ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KC DENGAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ”KC”
DENGAN CF RAMUS PUBIS SUPERIOR ET INFERIOR (D)
DI RUANG MS RSUP SANGLAH DENPASAR
PADA 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2014
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pukul 18.000 wita
di Ruang Medical Surgical RSUP Sanglah. Data diperoleh melalui hasil
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi,
pemeriksaan fisik serta
catatan medik pasien. Adapun hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1.
Identitas
Pasien
Nama
: NR
Umur
: 79 tahun
26 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Menikah
Suku Bangsa
: Indonesia
Indonesia
Agama
: Hindu
Hindu
Pendidikan
:-
SMA
Pekerjaan
:-
Alamat
: Br. Tengah, Ds. Manduang, Klungkung
No. RM
: 14069254
Hubungan dengan Pasien :
2.
Penanggung Jawab
Swasta
Menantu
Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
1)
Saat pengkajian :
2)
b.
Saat masuk rumah sakit : Lemas pada kedua kaki
Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal November 2014 pukul 03.00 wita pasien mengatakan jatuh
dari kendaraan yang akan membawanya ke pasar di daerah Kusamba,
Klungkung. Pasien mengatakan ia terjatuh ke jurang dalam posisi terduduk
dan masih sadar, pasien mengatakan ia sempat kehujanan selama
menunggu pertolongan. Sekitar pukul 05.00 wita pasien di tolong oleh
warga sekitar yang mendengar teriakan pasien. Pasien segera dibawa ke
IGD RSUD Klungkung, di sana pasien mendapatkan perawatan untuk
syok yang dialaminya dan melakukan rontage. Tapi keesokan harinya
pasien di rujuk ke IGD RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan yang
lebih intensif. Pasien dirujuk dengan keluhan trauma pelvis. Pasien
mendapatkan perawatan di IGD dan kemudian dilakukan rontage, ct scan,
dan USG. Kemudian pada pukul 18.00 pasien dipindahkan ke ruang MS
kamar 203 A. Terapi yang diberikan diantaranya:
1)
IVFD RL 20 tetes/menit
2)
Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3)
Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4)
Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
5)
Tranfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr/dL
c.
6)
Diet bebas
7)
Cek UL setiap hari
8)
Bedrest
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS.
d.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, dan jantung.
3.
Data Bio – Psiko – Sosial – Spiritual
a.
Bernafas
Sebelum MRS, pasien tidak mengalami keluhan dalam bernafas. Saat
pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami keluhan dalam bernafas,
pernafasan cuping hidung (-), penggunaan alat bantu nafas (-).
b.
Makan dan minum
1) Makan : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasanya
makan 3 x sehari habis 1 porsi makan. Jenis Makanan nasi,
lauk, sayur, buah. Saat pengkajian, pasien mengatakan makan
3x sehari habis ½ porsi makan. Jenis makanan yang disajikan
sesuai dengan anjuran dokter dan ahli gizi di RS.
2). Minum : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa minum
6 – 8 gelas/hari (1200 – 1600 cc/hari). Sekarang pasien
minum 4 – 6 gelas/hari (800 – 1200 cc/hari) jenis air putih.
Makan dan minum dibantu.
c.
Eleminasi
1)
BAB
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam hal
BAB, frekwensi 1 x sehari. Pada saat pengkajian pasien mengatakan
belum dapat BAB sejak dua hari yang lalu (saat terjatuh).
2)
BAK
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam
berkemih. Sebelum sakit biasa BAK 4 – 6 x sehari (800 – 1200 cc /
hari), pada saat pengkajian pasien menggunakan DC untuk
mengobservasi pengeluaran darah dari abdomen. Urin tertampang 1
liter berwarna kecoklatan tercium aroma khas urin dan darah.
d.
Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas secara mandiri.
Pada saat pengkajian :
1)
Kemampuan untuk makan dan minum
Pasien tidak mampu makan sendiri, dibantu oleh keluarga.
2)
Kemampuan untuk mandi
Pasien mandi menggunakan waslap dan dilakukan oleh keluarga.
3)
Kemampuan toileting
Pasien bab dibantu oleh keluarga dan bak menggunakan DC.
4)
Kemampuan berpakaian
Pasien menggunakan pakaian dibantu oleh keluarga.
5)
Kemampuan mobilisasi
Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk
digerakan. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan kedua kakinya
terutama kaki kanannya.
e.
Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien tidak bisa tidur siang, tidur malam dari jam 22:00
wita sampai dengan jam 06:00 wita ( 8 jam ).
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidur siang 14.00 wita sampai
16.00 wita (2 jam), tidur malam dari jam 22.00 wita sampai dengan jam
06.00 wita (8 jam).
f.
Pengaturan suhu tubuh
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami peningkatan suhu
tubuh. Suhu tubuh pasien normal 370C.
g.
Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien tidak megalami hambatan dalam menjaga kebersihan
diri, pasien biasa mandi 3 x sehari memakai sabun dan dikeringkan dengan
handuk, sikat gigi 3 x sehari, keramas 2 hari sekali.
Saat pengkajian, kebersihan pasien cukup, pasien mengatakan mandi
dengan menggunakan waslap 2 x sehari dan gosok gigi 2 x sehari dibantu
oleh keluarganya.
h.
Rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 ( 0 – 10 ).
i.
Rasa aman
1)
a)
Psikis
Kecemasan
Pasien mengeluh cemas dan kawatir tentang kondisi yang
dialaminya.
b)
Keputusasaan
Pasien tidak putus asa dalam menjalani perawatan
c)
Ketakutan
Pasien tidak takut menjalani perawatan di rumah sakit
d)
Makanisme koping
Pasien hanya bisa berdoa terhadap kondisi yang dialaminya.
e)
Konsep diri
Citra tubuh
(1)
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, karena
dengan semua itu pasien dapat melakukan aktivitasnya.
Identitas diri
(2)
Pasien mengenali dirinya sebagai ibu dari anaknya dan pasien
mengatakan puas sebagai seorang wanita.
Peran
(3)
Pasien mengatakan perannya sebelum sakit adalah sebagai
seorang istri, ibu, dan pedagang di pasar Kusamba.
Ideal diri
(4)
Pasien berharap bisa cepat sembuh agar bisa segera
melakukan aktivitasnya sebagai seorang istri, ibu, pedagang,
dan dapat segera berkumpul dengan keluarganya.
Harga diri
(5)
Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya
seperti sekarang.
j.
Komunikasi / sosial
Pasien biasa menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, pasien
biasa berkomunikasi sesama pasien dan petugas kesehatan. Hubungan
antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan cukup baik.
k.
Belajar
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter
kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih
bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto
berkali-kali.
l.
Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi khusus.
m.
Rekreasi
Pasien mengatakan biasa pergi ke pasar, pasien mengatakan ini sudah
dianggap sebagai rekreasi.
n.
Ibadah
Pasien dan keluarga yakin bahwa penyakit yang dialaminya merupakan
penyakit medis. Pasien setiap hari berdoa diatas tempat tidur sesuai
dengan agamanya.
4.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis (E4V5M6), BB 55 kg, TB
165 cm, turgor kulit kembali dalam 1 detik, wajah meringis saat
merasakan nyeri pada bagian yang mengalami fraktur.
b.
Tanda – tanda vital
Suhu 37°C, Nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, TD 110/70 mmHg.
c.
Keadaan fisik
1)
Kepala
Rambut hitam beruban sebahu, ketombe tidak ada, kebersihan rambut
dan kepala cukup, tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-).
2)
Mata
Pergerakan simetris, konjungtiva pucat, reflek pupil (+/+), bentuk
pupil isokor, fungsi penglihatan baik, tidak ada edema palpebra.
3)
Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, penciuman baik, nafas cuping hidung
(-).
4)
Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir tidak pucat, gusi tidak berdarah, gigi tidak
ada karies, kebersihan cukup.
5)
Telinga
Bentuk simetris, serumen tidak ada, fungsi pendengaran baik
6)
Leher
Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, bendungan vena jugularis tidak
ada.
7)
Dada
a)
Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan simetris saat
inspirasi dan ekspirasi, tidak ada benjolan
b)
Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
Perkusi resonan di seluruh area paru
c)
d)
Suara pernafasan vesikuler, tidak terdapat whezing dan ronchi,
bunyi jantung 1 dan 2 tunggal regular, tidak ada suara tambahan.
8)
Abdomen
Bentuk datar, bising usus 12 x/menit, tidak ada benjolan, nyeri tekan
pada abdomen, tidak ada pembesaran hepar, kandung kemih tidak ada
distensi.
9)
Ekstremitas
Atas dan bawah simetris, oedema tidak ada, akral hangat. Kaki kanan
dan kiri tidak bisa diangkat, hanya bisa digerakkan jari kaki.
Kesemutan (+), tangan kanan dan kiri terpasang infuse.
10)
5.
Genetalia dan anus : terpasang DC.
Data Penunjang
a.
Laboratorium
Hasil Lab pada tanggal 27 November 2014 jam 20.00 WITA
WBC
: 11,5
103 / mm3
(N
: 3,5 – 10
)
RBC
: 2,45
106 / uL
(N
: 4,7 – 10,8
)
HGB
: 6,9
gr / dl
(N
: 11 - 16,5
)
HCT
: 20,6
%
(N
: 36 – 46
)
PLT
: 121
103 / uL
(N
: 150 – 450
)
b.
Rontgen
Tanggal 27 November 2014
Tampak Fraktur ramus inferior et superior os pubis kanan, ramus superior
os pubis kiri, os sacrum kanan.
6.
Diagnosa Medis
CF Ramus pubis superior et inferior (D) + Anemia + trauma tumpul abdomen
susp. Trauma buli.
7.
Therapi
Tanggal 28 November 2014
1)
IVFD RL 20 tetes/menit
2)
Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3)
Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4)
Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
5)
Tranfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr/dL
6)
Diet bebas
7)
Cek UL setiap hari
8)
Bedrest
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
1
DATA
ETIOLOGI
DS :
Trauma
Masalah
Keperawatan
Nyeri ( akut )
Pasien mengatakan nyeri pada
daerah
pinggang
dan
paha
sebelah kanan, nyeri seperti
Fraktur
ditusuk-tusuk dan datang tibatiba,
akan
bertambah
bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 –
Gerakan fragmen tulang
dan otot
10).
DO :
Pasien tampak meringis dan
memegangi
2
bagian
yang
terasa nyeri.
DS:
Pasien
Nyeri
Trauma
mengatakan
daerah
fisik
pinggang ke bawah sakit dan
sulit untuk digerakan. Pasien
mengatakan
tidak
Fraktur
bias
menggerakan kedua kakinya
terutama kaki kanannya
Keterbatasan moilisasi
DO :
ADL dibantu oleh keluarga dan
perawat
3
Kerusakan mobilitas fisik
DS:
Pasien mengatakan sudah
diberitahu oleh dokter kalau
Fraktur
terjadi patah tulang pada
kakinya, tetapi pasien dan
keluarga masih bingung dengan
pengobatan yang Trauma
Kerusakan mobilitas
Krisis situasi (perubahan
Defisit pengetahuan
diberikan, karena hanya
tiba-tiba)
dilakukan foto berkali-kali.
DO:
Pasien dan keluarga tampak
Defisit pengetahuan
bingung dan cemas
Diagnosa Keperawatan:
8.
Nyeri akut berhubungan dengan
refleksi spasme otot ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi
bagian yang terasa nyeri.
9.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan tahanan
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah
pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan
tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL
dibantu oleh keluarga dan perawat.
10. Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter
kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih
bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto
berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan cemas.
C. INTERVENSI
1. Diagnosa Prioritas
1.
Nyeri akut berhubungan dengan refleksi spasme otot ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi
bagian yang terasa nyeri.
1.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan tahanan
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah
pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan
tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL
dibantu oleh keluarga dan perawat.
2.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh
dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga
masih bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya
dilakukan foto berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan
cemas.
3.
No
1.
Rencana Perawatan
Hari / Tgl /
No.
Jam
Jumat,
Dx
I
TUJUAN
Setelah
INTERVENSI
diberi 2. Ajarkan metode
28
askep 3 x 24 jam
diatraksi dan
November
diharapkan nyeri
relaksasi.
2014
hilang
18.20 wita
kriteria :
-
-
1.
neurovaskuler.
3.
Delegatif pemberian
Nyeri
obat analgetik sesuai
berkurang atau
indikasi
perhatian untuk
Kaji nyeri setelah
mengurangi rasa
Skala nyeri 0
dilakukan tindakan
nyeri.
(0 – 10)
perawatan dan
Pasien tampak
pemberian analgetik.
4.
2.
3.
Pasien tidak
Mengalihkan
Mengurangi nyeri
dan mengurangi
rileks
1.
Mengurangi cedera
dengan
hilang
-
RASIONAL
edema jaringan.
4.
Mengetahui
tampak
efektifitas tindakan
memegangi
yang diberikan.
daerah yang
Pertahankan
imobolitas
bagian yang
sakit dengan
tirah baring
bed plang.
2
Jumat,
II
nyeri
Setelah diberi
1.
Pertahankan
1.
Mencegah cedera
28
askep 3 x 24 jam
mobilitas dengan
neurovaskuler lebih
November
Diharapkan
tirah baring bed
lanjut.
2014
pasien dapat
plang.
18.20 wita
mempertahankan
2.
mobilitas pada
3.
tinggi dengan
4.
Kaki kanan
Melancarkan
sirkulasi.
Ajarkan statis
3.
exercise.
kriteria :
-
2.
exercise.
tingkat paling
-
Ajarkan breathing
Mencegah statis
extremitas bawah.
Bantu rentang gerak
4.
aktif – pasif.
Meningkatkan
mobilisasi dan
dapat diangkat
meningkatkan
Berpartisipasi
kekuatan otot.
dalam
5.
Bantu ADL.
5.
Memenuhi
pemenuhan
kebutuhan
ADL.
perawatan diri /
ADL pasien.
6.
Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi.
6.
Menentukan
program
rehabilitasi
3
Jumat,
III
Setelah diberi
2. Kaji ulang tentang
28
askep 3 x 24 jam
prognosis,
November
diharapkan pasien
serta harapan masa
yang dimiliki oleh
2014
dan
mendatang
pasien.
18.20 wita
dapat memahami 3. Beri informasi yang
keluarga
patologi 2. Mengetahui motivas
tindakan
penting dan benar 3. Agar pasien mengert
perawatan dengan
kepada
kriteria hasil:
tentang terapi sesuai
Pasien
dan
1.
pasien
Memberikan
tentang
prosedur
terapi yang diberikan
keluarga dapat
pelayanan
yang
menyatakan
optimal pada pasien
4.Mempercepat
pemahaman 1. intruksi
Identifikasi
mobilisasi pasien.
4. Sarankan pada pasien
tentang adanya
untuk
tempat
latihan yang aktif.
pelayanan
melanjutkan
di
masyarakat
tentang
kondisi
pasien
-
Pasien
dan
keluarga
dapat
berperan
aktif
dalam
proses
pengobatan serta
perawatan
D. IMPLEMENTASI
Hari / Tgl
/ Jam
Jumat, 28
No Dx
1& 2
November
Evaluasi Formatif
Mempertahankan imobolitas bagian Pasien tirah baring dengan
yang sakit dengan tirah baring
2014
18:30 wita
Tindakan Perawatan
nyaman
Mengajarkan metode diatraksi dan
1
relaksasi.
Pasien melakukan apa yang
diajarkan yaitu bernafas dengan
teratur, perlahan dan nafas
dalam.
Mengajarkan breathing exercise.
2
Pasien dapat melakukan apa
yang diajarkan yaitu bernafas
dalam.
Mengajarkan statis exercise.
Paraf
2
Pasien dapat melakukan apa
yang diajarkan yaitu
menekankan dengan kekuatan
ektremitas bawah / kaki ke
bawah lalu dikendorkan lagi.
Membantu rentang gerak aktif –
2
pasif.
Pasien dapat melakukan
pergerakan pergelangan kaki
ektensi, pleksi dan memutar.
Mengkaji tingkat pengetahuan
3
pasien dan keluarga tentang
Pasien dan keluarga
tindakan perawatan pada pasien.
mengatakan bingung karena
terus melakukan rontage
20 : 00
Wita
1
Memberi obat antibiotik yaitu
berkali-kali
cefotaxime 1 gr (IV/set)
Obat masuk, reaksi alergi tidak
dan obat analgetik paracetamol 1
ada.
gr (IV), asam teraneksamat 500 mg
(IV/perset)
Jumat, 29
November
Memberi obat antibiotik yaitu
1
2014
04 : 00
cefotaxime 1 gr (IV/set)
Obat masuk, reaksi alergi tidak
dan obat analgetik paracetamol 1
ada.
gr (IV), asam teraneksamat 500 mg
wita
(IV/perset)
Membantu memberi makan dan
06 : 00
2
Wita
minum.
Makan 1/2 porsi, minum 200
Mengkaji nyeri.
cc.
1
Pasien mengatakan nyeri pada
11 : 00
Pinggul dan kaki kanan, skala
wita
3
Mengkaji keinginan pasien dan
nyeri 4 (0 – 10).
keluarga tentang harapan di masa
Pasien mengatakan ingin cepat
depan.
sembuh agar segera bias
kembali berjualan dan dapat
3
Memberikan KIE tentang proses
beraktivitas kembali
perawatan dan penyembuhan
Pasien dan keluarga tampak
fraktur
memperhatikan dengan baik
dan mengatakan mengerti
dengan informasi yang
3
11 : 15
wita
2
Memberi semangat pada pasien
diberikan
untuk terus mengikuti instruksi
Pasien mengatakan akan terus
yang diberikan oleh tenaga
mencoba melakukan aktivitas
kesehatan
sesuai intruksi untuk
Melakukan breathing exercise,
mempercepat pemulihannya
statis exercise dan membantu
Pasien melakukan nafas dalam,
rentang gerak aktif – pasif bersama
pasien
melakukan
ahli fisioterapi.
axercise
yaitu
dengan
kekuatan
statis
menekankan
extremitas
bawah / kaki kebawah lalu
dikendorkan
lagi,
melakukan
pasien
pergerakan
pergelangan kaki ektensi, flexi
dan memutar. Pasien
12 : 00
wita
Mengukur vital sign.
3
Memberi obat analgetik
1
12 : 30
paracetamol 1 gr (IV), asam
teraneksamat 500 mg (IV/perset)
Membantu memberi makan dan
16 : 00
2
wita
minum.
Mengukur vital sign.
1,3
18 : 00
diposisikan
Wita
2
Membantu memberi makan dan
tempat tidur.
minum.
TD
20 : 00
1
30
November
diatas
120/80 mmHg,
Nadi 80 x/menit,
Wita
Minggu,
berbaring
Memberi Paracetamol untuk
S
36,9°C,
menghilangkan nyeri,
RR
20 x/menit
Mengukur vital sign.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
1,3
ada.
2014
04 : 00
Makan 1 porsi, minum 200 cc.
wita
06 : 00
wita
Mengkaji nyeri.
1
18 : 00
wita
TD
110/70 mmHg,
Nadi 76 x/menit,
Mengukur vital sign.
1,3
S
36,5°C,
RR
20 x/menit
Makan 1 porsi, minum 200 cc.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
ada.
20 : 00
wita
1
21:00
Wita
Memberi obat analgetik
Obat masuk, reaksi alergi tidak
paracetamol 1 gr (IV), asam
ada.
teraneksamat 500 mg (IV/perset)
TD
Mengkaji tingkat nyeri pasien
Nadi 84 x/menit,
1
110/80 mmHg,
S
36,5°C,
RR
19 x/menit
Mengukur vital sign.
1,3
Nyeri tekan pada daerah perut,
pinggang, dan paha kanan.
Skala nyeri 3 (0-10).
Senin, 1
Desember
2014
04 : 00
Mengkaji nyeri.
1
TD
130/80 mmHg,
Nadi 90 x/menit,
S
37°C,
RR
20 x/menit.
wita
1
06 : 00
wita
Memberi obat antibiotik yaitu
Nyeri pada daerah perut,
Cefixime 3 x 100 mg IV
pinggang, dan kaki kanan.
dan obat analgetik Ketorolac 3 x
Skala nyeri 3 (0-10)
30 mg IV dan obat antipiretik
TD
Paracetamol Obat Oral .
Nadi 88 x / menit,
Mengukur vital sign.
S
374 ° C,
RR
20 x / menit.
1,3
130 / 80 mmHg,
Pasien mengatakan nyeri pada
daerah peut, pinggul, dan paha
2
11 : 00
wita
Membantu memberi makan dan
kanan. Skala nyeri pasien 3 (0-
minum.
10)
Mengkaji nyeri.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
1
ada.
Memperhatikan perubahan fungsi
2
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada. TD
motorik / sensasi.
110/70 mmHg,
Nadi 84 x/menit,
S
36,8°C,
RR
20 x/menit.
Makan 1 porsi, minum 200 cc,
dilakukan sendiri, pasien sudah
bisa duduk dengan tegak.
18 : 00
wita
Pasien mengatakan nyeri pada
1
2
Mengobservasi nyeri tekan,
daerah peut, pinggul, dan paha
pembengkakan pada kaki.
kanan sudah sedikit berkurang.
Melakukan mobilisasi rentang
Skala nyeri pasien 3 (0-10)
gerak aktif bersama ahli fisioterapi.
Pasien mengatakan tidak ada
kesemutan pada kaki , kaki
kanan bisa diangkat karena
3
Memberikan saran dan semangat
hanya
bisa
digerakkan
kepada pasien dalam proses
pergelangan dan jari-jari kaki
penyembuhan.
kanan, kaki kiri belum bisa
diangkat dan ditarik kearah
pantat.
Terdapat nyeri tekan dan
pembengkakan pada kaki.
Pasien melakukan latihan gerak
dari posisi tidur ke posisi
duduk, Pasien belum dapat
melakukanya.
Pasien mengatakan akan terus
mencoba dan melakukan halhal yang diintruksikan oleh
tenaga medis untuk
mempercepat penyemuhannya
E. Evaluasi
Hari /
Tgl/Jam
Kamis,
30
Oktober
No. Dx
Evaluasi
1
S : Pasien mengeluh nyeri pada daerah kaki kanan dan pinggang
sudah sedikit berkurang, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan nyeri
datang tiba-tiba , skala nyeri 3 (0 – 10).
Paraf
2014
O : Pasien tampak memegangi bagian yang terasa nyeri yaitu pada
11 : 30
daerah kaki dan pinggang.
wita
A : Tujuan tidak tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
2
S : Pasien mengatakan masih harus bedrest oleh dokter dan
aktivitasnya masih harus dibatasi
O : Kaki kanan pasien masih sulit untuk digerakan, kaki kiri pasien
sudah mulai dapat digerakan sedikit demi sedikit
A : Tujuan tidak tercapai
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6.
3
S : Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang proses
penykit dan penanganannya
O : Pasien dan keluarga tampak sedikit lebih rileks, dan tidak
terlihat bingung lagi, dan cemas sudah berkurang
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan Kondisi pasien.
Denpasar,
November 2014
Mengetahui,
Pembimbing Praktik
NIP
Mahasiswa
NIM :
Mengetahui,
PembimbingAkademik
NIP.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ”KC”
DENGAN CF RAMUS PUBIS
SUPERIOR ET INFERIOR (D)
DI RUANG MS RSUP SANGLAH DENPASAR
PADA 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2014
OLEH
:
ANAK AGUNG YUTRI JULIARI
P07120012066
3.2 REGULER
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
DENGAN CF RAMUS PUBIS SUPERIOR ET INFERIOR (D)
DI RUANG MS RSUP SANGLAH DENPASAR
PADA 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2014
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 November 2014 pukul 18.000 wita
di Ruang Medical Surgical RSUP Sanglah. Data diperoleh melalui hasil
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi,
pemeriksaan fisik serta
catatan medik pasien. Adapun hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1.
Identitas
Pasien
Nama
: NR
Umur
: 79 tahun
26 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Menikah
Suku Bangsa
: Indonesia
Indonesia
Agama
: Hindu
Hindu
Pendidikan
:-
SMA
Pekerjaan
:-
Alamat
: Br. Tengah, Ds. Manduang, Klungkung
No. RM
: 14069254
Hubungan dengan Pasien :
2.
Penanggung Jawab
Swasta
Menantu
Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
1)
Saat pengkajian :
2)
b.
Saat masuk rumah sakit : Lemas pada kedua kaki
Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal November 2014 pukul 03.00 wita pasien mengatakan jatuh
dari kendaraan yang akan membawanya ke pasar di daerah Kusamba,
Klungkung. Pasien mengatakan ia terjatuh ke jurang dalam posisi terduduk
dan masih sadar, pasien mengatakan ia sempat kehujanan selama
menunggu pertolongan. Sekitar pukul 05.00 wita pasien di tolong oleh
warga sekitar yang mendengar teriakan pasien. Pasien segera dibawa ke
IGD RSUD Klungkung, di sana pasien mendapatkan perawatan untuk
syok yang dialaminya dan melakukan rontage. Tapi keesokan harinya
pasien di rujuk ke IGD RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan yang
lebih intensif. Pasien dirujuk dengan keluhan trauma pelvis. Pasien
mendapatkan perawatan di IGD dan kemudian dilakukan rontage, ct scan,
dan USG. Kemudian pada pukul 18.00 pasien dipindahkan ke ruang MS
kamar 203 A. Terapi yang diberikan diantaranya:
1)
IVFD RL 20 tetes/menit
2)
Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3)
Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4)
Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
5)
Tranfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr/dL
c.
6)
Diet bebas
7)
Cek UL setiap hari
8)
Bedrest
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS.
d.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, dan jantung.
3.
Data Bio – Psiko – Sosial – Spiritual
a.
Bernafas
Sebelum MRS, pasien tidak mengalami keluhan dalam bernafas. Saat
pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami keluhan dalam bernafas,
pernafasan cuping hidung (-), penggunaan alat bantu nafas (-).
b.
Makan dan minum
1) Makan : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasanya
makan 3 x sehari habis 1 porsi makan. Jenis Makanan nasi,
lauk, sayur, buah. Saat pengkajian, pasien mengatakan makan
3x sehari habis ½ porsi makan. Jenis makanan yang disajikan
sesuai dengan anjuran dokter dan ahli gizi di RS.
2). Minum : Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan biasa minum
6 – 8 gelas/hari (1200 – 1600 cc/hari). Sekarang pasien
minum 4 – 6 gelas/hari (800 – 1200 cc/hari) jenis air putih.
Makan dan minum dibantu.
c.
Eleminasi
1)
BAB
Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam hal
BAB, frekwensi 1 x sehari. Pada saat pengkajian pasien mengatakan
belum dapat BAB sejak dua hari yang lalu (saat terjatuh).
2)
BAK
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami kesulitan dalam
berkemih. Sebelum sakit biasa BAK 4 – 6 x sehari (800 – 1200 cc /
hari), pada saat pengkajian pasien menggunakan DC untuk
mengobservasi pengeluaran darah dari abdomen. Urin tertampang 1
liter berwarna kecoklatan tercium aroma khas urin dan darah.
d.
Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas secara mandiri.
Pada saat pengkajian :
1)
Kemampuan untuk makan dan minum
Pasien tidak mampu makan sendiri, dibantu oleh keluarga.
2)
Kemampuan untuk mandi
Pasien mandi menggunakan waslap dan dilakukan oleh keluarga.
3)
Kemampuan toileting
Pasien bab dibantu oleh keluarga dan bak menggunakan DC.
4)
Kemampuan berpakaian
Pasien menggunakan pakaian dibantu oleh keluarga.
5)
Kemampuan mobilisasi
Pasien mengatakan daerah pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk
digerakan. Pasien mengatakan tidak bisa menggerakan kedua kakinya
terutama kaki kanannya.
e.
Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien tidak bisa tidur siang, tidur malam dari jam 22:00
wita sampai dengan jam 06:00 wita ( 8 jam ).
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidur siang 14.00 wita sampai
16.00 wita (2 jam), tidur malam dari jam 22.00 wita sampai dengan jam
06.00 wita (8 jam).
f.
Pengaturan suhu tubuh
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami peningkatan suhu
tubuh. Suhu tubuh pasien normal 370C.
g.
Kebersihan diri
Sebelum sakit pasien tidak megalami hambatan dalam menjaga kebersihan
diri, pasien biasa mandi 3 x sehari memakai sabun dan dikeringkan dengan
handuk, sikat gigi 3 x sehari, keramas 2 hari sekali.
Saat pengkajian, kebersihan pasien cukup, pasien mengatakan mandi
dengan menggunakan waslap 2 x sehari dan gosok gigi 2 x sehari dibantu
oleh keluarganya.
h.
Rasa nyaman
Pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 ( 0 – 10 ).
i.
Rasa aman
1)
a)
Psikis
Kecemasan
Pasien mengeluh cemas dan kawatir tentang kondisi yang
dialaminya.
b)
Keputusasaan
Pasien tidak putus asa dalam menjalani perawatan
c)
Ketakutan
Pasien tidak takut menjalani perawatan di rumah sakit
d)
Makanisme koping
Pasien hanya bisa berdoa terhadap kondisi yang dialaminya.
e)
Konsep diri
Citra tubuh
(1)
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, karena
dengan semua itu pasien dapat melakukan aktivitasnya.
Identitas diri
(2)
Pasien mengenali dirinya sebagai ibu dari anaknya dan pasien
mengatakan puas sebagai seorang wanita.
Peran
(3)
Pasien mengatakan perannya sebelum sakit adalah sebagai
seorang istri, ibu, dan pedagang di pasar Kusamba.
Ideal diri
(4)
Pasien berharap bisa cepat sembuh agar bisa segera
melakukan aktivitasnya sebagai seorang istri, ibu, pedagang,
dan dapat segera berkumpul dengan keluarganya.
Harga diri
(5)
Pasien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya
seperti sekarang.
j.
Komunikasi / sosial
Pasien biasa menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, pasien
biasa berkomunikasi sesama pasien dan petugas kesehatan. Hubungan
antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan cukup baik.
k.
Belajar
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter
kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih
bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto
berkali-kali.
l.
Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi khusus.
m.
Rekreasi
Pasien mengatakan biasa pergi ke pasar, pasien mengatakan ini sudah
dianggap sebagai rekreasi.
n.
Ibadah
Pasien dan keluarga yakin bahwa penyakit yang dialaminya merupakan
penyakit medis. Pasien setiap hari berdoa diatas tempat tidur sesuai
dengan agamanya.
4.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis (E4V5M6), BB 55 kg, TB
165 cm, turgor kulit kembali dalam 1 detik, wajah meringis saat
merasakan nyeri pada bagian yang mengalami fraktur.
b.
Tanda – tanda vital
Suhu 37°C, Nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, TD 110/70 mmHg.
c.
Keadaan fisik
1)
Kepala
Rambut hitam beruban sebahu, ketombe tidak ada, kebersihan rambut
dan kepala cukup, tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-).
2)
Mata
Pergerakan simetris, konjungtiva pucat, reflek pupil (+/+), bentuk
pupil isokor, fungsi penglihatan baik, tidak ada edema palpebra.
3)
Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, penciuman baik, nafas cuping hidung
(-).
4)
Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir tidak pucat, gusi tidak berdarah, gigi tidak
ada karies, kebersihan cukup.
5)
Telinga
Bentuk simetris, serumen tidak ada, fungsi pendengaran baik
6)
Leher
Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, bendungan vena jugularis tidak
ada.
7)
Dada
a)
Bentuk dada simetris, pergerakan dada teratur dan simetris saat
inspirasi dan ekspirasi, tidak ada benjolan
b)
Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
Perkusi resonan di seluruh area paru
c)
d)
Suara pernafasan vesikuler, tidak terdapat whezing dan ronchi,
bunyi jantung 1 dan 2 tunggal regular, tidak ada suara tambahan.
8)
Abdomen
Bentuk datar, bising usus 12 x/menit, tidak ada benjolan, nyeri tekan
pada abdomen, tidak ada pembesaran hepar, kandung kemih tidak ada
distensi.
9)
Ekstremitas
Atas dan bawah simetris, oedema tidak ada, akral hangat. Kaki kanan
dan kiri tidak bisa diangkat, hanya bisa digerakkan jari kaki.
Kesemutan (+), tangan kanan dan kiri terpasang infuse.
10)
5.
Genetalia dan anus : terpasang DC.
Data Penunjang
a.
Laboratorium
Hasil Lab pada tanggal 27 November 2014 jam 20.00 WITA
WBC
: 11,5
103 / mm3
(N
: 3,5 – 10
)
RBC
: 2,45
106 / uL
(N
: 4,7 – 10,8
)
HGB
: 6,9
gr / dl
(N
: 11 - 16,5
)
HCT
: 20,6
%
(N
: 36 – 46
)
PLT
: 121
103 / uL
(N
: 150 – 450
)
b.
Rontgen
Tanggal 27 November 2014
Tampak Fraktur ramus inferior et superior os pubis kanan, ramus superior
os pubis kiri, os sacrum kanan.
6.
Diagnosa Medis
CF Ramus pubis superior et inferior (D) + Anemia + trauma tumpul abdomen
susp. Trauma buli.
7.
Therapi
Tanggal 28 November 2014
1)
IVFD RL 20 tetes/menit
2)
Cefriaxone 2 x 1 gram (IV/set)
3)
Asam traneksamat 3 x 500 mg (IV/set)
4)
Paracetamol 3 x 1 gram (flass)
5)
Tranfusi PRC sampai Hb ≥ 10 gr/dL
6)
Diet bebas
7)
Cek UL setiap hari
8)
Bedrest
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
1
DATA
ETIOLOGI
DS :
Trauma
Masalah
Keperawatan
Nyeri ( akut )
Pasien mengatakan nyeri pada
daerah
pinggang
dan
paha
sebelah kanan, nyeri seperti
Fraktur
ditusuk-tusuk dan datang tibatiba,
akan
bertambah
bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 –
Gerakan fragmen tulang
dan otot
10).
DO :
Pasien tampak meringis dan
memegangi
2
bagian
yang
terasa nyeri.
DS:
Pasien
Nyeri
Trauma
mengatakan
daerah
fisik
pinggang ke bawah sakit dan
sulit untuk digerakan. Pasien
mengatakan
tidak
Fraktur
bias
menggerakan kedua kakinya
terutama kaki kanannya
Keterbatasan moilisasi
DO :
ADL dibantu oleh keluarga dan
perawat
3
Kerusakan mobilitas fisik
DS:
Pasien mengatakan sudah
diberitahu oleh dokter kalau
Fraktur
terjadi patah tulang pada
kakinya, tetapi pasien dan
keluarga masih bingung dengan
pengobatan yang Trauma
Kerusakan mobilitas
Krisis situasi (perubahan
Defisit pengetahuan
diberikan, karena hanya
tiba-tiba)
dilakukan foto berkali-kali.
DO:
Pasien dan keluarga tampak
Defisit pengetahuan
bingung dan cemas
Diagnosa Keperawatan:
8.
Nyeri akut berhubungan dengan
refleksi spasme otot ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi
bagian yang terasa nyeri.
9.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan tahanan
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah
pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan
tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL
dibantu oleh keluarga dan perawat.
10. Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh dokter
kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga masih
bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya dilakukan foto
berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan cemas.
C. INTERVENSI
1. Diagnosa Prioritas
1.
Nyeri akut berhubungan dengan refleksi spasme otot ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri pada daerah pinggang dan paha sebelah kanan,
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan datang tiba-tiba, akan bertambah bila
bergerak, skala nyeri 4 (0 – 10), pasien tampak meringis dan memegangi
bagian yang terasa nyeri.
1.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan tahanan
sekunder akibat fraktur yang ditandai dengan Pasien mengatakan daerah
pinggang ke bawah sakit dan sulit untuk digerakan. Pasien mengatakan
tidak bisa menggerakan kedua kakinya terutama kaki kanannya, ADL
dibantu oleh keluarga dan perawat.
2.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpadannya terhadap
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan sudah diberitahu oleh
dokter kalau terjadi patah tulang pada kakinya, tetapi pasien dan keluarga
masih bingung dengan pengobatan yang diberikan, karena hanya
dilakukan foto berkali-kali, pasien dan keluarga tampak bingung dan
cemas.
3.
No
1.
Rencana Perawatan
Hari / Tgl /
No.
Jam
Jumat,
Dx
I
TUJUAN
Setelah
INTERVENSI
diberi 2. Ajarkan metode
28
askep 3 x 24 jam
diatraksi dan
November
diharapkan nyeri
relaksasi.
2014
hilang
18.20 wita
kriteria :
-
-
1.
neurovaskuler.
3.
Delegatif pemberian
Nyeri
obat analgetik sesuai
berkurang atau
indikasi
perhatian untuk
Kaji nyeri setelah
mengurangi rasa
Skala nyeri 0
dilakukan tindakan
nyeri.
(0 – 10)
perawatan dan
Pasien tampak
pemberian analgetik.
4.
2.
3.
Pasien tidak
Mengalihkan
Mengurangi nyeri
dan mengurangi
rileks
1.
Mengurangi cedera
dengan
hilang
-
RASIONAL
edema jaringan.
4.
Mengetahui
tampak
efektifitas tindakan
memegangi
yang diberikan.
daerah yang
Pertahankan
imobolitas
bagian yang
sakit dengan
tirah baring
bed plang.
2
Jumat,
II
nyeri
Setelah diberi
1.
Pertahankan
1.
Mencegah cedera
28
askep 3 x 24 jam
mobilitas dengan
neurovaskuler lebih
November
Diharapkan
tirah baring bed
lanjut.
2014
pasien dapat
plang.
18.20 wita
mempertahankan
2.
mobilitas pada
3.
tinggi dengan
4.
Kaki kanan
Melancarkan
sirkulasi.
Ajarkan statis
3.
exercise.
kriteria :
-
2.
exercise.
tingkat paling
-
Ajarkan breathing
Mencegah statis
extremitas bawah.
Bantu rentang gerak
4.
aktif – pasif.
Meningkatkan
mobilisasi dan
dapat diangkat
meningkatkan
Berpartisipasi
kekuatan otot.
dalam
5.
Bantu ADL.
5.
Memenuhi
pemenuhan
kebutuhan
ADL.
perawatan diri /
ADL pasien.
6.
Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi.
6.
Menentukan
program
rehabilitasi
3
Jumat,
III
Setelah diberi
2. Kaji ulang tentang
28
askep 3 x 24 jam
prognosis,
November
diharapkan pasien
serta harapan masa
yang dimiliki oleh
2014
dan
mendatang
pasien.
18.20 wita
dapat memahami 3. Beri informasi yang
keluarga
patologi 2. Mengetahui motivas
tindakan
penting dan benar 3. Agar pasien mengert
perawatan dengan
kepada
kriteria hasil:
tentang terapi sesuai
Pasien
dan
1.
pasien
Memberikan
tentang
prosedur
terapi yang diberikan
keluarga dapat
pelayanan
yang
menyatakan
optimal pada pasien
4.Mempercepat
pemahaman 1. intruksi
Identifikasi
mobilisasi pasien.
4. Sarankan pada pasien
tentang adanya
untuk
tempat
latihan yang aktif.
pelayanan
melanjutkan
di
masyarakat
tentang
kondisi
pasien
-
Pasien
dan
keluarga
dapat
berperan
aktif
dalam
proses
pengobatan serta
perawatan
D. IMPLEMENTASI
Hari / Tgl
/ Jam
Jumat, 28
No Dx
1& 2
November
Evaluasi Formatif
Mempertahankan imobolitas bagian Pasien tirah baring dengan
yang sakit dengan tirah baring
2014
18:30 wita
Tindakan Perawatan
nyaman
Mengajarkan metode diatraksi dan
1
relaksasi.
Pasien melakukan apa yang
diajarkan yaitu bernafas dengan
teratur, perlahan dan nafas
dalam.
Mengajarkan breathing exercise.
2
Pasien dapat melakukan apa
yang diajarkan yaitu bernafas
dalam.
Mengajarkan statis exercise.
Paraf
2
Pasien dapat melakukan apa
yang diajarkan yaitu
menekankan dengan kekuatan
ektremitas bawah / kaki ke
bawah lalu dikendorkan lagi.
Membantu rentang gerak aktif –
2
pasif.
Pasien dapat melakukan
pergerakan pergelangan kaki
ektensi, pleksi dan memutar.
Mengkaji tingkat pengetahuan
3
pasien dan keluarga tentang
Pasien dan keluarga
tindakan perawatan pada pasien.
mengatakan bingung karena
terus melakukan rontage
20 : 00
Wita
1
Memberi obat antibiotik yaitu
berkali-kali
cefotaxime 1 gr (IV/set)
Obat masuk, reaksi alergi tidak
dan obat analgetik paracetamol 1
ada.
gr (IV), asam teraneksamat 500 mg
(IV/perset)
Jumat, 29
November
Memberi obat antibiotik yaitu
1
2014
04 : 00
cefotaxime 1 gr (IV/set)
Obat masuk, reaksi alergi tidak
dan obat analgetik paracetamol 1
ada.
gr (IV), asam teraneksamat 500 mg
wita
(IV/perset)
Membantu memberi makan dan
06 : 00
2
Wita
minum.
Makan 1/2 porsi, minum 200
Mengkaji nyeri.
cc.
1
Pasien mengatakan nyeri pada
11 : 00
Pinggul dan kaki kanan, skala
wita
3
Mengkaji keinginan pasien dan
nyeri 4 (0 – 10).
keluarga tentang harapan di masa
Pasien mengatakan ingin cepat
depan.
sembuh agar segera bias
kembali berjualan dan dapat
3
Memberikan KIE tentang proses
beraktivitas kembali
perawatan dan penyembuhan
Pasien dan keluarga tampak
fraktur
memperhatikan dengan baik
dan mengatakan mengerti
dengan informasi yang
3
11 : 15
wita
2
Memberi semangat pada pasien
diberikan
untuk terus mengikuti instruksi
Pasien mengatakan akan terus
yang diberikan oleh tenaga
mencoba melakukan aktivitas
kesehatan
sesuai intruksi untuk
Melakukan breathing exercise,
mempercepat pemulihannya
statis exercise dan membantu
Pasien melakukan nafas dalam,
rentang gerak aktif – pasif bersama
pasien
melakukan
ahli fisioterapi.
axercise
yaitu
dengan
kekuatan
statis
menekankan
extremitas
bawah / kaki kebawah lalu
dikendorkan
lagi,
melakukan
pasien
pergerakan
pergelangan kaki ektensi, flexi
dan memutar. Pasien
12 : 00
wita
Mengukur vital sign.
3
Memberi obat analgetik
1
12 : 30
paracetamol 1 gr (IV), asam
teraneksamat 500 mg (IV/perset)
Membantu memberi makan dan
16 : 00
2
wita
minum.
Mengukur vital sign.
1,3
18 : 00
diposisikan
Wita
2
Membantu memberi makan dan
tempat tidur.
minum.
TD
20 : 00
1
30
November
diatas
120/80 mmHg,
Nadi 80 x/menit,
Wita
Minggu,
berbaring
Memberi Paracetamol untuk
S
36,9°C,
menghilangkan nyeri,
RR
20 x/menit
Mengukur vital sign.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
1,3
ada.
2014
04 : 00
Makan 1 porsi, minum 200 cc.
wita
06 : 00
wita
Mengkaji nyeri.
1
18 : 00
wita
TD
110/70 mmHg,
Nadi 76 x/menit,
Mengukur vital sign.
1,3
S
36,5°C,
RR
20 x/menit
Makan 1 porsi, minum 200 cc.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
ada.
20 : 00
wita
1
21:00
Wita
Memberi obat analgetik
Obat masuk, reaksi alergi tidak
paracetamol 1 gr (IV), asam
ada.
teraneksamat 500 mg (IV/perset)
TD
Mengkaji tingkat nyeri pasien
Nadi 84 x/menit,
1
110/80 mmHg,
S
36,5°C,
RR
19 x/menit
Mengukur vital sign.
1,3
Nyeri tekan pada daerah perut,
pinggang, dan paha kanan.
Skala nyeri 3 (0-10).
Senin, 1
Desember
2014
04 : 00
Mengkaji nyeri.
1
TD
130/80 mmHg,
Nadi 90 x/menit,
S
37°C,
RR
20 x/menit.
wita
1
06 : 00
wita
Memberi obat antibiotik yaitu
Nyeri pada daerah perut,
Cefixime 3 x 100 mg IV
pinggang, dan kaki kanan.
dan obat analgetik Ketorolac 3 x
Skala nyeri 3 (0-10)
30 mg IV dan obat antipiretik
TD
Paracetamol Obat Oral .
Nadi 88 x / menit,
Mengukur vital sign.
S
374 ° C,
RR
20 x / menit.
1,3
130 / 80 mmHg,
Pasien mengatakan nyeri pada
daerah peut, pinggul, dan paha
2
11 : 00
wita
Membantu memberi makan dan
kanan. Skala nyeri pasien 3 (0-
minum.
10)
Mengkaji nyeri.
Obat masuk, reaksi alergi tidak
1
ada.
Memperhatikan perubahan fungsi
2
Obat masuk, reaksi alergi tidak ada. TD
motorik / sensasi.
110/70 mmHg,
Nadi 84 x/menit,
S
36,8°C,
RR
20 x/menit.
Makan 1 porsi, minum 200 cc,
dilakukan sendiri, pasien sudah
bisa duduk dengan tegak.
18 : 00
wita
Pasien mengatakan nyeri pada
1
2
Mengobservasi nyeri tekan,
daerah peut, pinggul, dan paha
pembengkakan pada kaki.
kanan sudah sedikit berkurang.
Melakukan mobilisasi rentang
Skala nyeri pasien 3 (0-10)
gerak aktif bersama ahli fisioterapi.
Pasien mengatakan tidak ada
kesemutan pada kaki , kaki
kanan bisa diangkat karena
3
Memberikan saran dan semangat
hanya
bisa
digerakkan
kepada pasien dalam proses
pergelangan dan jari-jari kaki
penyembuhan.
kanan, kaki kiri belum bisa
diangkat dan ditarik kearah
pantat.
Terdapat nyeri tekan dan
pembengkakan pada kaki.
Pasien melakukan latihan gerak
dari posisi tidur ke posisi
duduk, Pasien belum dapat
melakukanya.
Pasien mengatakan akan terus
mencoba dan melakukan halhal yang diintruksikan oleh
tenaga medis untuk
mempercepat penyemuhannya
E. Evaluasi
Hari /
Tgl/Jam
Kamis,
30
Oktober
No. Dx
Evaluasi
1
S : Pasien mengeluh nyeri pada daerah kaki kanan dan pinggang
sudah sedikit berkurang, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan nyeri
datang tiba-tiba , skala nyeri 3 (0 – 10).
Paraf
2014
O : Pasien tampak memegangi bagian yang terasa nyeri yaitu pada
11 : 30
daerah kaki dan pinggang.
wita
A : Tujuan tidak tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
2
S : Pasien mengatakan masih harus bedrest oleh dokter dan
aktivitasnya masih harus dibatasi
O : Kaki kanan pasien masih sulit untuk digerakan, kaki kiri pasien
sudah mulai dapat digerakan sedikit demi sedikit
A : Tujuan tidak tercapai
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3,4,5,6.
3
S : Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang proses
penykit dan penanganannya
O : Pasien dan keluarga tampak sedikit lebih rileks, dan tidak
terlihat bingung lagi, dan cemas sudah berkurang
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan Kondisi pasien.
Denpasar,
November 2014
Mengetahui,
Pembimbing Praktik
NIP
Mahasiswa
NIM :
Mengetahui,
PembimbingAkademik
NIP.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ”KC”
DENGAN CF RAMUS PUBIS
SUPERIOR ET INFERIOR (D)
DI RUANG MS RSUP SANGLAH DENPASAR
PADA 28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2014
OLEH
:
ANAK AGUNG YUTRI JULIARI
P07120012066
3.2 REGULER
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2014