POSISI BAHASA ARAB DI DUNIA ISLAM

Latihan 1
Nama : Yuliana Rahmat
STAIN Sorong
yulianarahmatt@gmail.com

Abstrak
Bahasa Arab adalah bahasa Islam dan kaum Muslimin. Hal ini dimulai sejak terbitnya
Islam di lembah Mekah pada 15 abad yang lalu. Dengan bahasa ini, Al-Qur’an diturunkan untuk
mengatur kehidupan manusia. Dengan bahasa ini pula, penutup para nabi dan rasul, Muhammad
Saw berbicara dan menyampaikan risalah-Nya.

Pendahuluan
Bahasa

Arab (Arab: ‫اللغغغغغغة العربية‬, translit. al-lughah

al-‘Arabīyyah,

atau

secara


ringkas ‫‘ عععععربي‬Arabī) adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam
rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami.
Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun
bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana
sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari
25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa
yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan
memiliki banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu
sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 subbahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra)
diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan,
dan media massa.

1

Latihan 1
A. Kedudukan Bahasa Arab dalam Dunia Islam
Bahasa

Arab


Baku

berasal

dari Bahasa

Arab

Klasik,

satu-satunya

anggota

rumpun bahasa Arab Utara Kuno yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat
dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4.[4] Bahasa Arab Klasik
juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad
ke-6. Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama

seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab
juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang
menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Bahasa Arab adalah bahasa terbaik di dunia, karena Allah memilihnya menjadi bahasa
yang digunakan di dalam kitab-Nya yang mulia. Selain itu, bahasa Arab memang memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap pendidikan. Terutama dalam memahami Islam dengan baik
dan benar. Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak
akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Dengan memahami bahasa Arab, penguasaan dan
pemahaman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi lebih mudah dan akan mengantarkan
orang untuk dapat menghayati nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Al-Quran secara jelas meletakkan keutamaan terhadap bahasa Arab melalui firman Allah
dalam surat Yusuf ayat 2:
َ‫إنّآ أَ ْنزَ ْل أنهُ قُرْ أأنًا َع َربِيًّا لّ َعلّ ُك ْم تَ ْعقِلُوْ ن‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an berbahasa Arab, agar kamu
mengerti.” (Yusuf [12]: 2)
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas :“Yang demikian itu
(bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang
paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh
karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada Rasul yang paling

mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara
malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada
dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada
2

bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala
sisi. (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf)

B. Urgensi Mempelajari Bahasa Arab
Ada tiga alasan kenapa kita harus mempelajari Bahasa Arab. Pertama, lughatul Islam
(bahasa Islam). Setiap muslim tentu mengharapkan ridha Allah Swt. Hal ini didasari oleh
pemahamannya yang benar terhadap Islam. Sehingga ibadah dan amalan-amalan lainnya kepada
Allah akan benar dan bermanfaat bagi peradaban dan kehidupan umat manusia.
Kedua, lughatul muslimin (bahasa kaum muslimin). Sudah menjadi ketentuan Allah
bahwa nabi Muhammad SAW. adalah rasul terakhir yang diutus kepada seluruh umat manusia,
dan menjadi rahmat seluruh alam semesta. Islam, risalah yang dibawanya tidak melebihkan
Bangsa Arab atas bangsa lain, tidak pula melebihkan derajat kulit putih atas kulit berwarna.
Islam membawa misi peradaban dan menjadi guru bagi kemanusiaan. Oleh karena itu Islam
memerlukan bahasa pemersatu bagi umatnya. Tidak ada pilihan lain untuk melakukan peran itu,
kecuali dengan berbahasa Arab.

Ketiga, lughatul ilmiyyah (bahasa ilmu pengetahuan). Apakah bahasa Arab memiliki
peran dalam hal ini? Jawabannya adalah ya. Pertama, karena sumber ilmu pengetahuan, yaitu alQur’an dan hadits menggunakan bahasa Arab. Kedua, karena bahasa Arab adalah bahasa
pemersatu umat Islam. Ketiga, karena bahasa Arab bahasa terkaya dari semua bahasa yang ada
di bumi. Keempat, karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh
penduduk bumi seiring dengan bertambahnya populasi umat Islam.
Sebagaimana bahasa-bahasa lain pada umumnya, bahasa Arab juga memiliki
karakteristik. Karakteristik inilah yang membedakan dan membuat bahasa ini begitu istimewa.
Karakteristik-karakteristik itu di antaranya suhulah (mudah), syaamil (komprehensif), jamilah
(indah), mujizah (menarik), fathonah (cerdas), dan wadhihah (jelas).
Selain itu, tentang tujuan belajar bahasa ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata, “Umat Islam butuh kepada bahasa Arab adalah karena hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam diungkapkan dengannya. Maka jika orang-orang yang mahir bahasa Arab
berpaling dari prinsip ini, (maka) kedudukannya seperti kedudukan para pemilik almu’allaqat (sya’ir-sya’ir yang digantung di Ka’bah) yang tujuh dan orang-orang seperti mereka
merupakan kayu bakar Jahanam” (Al-Fatawa13/207). Oleh sebab itu, dapat diketahui bahwa
belajar kaidah-kaidah bahasa Arab, menekuni cabang-cabangnya, dan menguasai pokok3

pokoknya adalah semata untuk mengetahui maksud dari Kalamullah Subhanahu wa Ta’ala dan
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abdul Hamid bin Yahya dalam al-Hâsyimiy (1354 H: 4) berkata: Aku mendengar
Syu’bah berkata:

‫تعلموا العربية فإنها تزيد في العقل‬
“Pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah (ketajaman) daya nalar.”
Selanjutnya Akkawi (1987: 2) menulis bahwa Amir al-Mu’minin Umar bin al-Khattab
radhiallahu ‘anhu berkata:
‫أحرصوا علي تعلم العربية فإنّها جزء من دينكم‬
“Hendaklah kamu sekalian tamak (keranjingan) mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab
itu merupakan bagian dari agamamu.”
Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Setiap muslim berkewajiban mempelajari bahasa
Arab semampunya hingga dia bersaksi tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan membaca al-Qur’an dengannya. Setiap kali
pengetahuannya tentang bahasa yang Allah jadikan sebagai bahasa sang Nabi yang dengannya
Dia menutup kenabian serta dengannya Dia menurunkan kitab-Nya yang terakhir, maka (setiap
kali itu pula) ia menjadi kebaikan baginya” (Ar-Risalah, hlm. 49).

C. Peranan Bahasa Arab dalam Penentuan Hukum Islam
Bahasa Arab resmi menjadi bahasa wahyu, sejak ayat pertama sampai kelima surat
‘Alaq diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dan berlanjut secara berkala wahyu itu turun
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. menurut Azhar Arsyad sejak pengamat baik Barat maupun
orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar tinggi dan keelokan
linguistik yang tertinggi, yang tiada taranya. Hal itu tentu saja, berdampak pada munculnya

superioritas sastra dan filsafat bahkan pada saint seperti ilmu matematika, kedokteran, ilmu
bumi dan tata bahasa Arab sendiri pada masa kejayaan Islam setelahnya.
Ketepatan menentukan hukum adalah berdasarkan kepada sumber-sumber perundangan
Islam yang asal seperti al-Quran, al-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Penetapan hukum ini juga
berasaskan kaedah yang digunakan oleh para mujtahid dalam menghasilkan sesuatu hukum
syara’. Para mujtahid menganggap penting bahasa Arab karena sumber hukum diambil dari
sumber-sumber berbahasa Arab seperti al-Quran dan as-Sunnah. Jadi, pengetahuan yang

4

mendalam dalam bahasa Arab merupakan syarat utama bagi para mujtahid untuk mengurai dan
menafsiri suatu masalah yang berkaitan dengan hukum.
Antara contoh yang jelas dapat diperhatikan ialah penggunaan kata kerja imperative
(amr) yang menunjukkan kepada hukum wajib. Allah Swt. berfirman dalam al-Quran:
‫وأقيموا اللةة وأتوا الزكاة‬
Artinya : “… Dan dirikanlah sembahyang serta berikanlah zakat.…”
Ayat ini menunjukkan kepada perintah mengerjakan solat dan mengeluarkan
zakat.Begitu

juga


dengan

penggunaan

kata

kerja

larangan

(nahi)

yang

menunjukkankepadahukum larangan atau haram. Allah Swt. berfirman dalam surat lain:
‫وتتقربوا الزنا‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina …”
Ayat ini menunjukkan larangan yang membawa kepada hukum haram perbuatan zina
dan juga melakukan perkara-perkara yang bisa membawa kepada perbuatan zina.Kajian dalam

bahasa adalah unsur penting dalam menghasilkan pemahaman yang jelas dan tepat mengenai
suatu hukum. Dengan itu, asas-asas kajian bahasa seperti musyarik (sinonim), mutadha’
(akronim), makna-makna kata huruf dan nama-nama syar’iyyah merupakan “alat” utama yang
digunakan oleh para ulama mujtahid dalam penentuan sesuatu hukum.
Begitu juga dengan fungsi dan penguraian makna yang tepat bagi tiap huruf seperti
pemahaman ayat wudlu dalam firman Allah:
‫وامسحوا برؤوسكم‬
Artinya : dan usaplah kepalamu....”
Syafi’i berpendapat maksud huruf (jarr) ba’ dalam ayat adalah untuk menerangkan
tentang keadaan tab’idh (separuh) yang berarti “sebagian”. Dengan kata lain, usap yang
dikehendaki dalam ayat ini hanya sebagian kepala. Mengikuti penafsiran makna ini, mazhab
Syafi’i hanya menentukan usap sedikit saja daripada bagian kepala dengan air (tidak
diterangkan kadar “sedikit”) sebagai salah satu syarat sah wudhu.
Malik berpendapat bahwa huruf (jarr) ba’ dalam ayat tersebut menerangkan tentang
zaidah li at-ta’kid (penambahan) yang memberi maksud seluruh. Dengan itu, beliau meletakkan

5

syarat mengusap keseluruhan kepala dengan air ketika berwudhu sebagai satu perkara yang
mesti dilakukan.

Abu Hanifah dalam memberi ulasan mengenai ayat ini menyatakan bahwa huruf (jarr)
ba’ dalam ayat memiliki makna lil-ilsaq (sampai atau lekat) yaitu memberi maksud
menyampaikan sesuatu kepada sesuatu. Dengan penafsiran ini, maka kepala mesti
diusap keseluruhannya dengan air.

6

Kesimpulan
Bahasa Arab adalah bahasa terbaik di dunia, karena Allah memilihnya menjadi bahasa
yang digunakan di dalam kitab-Nya yang mulia. Selain itu, bahasa Arab memang memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap pendidikan. Terutama dalam memahami Islam dengan baik
dan benar. Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak
akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Dengan memahami bahasa Arab, penguasaan dan
pemahaman terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi lebih mudah dan akan mengantarkan
orang untuk dapat menghayati nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.

7

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab
http://pustakailmiyahulilabshor.blogspot.com/2015/05/kedudukan-bahasa-arabdalam-perumusan.html

8