BAB IV PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL - BAB IV PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL

Pemodelan dan Manajemen Model

BAB IV
PEMODELAN DAN MANAJEMEN MODEL
A. Pemodelan dalam MSS.
Salah satu contoh DSS, yaitu dari Frazee Paint, Inc., memiliki 3 jenis model:
1. Model statistik (analisis regresi), digunakan untuk mencari relasi diantara variabel.
Model ini merupakan preprogram dalam tool software pengembangan DSS.
2. Model finansial untuk pengembangan laporan pemasukan dan proyeksi data
finansial untuk beberapa tahun. Model ini semi terstruktur dan ditulis dalam bahasa
khusus DSS yang

disebutdengan IFPS.

3. Model optimasi yang dibuat menggunakan model management science yang
disebut pendekatan Linear Programming dalam rangka menentukan pemilihan
media.

Untuk menggunakan model ini, DSS perlu antarmuka untuk berhubungan

dengan software yang lain.

Pelbagai aspek dalam pemodelan diantaranya adalah:
# Identifikasi masalah dan analisis lingkungan.
# Identifikasi variabel.
# Perkiraan (forecasting).
# Model.
# Manajemen model.
Di bawah ini adalah tabel pelbagai jenis model:
Category
Optimization of problems
with few alternatives
Optimization via algorithm
mathematical

Process and Objective
Find the best solution from a relatively
small number of alternatives
Find the best solution from a large or

Representative Techniques
Decision tables, decision trees

Linear

an infinite number of alternatives using

programming models, network

and

other

models
Optimization via analytical
formula
Simulation

Heuristics
systems
Other descriptive models
lines
Predictive models

models

a step-by-step improvement process
Find the best solution, in one step,
using a formula
Finding “good enough” solution, or the
best among those alternatives checked,
using experimentation
Find “good enough” solution using rules

Several types of simulation

Finding “what-if” using a formula

Financial modelling, waiting

Predict future for a given scenario

Markov analysis, forecasting


Some inventory models

Heuristic programming, expert

B. Model Statis dan Dinamis.
# Analisis statis. Model statis mengambil satu kejadian saja dalam suatu situasi.
Selama kejadian tersebut semuanya terjadi dalam 1 interval, baik waktunya
sebentar atau lama.Diasumsikan adanya stabilitas disini.
# Analisis dinamis. Model dinamis digunakan untuk mengevaluasi skenario yang
berubah tiap saat. Model ini tergantung pada waktu. Dapat menunjukkan tren dan pola
pada waktu tertentu.
Sistem Penunjang Keputusan

Page 29

Pemodelan dan Manajemen Model
C. Certainty, Uncertainty, dan Resiko.
# Model certainty (kepastian). Mudah untuk bekerja dengan model ini dan dapat
menghasilkan solusi yang optimal.
# Uncertainty (ketidakpastian). Umumnya memang diusahakan sebisa mungkin

menghindari uncertainty ini. Dibutuhkan informasi lebih banyak sehingga masalah
dapat diproses dengan resiko yang dapat dihitung.
# Risk (Resiko). Kebanyakan keputusan bisnis dibuat dibawah asumsi resiko tertentu.
D. Analisis Keputusan dari Sedikit Alternatif.
Pada situasi yang melibatkan sejumlah tertentu dan umumnya tak terlalu banyak alternatif
dimodelkan oleh pendekatan dimana alternatif-alternatif tadi didaftarkan dengan
perkiraan kontribusi

potensialnya

ke

tujuan,

dan

kemungkinan

merealisasikan


kontribusi itu, dalam suatutabel atau graf.
Ada 2 kasus: satu tujuan (single goal) dan banyak tujuan (multiple goals). Kondisi
untuk satu tujuan pendekatannya menggunakan tabel keputusan atau pohon keputusan.
Sedang yang banyak tujuan ada beberapa teknik.
E. Tabel Keputusan.
Terdapat suatu perusahaan investasi yang sedang mempertimbangkan investasi yang akan
dilakukan pada 3 alternatif ini: bonds, stocks, atau certificates of deposit

(CDs).

Perusahaan ini hanya mempunyai 1 tujuan – memaksimalkan

investasinya setelah 1

tahun kemudian. Jika ia

mempunyai tujuan lain seperti

keamanan


atau

likuiditas, maka masalahnya akan diklasifikasikan ke analisis

keputusan

berkriteria

banyak (multiple criteria). Hasilnya tergantung pada status ekonomi

berikut:

solid

growth, stagnation, dan inflation.
Perkiraan hasil pertahun berikut didapat dari seorang ahli:
1. Jika terdapat pertumbuhan ekonomi yang mantab (solid growth), bonds akan
menghasilkan 12 persen; stocks, 15 persen; dan time deposits, 6.5 persen.
2. Jika stagnasi (stagnation) terjadi, bonds akan menghasilkan 6 persen; stocks, 3
persen; dan time deposits, 6.5 persen.

3. Jika inflasi (inflation) terjadi, bonds akan menghasilkan 3 persen; stocks akan
rugi 2 persen; dan time deposits menghasilkan 6.5 persen.
Alternative
Bonds
Stocks
CDs

Masalahnya adalah untuk

Solid Growth
12.0%
15.0%
6.5%

Stagnation
6.0%
3.0%
6.5%

Inflation

3.0%
-2.0%
6.5%

memilih alternatif investasi terbaik. Sebagai catatan:

menginvestasikan 50 persen bonds dan 50 persen stocks adalah alternatif lain, dan
hal ini dapat ditambahkan sebagai alternatif keempat. Sehingga jelas, perusahaan
tersebut menghadapi pelbagai alternatif.
Tabel di atas menampilkan model matematis. Berdasarkan bab 2 yang telah
Sistem Penunjang Keputusan

Page 30

Pemodelan dan Manajemen Model
ditulis di depan, terdapat

decision

variables


(alternatif-alternatif

yang

ada),

uncontrollable variable (kondisiekonomi), dan result variables (hasil proyeksi;
bilagan yang ada dalam tabel). 2

kasus

yang

dapat

ditemukan

disini:


uncertainty dan resiko. Pada kasus uncertainty kita tak tahu probabilitas dari setiap
pernyataan yang terjadi. Dalam kasus resiko, diasumsikan kita tahu probabilitas
setiap pernyataan yang akan terjadi.
Mengatasi Uncertainty.
Reaksi intuitif setiap manajer adalah tak membuat keputusan dalam situasi
ketidakpastian

sampai kesempatan yang ada secara ekonomi dapat digapai.

Namun demikian, jika tak ada informasi untuk mendapatkan

kesempatan

(atau tak ada waktu lagi untuk mengumpulkan

yangberhubungan

informasi

dengannya), orang dapat menggunakan pelbagai pendekatan

ini

untuk

mengatasi ketidakpastian. Sebagai contoh, pendekatan optimistik akan melihat
keluaran terbaik yang mungkin dari setiap alternatif dan memilih yang terbaik dari
yang terbaik

(stocks). Pendekatan pesimistik (konservatif) melihat keluaran

terjelek yang mungkin untuk setiap

alternatif

dan

memilih

yang terbaik

diantaranya (CDs).
Mengatasi Resiko.
Diasumsikan bahwa peluang dari solid growth diperkirakan 50 persen, stagnation
30 persen,

dan inflation 20 persen. Pada kasus ini tabel keputusan ditulis

kembali dengan informasi tambahan

ini.

Solid Growth

Stagnation

Inflation

Expected

Alternative

0.50

0.30

0.20

Value

Bonds

12.0%

6.0%

3.0%

8.4%
(Maximum)

Stocks

15.0%

3.0%

-2.0%

8.0%

CDs

6.5%

6.5%

6.5%

6.5%

Metode yang paling umum untuk menyelesaikan masalah analisis resiko ini adalah
dengan

memilih alternatif dengan expected value yang terbesar. Expected value

dihitung dengan mengalikan hasil
masing-masing dan

(keluaran)

menjumlahkannya.

dengan

Sebagai

dapat: 12(0.5) + 6(0.3) + 3(0.2) = 8.4

probabilitas

contoh,untuk

mereka

bonds

kita

(investasikan dalam bonds, dengan

penghasilan rata-rata 8.4 persen).
Pohon Keputusan
Alternatif

penampilan

keputusan memiliki 2

tabel

keputusan

keuntungan:

hubungan dari masalah, dan kedua,

adalah

pertama,

keputusan.

menggambarkan

secara

Pohon
grafis

dapat berhubungan dengan situasi yang lebih

kompleks dalam bentuk yang lebih kompak (misal
periode

pohon

masalah

investasi

dengan

waktu yang lebih banyak).

Sistem Penunjang Keputusan

Page 31

Pemodelan dan Manajemen Model
Metode mengatasi resiko yang lain.
Misalnya: simulasi, certainty factors, dan fuzzy logic
Multiple Goals.
Kasus sederhana dari masalah multiple goal ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Alternative

Yield

Safety

Liquidity

Bonds

8.4%

High

High

Stocks

8.0%

Low

High

CDs

6.5%

Very High

High

3 tujuan yang ingin dicapai: yield (hasil), safety (keamanan), dan liquidity
(likuiditas).

Perhatikan bahwa hal ini berada dalam asumsi certainty

(kepastian); yaitu, hanya satu nilai

yang mungkin yang diproyeksikan untuk

setiap alternatif. (Jelas, dalam kasus yang

lebih rumit, harus

dipertimbangkan juga uncertainty atau resiko). Juga perlu diperhatikan bahwa
beberapa nilai

disitu bukanlah numerik tetapi bersifat kuantitatif (misal, Low,

High)
F.

Pengertian AHP ( Analitycal Hierarchy Process )
AHP

merupakan

suatu

model

pendukung

keputusan

yang dikembangkan oleh

Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi
faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,

menurut

(1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari

sebuah

permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level

Saaty

pertama

adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya
bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu

masalah

kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang

kemudian

diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan

tampak

ke
yang

lebih

terstruktur dan sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan
metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1.

Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.

2.

Memperhitungkan validitas

sampai dengan batas toleransi

inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3.

Memperhitungkan daya

Sistem Penunjang Keputusan

tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Page 32

Pemodelan dan Manajemen Model
4.

Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam.

5.

Memperhitungkan validitas

sampai dengan batas toleransi

inkonsistensi

berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
6.

Memperhitungkan daya

tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kelemahan AHP
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan

kelemahan

dalam system analisisnya.
Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :


Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model
yang fleksibel dan mudah dipahami.



Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.



Saling ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
memerlukan hubungan linier.



Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP

mewakili pemikiran

alamiah

yang

cenderung

mengelompokkan

elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang
serupa.


Pengukuran (Measurement)
AHP

menyediakan

skala pengukuran dan metode

untuk

mendapatkan

prioritas.


Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan prioritas.



Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan

mengenai seberapa diinginkannya

masing-masing alternatif


Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang
mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.



Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP

tidak

mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil

penilaian yang berbeda.


Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Sistem Penunjang Keputusan

Page 33

Pemodelan dan Manajemen Model
Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:


Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi
seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu
juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.



Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara

statistik

sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi
dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara
jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi
yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah
lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap
berikutnya.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki
yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan
atau menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap
kriteria mempunyai

intensitas

yang

berbeda-beda.

Hirarki

dilanjutkan dengan

subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan

berpasangan

yang

menggambarkankontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap
tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka
konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua
perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara
perubahan

keseluruhan untuk

pertimbangan.

Pendekatan

dengan

matriks

mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.
Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan
menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk
memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas
hirarki misalnya

K dan kemudian dari

level di bawahnya diambil elemen

yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.
4. Melakukan

Mendefinisikan

perbandinga berpasangan sehingga diperoleh

jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah
banyaknya elemen yang dibandingkan.
Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai
9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu
elemen

dalam

matriks dibandingkan

dengan

dirinya

sendiri

maka

hasil

perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa
Sistem Penunjang Keputusan

Page 34

Pemodelan dan Manajemen Model
membedakan

intensitas antar

elemen.

Hasil perbandingan tersebut diisikan

pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan
perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa
dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan
1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar
3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya, Pengalaman
dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan
penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen
yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen
yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi

yang

mungkin

menguatkan.
2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan,
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan
Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j ,
maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.
Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan
yang

merupakan bobot

setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen

pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan
lewat cara menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai
dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi
matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan rata-rata.
8. Memeriksa konsistensi hirarki.
Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi.
Konsistensi yang diharapkan adalah yang

mendekati

sempurna agar menghasilkan

keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna,
rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %.
Prinsip Dasar dan Aksioma AHP
AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:
1. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian
secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk
yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level
alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi
tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling
Sistem Penunjang Keputusan

Page 35

Pemodelan dan Manajemen Model
atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya
mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa
dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki
perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan
level yang baru.
2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen
yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen.
Penilaian

menghasilkan

skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan

berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.
3. Sintesa Prioritas
Sintesa

prioritas

dilakukan

dengan

mengalikan

prioritas

lokal dengan

prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke
tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan
atau dikenal dengan priorita global yang kemudian digunakan untuk memboboti
prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
AHP didasarkan atas 3 aksioma utama yaitu :


Aksioma Resiprokal
Aksioma

ini

menyatakan

jika

PC

(EA,EB)

berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan
sebagai elemen

adalah

sebuah perbandingan

memperhitungkan

C

parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang

dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika
A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.


Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu
jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang

didapatkan

mengandung

nilai

kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemenelemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan
inkonsistensi tinggi.


Aksioma Ketergantungan
Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada
elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip
komposisi hirarki.

Aplikasi PHP
Beberapa contoh aplikasi AHP adalah sebagai berikut:
1. Membuat suatu set alternatif;
2. Perencanaan
3. Menentukan prioritas;
4. Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif;
5. Alokasi sumber daya
Sistem Penunjang Keputusan

Page 36

Pemodelan dan Manajemen Model
6. Menentukan kebutuhan/persyaratan;
7. Memprediksi outcome;
8. Merancang sistem;
9. Mengukur performa;
10. Memastikan stabilitas sistem;
11. Optimasi;
12. Penyelesaian konflik

Sistem Penunjang Keputusan

Page 37