KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOM

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI MAKRO
DI TENGAH KONDISI EKONOMI GLOBAL SAAT INI
Robertus Billarminus Dian Eka Putrautama
(1401160230 – 7B Akuntansi Alih Program)
Pegawai Tugas Belajar Diploma IV
Politeknik Keuangan Negara STAN
Seminar Keuangan Publik

Abstrak
“Kondisi ekonomi global saat ini rentan dengan krisis karena mudah berubah-ubah. Intinya, kita
tetap harus menjaga fundamental ekonomi kita, baik makro, moneter, maupun fiskal.” Itulah
kalimat yang dilontarkan mantan Menteri Keuangan sebelum Ibu Sri Mulyani di awal tahun 2016
ini, Bapak Bambang PS Brodjonegoro. Apabila kita berbicara tentang perekonomian suatu
Negara secara garis besar, maka yang terlintas di awal adalah ekonomi secara makro, sama
seperti yang diutarakan mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Istilah ekonomi makro
sendiri adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan perekonomian secara
keseluruhan (dalam lingkup luas) seperti inflasi, pendapatan nasional, kesempatan kerja,
pengangguran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, neraca pembayaran, investasi, dan lain-lain.
Ekonomi makro mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau luas. Contoh :
inflasi, pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguran, kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, neraca, pembayaran, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Terkait dengan

kondisi ekonomi global saat ini yang sedang naik turun, maka pemerintah telah menerapkan
beberapa strategi dalam mengantisipasi lonjakan perekonomian yang dapat ditimbulkan akibat
dari labilnya tingkat perekonomian dunia saat ini.
Kata-kata Kunci : Perekonomian Global, Ekonomi Makro, Kebijakan Pemerintah.

1. PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui, di tahun 2016 ini
kondisi ekonomi global mudah berubah-ubah
sehingga menyebabkan lebih rentan terkena
krisis. Kondisi inilah yang harus diwaspadai
oleh Indonesia, mengingat perekonomian di
Indonesia sebagian besar masih bergantung
pada perekonomian global dimana pengaruh
terbesar di tahun ini bisa saja berasal dari
melemahnya perekonomian di Tiongkok
sebagai mitra dagang terbesar di Indonesia
dan juga masih sama seperti tahun-tahun
sebelumnya mengenai masih rendahnya
harga minyak dunia. Hal inilah yang perlu
dikritisi oleh pakar ekonomi Indonesia

terutama pemerintah, bagaimana Negara ini

harus bisa survive di tengah badai
perekonomian yang masih belum kunjung
membaik.
Dengan
kondisi
lambatnya
perekonomian Tiongkok saat ini, tidak hanya
berdampak pada Indonesia saja yang
berpengaruh di bidang ekspor dimana
sebagian besar komoditi ekspor Indonesia
ditujukan ke Negara Tiongkok, namun juga
berpengaruh pada hampir seluruh dunia
secara global.
Hal kedua yang menjadi catatan adalah
masih lemahnya harga minyak dunia, di mana
sangat
berpengaruh
terhadap

harga
komoditas yang ada di Indonesia. Dengan
rendahnya harga minyak dunia, maka
berimbas juga pada rendahnya harga

komoditas lain yang dihasilkan oleh Negara
kita. Hal inilah yang sudah mulai dipikirkan
oleh
pemerintah,
agar
keseimbangan
perekonomian tetap tercipta di Negara kita.
Terdapat satu hal lagi yang juga
mempengaruhi perekonomian domestic, yakni
kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika
Serikat. Apabila kebijakan suku bunga masih
tidak stabil, maka bisa berdampak pada
ketidakstabilan keuangan di Indonesia,
terutama di tingkat suku bunga. Apabila suku
bunga di Indonesia masih labil, maka bisa

menyebabkan para investor enggan untuk
menanamkan investasinya di dalam negeri,
dan memilih untuk menaruh investasi mereka
di luar negeri, di mana keuangannya lebih
stabil.
2. LANDASAN TEORI
Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu
ekonomi terbagi menjadi 2, yaitu ekonomi
mikro dan ekonomi makro. Perbedaan
ekonomi mikro dan ekonomi makro itu sendiri
dapat dibedakan dari 3 hal, yaitu dari segi
penetapan harga yg dikenakan pada suatu
komoditas, apabila di mikro hanya pada
komoditas itu saja, namun di makro lebih
secara keseluruhan (agregat). Kemudian dari
segi pembahasan kegiatan perekonomian,
apabila di mikro lebih ke individual seperti
perilaku produsen, perilaku konsumen,
permintaan,
penawaran,

laba
rugi
perusahaan,
sedangkan
di
makro
pembahasan ekonominya lebih secara
keseluruhan seperti pertumbuhan ekonomi,
pendapatan nasional, inflasi, kebijakan
ekonomi dll. Lalu perbedaan yang ketiga
adalah di mikro lebih menitikberatkan pada
analisa tentang cara mengalokasikan sumber
daya supaya dapat dicapai kombinasi yang
tepat,
sedangkan
di
makro
lebih
menitikberatkan
pada

analisa
tentang
pengaruh
kegiatan
ekonomi
terhadap
perekonomian secara menyeluruh, seperti

yang sudah dibahas pada pendahuluan di
atas.
Berbicara mengenai peran dan fungsi
pemerintah dalam perekonomian Negara, bisa
dibagi menjadi 3 bahasan, yaitu fungsi
stabilisasi,
fungsi
pemerintah
dalam
menciptakan kestabilan ekonomi, sosial
politik, hokum, pertahanan, dan keamanan,
lalu fungsi alokasi, fungsi pemerintah sebagai

penyedia barang dan jasa publik seperti
pembangunan jalan raya, gedung sekolah,
penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon,
kemudian yang terakhir adalah fungsi
distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam
pemerataan atau distribusi pendapatan
masyarakat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menghadapi kondisi perekonomian
global yang sedang tidak dalam kondisi yang
baik ini, pemerintah telah melakukan
beberapa kebijakan yang terkait dengan
makro khususnya, antara lain optimalisasi
penyerapan dana APBN tahun 2016 dengan
cara pemberian ijin untuk proses lelang
pekerjaan
infrastruktur
di
beberapa
kementerian agar bisa dilakukan sejak akhir

tahun 2015 agar anggaran dapat terserap
dengan maksimal, sehingga dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi secara garis besar.
Dari
sisi
APBN,
pemerintah
sudah
berkomitmen untuk menjalankan dengan lebih
baik dari sisi penerimaan, belanja, maupun
pembiayaan. Hal ini terlihat dengan adanya
pemotongan anggaran yang dilakukan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia yang
saat ini dijabat oleh Ibu Sri Mulyani, dimana
akun-akun yang dirasa tidak sangat
diperlukan untuk menunjang kemajuan
perekonomian Negara dipangkas sehingga
dapat memperbaiki ketidakseimbangan antara
pengeluaran
dan

penerimaan
Negara.
Kebijakan ini telah tepat diambil oleh Negara,
karena banyak anggaran yang telah
dialokasikan namun kurang tepat sasaran dan

sebenarnya bisa digunakan untuk menutup
utang luar negeri kita. Hal semacam ini lah
yang dibutuhkan oleh Negara, agar dapat
bertahan untuk tetap stabil di tengah ekonomi
global yang sedang kurang baik.
Dari sektor pajak juga merupakan bagian
yang
sangat
berpengaruh
dalam
perekonomian secara nasional, dimana
kurang lebih 70% APBN Negara kita
bersumber dari sektor pajak. Maka dari itu,
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak,

pada tahun 2016 ini, sangat concern terhadap
optimalisasi pajak yang dianggap masih
memiliki banyak potensi yang masih bisa
digali baik dari sektor orang pribagi maupun
badan usaha. Realisasinya adalah berupa
program Amnesti Pajak yang sudah
berlangsung sejak 1 Juli 2016 hingga 31
Maret 2017. Dengan adanya Amnesti Pajak
ini, pemerintah berharap agar pelaku ekonomi
dalam hal ini pihak swasta ikut membantu
kemajuan sektor ekonomi Negara dengan
cara menaruh investasi mereka di dalam
negeri. Dengan masuknya aset-aset swasta
ke dalam negeri akan membuat keadaan
ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat dari
sebelumnya dan diharapkan tidak banyak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi global yang
naik turun.
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan di
atas, perlunya peranan pemerintah dalam

bidang ekonomi Negara adalah untuk
mencegah timbulnya kegagalan pasar atau
sering disebut market failure.

Hal ini bisa berpengaruh terhadap kondisi
perekonomian
Negara
karena
adanya
monopoli salah satu pihak swasta terhadap
komoditas tersebut, sehingga menyebabkan
adanya persaingan tidak sehat maupun efek
samping lain yang berdampak negatif untuk
Negara Indonesia. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kegagalan pasar (market failure)
seperti kekakuan harga, monopoli, dan
eksternalitas yang merugikan maka peran
pemerintah
sangat
diperlukan
dalam
perekonomian suatu negara. Peranan ini
dapat dilakukan dalam bentuk intervensi
secara laungsung maupun tidak langsung.
Selain itu, peranan pemerintah di sektor
ekonomi lainnya adalah dengan ikut ambil
bagian menjadi pelaku ekonomi yang
bergerak dalam kegiatan produksi di seluruh
sektor
perekonomian,
dalam
rangka
mewujudkan kemakmuran rakyat yang
sebesar-besarnya.
Contohnya
dengan
membentuk Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
Dengan
mendirikan
BUMN,
pemerintah secara langsung memberikan
sumbangan bagi perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan Negara pada
khususnya. Di samping itu, pemerintah
melalui BUMN juga turut aktif ambil bagian
memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha
golongan
ekonomi
lemah,
koperasi, dan masyarakat. Berikut beberapa
bidang usaha BUMN :

4. KESIMPULAN
Peranan pemerintah dalam perekonomian
di Negara Indonesia sangat penting, terutama
pada saat di mana kondisi perekonomian
dunia secara global sedang mengalami
pasang surut. Apabila pemerintah tidak
mengambil langkah yang tepat untuk
mengantisipasi keadaan tersebut, maka
bukan tidak mungkin Negara kita ini bisa
terkena krisis akibat dari pasar ekonomi global
yang tidak stabil. Secara garis besar, yang
telah dijabarkan di atas adalah kebijakan
ekonomi pemerintah dari sudut pandang
makro, di mana pemerintah sedang dalam
gencar-gencarnya melakukan optimalisasi
anggaran APBN dan peningkatan penerimaan
Negara melalui pajak yang dapat mendorong
tingkat perekonomian Negara menjadi lebih
kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh
dengan kondisi ekonomi global yang sedang
naik turun.
Ditambahkan pula beberapa langkah
konkret dari pemerintah dalam menyikapi
kondisi tersebut melalui beberapa cara
dengan melakukan intervensi langsung dan
tidak langsung agar tidak terjadi failure market
yang terlihat dengan adanya monopoli pasar
maupun sumber daya. Dan juga untuk
membantu perekonomian Negara secara
garis besar, pemerintah juga membentuk
BUMN yang dapat memberikan sumbangan
bagi perekonomian nasional pada umumnya
dan penerimaan Negara pada khususnya.

DAFTAR REFERENSI
1. Fuad, Noor, dkk. 2006. Keuangan Publik:
Teori dan Aplikasi. LPKPAP. Jakarta.
2. http://www.kemenkeu.go.id/Wide/optimis
me-perekonomian-indonesia-2016
dikunjungi pada tanggal 12 September
2016.
3. https://27acintya08dhika95.wordpress.co
m/kebijakan-pemerintah-dalam-bidangekonomi/
dikunjungi pada tanggal 12 September
2016.
4. https://seadperz14.blogspot.co.id/2016/07
/peranan-pemerintah-dalamperekonomian.html
dikunjungi pada tanggal 12 September
2016.