Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Bhernadeta Bertiyanti
101134017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Bhernadeta Bertiyanti
101134017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas anugerah kesehatan dan
keselamatan yang tiada henti.
2. Bapak yang tidak pernah berhenti mendampingi hidupku dalam segala
keadaan dengan rahmat restunya dari surga
3. Ibuku yang hebat dan tercinta atas pengorbanan, kasih sayang dan
dukungannya sepanjang hari-hariku.
4. Kakakku tersayang atas segala perlindungan dan dukungannya dalam
hidupku.

5. Dosen-dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang memberikan
segenap ilmu yang sangat berharga.
4. Teman-temanku PGSD 2010
5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ He has made everything beautiful in its time“. (Ecclesiastes 3:11)

“Sometimes it takes a painful situation to make us change our ways” (Proverbs
20:30)

"Winning is a habit. Unfortunately, so is losing"( Vince Lombardi)

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahawa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juni 2014
Penulis

Bhernadeta Bertiyanti
101134017

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bhernadeta Bertiyanti
NIM

: 101134017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PEBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN ALAT
PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI”
Dengan demikian saya berikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 14 Juni 2014
Yang menyatakan

Bhernadeta Bertiyanti

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENGGUNAAN
ALAT PERAGA MATEMATIKA BERBASIS METODE MONTESSORI

Bhernadeta Bertiyanti
Universitas Sanata Dharma
2014

Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah rendahnya
tingkat prestasi belajar matematika. Data hasil studi TIMSS dan PISA

membuktikan permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika berbasis
metode Montessori. Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental dengan desain
non-equivalent control group design. Populasi dan sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan, siswa kelas IA sebagai kelompok
kontrol dan siswa kelas IB sebagai kelompok eksperimen. Instrumen penelitian ini
berupa 10 soal uraian yang digunakan untuk pre-test dan post-test. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dan observasi. Prosedur
analisis data pada penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, mengorganisasi
data, menentukan taraf signifikansi, menguji asumsi klasik dan menguji hipotesis.
Teknik analisis data menggunakanindependent t-test dan paired t-test yang
didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service
Solutions.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa
atas penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori. Hal ini ditunjukkan dari
hasil analisis data bahwa secara umum kelompok eksperimen (M = 7,94; SE =
0,202) memiliki rata-rata skor post-test yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol (M = 8,48; SE = 0,79). Perbedaan skor tersebut signifikan
t(60)=-2,077, p < 0,05 dan memiliki small effect size sebesar r = 0,25. Kesimpulan
yang ditarik adalah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat

peraga berbasis metode Montessori. Peneliti merekomendasikan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori digunakan pada pembelajaran
matematika.
Kata kunci: alat peraga matematika, metode Montessori, prestasi belajar, rak
bidang datar Montessori

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT OF
THE USING MONTESSORI METHOD BASED MATH VISUAL AID
Bhernadeta Bertiyanti
Sanata Dharma University
2014

The triggered of this research was by the learning math achievement tiers
in still low as evidenced by data of TIMSS and PISA study results. This study
aims to find the differences of student learning achievement of the using

Montessori Method-based math visual aid. The type of research in this study is
quasi experimental type with non-equivalent control design. Population and
sample of the research are students of SD Kanisius Sengkan in the first grade, the
control group is class IA and the experiment group is IC. Instruments of the
research 10 multiple-choice to use in pre-test and post-test. Data collection
technique use document and observation. The procedure of data analysis in this
study consists of determining the hypothesis, managing the data, determining
significance level, and testing the classical assumption and hypothesis. Data
analysis technique that is used for testing the hypothesis is independent t – test
and paired t-test, supported by Microsoft Excel and the Statistical Product and
Service Solutions (SPSS ).
The result of this research shows that student learning achievement has
difference by using of Montessori Method based visual aid. It is indicated by data
analysis shows that on average experiment (M = 7,94; SE = 0,202) has higher
mean score of pre-test than the control group (M = 8,48; SE = 0,79). This
difference was t(60)=-2,077, p < 0,05 and has small effect size until 0,25.The
conclusion of this research is that student learning achievement has difference by
using of Montessori method based visual aid.
Keywords: math visual aid, Montessori Method, students achievement, a rack
built flat


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah
melimpahkan

karunia

dan

hidayah-Nya

sehingga

penulis


dapat

menyelesaikanskripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Papan Pin
Perkalian untuk Operasi Perkalian Terhadap Prestasi Belajar Siswa” ditulis
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini selesai tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rohandi,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. E.Catur Rismiati, S.Pd.,MA.,Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah

Dasar,

Universitas

Sanata

Dharma

Yogyakarta,

sekaligus

pembimbing I yang telah sangat membantu dalam proses pembuatan karya
ilmiah ini.
4. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan
saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini.
5. M. Sri Wartini, Kepala Sekolah SDK Sengkan yang telah memberikan
dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDK
Sengkan.
6. Theresia Setyastuti, S.Pd guru kelas 1C SDK Sengkanyang telah bekerja sama
serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian
kolaboratif.
7. A. Dwiyanti Natalia, S.Pd.SD guru kelas 1A

SDK Sengkan yang telah

bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra
dalam penelitian kolaboratif.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Siswa kelas 1A dan 1C SDK Sengkan, yang bersedia bekerja sama dalam
penelitian ini.
9. Bapakku Yohanes Murjono (Alm.), ibuku Maria Muryanti yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada penulis.
10. Kakaku, Paulus Eko Murwanto yang selalu memberi perlindungan dan
dukungan moral dan materiil.
11. Kekasihku, Fransiscus Aditya Padlu Waruyung yang senantiasan sabar
mengasihiku dan menemaniku.
12. Teman-teman penelitian kolaboratif eksperimen Montessori (Deta, Ulfah,
Wulan, Rasti, Ifa, dan Putri), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan
keceriaan kepada penulis.
13. Teman-teman PPL SDK Sengkan, yang memberikan bantuan selama peneliti
melakukan penelitian di sekolah.
14. Teman-teman PGSD USD kelas B angkatan 2010 yang selalu memberikan
inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
15. Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala
keperluan unruk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
karya ilmiah ini. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat berguna
untuk karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

(Bhernadeta Bertiyanti)

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Batasan Masalah................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
G. Definisi Operasional............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka...................................................................................... 10
1. Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar..................................... 10
2. Metode Montessori .......................................................................... 14
3. Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori ................... 18
4. Pembelajaran Matematika ............................................................... 24
5. Prestasi Belajar ................................................................................ 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 33
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 38
D. Hipotesis............................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 40
B. Desain Penelitian .................................................................................. 41
C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 43
D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian ............................................... 45
E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 47
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49
G. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 50
H. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 53

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Prosedur Analisis Data ......................................................................... 72
J. Jadwal penelitian .................................................................................. 89
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian ............................................................................. 91
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 97
C. Pembahasan .......................................................................................... 122
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 126
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 127
C. Saran ..................................................................................................... 128
DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 129

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8

Tahap Perkembangan Manusia Menurut Piaget.......................... 11
Waktu Pengambilan Data ............................................................ 43
Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-test ........................................... 51
Lembar Observasi ....................................................................... 53
Kriteria Hasil Validitas................................................................ 56
Hasil Validitas Silabus ................................................................ 57
Hasil Validitas RPP ..................................................................... 58
Hasil Validitas Soal Tes Prestasi ................................................. 59
Rangkuman Hasil Validasi Muka untuk Instrumen
Pembelajaran ............................................................................... 60
Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Validasi Muka untuk Instrumen
Penelitian ..................................................................................... 61
Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal untuk Uji Validitas Konstruk ............................... 63
Tabel 3.11 Hasil Validitas Isi Menggunakan Korelasi Point-Biserial .......... 65
Tabel 3.12 Rincian Soal Sebelum dan Sesudah Uji Validitas Konstruk ....... 67
Tabel 3.13 Kualifikasi Koefisien Reliabilitas Aitem Soal yang
Dikatakan Reliabel ...................................................................... 68
Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Reliabilitas ..................................................... 69
Tabel 3.15 Kriteria Indeks Kesukaran ........................................................... 71
Tabel 3.16 Perhitungan Indeks Kesukaran Aitem Tes .................................. 71
Tabel 3.17 Kategori Effect Size ...................................................................... 87
Tabel 3.18 Jadwal Penelitian.......................................................................... 89
Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen ................................................................ 93
Tabel 4.2 Tabel Deskripsi Data Penelitian .................................................. 97
Tabel 4.3 Skor Pre-test dan Post-tes Kelompok Kontrol
dan Eksperime ............................................................................. 98
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Kontrol....................................................................... 101
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen ................................................................ 103
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test ..................... 106
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Pre-test .............. 107
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Kontrol....................................................................... 109
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Post-test
Kelompok Eksperimen ................................................................ 111
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test .................... 113
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test Skor Post-test ............. 115
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 118
Tabel 4.13 Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
dan Post-test Kelompok Kontrol ................................................. 120
Tabel 4.14 Uji Signifikansi Selisih Rata-rata Skor Pre-test
dan Post-test Kelompok Eksperimen .......................................... 121

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Papan Penjumlahan Pengurangan Montessori .......................... 24
Gambar 2.2 LiteratureMap Penelitian yang Relevan .................................. 25
Gambar 3.1 Desain Penelitian ...................................................................... 42
Gambar 3.2 Rumus Point Biserial ................................................................ 63
Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha ......................................................... 68
Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ......................................................... 70
Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov-Sminov ..................................................... 76
Gambar 3.6 Rumus Lavene’s test ................................................................. 78
Gambar 3.7 Rumus Independent t-test ......................................................... 85
Gambar 3.8 Rumus Effect Size ..................................................................... 86
Gambar 3.9 Rumus Koefisien Determinasi .................................................. 87
Gambar 3.10 Rumus Paired t-test .................................................................. 80
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Skor Pre-test
dan Post-test Kelompok Kontrol dengan
Kelompok Eksperimen ............................................................. 99
Gambar 4.2 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 102
Gambar 4.3 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Pre-test
Kelompok Eksperimen ............................................................. 104
Gambar 4.4 Histogram (kiri) dan P-P Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Kontrol .................................................................... 110
Gambar 4.5 Histogram (kiri) dan PP Plot (kanan) Skor Post-test
Kelompok Eksperimen ............................................................. 112

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Penelitian ........................................................................ 133
Lampiran 2 Contoh Perangkat Pembelajaran Sebelum Uji Instrumen ........ 137
Lampiran 3 Contoh Komentar Validitas Isi Perangkat Pembelajaran ........ 165
Lampiran 4 Hasil Validasi Muka Instrumen pembelajaran......................... 170
Lampiran 5 Contoh Perangkat Pembelajaran Sesudah Uji Instrumen ........ 172
Lampiran 6 Contoh Instrumen Penelitian Sebelum Uji Instrumen ............. 201
Lampiran 7 Contoh Komentar Validitas Isi Instrumen Penelitian .............. 215
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Muka Instrumen Penelitian ....................... 221
Lampiran 9 Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Konstruk ................. 228
Lampiran 10 Contoh Pekerjaan Siswa Hasil Validitas Konstruk.................. 242
Lampiran 11 Tabulasi Data Mentah Hasil Validitas Konstruk ..................... 269
Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Instrumen Penelitian................................... 271
Lampiran 13 Contoh Pekerjaan Pre-test dan Post-test ................................. 280
Lampiran 14 Tabulasi Data Mentah Skor Pre-test ........................................ 309
Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah Skor Post-test ...................................... 312
Lampiran 16 Hasil Analisis Skor Pre-test (SPSS)......................................... 315
Lampiran 17 Hasil Analisi Skor Post-test (SPSS) ......................................... 325
Lampiran 18 Hasil Deskripsi Data Penelitian (SPSS) ................................... 333
Lampiran 19 Hasil Uji Signifikansi (SPSS) .................................................. 336
Lampiran 20 Hasil Observasi Pembelajaran ................................................. 339
Lampiran 21Foto Penelitian ........................................................................... 344

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Bab I memaparkan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi merupakan zaman dimana pengaruh antar negara di dunia
cepat menyebar (Indratuti, 2008: 90). Era globalisasi memberi dampak pada aspek
kehidupan masyarakat. Salah satu dampak dari era globalisasi adalah tuntutan
kualitas penyelenggaraan pendidikan (Ali, 2009: 332). Penyelenggaraan
pendidikan untuk masyarakat merupakan mandat yang harus dilakukan oleh
bangsa Indonesia sesuai tujuan negara.
Tujuan Negara Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yaitu
“…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa....” (Ali, 2009: 333). Tujuan bangsa Indonesia
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan
menjadi salah satu hak yang dimiliki oleh setiap warga Indonesia. Indonesia
memiliki undang-undang yang mengatur hak warga untuk mendapatkan
pendidikan atau pengajaran. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 ayat 1
yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

(Hasbullah, 2006: 125). Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan.
Pendidikan adalah sarana penting untuk meningkatkan kualitas manusia
dalam menjamin kelangsungan suatu bangsa (Susanto, 2013: v). Coser (dalam
Hasbullah, 2006: 9) mengungkapkan “education is the deliberate, formal transfer
of knowledge, skill and values from one person to another”. Lembaga pendidikan
meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat (Hasbullah, 2006: 37). Keluarga dan
masyarakat merupakan lembaga pendidikan non formal, sedangkan sekolah
adalah lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang paling berperan
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sekolah. Sekolah
mampu membantu individu mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan kerja, sehingga individu memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut
membangun bangsa (Hasbullah, 2006: 54-55).
Sekolah memberikan pengetahuan kepada anak melalui berbagai macam
mata pelajaran agar mampu bersaing di dunia internasional. Materi pelajaran yang
diajarkan

adalah

matematika,

Bahasa

Indonesia, PKn,

IPA,

dan

IPS

(Kemendikbud, 2012: 13). Matematika merupakan ilmu yang penting daripada
ilmu yang lain karena matematika merupakan dasar bagi ilmu lain (Suherman,
2003: 25). Posisi matematika terhadap ilmu lain membuat prestasi siswa di bidang
matematika dapat dijadikan tolak ukur kualitas pendidikan pada suatu negara.
Prestasi matematika siswa di dunia diteliti oleh lembaga survei
internasional. Lembaga survei internasional yang meneliti prestasi siswa di bidang
matematika adalah PISA (Programme for Internationnal Student Assement) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

TIMSS (Trens in International Mathematics and Science Study). PISA adalah
survei internasional yang mengukur kemampuan dan keterampilan dalam tiga
bidang, yaitu matematika, IPA, dan membaca (Hayat & Suhendra, 2010: 203).
PISA melakukan survei dengan periode tiga tahun sekali. TIMSS adalah kegiatan
International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA)
yang berbentuk survei berskala internasional yang diikuti 50 negara untuk
mengukur kemajuan dalam pembelajaran matematika dan IPA (Hayat &
Suhendra, 2010: 246).
Hasil survei PISA tentang tingkat literasi matematika pada tahun 2000,
2003, dan 2006 secara berturut-turut mendapat peringkat ke-39 dari 41 negara
dengan skor 367, peringkat ke-38 dari 40 negara dengan skor 360 dan yang
terakhir menduduki peringkat ke-50 dari 57 negara dengan skor 391
(Kemendikbud, 2011). Survei terbaru yang dilakukan oleh PISA pada tahun 2012
adalah Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara anggota OECD
(NECS, 2012). Hasil survei TIMSS pada prestasi matematika Indonesia tahun
1999 berada pada peringkat ke-32 dari 38 peserta, pada tahun 2003 berada pada
peringkat ke-37 dari 46 peserta dan pada tahun 2007 berada pada peringkat ke-35
dari 45 negara peserta (Kemendikbud, 2011). Pada tahun 2011 TIMSS kembali
melakukan survei dan hasil untuk Indonesia adalah berada pada peringkat ke-38
dari 42 negara (Arora, 2011: 31).
Buruknya prestasi matematika siswa Indonesia menjadi tolak ukur kualitas
pendidikan di Indonesia yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia diakibatkan oleh buruknya sistem pendidikan di Indonesia (Tjalla,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2011: 3). Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah upaya
sadar pemerintah Indonesia untuk memperbaiki sistem pendidikan. Kurikulum
2013 menuntut guru menjadi fasilitator dan bukan lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar (Napitupulu dalam Nuh, 2013: 209). Salah satu sumber belajar
yang direncanakan dan diciptakan oleh guru sebagai penghubung pesan ajar
disebut alat peraga atau media pembelajaran (Munadi, 2010: 5).
Alat peraga pembelajaran membuat siswa mudah memahami konsep
matematika karena memberikan konsep konkret dari materi matematika yang
lebih bersifat abstrak. Usman (1989: 132) menyebutkan bahwa alat peraga
berfungsi sebagai tempat meletakkan dasar-dasar konkret, memperbesar perhatian
siswa, membuat pelajaran lebih berkesan, memberikan pengalaman nyata,
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, dan membantu menumbuhkan
pengertian. Alat peraga dipandang penting untuk menciptakan pembelajaran
matematika yang efektif dan efisien. Alat peraga pembelajaran menuntut siswa
untuk aktif mencari konsep pengetahuan secara mandiri. Jerome Bruner
menyatakan bahwa pengetahuan yang di peroleh siswa sendiri akan lebih bertahan
lama dan pengetahuan yang diperoleh secara mandiri akan menghasilkan hasil
yang paling baik (Dahar, 2011: 79).
Pembelajaran secara mandiri merupakan salah satu karakteristik dari metode
yang dikembangkan oleh Montessori (Montessori, 2013: 192). Maria Montessori
adalah ahli pendidikan dari Italia yang menawarkan suatu metode pendidikan
yang menarik. Montessori memperkenalkan model pembelajaran yang melatih
seluruh panca indera dan keterampilan siswa dengan menggunakan alat peraga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

(Montessori, 2002: 7-8). Montessori menyampaikan bahwa pemberian lingkungan
maupun materi yang tepat dapat memancing spontanitas siswa dalam belajar dan
mengembangkan pengetahuan secara mandiri.
Pembelajaran berbasis metode Montessori dapat menunjang perkembangan
diri siswa secara utuh. Hal tersebut dapat diartikan bahwa aspek pertumbuhan
seperti fisik, intelektual, linguistik, emosi, spiritual, atau sosial akan tumbuh
secara otomatis. Alat peraga yang dikembangkan Montessori memiliki banyak
keunggulan dan dipercayai dapat menumbuhkan kemandirian belajar siswa
sehingga membantu prestasi belajar siswa meningkat. Keunggulan alat peraga
yang dapat mengkonkretkan materi abstrak dinilai dapat mempermudah siswa
memahami materi matematika. Alasan-alasan tersebut menarik peneliti untuk
melakukan penelitian tentang “Perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan
alat peraga matematika berbasis metode Montessori”.

B. Identifikasi Masalah
Latar belakang memaparkan masalah utama pada rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia yang
masih buruk. Buruknya sistem pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari hasil
survei TIMSS dan PISA terhadap prestasi belajar siswa pada bidang matematika.
Proses pembelajaran adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan.
Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
adalah alat peraga. Alat peraga merupakan benda konkret yang dapat membantu
pemahaman siswa dalam memahami materi matematika yang abstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Penggunaan alat peraga yang dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
karakteristik dari model pembelajaran berbasis metode Montessori. Penyampaian
materi dengan menggunakan alat peraga dapat mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki siswa. Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya secara
maksimal sehingga menciptakan perbedaan hasil belajar siswa.

C. Batasan Masalah
Fokus penelitian dapat lebih terarah dengan membatasi permasalahan yang
diteliti. Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah yang dibuat agar tidak
menimbulkan salah tafsir terhadap istilah yang terdapat pada penelitian. Batasan
masalah pada penelitian ini tentang perbedaan prestasi belajar siswa atas
penggunaan alat peraga matematika berbasis metode Montessori. Alat peraga
yang digunakan adalah alat peraga Papan Penjumlahan Pengurangan berbasis
metode Montessori. Mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran
matematika kelas I dengan standar kompetensi 4 “melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah” dan
kompetensi dasar 4.4 “melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
dua angka”. Materi penjumlahan dan pengurangan diambil karena materi tersebut
adalah landasan untuk aritmatika tingkat lanjutnya. Siswa akan kesulitan dengan
materi matematika selanjutnya apabila tidak mampu menguasai materi
penjumlahan dan pengurangan. Prestasi yang diukur dalam penelitian ini adalah
pengetahuan kognitif saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

D. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah berdasarkan latar belakang penelitian ini
yaitu “apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga
matematika berbasis metode Montessori?”.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan alat peraga matematika
berbasis metode Montessori.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka manfaat
penelitian ini adalah:
1.

Bagi siswa
Siswa dapat memperoleh suasana baru dalam kelas, sehingga meningkatkan

antusiasme siswa dalam belajar. Penelitian ini mempunyai manfaat lain yaitu
membantu siswa semakin aktif dalam pembelajaran dan memperoleh informasi
untuk meningkatkan prestasi belajar.
2.

Bagi guru
Guru dapat memperoleh masukkan tentang pengaruh pengguanaan alat

peraga matematika berbasis metode Montessori terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini mempunyai manfaat lain yaitu guru dapat memperoleh bahan
pedoman dan bahan pertimbangan guru dalam usaha meningkatkan mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendidikan dan pengajaran.

Guru

dapat

meningkatkan kinerja

8

dengan

menggunakan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
3.

Bagi sekolah
Sekolah mendapatkan sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena

guru mendapatkan tambahan wawasan baru tentang alternatif alat peraga yaitu
alat peraga Montessori yang diterapkan sekolah tersebut.
4.

Bagi peneliti
Peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan, pengalaman, dan refleksi

bagi dalam tahap pembinaan diri sebagai calon pendidik. Penelitian ini
mempunyai manfaat lain yaitu peneliti dapat mengasah kemampuan dalam
membuat perangkat pembelajaran menggunakan alat peraga berbasis Montessori.
Peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun penelitian yang
bersifat eksperimen.

G. Definisi Operasional
Penelitian ini perlu definisi operasional untuk menyamakan persepsi
tentang hal-hal yang masih berbeda, yaitu :
1.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang
mencakup materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

2.

Alat peraga adalah suatu benda yang digunakan dalam pembelajaran,
sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.

9

Alat peraga matematika adalah alat peraga yang dipakai untuk
menyampaikan pembelajaran matematika.

4.

Metode Montessori adalah metode yang dikembangkan oleh Maria
Montessori dengan cara yang mengoptimalkan kemampuan panca indera
dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan dan menemukan
pengetahuannya sendiri.

5.

Alat peraga Montessori adalah alat peraga yang memiliki spesifikasi:
menarik, bergradasi, auto-corection, auto-education, dan kontektual.

6.

Alat peraga matematika berbasis metode Montessori adalah alat peraga
berbasis Montessori yang digunakan dalam pembelajaran matematika.

7.

Prestasi belajar adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan berbagai
variasi soal mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

8.

Siswa sekolah dasar adalah siswa yang berada pada jenjang Sekolah Dasar.

9.

Pre-test adalah kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa dalam memahami
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

10.

Post-test adalah kegiatan yang dilakukan di akhir pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan akhir yang dimiliki oleh siswa dalam memahami
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab II menguraikan empat bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka memaparkan tentang
beberapa topik bahasan yang berkaitan dengan judul penelitian. Penelitian yang
relevan berisi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yang
akan peneliti lakukan. Kerangka berpikir berisi tentang rumusan konsep yang
diperoleh dari berbagai tinjauan teori. Hipotesis penelitian berisi tentang dugaan
sementara yang akan terjadi pada penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka akan membahas tentang beberapa teori yang berkaitan dengan
judul penelitian. Teori yang akan dibahas adalah tahap perkembangan anak
sekolah dasar, alat peraga matematika Montessori, metode Montessori,
pembelajaran matematika, materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua
angka dan prestasi belajar.
1.

Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Pada topik ini diuraikan tahapan perkembangan anak dan karakteristik siswa

Sekolah Dasar (SD). Teori tahapan perkembangan anak akan menunjukkan
dimana posisi perkembangan siswa SD berada. Teori perkembangan anak diambil
dari pendapat Piaget dan Montessori.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a.

11

Tahap Perkembangan Anak
Perkembangan menurut Piaget adalah suatu proses spontan dengan cakupan

luas yang berakibat pada gejala pertambahan secara terus menerus, modifikasi,
dan penyusunan ulang struktur psikologis (Salkind, 2009: 311). Piaget
mengemukakan bahwa perkembangan merupakan proses kontinyu yang ditandai
dengan berbagai perubahan mendadak dari tahapan satu ke selanjutnya. Setiap
tahap tidak bisa dilompati karena urutan perkembangan sudah pasti dan saling
mempengaruhi antara tahap satu dengan tahap selanjutnya (Salkind, 2009: 325).
Tahap perkembangan kognitif oleh Piaget dibagi menjadi 4, yaitu: tahap sensorimotorik (usia 0-2 tahun), tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), tahap konkret
operasional (usia 7-11 tahun), dan tahap operasional formula (usia 11 tahun ke
atas) (Desmita, 2009: 101). Tabel 2.1 memaparkan tahap perkembangan kognitif
menurut Piaget beserta deskripsi perkembangan yang terjadi dalam setiap tahap.
Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Manusia Menurut Piaget (Desmita, 2009: 101)
Tahap
Usia
Deskripsi Perkembangan
1. Sensori Motor
0 – 2 tahun
Bayi bergerak dari tindakkan reflek instinktif
saat lahir sampai permulaan pemikiran
simbolis.
Pembangunan
pemahaman
didasarkan pada pengalaman-pengalaman
sensor dan tindakkan fisik.
2. Pra-operasional 2 – 7 tahun Anak mulai merepresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar.
3. Operasional
7 – 11 tahun Anak mulai berpikir secara logis mengenai
Konkret
peristiwa-peristiwa
konkret
dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
bentuk yang berbeda.
4. Operasional
11 – hingga Remaja mulai berpikir dengan cara yang lebih
Formal
dewasa
abstrak, logis, dan lebih idealistik.
Tabel 2.1 menjelaskan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget. Tahap
pertama adalah sensori motorik. Tahap sensori motorik terjadi ketika bayi berusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

0-2 tahun. Pada tahap ini bayi membentuk pemahaman yang dilandaskan pada
pengalaman sensorik. Pengalaman sensorik didapatkan dari pengoptimalan panca
indera untuk melakukan gerakan dan interaksi dengan orang atau benda di sekitar.
Contoh penerapan tahap ini adalah bayi menggenggam atau menghisap suatu
benda.
Tahap perkembangan kognitif yang kedua adalah pra-operasional. Tahap
pra-operasional terjadi pada usia 2-7 tahun. Di dalam tahap ini anak mulai
merepresentasikan kata-kata dan gambar-gambar. Kata ataupun gambar yang
dijumpai anak akan dijadikan media mendapat pengalaman dan berkomunikasi
dengan lingkungannya. Perkembangan tersebut menunjukkan peningkatan
simbolis yang melampaui hubungan informasi sensor dan tindakan fisik.
Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret. Tahap ini terjadi pada anak
usia 7-11 tahun. Anak mulai berpikir secara logis mengenai peristiwa yang
konkret. Anak juga sudah mulai mampu mengklasifikasikan benda-benda ke
dalam berbagai jenis bentuk yang berbeda-beda. Anak dalam tahap operasional
konkret tidak mampu melaksanakan operasi yang bersifat abstrak karena masih
kesulitan dalam mengaitkan konsep abstrak dengan pengalaman konkret. Strategi
pendidikan bagi anak operasional konkret semestinya tidak menganggap bahwa
anak mampu belajar tanpa menggunakan pengalaman yang berlandaskan tindakan
nyata (Salkind, 2009: 346).
Tahapan yang terakhir terjadi pada usia 11 tahun hingga dewasa. Tahapan
tersebut adalah tahap operasional formal. Pada tahap ini remaja mulai mampu
memecahkan masalah dan analisis sistematis. Kebanyakan dari mereka dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

menangani berbagai persoalan abstrak mengenai situasi-situasi yang berlawanan
dengan fakta. Pemikiran remaja ditandai dengan kepekaan terhadap orang lain,
kemampuan menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika
tingkat tinggi (Salkind, 2009: 350).
Tokoh kedua yang menjelaskan tentang tahapan perkembangan anak adalah
Maria Montessori. Sedikit berbeda dengan Piaget, Motessori membagi tahap
perkembangan anak menjadi tiga tahapan, yaitu umur 0-6 tahun, 6-12 tahun, dan
12-18 tahun (Montessori, 2008: XII). Montessori menamai tahap pertama dengan
sensorials explorers, tahap kedua reason explorers, dan tahap ketiga dinamakan
humanistic explorers.
“In the first plane of information, children are “senorials explorer”; in the
second, they are “reason explorers”. Now, in the third plane, they became
“humanistic explorers”, interested in the quality of society for themselves
and for others peoples of the world” (Lillard, 1996: 154).
Tahapan yang pertama adalah tahap usia 0-6 tahun. Usia 0-6 tahun disebut dengan
masa sensorials explorers. Pada tahap sensorials explorers anak banyak
menggunakan panca indera untuk mendapatkan pengalaman baru. Usia 0-6 tahun
adalah usia emas bagi anak-anak. Anak mulai belajar melakukan gerak, berlatih
tentang keteraturan, menyayangi lingkungan, serta sangat peka terhadap sesuatu
yang bersifat mendetail dan bilangan atau angka. Tahap kedua disebut dengan
reason explorers. Anak berada pada tahap kedua ketika berusia 6-12 tahun. Pada
tahap ini, anak mulai peka terhadap hal yang bersifat logika dan pembenaran.
“Younger children ask “why” but they are in effect asking “what”, “what is
that”, “what is it called”. In the words, they are searching for fact rather than the

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

reasons behind those facts” (Lillard, 1996: 47). Anak mulai bereksplorasi tentang
pengetahuan melalui hal-hal konkret yang ditemui. Tahap ketiga ialah 12-18
tahun. Tahap ini disebut humanistic explorers. Pada tahapan ini, anak akan
mengalami kematangan fisik dan mulai mencari model ideal yang akan menjadi
idolanya dan menjadikannya acuan untuk diikuti.
b.

Tahap Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Rata-rata usia anak Indonesia ketika memasuki sekolah dasar adalah 6 tahun

dan selesai menjalani pendidikan pada usia 12 tahun (Desmita, 2009: 35). Usia 6
tahun sampai 12 tahun masuk pada tahap operasional konkret menurut Piaget dan
masuk pada tahap kedua menurut Montessori. Piaget memaparkan bahwa anak
usia sekolah dasar memiliki pemikiran operasional konkrit karena sudah mampu
melakukan aktivitas mental mengenai hubungan-hubungan logis dari berbagai
konsep yang difokuskan pada objek ataupun peristiwa konkret (Desmita, 2007:
156). Montessori berpendapat bahwa anak yang berada pada tahap kedua mulai
mencari pengetahuan-pengetahuan baru melalui hal-hal konkret di sekitarnya
(Lillard, 1996: 47). Kesamaan yang ada dalam kedua tahap dari masing-masing
ahli adalah anak mulai mampu berpikir logis, mencari penjelasan, dan
pengetahuan dari pengalaman-pengalaman konkret yang dialaminya.
2.

Metode Montessori
Pada sub bab metode Montessori akan dipaparkan teori mengenai sejarah

metode Montessori, dan metode Montessori. Sejarah metode Montessori
menjabarkan asal terciptanya metode Montessori. Metode Montessori membahas
berbagai aspek yang berkaitan dengan metode Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a.

15

Sejarah Metode Montessori
Maria Montessori adalah dokter dan ahli pendidikan dari Italia. Ia lahir pada

tahun 1870 dan meninggal pada tahun 1952 (Lillard, 1996: 4). Montessori sempat
tinggal di beberapa Negara seperti Itali, Spanyol, India, dan Netherland selama
perang dunia berlangsung. Selama ia berpindah-pindah tersebut, Montessori
mencoba memahami anak-anak dari berbagai kebudayaan. Sampai pada akhirnya
Montessori berminat untuk membantu anak berkebutuhan khusus di daerah
kumuh Roma dengan mendirikan sekolah yang diberi nama Casa Dei Bambini.
Maria Montessori mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang Ia
ciptakan adalah metode yang mengembangkan kebebasan berkarakter dengan
cara yang mengagumkan dan luar biasa (Montessori, 2002: 33). Maria Montessori
mengajarkan anak-anak mengenai kebenaran yang mendasar tentang tata bahasa,
matematika, biologi, dll. Anak-anak belajar dengan baik melalui nomenclature
dan hasil perkerjaan mereka sangat terstruktur. Montessori menjelaskan bahwa
dalam pembelajarannya, anak belajar dengan terstruktur, berfokus pada suatu
proyek tertentu, dan anak memiliki kebebasan untuk kapan dan hal apa yang
ingin mereka pelajari. Pembelajaran Montessori juga merupakan belajar
penemuan. Belajar penemuan tersebut dibantu dengan alat peraga yang didesain
secara eksplisit dapat memberikan makna bagi anak-anak (Lillard, 2005: 328).
Dapat disimpulkan bahwa metode Montessori adalah metode pembelajaran yang
berpijak pada kebutuhan dan kebebasan anak dengan menerapkan belajar
penemuan melalui alat peraga yang dapat mengembangkan panca indera.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b.

16

Metode Montessori
Susanto (2013: 43-44) menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah cara

yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas atau dalam menyajikan
bahan pelajaran. Metode diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adanya
metode tersebut dapat memudahkan siswa untuk menerima dan memahami materi
pelajaran yang diberikan oleh guru. Madjid (dalam Susanto, 2013:44)
menekankan bahwa metode pembelajaran hendaknya memiliki prinsip-prinsip
kegiatan belajar mengajar yaitu: (a) berpusat pada siswa (student centered); (b)
belajar dengan melakukan (learning by doing); (c) mengembangkan kemampuan
sosial; (d) mengembangkan keingintahuan dan imajinasi; dan (e) mengembangkan
kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.
Lillard (2005: 128) mengemukakan bahwa metode pembelajaran Montessori
membebaskan siswa untuk belajar dan bekerja sesuai dengan keinginannya
masing-masing. Di sini, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Jika siswa
ingin melakukan suatu kegiatan, guru hanya boleh mengawasi atau membantu jika
diperlukan.
Montessori mengungkapkan 8 prinsip pendidikan yang ia ciptakan (Lillard,
2005: 29). Prinsip yang pertama ialah konsep gerak (motorik) dan kognitif
berhubungan begitu erat karena gerak dapat berpengaruh pada proses berpikir dan
belajar. Konsep ini menjadi alasan alat peraga Montessori dibuat berdasarkan
pada gerak motorik anak. Alat-alat peraga Montessori sengaja dibuat untuk
membantu siswa mengeksplorasi inderanya. Prinsip yang kedua yaitu kontrol
indera dalam kehidupan dapat mendukung siswa untuk belajar menjadi baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Panca indera manusia berfungsi menerima informasi baru dari lingkungan
sekitarnya, maka panca indera sangat penting bagi perkembangan siswa. Prinsip
ketiga berfokus pada ketertarikan siswa. Montessori beranggapan bahwa siswa
akan dapat belajar lebih baik jika mereka tertarik dengan apa yang sedang mereka
pelajari. Prinsip yang keempat, pemberian penghargaan ekstrinsik untuk sebuah
kegiatan, misalkan uang untuk membaca ataupun nilai tinggi untuk sebuah tes
yang diberikan, merupakan motivasi yang berdampak negatif untuk mendorong
aktivitas tersebut. Penghargaan-penghargaan tadi membuat siswa senang, namun
jika yang terjadi adalah kebalikkannya maka siswa akan kecewa. Kekecewaan
yang siswa rasakan akan dapat mempengaruhi motivasi belajarnya. Prinsip
pembelajaran Montessori yang kelima adalah pengacakan secara kolaboratif dapat
membuat keadaan sangat kondusif untuk belajar. Keadaan kelas Montessori
memiliki siswa dengan umur bervariasi sehingga dapat terjadi pembelajaran
secara tentor sebaya. Prinsip keenam adalah belajar dengan hal konkret akan lebih
bermakna bagi siswa daripada belajar dengan konsep abstrak. Hal konkret akan
membantu siswa, khususnya pada tahap usia anak-anak untuk memahami
pengetahuan dan informasi baru yang siswa dapatkan dari lingkungan sekitar.
Interaksi anak dengan orang dewasa menjadi prinsip ketujuh pembelajaran
Montessori. Bentuk-bentuk interaksi khusus orang dewasa akan terasosiasi oleh
anak dan dapat dilihat pada output anak. Contoh interaksi anak dengan orang
dewasa adalah interaksi siswa bersama guru. Interaksi yang terjalin tersebut dapat
membentuk output siswa, maka interaksi harus dijalin dengan sebaik mungkin.
Prinsip pembelajaran Montessori yang kedelapan adalah lingkungan. Lingkungan

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

di sekitar siswa sangat bermanfaat. Lingkungan yang telah dikondisikan sesuai
dengan kebutuhan siswa akan mendorong siswa untuk belajar dengan mandiri.
Metode Montessori sangat erat hubungannya dengan adanya alat peraga.
Melalui alat peraga, panca indera anak diasah. Alat peraga tersebut diproduksi
oleh Montessori sendiri dengan mendasarkan pada pemikiran Jean Itard dan
Edouard Seguin (Hainstock, 1997: 13). Montessori menciptakan alat peraga sesuai
dengan keterampilan yang ada dalam tahap perkembangan anak, yaitu
keterampilan hidup sehari-hari, bahasa, matematika, geografi, kesenian,
pengetahuan alam, dan budaya.
Beberapa

teori

yang

telah

terpapar

dapat

menjadi

dasar

untuk

menyimpulkan bahwa metode Montessori ialah cara penyampai