SERANGAN ABAD KE 17 PADA FILOSOFI ARISTO
PERLAWANAN TERHADAP
FILOSOFI ARISTOTELES
PADA ABAD KE-17
Galileo
Siapakah Galileo itu ???
Lahir
di Pisa pada tahun 1564
Pada
tahun 1581 belajar di Universitas Pisa untuk melanjutkan studi
kedokteran
Tahun
1592-1610 diangkat sebagai profesor Matematika di Universitas Padua
Tahun
1610 menjadi matematikawan di Grand Duke of Tuscany
Pada
tahun 1642, dia meninggal dan 5 tahun sebelum meninggal dia
mengalami kebutaan. Paus Urban VIII memberikan berkat khusus buat Galileo,
dan jenasahnya dikuburkan di dalam Gereja Santa Croce di Florence
Pandangan dunia Aristoteles : teori
Geosentris
“Bumi adalah pusat semua gerakan”
Teleskop ditemukan sekitar 1608, dan Galileo
menggunakannya (1610) untuk mengamati
tata surya, maka ia melihat adanya 4 satelit/
bulan yang mengitari planet Yupiter
Pada tahun 1616, Galileo
menyampaikan bukti teori
heliosentris kepada Kardinal Orsini
Tertulis dalam Mzm 93:1, 96:10 dan 1 Taw 16:30 yang
mengatakan,
“Sungguh tegak dunia (bumi), tidak bergoyang”
Pernyataan Galileo dianggap bertentangan dengan isi Kitab
Pelarangan untuk menyebarkan pemikiran
Pembuatan Buku “Dialogue Concerning the Two Chief World
Systems”
Galileo diadili di
pengadilan
Teori Prosedur Ilmiah
Galileo Galilei adalah seorang ahli matematika,
astronom, dan ahli fisika Italiyang membantu menemukan
metode ilmiah modern berupa hukum
penarikan kesimpulan untuk menjelaskan hasil-hasil
pengamatan dan eksperimen
Paham Aristoteles → induktif ke deduktif → dari
pengamatan ke prinsip umum kembali ke pengamatan
Galileo setuju bahwa sebuah prinsip harus diinduksi dari
pengalaman indra bukan dari akal pengalaman
Metode resolusi
Galileo menekankan
pentingnya fisika
abstraksi dan idealisasi,
sehingga memperluas
jangkauan teknik induktif
Contoh :
konsep gerak
jatuh dan teori
pendulum
Menurut Aristoteles :
benda-benda akan jatuh dengan kecepatan yang tergantung pada massa
masing-masing benda tersebut
Menurut Galileo
:
dua benda dengan massa yang berbeda jatuh secara bersamaan pada
ketinggian yang sama
Metode Komposisi
KONFIRMASI
EKSPERIMENTAL
Konfrimasi adala
h pembenaran,
penegasan
Tujuan konfirmasi
eksperimental untuk
membuktikan
eksperimen yang
telah dilakukan atau
uji hipotesis
TEORI
PENDULUM
Pemikiran Sistematika Deduktif
Galileo menegaskan pemikiran Archimedes
tentang sistematika deduktif yang
menekankan pada nilai abstraksi dan
idealisasi dalam ilmu. Dimana menjelaskan
perbedaan antara teori dan pengamatan.
Francis Bacon
Siapakah Francis Bacon itu ???
Bacon lahir pada tanggal 22 Januari 1561 di York House, London
Pada usia 12 tahun, Bacon telah belajar di Trinity College, Cambridge University
Setelah selesai pendidikan di Cambridge, ia diangkat sebagai staf kedutaan Inggris
di Prancis
Pada usia yang cukup muda 23 tahun ia telah diangkat menjadi anggota parlemen
Pada tahun 1618, James I mengangkatnya menjadi Lord Chancellor dan kemudian
menjadi Viscount St. Albans
Setelah lima tahun dari jabatannya (1626), dia meninggal karena kedinginan ketika
melakukan eksperimen dengan mendinginkan ayam dan membungkusnya dengan
salju.
Metode Induktif Bacon
Teori induktif Bacon lahir sebagai
jawaban atas kelemahan dari teori
deduksi yang sebelumnya sering dipakai
oleh Arisototelian.
Teori induktif Bacon dimulai dengan
bekerjanya pengindraan, yang menuntut
kerjasama dengan pikiran, dan kegiatan
pikiran harus dikendalikan oleh observasi
Aristoteles, memandang sains sebagai
perkembangan dari observasi terhadap
prinsip-prinsip umum dan kembali ke
pengamatan
Memang benar bahwa Bacon
menekankan tahap induktif prosedur
ilmiah. Tapi dia menugaskannya
Argumen deduktif berperan penting
dalam konfirmasi generalisasi induktif
Kritik terhadap Metode Aristoteles
Hal yang dikritisi oleh Bacon:
1. Aristoteles dan para pengikutnya
mengumpulkan data dengan mudah dan
tidak kritis.
2. Orang-orang Aristoteles menggeneralisasi
dengan tergesa-gesa
Agar induksi tidak terjebak pada proses
generalisasi yang tergesa-gesa, maka yang
perlu dihindari empat penghalang
prakonsepsi, empat hal tersebut adalah…
1
Idola Tribus (The Idols of
Tribe)
2
Idola Specus (The Idols of the
Cave)
Idola Foria (The Idols of the Market
Place)
Idola Theatri (The Idols of the
Theatre)
3
4
Koreksi Metode Aristoteles
Francis Bacon merumuskan
dasar-dasar berpikir induktif :
(1) pikiran mungkin hasil dari pengindraan dan dari
persepsi tentang hal-hal yang khusus kearah
aksioma-aksioma yang sangat umum, dan dari
aksioma-aksioma tersebut dijabarkan proposisiproposisi yang kurang bersifat umum
(2), pikiran mungkin hasil dari pengeindaraan dan
persepsi tentang hal-hal khusus kearah aksiomaaksioma yang dapat dicapai secara langsung dan
oleh karena itu, secara berangsur-angsur dan
hati-hati menuju memperoleh aksioma-aksioma
yang lebih umum (Mudyahardjo, 2010:108).
Pencarian Forma (Bentuk
Sejati)
Bacon
René Descartes
René
RenéDescartes
Descartes(1596-1650)
(1596-1650) mengikuti
mengikutisekolah
sekolah
Yesuit
Yesuitdidi La
LaFlèche
Flèche(Paris)
(Paris) dan
dan menerima
menerima gelar
gelar
sarjana
sarjana hukum
hukum dari
dari Universitas
Universitas Poitiers
Poitiers pada
pada
tahun
tahun 1616.
1616. Descartes
Descartes sangat
sangat tertarik
tertarik pada
pada
matematika,
matematika,sains,
sains,dan
danfilsafat.
filsafat.Dia
Diamemutuskan
memutuskan
untuk
untuk menggabungkan
menggabungkan pencarian
pencarian intelektual
intelektual
dengan
dengan berkeliling
berkeliling Eropa
Eropa dan
dan sering
sering menjadi
menjadi
relawan
relawandidiberbagai
berbagaipasukan
pasukantentara.
tentara.
1618
Cogito, ergo sum.
( “Aku berpikir, maka aku
ada”)
Inversi dari Prosedur Teori
Francis Bacon
Descartes setuju dengan Francis Bacon bahwa pencapaian
tertinggi dari ilmu pengetahuan sebuah piramida proposisi,
dengan prinsip paling umum berada di puncak.
• Descartes menuntut kepastian untuk prinsip - prinsip umum di
puncak piramida. Untuk memenuhi permintaan akan kepastian ini,
dia melakukan secara sistematis dengan meragukan semua
penilaian yang sebelumnya dia yakini benar, lalu melihat apakah
salah satu dari penilaiannya sudah tidak ada yang diragukan lagi.
Kemudian dia menyimpulkannya.
• Beberapa penilaiannya memang tidak diragukan lagi-bahwa sejauh
dia berpikir, dia harus ada, dan disitu harus muncul melibatkan
TuhanYang Maha Sempurna.
Menurut Descartes, hal yang
jelas adalah apa yang segera
hadir ke pikiran. Sedangkan
hal yang berbeda adalah hal
yang jelas dan tidak bersyarat
yang menjadi bukti dirinya
bebas dari setiap kondisi yang
membatasi.
Contoh:
Pengamatan pada
sebuah pensil yang
dimasukkan ke
dalam gelas berisi
air.
Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Seperti Galileo, Descrates juga membedakan
antara kualitas primer dan kualitas sekunder.
Kualitas
Hukum Ilmiah Secara Umum
1.
2.
3.
4.
Descrates mengarang beberapa buku, yang paling terkenal adalah
Discours de la Methods (1637). Descrates membangun filsafatnya
dengan mengacu pada keraguan yang mendasar (metode kesangsian
universal) terhadap segala sesuatu yang dapat diragukan.
Decrates selanjutnya mengembangkan metode analitik, yaitu berupa
pemecahan pemikiran dan masalah menjadi bagian-bagian kecil dan
menyusun kembali potongan-potongan itu sesuai tatanan logisnya.
Metode ilmiah atau metode universal, terdiri atas 4 tahap yaitu:
Intuisi kritis, yaitu menolak semuanya kecuali yang telah diketahui
secara jelas dan terpilah.
Analisis, yaitu membagi masalah ke dalam bagian-bagian kecil yang
dapat dikenal.
Sintesis, yaitu menata kembali bagian-bagian yang telah dikenali di
mulai dari yang paling sederhana sampai kompleks
Enumerasi, yaitu meninjau kembali semua secara umum sehingga
tidak ada bagian yang terabaikan.
Idea-Idea Bawaan
Dekrates menyebut pikiran sebagai idea
bawaan yang sudah melekat sejak kita
dilahirkan ke dunia ini “res cogitans”(alam
pikiran)
Kejasmanian bisa menjadi kesan yang
menipu, tetapi kesan itu ada sejak lahir.
Meski tidak selalu sempurna, kejasmanian
termasuk idea bawaan. Decrates
menyebutnya keluasan “res
extensa”(benda luas)
Descrates juga berpendapat bahwa dia
memiliki idea yang sempurna yaitu Allah.
Tekanan- tekanan Empiris di Filsafat Ilmu
Descrates
1.
Keterbatasan dari A Priori Deduksi
A priori deduksi adalah premis atau kesimpulan yang tidak
memerlukan pengamatan inderawi atau observasi empiris.
Descartes
Descartes menyadari
menyadari bahwa
bahwa
seseorang
seseorang dapat
dapat melanjutkan
melanjutkan
dengan
dengan deduksi
deduksi hanya
hanya dalam
dalam
jarak
jarak dekat
dekat dari
dari puncak
puncak
piramida.
piramida. Kekurangandari
Kekurangandari prinsip
prinsip
intuitif
intuitif adalah
adalah kegunaan
kegunaan
terbatas
terbatas dalam
dalam sains.
sains. Ini
Inihanya
hanya
bisa
bisa menghasilkan
menghasilkan yang
yang hukum
hukum
yang
yang paling
paling umum.
umum. Apalagi,
Apalagi,
karena
karena hukum
hukum dasar
dasar pergerakan
pergerakan
hanya
hanya membatasi
membatasi apa
apa yang
yang bisa
bisa
terjadi
terjadi dalam
dalam kondisi
kondisi tertentu,
tertentu,
tak
tak terhitung
terhitung banyaknyaurutan
banyaknyaurutan
kejadian
kejadian konsisten
konsisten dengan
dengan
hukum
hukum ini.
ini.
2. Peran Hipotesis dalam Ilmu Pengetahuan
Hipote
Hipote
sis
sis
Peran
Peran penting
penting pengamatan
pengamatan dan
dan
eksperimen
eksperimen
dalam
dalam teori
teori Descartes
Descartes dari
dari Metode
Metode
ilmiah
ilmiah adalah
adalah mengemukakan
mengemukakan hipotesis
hipotesis
yang
yang menentukan
menentukan mekanisme
mekanisme yang
yang
konsisten
konsisten dengan
dengan hukum
hukum dasar.
dasar.
Descartes
Descartes berpendapat
berpendapat bahwa
bahwa
hipotesisnya
hipotesisnya dibenarkan
dibenarkan oleh
oleh
kemampuannya,
kemampuannya, bersamaan
bersamaan dengan
dengan
hukum
hukum dasar,
dasar, untuk
untuk menjelaskan
menjelaskan
fenomena.
fenomena. Hipotesis
Hipotesis harus
harus konsisten
konsisten
dengan
dengan hukum
hukum fundamental,
fundamental, namun
namun
konten
konten spesifiknya
spesifiknya disesuaikan
disesuaikan untuk
untuk
memungkinkan
memungkinkan adanya
adanya pernyataan
pernyataan yang
yang
kurang
kurang tentang
tentang fenomena
fenomena yang
yang
dimaksud.
dimaksud.
3. Konfirmasi Eksperimental
Praktik Descartes sering tidak sesuai dengan kecanggihan
tulisannya tentang metode. Secara umum, ia cenderung
menganggap eksperimen sebagai bantuan dalam merumuskan
penjelasan dari pada sebagai touchstone (batu pijakan)
kecukupan penjelasan.
Terlepas dari kenyataan bahwa interpretasi Descartes sering
gagal memenuhi fakta, Descrates berpendapat bahwa Teori
alam semesta memiliki daya tarik yang besar sesuai dengan
sebuah keinginan untuk kepastian dan kesadaran akan
kompleksitas fenomena. Hukum alam sesecara universal
seharusnya merupakan konsekuensi deduktif yang memerlukan
kebenaran yang harus diakui oleh individu reflektif.
Descartes berhati-hati untuk menekankan
bahwa Tuhan tidak perlu menciptakan alam
semesta yang di dalamnya sesuai dengan
hukum piramida. Hukum ini tidak menjadi
kendala dalam aktivitas kreatif Tuhan.
Hukum-hukum ini bukan sekadar
generalisasi empiris tentang apa yang telah
diamati. Sebaliknya, mereka menyatakan
dengan jelas dalam memahami wawasan
struktur alam semesta.
Tuhan adalah penjamin
kepastian pengetahuan kita.
Asal kita menggunakan akal
budi kita dalam batas-batas
kapasitasnya, maka kita boleh
yakin bahwa pengetahuan
yang kita peroleh dengan akal
budi itu pasti benar; dan
kebenaran tersebut terjamin
oleh Tuhan yang menciptakan
akal budi kita.
FILOSOFI ARISTOTELES
PADA ABAD KE-17
Galileo
Siapakah Galileo itu ???
Lahir
di Pisa pada tahun 1564
Pada
tahun 1581 belajar di Universitas Pisa untuk melanjutkan studi
kedokteran
Tahun
1592-1610 diangkat sebagai profesor Matematika di Universitas Padua
Tahun
1610 menjadi matematikawan di Grand Duke of Tuscany
Pada
tahun 1642, dia meninggal dan 5 tahun sebelum meninggal dia
mengalami kebutaan. Paus Urban VIII memberikan berkat khusus buat Galileo,
dan jenasahnya dikuburkan di dalam Gereja Santa Croce di Florence
Pandangan dunia Aristoteles : teori
Geosentris
“Bumi adalah pusat semua gerakan”
Teleskop ditemukan sekitar 1608, dan Galileo
menggunakannya (1610) untuk mengamati
tata surya, maka ia melihat adanya 4 satelit/
bulan yang mengitari planet Yupiter
Pada tahun 1616, Galileo
menyampaikan bukti teori
heliosentris kepada Kardinal Orsini
Tertulis dalam Mzm 93:1, 96:10 dan 1 Taw 16:30 yang
mengatakan,
“Sungguh tegak dunia (bumi), tidak bergoyang”
Pernyataan Galileo dianggap bertentangan dengan isi Kitab
Pelarangan untuk menyebarkan pemikiran
Pembuatan Buku “Dialogue Concerning the Two Chief World
Systems”
Galileo diadili di
pengadilan
Teori Prosedur Ilmiah
Galileo Galilei adalah seorang ahli matematika,
astronom, dan ahli fisika Italiyang membantu menemukan
metode ilmiah modern berupa hukum
penarikan kesimpulan untuk menjelaskan hasil-hasil
pengamatan dan eksperimen
Paham Aristoteles → induktif ke deduktif → dari
pengamatan ke prinsip umum kembali ke pengamatan
Galileo setuju bahwa sebuah prinsip harus diinduksi dari
pengalaman indra bukan dari akal pengalaman
Metode resolusi
Galileo menekankan
pentingnya fisika
abstraksi dan idealisasi,
sehingga memperluas
jangkauan teknik induktif
Contoh :
konsep gerak
jatuh dan teori
pendulum
Menurut Aristoteles :
benda-benda akan jatuh dengan kecepatan yang tergantung pada massa
masing-masing benda tersebut
Menurut Galileo
:
dua benda dengan massa yang berbeda jatuh secara bersamaan pada
ketinggian yang sama
Metode Komposisi
KONFIRMASI
EKSPERIMENTAL
Konfrimasi adala
h pembenaran,
penegasan
Tujuan konfirmasi
eksperimental untuk
membuktikan
eksperimen yang
telah dilakukan atau
uji hipotesis
TEORI
PENDULUM
Pemikiran Sistematika Deduktif
Galileo menegaskan pemikiran Archimedes
tentang sistematika deduktif yang
menekankan pada nilai abstraksi dan
idealisasi dalam ilmu. Dimana menjelaskan
perbedaan antara teori dan pengamatan.
Francis Bacon
Siapakah Francis Bacon itu ???
Bacon lahir pada tanggal 22 Januari 1561 di York House, London
Pada usia 12 tahun, Bacon telah belajar di Trinity College, Cambridge University
Setelah selesai pendidikan di Cambridge, ia diangkat sebagai staf kedutaan Inggris
di Prancis
Pada usia yang cukup muda 23 tahun ia telah diangkat menjadi anggota parlemen
Pada tahun 1618, James I mengangkatnya menjadi Lord Chancellor dan kemudian
menjadi Viscount St. Albans
Setelah lima tahun dari jabatannya (1626), dia meninggal karena kedinginan ketika
melakukan eksperimen dengan mendinginkan ayam dan membungkusnya dengan
salju.
Metode Induktif Bacon
Teori induktif Bacon lahir sebagai
jawaban atas kelemahan dari teori
deduksi yang sebelumnya sering dipakai
oleh Arisototelian.
Teori induktif Bacon dimulai dengan
bekerjanya pengindraan, yang menuntut
kerjasama dengan pikiran, dan kegiatan
pikiran harus dikendalikan oleh observasi
Aristoteles, memandang sains sebagai
perkembangan dari observasi terhadap
prinsip-prinsip umum dan kembali ke
pengamatan
Memang benar bahwa Bacon
menekankan tahap induktif prosedur
ilmiah. Tapi dia menugaskannya
Argumen deduktif berperan penting
dalam konfirmasi generalisasi induktif
Kritik terhadap Metode Aristoteles
Hal yang dikritisi oleh Bacon:
1. Aristoteles dan para pengikutnya
mengumpulkan data dengan mudah dan
tidak kritis.
2. Orang-orang Aristoteles menggeneralisasi
dengan tergesa-gesa
Agar induksi tidak terjebak pada proses
generalisasi yang tergesa-gesa, maka yang
perlu dihindari empat penghalang
prakonsepsi, empat hal tersebut adalah…
1
Idola Tribus (The Idols of
Tribe)
2
Idola Specus (The Idols of the
Cave)
Idola Foria (The Idols of the Market
Place)
Idola Theatri (The Idols of the
Theatre)
3
4
Koreksi Metode Aristoteles
Francis Bacon merumuskan
dasar-dasar berpikir induktif :
(1) pikiran mungkin hasil dari pengindraan dan dari
persepsi tentang hal-hal yang khusus kearah
aksioma-aksioma yang sangat umum, dan dari
aksioma-aksioma tersebut dijabarkan proposisiproposisi yang kurang bersifat umum
(2), pikiran mungkin hasil dari pengeindaraan dan
persepsi tentang hal-hal khusus kearah aksiomaaksioma yang dapat dicapai secara langsung dan
oleh karena itu, secara berangsur-angsur dan
hati-hati menuju memperoleh aksioma-aksioma
yang lebih umum (Mudyahardjo, 2010:108).
Pencarian Forma (Bentuk
Sejati)
Bacon
René Descartes
René
RenéDescartes
Descartes(1596-1650)
(1596-1650) mengikuti
mengikutisekolah
sekolah
Yesuit
Yesuitdidi La
LaFlèche
Flèche(Paris)
(Paris) dan
dan menerima
menerima gelar
gelar
sarjana
sarjana hukum
hukum dari
dari Universitas
Universitas Poitiers
Poitiers pada
pada
tahun
tahun 1616.
1616. Descartes
Descartes sangat
sangat tertarik
tertarik pada
pada
matematika,
matematika,sains,
sains,dan
danfilsafat.
filsafat.Dia
Diamemutuskan
memutuskan
untuk
untuk menggabungkan
menggabungkan pencarian
pencarian intelektual
intelektual
dengan
dengan berkeliling
berkeliling Eropa
Eropa dan
dan sering
sering menjadi
menjadi
relawan
relawandidiberbagai
berbagaipasukan
pasukantentara.
tentara.
1618
Cogito, ergo sum.
( “Aku berpikir, maka aku
ada”)
Inversi dari Prosedur Teori
Francis Bacon
Descartes setuju dengan Francis Bacon bahwa pencapaian
tertinggi dari ilmu pengetahuan sebuah piramida proposisi,
dengan prinsip paling umum berada di puncak.
• Descartes menuntut kepastian untuk prinsip - prinsip umum di
puncak piramida. Untuk memenuhi permintaan akan kepastian ini,
dia melakukan secara sistematis dengan meragukan semua
penilaian yang sebelumnya dia yakini benar, lalu melihat apakah
salah satu dari penilaiannya sudah tidak ada yang diragukan lagi.
Kemudian dia menyimpulkannya.
• Beberapa penilaiannya memang tidak diragukan lagi-bahwa sejauh
dia berpikir, dia harus ada, dan disitu harus muncul melibatkan
TuhanYang Maha Sempurna.
Menurut Descartes, hal yang
jelas adalah apa yang segera
hadir ke pikiran. Sedangkan
hal yang berbeda adalah hal
yang jelas dan tidak bersyarat
yang menjadi bukti dirinya
bebas dari setiap kondisi yang
membatasi.
Contoh:
Pengamatan pada
sebuah pensil yang
dimasukkan ke
dalam gelas berisi
air.
Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Seperti Galileo, Descrates juga membedakan
antara kualitas primer dan kualitas sekunder.
Kualitas
Hukum Ilmiah Secara Umum
1.
2.
3.
4.
Descrates mengarang beberapa buku, yang paling terkenal adalah
Discours de la Methods (1637). Descrates membangun filsafatnya
dengan mengacu pada keraguan yang mendasar (metode kesangsian
universal) terhadap segala sesuatu yang dapat diragukan.
Decrates selanjutnya mengembangkan metode analitik, yaitu berupa
pemecahan pemikiran dan masalah menjadi bagian-bagian kecil dan
menyusun kembali potongan-potongan itu sesuai tatanan logisnya.
Metode ilmiah atau metode universal, terdiri atas 4 tahap yaitu:
Intuisi kritis, yaitu menolak semuanya kecuali yang telah diketahui
secara jelas dan terpilah.
Analisis, yaitu membagi masalah ke dalam bagian-bagian kecil yang
dapat dikenal.
Sintesis, yaitu menata kembali bagian-bagian yang telah dikenali di
mulai dari yang paling sederhana sampai kompleks
Enumerasi, yaitu meninjau kembali semua secara umum sehingga
tidak ada bagian yang terabaikan.
Idea-Idea Bawaan
Dekrates menyebut pikiran sebagai idea
bawaan yang sudah melekat sejak kita
dilahirkan ke dunia ini “res cogitans”(alam
pikiran)
Kejasmanian bisa menjadi kesan yang
menipu, tetapi kesan itu ada sejak lahir.
Meski tidak selalu sempurna, kejasmanian
termasuk idea bawaan. Decrates
menyebutnya keluasan “res
extensa”(benda luas)
Descrates juga berpendapat bahwa dia
memiliki idea yang sempurna yaitu Allah.
Tekanan- tekanan Empiris di Filsafat Ilmu
Descrates
1.
Keterbatasan dari A Priori Deduksi
A priori deduksi adalah premis atau kesimpulan yang tidak
memerlukan pengamatan inderawi atau observasi empiris.
Descartes
Descartes menyadari
menyadari bahwa
bahwa
seseorang
seseorang dapat
dapat melanjutkan
melanjutkan
dengan
dengan deduksi
deduksi hanya
hanya dalam
dalam
jarak
jarak dekat
dekat dari
dari puncak
puncak
piramida.
piramida. Kekurangandari
Kekurangandari prinsip
prinsip
intuitif
intuitif adalah
adalah kegunaan
kegunaan
terbatas
terbatas dalam
dalam sains.
sains. Ini
Inihanya
hanya
bisa
bisa menghasilkan
menghasilkan yang
yang hukum
hukum
yang
yang paling
paling umum.
umum. Apalagi,
Apalagi,
karena
karena hukum
hukum dasar
dasar pergerakan
pergerakan
hanya
hanya membatasi
membatasi apa
apa yang
yang bisa
bisa
terjadi
terjadi dalam
dalam kondisi
kondisi tertentu,
tertentu,
tak
tak terhitung
terhitung banyaknyaurutan
banyaknyaurutan
kejadian
kejadian konsisten
konsisten dengan
dengan
hukum
hukum ini.
ini.
2. Peran Hipotesis dalam Ilmu Pengetahuan
Hipote
Hipote
sis
sis
Peran
Peran penting
penting pengamatan
pengamatan dan
dan
eksperimen
eksperimen
dalam
dalam teori
teori Descartes
Descartes dari
dari Metode
Metode
ilmiah
ilmiah adalah
adalah mengemukakan
mengemukakan hipotesis
hipotesis
yang
yang menentukan
menentukan mekanisme
mekanisme yang
yang
konsisten
konsisten dengan
dengan hukum
hukum dasar.
dasar.
Descartes
Descartes berpendapat
berpendapat bahwa
bahwa
hipotesisnya
hipotesisnya dibenarkan
dibenarkan oleh
oleh
kemampuannya,
kemampuannya, bersamaan
bersamaan dengan
dengan
hukum
hukum dasar,
dasar, untuk
untuk menjelaskan
menjelaskan
fenomena.
fenomena. Hipotesis
Hipotesis harus
harus konsisten
konsisten
dengan
dengan hukum
hukum fundamental,
fundamental, namun
namun
konten
konten spesifiknya
spesifiknya disesuaikan
disesuaikan untuk
untuk
memungkinkan
memungkinkan adanya
adanya pernyataan
pernyataan yang
yang
kurang
kurang tentang
tentang fenomena
fenomena yang
yang
dimaksud.
dimaksud.
3. Konfirmasi Eksperimental
Praktik Descartes sering tidak sesuai dengan kecanggihan
tulisannya tentang metode. Secara umum, ia cenderung
menganggap eksperimen sebagai bantuan dalam merumuskan
penjelasan dari pada sebagai touchstone (batu pijakan)
kecukupan penjelasan.
Terlepas dari kenyataan bahwa interpretasi Descartes sering
gagal memenuhi fakta, Descrates berpendapat bahwa Teori
alam semesta memiliki daya tarik yang besar sesuai dengan
sebuah keinginan untuk kepastian dan kesadaran akan
kompleksitas fenomena. Hukum alam sesecara universal
seharusnya merupakan konsekuensi deduktif yang memerlukan
kebenaran yang harus diakui oleh individu reflektif.
Descartes berhati-hati untuk menekankan
bahwa Tuhan tidak perlu menciptakan alam
semesta yang di dalamnya sesuai dengan
hukum piramida. Hukum ini tidak menjadi
kendala dalam aktivitas kreatif Tuhan.
Hukum-hukum ini bukan sekadar
generalisasi empiris tentang apa yang telah
diamati. Sebaliknya, mereka menyatakan
dengan jelas dalam memahami wawasan
struktur alam semesta.
Tuhan adalah penjamin
kepastian pengetahuan kita.
Asal kita menggunakan akal
budi kita dalam batas-batas
kapasitasnya, maka kita boleh
yakin bahwa pengetahuan
yang kita peroleh dengan akal
budi itu pasti benar; dan
kebenaran tersebut terjamin
oleh Tuhan yang menciptakan
akal budi kita.