EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI

JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO
Vol. 2, No.1, Januari 2016, 001-010
ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850

EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN
PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI
VIVI AFRIANTI
SULAIMAN MIRU
SYAMSUDDIN
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako
Email: [email protected]

ABSTRACT
This study aims to identify and analyze the effectiveness and efficiency of the facility layout on the
rice mill ‘Diki’ in Sigi District. The type of this research is case study that is conducted through
intensive, detailed, and in-depth research. The analytical method used is travel chart method and
effectiveness layout analysis. The results of effectiveness layout analysis is about 1267, which means
that the layout of the factory facilities at the Diki rice mill is effective because the facilities of heavy
flow products placed closely. The efficiency of the processing time by 62% shows the working time on
Diki rice mill is efficient because the ‘time out’ is smaller than 38%.
Keywords: layout plant facilities, travel chart methods, analysis of the effectiveness of the layout


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas dan efisiensi tata letak
fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki di kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini merupakan studi
kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu objek
organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Metode analisis yang digunakan yaitu
metode travel chart dan analisis efektifitas layout, Hasil penelitian dengan menggunakan analisis
efektifitas layout yaitu sebesar 1.267 yang menunjukkan bahwa tata letak fasilitas pabrik pada
penggilingan padi Diki sudah dapat dikatakn efektif, karena fasilitas yang mempunyai aliran produk
yang berat diletakkan berdekatan. Dan tingkat efisiensi dari waktu pengerjaan sebesar 62%
menunjukkan waktu kerja pada penggilingan padi Diki sudah efisien karena waktu mengganggur lebih
kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesar 38%.
Kata kunci: tata letak fasilitas pabrik, metode travel chart, analisis efektifitas layout
1. PENDAHULUAN
Perubahan lingkungan usaha yang sangat cepat, menuntut perusahaan untuk melakukan
perbaikanperbaikan manajemen disegala bidang, termasuk di bidang produksi. Manajemen yang di
kembangkan harus bersifat dinamis serta mampu menyesuaikan sistem yang ada sejalan dengan
perkembangan ekonomi/ perkembangan pasar. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan tidak
hanya aspek pemasaran dan keuangan saja, tetapi juga oleh aspek produksi dengan kedudukan peran
yang sejajar dan berdampingan. Seperti yang dikemukakan oleh Render dan Heizer (2010:272) tata

letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka
panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout
fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di
dalam proses produksi.
Tata letak peralatan pabrik mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai produk tersebut dalam
hal ini beras siap untuk diditribusikan. Jenis layout fasilitas produksi yang digunakan oleh perusahan /
pabrik penggilinga padi Diki adalah jenis layout produk karena fasilitas produksi disusun berdasarkan
urutan proses produksi mulai dari tahap penjemuran sampai produk ditimbang sebelum diserahkan
kepada pemiliknya. Secara skematis prose produksi pada Perusahaan / pabrik penggilingan padi Diki
di kabupaten Sigi adalah sebagai berikut :

1

Afrianti V.

Penjemuran

Bahan Baku


2.

Penimbangan

Penggilingan

Pengepakan

Penjahitan karung

Gambar 1 .1
Bagan Proses Produksi Penggilingan Padi Diki
Sumber : Data diolah kembali

Susunan tata letak peralatan pabrik harus didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran bahan
yang ekonomis selama proses produksi. Jarak pemindahan bahan dalam proses produksi harus
diusahakan sedekat mungkin dengan tidak mengurangi kelancaran proses produksi dan aktivitas
tenaga kerja dalam pabrik. Hal tersebut berlaku bagi semua jenis perusahaan yang mengolah bahan
baku menjadi barang jadi, termaksud penggilingan padi Diki.


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini
adalah :
1.
2.

Apakah pengaturan tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki sudah efektif ?
Apakah waktu produksi pada penggilingan padi Diki sudah efisien ?

2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Manajemen Produksi

Produksi adalah suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang maupun
jasa dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi
perusahaan. Manajemen Produksi/Operasi (Assauri 2008:17) produksi merupakan sebagai suatu
proses atau kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran. Jadi dalam
pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan - masukan dan
menggunakan sumber – sumber daya untuk menghasilkan keluaran – keluaran.
Proses Produksi/Operasi
Menurut Agus Ahyari (2000:66) produksi dalam perusahaan pada umumnya akan dipisahkan
menurut beberapa segi, yaitu menurut ujud proses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses

dan menurut penyelesaian proses dalam perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Pangestu
Subagyo (2000:8) proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses
produksi continous atau terus-menerus dan proses produksi intermittent atau terputus-putus.
Pengertian Evaluasi
Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:10)Pengendalian dan pengasawan controlling, yaitu
proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang telah diharapkan
sekalipun sebagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis.
Tata Letak Fasilitas Produksi
Menurut Render dan Heizer (2010:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang
menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi
strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas
dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan
penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi.
2

JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO
Vol. 2, No.1, Januari 2016, 001-010
ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850


Kriteria Tata Letak
1. Jarak angkut yang minimum
2. Aliran material yang baik
3. Penggunaan ruangan yang efektif
4. Keselamatan barang-barang yang diangkut.
5. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan.
6. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor di atas perlu diusahakan dengan biaya

yang rendah.
Jenis-Jenis Tata Letak
Pada dasarnya kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh setiap perusahaan tidak sama. Jenis
layout yang digunakan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda. Ada berbagai
macam jenis tata letak yang ada dalam teori manajemen produksi ada yang membagi dua macam
yakni layout garis dan fungsional, dan ada juga membagi menjadi tiga macam. Menurut Pangestu
(2000) layout dibagi dalam empat macam, yakni layout fungsional, layout garis, layout kelompok, dan
layout dengan posisi tetap.
Tujuan Perencanaan Tata Letak
Menurut Russell dan Taylor, Chase, Dervitsiotis dalam Murdifin Haming (2014 : 392) tujuan tata
letak adalah meminimumkan material handling costs, meningkatkan efisiensi utilisasi ruangan,
meningkatkan efisiensi utilisasi tenaga kerja pabrik, mengurangi kendala proses, dan memudahkan

komunikasi dan interaksi antara para pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan atau antara

pekerja dengan para pelanggan perusahaan.
Efesiensi dan Efektivitas
Efisiensi dan efektifitas adalah dua konsep manajemen yang digunakan untuk mengukur
performance manajemen. Menurut Handoko (1998 : 7) Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan
perhitungan ratio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan efektifitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Material Handing
Menurut Herjanto (1999 : 43) materi handling yaitu bukan hanya menangani material (bahan),
tetapi menyangkut aspek lain, seperti penanganan, penyimpangan, transportasi, dan pengendalian
material, oleh karena itu harus disusun sedemikian rupa agar sejalan dengan perencanaan, manufaktur,
distribusi dan sistem informasi manajemen.
Reksohadiprodjo (1995 :147) mengemukakan bahwa tujuan material handling yaitu mencapai
pemindahan bahan-bahan secara terarur, sehingga menjamin kelancaran proses produksi dalam
perusahaan. Dan lebih penting lagi adalah bahwa penanganan bahan dapat dilakukan dengan biaya
minimum.


3

Afrianti V.
Kerangka Pemikiran
PENGGILINGAN

LAYOUT

LINE LAYOUT

PRODUK

WAKTU
PRODUKSI

JUMLAH
OUTPUT

JARAK
PEMINDAHAN

BARANG

JUMLAH
BEBAN

EFEKTIF

EFISIEN

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Menurut Arikunto, (2002 :115) studi kasusu
yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap objek suatu organisme,
lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh struktur modal dan ukuran
perusahaan terhdap nilai perusahaan secara kuantitatif dan kualitatif.
Data penelitian ini membutuhkan data-data yang relevan untuk bisa memformulasikan masalah dan
menyelesaikan masalah yang diteliti, sumber data yang dibutuhkan antara lain data primer dan data
sekunder Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Kemudian metode analisis data secara kualitatif merupakan metode non statistik dengan pemberian
interprestasi berdasarkan teori – teori tata letak dalam upaya memecahkan masalah yang ada,
sedangkan metode kuantitatif penulis menggunakan beberapa metode tentang tata letak (layout) yaitu:
1. Travel chart, dengan dilakukan grafik sederhana menurut Reksohadiprodjo (1995 :259), dapat
dilakukan dengan proses coba – coba (trial and error) dan berusaha meminimumkan aliran bahan
yang tidak berdekatan. Di buat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antar
bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan dengan menggunakan
lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang menunjukkan beban
yang diangkut tiap waktu. Metode tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut :

INPUT
X
A

X
B

C

OUTPUT


X
Gambar 2
Ilustrasi Penerapan Metode Travel Chart
(Sumber: Reksohadiprodjo (1995:259))
4

JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO
Vol. 2, No.1, Januari 2016, 001-010
ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850

INPUT

X
A

B

X

X
C

OUTPUT

Gambar 3
Ilustrasi Penerapan Metode Travel chart
(Sumber: Reksohadiprodjo (1995:260))
Jika dianggap A, B dan C adalah bagian tempat kerja (mesin) yang digunakan dalam proses
produksi dalam suatu perusahaan dan X adalah merupakan beban yang dipindahkan dari bagian 1 ke
bagian berikutnya. Maka gambar A menunjukan adanya perjalanan bahan dalam proses yang tidak
berdekatan yaitu dari mesin A ke C. Dengan memindahkan mesin C (melakukan relayout)
sebagaimana yang terlihat pada gambar 3.2 terlihat tidak ada lagi perjalanan bahan dalam proses yang
tidak berdekatan. Dengan demikian maka keadaan tersebut pada Gambar 4 telah mencapai layout yang
optimal. Selain itu juga perlu ditentukan cycle time (waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun
kerja untuk menyelesaikan bagian pekerjaan tertentu) dengan menggunakan rumus :
Ct :
Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperuntukan dalam lini, yaitu:
N :
Sedangkan untuk menentukan tingkat efisiensi dihitung dengan membagi dari waktu semua
aktifitas(T) dengan aktual work station(N) dan waktu siklus(C). Dapat dilihat dengan rumus sebagai
berikut :
E :
Dimana :
E = derajat efisiensi
T = jumlah waktu dari keseluruhan pekerjaan
N = stasiun kerja
Ct
= Cycle time
Waktu menganggur lini pengerjaan diperoleh melalui operasi :100 % – E, di mana E = derajat
efisiensi.
2. Analisis efektifitas layout
Reksohadiprojo mengemukakan bahwa, efektifitas layout fasilitas produksi adalah kemampuan
layout fasilitas produksi mencapai standar produksi yang telah ditetapkan baik menyangkut kuantitas
dan kualitas produk maupun tujuan yang diinginkan.
Dalam proses perpindahan membutuhkan biaya. Formulasi yang digunakan adalah menurut
Reksohadiprojo (1995 :265) sebagai berikut :

5

Afrianti V.
E=
Dimana :
E = Efektifitas Layout
Lij
= Jumlah beban yang dipindahkan dari i ke j
Dij = Jarak antara bagian (i) kebagian (j)
Dari rumusan di atas jarak antara bagian (Lij) yang dimaksudkan adalah unit kerja antar bagian.
Sehubungan dengan hal ini, maka i dan j dalam objek penelitian ini terdiri atas :
Bahan baku ( gudang )
1. Tempat jemur
2. Mesin penggiling
3. Tempat pengepakan
4. Tempat penimbangan
5. Tempat penjahitan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti mempunyai
gambaran layout fasilitas pabrik penggilingan padi Diki sebelum dievaluasi lebih dalam.

3
5

2

4

1

Gambar 4
Desain Layout Penggilingan Padi Diki
Metode Travel Chart
Dalam metode travel chart ini terlebih dahulu kita menentukan jumlah pekerjaan dan waktu
pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan tersebut. kemudian dibuat grafik bagian perjalanan untuk
menunjukkan gerakan antar bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan
dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang
menunjukkan beban yang diangkut tiap waktu. Adapun jenis-jenis kegiatan/pekerjaan yang merupakan
komponen dalam proses produksi penggilingan padi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki:
Dibuat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antara bagian dan
identifikasi bagian yang aktif. Maka dibuatlah gambar penerapan metode travel chart gambar 5,
sebagai berikut:

6

JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO
Vol. 2, No.1, Januari 2016, 001-010
ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850

15

8

6

A

B

4

1
D

C

E

Gambar 5
Penerapan metode travel chart
Gambar diatas menunjukkan alur atau proses perjalan produksi pada penggilingan padi Diki,
dimana prosesnya tampak jelas selain pekerjaan A, semua pekerjaan dikerjakan dengan mempunyai
pekerjaan pendahulunya dengan waktu masing-masing pekerjaan. Berdasarkan Gambar 5 maka
dibuatlah Tabel 1 agar memperjelas hasil dari setiap komponen yang terdapat pada Gambar 5.

Tabel 1
Komponen pekerjaan, waktu pelaksanaan dan pekerjaan yang mendahului
Pekerjaan
Penjemuran
Penggilingan
Pengepakan
Penimbangan
Penjahitan

Kode

Pekerjaan yang mendahului

Waktu pelaksanaan (menit)

A
B
C
D

15
8
6
4
1
110.58

A
B
C
D
E

Total
Sumber: Perusahaan penggilingan padi Diki

Dari tabel di atas tampak bahwa untuk pekerjaan A dengan jenis pekerjaan penjemuran tidak ada
kegiatan pendahulunya dengan waktu pelaksanaan 15 menit. Pekerjaan B dengan jenis pekerjaan
Penggilingan, dengan waktu pelaksanaan 8 menit dan pekerjaan A sebagai pekerjaan pendahulunya.
Sedangkan pekerjaan C dengan jenis pekerjaan pengepakan dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 6
menit dengan pekerjaan B sebagai pendahulunya. Kegiatan D dengan jenis pekerjaan penimbangan
dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 4 menit dengan pekerjaan C sebagai pendahulunya dan
pekerjaan E dengan jenis kegiatan penjahitan dengan waktu 1 menit dan pekerjaan D sebagai
pendahulunya.
Pada penggilingan padi Diki memiliki jam kerja efektif perhari 9 jam. Pemilik menargetkan per
hari dihasilkan 10 karung beras. Menurut tabel di atas bahwa T = 34. Berdasarkan data tersebut maka
akan dihitung cycle time yaitu sebagai berikut :
Ct :
Ct =

= 54 menit / karung

Jadi, waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun kerja untuk menyelesaikan bagian
pekerjaannya yaitu 54 menit/karung. Jadi setiap memproduksi 1 karung beras dibutuhkan waktu
selama 54 menit.
Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperlukan dalam lini, yaitu sebagai
berikut :
N :
N=

= 0,6 ( dibulatkan menjadi 1 stasiun)

Dapat dilihat diatas, hasil perhitungan antara jumlah waktu produktif dan hasil dari cycle time maka
dihasilkan 1 work station pada penggilingan padi Diki yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

7

Afrianti V.
Tabel 2 Matriks Stasiun Kerja
Stasiun kerja

Pekerjaan

Kode

Penjemuran
Penggilingan
Pengepakan
1
Penimbangan
Penjahitan
Sumber: data diolah kembali

A
B
C
D
E

Waktu
tugas
(menit)
15
8
6
4
1

Waktu tersisa
39
31
25
21
20 (idle time)

Pekerjaan
yang dapat
dialokasikan
B
C
D
E

Berdasarkan perhitungan stasiun kerja di atas, jumlah stasiun kerja ada 1 (satu) bagian dengan
waku menganggur selama 20 menit. Dengan demikian dapat diketahui tingkat efisiensi adalah:
E:
Efisiensi =

x % = 0.62 atau 62 %

Fasilitas akan menganggur sekitar 100% - 62% = 38 %
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai efisiensi dari waktu produksi pada
penggilingan padi Diki yaitu sebesar 62%. Dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja
karena waktu menggangur lebih kecil yaitu mencapai 38%.
Desain Lay Out Perusahaan/pabrik Penggilingan Padi Diki sesudah di evaluasi.
Layout fasilitas produksi merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan
dalam hubungannya dengan proses produksi. Luas bangunan pabrik yakni 9x12 m, luas tanah yang
digunakan untuk tempat penjemuran 25x30 m. Untuk memahami dengan jelas layout fasilitas produksi
perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki dapa
t dilihat pada gambar berikut :

5
3
4
2

1

Gambar 6
Desain lay out fasilitas pabrik penggilingan padi Diki
Sumber : Perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki
Keterangan :
= Aliran bahan
1 = Tempat penjemuran bahan baku
1 = Corong mesin penggiling
2 = Tempat pengepakan
3 = Tempat penimbangan beras
4 = Tempat penjahitan karung
8

JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO
Vol. 2, No.1, Januari 2016, 001-010
ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850

Dari gambar 6 di atas dapat diketahui bahwa layout fasilitas produksi perusahaan/pabrik
penggilingan padi Diki adalah layout produk, dimana proses produksi dimulai dari tempat
penyimpanan bahan baku kemudian dipindahkan ketempat penjemuran. Setelah itu dimasukkan ke
dalam pabrik yaitu ketempat penggilingan, kemudian ketempat penimbangan dan kemudian dilakukan
pengepakan atau penjahitan karung.

Dalam proses produksi beras pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki
memperlihatkan jalur proses tidak langsung. Jalur tidak langsung adalah jalur yang melewati
fasilitas lainnya untuk mencapai suatu fasilitas yang dituju, dimana jalur tersebut cukup
panjang. Dalam kaidah layout fasilitas produksi menunjukkan bahwa adanya jalur yang tidak
berdekatan (tidak langsung) menunjukkan ketidak efektifan tata letak (layout) fasilitas
produksi yang digunakan.
Mengidentifikasi perpindahan bahan dan jarak antara fasilitas, maka dapat dihitung tingkat
efektifitas layout fasilitas produksi perusahan/pabrik penggilingan padi Diki dengan
menggunakan metode travel chart. Dalam metode travel chart ada dua faktor kuantitatif yang
dipertimbangkan yaitu jarak antara fasilitas dan beban yang dipindahkan antara satu fasilitas
ke fasilitas lainnya. Hasil pengukuran rata-rata perpindahan bahan baku dan jarak antara
fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Jarak Antara Fasilitas Produksi dan Rata-Rata Perpindahan Bahan
No

Dari

Jarak
(m)

Ke

1.
Gudang
Tempat jemuran
9
2.
Tempat jemuran
Mesin penggiling
16
3.
Mesin penggiling
Tempat pengepakan
1
4.
Tempat pengepakan
Tempat penimbangan
1
5.
Tempat penimbangan
Tempat penjahitan
1
Sumber : Hasil pengukuran pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki

Beban
(Kg)
53
40
50
50
50

Dari hasil pengukuran beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan antara fasilitas produksi
bahwa jalur-jalur proses produksi secara jelas yaitu jalur , maka dapat dihitung tingkat efektifitas lay
out fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki sebagai berikut :
Tabel 4
Perhitungan efektifitas Lay Out fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki
Dari
Gudang
Tempat jemuran
Mesin penggiling
Tempat pengepakan
Tempat penimbangan

Ke
Tempat jemuran
Mesin penggiling
Tempat pengepakan
Tempat penimbangan
Tempat penjahitan

Dij

Lij

9
53
16
40
1
50
1
50
1
50
Efektifitas (Dij.Lij)

Dij.Lij
477
640
50
50
50
1.267

Sumber: Hasil pengukuran (diolah kembali)
Keterangan:
Lij
= Jumlah beban yang dipindahkan antara fasilitas
Dij
= Jarak antara fasilitas Dij
dan Lij
= Dari fasilitas i ke fasilitas j
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui efektifitas lay out peralatan pabrik
perusahaan penggilingan padi Diki yaitu sebesar 1.267 beban aliran bahan. Semakin tinggi nilai
tersebut menunjukkan semakin rendahnya efisiensi layout fasilitas produksi. Berdasarkan hasil
9

Afrianti V.
perkalian antara beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan bahan sehingga layout tersebut dapat
dikatakan sudah efektif . Menurut Handoko (1998:113) untuk mencapai tingkat efisiensi tata letak
fasilitas produksi dengan metode travel chart maka antara fasilitas yang mempunyai aliran produk
yang berat diusahakan untuk meletakkan fasilitas tersebut secara berdekatan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menghitung tingkat efisiensi dari waktu produktif pekerjaan maka hasil dari perhitungan
tersebut yaitu sebesar 62%, dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja karena
waktu mengganggur lebih kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesare 38%.
2. Tingkat efektifitas beban aliran bahan pada layout peralatan pabrik yang digunakan oleh
perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebesar 1.267 beban aliran bahan. Penggilingan
padi Diki memperlihatkan semua aliran bahan dalam proses tidak langsung, tetapi layout
penggilingan padi Diki dapat dikatakan sudah efektif. Karena aliran produk yang berat diletakkan
berdekatan dengan fasilitas yang dituju.
Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan
kepada pabrik penggilingan padi Diki yaitu:
1. Peneliti menyarankan agar pemilik penggilingan padi Diki mempertimbangkan untuk
mempertahankan nilai efisiensi dari waktu kerja.
2. Bila ingin menambah fasilitas lagi, diharapkan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu
penempatan yang baik untuk fasilitas tersebut agar mendapatkan nilai yang efektif
mengingat fasilitas yang ada sekarang sudah mencapai nilai yang efektif.
6. REFERENSI
Ahyari, Agus (1996). Manajemen produksi perencanaan sistem produksi. Apple J.M. tata letak
pemindahan bahan. BPFE – Yogyakarta
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. PT. Rineka cipta. Jakarta.
Haming, Murdifin (2014). Manajemen Produksi Modern (operasi manufaktur dan jasa) edisi 3.
Penerbit PT. Bumi aksara
Handoko, T. Hani (1998). Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit BPFE –
Yogyakarta.
Heizer, Jay dan Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi. Edisi Kesembilan Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Herjanto, Eddy. (1999). Manajemen produksi dan operasi, Edisi kedua. PT Grafindo, jakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto. (1995). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1 cetakan pertama,
UGM, Yogyakarta.
Sofyan, Assauri. (2008). Manajemen Produksi dan operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia Jakarta.
Subagyo, Pangestu. (2000). Manajemen Operasi. Edisi Pertama. BPFE – Yogyakarta.
Tisnawati, Ernie, Sule dan Saefullah (2005). Pengantar manajemen. Prenada, yogyakarta.

10