SURVEI KESEHATAN DAN KESELAMATAN PADA PE

SURVEI KESEHATAN DAN KESELAMATAN PADA PEKERJA
PENGAWETAN MAYAT YANG MENGGUNAKAN FORMALIN DI
RUMAH DUKA X

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………… 1

Tugas Metodelogi Peneitian

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………
1.3.1 Tujuan Umum ……………………………………………….
1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………..
1.4.1 Bagi Rumah Duka dan Pekerja ……………………………..
1.4.2 Bagi Institusi ………………………………………………..
1.4.3 Bagi Peneliti …………………………………………………
1.5 Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………..
1.5.1 Ruang Lingkup Waktu ……………………………………...

1.5.2 Ruang Lingkup Tempat ……………………………………..
1.5.3 Ruang Lingkup materi ………………………………………
1.6 Keaslian Penelitian ………………………………………………….

3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5

BAB II Landasan Teori …………………………………………………….
2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ……………………..

2.2 Kesehatan Kerja ……………………………………………………
2.3 Keselamatan Kerja …………………………………………………
2.4 Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja …………….
2.5 Penyakit Akibat Kerja ……………………………………………...
2.5.1 Penyebab Penyakit Akibat Kerja …………………………..
2.5.2 Faktor-faktor Penyakit Akibat kerja ……………………….
2.5.3 Diagnosa Penyakit Akibat kerja ……………………………
2.6 Kerangka Teori …………………………………………………….

6
6
6
9
11
12
13
13
14
17


BAB III Metodelogi Penelitian …………………………………………….
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………….
3.2 Jenis Penelitian ……………………………………………………..
3.3 Populasi dan Sampel ……………………………………………….
3.4 Metode Pengumpulan Data …………………………………………
3.5 Teknik Analisis Data ……………………………………………….
3.6 Variabel penelitian ………………………………………………….
3.7 Kerangka Konsep …………………………………………………..
3.8 Defenisi Operasaional ………………………………………………

18
18
18
18
18
19
19
20
20


DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 22

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 2

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan beberapa faktor yang
menunjang seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut
merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya. Dari ketiga faktor tersebut, faktor tenaga kerja merupakan peranan
yang tidak kalah pentingnya dibanding faktor penunjang lainnya. Hal ini
didukung oleh jumlah penduduk yang sangat besar, merupakan salah satu
modal yang sangat penting.

Mengingat faktor tenaga kerja dalam proses pembangunan ini harus
diperhatikan, oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk membina,
mengarahkan serta perlindungan bagi tenaga kerja untuk menciptakan
kesejahteraan yang berkaitan dengan yang dilakukannya.
Pada dasarnya perlindungan bagi tenaga kerja dimaksudkan untuk
menjaga agar tenaga kerja menjadi lebih dimanusiakan. Para tenaga kerja
mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan berbagai tugas dan kewajiban
sosialnya, dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga pada giliriannya
dapat meningkatkan kualitas hidup dan karenanya dapat hidup layak sebagai
manusia.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku
tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan
jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk
bangsa

Indonesia.

pembangunan
menyeluruh


Pembangunan

disegala
dan

bidang

nasional

kehidupan

berkesinambungan,

Tugas Metodelogi Penelitian

bangsa
yang

termasuk


Page 1

Indonesia

adalah

dilaksanakan

secara

bidang

kesehatan

dannkeselamatan kerja. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini dituangkan
dalam visi pembangunan kesehatan dengan motto ‘Indonesia Sehat “2010”
yang mempunyai misi yaitu ; menggerakkan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang bermutu,
merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat(DepkesRI,2003:4). Perwujudan kualitas
lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok dalam usaha dibidang
kesehatan seperti dijelaskan dalam UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
pasal 22 ayat 1 yang berbunyi :
“Bahwa sanya kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal dapat dilakukan antara lain melalui
peningkatan sanitasi lingkungan baik pada lingkungan tempatnya maupun
bentuk atau wujud substansinya yang berupa fisik, kimia, atau biologi
termasuk perubahan perilaku. Sedangkan kualitas lingkungan yang sehat
adalah keadaan lingkungan yang nenas dari segala resiko yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan hidup manusia”.
Leukimia merupakan salah satu jenis penyakit mematikan yang sangat
ditakuti orang. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal batasan
usia. Namun, baru-baru ini suatu penelitian di Amerika Serikat menemukan
bahwa para professional yang bekerja di perusahaan pemakaman lebih
beresiko terserang dengan penyakit bahaya ini.
Tim peneliti dari National Cancer Institute menemukan bahwa kemetian

yang disebabkan oleh salah satu jenis leukemia myeloid meningkat lebih
tinggi pada pekerja yang terlibat dalam pembalseman mayat. Formalin yang
digunakan untuk membalsem mayat ditenggarai sebagai penyeab utama.

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 2

Dalam beberapa dekade belakangan ini, lebih dari 2 juta pekerja di
Amerika Serikat terekspos formaldehida, termasuk diantaranya adalah pada
ahli ilmu anatomi, ahli patologi, pekerja pemakaman dan mereka yang
berhubungan dengan tubuh atau spesimen biologi yang diawetkan dengan
formaldehida," tulis para peneliti.
Oleh karena itu, dengan ditemukannya berbagai hal yang menyangkut
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lingkungan kerja khususnya
pembalseman mayat, perlu diberikan pemahaman yang lebih mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri. Berdasarkan latar belakang di
atas, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk
dilakukan penelitian dengan


judul

“SURVEI

KESEHATAN

DAN

KESELAMATAN PADA PEKERJA PENGAWETAN MAYAT YANG
MENGGUNAKAN FORMALIN DI RUMAH DUKA X”.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yakni : “Bagaimanakah Pengetahuan
pekerja pembalseman mayat di Rumah Duka X tenang kesehatan dan
keselamatan kerja?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan pekerja di rumah duka
X terpapar penyakit yang diakibatkan oleh formalin.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan pekerja di rumah duka X terhadap
bahaya kerja dan penyakit menular?
2. Untuk mengetahui Sikap pekerja di rumah duka X terhadap bahaya
kerja dan penyakit menular?
3. Untuk mengetahui keyakinan pekerja di rumah duka X terhadap
bahaya kerja dan penyakit menular?
1.4 Manfaat Penelitian

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 3

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.4.1 Bagi Rumah Duka dan Pekerja :
1. Sebagai rekomendasi dalam upaya peningkatan efektifitas dan
efisiensi dalam proses manajemen K3 guna meningkatkan kualitas
kerja dalam mencapai produktivitas.
2. Sebagai rekomendasi atas upaya serta langkah-langkah dalam
1.4.2

mengatasi masalah kesehatan dan keselamatan pekerja.
Bagi Institusi
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan

dan

diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai
pelaksanaan
1.4.3

kesehatan

dan

pembalseman mayat.
Bagi Peneliti
Penelitian diharapkan

keselamatan

dapat

kerja

menambah

pada

pekerja

wawasan

ilmu

pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan
pegalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan
meneliti, serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada
bidang yang dikaji.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Waktu
Waktu penelitian adalah semester ganjil tahun 2013 selama 2 bulan
1.5.2 Ruang Lingkup Tempat
Lokasi penelitian adalah rumah duka yang berada di daerah Semarang
1.5.3 Ruang Lingkup Materi
Materri penelitian ini meliputi hal-hal yang brhubungan dengan
kesehatan dan keselamatan kerja serta penyakit yang diakibatkan oleh
bekerja.
1.6 Keaslian penelitian
Penelitian tentang keselamatan dan kesehatan kerja telah banyak dilakukan
tetapi penelitian yang lebih spesifik pada pekerja yang bekerja di rumah duka
belum pernah dilakukan di Indonesia.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain :
No
1.

Judul Penelitian
A health and safety
survey of Irish

Penulis
N. Kelly and A.

Tahun
2009

Reid

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 4

Fokus Penelitian
Untuk

funeral
industry workers

mengidentifikasi
pengetahuan, sikap,
dan

keyakinan

industry pemakaman
di irlandia terhadap
bahaya
penyakit

kerja

menular

pada

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak
asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi,

bahkan

menihilkan

Tugas Metodelogi Penelitian

risiko

Page 5

kecelakaan

kerja

dan

(zero

accident).Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan
banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk
investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang.
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usahausaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan –gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum.
2.2 Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program
kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material,
karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang
lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu
bekerja lebih lama.
Program kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya terdiri
dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo dan Husnan,
2002) berikut ini :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima
bekerja.
b. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key personal ) secara
periodik.
c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara
periodik.
d. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.
e. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan.
Tugas Metodelogi Penelitian

Page 6

f. Pemeriksaan sistematis dan periodic terhadap persyaratan-persyaratan
sanitasi yang baik.
Selain melindungi karyawan dari kemungkinan terkena penyakit atau
keracunan, usaha menjaga kesehatan fisik juga perlu memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan karyawan memperoleh ketegangan atau tekanan
selama mereka bekerja. Stess yang diderita oleh karyawan selama kerjanya,
sumbernya bisa dikelompokkan menjadi empat sebab (Ranupandojo dan
Husnan, 2002) :
a. Yang bersifat kimia
b. Yang bersifat fisik
c. Yang bersifat biologis
d. Yang bersifat sosial
Ketegangan ini tidak hanya menyerang tubuh manusia tetapi juga
pikiran manusia. Kalau manusia tidak tahan terhadap ketegangan ini mereka
akan menjadi sakit. Karenanya usaha yang perlu dilakukan adalah untuk
menghilangkan sumber ketegangan. Usaha-usaha untuk mencegah dan
mengendalikan tekanan di dalam tempat kerja dapat dijalankan dengan cara
(Ranupandojo dan Husnan, 2002) sebagai berikut:
a. Mencari sumber dari tekanan.
b. Mencari media yang menjadi alat penyebaran tekanan tersebut.
c. Memberi perawatan khusus pada karyawan yang menderita tekanan
tersebut.
Usaha untuk menjaga kesehatan mental perlu juga dilakukan
( Ranupandojo dan Husnan, 2002) yaitu dengan cara:
a. Tersedianya psyichiatrist untuk konsultasi.
b. Kerjasama dengan psyichiatrist diluar perusahaan atau yang ada di
lembaga-lembaga konsultan.
c. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya kesehatan
mental.
d. Mengembangkan dan memelihara program-program human relation
yang baik .

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 7

Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja.
Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara,
2000) adalah sebagai berikut:
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna
ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan
mencegah kebisingan.
b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan
kerja.
Perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan
kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas
kegiatan kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang
mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi, dibawah ini dikemukakan
beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan
kesehatan pegawai (Mangkunegara , 2000) yaitu :
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
diperhitungkan keamanannya.
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
4) Pengaturan Udara
5) Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang
kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).
6) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
b. Pengaturan Penerangan
1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.
c. Pemakaian Peralatan Kerja
1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
d. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 8

1) Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang usang atau rusak.
2) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh,
cara berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja
rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang
pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja
yang membawa resiko.
2.3 Keselamatan Kerja
Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya
yaitu perlindungan keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud agar
tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh
perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat
menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya.
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau
Kelamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja”
(Mangkunegara, 2000).
“Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan” (Suma’mur, 1993).
Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap karyawannya
karena tujuan program keselamatan kerja (Suma’mur, 1993) diantaranya
sebagai berikut :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Perusahaan juga harus memelihara keselamatan karyawan dilingkungan
kerja dan syarat-syarat keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 9

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin , cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
k. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
l. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
m. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang, tanaman
atau barang.
n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
o. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
p. Mencegah terkena aliran listrik.
Dari uraian tersebut diatas, maka pada dasarnya usaha untuk memberikan
perlindungan keselamatan kerja pada karyawan dilakukan 2 cara
(Soeprihanto, 1996) yaitu:
a. Usaha preventif atau mencegah
Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat
sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat
mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan.
Langkah-langkah pencegahan itu dapat dibedakan, yaitu :
1) Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya)
2) Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 10

3) Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.
4) Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection, safety hat and
cap, gas respirator, dust respirator, dan lain-lain).
5) Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
6) Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Usaha represif atau kuratif
Kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian atau
kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang terdapat di
tempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat
dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para
karyawan sebagai suatu kesatuan atau team kerja sama dalam rangka
mengatasi dan menghadapinya. Selain itu terutama persiapan alat atau
sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh pimpinan organisasi
perusahaan.
2.4 Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak
dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan
kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat
yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja
maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara
menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab
kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebabakibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak. Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
Tugas Metodelogi Penelitian

Page 11

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
2.5 Penyakit Akibat Kerja
Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya
pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita
secara jasmani, namun kadang dengan pekerjaan membuat seluruh organorgan tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ
tubuh mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit, untuk memahami
lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian
penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made
disease.
2.5.1 Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 12

Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat
kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan
penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap,
gas, larutan, kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur dan lainnya
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan
pekerjaan, dan lainnya.
2.5.2 Faktor-faktor Penyakit Akibat Kerja
a. Faktor Fisik
1) Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
2) Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan
3) Hyperpireksi, Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat
Stroke
4) Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan
katarak
5) Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
6) Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan
terhadat sel tubuh manusia
7) Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
8) Getaran

menyebabkan

Reynaud’s

Desiase,

ganguan

metabolisme, Polineurutis
b. Faktor Kimia
1) Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil
samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan
2) Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 13

3) Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran
pencerrnaan, kulit dan mukosa
4) Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
5) Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia,
keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.
c. Faktor Biologi
1)

Viral Desiases: rabies, hepatitis

2)

Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis,
TBC, Tetanus

3)

Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis

d. Faktor Efronomi/Fisiologi
1)

Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lkingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang salah

2)

Efek

terhadap

deformirtas

tulang,

tubuh:

kelelahan

perubahan

fisik,

bentuk,

nyeri

otot,

dislokasi,

dan

kecelakaan
e. Faktor Psikologi
1)

Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan
kerja komunikasi, keqmanan), type

kwerja (monoton,

berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan
terpencil)
2)

Manifestasinya berupa stress

2.5.3 Diagnosa Penyakit Akibat Kerja
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu
perlu dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.
Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat
digunakan sebagai pedoman:
a. Tentukan Diagnosis klinisnya

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 14

Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu,
dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada,
seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih
lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan
atau tidak.
b. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang
tenaga kerja adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu
penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan
anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti,
yang mencakup:
1) Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penderita secara khronologis
2) Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
3) Bahan yang diproduksi
4) Materi (bahan baku) yang digunakan
5) Jumlah pajanannya
6) Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
7) Pola waktu terjadinya gejala
8) Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang
mengalami gejala serupa)
9) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang
digunakan (MSDS, label, dan sebagainya)
c. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang
mendukung pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan
penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan
adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 15

tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam
kepustakaan ada yang mendukung,
d. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk
dapat mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan
pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja
menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya
dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis
penyakit akibat kerja.
e. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat
pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya
penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya
sehingga risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat
kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih
rentan/lebih sensitif terhadap pajanan yang dialami.
f. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab
penyakit
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab
penyakit? Apakah penderita mengalami pajanan lain yang
diketahui

dapat

merupakan

penyebab

penyakit.

Meskipun

demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan
untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
g. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya
Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat
suatu keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang
memiliki dasar ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak
selalu pekerjaan merupakan penyebab langsung suatu penyakit,
kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu kondisi yang

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 16

telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu
menegakkan

diagnosis.

Suatu

pekerjaan/pajanan

dinyatakan

sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan
pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan
menderita penyakit tersebut pada saat ini.
Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan
apabila penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa
tergantung

pekerjaannya,

tetapi

pekerjaannya/pajanannya

memperberat/mempercepat timbulnya penyakit.
Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa untuk menegakkan
diagnosis Penyakit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang spesifik,
tersedianya berbagai informasi yang didapatbaik dari pemeriksaan
klinis pasien, pemeriksaan lingkungan di tempat kerja (bila
memungkinkan) dan data epidemiologis.
2.6 Kerangka Teori

Pengetahuan

Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja

Sikap

Keyakinan

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 17

Penelitian ini dilakukan pada rumah duka yang berada di kota Semarang
selama dua bulan terhitung semenjak bulan November 2013 sampai dengan
Januari 2014.
3.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara survei
dan turun ke lapangan. Survei dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah duka X. Cara
lain yakni dengan melakukan wawancara dengan pengurus dan pekerja rumah
duka X.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pekerja di rumah
duka X.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan metode
observasi, dokumentasi, wawancara, dan kuisioner. Metode observasi
dilakukan untuk mengetahui proses dan kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja yang dilakukan di rumah duka X. Metode dokumentasi dilakukan untuk
mengambil data yang terjadi di rumah duka X tersebut sedangan metode
wawancara dan kuisioner dilakukan sebagai penunjang untuk melengkapi
data sekaligus untuk validasi data yang didapatkan.

3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan dilakukan yakni
deskriptif secara kualitatif. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 18

1. Pengumpulan data kasar
2. Pengkodean data
3. Pemilahan data
4. Perekaman data
5. Analisis deskriptif kualitatif
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
3.6 Variabel Penelitian
Variabel dependent (variabel terikat) pada penelitian ini adalah
produktivitas

kerja,

produktivitas

merupakan

perbandingan

antara

pengorbanan (input) dengan penghasilan (out put). Faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas, antara lain pendidikan dan latihan ketrampilan,
gizi atau nutrisi, kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi atau kemauan,
kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijaksanaan pemerintah
(Soeprihanto, 1996:7).
Variabel independent, keselamatan kerja (X1) yang menunjukkan pada
kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di
tempat kerja. usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada
karyawan.

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 19

3.7 Kerangka Konsep

Pengetahuan
Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja

Sikap

Keyakinan
3.8 Definisi Oprasional
No
1

Variabel
Umur

Definisi Oprasional
Lamanya usia pekerja

Alat Ukur
Kusioner

Skala Ukur
Ordinal

Kuesioner

Ordinal

Kuesioner

Nominal

Kuesioner

Nominal

yang dinyatakan dalam
2

Pendidikan

tahun
Pendidikan formal
terakhir responden yang
dibuktikan dengan adanha

3

Riwayat

ijaza
Penyakit sebelum yang

Kesehatan

pernah diderita responden
seperti stroke, hipertensi,
gastritis, DM, jantung,
rhematik, paru-paru,
gangguan tidur dan lain-

4

Nutrisi

lain
Pola makan gizi seimbang

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 20

yang dikomsumsi oleh
pekerja yang mengandung
zat tenaga seperti
makanan yang
mengandung karbohidrat,
zat pembangun seperti
protein dan zat pengatur
seperti vitamin dan
mineral

DAFTAR PUSTAKA
Algifari, Analisis Regresi, BPFE Yogyakarta, 2000.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta
Jakarta,1998.
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahannya, yayasan penerjemah Al-Qur’an
Jakarta,1971.

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 21

Djarwanto & Subagyo Pangestu, Statistik Induktif, BPFE Yogyakarta,1993.
Gujarati Damodar, Ekometrika Dasar, edisi empat.
Handoko Hani T, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE
Yogyakarta,2001.
Heidjrachman & Husnan Suad, Manajemen Personalia, BPFE,Yogyakarta,2002.
I Cahyono Bambang Tri, Manajemen Sumber Daya Manusia, IPWI Jakarta,1996.
Mangkunegara Prabu Anwar A.A, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan,
PT Remaja Rosdakarya Bandung, 2001.
Nasution S, Metode Research, Bumi Aksara Jakarta,2003.
Singarimbun Masri & Effendi Gofian, Metodologi Penelitian Survai, Pustaka
LP3ES, Jakarta,1989.
Soeprihanto John, Manajemen Personalia, BPFE Yogyakarta,1996.
Soeratno & Arsyad Lincolin, Metodologi Penelitian, UPP AMP YKPN
Yogyakarta,1999.
Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung
Jakarta,1993.
Supranto J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta Jakarta,2001.

Tugas Metodelogi Penelitian

Page 22

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25