Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Fransiscus Aditya Padlu Waruyung
101134164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Fransiscus Aditya Padlu Waruyung
101134164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i


-\

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PERBEDAA]\ PRESTASI BELAJAR SISWA
ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA

Pembimbing

I

Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D

Pembimbing

Tanggal, 14 Juni20l4

.


II

Tanggal, 14 Juni 2014

S.Pd, M.Pd"

11

I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PERBEDAANIPRESTASI BELAJAR SISWA

ATAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA
BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkr,-. dan ditulis oleh:

Frant; -rr',s

aditya

l'1,.,1,: Waruyung

NII\4:1Atr84164

Telal' dipertahankr:n d.i depan Pa'ritia Pengtr;i
pada tan.ig,,l 17 Juni 2014
darr diny z;akim inemeilirhi

syar;i

susunan l'anlua lenguji:
Nama Lengkap

Ketua

Gregorirrs Ari Nugrahanta, S.J., S.;., BST., j,{.A.


Sekretaris

L Catur Rtsi:rar!, S.Pd ,:vi r\., Ed.D.

Anggota I

E. t'atur Rismiati. S.l'd., M.A., Ed D.

Anggota

II

Andri Anrigraharra, S.Po, rvi.id.

Anggota

III

Dra. Ignatia Esti Sumarah M.Hum.


ll1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas anugerah kesehatan
dan keselamatan yang tiada henti.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi restu dsuci
dari surge.
3. Bapakku,

Pak

No

atas


kasih

sayang

dan

dukungannya

selama ini.
4. Dosen-dosen

PGSD

Universitas

Sanata

Dharma

memberikan segenap ilmu yang sangat berharga.

4. Teman-temanku PGSD 2010
5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv

yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Never give up“

“Sopo sing tekun, mesti tekan”

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya
ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juni 2014
Peneliti,

Fransiscus Aditya Padlu Waruyung
101134164

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransiscus Aditya Padlu Waruyung
NIM

: 101134164

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENGARUH
PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE
MONTESSORI

TERHADAP

PRESTASI

BELAJAR

SISWA

beserta


perangkat yang diperlukan. Demikian saya berikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 14 Juni 2014
Peneliti,

Fransiscus Aditya Padlu Waruyung

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Waruyung, Fransiscus Aditya
Universitas Sanata Dharma
2014

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya masalah bahwa tingkat prestasi
belajar matematika masih rendah yang dibuktikan oleh data hasil studi TIMSS
dan PISA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaanprestasi belajar
siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Jenis
penelitian ini adalah quasi-experimental dengan desainnon-equivalent control
group design. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD N
Sokowaten Baru, siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas
VA sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian ini berupa 15 soal uraian
untuk pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
dokumentasi dan observasi. Prosedur analisis data pada penelitian ini terdiri dari
penentuan hipotesis, mengorganisasi data, menentukan taraf signifikansi, menguji
asumsi
klasik
dan
menguji
hipotesis.
Teknik
analisis
data
menggunakanindependent t-testdan paired t-testyang didukung dengan
penggunaan Microsoft Excel dan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa
atas penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori. Hal ini ditunjukkan dari
hasil analisis data adalah bahwa secara umum kelompok eksperimen (M = 61,2;
SE = 3,75) memiliki rata-rata skor post-test yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol (M = 63,62; SE = 4,391). Perbedaan skor tersebut
signifikan t(48)=-2,077, p < 0,05 dan memiliki small effect size sebesar r = 0,282..
Perbedaan skor tersebut signifikan t(48)=-2,077, p < 0,05 dan memiliki small
effect size sebesar 7,9%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan
prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori.
Peneliti merekomendasikan alat peraga matematika berbasis metode Montessori
digunakan pada pembelajaran matematika.
Kata kunci: alat peraga matematika, metode Montessori, prestasi belajar, rak
bidang datar Montessori

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT OF
THE USING MONTESSORI METHOD BASED MATH VISUAL AID
Waruyung, Fransiscus Aditya
Sanata Dharma University
2014

This research was triggered by the learning math achievement tiers in still
low as evidenced by data of TIMSS and PISA study results. This study aims to
find the differences of student learning achievement of the usingMontessori
method-based math visual aid. The type of research used in this study is quasi
experimental type with non-equivalent control design. Population and sample of
the research are students of SD N Sokowaten Baru in the first grade, the control
group is class VA and the experiment group is VB. Instruments of the research 15
essay questions to use in pre-test and post-test. Data collection technique use
document and observation. The procedure of data analysis in this study consists of
determining the hypothesis, managing the data, determining significance level,
and testing the classical assumption and hypothesis. Data analysis technique that
is used for testing the hypotheses is independent t – test, is supported by Microsoft
Excel and the Statistical Product and Service Solutions (SPSS ).
The result of this research shows that student learning achievement has
difference by using of Montessori method based visual aid. It is indicated by data
analysis shows that on average experiment (M = 61,2; SE = 3,75) has higher
mean score of pre-test than the ontrol group (M = 63,62; SE = 4,391). This
difference was significant t(48) =-2, 077, p < 0,05 and has small effect size until
7,9%.The conclusion of this research is that student learning achievement has
difference by using of Montessori method based visual aid.
Keywords: math visual aid, Montessori method, students achievement, a rack
built flat

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini
dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga
Matematika Berbasis Metode Montessori Papan Pin Perkalian untuk Operasi
Perkalian Terhadap Prestasi Belajar Siswa” ditulis sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Skripsi ini selesai tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Rohandi,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. E.Catur Rismiati, S.Pd.,MA.,Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah

Dasar,

Universitas

Sanata

Dharma

Yogyakarta,

sekaligus

pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya
ilmiah ini.
4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan
saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini.
5. Kastinah, S.Pd.SD.Kepala Sekolah SDN Sokowaten Baru yang telah
memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian
di SDN Sokowaten Baru.
6. Mumpuni, S.Pd guru matematika kelas VSDN Sokowaten Baruyang telah
bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra
dalam penelitian kolaboratif.
7. Siswa kelas VA dan VBSDN Sokowaten Baru, yang bersedia bekerja sama
dalam penelitian ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Bapakku Sukarno, ibuku Lucia Siswanti (Alm), adikku Ananto Dwi Supriyadi
dan Ariska Sukarno Putri yang selalu memberikandoa, kasih sayang,dukungan
dan bimbingan kepada peneliti.
9. Bapakku, Yohanes Supriyadi, S.Pd. (Alm) yang selalu mendukung dan
memberikan inspirasi kepada peneliti.
10. Bhernadeta Bertiyanti yang selalu memberi semangat, doa dan kasih sayang
kepada peneliti.
11. Teman-teman penelitian kolaboratif eksperimen Montessori (Deta, Ulfah,
Wulan, Rasti, Ifa, dan Putri), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan
keceriaan kepada penulis.
12. Teman-teman PPL SDN Sokowaten Baru, yang memberikan bantuan selama
peneliti melakukan penelitian di sekolah.
13. Teman-teman PGSD USD kelas E angkatan 2010 yang selalu memberikan
inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
14. Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala
keperluan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat berguna
untuk karya ilmiah ini.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 Juni 2014
Peneliti,

Fransiscus Aditya Padlu Waruyung

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
C. Batasan Masalah................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
G. Definisi Operasional............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka...................................................................................... 10
1. Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar..................................... 10
2. Metode Montessori .......................................................................... 15
3. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori ................... 19
4. Pembelajaran Matematika ............................................................... 26
5. Prestasi Belajar ................................................................................ 29
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 37
D. Hipotesis............................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39
B. Desain Penelitian .................................................................................. 40
C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 41
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian ............................................... 43
E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 45
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 46
G. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 48

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 50
I. Prosedur Analisis Data ......................................................................... 66
J. Jadwal penelitian .................................................................................. 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian ............................................................................. 84
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 86
C. Pembahasan .......................................................................................... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 113
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 114
C. Saran ..................................................................................................... 114
DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 115

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8

Tahap Perkembangan Menurut Piaget ........................................ 11
Waktu Pengambilan Data ............................................................ 42
Kisi-Kisi Instrumen Tes .............................................................. 48
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas .................................. 50
Kriteria Hasil Validasi ................................................................. 52
Validasi Instrumen Silabus.......................................................... 53
Validasi Instrumen RPP .............................................................. 54
Hasil Validasi Tes Prestasi .......................................................... 55
Rangkuman Hasil Validitas Muka untuk Instrumen
Pembelajaran ............................................................................... 56
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Validasi Muka untuk Instrumen
Penelitian ..................................................................................... 57
Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Uji Validitas Konstruk ......................................... 59
Tabel 3.11 Hasil Validitas Konstruk menggunakan SPSS ............................ 60
Tabel 3.12 Rincian Soal Sebelum dan Setelah Validasi ............................... 62
Tabel 3.13 Koefisien Reliabilitas .................................................................. 64
Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Reliabilitas ..................................................... 64
Tabel 3.15 Kualifikasi Indeks Kesukaran ..................................................... 65
Tabel 3.16 Hasil Perhitungan IK ................................................................... 66
Tabel 3.17 Kategori Effect Size ...................................................................... 79
Tabel 3.18 Jadwal Penelitian ........................................................................ 82
Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 87
Tabel 4.2 Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol
dan Eksperimen .......................................................................... 88
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Kontrol....................................................................... 91
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen ................................................................ 92
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test ..................... 94
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Independent-test Skor Pre-test ................ 96
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Kontrol....................................................................... 97
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Eksperimen ................................................................ 99
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test .................... 101
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Independentt-test Skor Post-test .............. 104
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 107
Tabel 4.12 Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
danPost-test Kelompok Kontrol .................................................. 108
Tabel 4.13 Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
danPost-test Kelompok Eksperimen ........................................... 110

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Peraga Rak Bangun Datar Berbasis Metode
Montessori ................................................................................ 24
Gambar 2.2 Papan Pertama pada Rak Bangun Datar Persegi dan
Segitiga .................................................................................... 25
Gambar 2.3 Literature Map Penelitian yang Relevan .................................. 36
Gambar 2.4 Penggunaan Geometri Stick Box dalam Mengajarkan
Materi Mengidentifikasi Jenis Sudut dengan Kartu Soal ......... 26
Gambar 2.5 Penggunaan Geometri Stick Box dalam Mengajarkan
Materi Besar Sudut dengan Kartu Soal..................................... 27
Gambar 2.6 Literature Map Penelitian yang Relevan .................................. 38
Gambar 3.1 Desain Penelitian ...................................................................... 40
Gambar 3.2 Rumus Product Moment ........................................................... 60
Gambar 3.3 Rumus Koefisian Alpha ............................................................ 63
Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ......................................................... 65
Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov-Sminov ..................................................... 70
Gambar 3.6 Rumus Lavene’s test ................................................................. 72
Gambar 3.7 Rumus Independent t-test ......................................................... 77
Gambar 3.8 Rumus Effect Size ..................................................................... 79
Gambar 3.9 Rumus Koefisien Determinasi .................................................. 80
Gambar 3.10 Rumus Paired t-test .................................................................. 80
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Skor Pre-test dan Post-test Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen ......................................... 89
Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 93
Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen ............................................................. 93
Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 98
Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan PP Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Eksperimen ............................................................. 100

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ......................................................................... 124
Lampiran 2 Contoh Perangkat Pembelajaran Sebelum Uji Instrumen......... 127
Lampiran 3 Contoh Komentar Validitas Isi Perangkat Pembelajaran ......... 152
Lampiran 4 Hasil Validasi Muka Instrumen pembelajaran .......................... 157
Lampiran 5 Contoh Perangkat Pembelajaran Sesudah Uji Instrumen ......... 159
Lampiran 6 Contoh Instrumen Penelitian Sebelum Uji Instrumen .............. 184
Lampiran 7 Contoh Komentar Validitas Isi Instrumen Penelitian ............... 196
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Muka Instrumen Penelitian ........................ 201
Lampiran 9 Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Konstruk .................. 208
Lampiran 10 Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk................... 219
Lampiran 11 Tabulasi Data Mentah Hasil Validitas Konstruk ...................... 230
Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Instrumen Penelitian.................................... 233
Lampiran 13 Contoh Pekerjaan Pre-test dan Post-test .................................. 247
Lampiran 14 Tabulasi Data Mentah Skor Pre-test ......................................... 288
Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah Skor Post-test ....................................... 293
Lampiran 16 Hasil Analisis Skor Pre-test (SPSS).......................................... 298
Lampiran 17 Hasil Analisi Skor Post-test (SPSS) .......................................... 306
Lampiran 18 Hasil Deskripsi Data Penelitian (SPSS) .................................... 314
Lampiran 19 Hasil Uji Signifikansi (SPSS) ................................................... 317
Lampiran 20 Hasil Observasi Pembelajaran .................................................. 320
Lampiran 21 Foto Penelitian .......................................................................... 325

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab I menguraikan beberapa hal, yaitu latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berkualitas adalah dambaan serta harapan hampir setiap orang
atau lembaga (Ali, 2009: 331). Indonesia mengharapkan setiap lembaga
pendidikan berkualitas agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas (Ali, 2009: 331-332). Indonesia memiliki Undang-undang yang
mengatur hak warganya untuk mendapatkan pendidikan. Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran” (Hasbullah, 2006: 125).
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
pengajaran untuk mendapatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan
(Usman, 2011: 143). Pengajaran yang baik menghasilkan sumber daya manusia
yang baik pula, sehingga mampu bersaing dalam dunia secara global. Seseorang
yang tidak memiliki bekal pendidikan akan mengalami ketertinggalan, dan tidak
mampu mengikuti perkembangan zaman. Persaingan yang ketat di era globalisasi
merupakan tantangan bagi setiap negara untuk memajukan pendidikan dengan
berlomba-lomba menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

SDM yang berkualitas dibutuhkan untuk bersaing agar tidak tertinggal oleh
negara lain (Suhartini, 2009: 10).
SDM yang berkualitas diciptakan melalui pendidikan. Pendidikan
merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dalam rangka membimbing dan
mengarahkan perkembangan anak ke arah dewasa (Jamaris, 2013: 2). Sekolah
dapat membentuk SDM yang berkualitas. Sekolah memberikan berbagai macam
mata pelajaran yang dapat melatih kemampuan siswa baik dalam kemampuan
akademik maupun non akademik. Mata pelajaran pokok di Indonesia salah
satunya adalah mata pelajaran matematika (BSNP, 2006: 8). Kemampuan
pemahaman anak Indonesia terhadap mata pelajaran matematika masih rendah
(Susanto, 2013: 191). Hal tersebut dapat dibuktikan pada hasil studi oleh TIMSS
(Trens in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Programme
for International Student Assessment).
TIMSS adalah studi internasional yang dikoordinasi oleh IEA (The
International Association for the Evaluation of Educational Achievement) yang
berpusat di Amsterdam Belanda. TIMSS memiliki tujuan mengukur prestasi
matematika dan sains negara peserta di seluruh dunia yang diselenggarakan setiap
4 tahun sekali (Kemendikbud, 2011). PISA adalah lembaga studi yang
dikoordinasi oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and
Develompent) yang berpusat di Perancis. PISA adalah lembaga studi yang
bertugas untuk literasi membaca matematika dan sains yang diselenggarakan
setiap 3 tahun sekali (Kemendikbud, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Hasil studi TIMSS pada tahun 1999, 2003, dan 2007 secara berurutan
Indonesia memperoleh peringkat 32 dari 38 negara, peringkat 37 dari 46 negara,
dan peringkat 35 dari 45 negara (Kemendikbud, 2011). Hasil studi yang terbaru
dari TIMSS pada tahun 2011 menunjukkan prestasi matematika Indonesia berada
pada peringkat 38 dari 40 negara peserta dengan perolehan skor 386 (Arora, 2011:
31). Hasil studi PISA pada tahun 2000, 2003, dan 2006 secara berurutan
Indonesia memperoleh peringkat 39 dari 41 negara dengan perolehan skor 367,
peringkat 38 dari 40 negara dengan perolehan skor 360, dan peringkat 50 dari 57
negara dengan perolehan skor 391 (Kemendikbud, 2011). Hasil studi PISA yang
terbaru pada tahun 2012 Indonesia memperoleh peringkat 64 dari 65 negara
(NECS, 2012).
Hasil studi dari TIMSS dan PISA dapat dijadikan sebagai gambaran
bahwa prestasi matematika Indonesia di mata dunia masih tergolong rendah.
Indonesia berada peringkat 10 paling bawah dari tahun ke tahun. Hayat dan Yusuf
(2010: 201) mengatakan bahwa salah satu manfaat mengikuti PISA adalah
memahami kekuatan dan kekurangan sistem pendidikan masing-masing negara
peserta.
Prestasi matematika yang rendah merupakan dampak yang diakibatkan
oleh buruknya sistem pendidikan di Indonesia (Tjalla, 2011: 3). Sistem
pendidikan di Indonesia memiliki rancangan atau kurikulum yang berubah-ubah.
Sukmandinata (2010: 3) menjelaskan rancangan atau kurikulum merupakan syarat
mutlak bagi pendidikan di sekolah. Kurikulum merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Kurikulum KTSP yang dinilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

kurang sesuai perkembangan siswa karena menitik beratkan pada aspek kognitif
dan kurang mengembangkan karakter siswa menjadi dasar bagi pemerintah untuk
mengembangkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2012: 12).
Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) menegaskan bahwa kurikulum 2013
diharapkan dapat menjawab tantangan PISA, terutama untuk soal matematika
level advance (Kemendikbud, 2013) karena matematika adalah dasar dari ilmuilmu lain.
Suherman (2003: 56) menegaskan bahwa fungsi matematika adalah
sebagai alat, pola pikir dan pengetahuan. Fungsi matematika sebagai alat adalah
dapat digunakan memecahkan masalah dalam kegiatan sehari-hari. Pola pikir
yaitu membantu memahami dan penalaran dari suatu pengertian melalui
matematika. Pengetahuan yaitu digunakan untuk mencari kebenaran dan
mengembangkan

penemuan-penemuan

yang

pernah

ada.

Ketiga

fungsi

matematika tersebut menegaskan bahwa matematika adalah ilmu yang penting
untuk siswa.
Pentingnya

ilmu

matematika

bagi

siswa

menuntut

guru

untuk

mengupayakan pembelajaran matematika yang efektif dan efesien, sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai. Pencapaian hasil tersebut tentu tidak mudah
karena siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam belajar matematika adalah memahami konsep pembelajaran
metematika yang abstrak (Widdiharto, 2008: 8). Soedjadi (2000: 24)
mengungkapkan bahwa matematika adalah ilmu yang memiliki objek abstrak,
bertumpu pada kesepakatan, pola pikir logis dan sistematis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Hudojo (2001: 208) mengatakan dalam mengajarkan matematika
menggunakan benda-benda konkret. Pembelajaran matematika yang abstrak
diperlukan alat bantu berupa alat peraga yang dapat memperjelas materi yang
disampaikan guru, sehingga siswa lebih mudah memahami (Heruman, 2008: 1).
Alat peraga adalah benda konkret yang dapat membantu siswa dalam memahami
materi matematika (Sitanggang, 2013: 3).
Alat peraga dapat menjembatani pola pikir siswa dari hal yang abstrak ke
konkret. Alat peraga memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami
konsep yang abstrak, merangsang berpikir, memotivasi, aktif, dan merangsang
untuk memecahkan masalahnya sendiri (Suherman, 2003: 243). Alat perga yang
baik mampu membangun pengetahuan siswa secara mandiri, sehingga materi
matematika dapat dipahami lebih lama.
Pembelajaran mandiri merupakan salah satu karakteristik dari metode
Montessori. Metode

Montessori menggunakan alat peraga

yang dapat

membimbing anak untuk menemukan pengetahuannya sendiri (Montessori, 2013:
192). Alat peraga matematika Montessori menggunakan alat pengendali
kesalahan, sehingga pembelajaran didominasi oleh siswa dan guru hanya sebagai
fasilitator pembelajaran. Ciri-ciri khusus selain memiliki pengendali kesalahan
adalah menarik dan bergradasi (Montessori, 1964: 168-173).
Alat peraga Montessori dirancang sesuai dengan perkembangan anak, baik
dalam hal perkembangan psikologi maupun fisik (Montessori 2008: 83-84). Alat
peraga Montessori dalam perkembangan psikologi dapat membantu siswa
memahami matematika dari hal yang abstrak ke konkret. Peneliti tertarik untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah untuk menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, salah satunya adalah melatih kemampuan
dalam mata pelajaran matematika. Rendahnya prestasi belajar matematika
Indonesia berdasarkan TIMSS dan PISA mencerminkan bahwa pendidikan di
Indonesia tergolong rendah. Alat peraga Montessori dapat membantu memahami
mata pelajaran matematika dari hal yang abstrak ke konkret.

C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada perbedaan prestasi belajar siswa kelas V SD
Sokowaten Baru Banguntapan Bantul tahun pelajaran 2013/2014 atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Alat peraga matematika
berbasis metode Montessori yang digunakan berupa alat peraga Rak Bangun
Datar Montessori. Mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran
matematika kelas V dengan standar kompetensi 6. “memahami sifat-sifat bangun
dan hubungan antar bangun”, dan untuk kompetensi dasar 6.1 “mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar”. Peneliti memilih materi tersebut karena karakteristik alat
peraga Rak Bidang Datar Montessori sesuai dengan indikator-indikator yang akan
dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

D. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah berdasarkan latar belakang penelitian ini
yaitu “apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori?”

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi
belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode
Montessori.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka manfaat
penelitian ini adalah:
1.

Bagi siswa
Siswa mendapatkan pengalaman belajar setelah menggunakan alat peraga
Rak Bidang Datar Montessori dan membantu memahami materi pelajaran
yaitu sifat-sifat bangun datar.

2.

Bagi guru
Guru mendapatkan wawasan baru tentang alat peraga Montessori yang
diterapkan dalam pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun
datar.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.

Bagi sekolah
Sekolah mendapatkan sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena guru
mendapatkan tambahan wawasan baru tentang alternatif alat peraga yaitu alat
peraga Montessori yang diterapkan sekolah tersebut.

4.

Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman baru mengenai alat peraga Montessori dan
menerapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa khususnya materi sifat-sifat bangun datar.

G. Definisi Operasional
Penelitian ini perlu definisi operasional untuk menyamakan persepsi
tentang hal-hal yang masih berbeda, yaitu :
1.

Matematika adalah ilmu yang terdiri dari kumpulan ide abstrak yang berisi
simbol-simbol.

2.

Alat

peraga

adalah

media

pembelajaran

yang

digunakan

untuk

memperagakan sesuatu yang akan dipelajari, sehingga terlihat lebih nyata.
3.

Alat peraga matematika adalah media pembelajaran yang digunakan untuk
memperagakan sesuatu yang berhubungan dengan materi matematika,
sehingga dapat memudahkan siswa dalam mempelajari ilmu matematika yang
abstrak.

4.

Metode Montessori adalah pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada
siswa untuk melakukan dan menemukan pengetahuannya sendiri dengan
mengoptimalkan kemampuan panca indera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.

9

Alat peraga Montessori adalah media pembelajaran yang disusun menarik,
bergradasi, dan memiliki pengendali kesalahan yang memungkinkan siswa
menemukan pengetahuannya sendiri serta melatih panca inderanya.

6.

Alat peraga matematika

berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran matematika yang disusun menarik, bergradasi, dan memiliki
pengendali

kesalahan

yang

memungkinkan

siswa

menemukan

pengetahuannya sendiri serta dapat melatih panca inderanya.
7.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses
pembelajaran, dalam penelitian ini berupa nilai yang diperoleh dari skor tes
yang dilakukan siswa berupa pengetahuan kognitif.

8.

Siswa sekolah dasar adalah siswa yang sedang belajar pada jenjang
pendidikan sekolah dasar, yaitu bersia 7-12 tahun.

9.

Pre-test adalah kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam memahami materi
sifat-sifat bangun datar.

10. Post-test adalah kegiatan yang dilakukan di akhir pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan akhir yang dimiliki siswa dalam memahami materi
sifat-sifat bangun datar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II akan diuraikan mengenai kajian teori, penelitian yang relevan,
kerangka berfikir, dan hipotesis. Kajian pustaka akan membahas mengenai beberapa
topik yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian yang relevan berisi tentang
penelitian-penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Kerangka berpikir berisi tentang rumusan konsep yang
didapatkan dari berbagai tinjauan teori. Bagian yang terakhir yaitu hipotesis yang
berisi dugaan sementara yang terjadi pada penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian
yang akan dipakai, yaitu tahap perkembangan anak sekolah dasar, alat peraga
matematika Montessori, metode Montessori, pembelajaran matematika, materi
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan prestasi belajar.
1.

Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Pada sub bab ini diuraikan tahapan perkembangan anak dan karakteristik

siswa Sekolah Dasar (SD). Teori tahapan perkembangan anak menunjukkan dimana
posisi perkembangan siswa SD berada. Teori perkembangan anak diambil dari
pendapat Piaget dan Montessori.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

a. Tahap Perkembangan Anak
Piaget menjelaskan bahwa perkembangan merupakan proses kontinu yang
ditandai dengan berbagai perubahan dari tahapan satu ke tahapan selanjutnya. Setiap
tahap tidak dapat dilompati karena urutan perkembangan sudah pasti dan saling
mempengaruhi antara tahap satu dengan tahap selanjutnya (Salkind, 2009: 325).
Tahap perkembangan anak sekolah dasar dalam teori kognitif Piaget dibagi menjadi 4
tahap (Desmita, 2007: 46). Tahapan pertama adalah sensorimotor, saat anak berusia
0-2 tahun. Pada tahap ini, pengetahuan anak didasarkan pada berbagai tindakan
inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah,
mendengar, membau, dan lain-lain. Anak memperoleh pemahaman dengan
melakukan interaksi fisik dengan benda-benda maupun orang yang ada disekitarnya.
Kedua adalah tahap pra-operasional, saat anak berumur 2-7 tahun. Pada tahap ini
anak dapat mengungkapkan sesuatu yang dilihatnya dengan kata-kata dan gambargambar. Ketiga adalah tahap operasional konkret, saat anak berumur 7-11 tahun. Pada
tahap ini anak dapat berfikir logis mengenai hal-hal konkret dan menggolongkan
benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Desmita (2009: 104) mengungkapkan
bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Tahap
keempat adalah operasional formula, yang berlangsung pada anak usia 11 tahun ke
atas. Tahap ini seorang remaja sudah dapat berfikir logis dan mengerti pemikiran
yang abstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Menurut Piaget
Tahap
Usia
Deskripsi Perkembangan
1. Sensori Motor
0 – 2 tahun
Bayi bergerak dari tindakkan reflek instinktif
saat lahir sampai permulaan pemikiran
simbolis.
Pembangunan
pemahaman
didasarkan pada pengalaman-pengalaman
sensor dan tindakkan fisik.
2. Pra-operasional 2 – 7 tahun
Anak mulai merepresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar.
3. Operasional
7 – 11 tahun Anak mulai berpikir secara logis mengenai
Konkret
peristiwa-peristiwa
konkret
dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
bentuk yang berbeda.
4. Operasional
11 – hingga
Remaja mulai berpikir dengan cara yang lebih
Formal
dewasa
abstrak, logis, dan lebih idealistik.

Tabel 2.1 menjelaskan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget (Desmita,
2009: 101). Tahap pertama adalah sensori motorik yang terjadi ketika bayi berusia 02 tahun. Pada tahap ini bayi membentuk pemahaman pada pengalaman sensorik.
Pengalaman sensorik didapatkan dari pengoptimalan panca indera untuk melakukan
gerakan dan interaksi dengan orang lain atau benda di sekitar. Contoh penerapannya
adalah bayi menggenggam atau menghisap suatu benda.
Tahap perkembangan kognitif yang kedua adalah pra operasional yang terjadi
pada usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai merepresentasikan kata-kata dan
gambar-gambar. Anak akan menjadikan media ketika menjumpai kata atau gambar
dan anak mendapat pengalaman melalui komunikasi dengan lingkungannya.
Perkembangan tersebut menunjukkan adanya peningkatan simbolis yang melampaui
hubungan informasi sensor dan tindakan fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret yang terjadi pada anak usia 7-11
tahun. Pada tahap ini anak mulai berpikir secara logis mengenai peristiwa yang
konkret. Anak juga sudah mulai mampu mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
berbagai jenis bentuk yang berbeda-beda. Anak dalam tahap operasional konkret
tidak mampu melaksanakan operasi yang bersifat abstrak karena masih kesulitan
dalam mengaitkan konsep abstrak dengan pengalaman konkret. Strategi pendidikan
bagi anak operasional konkret semestinya tidak menganggap bahwa anak mampu
belajar tanpa pengalaman tindakan yang nyata (Salkind, 2009: 346).
Tahapan yang terakhir adalah tahap operasional formal yang terjadi pada usia
11 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini remaja mulai mampu memecahkan masalah
dan analisis sistematis. Kebanyakan anak sudah mampu menangani berbagai
persoalan abstrak mengenai situasi-situasi yang berlawanan dengan fakta. Pemikiran
remaja ditandai dengan kepekaan terhadap orang lain, kemampuan menghadapi
pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika tingkat tinggi (Salkind, 2009:
350).
Tokoh berikutnya yang menjelaskan tentang tahapan perkembangan anak
adalah Maria Montessori. Montessori membagi tiga tahapan perkembangan anak,
yaitu anak pada umur 0-6 tahun, 6-12 tahun, dan 12-18 tahun (Montessori, 2008:
XII). Tahap yang pertama sensorials explorers, tahap kedua reason explorers, dan
tahap ketiga dinamakan humanistic explorers.
“In the first plane of information, children are “senorials explorer”; in the
second, they are “reason explorers”. Now, in the third plane, they became

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

“humanistic explorers”, interested in the quality of society for themselves and
for others peoples of the world” (Lillard, 1996: 154).
Tahapan yang pertama adalah anak pada usia 0-6 tahun yang disebut dengan
masa sensorials explorers. Pada tahap sensorials explorers anak banyak
menggunakan panca indera untuk mendapatkan pengalaman baru. Usia 0-6 tahun
adalah usia emas bagi anak-anak. Pada usia ini anak mulai belajar melakukan gerak,
berlatih tentang keteraturan, menyayangi lingkungan, serta sangat peka terhadap
sesuatu yang bersifat mendetail serta bilangan atau angka.
Tahap kedua adalah anak pada usia 6-12 tahun yang disebut dengan reason
explorers. Pada tahap ini, anak mulai peka terhadap hal yang bersifat logika dan
pembenaran. “Younger children ask “why” but they are in effect asking “what”,
“what is that”, “what is it called”. In the words, they are searching for fact reather
than the reasons behind those facts” (Lillard, 1996: 47). Anak mulai bereksplorasi
tentang pengetahuan melalui hal-hal konkret yang ditemui.
Tahap ketiga adalah anak pada usia 12-18 tahun yang disebut humanistic
explorers. Pada tahapan ini anak mulai mengalami kematangan fisik. Anak mulai
mencari model yang akan menjadi idolanya dan menjadikannya acuan untuk diikuti.
b. Tahap Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Usia anak Indonesia ketika memasuki sekolah dasar adalah rata-rata adalah 6
tahun dan selesai menjalani pendidikan pada usia 12 tahun (Desmita, 2009: 35). Usia
6-12 tahun anak masuk pada tahap operasional konkret menurut Piaget dan masuk
pada tahap reason explorers menurut Montessori. Piaget memaparkan bahwa anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

usia sekolah dasar termasuk pada tahap operasional konkrit karena sudah mampu
melakukan aktivitas mental mengenai hubungan-hubungan logis dari berbagai konsep
yang difokuskan pada objek ataupun peristiwa yang konkret (Desmita, 2007: 156).
Montessori berpendapat bahwa anak yang berada pada tahap reason explorers mulai
mencari pengetahuan-pengetahuan baru melalui hal-hal yang konkret di sekitarnya
(Lillard, 1996: 47). Kesamaan yang ada pada kedua tahap ini menandakan bahwa
anak mulai mampu berpikir logis, mencari penjelasan, dan pengetahuan dari
pengalaman-pengalaman konkret yang dialaminya.
2. Metode Montessori
Pada sub bab ini diuraikan teori mengenai sejarah metode Montessori, dan
metode Montessori. Sejarah metode Montessori menjabarkan asal terciptanya metode
Montessori. Metode Montessori membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan
metode Montessori.
a.

Sejarah metode Montessori
Pembelajaran Montessori merupakan sebuah karya dari seorang dokter yaitu

Dr. Maria Montessori. Maria Montessori adalah dokter sekaligus ahli pendidikan dari
Italia. Ia lahir pada tahun 1870 dan meninggal pada tahun 1952 (Lillard, 1996:4).
Montessori sempat tinggal di beberapa Negara seperti Itali, Spanyol, India, dan
Netherland selama perang dunia berlangsung. Selama berpindah-pindah, Montessori
mencoba memahami anak-anak dari berbagai kebudayaan. Hingga pada akhirnya
Montessori berminat untuk membantu anak yang berkebutuhan khusus di daerah
kumuh Roma dengan mendirikan sekolah yang diberi nama Casa Dei Bambini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

(rumah anak-anak usia 3-6 tahun). Maria Montessori kemudian mengajukan program
yang menginstitusionalisasikan anak-anak terbelakang mental yang lapar akan
pengalaman. Beliau merasa bahwa anak-anak tersebut mampu diajarkan selayaknya
anak-anak normal (Crain, 2007: 97).
Maria Montessori mengatakan bahwa dari lahir sampai usia enam tahun, anak
mempunyai daya serap tinggi (absorbent mind). Pada periode ini anak mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dari lingkungan sekitarnya
dengan sendirinya. Semua kemampuan anak tersebut dapat diaplikasikan dalam
sekolah yaitu dalam pendidikan Montessori yang didirikan oleh Maria Montessori.
Pendidikan Montessori yang baik ialah mereka yang dapat memaksimalkan
pendidikan anak dengan mengenalkan bahan, alat dan kegiatan khusus yang
dirancang untuk merangsang intelegensi anak. Mendorong anak untuk memusatkan
perhatian ke suatu kegiatan tertentu akan membuat ia mencapai kemampuan
optimumnya dalam lingkungan. Secara spontan kesenangan akan belajar akan
terungkap sewaktu anak diberi kebebasan (dalam batasan tertentu) untuk menentukan
keinginannya (Crain, 2007).
Pembelajaran Montessori juga merupakan belajar penemuan. Belajar
penemuan tersebut dibantu dengan alat peraga yang didesain secara eksplisit dapat
memberikan makna bagi anak-anak (Lillard, 2005: 328). Dapat disimpulkan bahwa
metode Montessori adalah metode pembelajaran yang berpijak pada kebutuhan dan
kebebasan anak dengan menerapkan belajar penemuan melalui alat peraga yang dapat
mengembangkan panca indera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b.

17

Metode Montessori
Susanto (2013: 43) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas atau dalam menyajikan bahan
pelajaran. Maria Montessori berusaha mengembangkan sebuah metode pendidikan
yang

melawan

pola-pola

pendidikan

konvensional.

Maria

Montessori

mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang Ia ciptakan adalah metode yang
mengembangkan kebebasan berkarakter dengan cara yang mengagumkan dan luar
biasa (Montessori, 2002:33). Maria Montessori mengajarkan anak-anak mengenai
kebenaran yang mendasar tentang tata bahasa, matematika, biologi, dll. Anak-anak
dapat belajar dengan baik melalui nomenclature dan hasil pekerjaan mereka sangat
terstruktur. Montessori menjelaskan bahwa dalam pembelajarannya, anak mampu
belajar dengan terstruktur, berfokus pada suatu proyek tertentu, dan anak memiliki
kebebasan untuk menentukan kapan mereka belajar dan hal apa yang ingin mereka
pelajari. Montessori mengungkapkan 8 prinsip pendidikan yaitu, konsep gerak
(motorik) dan kognitif, kontrol indera, berfokus pada ketertarikan siswa, pemberian
penghargaan ekstrinsik, pengacakan secara kolaboratif, belajar dengan hal konkret,
Interaksi anak dengan orang dewasa, dan lingkungan (Lillard, 2005: 29).
Prinsip yang pertama ialah konsep gerak (motorik) dan kognitif berhubungan
begitu erat karena gerak dapat berpengaruh pada proses berpikir dan belajar. Konsep
ini menjadi alasan alat peraga Montessori dibuat berdasarkan pada gerak motorik
anak. Alat-alat peraga Montessori sengaja dibuat untuk membantu siswa
mengeksplorasi inderanya. Prinsip yang kedua yaitu kontrol indera dalam kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

dapat mendukung siswa untuk belajar menjadi baik. Panca indera manusia berfungsi
menerima informasi baru dari lingkungan sekitarnya, maka panca indera sangat
penting bagi perkembangan siswa. Prinsip ketiga berfokus pada ketertarikan siswa.
Montessori beranggapan bahwa siswa akan dapat belajar lebih baik jika mereka
tertarik dengan apa yang sedang mereka pelajari. Prinsip yang keempat, pemberian
penghargaan ekstrinsik untuk sebuah kegiatan, misalkan uang untuk membaca
ataupun nilai tinggi untuk sebuah tes yang diberikan, merupakan motivasi yang
berdampak negatif untuk mendorong aktivitas tersebut. Penghargaan-penghargaan
tadi membuat siswa senang, namun jika yang terjadi adalah kebalikkannya maka
siswa akan kecewa. Kekecewaan yang siswa rasakan akan dapat mempengaruhi
motivasi belajarnya. Prinsip pembelajaran Montessori yang kelima adalah
pengacakan secara kolaboratif dapat membuat keadaan sangat kondusif untuk belajar.
Keadaan kelas Montessori memiliki siswa dengan umur bervariasi sehingga dapat
terjadi pembelajaran secara tentor sebaya. Prinsip ke-enam adalah belajar dengan hal
konkret akan lebih bermakna bagi siswa daripada belajar dengan konsep abstrak. Hal
konkret akan membantu siswa, khususnya pada tahap usia anak-anak untuk
mem