Strategi Pengembangan Masyarakat Melalui docx

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5

STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN
DI KABUPATEN KAMPAR, RIAU, INDONESIA

Zulkarnain1, Nazaruddin Margolang2, T. Kaddhafi Al Munir3
1

Dosen pada Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Riau dan Mahasiswa Program Doktor
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB Bogor.
2
Widyaiswara pada UPT Pelatihan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
3
Aktivis Pemberdayaan Masyarakat

ABSTRACT
The research was conducted in Kampar Regency since 2011 January to
December. It was porpuse to explain the strategy and performance of community
economic empowerment on Kampar Economic Empowerment Program. Capacity
Analysis program PEMK produce some strategies for developing programs in the future

through: (a) Revised of standard operational procedure in accordance with the direction
of development to business and institutional community, and to encourage public
participation and efficiency management of PEMK program, (b) to create, establish and
carry out basic tasks and management functions PEMK program, especially in the
mentoring process and reporting system activities, and the implementation of monitoring
and evaluation systems, (c) to increase the public assistance that encourage improved
management systems LED and KUB, and encourage the formation of new ventures with
individual and collective activities in KUB, and (d) to create and implement a system of
coordination that both structural and functional institutions PEMK program.
Key words: strategy, empowerment, Community, Program
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan masyarakat selalu dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan
sebagai sebuah komitmen pemerintah daerah yang diimplementasikan dengan melakukan
program yang merupakan suatu mekanisme pelayanan dalam membantu masyarakat agar
dapat menolong dirinya lepas dari kemiskinan. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengoptimalisasikan sumberdaya yang ada serta meningkatkan kapasitas masyarakat dan
intitusi lokal.
Menurut Chambers (1995) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Pemberdayaan masyarakat

sebagai sebuah proses perubahan sosial yang direncanakan, tujuannya untuk
meningkatkan harkat dan martabat masyarakat agar dapat melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi
pembangunan yang menitikberatkan pada kepentingan dan kebutuhan rakyat yang
mengarah pada kemandirian masyarakat, partispasi jaringan kerja dan keadilan (Hikmat,
2004)
(655)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
Kabupaten Kampar
dengan Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor
410/BSPP/07/2007 tentang Penetapanb Desa tertinggal, mengemukakan bahwa pada
Tahun 2006 di Kabupaten Kampar terdapat 41 Desa yang tersebar di 7 Kecamatan, 50 %
penduduknya tergolong miskin dengan sumber mata pencaharian umumnya di bidang
pertanian.
Secara umum Kabupaten Kampar memiliki sumberdaya alam yang potensial dan
prosfektif, disamping itu wilayah ini merupakan wilayah penghububung antara Provinsi

Sumatera Barat dan kotakota/kabupaten lainnya di Provinsi Riau.
Sehubungan dengan itu untuk mendukung potensi pengembangan pembangunan
wilayah tersebut agar secara maksimal bermanfaat bagi pengembangan masyarakat
diperlukan strategi yang tepat, sehingga dapat menerapkan prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan, ramah lingkungan,melindungi dan mengkonservasi wilayah serta
mampu merehabilitasi sumber mata pencaharian pokok masyarakat.Ada berbagai strategi
yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan masyarakat, antara lain : advokasi,
pengorganisasian komunitas, pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas dan
komunikasi, informasi dan edukasi. Kelima strategi tersebut bersifat saling menguatkan
satu sama lain. Bahkan dalam praktek implementasi program
masyarakat, disadari atau tidak, kelima strategi tersebut dipraktekkan secara
bergantian. (Lubis, 2007).
Untuk itu sejak tahun 2009 sampai dengan sekarang Pemerintah Kabupaten
Kampar melalui Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Kampar telah melakukan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat pada desa miskin di Kabupaten Kampar dalam
sebuah program pemberdayaan masyarakat yang diberi nama Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK). Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang
No. 25 tahun 2004 yang merupakan salah satu pendekatan penting dalam menunjang
kesinambungan pembangunan nasional. Undang-Undang No.25 tahun 2004 telah
mengukuhkan legitimasi formal bagi institusi perencanaan di pusat (BAPPENAS)

maupun di daerah (BAPPEDA) sehingga dapat dipandang sebagai instrumen bagi
pelembagaan perancanaan parsitipatif. Sehingga Instrumen dapat menjadi dasar bagi
pelaksanaan kegiatan program pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka
disusunlah langkah-langkah yang merupakan strategi pengembangan masyarakat dalam
bentuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar.
Rumusan Masalah
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK) sebagai salah
satu upaya dalam pengembangan masyarakat telah memasuki tahun ke tiga dalam
implementasinya.
Program ini menjadi semakin penting sebagai suatu strategi dalam
pengembangan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan. Berdasarkan hal
tersebut maka dirumuskan masalah dalam kajian ini yaitu bagaimanakah keragaan dan
strategi pengembangan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi pemberdayaan ekonomi
masarakat Kampar dan mengidentifikasi kinerja program pemberdayaan ekonomi
masyarakat Kampar.
Manfaat
Manfaat Penelitian diharapkan :
1. Memberikan kontribusi kepada pihak terkait seperti Pemerintah Daerah,

Masyarakat dan seluruh stakeholder dalam pemberdayaan masyarakat miskin
(656)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
2. Sebagai bahan evaluasi terhadap program pemberdayaan ekonomi masyarakat
Kampar yang telah dilaksanakan
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pengkajian dilaksanakan selama 12 bulan sejak Bulan Januari 2011
s.d. Desember 2011
Lokasi kajian adalahdi 41 (empat puluh satu) Desa, yang berada di 7 (tujuh)
kecamatan di Kabupaten Kampar yang tergolong desa miskin, sesuai dengan SK Bupati
Kampar Nomor 410/BSPP/07/2007 tentang penetapan desa tertinggal
Pengumpulan dan Analisis Data
Sistem pengumpulan dan analisis data yang dilakukan dalam kajian ini meliputi
dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data tersebut adalah data kondisi
wilayah, permasalahan dan prioritas masalah pembangunan, kondisi lingkungan eksternal

dan internal baik faktor penghambat maupun pendorong serta kebijakan dan strategi
pengembangan pemberdayaan masyarakat.
Data primer mengenai kondisi eksisting wilayah serta kebijakan pengembangan
dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar yang didapat dari hasil
kegiatan program yang dilaksanakan selama tahun 2011, baik berupa laporan Tenaga
Pendamping Lapangan, laporan Koordinator Kabupaten, laporan Tim Ahli serta hasil
monitoring dan evaluasi secara langsung oleh Tim Pembina Program (TPP), Tim Ahli
dan Koordinator Kabupaten ditambah hasil rapat koordinasi TPP PEMK kabupaten dan
TPP PEMK Lokal (kecamatan dan desa), yang memuat realisasi kegiatan di 41 desa yang
menjadi tempat pelaksana kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber dan instansi yang relevan
seperti pemerintahan baik di tingkat kecamatan maupun tingkat desa, Dinas Pertanian,
Peternakan, Perkebunan, Perikanan Bappeda dan Dinas-dinas terkait, BPS (Biro Pusat
Statistik) dan lain-lain yang berhubungan dengan data pendampingan masyarakat di
Kabupaten Kampar.
Analisis Data
Data yang diperoleh, baik data primer dan sekunder dilakukan analisis lebih
lanjut dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan analisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan (SWOT) untuk menganalisis kondisi internal dan
eksternal yang mencakup kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang selanjutnya

dibuat matrik pengelolaan dan arah pengelolaan kegiatan PEMK pada masa yang akan
datang.
GAMBARAN UMUM
Kondisi Umum
Tahun 2011 merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan program PEMK di 41
Desa akan tetapi secara real pelaksanaan kegiatan pemanfaatan dana yang dekelola oleh
Lembaga Ekonomi Desa (LED) baru memasuki tahun kedua.
Kondisi umum program PEMK sampai akhir pelaksaan tahun 2011 adalah
:Jumlah Kecamatan Pemanfaat : 7 Kecamatan atau 35 % dari total 20 kecamatan di
Kabupaten Kampar.Jumlah Desa Pemanfaat : 41 Desa atau 16,4% dari total 250 desa
(657)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
yang ada di Kabupaten Kampar.Jumlah Lembaga Ekonomi Desa : 41 Buah. Kepala
Keluarga yang dibina : 3.711 KK (13,21 % dari total 24.966 KK.
Kelembagaan Program PEMK sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan TA. 2011
adalah : 3 orang Tim Ahli, 1 orang Kordinator Kabupaten, 2 orangAsisten Kaoordinator

Kabupaten, 2 orangKoordinator Zona, 3 orangAccount Officer, 30 orangTenaga
Pendamping Lapangan.
Sedangkan secara struktural kelembagaan PEMK sampai dengan akhir
pelaksanaan kegiatan TA. 2011 adalah :
1.
Tim Pembina Program (TPP) Desa terdiri dari Kepala Desa, dan 3 orang aparat
desa atau tokoh masyarakat
2.
Tim Pembina Program (TPP) Kecamatan adalah Camat dibantu unsure
pemerintah kecamatan (Kepla Seksi Pemberdayaan Masyarakat)
3.
Tim Pembina Program (TPP) Kabupaten yang terdiri dari Penanggung Jawab,
Ketua, sekretaris dan anggota yang terdiri dari perwakilan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) terkait
4.
Penanggung Jawab Program adalah Kepala BAPPEDA Kabupaten Kampar
Keragaan Kelompok Usaha Bersama
Kelompok Usaha Bersama adalah kumpulan masyarakat miskin yang dibentuk
sesuai dengan kemauan dan kesepakatan masyarakat miskin yang difasilitasi oleh Tenaga
Pendamping Lapangan (TPL)

Dari 41 Desa yang dilaporkan TPL terdapat 462 Kelompok Usaha Bersama
(KUB) dengan 5 Kelompok Jenis Usaha yang dilakukan oleh Anggota Kelompk Usaha
besama, seperti pada tabel 1 berikut :
Tabel.1 Jenis Usaha dan Pengembangan Usaha Anggota KUB
No

Jenis Usaha

Jumlah Pemanfaat
(Orang)

1
2
3
4
5

Perkebunan
Hortikultura
Peternakan

Perikanan
Perdagangan
Lain-Lain (Buruh,
6
Bengkel, Kerajinan)
TOTAL

Persentase (%)

2,343
256
145
138
726

63.10
6.89
3.91
3.72
19.55


105

2.83

3,713

100.00

Pada tahun kedua ini, kegiatan program pendampingan yang dilakukan PEMK
melalui Tenaga Pendamping Lapangan (TPL), baru dapat mendampingi usaha masyarakat
yang tergabung dalam KUB secara individu dan secara umum belum dapat mempelopori
lahirnya kegiatan usaha masyarakat secara kolektif dalam sebuah manajemen Kelompok
Usaha Bersama. Keadaan ini merupakan kaadaan wajar dalam proses pendampingan
masyarakat, mengingat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat sebuah kegiatan usaha
masyarakat merupakan sebuah proses penyadaran dan harus lahir berdasarkan
kepentingan bersama dan dilakukan secara partisipatif tanpa ada unsur paksaaan apapaun.
Kegiatan usaha bersama juga harus lahir melalui kemampuan bersama untuk melihat
potensi local yang ada dan potensial untuk dikembangkan.
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa usaha dominan masyarakat yang menjadi
target program PEMK adalah usaha perkebunan, serta usaha perdagangan, sedangkan
(658)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
usaha – usaha lainnya baru dilakukan secara kecil dan merupakan usaha tambahan atau
sambilan dan bukan merupakan usaha pokok.Perkembangan KUB yang menjadi target
sasaran program PEMK pada tahun 2011 menunjukkan hasil yang cukup baik dan
beberapa bagian telah melebihi dari target yang ditetapkan, hanya beberapa target kinerja
yang belum dapat dicapai yaitu penumbuhan KUB Baru, pelaksanaan rapat koordinasi
tingkat kecamatan serta kemampuan dalam memperluas jaringan kerja secara mandiri.
Tidak tercapainya pelaksanaan kegiatan ini disebabkan keterbatasan sumberdaya dukung
masyarakat seperti jumlah penduduk (terutama pada daerah terpencil), ketatnya prosedur
pencairan pada daerah yang bermasalah, keterbatasan fasilitator (TPL dan Korzona)
dalam mengupayakan koordinasi di tingkat kecamatanan, kurangnya pendampingan yang
dilakukan oleh TPL dibeberapa lokasi wilayah kerja PEMK serta belum berubahnya pola
pikir masyarakat tentang pentingnya penguatan kelembagaan usaha masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penilaian terhadap kinerja TPL, LED dan KUB
untuk tahun 2011, sebagai wujud apresiasi kinerja dengan bentuk pemberian reward
(penghargaan) bagi TPL, LED dan KUB yang dianggap berprestasi pada tahun 2011.
Keragaan kelembagaan masyarakat melalui KUB tahun 2011 dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Keragaan Perkembangan Kelembagaan Masyarakat Melalui KUB, Tahun 2011
Uraian
Target
Realisasi
Persentase
(%)
No
1
Perguliran Dana LED (Milyar)
3,5
7,59
216,9
2
Kemampuan dalam menghimpun
500
2,124
424,8
modal secara swadaya ke dalam
LED (Juta)
3
Penumbuhan KUB Baru (Buah)
410
67
16,34
4
Pelaksanaan Vectorial Project
41
41,00
100,0
Analysis (Desa)
5
Pelaksanaan Rapat Koordinasi
12
19
158,3
Tingkat Kabupaten (Kali)
6
Penguatan Kapasitas SDM PEMK :
1
1,00
100,0
- Pelatihan Keuangan LED untuk
Tenaga Pendamping (Paket)
3
3,00
100,0
- Pelatihan Konsultan Jaringan
Kemitraan
dengan
Bank
1
1,00
100,0
Indonesia (orang)
- Pelatihan
Pembenihan
Ikan
(orang)
Keragaan Lembaga Ekonomi Desa LED)
Lembaga Ekonomi Desa (LED) dibentuk sebagai lembaga masyarakat yang
mengelola keuangan yang modalnya berasal dari Pemerintah Kabupaten Kampar melalui
program PEMK. LED dibentuk sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kampar untuk
mengentaskan kemiskinan melalui pengadaan akses permodalan masyarakat untuk
membantu pengebangan usaha masyarakat yang telah ada dan yang akan terbentuk.Upaya
ini merupakan suatu cara dalam mengembangkan ekonomi lokal di tingkat desa dengan
maksud memberikan percepatan berupa stimulan yang dapat menggerakkan
pengembangan ekonomi lokal melalui penguatan modal sosial yang ada di masyarakat.
Modal sosial merupakan suatu sistem yang mengacu kepada hasil dari organisasi
sosial dan ekonomi , seperti pandangan umum (world view), kepercayaan (trust),
pertukaran (reciprocity), pertukaran ekonomi dan informasi (informational and economic
exchange), kelompok-kelompok formal dan informal (formal and informal groups), serta
asosiasi-asosiasi yang melengkapi modal-modal lainnya(fisik, manusiawi, budaya)
(659)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan (Colleta dan Cullen dalam Nasdian, 2006).
Secara umum LED telah melaksanakan fungsi dalam melakukan pelayanan
keuangan diantaranya melakukan pencairan dana dan administrasi keuangan lainnya
sesuai dengan SOP yang ada. Saat ini semua LED yang telah melakukan pencairan dana
LED, hingga posisi akhir pelaksanaan program PEMK TA. 2011, semua LED telah
mampu menggulirkan dana pengembalian pinjaman walaupun masih ada dana tersisa di
Bank. Hal ini dilakukan pengurus LED dengan alasan praktis dan efisiensi waktu dan
dana pencairan ke Bank.
Dalam pengelolaan administrasi pelaporan keuangan beberapa LED masih belum
mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan, hal ini tercermin dari masih adanya LED
yang melakukan pencairan tanpa sepengetahuan TPL, serta blangko keuangan (DUM,
DUK, Kas dan Neraca) yang pengisiannya belum sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Sampai dengan akhir 2011, berdasarkan Laporan TPL diperoleh data bahwa telah
terjadi Perkembangan dana LED sebesar Rp. 10.901.500.000,- dengan demikian total
asset keseluruhan perkembangan dari Rp.10.250.000.000,- menjadi Rp. 21.118.000.000,atau sekitar 106,36 %.
Secara umum tampilan perkembangan LED adalah :
1. Sumber Dana awal adalah dana hibah APBD kampar Tahun Anggaran 2008 sejumlah Rp.
10,25 M atau Rp. 250 Juta per LED telah dimanfaatkan sebesar Rp. 10.216.500000,- atau
sebesar 99.67 %
2. Total dana yang digulirkan Rp. 21.714.000.000,- dan telah dikembalikan Rp.
13.119.916.000,- atau sebesar 60,42 %
3. Sumberdana Berasal dari Masyarakat Rp. 2.316.267.000, Dengan Rincian : Simpanan
anggota (Wajib, pokok, sukarela Rp. 916.128.000, Perolehan Jasa Pinjaman Rp.
1.046.100.000,- Perolehan Bunga Bank 251.814.000, Tabungan Masyarakat Rp.
102.225.000 , 4. SDM Pelaksana LED yang dibiayai Pemerintah Kabupaten 2 orang per LED = 82 Orang
5. SDM Pelaksana swadaya masyarakat berjumlah 8 orang
6. Besaran Rasio kredit bermasalah : (NPL) = Rp. 1.686.705.000,- (7,77 %) dari
keseluruhan perkembangan dana Rp. 21.714.000.000,- yang telah dimanfaatkan.

7. Saat ini 41 Desa telah Melakukan pencairan sesuai dengan kebutuhan usaha anggota
KUB

8. Jumlah KUB sampai akhir 2011 sebanyak 462 KUB dengan Jumlah Pemanfaat 3.713
Orang
ANALISIS KAPASITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL
Identifikasi stakeholder utama
Sebelum menjabarkan analisis SWOT dengan langkah-langkahnya maka yang
paling utama harus diputuskan adalah siapakah yang menjadi pemangku kepentingan
utama (stakeholder). Penentuan ini sangat penting untuk mencegahnya adanya konflik
kepentingan dari masing-masing stakeholder, karena terdapat lebih dari satu stakeholder.
Dalam tabel 3 berikut ini disajikan identifikasi stakeholder dalam kepentingannya
masing-masing.
Tabel 3. Stakeholder dan Kepentingannya
Stakeholder
Kepentingan dan Pengaruhnya
Pemerintah
Kabupaten Penguatan citra pemerintah di masyarakat, percepatan
(660)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
Kampar

TPP PEMK-K dan TPP
PEMK-L
Tim Ahli PEMK Lembaga
Penelitian UR
Fasilitator
Program
PEMK (dari Koordinator
Kabupaten hingga TPL)
Lembaga Ekonomi Desa

Kelompok Usaha Bersama
Masyarakat umum

pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja
baru pengentasan kemiskinan masyarakat. Dampaknya
kesejahteraan masyarakat meningkat, partisipasi
masyarakat
pada
pembangunan
meningkat,
produktivitas masyarakat meningkat, PAD meningkat
Melakukan pengawasan dan pembinaan program agar
sesuai dengan target pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan.
Mendorong
percepatan
pembangunan
dengan
metodologi pemberdayaan masyarakat serta melalui
analisis yang tepat sesuai dengan kaidah keilmuan
Melaksanakan kegiatan fasilitasi teknis program PEMK
di tingkat komunitas sesuai dengan SOP, memperoleh
penghasilan yang layak sesuai kenerjanya, memperoleh
reward and punishmant sesuai capaian kerja
Melakukan administrasi kelembagaan dan keuangan,
sesuai dengan SOP yang ada, memastikan modal yang
diberikan Pemerintah Kabupaten Kampar dapat
berkembang dengan baik sesuai dengan tujuannya
Mendapatkan permodalan untuk pengembangan usaha
anggotanya dengan cara yang mudah, aman dengan jasa
pengembalian yang rendah.
Mendapatkan sumber permodalan untuk pengembangan
usaha, mengharapkan program tetap berjalan sehingga
mempunyai peluang untuk ikut dalam kegiatan program

Analisis SWOT Program PEMK
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerapan strategi pengembangan program
PEMK disusun dan dilaksanakan secara dengan melihat berbagai sumber laporan data
yang berkembang selama proses kegiatan program PEMK tahun 2011. Analisis SWOT
merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang didasarkan atas logika
untuk merumuskan strategi program. Analisis ini diperoleh dengan memaksimalkan
faktor pendukung namun secara bersamaan dapat meminimalkan faktor penghambat.
Bentuk analisis SWOT pengembangan strategi program dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Matrik SWOT Strategi Peningkatan Kapasitas Program PEMK
Internal

Strenght (S)
1. SK
Bupati
Kampar
No.410/BSPP/07/2007, tentang
penetapan desa tertinggal.
2. Prosedur Pelaksanaan kegiatan
yang diatur dalam SOP yang
telah dibakukan.
3. Manajemen
Pengelolaan
program PEMK yang cukup
baik.
4. SDM
pengelola
program
PEMK

Weakness (W)
1. Kapasitas TPL dalam mendampingi
masyarakat masih terbatas terutama
mengenai metodologi pemberdayaan
yang mendorong tingkat kedisplinan
TPL dan Koordinator Zona.
2. Belum dijalankannya SOP program
PEMK dengan optimal.
3. Sistem Koordinasi yang belum
berjalan baik pada kelembagaan
struktural maupun fungsional Program
PEMK
4. Motivasi kerja fasilitator belum baik
akibat gaji yang sering terlambat

Strategi SO
1. Monitoring
dan
Evaluasi
kegiatan dengan waktu berkala
dengan melibatkan TPP PMK-

Strategi WO
1. Revisi SOP sesuai dengan arah
perkembangan
usaha
dan
kelembagaan
Masyarakat,
serta

Eksternal

Opportunitiy (O)
1. Tingginya harapan masyarakat
maupun perangkat desa terhadap
program PEMK.

(661)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
2. Tingkat Ekonomi dan pola pikir
masyarakat semakin baik
3. Telah berkembangnya program
pemberdayaan sejenis di
lingkungan desa, yang
mendorong perubahan prilaku
masyarakat.

K dan TPP PMK-L
2. Pelaksanaan
prosedur
administrasi pencairan dana
LED sesuai dengan SOP
3. Pendampingan usaha untuk
meningkatkan
kesempatan
Kerja

4. Semakin membaiknya sarana
teknologi , informasi dan
transportasi yang mendukung
berkembangnya usaha
masyarakat.

4. Melaksanakan PRA untuk
mengetahui
potensi
desa
dengan melibatkan masyarakat
sebegai subjek program

2.

3.

4.

1.

2.
3.
4.

Threat (T)
Pembentukan
kelompok
sasaran (LED dan KUB) yang
belum partispatif dan masih
terkesan dipaksakan, sehingga
proses penguatan kelembagaan
kurang berjalan.
Adanya Aparat Desa dan
Pengurus LED yang curang dan
ikut memakai dana LED
Konflik kepentingan diantara
para elit desa
Perubahan
kepemimpinan
daerah

Strategi ST
1. Pembentukan
kelompok
sasaran dengan menggunakan
metodologi
pemberdayaan
masyarakat partisipatif.
2. Melakukan pendampingan pada
usaha pemasaran hasil usaha
masyarakat
3. Melakukan PRA dan pemetaan
konflik desa serta pembuatan
dan
pelaksanaan
solusi
permasalahan
4. Mendorong terbentuknya usaha
bersama masyarakat dalam
KUB

1.

2.
3.
4.

mendorong partisipasi masyarakat dan
keefisienan pengelolaan program
PEMK
Membuat,
menetapkan
dan
melaksanakan tugas pokok dan fungsi
pengelola program PEMK, terutama
pada proses pendampingan dan sistem
pelaporan kegiatan, serta pelaksanaan
sistem monitoring dan evaluasi
Peningkatan
pendampingan
masyarakat
yang
mendorong
perbaikan siatem manajemen LED dan
KUB, dan mendorong terbentuknya
usaha-usaha baru dengan kegiatan
usaha individu maupun kolektif
dalam wadah KUB
Membuat dan melaksanakan sistem
koordinasi
yang
baik
pada
kelembagaan
struktrural
dan
fungsional program PEMK..
Strategi WT
Memberikan kewenangan kepada
Koordinator
Kabupaten
dalam
pelaksanaan
manajemen
teknis
kegiatan program PEMK
Melakukan diklat dengan muatan
materi pemberdayaan masyarakat
partisipatif
Membuat sistem yang baku dan
menjamin pelaksanaan SOP
Menyusun jadwal kerja dan kegiatan
koordinasi

Dari tabel 4 dapat dilihat bentuk strategi yang terbentuk berdasarkan kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman yang ada dalam pelaksanaan kegiatan program
PEMK. Dari 4 (empat) strategi yang muncul yaitu strategi SO, WO, ST dan WT,
kemudian diambil sebuah stretegi yang merupakan yang terbaik dan cocok bagi
pengembangan kegiatan program PEMK di masa yang kan datang, Strategi yang dipilih
adalah Strategi WO dengan prioritas tindakan sebagai berikut :
Tindakan pertama yang dilakukan dalam peningkatan kapasitas program PEMK
adalah revisi SOP sesuai dengan arah perkembangan usaha dan kelembagaan Masyarakat,
serta mendorong partisipasi masyarakat dan keefisienan pengelolaan program PEMK.
Strategi ini dipandang penting dalam peningkatan kapasitas program PEMK karena hasil
monitoring dan evaluasi selama kegiatan program PEMK 2011 berjalan masih banyak
dijumpai kelemahan – kelemahan yang mendorong ketidakefisenan manajemen
pelaksanaan program PEMK, struktur organisasi PEMK, terutama pada pelaksanaan
tugas Koordinator zona yang masih dilaksanakan secara fungsional, untuk itu pada tahun
2012 peran pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya akan lebih efisien jika dalam
pelaksanaan dilapangan dipindahkan dari tataran fungsional kepada tataran struktural
dengan memanfaatkan tenaga TPP PEMK-L (kecamatan) yang mempunyai kompetensi di
bidang pemberdayaan masyarakat. Untuk menindaklanjuti penambahan modal pada LED
yang berprestasi serta adanya keinginan desa – desa lain yang ingin mendapat program
PEMK, perlu dibuat mekanisme pemindahan modal LED yang bermasalah dan tidak
berkembang dalam bentuk peminjaman dan pemindahan modal LED dari desa yang
bermasalah kepada desa yang potensial mendapat dana PEMK. Revisi SOP juga
memasukkan tambahan format laoporan kinerja fasilitator PEMK mulai dari Koordinator
Kabupaten hingga TPL. Kemudian selanjutnya pelaksanaan kegiatan pendampingan pada
penguatan kelembagaan masyarakat dan usaha difokuskan pada upaya peningkatan
partisipasi masyarakat, sistem koordinasi, manajemen pengelolaan LED dan KUB,
(662)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
sistem pencairan dana, pengaturan manajemen pembagian sisa hasil usaha dan lain-lain.
Revisi SOP dibuat dengan mempertimbangkan masukan masyarakat serta fasilitator
pengelola program PEMK, TPP PEMK-K dan TPP PEMK-L.
Tindakan kedua adalah membuat, menetapkan dan melaksanakan tugas pokok
dan fungsi pengelola program PEMK, terutama pada proses pendampingan dan sistem
pelaporan kegiatan serta pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi. Strategi ini
dipandang penting disebabkan keberhasilan program PEMK sangat ditentukan oleh
pengelolaan manajemen pelaksanaan teknis kegiatan. Pelaksanaan kegiatan program
PEMK pada tahun 2010 masih kurang optimal dilaksanakan salah disebabkan masih
banyaknya fasilitator PEMK yang tidak mengerti serta tidak menjalankan tugas pokok
dan fungsinya. Untuk menjamin pelaksanaan strategi ini diperlukan pembinaan dan
penambahan kapasitas fasilitator pengelola program PEMK (khususnya TPL dan
Koordinator Kecamatan) secara terus menerus terutama untuk meningkatkan kedisiplinan
kerja serta pengetahuan tentang metodologi pemberdayaan masyarakat.
Tindakan ketiga adalah Peningkatan pendampingan masyarakat yang mendorong
perbaikan sistem manajemen LED dan KUB, dan mendorong terbentuknya usaha-usaha
baru dengan kegiatan usaha individu maupun kolektif dalam wadah KUB. Strategi ini
dipandang penting karena proses pendampingan adalah ujung tombak dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan pendampingan diharapkan terjadi perbaikan
dalam manajemen pengelolaan LED maupun KUB kearah yang lebih baik sesuai dengan
SOP yang ada. Manajemen pengelolaan LED dan KUB yang baik diharapkan akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan yang mereka miliki, serta
mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan PEMK ataupun kegiatan pembangunan
lainnya. Pendampingan juga diharapkan dapat menemukan usaha-usaha baru yang
perspektif untuk dikembangkan baik secara individu maupun kolektif di dalam wadah
KUB yang mendorong peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan
masyarakat.
Tindakan Keempat adalah membuat dan melaksanakan sistem koordinasi yang
baik pada kelembagaan struktural dan fungsional program PEMK. Strategi ini dipandang
penting karena keberhasilan program PEMK tidak terlepas dari peran semua stakeholder
pendukung program baik secara internal yang berada di dalam kelembagaan struktural
maupun fungsional, serta dukungan publik. Dengan pelaksanaan sistem koordinasi yang
baik diharapkan setiap persoalan teknis di lapangan dapat dipecahkan secara cepat dan
terukur, informasi mengenai perkembangan program dapat segera diketahui dan
didokumentasikan secara baik untuk kemudian diambil langkah-langkah strategis untuk
perbaikan yang lebih baik dalam pelaksanaan program di masa yang akan datang.
RANCANGAN PROGRAM
Visi dan Misi
Visi dari Program PEMK adalah “Menjadi Program Unggul Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten
Kampar Tahun 2014”.
Misi dari program ekonomi masyarakat kampar adalah sebagai berikut:
a) Memberdayakan masyarakat miskin dalam usaha meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan keluarganya
b) Mendorong berkembangnya kelembagaan Kelompok usaha ekonomi lokal
yang berbasis pada sumber daya lokal dan partisipasi masyarakat.
c) Menumbuhkembangkan iklim dan system pelayanan ketersediaan permodalan
usaha melalui Lembaga Ekonomi Desa/Kelurahan.
(663)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
d) Mendorong partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumberdaya
dalam rangka pembangunan ekonomi secara berkesinambungan.
e) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola
sumberdaya serta mengembangkan sikap hidup yang positif dan produktif.
Tujuan umum
Tujuan umum pelaksanaan program adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin di Kabupaten Kampar, melalui pemberdayaan masyarakat dengan
performance meningkatnya taraf hidup (livelihood) yang diikuti oleh kemajuan pola
pikir (mindset) masyarakat miskin menuju masyarakat sejahtera mandiri melalui tahapan
program pendampingan masyarakat yang merupakan kegiatan lanjutan dari penyusunan
pola pegembangan komunitas melalui peningkatan sumber penghasilan dengan wujud
peningkatan ragam usaha masyarakat miskin Kabupaten Kampar yang telah disusun pada
Tahun Anggaran 2008.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan program ini adalah:
a) Menumbuhkembangkan “Kesadaran Kritis” masyarakat untuk melakukan
perubahan ekonomi dan sosial melalui penguatan kelembagaan komunitas,
kemampuan untuk mengorganisir diri dan kelompoknya, peningkatan partisipasi
dalam perencanaan dan pelaksanaan program
yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan sumber daya lokal yang ada.

b) Peningkatan pendapatan keluarga miskin, melalui optimalisasi usaha yang telah
ada serta penciptaan usaha baru berbasis sumberdaya lokal melalui
pengembangan jaringan usaha komunitas dan masyarakat yang ditopang oleh
berkembangnya industri rumah tangga yang bernilai ekonomis.

c) Berkembangnya partisipasi dan potensi masyarakat dalam mengelola Lembaga
Ekonomi Desa/Kelurahan atau Village Finance Institution sebagai sumber
pembiayaan utama untuk peningkatan skala usaha dan sumber pendapatan
masyarakat penerima kemanfaatan program.

d) Perubahan pola sikap (attitude), peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
(skill) masyarakat , melalui pelatihan untuk mencapai akses teknologi terapan.

e) Tercapainya penguatan kapasitas kelompok melalui pendampingan partisipatif.
f) Terpeliharanya kearifan lokal dan modal sosial masyarakat Kampar seperti
gotong-royong serta gemar menabung.

g) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rentenir.

Manfaat Program
Dari program pemberdayaan ekonomi masyarakat Kampar ini masyarakat
sebagai pemanfaat akan mampu merencanakan dan mengelola usahanya secara mandiri,
mulai dari pengelolaan sub-sektor hulu (input produksi), sub-sektor produksi, sub-sektor
hilir (pengelolaan hasil dan pemasaran) serta sub-sektor pendukung melalui
pendampingan, training dan pembiayaan usaha melalui lembaga ekonomi desa/kelurahan.
(664)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
Sasaran Program
Sasaran utama program adalah masyarakat miskin di Kabupaten Kampar yang
berada pada 41 desa tertinggal pada 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten Kampar.
Sasaran selanjutnya adalah masyarakat miskin yang berada di desa di luar 41 desa
tertinggal tersebut.
Strategi Dasar
1. Pengembangan Sumberdaya Manusia
2. Pengembangan modal usaha melalui Lembaga Ekonomi Desa (LED)
3. Pengembangan kelembagaan usaha melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB)
4. Pengembangan usaha
Komponen Kegiatan
1. Pembentukan organisasi dan penetapan SDM : Pembina Struktural, Fungsional
dan pengurus LED
2. Sosialisasi dan koordinasi
3. Pendampingan KUB dan LED
4. Penguatan Kelembagaan KUB dan LED
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Komponen Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar terdiri dari Tim
Fasilitatior (Tim Ahli, Kordinator Kabupaten, Kordinator Zona, Account Officer,
Tenaga Pendamping Lapangan (TPL), Lembaga Ekonomio Desa (LED) dan
Kelompok Usaha Bersama (KUB).
2. Perkembangan kegiatan program PEMK sampai dengan akhir Tahun 2011,
memperlihatkan perkembangan yang lebih baik dari sebelum dilaksanakannya
program, telah terjadi perbaikan pada kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sebagai pemanfaat program PEMK.
3. Hasil Analisis Kapasitas program PEMK menghasilkan beberapa strategi
pengembangan program pada masa yang akan datang melalui; (a) Revisi SOP sesuai
dengan arah perkembangan usaha dan kelembagaan Masyarakat, serta mendorong
partisipasi masyarakat dan keefisienan pengelolaan program PEMK ; (b) Membuat,
menetapkan dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelola program PEMK,
terutama pada proses pendampingan dan sistem pelaporan kegiatan, serta pelaksanaan
sistem monitoring dan evaluasi; (c) Peningkatan pendampingan masyarakat yang
mendorong perbaikan siatem manajemen LED dan KUB, dan mendorong
terbentuknya usaha-usaha baru dengan kegiatan usaha individu maupun kolektif
dalam wadah KUB; dan dan (d) Membuat dan melaksanakan sistem koordinasi yang
baik pada kelembagaan struktrural dan fungsional program PEMK.
DAFTAR PUSTAKA

_______,2004. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 25 Tahun 2004 tentang
sistem perencanaan pembangunan nasional.
Chambers, 1995, ”Poverty and livelihood; Whose Reality Counts ?” dalam kartasasmita
G, 1996, Pembangunan Untuk rakyat: Memedukan Pertumbuhan dan
Pemerataan. Cides. Jakarta
(665)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7

Prosiding Seminar Antarabangsa ke 5
Gunawan, Ferry, 2011, Laporan Akhir Tahun Koordinator Kabupaten Tahun 2011, Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK).
Hikmat, Harry,2004, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung”, Humaniora Utama Press.
Lembaga Penelitian Universitas Riau, 2011, Laporan Akhir Tahun 2011 Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kampar, Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Kampar Bekerja
sama dengan Lembaga Penelitian UniversitasRiau.

Lubis, Djuara P. 2007. Penilaian Kebutuhan Dan Disain Program Pengembangan
Masyarakat Berbasis Ekologi Manusia Di Sekitar Kampus IPB. Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Nasdian, Tonny Fredian, 2005. “Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial”
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat fakultas Ekologi
manusia, IPB, Bogor.
Pemerintah Kabupaten Kampar, 2011, Standar Operasional dan Prosedur Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Kampar (PEMK).
Sopandie, Didy, 2008, Pola Pemberdayaan Usaha Masyarakat Miskin Kabupaten Kampar,
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau dengan Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(666)
Seminar Antarabangsa ke 5 “Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Lingkungan di Alam Melayu
Pekanbaru,Riau-Indonesia, 8-9 Oktober 2012
ISBN 978-979-792-332-7