STRATEGI PEMBELAJARAN GURU AKIDAH AKHLAK SESUAI K13 DI MTsN 6 BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Strategi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan

adalah

menyusun

lagkah-langkah

yang

akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan
tepat sasaran.1

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai
proses

penyusunan

materi

pelajaran,

penggunaan

media

pengajaran,

penggunaan pendekatam dan metode pengajaran, dan penialaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka
perencanaan progam pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan

pengajaran sebagai yang di anut dalam kurikulum. Penyusunan progam
pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem
dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan
dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan utama
dalam
1

penyusunan

perencanaan

progam

pengajaran,

namun

kondisi

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal.


15

98

99

sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan
hal penting jangan sampai diabaikan.2
Persiapan pembelajaran berkaitan dengan mempersiapkan peserta
didik untuk belajar. Hal ini sangat urgen seperti halnya mempersiapkan tanah
untuk ditanam benih. Jika hal ini dilakukan dengan benar, niscaya akan
menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat.
Demikian pula halnya dengan pembelajaran, dapat diartikan sebagai
proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi
dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu
sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya
belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana
dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar terntentu.3
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, perlu dibuat

rencana cara pembelajaran. Rencana pembelajaran tersebut merupakan realisasi
dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada tahapan
penentuan pengalaman belajar peserta didik. Komponen rencana cara
pembelajaran meliputi:
1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu
atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)
2. Kompetensi dasar (yang hendak dicapai atau merupakan pencapaian
kompetensi)

2
3

hal. 26.

Majid, Perencanaan Pembelajaran..., hal. 17.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),

100

3. Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari peserta didik dalam

rangka mencapai kompetensi dasar)
4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran
dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar)
5. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran)
6. Penilaian assesmen da tindak lanjut (instrumen dan prosedur yang
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tidak lanjut
hasil penilaian. Misalnya remedial, pengayaan, dan sebagainya)
7. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai)
Lebih rinci Mulyasa mengidentifikasi beberapa komponen yang
diperlukan dalam melakukan persiapan pembelajaran, antara lain:
1. Mengidentifikasi kompetensi
2. Menetapkan materi standar
3. Mengembangkan indikator hasil belajar
4. Melakukan pertahapan dalam proses pembelajaran
5. Mengidentifikasi model penilaian berbasis kompetensi4

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian


4

218.

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: Rosdakarya, 2002), hal.

101

pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.5

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam mempersiapkan
perencanaan pembelajaran guru mata pelajaran akidah akhlak menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di
MTsN 6 Blitar yaitu K13. Hal tersebut juga sesuai dengan yang dilakukan guru
Akidah Akhlak di MTsN 6 Blitar bahwa dalam strategi perencanaan
pembelajaran yang sesuai dengan k13 guru melakukan penyusunan RPP. Guru
menggunakan RPP untuk menuangkan segala jenis perencanaan saat akan
melakukan pembelajaran di kelas. Dengan mengunakan RPP maka uru akan

tau kemana arah tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penyiapan Media:
dalam penyiapan media dalam mengajar guru Akidah Akhlak memilih media
papan tulis, dan komputer/LCD. Sumber bahan ajar: dalam memilih sumber
belajar guru menggunakan buku-buku penunjang dalam pembelajaran seperti
buku paket, modul, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Internet. Perangkat
penilaian pembelajaran: dalam hal penilaian, guru menggunakan cara
pemberian tugas seperti mengerjakan LKS dan buku paket. Selain pemberian
tugas guru juga mengadakan remedial. Redial dilakukan setelah ulangan harian
selesai jika waktu masih memungkinkan. Remedial yang dilakukan guru juga
bertujuan agar guru tau sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang
diajarkan dan sebagai progam perbaikan nilai siswa. Skenario pembelajaran

5

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 tentang
kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam da Bahasa Arab. hal. 264

102

yang dibuat dengan sengaja oleh guru tersebut dilakukan oleh guru pada

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada kegiatan
pembelajaran.
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai
langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsure yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsure, baik unsure guru maupun
unsure murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.6
Begitu penting dan urgennya sebuah persiapan dan perencanaan
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu sangat penting
untuk mencermati perencanaan dalam pembelajaran dan tidak boleh

mengabaikan perencanaan pembelajaran. Dengan persiapan yang matang

6

Majid, Perencanaan Pembelajaran…, hal. 22

103

maka proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif dan efisien,
sehingga tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat lebih
mudah untuk dicapai.
Dari data yang diperoleh dari lapangan dengan teori yang ada terdapat
kesinambungan. Bahwa dalam strategi perencanaan pembelajaran guru
Akidah Akhlak di MTsN 6 Blitar juga melakukan perencanaan
pembelajaran sebelum proses pembelajaran di kelas berlangsung. Dimana
perencanaan tersebut terdiri dari penyusunan RPP, penyiapan media,
penyiapan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran

yang diulas lebih rinci


pada kegiatan pelaksanaan

pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif
dan efisien.
2. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran
Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Pemendikbud
nomor 65 tahun 2013 tentang standar Proses: Pelaksanaan pembelajaran
merupakan implementasi dari RPP, meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.7
1) Kegiatan Pendahuluan
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaatdan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional daninternasional;

7

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013...., hal. 267.


104

c. mengajukan

pertanyaan-pertanyaan

yang

mengaitkan

pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model, metode, media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik terpadu , saintifik , problem based
learning, dan penyingkapan (discovery), pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan

105

d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.8
Berdasarkan data yang didapat dari MTsN 6 Blitar bahwa dalam
kegiatan pendahuluan pembelajaran guru Akidah Akhlak juga melakukan halhal yang tertera di atas. Seperti menyiapkan peserta didik secara fisik dan
psikis siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah cukup konsetrasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Memberi motivasi yang bertujuan agar siswa
selalu aktif dalam belajar. Guru memberikan pertanyaan perihal materi
sebelumnya, dengan begitu guru akan paham sejauh mana tingkat pemahaman
dan daya ingat siswa mengenai materi yang telah lalu. Menjelaskan tujuan
pembelajaran juga guru Akidah Akhlak lakukan agar siswa yang diajar tidak
bingung dan tau arah tujuan pembelajaran yang dilakukan. Hal terakhir yang
dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan yaitu guru memberikan ringkasan
materi terlebih dahulu kemudian guru memberikan penjabarannya. Dengan
begitu anak-anak akan ikut serta dalam menyimpulkan materi yang diajarkan
tersebut. Dalam kegiatan inti guru juga menggunakan berbagai model, metode,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model atau pendekatan
pembelajaran bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang
dipilih. Misalnya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, eksperimen dan lain-

8

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia...,. hal. 267

106

lain. Maksud istilah pendekatan dalam kajian ini ialah pendekatan terhadap
seluruh unsur terkait dalam pembelajaran.9
Dalam kegiatan inti pembelajaran guru akidah akhlak di MTsN 6
Blitar, menggunakan metode pembelajaran ceramah, metode diskusi dan
metode tanya jawab. Beberapa metode tersebut dikombinasikan untuk saling
mengisi

kekurangan

masing-masing metode.

Metode

ceramah

untuk

menginformasikan dan memberikan penjelasan mengenai materi akidah akhlak
yang diajarkan, metode diskusi untuk mendidik dan berupaya memecahkan
masalah yang dihadapi dua orang atau lebih bauk idndividu maupun kelompok,
metode tanya jawab digunakan agar terjadi komunikasi interaktif yang edukatif
diantara guru dan siswa.
Dalam kegiatan penutup, sebelum mengkahiri suatu kegiatan
pembelajaran guru biasanya memberikan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil belajar kepada peserta didik, guru juga memberikan umpan
balik sebagai alat bantu guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik

dan meningkatkan kinerjanya. Memberikan

bentuk penugasan seperti merangkum materi dan juga mencari materi melalui
media sosial, karena dengan begitu siswa malah akan semangat dalam
menerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian yang terakhir yaitu guru
menginformasikan kegiatan dipertemuan selanjutnya, namun guru akidah
akhlak di MTsN 6 Blitar tidak melakukan hal tersebut, karena beliau pikir
peserta didik sudah tau melalui buku yang mereka bawa masing-masing.

9

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 127.

107

3. Strategi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi artinya Penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah progam. Padanan kata
evaluasi adalah assesment yang menurut Tardif yang dikutip oleh Muhibbin
Syah berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi
dan assesment ada pula kata lain yang searti dan relativ lebih mashur dalam
dunia pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.10
Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana
dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang
paling sederhana sampai paling kompleks.
1. Pre test dan Post test
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi saraf
pengetauan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi seperti ini
berlangsung singkat dan sering tidak memerlukan instrumen tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evalusi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang diajarkan. Evaluasi ini
juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrumen sederhana
yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
2. Evaluasi Prasarat
10

139.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal.

108

Evalusi jenis ini sangat mirip dengan pre tst. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi penguasaab siswa atas materi lama yang mendasari materi
baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan penjumlahan bilangan,
karena penjumlahan merupakan prasyarat atau dasar perkalian.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagiang bagiann-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan
tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.11
Tujuannya untuk membantu kesulitan mengatasi hambatan yang
dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu
bidang studi atau keseluruhan program pengajaran.
Aspek-aspek yang dinilai termasuk hasil belajar yang diperoleh murid,
latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang menyangkut kegiatan
belajar mengajar.12
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada
setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk
memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic, yakni untuk
mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. Hasil

11

Syah, Psikologi Pendidikan..., hal. 142
Munarji, Ilmu Pendidikan…, hal. 147

12

109

diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan
rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).13
Evaluasi ini berfungsi untuk memperbaiki prose belajar mengajar kea
rah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan pelajaran tersebut.
Aspek-aspek yang dinilai pada penilaian formatif ialah hasil kemajuan
belajar murid yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap terhadap
pelajaran agama yang disajikan.14 Waktu pelaksanaannya setiap pelaksanaan
satuan program belajar mengajar.15
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum
yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa
pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim
dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya
dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan
penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.16
Berfungsi untuk menentukan angka atau nilai murid setelaj mengikuti
program bahan pelajaran dalam satu catur wulan atau semester. Tujuannya
untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah
menyelesaikan program bahan pelajaran dalam satu catur wulan, semester,
akhir tahun atau akhir suatu program pelajaran pada suatu unit pendidikan
tertentu.

Syah, Psikologi Pendidikan…, hal. 142
Munarji, Ilmu Pendidikan Islam…, hal. 145
15
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hal.201
16
Syah, Psikologi Pendidikan…, hal. 143

13

14

110

Aspek-aspek yang dinilai ialah kemajuan hasil pelajaran meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi
pelajaran yang diberikan.17
6. UAN/UN
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama
dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Namun UAN yang mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk
siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan
tertentu yakni jenjang SD/MI dan seterusnya.18
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan otentik yang
menilai kesiapan peserta didik, perilaku peserta didik dalam pembelajaran dan
di luar pembelajaran, dan hasil belajar secara utuh.
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan roga perbaikan (remedial), pengayaan, atau pelayanan
konseling. Selain itu hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket,
observasi, catatan anekdot, dan refleksi. Sedangkan penilaian yang mengacu
pada hasil pembelajaran dilakukan setiap selesai pembelajaran satu kompetensi
dasar.19
Berdasarkan data yang didapat dari MTsN 6 Blitar, evaluasi untuk
mata pelajaran akidah akhlak guru mengunakan penilaian otentik dimana

Munarji, Ilmu Pendidikan…, hal. 145
Syah, Psikologi Pendidikan..., hal. 142
19
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor..., hal. 269

17

18

111

didalamnya mencakup menilai kesiapan peserta didik, perilaku peserta didik di
dalam maupun di luar pembelajaran, dan menilai hasil belajar secara utuh.
Guru Akidah Akhlak menggunakan dua evaluasi yaitu melalui
evaluasi sikap dan evaluasi mengerjakan soal atau materi. Ini bertujuan agar
dalam proses evaluasi yang diperhatikan guru sebagai bahan pertimbangan
tidak melulu mengenai nilai ulangan tapi juga nilai sikap para peserta didik
yang mereka tunjukkan dikehidupan sehari-hari. Penilaian sosial dinilai juga
sikap keseharian peserta didik, mulai dari bagaimana peserta didik bertutur
kata, bagaimana bersikap pada temannya, dan bagaimana menghormati
gurunya.
Dalam penilaian materi itu didapat dari nilai akademik peserta didik,
baik dari penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS peserta didik. Dari nilai
tugas, ulangan harian, UTS dan UAS yang diberikan sudah terkumpul nilai dari
peserta didik diolah menjadi nilai pengetahuan siswa. Dari penilaian tersebut
hasil akhir dituangan dalam bentuk raport siswa.
Namun demikian, meskipun tujuan dalam pembelajaran akidah akhlak
ini juga menginginkan akhlakul karimah pada setiap siswanya, nilai akademik
dan

prestasi

akademik

dalam

mata

pelajaran

akidah

akhlak

juga

membanggakan. Hampir semua siswa mendapatkan nilai diatas KKM dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Penilaian dari segi akademik mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 6
Blitar di dapatkan dari penilaian ulangan harian, nilai tugas, UTS, UAS, serta
penilaian dari sikap siswa dalam kesehariannya. Dari nilai tugas, ulangan

112

harian, UTS dan UAS yang diberikan sudah terkumpul nilai dari peserta didik
diolah menjadi nilai pengetahuan siswa. Dari penilaian tersebut hasil akhir
dituangan dalam bentuk raport siswa.
Dalam menjalankan evaluasi tersebut juga dilakukan secara
berkesinambungan dan objektif dalam pengambilan nilainya. Karena evaluasi
ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk strategi evaluasi
pembelajaran yang digunakan, proses pembelajarannya apakah sudah baik atau
perlu diperbaiki agar lebih baik dalam proses pembelajaran selanjutnya, serta
dijadikan bahan laporan kepada orang tua murid mengenai hasil belajar
putra/putri mereka di MTsN 6 Blitar khususnya dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak.