SEJARAH ILMU EKONOMI ISLAM PADA MASA RAS

SEJARAH ILMU EKONOMI ISLAM PADA MASA RASULULLAH
1. Pengertian Sejarah
Menurut etimologi, sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang bermakna ketentuan
masa. Kata tarikh bermakna juga perhitungan tahun. Dalam Al-Quran sejarah disebut qashash,
sebagaimana firman Allah SWT.: “Maka bacalah kisah-kisah tersebut.(QS.6:130)
Al-Quran mengandung nilai-nilai transhistoris, artinya Al-Quran diturunkan dalam
realitas sejarah. Sebab Al-Quran turun sebagai respon konkret terhadap sejarah kurun waktu,
peristiwa tertentu, dan tempat tertentu.
Literatur Inggris menyebutkan sejarah dengan istilah history, yang berarti pengalaman
masa lampau dari umat manusia ( the past experience of mankind).
Menurut terminologi sejarah berarti keterangan yang telah terjadi di kalangan masyarakat
pada masa lampau atau masa sekarang. Pengertian sejarah selanjutnnya adalah catatan yang
berhubungan dengan kejadian masa lampau yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan
dalam ruang lingkup yang luas. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, sejarah mengungkapkan
peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa sosial, politik, ekonomi, maupun agama dan
budaya dari suatu bangsa, Negara, atau dunia.
Sayyid Quthb dalam bukunya konsepsi sejarah dalam Islam mengatakan bahwa sejarah
bukanlah peristiwa, melainkan penafsiran terhadap peristiwa-peristiwa, dan pengertian mengenai
hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang meyakini seluruh bagian serta memberinya
dinamisme dalam waktu dan tempat. Namun realitasnya, sejarah adalah science conjecturale atau
pengetahuan dugaan. Artinya, kebenaran sejarah tidak seperti kebenaran ilmu eksperimental. 1

Banyak pula yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal dari bahasa Yunani, historia.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa
Jerman geschichte, dan bahasa Belanda dikenal gescheidenis.2
2. Objek Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang
suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa, maka objek sejarah pendidikan Islam
mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
Islam, baik formal maupun non formal, dengan demikian, akan diperoleh apa yang disebut
sejarah serba objek. Dan hal ini sejalan dengan peran agama Islam sebagai agama dakwah
penyeru kebaikan pencegah kemungkaran , menuju kehidupan sejahtera lahir batin (material dan
spiritual), namun sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Islam umumnya
tidak jauh berbeda dengan objek yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan. 3

Metode sejarah pendidikan Islam dapat pula di kategorikan kepada:

1
2

3


Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta: Radar Jaya, 2012), hal 1-2.
. Aam Abdillah, Pengantar Ilmu Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia,2012), hal 13.
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta: Radar Jaya, 2012), hal 1-2.

a. Teknik pengumpulan data
1. Dokumentasi
2. Wawancara
b. Teknik analisis data
1. Content analysis
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik analisis isi (Content
analysis).
2. Hermeneutik analysis
Secara sederhana hermeneutik dipahami sebagai cara untuk menafsirkan teks masa silam
dan menerangkan perbuatan pelaku sejarah. Richard E. Palmer mengajukan dua pengertian
hermeneutik yaitu pertama; hermeneutic sebagai suatu prinsip-prinsip metodologi penafsiran
yang bersifat umum, dan kedua, hermeneutik sebagai pencarian filosofis tentang karakter dan
kondisi yang dibutuhkan untuk semua aktivitas pemahaman (understanding).
Sejalan dengan itu, Carl Breaten, mendefinisikan hermeneutik sebagai ilmu pengetahuan
yang memikirkan tentang bagaimana menjadikan teks atau peristiwa (budaya) yang terjadi
pada masa lalu dapat dipahami pada masa sekarang sebagaimana makna asal pada masanya.

Dalam penelitian ini pendekatan hermeneutik sangat berguna untuk mengeksplorasi,
menafsirkan dan menganalisis peristiwa maupun para tokoh pelaku sejarah yang tertuang
dalam bentuk teks (buku).
Metode penulisan sejarah :
Dalam penulisan sejarah pendidikan Islam metode yang biasa digunakan adalah :
a. Metode deskriptif
Dengan metode ini ditunjukkan untuk menggambarkan apa adanya tentang sejarah
pendidikan Islam, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW. dalam kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits terutama yang berhubungan
pertumbuhan dan perkembangnya melalui pendidikan harus dijelaskan sebagai mana adanya,
dengan tujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam sejarah tersebut.
b. Metode Komperatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan sebuah perkembangan
pendidikan Islam dengan lembaga-lembaga Islam lainnya. Melalui metode ini dimaksudkan
bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan
berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan
perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu yang menghubungkan secara
1. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sejarah pendidikan islam:
a. Sejarah kebudayaan
Iilmu politik

b. Ilmu filsafat sejarah.4

2. Sejara Ekonomi Islam Pada Pasa Rasulullah

4

Ibid, hlm 4-7

Masyarakat Arab sebelum Islam disebut masyarakat jahiliah, yang dikenal dengan masa
kebodohan , ketidaktahuan, atau kebiadaban, pada saat itu bangsa arab tidak pandai baca
tulis, mereka juga ikut agama watsani, yang bertuhan kepada banyak berhala serta dikenal
dengan prilaku kasar, bermoralitas rendah.
Di segi ekonomi mengikuti kondisi sosial,yang bisa dilihat dari jalan kehidupan bangsa
Arab, perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, jalur-jalur perdagangan tidak bisa dikuasai begitu saja kecuali memang sanggup
memegang kendali keamanan dan perdamaian. Sedangkan kondisi yang aman sepertinya
tidak pernah terwujud di jazirah Arab kecuali di bulan suci. Pada saat suci itulah dibuka
pasar-pasar yang terkenal di Arab seperti Ukadz, Dzilmajaz, Madinah, dan lainnya. Mereka
tidak menguasai perindustrian dan kerajinan. Kebanyakan hasil kerajinan yang ada di Arab,
seperti jahit-menjahit, menjamak kulit, dan lainnya berasal dari daerah Yaman, Hirah, dan

Syam. Sekalipun begitu di tengah jazirah Arab ada pertanian dan pengembalaan hewan
ternak. Sedangkan wanita-wanita Arab hanya bekerja dalam pekerjan pemintalan benang.
Kekayaan-kekayaan yang dimiliki seseorang mampu memecahkan peperangan. Kemiskinan,
kelaparan, dan orang-orang telanjang merupakan pemandangan yang biasa di tengah
masyarakat.
Perikemanusiaan mengarah kepada sifat kebinatangan dan kebuasan, yang kuat
menindas yang lemah, yang kaya memeras yang miskin, yang berkuasa menginjak-injak yang
dikuasainya, sehingga persaudaraan menjadi permusuhan, persatuan menjadi perpecahan,
kesayangan menjadi kebengisan.
Menurut Abudin Nata dan Fauzan, dalam hal perekonomian bangsa Arab praIslam berada
dalam kondisi kesesatan, terlihat dalam menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang
atau sesuatu yang diperlukan, seperti mencuri, berjudi, merampok, menipu, memeras, atau
melipat gandakan bunga (riba) kepada orang yang meminjamkan uang kepadanya. Praktek
ekonomi demikian itu pada tahap selanjutnya menimbulkan kesenjangan sosial antara kaum
yang kaya raya dengan kaum yang miskin . kasus-kasus diatas, sesungguhnya merupakan
indikasi masyarakat yang jauh dari aturan dan nilai-nilai luhur. 5
a. Deskripsi Kehidupan Ekonomi Bangsa Arab
Sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., bangsa Arab dikenal
sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan dalam bidang ekonomi, letak geografis yang
cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di Mekkah menjadi cepat tersebar luas ke

berbagai wilayah disamping cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan oleh umat Islam.
Bahkan, bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan, diantaranya kerajaan Saba’, Ma’in dan
Qutban serta Himyar yang semuanya berada diwilayah Yaman. Di sisi lain, kenyataan bahwa AlQuran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan diturunkan dalam konteks geografis Arab,
mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu pemahaman yang koprehensif terhadap Al-Quran
hanya mungkin dilakukan dengan melacak pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan
lingkungan mereka yang menjadi audien pertama Al-Quran, yaitu Muhammad SAW. dan
masyarakat Arab saat itu dengan segala kultur dan tradisinya untuk memiliki pengertian yang
sebenar-benarnya tentang asal mula Islam, satu hal yang perlu diketahui adalah keadaan Arab
sebelum adanya Islam, Muhammad SAW., dan sejarah Islam terdahulu.
5

Ibid, hlm 11-14

b. Pengaruh sejarah islam terhadap pembentukan sistem ekonomi islami
Terdapat hubungan pengaruh yang signifikan sejarah Arab pra-Islam terdapat
perkembangan dan pembentukan islam selanjutnya. Saling mempengaruhi antar budaya menjadi
mata rantai sejarah islam yang tidak terpisahkan. Fakta sejarah bahwa Arab dahulu memiliki
peradaban, baik secara sendiri maupun dipengaruhi oleh budaya lain menjadi lembaran panjang
dalam sejarah.
Sejarah Islam Arab adalah akibat dari pengaruh dari budaya bangsa-bangsa disekitarnya

yang lebih awal maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab, pengaruh tersebut masuk ke
jazirah Arab melalui beberapa jalur, dan beberapa yang terpenting diantaranya adalah:
1. Melalui hubungan dagang dengan bangsa lain
2. Melalui kerajaan-kerajaan protektorat , Hirah dan Gassan
3. Masuknya misi Yahudi dan Kristen .6
c. Peradaban Perekonomian Pada Masa Nabi Muhammad SAW.
1. Hijrah sebagai awal membangun peradaban baru
a. Legalisasi hijrah
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. yang dilegalkan oleh khalifah Umar bin
Khattab, sebagai awal tahun baru dalam kalender Islam dipopulerkan sebagai tahun
Hijriah yang penetapannya dilakukan sejak rasul hijrah pada tahun 622 Masehi.
Diantara penetapan tersebut adalah hijrah merupakan pemisahan periode Mekkah dan
Madinah.
Untuk melepaskan diri dari hegemoni kaum jahiliyah Mekkah , Nabi
memutuskan untuk hijrah atas petunjuk Allah SWT. dengan meninggalkan kampung
kelahiran, harta dan keluarga yang dicintainya dengan berjalan kaki tidak kurang dari
500 km menuju Madinah. Pasca hijrahnya Nabi bersama sahabat ke Madinah
merupakan awal pencerahan dan perubahan nasib umat Islam. Sebab, apabila di
Mekkah, umat Islam yang masih minoritas di tindas dan dimusuhi, di Madinah umat
islam justru mendapat perlakuan cukup baik dari kaum Anshar.

2. Jejak rekam perekonomian Islam pada masa Muhammad SAW.
Secara simplistis, kelahiran Muhammad SAW. ke muka bumi pada hakikatnya
adalah kelahiran sebuah peradaban baru yang penuh pencerahan. Jika kita mengukur
kebesaran dengan pengaruh, Muhammad SAW. adalah raksasa sejarah. Beliau berjuang
meningkatkan taraf hidup rohaniah dan moral suatu bangsa yang tenggelam dalam
kebiadaban karena kegersangan dan keganasan gurun dengan pedoman Islam.
Tentu saja pedoman yang digunakan oleh Nabi SAW. dalam menyelesaikan
persoalan tersebut adalah Al-Quran. sekalipun demikian sebagaimana diketahui, AlQuran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. tidak sekaligus tetapi berangsurangsur dimulai di Makkah dan diakhiri di Madinah. Atas dasar wahyu yang sudah
diturunkan itulah, Nabi menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi dalam
masyarakat pada waktu itu, tetapi adakalanya timbul persoalan yang cara
penyelesaiannya belum disebut oleh wahyu yang sudah diterima oleh Nabi. Dalam hal
ini, Nabi berijtihad.
6

Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hal
30-32.

Nabi lah yang menjadi satu-satunya sumber hukum. Dalam arti lain, secara
langsung pembuat hukum adalah Nabi, sedangkan Tuhan membuat hukum secara tidak
langsung. Hal ini karena tugas Nabi adalah menyampaikan dan melaksanakan hukum

yang di tentukan Tuhan. Setelah Nabi wafat sahabat berpegang pada Al-Quran dan
sunnah yang di tinggalkan Nabi.
Masa Nabi ini terbagi menjadi dua periode, Makkah dan Madinah. periode
Mekkah berlangsung selama 12 Tahun dan beberapa bulan semenjak turun wahyu yang
pertama hingga Nabi berhijrah ke Madinah. Dalam periode ini, nabi telah mencurahkan
perhatiannya untuk memperbaiki kepercayaan masyarakat Arab dengan menanamkan
akidah (tauhid) kedalam jiwa mereka serta memalingkannya dari memperhamba diri
kepada selain Allah.
Pada periode Madinah, Islam menjadi kekuatan politik. Dalam jangka waktu
yang relatif singkat, Rasulullah SAW. telah menjadi pemimpin sebuah komunitas kecil
yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Rasullulah SAW. pun menjadi
pemimpin bangsa Madinah. Ajaran Islam yang berkenaan dengan masyarakat
(mu’amalah) banyak turun dikota ini. Dengan demikian selama periode Madinah, Nabi
SAW. mempunyai kedudukan sebagai kepala Negara disamping pemimpin agama. 7
3. Pengembangan sistem ekonomi atas petunjuk Al-Quran
Dalam tulisan Adiwarman , disebutkan bahwa untuk permulaan, Madinah merupakan
Negara yang baru terbentuk dengan kemampuan daya mobilitas yang sangat rendah dari sisi
ekonomi. oleh karena itu, peletakan dasar-dasar sistem keuangan Negara yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. merupakan langkah yang sangat signifikan, sekaligus brilian dan
spektakuler pada masa itu. Sehingga Islam sebagai sebuah agama dan Negara dapat

berkembang dengan pesat dalam jangka waktu yang relatif singkat dan dilakukan secara
bersamaan.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh nabi Muhammad SAW. bersifat Qurani .
Al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran Islam telah menetapkan berbagai aturan
sebagai hidayah (petunjuk) bagi umat manusia dalam melakukan aktivitas di setiap aspek
kehidupannya termasuk di bidang ekonomi. Prinsip Islam yang paling mendasar adalah
kekuasaan tertinggi hanya milik Allah SWT. semata dan manusia diciptakan sebagai
khalifah-Nya dimuka bumi. Sebagai khalifah manusia telak diciptakan dalam bentuk
yang paling baik dari seluruh ciptaan lainnya, seperti matahari, bulan, bintang, dan langit,
telah ditakdirkan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Sebagimana firman Allah SWT.
dalam surat al-A’raf ayat 10:

‫ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِيهَا‬
ِ ْ‫َولَقَ ْد َم ّكنّا ُك ْم فِي ْالَر‬
‫ش ۗ قَلِ ل‬
َ‫يل َما تَ ْش ُكرُون‬
َ ِ‫َم َعاي‬

Artinya: “Dan sungguh, kami telah menempatkan kamu di bumi dan disana kami sediakan
(sumber) penghidupan untukmu. (tetapi) sedikit kali kamu bersyukur”( Q.S. Al-A’raf:10).

4. Pasar pada masa Rasulullah SAW.

7

Ibid, hlm 39-44.

Bukti nyata bahwa Rasulullah SAW. sebagi pedagang adalah beliau senantiasa berada
dan mengawasi pasar. Pasar memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat
muslim pada masa Rasulullah SAW. dan khulafaur rasyidin. Bahkan, Muhammad SAW.
pada awalnya adalah seorang pebisnis demikian pula Khulafaur Rasyidin dan kebanyakan
sahabat. Pada negeri Syam. Kemudian sejalan dengan usianya ynag semakin dewasa,
Muhammad semakin giat berdagang, baik dengan modal sendiri maupun musyarakah,
dianggap cukup popular pada masyarakat Arab pada waktu itu. Salah satu mitra bisnisnya
adalah Khadijah, seorang wanita pengusaha yang cukup disegani di Mekkah yang akhirnya
menjadi istri beliau.
Secara faktual, selain sebagai Rasulullah SAW., beliau juga seorang pedagang
professional dan selalu menjunjung tinggi kejujuran hingga mendapat julukan al-Amin (yang
terpercaya). Setelah menjadi Rasul beliau memang tidak lagi menjadi pelaku bisnis secara
aktif karena situasi dan kondisinya yang tidak memungkinkan. Pada awal perkembangan
Islam di Mekkah, Rasulullah SAW. dan masyarakat muslim mendapat gangguan dan terror
yang berat dari masyarakat kafir Mekkah, (terutama suku Quraisy, suku Rasulullah sendiri)
sehingga perjuangan dan dakwah merupakan prioritas . ketika masyarakat muslim telah
berhijrah ke Madinah, peran Rasulullah SAW. bergeser menjadi pengawas pasar atau almuhtasih, beliau mengawasi jalannya mekanisme pasar di Madinah dan sekitarnya agar tetap
dapat berlangsung secara Islami.
Pada saat itu, mekanisme pasar sangat dihargai, beliau menolak untuk membuat
kebijakan penetapan harga manakala tingkat harga di Madinah pada saat itu tiba-tiba naik.
Sepanjang kenaikan terjadi karena kekuatan permintaan dan penawaran yang murni, yang
dibarengi dengan dorongan-dorongan monopolistik dan monopsonistik, tidak ada alasan
untuk tidak menghormati harga pasar. Pada saat itu para sahabat berkata, “wahai Rasulullah!
Tentukanlah harga untuk kita ! “ Beliau menjawab,”Allah itu sesungguhnya adalah penentu
harga pasar. Penahan, pencurah, serta pemberi rezeki. Aku berharap dapat menemui Tuhanku
dimana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan
harta.”
Hadis diatas dengan jelas menyatakan bahwa harga pasar merupakan hukum alam
(sunnatullah) yang harus di junjung tinggi. Tidak seorang pun secara individual dapat
mempengaruhi pasar, sebab pasar adalah kekuatan kolektif yang telah menjadi ketentuan
Allah SWT.. Pelanggaran terhadap harga pasar, misalnya penetapan harga dengan cara dan
alasan yang tidak tepat, merupakan suatu ketidakadilan yang akan dituntut pertanggung
jawabannya di hadapan Allah SWT.. Penjual yang menjual harga barangnya dengan harga
pasar laksana berjuang dijalannya Allah SWT. (jihad fii sabilillah). 8
5. Pensyariatan zakat
Pada masa pemerintahan Rasulullah SAW., belum ada tentara dalam bentuk
formal dan tetap. Setiap muslim yang memiliki fisik yang kuat dan mampu berperang
bisa jadi tentara. Mereka tidak memperoleh gaji tetap. Tetapi diperbolehkan untuk
mendapatkan bagian dari harta rampasan perang, seperti senjata, kuda, unta, dan barangbarang bergerak lainnya. Pada saat itu belum ada ketentuang yang mengatur tata cara
pembagian harta rampasan perang (ghanimah).(

8

Ibid, hlm 44-71

Situasi tersebut berubah setelah turunnya surat al-Anfal (rampasan perang) pada
tahun kedua Hijriah. dalam ayat ini, Allah SWT. Menentukan tata cara pembagian harta
ghanimah dengan formulasi sebagai berikut: seperlima bagian untuk Allah dan RasulNya (seperti untuk Negara yang dialokasikan nagi kesejahteraan umum), dan untuk para
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan para musafir. Bagian seperlima ini
dikenal dengan istilah khums
Pada tahun kedua Hijriah Allah SWT. Mewajibkan kaum muslim menunaikan
zakat fitrah pada setiap bulan Ramadhan. Besar zakat ini adalah satu sha’ kurma, tepun,
keju lembut, kismis; atau setengah sha’ gandum untuk setiap muslim, baik budak ataupun
merdeka, laki-laki, perempuan, muda atau tua, serta dibayarkan sebelum pelaksanaan
shalad ‘Id. Setelah perekonomian kaum muslim stabil, Allah SWT. Mewajibkan zakat
mal atau (harta) pada tahun kesembilan Hijriah. Sekalipun demikian, sebagian besar ahli
hadis cenderung berpendapat bahwa zakat mal telah ada seblum tahun kesembilan
Hijriah. Maulana Abul Hasan menyatakan bahwa zakat mal diwajibkan setelah peristiwa
Hijrah dan dalam kurun waktu lima tahun setelahnya. Fakta sejarah lain menyebutkan
bahwa zakat telah disebutkan dalam surat-surat yang turun di Mekkah, bahkan riwayat
sebelumnya telah menjelaskan hal tersebut, seperti dalam pidato Ja’far tentang zakat pada
sidang di Najasyi pada tahun kelima kenabian atau pembebanan zakat dan ushr atas
anggur dan kurma terhadap bani Tsaqif pada tahun ke delapan Hijriah.
Sebelum diwajibkan, zakat bersifat sukarela, yakni hanya berupa komitmen
perorangan tanpa ada aturan khusus atau batasan-batasan hukum. Ketika fondasi islam
telah benar-benar kokoh, Negara mulai berekspansi dengan cepat dan masyarakat
beamai-ramai memeluk agama Islam. Pada tahun ke Sembilan Hijriah, Allah SWT.
Menurunkan ayat yang mengatur alokasi pengeluaran zakat. Atas dasar ayat ini,
Rasulullah membuat peraturan zakat yang meliputi sistem pengumpulan zakat, dan
barang-barang yang dikenakan zakat, batas bebas zakat, dan tingkat presentase zakat
untuk setiap barang yang berbeda-beda. Selanjutnya, Rasulullah mengutus para
pengumpul zakat ke berbagai daerah dengan tugas yang jelas. Pada masa ini,
pengumpulan zakat bukan merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu khusus dan
para petugasnya tidak diberikan gaji resmi, tetapi hanya memperoleh bayaran tertentu
dari dana zakat.9
6. Sumber pendapatan pada masa Rasulullah
Pada masa pemerintahannya, Rasulullah SAW. menerapkan jizyah, yakni pajak yang dibebankan
kepada orang-orang nonmuslim, khususnya ahli kitab, sebagai jaminan perlindungan jiwa, harta mili,
kebebasan menjalankan ibadah, serta pengecualian dari wajib militer. Besarnya jizyah adalah satu dinar
pertahun untuk setiap orang laki-laki dewasa yang mampu membayarnya. Perempuan, anak-anak dan
pengemis, pendeta, orang tua, penderita sakit jiwa, dan semua yang menderita sakit dibebaskan dari
kewajiban ini.
Diantara sumber pendapatan Negara pada masa Rasulullah SAW., zakat dan ushr (zakat hasil
pertanian dan buah-buahan) merupakan dua pendapatan yang paling utamadan penting. Keduanya
berbeda dengan pajak dan tidak diberlakukan seperti pajak. Zakat dan ushr merupakan kewajiban agama
9

Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia), 2010, hlm
61-63.

dan merupakan salah satu rukun Islam. Pengeluaran untuk keduanya sudah diuraikan secara jelas dan
eksplisit di dalam Al-Quran. Oleh karena itu, pengeluaran untuk zakat tidak dapat dibelanjakan untuk
pengeluaran umum Negara. Lebih jauh lagi, zakat secara fundamental adalah pajak lokal.
Pada masa Rasulullah SAW., zakat dikenakan pada hal-hal berikut:
1. Benda logam yang terbuat dari emas, seperti koin, perkakas, perhiasan, atau dalam bentuk
lainnya;
2. Benda logam yang terbuat dari perak, seperti koin, perkakas, perhiasan, atau dalam bentuk
lainnya;
3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, domba, dan kambing;
4. Berbagai jenis barang dagangan, termasuk budak dan hewan;
5. Hasil pertanian, termasuk buah-buahan;
6. Luqathah, harta benda yang di tinggalkan musuh;
7. Barang temuan.
Zakat emas dan perak ditentukan berdasarkan beratnya. Binatang ternak yang
digembalakan secara bebas ditentukan berdasrkan jumlahnya. Barang dagangan, barang
tambang, dan luqathah ditentukan berdasarkan nilai jualnya serta hasil pertanian dan buahbuahan ditentukan berdasarkan kuantitasnya. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah telah
mentapkan nisab, yakni batas terendah dari kuantitas atau nilai dari suatu barang dan jumlah
dari tiap jenis binatang ternak. Nisab dan tingkat zakat, dari berbagai jenis barang, berbeda
satu sama lain. 10
Selain sumber-sumber pendapatan negara tersebut, terdapat beberapa sumber pendapatan
lainnya yang bersifat tambahan (sekunder). Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Uang tebusan para tawanan perang, khususnya perang Badar. Pada perang lain tidak
disebutkan jumlah uang tebusan tawanan perang, bahkan 6.000 tawanan perang
Hunain dibebaskan tanpa uang tebusan.
2. Pinjaman-pinjaman (setelah penaklukan kota Mekkah) untuk pembayaran diyat kaum
muslim bani Judzaimah atau sebelum pertempuran Hawazin sebesar 30.000 dirham
(20.000 dirham menurut bukhari) dari Abdullah bin Rabiah dan meminjam beberapa
pakaian dan hewa-hewan tunggangan dari Sufyan bin Umayyah.
3. Khums atas rikaz atau harta karun.
4. Amwal Fadilah, yakni harta yang berasal dari harta benda kaum muslim yang
meninggal tanpa ahli waris atau harta seorang muslim yang telah murtad dan pergi
meninggalkan negaranya.
5. Wakaf, yaitu harta benda yang didekasikan oleh seorang muslim untuk kepentingan
agama Allah dan pendapatannya akan disimpan di Baitul mal.
6. Nawaib, yaitu pajak khusus yang dibebankan kepada kaum muslim yang kaya raya
dalam rangka menutupi pengeluaran Negara selama masa darurat, seperti yang
pernah terjadi pada masa Perang Tabuk.
7. Zakat fitrah.
8. Bentuk lain sedekah, seperti hewan Qurban dan kafarat adalah denda atas kesalahan
yang dilakukan oleh seorang muslim pada saat melakukan kegiatan ibadah, seperti
berburu pada musim Haji.
10

Ibid, hlm 67.

Data lain menunjukkan bahwa jumlah total pendapatan Negara pada masa Rasulullah SAW.
tidak bisa diketahui. Menurut para sejarahwan muslim, hal ini disebabkan beberapa alasan
berikut.
1. Jumlah kaum muslim yang bisa membaca masih sedikit dari jumlah ini, orang yang dapat
menulis atau mengenal aritmatika sederhana berjumlah lebih sedikit lagi.
2. Sebagian besar pendapatan bernilai setara dan didistribusikan atau diberikan dalam bentuk
ytang sama.
3. Sebagian besar pendapatan zakat hanya didistribusikan secara lokal.
4. Bukti-bukti penerimaan dari berbagai daerah yang berbeda tidak umum digunakan.
5. Pada kebanyakan kasus, harta ghanimah didistribusikan berselang tidak lama setelah terjadi
peperangan tertentu.
Data terperinci tentang pengeluaran pada masa pemerintahan Rasulullah SAW. juga tidak
tersedia. Sekalipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa sistem keuangan yang ada pada
masa itu tidak berjalan dengan baik dan benar. Rasulullah SAW. senantiasa memberikan
perintah yang jelas dan tegas kepada para petugas yang sudah terlatih mengumpulkan zakat.
Dalam kebanyakan kasus, beliau menyerahkan pencatatan penerimaan harta zakat kepada
masing-masing petugas. Setiap perhitungan yang ada disimpan dan diperiksa oleh Rasulullah
SAW. dan setiap hadiah yang diterima oleh para pengumpul zakat akan disita, seperti yang
terjadi pada Al-Lutbigha, pengumpul zakat dari bani Sulaim. Berkaitan dengan pengumpulan
zakat ini, Rasulullah SAW. sangat menaruh perhatian terhadap zakat harta, terutama zakat
unta. Hasil pengumpulan kharaj dan jizyah didistribusikan melalui suatu daftar pembayaran
yang berisi nama-nama yang berhak menerimanya. Masing-masing menerima bagian sesuai
dengan kondisi materialnya, orang yang sudah menikah memperoleh bagian dua kali lebih
besar dari pada orang yang belum menikah.
6. Manajemen zakat
Pada masa Rasulullah SAW., jumlah kuda di Arab masih sangat sedikit, terutama kuda
yang dimiliki oleh kaum muslim karena digunakan untuk kebutuhan pribadi dan jihad.
Pada perang Badar, pasukan kaum muslim yang berjumlah 313 orang hanya memiliki
dua kuda. Pada saat itu pengepungan suku bani Quraizhah (5 H), pasukan kaum muslim
memiliki 36 kuda. Pada tahun yang sama, di Hudaibiyah, mereka mempunyai sekitar dua
ratus kuda. Karena zakat dibebankan terhadap barang-barang yang memiliki
produktivitas, seorang budak atau seekor kuda yang dimiliki kaum muslim ketika itu
tidak dikenakan zakat.
Pada periode selanjutnya, kegiatan beternak dan memperdagangkan kuda
dilakukan secara besar-besaran di Syiria
dan di berbagai wilayah kekuasaan Islam
lainnya.

Daftar pustaka
Ramayulis. 2012. Sejarah Pendikdikan Islam. Jakarta: Radar Jaya
Abdillah, Aam. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Suhendi, Hendi.2010. Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124