan harus sesuai dengan tahap perkembangan dan mendukung logika,
imajinasi, rasa berkelompok dan pengenalan budaya sehingga anak mampu
berkembang secara maksimal. Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan belajar siswa, maka dalam pembelajaran baiknya didukung
oleh alat peraha yang mendorong proses berpikir yang mencakup logika,
imajinasi, rasa berkelompok dan pengenalan budaya dalam diri anak.
2.1.3 Alat Peraga Berbasis Montessori
2.1.3.1 Pengertian alat peraga
Alat peraga, adalah 2 kata yang saling terkait dan sangat berpengaruh
dalam sebuah pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, alat sendiri
berarti alat yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu dan peraga berarti alat
atau media pengajaran untuk memperagakan materi pelajaran. Dari kedua kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat yang digunakan
untuk memperagakan materi dalam sebuah pembelajaran.
Anitah (2010: 4) mengungkapkan makna dari alat peraga, yaitu sarana
yang digunakan untuk membawa pesan kepada penerima pesan. Dalam rangka
mendukung apa

yang telah diungkapkan

Anitah, Sudono

(2010: 14)

mengungkapkan bahwa alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk memberikan
keterangan dalam sebuah mata pelajaran yang terjadi dalam sebuah proses
pembelajaran tertentu. Sedikit berbeda dengan Anitah dan Sudono, Munandi
(2010:37-38) menunjukkan bahwa fungsi dari alat peraga sendiri adalah untuk
sumber belajar yang menuntun pembelajar untuk dapat mencapai konsep
pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dari keempat
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat yang
digunakan oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan dalam sebuah proses pembelajaran. Kemudian, Kustandi dan Sutjipto

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

(2011) mengungkap bahwa terdapat manfaat umum adanya alat peraga sebagai
alat bantu mengajar, yaitu
a.

Penyajian materi semakin jelas
Melalui alat peraga, materi-materi yang abstrak akan berubah menjadi hal

yang konkret sehingga materi yang disampaikan menjadi lebih mudah diserap
oleh siswa.
b.

Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
Melalui alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran di kelas, siswa

menjadi fokus menggunakan alat peraga tersebut untuk belajar.
c.

Mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
Alat peraga yang digunakan diharapkan dapat meminimalkan keterbatasan

indera, ruang dan waktu sehingga semua siswa dapat belajar dan menyerap
pembelajaran secara maksimal.
d.

Memberi kesamaan pengalaman pada siswa

Adanya alat peraga, siswa diharapkan mendapatkan kesamaan belajar yang sama,
baik secara alat maupun materi.
2.1.3.2 Karakteristik alat peraga berbasis Montessori
Alat peraga yang dirancang Montessori adalah rancangan yang sangat detil
sehingga anak dapat menggunakan alat itu sendiri (Lillard, 1997: 11). Lillard
menyebutkan bahwa alat tersebut terdapat hal-hal yang selalu diperhatikan agar
mampu mengembangkan pikiran matematika (1997: 137). Jika menggunakan alat
tersebut, anak mampu untuk menjelajahi pikiran sehingga mampu untuk
memahami perintah, urutan, dan memiliki kemampuan untuk menempatkan apa
yang ia ketahui sampai menemukan hal baru sendiri. Unsur yang diperhatikan
dalam setiap alat Montessori adalah membangun kemandirian anak, memiliki nilai
seni, memiliki tanggung jawab dan bangga terhadap alat peraga yang ia miliki.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga Montessori
merupakan alat peraga yang tak hanya mendidik anak dalam hal akademis. Alat
peraga tersebut juga melatih anak dalam hal non-akademis seperti sikap. Alat
peraga Montessori juga dirancang untuk mengembangkan pikiran anak tentang
matematika.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Montessori berhasil memodifikasi alat-alat yang telah dibuat oleh Itard dan
Seguin sehingga alat-alat tersebut selalu didaktis dan terdapat pengendali
kesalahan yang telah diujicoba pada anak-anak tuna grahita (Magini, 2013 : 48).
Terdapat karakteristik dalam setiap alat yang telah dimodifikasi Montessori
(Montessori, 1964: 168). Karakteristik tersebut adalah :
a.

Auto – Education
Alat yang telah dimodifikasi oleh Montessori akan mengandung

pembelajaran tentang berat, bentuk, tekstur, pola dan sebagainya. Melalui alat-alat
tersebut, anak tidak akan menganggap dirinya sedang dalam proses belajar. Anak
akan menganggap ia sedang bermain (Montessori, 1964). Adanya berat, bentuk,
tekstur, pola yang berbeda disetiap alatnya akan menarik perhatian anak untuk
menggunakannya bukan hanya untuk satu kali, namun untuk berulang kali.
b.

Bergradasi
Setiap alat yang telah dimodifikasi mempunyai gradasi dalam bentuk serta

warna. Gradasi ini sengaja dibuat untuk mengenalkan dan melatih penglihatan
anak untuk melihat perbedaan dimensi antar alat (Montessori, 1964).
c.

Menarik
Alat peraga yang dimodifikasi sangat menarik perhatian anak dari

bentuknya, warna, tekstur pola dan sebagainya. Peletakan alat-alat tersebut juga
dirancang oleh Montessori. Peletakkan yang ada disekeliling kelas dan mudah
dijangkau anak (Magini, 2013) akan mudah untuk dimainkan anak.
d.

Auto – corection
Auto – corection yang dimaksud dalam alat peraga Montessori adalah alat

yang mempunyai pengendali kesalahan. Anak akan mengetahui dengan sendirinya
jika ia melakukan kesalahan dalam bermain tanpa harus diberitahu oleh gurunya,
ia juga akan tahu jika hal yang telah ia lakukan adalah benar (Montessori, 1964)
e.

Kontekstual
Montessori mengemukakan dalam prinsip pendidikan yang ia usung

bahwa belajar seharusnya disesuaikan dengan konteks lingkungan dimana anak
berada (Lilliard, 2005). Selain itu, Johnson dalam Komalasari (2013:7)
berpendapat bahwa terdapat 9 karakteristik ppembelajaran kontekstual. Salah satu
karakteristik yang disebutkan oleh Johnson bahwa dalam pembelajaran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

kontekstual siswa mampu belajar semakin bermakna karena siswa belajar sambil
melakukan (learning by doing). Alat peraga tersebut siswa mampu untuk belajar
dengan menggunakan alat tersebut.
2.1.3.3 Alat peraga Montessori untuk pembelajaran Matematika
Heruman (2008) mengemukakan pendapatn