PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJAN
PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI
(PERSERO) BANDUNG
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan dunia usaha yang
cukup pesat dengan diiringi persaingan usaha yang ketat. Hampir di segala bidang
usaha terdapat persaingan usaha yang ketat. Tidak sedikit perusahaan yang
terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi
perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena
perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, ditambah
lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan perusahaan
tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini, hal ini
menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.
Adapun keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan keuntungan
yang maksimal tidak terlepas dari adanya pengelolalaan yang efektif atas semua
kegiatan yang ada dalam perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus berusaha
untuk menghindari terjadinya pemborosan dalam hal-hal yang dapat membawa
kerugian bagi perusahaan.
Untuk memperoleh pendapatan dan laba, suatu perusahaan sangat
bergantung kepada suatu aktivitas, salah satunya adalah aktivitas penjualan.
Perusahaan harus dapat mendukung terciptanya kondisi dimana aktivitas
1
2
penjualan semaksimal mungkin, pada tingkat yang realistis namun tetap
memperhatikan kepentingan pelanggan. Dengan kata lain, penjualan harus
dilakukan seefektif mungkin, agar laba yang diinginkan bias mencapai titik yang
optimal.
Audit operasional merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas pengelolaan dari suatu perusahaan. Melalui audit
operasional ini, pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui hingga sejauh
mana pelaksanaan operasi aktivitas perusahaan telah tercapai, masalah-masalah
yang ada dalam perusahaan, juga cara-cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan dilakukannya analisis aktivitas operasional dari suatu perusahaan,
maka dapat diketahui efektivitas perusahaan tersebut. Dengan demikian maka
pemeriksa dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki halhal yang dianggap perlu dan untuk membantu para pengelola perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan agar tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal
mungkin.
Kegiatan audit operasional tidak terlepas dari pengendalian intern.
Pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu
manajemen dalam menjaga hak milik perusahaan, disamping itu dapat juga
mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta penggelapan yang dapat
merugikan perusahaan yang dikelolanya.
Secara umum tujuan dari pelaksanaan audit operasional adalah membantu
semua peringkat kegiatan operasional dalam meningkatkan perencanaan dan
pengendalian aktivitas operasional perusahaan dengan cara mengidentifikasi
3
aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada menajemen untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Dengan demikian
pelaksanaan audit operasional bertujuan untuk memberikan suatu kepastian bahwa
proses pelaksanaan atas perencanaan dan pengendalian telah dilakukan secara
tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Kondisi tersebut dapat membuktikan bahwa
pemeriksaan operasional perusahaan berhubungan dengan peningkatan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang dan memusatkan pada sistem perencanaan
dan pengendalian aktivitas atau operasional perusahaan. Audit operasional dapat
menentukan bahwa sistem perencanaan dan pengendalian manajemen telah
dilaksanakan sehingga efisiensi, efektivitas dan kehematan organisasi dapat
dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi penjualan merupakan bagian pemasaran dari perusahaan yang
merupakan bagian terpenting dari perusahaan, karena merupakan ujung tombak
perusahaan untuk dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi
perusahaan. Perusahaan yang memiliki fungsi penjualan secara khusus, dalam
kegiatan menjual atau memasarkan produknya perlu diadakannya evaluasi atau
pemeriksaan atas fungsi penjualan untuk mencegah dan mendeteksi sebelum
permasalahan tersebut terjadi sehingga tercipta suatu program pemasaran yang
baik yaitu yang efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan anggaran yang
dibuat, dan sistem penjualan yang baik pula. Audit pemasaran merupakan bagian
dari pengendalian intern yang mengaudit operasional perusahaan. Dalam
pelaksanaan auditnya adalah menemukan masalah dan meyakinkan ketaatan
4
terhadap peraturan atau standar-standar yang berlaku diperusahaan sehingga
diharapkan perusahaan dapat mengontrol sistem yang dimaksud secara maksimal
dalam pemasarannya. Fungsi utamanya adalah untuk menguji dan menilai tujuan
dan kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan, sehingga
merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan
mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
Rencana dalam jangka pendek dapat langsung dilaksanakan karena jarang
sekali terjadi masalah sebab sudah disesuaikan dengan keadaan. Sedangkan yang
perlu diperhatikan khusus adalah rencana jangka panjang perusahaan. Keadaan
yang tidak pasti tersebut rawan sekali akan kesalahan, penyimpangan serta
hambatan dalam menjalankan rencana tersebut. Agar hal itu tidak terjadi maka
diperlukan suatu pengawasan. Pengawasan yang dilakukan terhadap rencana
perusahaan tersebut bermacam-macam seperti pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan operasional dilakukan dengan harapan untuk
mengontrol dan melihat prosedur dalam perusahaan apakah sudah berjalan dengan
baik dan sesuai rencana. Sedangkan pemeriksaan kinerja dilakukan untuk
perbaikan pengelolaan aktivitas atau kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan
operasional dan pemeriksaan kinerja dapat diperoleh informasi untuk manajemen
mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi untuk mencapai tingkat operasi
yang lebih efektif dan efisien. Pemeriksaan operasional dapat dilakukan dalam
berbagai fungsi (bagian) dalam perusahaan. Tidak terkecuali pada fungsi
penjualan.
5
Fungsi (bagian) penjualan harus terus survive agar tetap menjaga
perusahaan untuk terus bersaing di pasaran. Karena sebegitu pentingnya fungsi
penjualan perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam kegiatannya. Salah satu cara untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pada
fungsi penjualan adalah dengan mengadakan pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan pada fungsi penjualan, khususnya pada sistem
penjualan, sangat penting dan harus dilakukan. Hal tersebut dengan harapan untuk
mengontrol dan melihat prosedur yang dijalankan apakah sudah baik. Karena
fungsi penjualan merupakan jantung penghasilan pada perusahaan. Bila prosedur
didalam sistem penjualan perusahaan kurang baik maka hasil dari penjualanpun
kurang maksimal. Hasil pemeriksaan operasional pada fungsi penjualan adalah
untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi.
Kemudian dilaporkan kepada manajemen. Berdasarkan kondisi tersebut dapat
membuktikan bahwa audit operasional pada fungsi penjualan memiliki peranan
yang penting terkait dengan usaha perusahaan melakukan efisiensi aktivitas
penjualan yang dilakukan. Pada sisi yang lain audit penjualan tersebut dilakukan
agar kebijakan yang akan ditetapkan dapat memaksimalkan kegiatan penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan.
PT. INTI sebagai BUMN dan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak
di bidang industri telekomunikasi di Indonesia sangat berkepentingan dalam hal
menjaga kesinambungan dan optimalisasi serta efektivitas penjualan produknya.
Hal tersebut mengingat saat ini PT. INTI juga telah merambah ke pasar luar
negeri, dimana persaingannya sangat ketat. Berbagai strategi pemasaran yang
6
diterapkan oleh PT. INTI dalam meningkatkan penjualan produknya, khususnya
produk jasa, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pengendalian intern
penjualan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, secara keseluruhan PT. INTI juga
menjalankan audit operasional perusahaan. Dalam hal ini, audit operasional
perusahaan yang dijalankan oleh PT. INTI akan berdampak kepada efektivitas
pengendalian intern penjualan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERANAN AUDIT
OPERASIONAL
DALAM
MENUNJANG
EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO)
BANDUNG”
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi
beberapa masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1) Apakah pelaksanaan audit operasional pada PT. INTI telah memadai?
2) Bagaimana efektivitas pelaksanaan pengendalian intern penjualan pada
PT. INTI?
3) Sejauh mana peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas
pelaksanaan pengendalian intern penjualan pada PT. INTI?
7
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam peranan yang dapat diberikan oleh kegiatan audit operasional terhadap
efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
Sedangkan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional pada PT. INTI;
2) Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT.
INTI;
3) Untuk mengetahui sejauh mana peranan audit operasional dalam
menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
1.4
Kegunaan Penelitian
Beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
manajemen mengenai pelaksanaan audit operasional sebagai sarana
pengendalian untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi operasi
perusahaan, terutama di bidang penjualan.
2) Bagi penulis
Penelitian
ini
berguna
bagi
penulis
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan, khususnya dalam hal penerapan teori mengenai audit
operasional dan pengendalian intern penjualan. Selain itu, penelitian
8
ini berguna sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana
ekonomi program studi Akuntansi
S1 Fakultas Ekonomi STIE
Tridharma Bandung.
3) Bagi pihak-pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan wawasan bagi pihak lain serta dapat dijadikan bahan referensi bagi
kegiatan penelitian yang mengambil tema/judul atau masalah
penelitian yang sama, yaitu tentang audit operasional dan pengendalian
intern penjualan.
1.5
Kerangka Pemikiran
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin
bertambah masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini,
pimpinan perusahaan sulit untuk mengawasi secara langsung seluruh kegiatan
yang berlangsung dalam perusahaan. Sejalan dengan itu, maka sebagian
wewenang dan tanggung jawab pimpinan harus didelegasikan kepada
bawahannya, sehingga aktivitas pimpinan bisa lebih banyak diarahkan pada
aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan, dibandingkan dengan
pelaksanaan secara langsung. Meskipun demikian, pimpinan harus tetap
mengethui berbagai masalah yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga apabila
terjadi masalah yang serius, dapat segera diketahui penyebab masalahnya serta
dicari jalan keluar dari masalah tersebut.
9
Salah satu kegiatan pengawasan tersebut adalah audit operasional.
Menurut Arens dan Loebbecke (2000:12), pengertian audit operasional adalah
sebagai berikut:
“An operational audit is a review of any part of an organization’s
operating procedures and method for the purpose of evaluating
efficiency and effectiveness”
Di dalam perusahaan yang relatif besar, perusahaan memerlukan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan sistem pengendalian intern penjualan. Oleh
karena itu, sejauh mana pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan yang
ditetapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen, maka
diperlukan suatu pemeriksaan atas operasional dalam pengendalian intern
penjualan yang dapat membantu manajemen di dalam pengendalian operasional
petusahaan. Pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan operasional (audit
operasional). Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of
Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah
sebagai berikut:
“Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari
penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu
organisasi yang dibawah pengendalian manajemen dan melaporkan
kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi
untuk perbaikan.”
10
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa audit operasional sangat
berperan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan.
Dimana keterlibatannya adalah penjualan sebagai komponen harta perusahaan
sangat memerlukan pengelolaan yang baik dapat tercipta dengan penerapan suatu
sistem pengendalian intern yang baik pula. Dan untuk mengukur efektivitas
pengendalian intern ini, maka perusahaan perlu melaksanakan audit operasional
yang mencakup semua aspek operasional pengelolaan penjualan. Definisi
Efektivitas menurut Anthony Dearden dan Bedford yang dialihbahasakan oleh
Agus Maulana (1994:203) adalah sebagai berikut:
“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran (output) suatu pusat
pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus dicapainya.
Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula
unit tersebut.”
Penilaian atas efektivitas pengendalian internal suatu bagian atau fungsi
dilakukan dengan melakukan audit operasional. Audit operasional adalah evaluasi
atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan antara lain aktivitas
penjualan. Aktivitas penjualan pada suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai
suatu sarana yang dapat digunakan perusahaan dalam usahanya memperoleh
pendapatan. Selain itu, kegiatan penjualan dapat dikatakan sebagai ujung tombak
untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh hasil penjualan yang
11
optimum. Dengan hasil penjualan yang diperoleh, perusahaan dapat menjalankan
aktivitas atau kegiatan usahanya.
Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya, karena aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas
terpenting dalam perusahaan untuk mendapatkan income (pendapatan). Adapun
definisi pendapatan menurut Aliminsyah (2003:248) adalah:
“(1) Arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva
lain yang masuk kedalam perusahaan, atau menurunnya kewajiban
sebagai akiban penjualan barang atau penyerahan jasa; (2) Jumlah
yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang
dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto
dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari
langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual”
Pendapatan yang diperoleh perusahaan akan sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap besar kecilnya laba yang diterima perusahaan. Laba bagi
perusahaan dapat dikatakan sebagai penggerak dinamika perusahaan, karena pada
dasarnya tujuan utama dari pendirian perusahaan dalam perekonomian yang
bersaian adalah laba. Definisi laba menurut Aliminsyah (2003:222) adalah:
“(1) Setiap keuntungan keuangan, laba, atau manfaat; (2)
Kelebihan pendapatan atas biaya”.
12
Adapun pengelolaan aktivitas penjualan pada perusahaan yang kurang
baik, tidak saja akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran penjualan, namun
juga akan mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima oleh perusahaan.
Jadi secara langsung atau tidak, prestasi yang dilakukan oleh bagian penjualan,
akan mempengaruhi prestasi bagian-bagian lain dalam perusahaan.
Selain itu, pengelolaan penjualan yang tidak baik juga akan menghabiskan
sumber daya perusahaan, yang pada akhirnya akan mengancam kelangsungan
hidup perusahaan. Hasil dari evaluasi penjualan adalah suatu kesimpulan berupa
laporan mengenai tingkat efektivitas pengendalian internal penjualan. Adapun
yang dimaksud dengan efektivitas penjualan, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau volume penjualan dengan
melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang-barang. Sedangkan
pengendalian internal yang baik, seperti didefinisikan oleh Arens et.al (2003:270)
adalah:
“A system of internal control consist of policies and procedures
designed to provide management with reasonable assurance that
the company achieves its objectives and goals”.
Walaupun pengendalian internal telah tersusun dan diselenggarakan secara
memadai, tetapi masih tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif, karena pada
dasarnya pengendalian internal memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut
diantaranya adalah:
Gangguan dalam pertimbangan;
13
Kolusi;
Pengabaian oleh manajemen;
Biaya lawan manfaat.
Pengendalian intern yang memadai adalah yang menerapkan komponenkomponen pengendalian intern yang terdiri dari: lingkungan pengendalian,
perkiraan resiko yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi
serta tindak lanjut, hingga dapat tercapainya tujuan pengendalian intern itu
sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik, diperlukan suatu alat bantu.
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian
intern adalah komputer.
Pengertian pengendalian intern menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2001:319) adalah sebagai berikut :
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas, yang
didesain untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses audit operasional
adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Hasil
dari operasi ini berupa efektivitas yang telah dicapai perusahaan. Sedangkan
sasarannya adalah membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja dalam
14
mencapai efektivitas, sasaran ini direkomendasikan dalam bentuk laporan yang
bersifat konstruktif atau saran untuk perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa audit operasional sangat
berperan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan.
Dimana keterkaitan adalah penjualan sebagai komponen harta perusahaan sangat
memerlukan pengelolaan yang baik atau pengelolaan yang baik dapat tercipta
dengan penerapan suatu pengendalian yang baik pula. Dan untuk mengukur
efektivitas pengendalian intern ini, maka perusahaan perlu melaksanakan audit
operasional yang mencakup semua aspek operasional pengelolaan penjualan.
Hubungan
antara
Audit
Operasional
dengan
Efektivitas
Sistem
Pengendalian Intern Penjualan dapat dilihat dari pernyataan Abdul Halim (2004)
mengenai beberapa konsep dasar dari pengendalian intern, yaitu:
“Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mencapai tujuan
Audit, baik audit keuangan, audit operasional maupun audit
kepatuhan serta sistem pengendalian intern tidak dimaksudkan
untuk
memberikan
jaminan
yang
mutlak
dimana
sistem
pengendalian intern pasti mempunyai kelemahan.”
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat hipotesis sebagai
berikut: “Audit operasional mempunyai peranan dalam menunjang efektifitas
sistem pengendalian intern penjualan.”
15
1.6
Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada,
dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, kemudian membuat analisa,
mengambil kesimpulan, dan membuat saran-saran.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Studi Lapangan (Field Study)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung ke objek yang diteliti dengan maksud untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan, dengan cara:
Wawancara langsung dengan pihak yang mempunyai hubungan
langsung dengan objek yang diteliti;
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung pada objek yang diteliti;
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
membuat daftar pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2) Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literature-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas untuk memperoleh data sekunder, sehingga penulis
memperoleh kenyataan yang diperoleh dalam penelitian lapangan.
16
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI (Persero) yang beralamat di Jl.
Mohammad Toha No. 77 Bandung. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini
adalah selama 4 bulan, yaitu dari bulan Juni – Oktober 2011.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2004, Auditing dan Sistem Informasi, Yogyakarta: UPP-YKPN.
Aliminsyah S.E., & Rekan, 2003, Kamus Istilah Akuntansi, Bandung: CV. Rama
Widya.
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Internal Auditing: suatu pengantar, Jakarta:
Harvarindo.
Arens, Alvin A., and James K. Loebbecke, 2000, Auditing an Approach, 7th
Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.
--------------------------------------------------------, 2003, Auditing an Approach, 7th
Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.
IAI, 2001, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat.
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI
(PERSERO) BANDUNG
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perkembangan dunia usaha yang
cukup pesat dengan diiringi persaingan usaha yang ketat. Hampir di segala bidang
usaha terdapat persaingan usaha yang ketat. Tidak sedikit perusahaan yang
terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi
perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena
perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, ditambah
lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan perusahaan
tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini, hal ini
menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.
Adapun keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan keuntungan
yang maksimal tidak terlepas dari adanya pengelolalaan yang efektif atas semua
kegiatan yang ada dalam perusahaan, oleh sebab itu perusahaan harus berusaha
untuk menghindari terjadinya pemborosan dalam hal-hal yang dapat membawa
kerugian bagi perusahaan.
Untuk memperoleh pendapatan dan laba, suatu perusahaan sangat
bergantung kepada suatu aktivitas, salah satunya adalah aktivitas penjualan.
Perusahaan harus dapat mendukung terciptanya kondisi dimana aktivitas
1
2
penjualan semaksimal mungkin, pada tingkat yang realistis namun tetap
memperhatikan kepentingan pelanggan. Dengan kata lain, penjualan harus
dilakukan seefektif mungkin, agar laba yang diinginkan bias mencapai titik yang
optimal.
Audit operasional merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas pengelolaan dari suatu perusahaan. Melalui audit
operasional ini, pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui hingga sejauh
mana pelaksanaan operasi aktivitas perusahaan telah tercapai, masalah-masalah
yang ada dalam perusahaan, juga cara-cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan dilakukannya analisis aktivitas operasional dari suatu perusahaan,
maka dapat diketahui efektivitas perusahaan tersebut. Dengan demikian maka
pemeriksa dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk memperbaiki halhal yang dianggap perlu dan untuk membantu para pengelola perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan agar tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal
mungkin.
Kegiatan audit operasional tidak terlepas dari pengendalian intern.
Pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan akan membantu
manajemen dalam menjaga hak milik perusahaan, disamping itu dapat juga
mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta penggelapan yang dapat
merugikan perusahaan yang dikelolanya.
Secara umum tujuan dari pelaksanaan audit operasional adalah membantu
semua peringkat kegiatan operasional dalam meningkatkan perencanaan dan
pengendalian aktivitas operasional perusahaan dengan cara mengidentifikasi
3
aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada menajemen untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Dengan demikian
pelaksanaan audit operasional bertujuan untuk memberikan suatu kepastian bahwa
proses pelaksanaan atas perencanaan dan pengendalian telah dilakukan secara
tepat dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Kondisi tersebut dapat membuktikan bahwa
pemeriksaan operasional perusahaan berhubungan dengan peningkatan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang dan memusatkan pada sistem perencanaan
dan pengendalian aktivitas atau operasional perusahaan. Audit operasional dapat
menentukan bahwa sistem perencanaan dan pengendalian manajemen telah
dilaksanakan sehingga efisiensi, efektivitas dan kehematan organisasi dapat
dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi penjualan merupakan bagian pemasaran dari perusahaan yang
merupakan bagian terpenting dari perusahaan, karena merupakan ujung tombak
perusahaan untuk dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi
perusahaan. Perusahaan yang memiliki fungsi penjualan secara khusus, dalam
kegiatan menjual atau memasarkan produknya perlu diadakannya evaluasi atau
pemeriksaan atas fungsi penjualan untuk mencegah dan mendeteksi sebelum
permasalahan tersebut terjadi sehingga tercipta suatu program pemasaran yang
baik yaitu yang efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan anggaran yang
dibuat, dan sistem penjualan yang baik pula. Audit pemasaran merupakan bagian
dari pengendalian intern yang mengaudit operasional perusahaan. Dalam
pelaksanaan auditnya adalah menemukan masalah dan meyakinkan ketaatan
4
terhadap peraturan atau standar-standar yang berlaku diperusahaan sehingga
diharapkan perusahaan dapat mengontrol sistem yang dimaksud secara maksimal
dalam pemasarannya. Fungsi utamanya adalah untuk menguji dan menilai tujuan
dan kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan, sehingga
merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan
mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.
Rencana dalam jangka pendek dapat langsung dilaksanakan karena jarang
sekali terjadi masalah sebab sudah disesuaikan dengan keadaan. Sedangkan yang
perlu diperhatikan khusus adalah rencana jangka panjang perusahaan. Keadaan
yang tidak pasti tersebut rawan sekali akan kesalahan, penyimpangan serta
hambatan dalam menjalankan rencana tersebut. Agar hal itu tidak terjadi maka
diperlukan suatu pengawasan. Pengawasan yang dilakukan terhadap rencana
perusahaan tersebut bermacam-macam seperti pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan operasional dilakukan dengan harapan untuk
mengontrol dan melihat prosedur dalam perusahaan apakah sudah berjalan dengan
baik dan sesuai rencana. Sedangkan pemeriksaan kinerja dilakukan untuk
perbaikan pengelolaan aktivitas atau kegiatan perusahaan. Dari hasil pemeriksaan
operasional dan pemeriksaan kinerja dapat diperoleh informasi untuk manajemen
mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi untuk mencapai tingkat operasi
yang lebih efektif dan efisien. Pemeriksaan operasional dapat dilakukan dalam
berbagai fungsi (bagian) dalam perusahaan. Tidak terkecuali pada fungsi
penjualan.
5
Fungsi (bagian) penjualan harus terus survive agar tetap menjaga
perusahaan untuk terus bersaing di pasaran. Karena sebegitu pentingnya fungsi
penjualan perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam kegiatannya. Salah satu cara untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pada
fungsi penjualan adalah dengan mengadakan pemeriksaan operasional dan
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan pada fungsi penjualan, khususnya pada sistem
penjualan, sangat penting dan harus dilakukan. Hal tersebut dengan harapan untuk
mengontrol dan melihat prosedur yang dijalankan apakah sudah baik. Karena
fungsi penjualan merupakan jantung penghasilan pada perusahaan. Bila prosedur
didalam sistem penjualan perusahaan kurang baik maka hasil dari penjualanpun
kurang maksimal. Hasil pemeriksaan operasional pada fungsi penjualan adalah
untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi.
Kemudian dilaporkan kepada manajemen. Berdasarkan kondisi tersebut dapat
membuktikan bahwa audit operasional pada fungsi penjualan memiliki peranan
yang penting terkait dengan usaha perusahaan melakukan efisiensi aktivitas
penjualan yang dilakukan. Pada sisi yang lain audit penjualan tersebut dilakukan
agar kebijakan yang akan ditetapkan dapat memaksimalkan kegiatan penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan.
PT. INTI sebagai BUMN dan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak
di bidang industri telekomunikasi di Indonesia sangat berkepentingan dalam hal
menjaga kesinambungan dan optimalisasi serta efektivitas penjualan produknya.
Hal tersebut mengingat saat ini PT. INTI juga telah merambah ke pasar luar
negeri, dimana persaingannya sangat ketat. Berbagai strategi pemasaran yang
6
diterapkan oleh PT. INTI dalam meningkatkan penjualan produknya, khususnya
produk jasa, dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pengendalian intern
penjualan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, secara keseluruhan PT. INTI juga
menjalankan audit operasional perusahaan. Dalam hal ini, audit operasional
perusahaan yang dijalankan oleh PT. INTI akan berdampak kepada efektivitas
pengendalian intern penjualan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PERANAN AUDIT
OPERASIONAL
DALAM
MENUNJANG
EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN PADA PT. INTI (PERSERO)
BANDUNG”
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi
beberapa masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1) Apakah pelaksanaan audit operasional pada PT. INTI telah memadai?
2) Bagaimana efektivitas pelaksanaan pengendalian intern penjualan pada
PT. INTI?
3) Sejauh mana peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas
pelaksanaan pengendalian intern penjualan pada PT. INTI?
7
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam peranan yang dapat diberikan oleh kegiatan audit operasional terhadap
efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
Sedangkan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional pada PT. INTI;
2) Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT.
INTI;
3) Untuk mengetahui sejauh mana peranan audit operasional dalam
menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan pada PT. INTI.
1.4
Kegunaan Penelitian
Beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
manajemen mengenai pelaksanaan audit operasional sebagai sarana
pengendalian untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi operasi
perusahaan, terutama di bidang penjualan.
2) Bagi penulis
Penelitian
ini
berguna
bagi
penulis
untuk
menambah
ilmu
pengetahuan, khususnya dalam hal penerapan teori mengenai audit
operasional dan pengendalian intern penjualan. Selain itu, penelitian
8
ini berguna sebagai syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana
ekonomi program studi Akuntansi
S1 Fakultas Ekonomi STIE
Tridharma Bandung.
3) Bagi pihak-pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan wawasan bagi pihak lain serta dapat dijadikan bahan referensi bagi
kegiatan penelitian yang mengambil tema/judul atau masalah
penelitian yang sama, yaitu tentang audit operasional dan pengendalian
intern penjualan.
1.5
Kerangka Pemikiran
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, maka semakin
bertambah masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini,
pimpinan perusahaan sulit untuk mengawasi secara langsung seluruh kegiatan
yang berlangsung dalam perusahaan. Sejalan dengan itu, maka sebagian
wewenang dan tanggung jawab pimpinan harus didelegasikan kepada
bawahannya, sehingga aktivitas pimpinan bisa lebih banyak diarahkan pada
aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan, dibandingkan dengan
pelaksanaan secara langsung. Meskipun demikian, pimpinan harus tetap
mengethui berbagai masalah yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga apabila
terjadi masalah yang serius, dapat segera diketahui penyebab masalahnya serta
dicari jalan keluar dari masalah tersebut.
9
Salah satu kegiatan pengawasan tersebut adalah audit operasional.
Menurut Arens dan Loebbecke (2000:12), pengertian audit operasional adalah
sebagai berikut:
“An operational audit is a review of any part of an organization’s
operating procedures and method for the purpose of evaluating
efficiency and effectiveness”
Di dalam perusahaan yang relatif besar, perusahaan memerlukan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan sistem pengendalian intern penjualan. Oleh
karena itu, sejauh mana pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan yang
ditetapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen, maka
diperlukan suatu pemeriksaan atas operasional dalam pengendalian intern
penjualan yang dapat membantu manajemen di dalam pengendalian operasional
petusahaan. Pemeriksaan yang dimaksud adalah pemeriksaan operasional (audit
operasional). Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of
Internal Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah
sebagai berikut:
“Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari
penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu
organisasi yang dibawah pengendalian manajemen dan melaporkan
kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi
untuk perbaikan.”
10
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa audit operasional sangat
berperan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan.
Dimana keterlibatannya adalah penjualan sebagai komponen harta perusahaan
sangat memerlukan pengelolaan yang baik dapat tercipta dengan penerapan suatu
sistem pengendalian intern yang baik pula. Dan untuk mengukur efektivitas
pengendalian intern ini, maka perusahaan perlu melaksanakan audit operasional
yang mencakup semua aspek operasional pengelolaan penjualan. Definisi
Efektivitas menurut Anthony Dearden dan Bedford yang dialihbahasakan oleh
Agus Maulana (1994:203) adalah sebagai berikut:
“Efektivitas adalah hubungan antara keluaran (output) suatu pusat
pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus dicapainya.
Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula
unit tersebut.”
Penilaian atas efektivitas pengendalian internal suatu bagian atau fungsi
dilakukan dengan melakukan audit operasional. Audit operasional adalah evaluasi
atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan antara lain aktivitas
penjualan. Aktivitas penjualan pada suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai
suatu sarana yang dapat digunakan perusahaan dalam usahanya memperoleh
pendapatan. Selain itu, kegiatan penjualan dapat dikatakan sebagai ujung tombak
untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh hasil penjualan yang
11
optimum. Dengan hasil penjualan yang diperoleh, perusahaan dapat menjalankan
aktivitas atau kegiatan usahanya.
Tanpa adanya aktivitas penjualan, perusahaan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya, karena aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas
terpenting dalam perusahaan untuk mendapatkan income (pendapatan). Adapun
definisi pendapatan menurut Aliminsyah (2003:248) adalah:
“(1) Arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva
lain yang masuk kedalam perusahaan, atau menurunnya kewajiban
sebagai akiban penjualan barang atau penyerahan jasa; (2) Jumlah
yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang
dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto
dalam modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari
langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual”
Pendapatan yang diperoleh perusahaan akan sangat besar sekali
pengaruhnya terhadap besar kecilnya laba yang diterima perusahaan. Laba bagi
perusahaan dapat dikatakan sebagai penggerak dinamika perusahaan, karena pada
dasarnya tujuan utama dari pendirian perusahaan dalam perekonomian yang
bersaian adalah laba. Definisi laba menurut Aliminsyah (2003:222) adalah:
“(1) Setiap keuntungan keuangan, laba, atau manfaat; (2)
Kelebihan pendapatan atas biaya”.
12
Adapun pengelolaan aktivitas penjualan pada perusahaan yang kurang
baik, tidak saja akan menyebabkan tidak tercapainya sasaran penjualan, namun
juga akan mempengaruhi pendapatan yang seharusnya diterima oleh perusahaan.
Jadi secara langsung atau tidak, prestasi yang dilakukan oleh bagian penjualan,
akan mempengaruhi prestasi bagian-bagian lain dalam perusahaan.
Selain itu, pengelolaan penjualan yang tidak baik juga akan menghabiskan
sumber daya perusahaan, yang pada akhirnya akan mengancam kelangsungan
hidup perusahaan. Hasil dari evaluasi penjualan adalah suatu kesimpulan berupa
laporan mengenai tingkat efektivitas pengendalian internal penjualan. Adapun
yang dimaksud dengan efektivitas penjualan, adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau volume penjualan dengan
melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang-barang. Sedangkan
pengendalian internal yang baik, seperti didefinisikan oleh Arens et.al (2003:270)
adalah:
“A system of internal control consist of policies and procedures
designed to provide management with reasonable assurance that
the company achieves its objectives and goals”.
Walaupun pengendalian internal telah tersusun dan diselenggarakan secara
memadai, tetapi masih tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif, karena pada
dasarnya pengendalian internal memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut
diantaranya adalah:
Gangguan dalam pertimbangan;
13
Kolusi;
Pengabaian oleh manajemen;
Biaya lawan manfaat.
Pengendalian intern yang memadai adalah yang menerapkan komponenkomponen pengendalian intern yang terdiri dari: lingkungan pengendalian,
perkiraan resiko yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi
serta tindak lanjut, hingga dapat tercapainya tujuan pengendalian intern itu
sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan baik, diperlukan suatu alat bantu.
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian
intern adalah komputer.
Pengertian pengendalian intern menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2001:319) adalah sebagai berikut :
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas, yang
didesain untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)
efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proses audit operasional
adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Hasil
dari operasi ini berupa efektivitas yang telah dicapai perusahaan. Sedangkan
sasarannya adalah membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja dalam
14
mencapai efektivitas, sasaran ini direkomendasikan dalam bentuk laporan yang
bersifat konstruktif atau saran untuk perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa audit operasional sangat
berperan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern penjualan.
Dimana keterkaitan adalah penjualan sebagai komponen harta perusahaan sangat
memerlukan pengelolaan yang baik atau pengelolaan yang baik dapat tercipta
dengan penerapan suatu pengendalian yang baik pula. Dan untuk mengukur
efektivitas pengendalian intern ini, maka perusahaan perlu melaksanakan audit
operasional yang mencakup semua aspek operasional pengelolaan penjualan.
Hubungan
antara
Audit
Operasional
dengan
Efektivitas
Sistem
Pengendalian Intern Penjualan dapat dilihat dari pernyataan Abdul Halim (2004)
mengenai beberapa konsep dasar dari pengendalian intern, yaitu:
“Sistem Pengendalian Intern diharapkan dapat mencapai tujuan
Audit, baik audit keuangan, audit operasional maupun audit
kepatuhan serta sistem pengendalian intern tidak dimaksudkan
untuk
memberikan
jaminan
yang
mutlak
dimana
sistem
pengendalian intern pasti mempunyai kelemahan.”
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat hipotesis sebagai
berikut: “Audit operasional mempunyai peranan dalam menunjang efektifitas
sistem pengendalian intern penjualan.”
15
1.6
Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada,
dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, kemudian membuat analisa,
mengambil kesimpulan, dan membuat saran-saran.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Studi Lapangan (Field Study)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
langsung ke objek yang diteliti dengan maksud untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan, dengan cara:
Wawancara langsung dengan pihak yang mempunyai hubungan
langsung dengan objek yang diteliti;
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung pada objek yang diteliti;
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
membuat daftar pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2) Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literature-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas untuk memperoleh data sekunder, sehingga penulis
memperoleh kenyataan yang diperoleh dalam penelitian lapangan.
16
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI (Persero) yang beralamat di Jl.
Mohammad Toha No. 77 Bandung. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini
adalah selama 4 bulan, yaitu dari bulan Juni – Oktober 2011.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2004, Auditing dan Sistem Informasi, Yogyakarta: UPP-YKPN.
Aliminsyah S.E., & Rekan, 2003, Kamus Istilah Akuntansi, Bandung: CV. Rama
Widya.
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Internal Auditing: suatu pengantar, Jakarta:
Harvarindo.
Arens, Alvin A., and James K. Loebbecke, 2000, Auditing an Approach, 7th
Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.
--------------------------------------------------------, 2003, Auditing an Approach, 7th
Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.
IAI, 2001, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat.