SERANGAN ABAD KE 17 PADA FILOSOFI ARISTO

PERLAWANAN TERHADAP
FILOSOFI ARISTOTELES
PADA ABAD KE-17

Galileo

Siapakah Galileo itu ???

 Lahir

di Pisa pada tahun 1564

 Pada

tahun 1581 belajar di Universitas Pisa untuk melanjutkan studi

kedokteran
 Tahun

1592-1610 diangkat sebagai profesor Matematika di Universitas Padua


 Tahun

1610 menjadi matematikawan di Grand Duke of Tuscany

 Pada

tahun 1642, dia meninggal dan 5 tahun sebelum meninggal dia

mengalami kebutaan. Paus Urban VIII memberikan berkat khusus buat Galileo,
dan jenasahnya dikuburkan di dalam Gereja Santa Croce di Florence

Pandangan dunia Aristoteles : teori
Geosentris
“Bumi adalah pusat semua gerakan”

Teleskop ditemukan sekitar 1608, dan Galileo
menggunakannya (1610) untuk mengamati
tata surya, maka ia melihat adanya 4 satelit/
bulan yang mengitari planet Yupiter


Pada tahun 1616, Galileo
menyampaikan bukti teori
heliosentris kepada Kardinal Orsini

Tertulis dalam Mzm 93:1, 96:10 dan 1 Taw 16:30 yang
mengatakan,
“Sungguh tegak dunia (bumi), tidak bergoyang”

Pernyataan Galileo dianggap bertentangan dengan isi Kitab

Pelarangan untuk menyebarkan pemikiran

Pembuatan Buku “Dialogue Concerning the Two Chief World
Systems”

Galileo diadili di
pengadilan

Teori Prosedur Ilmiah
Galileo Galilei adalah seorang ahli matematika,

astronom, dan ahli fisika Italiyang membantu menemukan
metode ilmiah modern berupa hukum
penarikan kesimpulan untuk menjelaskan hasil-hasil
pengamatan dan eksperimen

Paham Aristoteles → induktif ke deduktif → dari
pengamatan ke prinsip umum kembali ke pengamatan

Galileo setuju bahwa sebuah prinsip harus diinduksi dari
pengalaman indra bukan dari akal pengalaman

Metode resolusi

Galileo menekankan
pentingnya fisika
abstraksi dan idealisasi,
sehingga memperluas
jangkauan teknik induktif

Contoh :

konsep gerak
jatuh dan teori
pendulum

Menurut Aristoteles :
benda-benda akan jatuh dengan kecepatan yang tergantung pada massa
masing-masing benda tersebut
Menurut Galileo
:
dua benda dengan massa yang berbeda jatuh secara bersamaan pada
ketinggian yang sama

Metode Komposisi

KONFIRMASI
EKSPERIMENTAL

Konfrimasi adala
h pembenaran,
penegasan


Tujuan konfirmasi
eksperimental untuk
membuktikan
eksperimen yang
telah dilakukan atau
uji hipotesis

TEORI
PENDULUM

Pemikiran Sistematika Deduktif
Galileo menegaskan pemikiran Archimedes
tentang sistematika deduktif yang
menekankan pada nilai abstraksi dan
idealisasi dalam ilmu. Dimana menjelaskan
perbedaan antara teori dan pengamatan.

Francis Bacon


Siapakah Francis Bacon itu ???

Bacon lahir pada tanggal 22 Januari 1561 di York House, London



Pada usia 12 tahun, Bacon telah belajar di Trinity College, Cambridge University



Setelah selesai pendidikan di Cambridge, ia diangkat sebagai staf kedutaan Inggris



di Prancis
Pada usia yang cukup muda 23 tahun ia telah diangkat menjadi anggota parlemen



Pada tahun 1618, James I mengangkatnya menjadi Lord Chancellor dan kemudian




menjadi Viscount St. Albans
Setelah lima tahun dari jabatannya (1626), dia meninggal karena kedinginan ketika



melakukan eksperimen dengan mendinginkan ayam dan membungkusnya dengan
salju.

Metode Induktif Bacon


Teori induktif Bacon lahir sebagai
jawaban atas kelemahan dari teori
deduksi yang sebelumnya sering dipakai
oleh Arisototelian.




Teori induktif Bacon dimulai dengan
bekerjanya pengindraan, yang menuntut
kerjasama dengan pikiran, dan kegiatan
pikiran harus dikendalikan oleh observasi

Aristoteles, memandang sains sebagai
perkembangan dari observasi terhadap
prinsip-prinsip umum dan kembali ke
pengamatan
Memang benar bahwa Bacon
menekankan tahap induktif prosedur
ilmiah. Tapi dia menugaskannya
Argumen deduktif berperan penting
dalam konfirmasi generalisasi induktif

Kritik terhadap Metode Aristoteles
Hal yang dikritisi oleh Bacon:
1. Aristoteles dan para pengikutnya
mengumpulkan data dengan mudah dan

tidak kritis.
2. Orang-orang Aristoteles menggeneralisasi
dengan tergesa-gesa

Agar induksi tidak terjebak pada proses
generalisasi yang tergesa-gesa, maka yang
perlu dihindari empat penghalang
prakonsepsi, empat hal tersebut adalah…

1

Idola Tribus (The Idols of
Tribe)

2

Idola Specus (The Idols of the
Cave)
Idola Foria (The Idols of the Market
Place)

Idola Theatri (The Idols of the
Theatre)

3
4

Koreksi Metode Aristoteles

Francis Bacon merumuskan
dasar-dasar berpikir induktif :
(1) pikiran mungkin hasil dari pengindraan dan dari
persepsi tentang hal-hal yang khusus kearah
aksioma-aksioma yang sangat umum, dan dari
aksioma-aksioma tersebut dijabarkan proposisiproposisi yang kurang bersifat umum
(2), pikiran mungkin hasil dari pengeindaraan dan
persepsi tentang hal-hal khusus kearah aksiomaaksioma yang dapat dicapai secara langsung dan
oleh karena itu, secara berangsur-angsur dan
hati-hati menuju memperoleh aksioma-aksioma
yang lebih umum (Mudyahardjo, 2010:108).


Pencarian Forma (Bentuk
Sejati)

Bacon

René Descartes
René
RenéDescartes
Descartes(1596-1650)
(1596-1650) mengikuti
mengikutisekolah
sekolah
Yesuit
Yesuitdidi La
LaFlèche
Flèche(Paris)
(Paris) dan
dan menerima
menerima gelar
gelar
sarjana
sarjana hukum
hukum dari
dari Universitas
Universitas Poitiers
Poitiers pada
pada
tahun
tahun 1616.
1616. Descartes
Descartes sangat
sangat tertarik
tertarik pada
pada
matematika,
matematika,sains,
sains,dan
danfilsafat.
filsafat.Dia
Diamemutuskan
memutuskan
untuk
untuk menggabungkan
menggabungkan pencarian
pencarian intelektual
intelektual
dengan
dengan berkeliling
berkeliling Eropa
Eropa dan
dan sering
sering menjadi
menjadi
relawan
relawandidiberbagai
berbagaipasukan
pasukantentara.
tentara.
1618

Cogito, ergo sum.
( “Aku berpikir, maka aku
ada”)

Inversi dari Prosedur Teori
Francis Bacon
Descartes setuju dengan Francis Bacon bahwa pencapaian
tertinggi dari ilmu pengetahuan sebuah piramida proposisi,
dengan prinsip paling umum berada di puncak.
• Descartes menuntut kepastian untuk prinsip - prinsip umum di
puncak piramida. Untuk memenuhi permintaan akan kepastian ini,
dia melakukan secara sistematis dengan meragukan semua
penilaian yang sebelumnya dia yakini benar, lalu melihat apakah
salah satu dari penilaiannya sudah tidak ada yang diragukan lagi.
Kemudian dia menyimpulkannya.
• Beberapa penilaiannya memang tidak diragukan lagi-bahwa sejauh
dia berpikir, dia harus ada, dan disitu harus muncul melibatkan
TuhanYang Maha Sempurna.

Menurut Descartes, hal yang
jelas adalah apa yang segera
hadir ke pikiran. Sedangkan
hal yang berbeda adalah hal
yang jelas dan tidak bersyarat
yang menjadi bukti dirinya
bebas dari setiap kondisi yang
membatasi.

Contoh:
Pengamatan pada
sebuah pensil yang
dimasukkan ke
dalam gelas berisi
air.

Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder


Seperti Galileo, Descrates juga membedakan
antara kualitas primer dan kualitas sekunder.
Kualitas

Hukum Ilmiah Secara Umum




1.

2.

3.

4.

Descrates mengarang beberapa buku, yang paling terkenal adalah
Discours de la Methods (1637). Descrates membangun filsafatnya
dengan mengacu pada keraguan yang mendasar (metode kesangsian
universal) terhadap segala sesuatu yang dapat diragukan.
Decrates selanjutnya mengembangkan metode analitik, yaitu berupa
pemecahan pemikiran dan masalah menjadi bagian-bagian kecil dan
menyusun kembali potongan-potongan itu sesuai tatanan logisnya.
Metode ilmiah atau metode universal, terdiri atas 4 tahap yaitu:
Intuisi kritis, yaitu menolak semuanya kecuali yang telah diketahui
secara jelas dan terpilah.
Analisis, yaitu membagi masalah ke dalam bagian-bagian kecil yang
dapat dikenal.
Sintesis, yaitu menata kembali bagian-bagian yang telah dikenali di
mulai dari yang paling sederhana sampai kompleks
Enumerasi, yaitu meninjau kembali semua secara umum sehingga
tidak ada bagian yang terabaikan.

Idea-Idea Bawaan






Dekrates menyebut pikiran sebagai idea
bawaan yang sudah melekat sejak kita
dilahirkan ke dunia ini “res cogitans”(alam
pikiran)
Kejasmanian bisa menjadi kesan yang
menipu, tetapi kesan itu ada sejak lahir.
Meski tidak selalu sempurna, kejasmanian
termasuk idea bawaan. Decrates
menyebutnya keluasan “res
extensa”(benda luas)
Descrates juga berpendapat bahwa dia
memiliki idea yang sempurna yaitu Allah.

Tekanan- tekanan Empiris di Filsafat Ilmu
Descrates
1.

Keterbatasan dari A Priori Deduksi

A priori deduksi adalah premis atau kesimpulan yang tidak
memerlukan pengamatan inderawi atau observasi empiris.
Descartes
Descartes menyadari
menyadari bahwa
bahwa
seseorang
seseorang dapat
dapat melanjutkan
melanjutkan
dengan
dengan deduksi
deduksi hanya
hanya dalam
dalam
jarak
jarak dekat
dekat dari
dari puncak
puncak
piramida.
piramida. Kekurangandari
Kekurangandari prinsip
prinsip
intuitif
intuitif adalah
adalah kegunaan
kegunaan
terbatas
terbatas dalam
dalam sains.
sains. Ini
Inihanya
hanya
bisa
bisa menghasilkan
menghasilkan yang
yang hukum
hukum
yang
yang paling
paling umum.
umum. Apalagi,
Apalagi,
karena
karena hukum
hukum dasar
dasar pergerakan
pergerakan
hanya
hanya membatasi
membatasi apa
apa yang
yang bisa
bisa
terjadi
terjadi dalam
dalam kondisi
kondisi tertentu,
tertentu,
tak
tak terhitung
terhitung banyaknyaurutan
banyaknyaurutan
kejadian
kejadian konsisten
konsisten dengan
dengan
hukum
hukum ini.
ini.

2. Peran Hipotesis dalam Ilmu Pengetahuan

Hipote
Hipote
sis
sis

Peran
Peran penting
penting pengamatan
pengamatan dan
dan
eksperimen
eksperimen
dalam
dalam teori
teori Descartes
Descartes dari
dari Metode
Metode
ilmiah
ilmiah adalah
adalah mengemukakan
mengemukakan hipotesis
hipotesis
yang
yang menentukan
menentukan mekanisme
mekanisme yang
yang
konsisten
konsisten dengan
dengan hukum
hukum dasar.
dasar.
Descartes
Descartes berpendapat
berpendapat bahwa
bahwa
hipotesisnya
hipotesisnya dibenarkan
dibenarkan oleh
oleh
kemampuannya,
kemampuannya, bersamaan
bersamaan dengan
dengan
hukum
hukum dasar,
dasar, untuk
untuk menjelaskan
menjelaskan
fenomena.
fenomena. Hipotesis
Hipotesis harus
harus konsisten
konsisten
dengan
dengan hukum
hukum fundamental,
fundamental, namun
namun
konten
konten spesifiknya
spesifiknya disesuaikan
disesuaikan untuk
untuk
memungkinkan
memungkinkan adanya
adanya pernyataan
pernyataan yang
yang
kurang
kurang tentang
tentang fenomena
fenomena yang
yang
dimaksud.
dimaksud.

3. Konfirmasi Eksperimental




Praktik Descartes sering tidak sesuai dengan kecanggihan
tulisannya tentang metode. Secara umum, ia cenderung
menganggap eksperimen sebagai bantuan dalam merumuskan
penjelasan dari pada sebagai touchstone (batu pijakan)
kecukupan penjelasan.
Terlepas dari kenyataan bahwa interpretasi Descartes sering
gagal memenuhi fakta, Descrates berpendapat bahwa Teori
alam semesta memiliki daya tarik yang besar sesuai dengan
sebuah keinginan untuk kepastian dan kesadaran akan
kompleksitas fenomena. Hukum alam sesecara universal
seharusnya merupakan konsekuensi deduktif yang memerlukan
kebenaran yang harus diakui oleh individu reflektif.





Descartes berhati-hati untuk menekankan
bahwa Tuhan tidak perlu menciptakan alam
semesta yang di dalamnya sesuai dengan
hukum piramida. Hukum ini tidak menjadi
kendala dalam aktivitas kreatif Tuhan.
Hukum-hukum ini bukan sekadar
generalisasi empiris tentang apa yang telah
diamati. Sebaliknya, mereka menyatakan
dengan jelas dalam memahami wawasan
struktur alam semesta.



Tuhan adalah penjamin
kepastian pengetahuan kita.
Asal kita menggunakan akal
budi kita dalam batas-batas
kapasitasnya, maka kita boleh
yakin bahwa pengetahuan
yang kita peroleh dengan akal
budi itu pasti benar; dan
kebenaran tersebut terjamin
oleh Tuhan yang menciptakan
akal budi kita.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124