ISU DAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH (1)

ISU DAN KEBIJAKAN
OTONOMI DAERAH
UU NO.32 THN 2004 DAN UU NO.23 THN
2014

Sejarah singkat otonomi daerah
Implementasi

otonomi daerah telah memasuki era baru
setelah pemerintah dan DPR sepakat untuk mengesahkan UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua UU otonomi daerah ini
merupakan revisi terhadap UU Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun
1999 sehingga kedua UU tersebut kini tidak berlaku lagi.
Dalam perjalanannya sesuai dengan kebutuhan demokrasi,
UU No.22/1999 telah dinilai baik dari segi kebijakan dan
implementasinya, dan ternyata mengalami kelemahan
sehingga undang-undang tersebut mengalami revisi menjadi
UU.32/2004 dan di revisi lagi menjadi UU No.12/2008
kemudian direvisi lagi menjadi UU Nomor 23 tahun 2014


UU no. 22 Thn 1999


otonomi daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan.



Otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 22  tahun
1999 adalah otonomi luas yaitu adanya kewenangan
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup semua bidang pemerintahan kecuali
kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal,  agama serta
kewenangan-kewenangan bidang lainnya yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.


UU no. 32 Thn 2004


Pengertian otonomi daerah menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004 memperluasnya menjadi berbunyi
“otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundangundangan”. Jadi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 menekankan tiga hal, yaitu hak,
wewenang dan kewajiban.

Ketiga hal tersebut dimaksudkan untuk
mengatur dan mengurus sendiri, urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat
sesuai
dengan

peraturan
perundang-undangan.
Beberapa hak yg di miliki daerah dalam UU
23/2004 Pasal 21 dalam menyelanggarakan
otonomi:
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan
2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelolah aparatur pemerintahan
4. Mengelolah kekayaan daerah.





Berkaitan dengan wewenang dalam konteks
otonomi daerah, maka daerah otonom,
yaitu kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat.
Dan dalam hal kewajiban sebgai manah di
jelaskan dalam UU 32/2004 Pasal 13 dan
14, ada urusan wajib berskala provinsi dan
berskala kabupaten.

Dan dalam pasal 22 daerah otonom
mempunyai kewajiban:
1. Melindungi masyarakat,menjaga persatuan
dan kesatuan juga kerukunan nasional dan
keutuhan NKRI
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
3. Mengembangkan kehidupan demokrasi
4. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
5. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
6. Menyediakan pelayanan fasilitas kesehatan
7. Menyediakan fasilitas sosial dan umum yang
layak.



Dan kewajiban lain yang di atur dalam
perundang-undangan.

Dengan demikian, bila dikaji lebih jauh isi
dan jiwa undang-undang Nomor 32 Tahun
2004, maka otonomi daerah mempunyai
arti bahwa daerah harus mampu :
a) Berinisiatif sendiri yaitu harus mampu
menyusun dan melaksanakan
kebijaksanaan sendiri.
b) Membuat peraturan sendiri (PERDA)
beserta peraturan pelaksanaannya.
c) Menggali sumber-sumber keuangan
sendiri.
d) Memiliki alat pelaksana baik personil
maupun sarana dan prasarananya.


Kelemahan dalam UU no 32 Thn

2004
Ketidak jelasan pengaturan dalam UU
32/2004 sering meinimbulkan intepretasi yg
berbeda dari berbagai kelompok
kepentingan dan menjadi salah satu sumber
konflik antar susunan pemrintahan dan
aparatnya.
 Konflik dan tumpang tindih kewenangan
antar susunan pemerintahan dan daerah
tetap terjadi dan memerlukan pengaturan
yang lebih jelas dan efektif.


Otonomi luas yang di wujudkan dalam
bentuk 31 urusan yang di serahkan ke
daerah sering menimbulkan masalah
pembiayaan.
 Banyaknya urusan yg diserahkan oleh
pemerintah pusat kepada pemrintah daerah
mengakibatkan daerah harus menambah

struktur organisasi perangkat daerah.
 Dengan struktur organisasi yang gemuk
mengakibatkan kebutuhan akan pegawai
yang pada akhirnya menyebabkan
bengkaknya biaya aparatur (over cost).




Kurangnya partisipasi masyrakat karna
dalam UU 32/2004 yang tidak menyebutkan
tentang pentingnya partisipasi masyrakat.

o

Padalah kita ketahui bahwa salah satu kunci
sukses
dalam
penyelengaraan
desentralisasi dan otonomi daerah.


 Kurangnya

pelayanan publik dalam UU
32/2004, padahal salah satu pertimbangan
dalam pelaksanaan desentralisasi dalah
peningkatan
pelayanan
publik
yang
berkualitas.

Revisi UU 32/2004 dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki berbagai kelemahan dari
UU 32/2004 terkait dalam konteks ketidak
jelasan dalam berbagai aspek penyelengaraan
pemerintahaan daerah. Di samping itu revisi di
lakukan untuk memperjelas berbagai aspek
penyelengaraan


pemerintah

daerah

yang

selama ini belum di atur dalam UU 32/2004.

UU NO 23 THN 2014
Secara keseluruhan undang-undang UU
23/2014 memiliki kesamaan dengan UU No.
32 tahun 2004 namun ada beberapa pasal
yang mengalami perubahan.
 secara umum atau garis besar UU Nomor 23
tahun 2014 ini merupakan kombinasi UU
Nomor 5 tahun 1974 dan UU Nomor 32 tahun
2004.
 Sehingga fungsi Gubernur bukan hanya
sebagai kepala daerah melainkan juga
sebagai kepala wilayah .



BEBERAPA ISTILAH PENTING
DALAM UU 23/2014
Pemerintah pusat adalah presiden republik Indonesia
yang memegang pemerintahan republik Indonesia
yang di bantu wakil presiden dan menteri sebagai
manah yang di maksud dalam UUD Negara republik
Indonesia tahun 1945
 Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
 Dewan perwakilan rakyat daerah yang selanjutnya di
singkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelengara pemerintahan daerah.





Otonomi daerah adalah hak,wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
negara kesatuan republik Indonesia.



Desentralisasi adalah penyerahan urusan
pemerintahan oelh pemerintah pusat kepada
daerah otonom berdasarkan asas otonomi.



Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah
pusat, kedapa instansi vertikal di wilayah tertentu,
dan atau kepada gubernur dan bupati/walikota
selaku penanggung jawab urusan pemerintahan
umum.



Dengan ada nya pembagian urusan
pemerintah konkuren antara pemerintah
pusat dan daerah provinsi dan daerah
kabupaten atau kota.

Contohnya:

NO

SUB
URUSAN

PEMERINTAH
PUSAT

DAERAH
PROVINSI

DAERAH
KABUPATEN/KO
TA

1.

MANAJEMEN
PENDIDIKAN

a. Penetapan
standar
nasional
pendidikan
b. Pengelolaan
pendidikan

a. Pengelolaa
n
pendidikan
menengah
b. Pengelolaa
n
pendidikan

2.

JALAN

Pengembangan
sistem jaringan
jalan secar
nasional

Penyelengaraa Penyelengaraan
n jalan
jalan
provinsi
kabupaten/kota.

3.

PERUMAHAN Penyediaan
rumah bagi
masyarakat
berpenghasilan
rendah(MBR)

Penyediaan
dan
rehabilitasi
rumah korban
bencana
provinsi

a. Pengelolaan
pendidikan
dasar
b. Pengelolaan
pendidikan

Penyediaan dan
rehabilitasi rumah
korban bencana
kabupaten/kota
Penerbitan izin
pembangunan
dan
pengembangan
perumahan.