MENGUKUR KANDUNGAN KADAR GULA PADA BUAH

MENGUKUR KANDUNGAN KADAR GULA PADA BUAH NANAS
(Laporan Praktikum Teknik Pasca Panen Produksi Pertanian)

Oleh
Ayu Wida Kuswara
1654071012

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Buah non-klimaterik menghasilkan sedikit etilen dan tidak memberikan respon
terhadap etilen kecuali dalam hal degreening (penurunan kadar klorofil) pada jeruk
dan nanas. Contohnya semangka, jeruk, nenas, anggur, ketimun, dan sebagainya.
Pematangan suatu buah dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu mengamati
warna,kekerasan buah,dan aroma. Akan tetapi cara tersebut terdapat berbagai
kelemahan yaitu subyektivitas pengamat. Buah yang telah matang mengandung gula

yang tinggi atau kandungan gula yang maksimal. Kandungan asam pada buah yang
matang sangat sedikit. Kandungan gula dapat ditentukan dengan mengukut padatan
terlarut total. Pengukuran tersebut menggunakan refraktometer. Kandungan asam
pada buah dapat ditentukan dengan metode titrasi. Pada buah tertentu terdapat indeks
pematangan buah yang menghubungkan antara kandungan gula dan kandungan asam.
Kandungan vitamin C pada buah juga merupakan parameter untuk menentukan
kualitas buah. Ketiga parameter tersebut merupakan suatu hal yang dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas dan tingkat kematangan pada buah.
Manfaat yang di hasilkan dari buah-buahan dikarenakan adanya kandungan zat yang
baik dalam buah-buahan itu sendiri. Zat yang terkandung didalam tiap jenis buahbuahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda-beda. Tiap buah tersebut memiliki
karakteristik dan tingkat kematangan yang beragam sehingga membuat kandungan
zat yang terdapat didalamnya juga berbeda-beda. Beberapa zat dan bahan yang
terkandung didalamnya selain kandungan vitamin C diantaranya adalah total asam.

Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan sebagai
suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia. Adanya vitamin C, mempengaruhi
keasaman dalam suatu buah. Kandungan zat-zat tersebut dianggap dapat
mempengaruhi sifat fisik serta kimia secara keseluruhan sehingga dapat
mempengaruhi mutu dari buah-buahan itu juga.


1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian kadar gula dalam komoditas buah yang dipilih adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui tingkat kemanisan buah nanas
2. Mengetahui kualitas komoditas buah yang baik pada buah nanas
3. Mengetahui kadar gula yang terkandung dalam buah nanas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan
oligosakarida, polimer dengan derajat polimerisasi 2-10 dan biasanya bersifat larut
dalam air yang terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula memberikan
flavor dan warna melalui reaksi browning secara non enzimatis pada berbagai jenis
makanan. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau
minuman. Dalam industri pangan, sukrosa diperoleh dari bit atau tebu (Winarno
1997)
2.2 Refraktometer
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan

terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai
dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan
oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Anonim,
2010).
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian,
suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar
diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Umumnya alat
dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Setiap zat memiliki konsentrasi
sendiri-sendiri. Konsentrasi zat dapat diubah dengan menambahkan zat terlarut atau
pelarutnya sendiri. Penambahan zat tidak dilakukan dengan sembarangan, melainkan
dengan perhitungan tertentu agar mendapatkan konsentrasi

yang diperlukan.Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak karena obyek itu
memantulkan cahaya ke mata kita. Pada pantulan yang paling umum terjadi, cahaya
memantul ke semua arah, disebut pantulan baur. Sebuah buku di atas meja yang
disinari oleh hanya sebuah sumber titik cahaya dapat dilihat dari segenap penjuru
ruangan. Supaya lebih tegas misalkan suatu zat adalah udara dan yang di bawah air.
Tempuhan cahaya dilukiskan sebagai seberkas sinar akanterlihat jelas jika ada asap
atau debu di udara, dan jika air itu mengandung sedikit bahan celup fluoresen.

Sebagian dari cahaya yang dating akan dipantulkan oleh permukaan tersebut dan
sebagian lagi akan terus ke dalam air atau membias. Arah sinar datang, sinar pantul
dan sinar bias ini diperinci atas dasar besar sudut yang dibentuknya dengan garis yang
tegak lurus pada permukaan di titik datang. Untuk keperluan ini cukuplah kita
melukiskan satu sinar saja, sekalipun cahaya yang terjadi dari satu sinar saja mustahil
ada atau hanya merupakan abstraksi geometrikal saja. (Sodiq, 2004)
Satuan pada alat refraktometer adalah Pengukuran nilai % obrix larutan gula.
Refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes
aquades ke permukaan kaca optik. Tekan tombol “meas” sehingga angka %obixnya
menunjukkan 0. Kemudian cairan aquades adi dibersihkan menggunakan tisu tanpa
menekan permukaan kaca optik. (Tanjung, 2013)
2.3 Glukosa
Glukosa memiliki tingkat rasa manis hanya 0,74 kali tingkat manis sukrosa. lukosa
juga dikenal sebagai D-glukosa, Dextrosa, Glucolin, Dextropur, Dextrosol, gula
darah, gula anggur dan gula sirup jagung. Terdapat luas dalam keadaan tak terikat
dengan senyawa lain dalam buah dan bagian tanaman lain. Dapat terikat dalam
senyawa glukosida dan dalam disakarida dan oligisakarida, dalam selulosa
dan pati (polisakarida) dan dalam glikogen. Dibuat secara komersial dari pati
berbagai


.

III. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu 2 mei 2018 yang bertempatan di
Laboratorium bioproses dan pasca panen.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan ini yaitu
refraktormeter, cuter dan bahan yang digunakan adalah buah nanas, aquades.
2.3 prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan ini yaitu :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Buah nanas yang akan di teliti dikupas, kemudian dipottong untuk diambil
sari/ air buah tersebut di potong bagian ujung, tengah dan pangkal buah.
3. Teteskan sari/ air buah sampai dua tetes cairan sample yang akan diukur
menggunakan alat refaktrometer.
4. Setelah itu diamati berapa kadar gula yang terdapat pada masing masing
bagian nanas.


V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1
Buah nanas sebelum di dinginkan.
no
1
2
3

Bagian buah
pangkal
tengah
ujung

Kadar gula
17%
15%
15%


Tabel 2
Buah nanas yang sudah di dinginkan selama seminggu.
no
1
2
3

Bagian buah
pangkal
tengah
ujung

Kadar gula
22%
23%
23%

4.2. pembahasan
Dari hasil pengamatan dan penelitian kadar gula pada komoditas buah yang
dicoba, berikut merupakan hasil dari pembahasan pengujian kadar gula dalam nanas.

Tingkat kemanisan buah nanas pada percobaan pertama sebelum dimasukan
pendingin 1) persentase pengukuran ujung buah 15% ,percobaan 2) persentase
pengukuran tengah buah 15% ,percobaan 3) prosentase pengukuran pangkal buah
17%. Rata-rata dari presentasi percobaan buah nanas adalah15,7% dengan keterangan
tingkat kemanisan Manis.
Tingkat kemanisan buah nanas pada percobaan kedua setelah dimasukan pendingin
selama 7 hari 1) persentase pengukuran ujung buah 23% ,percobaan 2) persentase
pengukuran tengah buah 23% ,percobaan 3) persentase pengukuran pangkal buah

22%. Rata-rata dari presentasi percobaan buah nanas adalah 22,5% dengan
keterangan tingkat kemanisan Manis
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan
terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai
dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. . Pengukurannya didasarkan
atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati
bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam
batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
refraktometer yang digunakan sebelumnya distandarisasi dengan menggunakan
larutan tak berkonsentrasi, yaitu aquadest sehingga menunjukan angka 0,00 barulah
kemudian dapat digunakan untuk mengukur indeks bias larutan yang spesifik.

Kemurnian dan konsentrasi bahan yang digunakan akan terlihat dengan refraktometer
dalam waktu singkat.
Prinsip Kerja Refraktometer adalah sebuah perangkat digital yang dipakai untuk
melakukan pengukuran nilai/konsentrasi pada bahan atau zat yang mudah terlarut,
seperti garam, gula, dan lainnya. Prinsip kerja dari perangkat digital ini ialah dengan
memakai refreksi dari cahaya.Alat ini juga sangat mudah digunakan dan
perawatannya walaupun bagi orang awam sekalipun.

Bisa kita lihat contoh gambar dibawah ini, sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam
gelas yang berisikan air akan terlihat membengkok. Pada gambar kedua sebuah
sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi air gula. Terlihat sedotan
membengkok lebih tajam. Masalah ini terjadi karena adanya refraksi cahaya.
Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut tersebut maka semakin terlihat juga sedotan
yang membengkok secara proporsional.
Dan sebelum menggunakan alat ini alangkah baiknya kita memahai bagian-bagian
dari alat ini :


Biomaterial Strip, bagian ini berada pada sektor dalam alat (yang tidak terlihat) dan
berfungsi mengatur suhu berkisar 18-28


O

Ketika suhu melebihi 28o C maka suhu

otomatis akan mengikuti jarak.


Kaca atau Day light plate bagian ini berguna sebagai pelindung prisma dari goresan
benda asing seperti debu, ataupun benda lain dan untuk mencegah agar zat/bahan
tidak jatuh ke prisma.



Eye Piece adalah bagian yang berguna untuk melihat skala yang digunakan oleh
refraktometer.



Handle bermanfaat sebagai pemegang alat refraktometer dan menjaga kestabilan

suhu.



Knop Pengatur skala, bagian ini berfungsi untuk mengkalibrasi skala menggunakan
aquades. Cara kerja perangkat digital ini adalah knop diputar searah atau berlawanan
dengan arah jarum jam hingga memperoleh skala terkecil (0.00 untuk refraktometer
salinitas, dan 1000 untuk refraktometer urine)



Lensa mempunyai manfaat untuk memfokuskan cahaya.



Lensa Pembesar, komponen ini mempunyai manfaat sebagai pengatur perbesar skala
yang terlihat pada eye piece.



Prisma memiiki fungsi untuk melakukan pembacaan skala dari zat terlarut dan
mengubah cahaya lampu/matahari (polikromatis) menjadi cahaya monokromatis.
Bagian ini juga merupakan bagian paling sensitif terhadap goresan suatu benda.



Skala berfungsi untuk melihat konsentrasi, dan masa jenis pada suatu larutan.

Satuan pada alat refraktometer adalah Pengukuran nilai % obrix larutan gula.
Refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes
aquades ke permukaan kaca optik. Tekan tombol “meas” sehingga angka %obixnya
menunjukkan 0. Kemudian cairan aquades adi dibersihkan menggunakan tisu tanpa
menekan permukaan kaca optik. Larutan gula diteteskan ke permukaan kaca optik 2
hinngga 3 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar. Masing-masing
konsentrasi gula dilakukan 3 kali pengulangan untuk mendapatkan nilai atau data
yang benar.

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang di peroleh yaitu :
1. Pengukuran nanas menggunakan refraktometer dengan persentase diatas 20%
menyatakan nanas mengandung kadar gula yang tinggi.
2. Hasil pengukuran kemanisan buah nanas,pada bagian ( pangkal 17% . Tengah
15% .Ujung 15% )
3. Hasil pengukuran kemanisan buah nanas,setelah didinginkan selama satu
minggu,pada bagian ( pangkal 22% . Tengah 23% .Ujung 23% )

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M, 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Mulyono. 1997. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Erlangga
Sodiq, Ibnu. 2004. Kimia Analitik I. Malang : JICA
Winarno, 1997. Kimia Analitik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124