KREATIFITAS GURU DALAM PENGIMPLEMENTASIA (2)
KREATIFITAS GURU DALAM PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM
2013 PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI II PADANG
Dia safira¹, Dadan Suryana².
Pendidikan Anak Usia Dini
Fakutas ilmu pendidika Progam Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang
Email: diasafira38@gmail.com.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kreatifitas guru dalam
menerapkan Kurikulum 2013 di Tk Negeri II Padang. Dalam kurikulum 2013
pelajaran Dalam prakteknya masih banyak guru yang mengajarkan pstrategi
pembelajaran lama guru kurang mempunyai trategi dalam mengajar AUD sehingga
anak sulit untuk memahaminya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Permasalahan ini dapat diatasi jika guru memahami
arah atau pendekatan dalam Pendidikan atau Pendidikan. Diperlukan kreativitas
guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat,
misalnya dengan menerapkan Model pembelajaran Kontekstual yang mengkaitkan
materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dapat mencapai tujuan
kurikulum.
Kata kunci : kreativitas guru dalam mengimplementasikan , kurikulum 2013 pada
Anak Usia Dini
ABSTRAK
This study aims to determine the creativity of teachers in applying
Curriculum 2013 in Tk Negeri II Padang. In the curriculum of 2013 lessons In
practice there are still many teachers who teach the old teaching strategy less
strategy has less trategy in teaching the AUD so that the child is difficult to
understand. This research uses descriptive method with qualitative approach. This
problem can be solved if the teacher understands the direction or approach in
Education or Education. Teacher creativity is needed in planning and implementing
the learning process appropriately, for example by applying Contextual Learning
Model which relates learning materials with real-world context that can achieve the
purpose of curriculum.
Keywords: teacher creativity in implementing, curriculum 2013 on Early
Childhood
minimum Sarjana (S1) atau Diploma
PENDAHULUAN
(D4),Menguasai Kopetensi
Kurikulum
adalah
tahun
rancang
2013
bangun
(Pedagogik,
pembelajaran yang didesain untuk
mengembangkan
potensi
peserta
didik, bertujuan untuk mewujudkan
generasi bangsa Indonesia yang
bermartabat, beradab, berbudaya,
berkarakter, beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Sosial dan Kepribadian), memiliki
sertifikat pendidik, Sehat jasmani
dan
tujuan
jawab.
Dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pendidikan
Dan
Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum
2013,
maka
implementasi kurikulum pada AUD
dilakukan secara bertahap mulai
tahun
pelajaran
(Permendikbud
2013/2014
81A
tahun
2013).citra guru akan terus menerus
berubah
sesuai
tuntutan
zaman
sepanjang sejarah kehidupan. Guru
harus
profesional
menjalankan
samping
di
dalam
pekerjaannya
harus
selalu
di
dituntut
meningkatkan kualifikasi. Seorang
guru atau Pendidik Profesional harus
memiliki
kualifikasi
akadenik
serta
untuk
memiliki
mewujudkan
pendidikan
nasional.
( Suryana :2011:374-375).
Pada AUD Kurikulum ini
cakap, kreatif, mandiri, menjadi
bertanggung
rohani,
kemampuan
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
warga negara yang demokratis,dan
Prifesional,
bertujuan untuk Pengorganisasian
kompetensi dalam Kurikulum 2013
khususnya di TK dikemas untuk
menyiapkan
anak
untuk
menyongsong generasi emas yang
siap berkompetisi di era abad XXI.
Mengingat abad XXI merupakan
abad
ilmiah
dimana
ilmu
pengetahuan menjadi berkembang
sangat pesat dan berefek pada
majunya teknologi dan cepatnya
informasi
dan
komunikasi.
Masyarakat pada abad ini akan
tersingkir dari perkembangan global
dunia,
bilamana
tidak
dapat
mengikuti penyebab perkembangan
itu, yakni penguasaan akan ilmu
pengetahuan.
Akibat
dari
perkembangan global itu berdampak
pula
kepada
berbagai
profesi
termasuk salah satunya pada profesi
pendidikan.
Mendiknas pada Hari Pendidikan
Pada abad ini citra guru akan
terus
menerus
berubah
sesuai
tuntutan zaman sepanjang sejarah
Nasional pernah melontarkan suatu
gabungan
kata
mendalam
yang
sangat
maknanya
yaitu
”kepenasaran
Intelektual”
kehidupan. Guru harus profesional
(intellectual curiousity). Gabungan
di dalam menjalankan pekerjaannya
kata ini memiliki dua keunikan.
di samping harus selalu dituntut
Pertama, bahwa kata “penasaran”
meningkatkan kualifikasinya sesuai
tak pernah mendapat afiks atau
dengan tuntutan zaman. Tidak dapat
imbuhan
“ke-an”
dipungkiri bahwa masyarakat tanpa
meskipun
kata
profesi guru tidak mungkin tercipta
sendiri adalah kata dasar. Kamus
suatu generasi unggul, kreatif dan
Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
selama
ini,
“penasaran”
itu
memberikan arti kata “penasaran”
cerdas.
sebagai berikut: berkeras hendak
Dalam
bab
1
(pasal
1)
berbuat
sesuatu,
sangat
hendak
Undang-undang Guru dan dosen
mengetahui sesuatu, merasa tidak
menjelaskan bahwa guru adalah
puas, dan sangat marah tidak sampai
pendidik profesional dengan tugas
maksudnya.
utama
mengajar,
adalah adjektiva atau kata sifat, jika
mengarahkan,
diberikan imbuhan ke-an, maka
melatih, menilai, dan mengevakuasi
berubah menjadi nomina atau kata
peserta didik pada pendidikan anak
benda.
mendidik,
membimbing,
Kata
“penasaran”
usia dini jalur pendidikan formal,
Keunikan kedua, bahwa kata
pendidikan dasar, dan pendidikan
“kepenasaranan” digabung dengan
menengah.
kata
yang
Dinamika
berkembang
menuntut
adanya
kehidupan
sangat
cepat
peningkatan
“intelektual”.
menyamakan
sebagai
kata
nomina
KBBI
“intelektual”
dengan
kata
kemampuan profesional guru agar
“cendekiawan,”
profesi guru tidak larut dalam
mempunyai
perkembangan
Upaya
sedangkan jika sebagai adjektiva
peningkatan kemampuan profesional
maka berarti: cerdas, berakal, dan
janganlah
berpikiran jernih berdasarkan ilmu
jaman.
berhenti
ketika
memperoleh sertifikat/ ijazah.
guru
yang
kecerdasan
artinya
tinggi,
pengetahuan. Kedua keunikan dari
kepada para penggiat pendidikan,
gabungan kata
terutama sekali guru. Kepenasaranan
“Kepenasaranan Intelektual”
Intelektual haruslah menjadi sesuatu
tersebut secara tersurat dapat berarti
yang menyatu pada diri seorang
dua pula, yakni :
guru. Guru harus berusaha untuk
1. Rasa ingin tahu yang sangat
besar
dan
sesuatu
kuat
menambah
“pundi-pundi”
terhadap
harta ilmunya (bukan pundi-pundi
bernilai
harta kekayaannya). Guru harus
ilmu
selalu penasaran jika sesuatu belum
yang
kecerdasan
terus
atau
diketahuinya
pengetahuan, dan
padahal
seharusnya
2. Rasa ingin tahu yang sangat
guru tersebut harus menguasainya.
besar dan kuat dari seseorang
Guru harus penasaran, mengapa
yang mempunyai kecerdasan
siswanya belum memahami materi
tinggi.
yang telah diajarkannya, bukannya
menganut
Kedua
gabungan
pengertian
kata
dari
“kepenasaranan
bahwa
paham
memang
“instanisme”
siswanya
yang
bodoh. Kepenasaranan Intelektual
intelektual” ini semua mengarah
jangan
kepada satu tujuan yakni keinginan
sesuatu yang melekat pada diri guru.
untuk
ilmu.
Guru dituntut selalu meningkatkan
Gabungan kata itu yang dipilih
kualifikasinya agar tidak ketinggalan
untuk
zaman.
selalu
menambah
memberikan
sugesti
bagi
seluruh elemen pembelajar di negeri
dijadikan
Untuk
beban
menjadi
tetapi
guru yang
ini agar lebih proaktif menambah
hebat setidaknya ada 5 indikator
wawasan ilmu pengetahuan yang
yaitu
ada pada diri kita. “Kepenasaran
Intelektual”
dapat
dikatakan
1. kualitas
diri
dalam
arti
memiliki etos kerja yang baik,
setingkat lebih tinggi dan lebih
memiliki
progresif dibanding “belajar tekun”
yang tinggi, dan memiliki jiwa
atau “perbanyaklah belajar”.
kepemimpinan. Jadi ia akan
Tak dapat disangkal bahwa
mampu
didiknya
Intelektual
yang
dimulai
pada
momen Hardiknas tentu mengarah
kedisiplinan
membimbing
penggunaan istilah Kepenasaranan
yang
rasa
dengan
tepat
dan
anak
cara-cara
bijaksana
sesuai dengan kondisi mereka
mendalami betul ilmu yang
masing - masing ;
akan diajarkannya, guru harus
2. integritas
moral
,
rajin meng-update ilmunya,
bagaimanapun moral menjadi
selalu menambah wawasannya
hal
dengan
ilmu-ilmu
seorang guru. Guru harus
bersikap
terbuka
menjadi suri tauladan bagi
masukan orang lain termasuk
anak
anak didiknya ;
sangat
penting
didiknya.
bagi
Menurut
lain,
terhadap
falsafah jawa, guru bermakna
4. ketrampilan ( terutama dalam
”digugu” (GU) dan ”ditiru”
mendayagunakan metode dan
(RU) ; bahwa sosok guru
media belajar) guru harus
merupakan orang yang patut
trampil dan menyenangkan
digugu
Guru
dalam mengajar agar anak
adalah sosok yang mestinya
didik dapat memahami materi
dipatuhi dan diikuti segala
yang akan diberikan dan anak
tindak-tanduknya.
didik tidak merasa
dan
ditiru.
Segala
macam perangai dan perilaku
Guru
guru akan menjadi role model
ketrampilan
bagi
para
harus
jenuh.
menguasai
visual
anak
didiknya.
( menggambar), ketrampilan
Terkait
dengan
integritas
berkomunikasi,
moral,
seorang
gurupun
serta
ketrampilan gerak dan lagu.
idealnya bukanlah merupakan
Jika
seseorang yang pemarah dan
tersebut dikuasai guru dijamin
tidak
siswa tidak akan merasa bosan
sabaran
mengelola
siswa
dan
dengan
dalam
mengatasi
cara
yang
ketiga
dalam
ketrampilan
menjalani
proses
belajar mengajar di kelas, bila
cerdas, yang jauh dari cara
guru
kekerasan
ketiga ketrampilan tersebut;
fisik
ataupun
mental.;
kreatif
mengekplorasi
5. komitmen , seorang guru harus
3. kedalaman ilmu , sudah pasti
memiliki
komitmen
seorang guru wajib menguasai
tinggi
ilmu
komitmen tinggi terlahir dari
yang
diajarkannya
didik.
hendak
kepada
Guru
berpengetahuan
luas
dengan
yang
profesinya,
anak
panggilan
jiwa
yang
harus
mengabdikan diri sepenuhnya
dan
sebagai guru. Komitmen yang
tinggi
adalah
modal
awal
berjalannya waktu, maka Sistem
untuk
bersedia
total
pada
pendidikan terkait kurikulum selalu
profesi guru yang dituntut
berproses dengan pengembangan-
memiliki
pengembangan
kepedulian
mendalam
terhadap
dunia
pendidikan. Dengan kata lain
pendidikan
adalah
sesuatu
yang menjadi kunci untuk
memperbaiki
masing
taraf
–masing
masyarakat.
hidup
anggota
Maka
mengherankan
tidak
jika
masyarakat yang tersusun dari
individu-individu
yang
terdidik secara baik kualitas
hidupnyapun
akan
baik
sikap mengajar guru yang
positif di hadapan anak mempengaruhi
terhadap kegiatan pem belajaran yang
diikuti oleh anak. saat guru memiliki
sikap yang baik, maka anak merasa
kehangatan dan perasaan diperhatikan
dan dipedulikan. Hal itu sejalan
dengan prinsip-prinsip pembelajaran
bagi anak usia dini yang menerapkan
pembelajaran seraya bermain
(Suryana, 2013).
Di
formal
pelaksanaan
dalam
prosesnya
bersifat
dinamis,
berubah
untuk
yaitu
dengan
sosial
Ilmu
sifat
historis,
yang
bahwa
Pendidikan memiliki latar belakang
kebudayaan
dan
filsafat
yang
berpengaruh pada jaman tertentu.
Dengan
kehidupan
Pengetahuan
adanya
sosial
perubahan
dan
manusia
mengalami
berbagai pasang surut masalah dari
kurikulum, sarana prasarana maupun
Pengetahuan
maksudnya
khususnya,
selalu
kehidupan
Pendidikan
Pendidikan
segi
manusia. Hal ini berkaitan pula
dengan
Indonesia,
selalu
dikembangkan
menyesuaikan
dan
sistem
dengan
kebutuhan jaman.
( Soebachman, 2014).
Pendidikan
sesuai
Ilmu
seiring
output
pendidik,
peserta
proses
pendidikan.
didik,
Oleh
karena itu diperlukan perubahan
yang
mendasar
pendidikan
dalam
nasional,
sistem
yang
dipandang berbagai pihak sudah
tidak efektif, bahkan dari segi mata
pelajaran yang diberikan dianggap
kelebihan muatan (overload) tetapi
tidak mampu memberikan bekal,
serta tidak dapat mempersiapkan
peserta didik untuk bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Kreativitas
dikenal
dari
merupakan kunci kegiatan belajar
beberapa subkemampuannya, antara
siswa yang berhasil guna (efektif),
lain
kelancaran,
terutama pada tingkat sekolah dasar.
keluwesan, orisinalitas, elaborasi,
Hal ini mudah dipahami karena di
redefinisi.
secara
sekolah dasar umumnya seluruh
fisiologis adalah proses memadukan
pelajaran dipegang oleh guru kelas,
hubungan sejumlah susunan saraf
kecuali
dan indera-indera kita agar dinamis,
Agama, Olahraga, dan Kesenian
cepat, memberi, menerima. Secara
yang menuntut ketrampilan khusus
fisiologis kita menjadi peka hingga
dari guru.
kepekaan,
Kepekaan
untuk
pelajaran
seperti
mampu menangkap pesan dari suatu
Kreatifitas perlu terus dipupuk
peristiwa yang bagi orang lain
dan dikembangkan kepada para guru
mungkin
dan
terlewati.
memampukan
kita
Kelancaran
siswa, agar menjadi generasi
meluncurkan
yang bisa mandiri dan tidak selalu
banyak ide yang seakan mengalir.
menggantungkan pada pihak lain.
Keluwesan
Namun tentunya sebelum siswanya
memampukan
kita
melihat suatu masalah dari berbagai
arah dan dengan kacamata yang
berbeda.
Orisinalitas
kemampuan
untuk
adalah
membuat
gagasan yang asli, berbeda, dan
tidak seperti biasa. Elaborasi adalah
kemampuan untuk mengembangkan
suatu
ide
sampai
selesai
dan
mendetail. Redefinisi memampukan
kita melihat sesuatu tapi tampak
sesuatu yang lain (Tabrani. 2013).
bisa kreatif, guru juga diharapkan
bisa menjadi contoh dan teladan
awal yang juga harus kreatif di
dalam
meyampaikan
mengajarkan
memotivasi
di
sekolah,
guru
praktek
serta
siswanya
untuk
berkreasi secara kreatif.
Mengapa kreativitas begitu
penting dalam hidup dan perlu
dipupuk dalam diri anak sejak dini.
Karena
Selama
materi,
dengan
berkreasi
dapat
orang
mewujudkan
mempunyai peran penting terhadap
(mengaktualisasikan) dirinya, dan
penyesuaian emosional dan sosial
perwujudan/aktualisasi
anak dan terhadap perkembangan
merupakan kebutuhan pokok tingkat
kepribadiannya. Sehubungan dengan
tertinggi
perkembangan
(Maslow,
semua
jenjang
intelektual,
pendidikan
pada
guru
dalam
hidup
1959).
diri
manusia
Kreativitas
merupakan manifestasi dari individu
dengan tepat dan menerapkannya
yang berfungsi sepenuhnya.
secara kreatif agar pembelajaran
dapat mencapai tujuannya secara
METODOLOGI PENELITIAN
optimal.
Mengapa kreativitas begitu
Penelitian ini menggunakan
penting dalam hidup dan perlu
metode deskriptif. Menurut Hadari
dipupuk dalam diri anak sejak dini.
(2007:67) “Metode yang akan
Karena
diajukan
dapat
dalam
penelitian
ini
dengan
berkreasi
orang
mewujudkan
adalah metode deskriptif. Metode
(mengaktualisasikan) dirinya, dan
deskriptif
perwujudan/aktualisasi
adalah
prosedur
diri
pemecahan masalah yang diselidiki
merupakan kebutuhan pokok tingkat
dengan
tertinggi
mengambarkan
atau
dalam
hidup
manusia
melukiskan keadaan subyek/obyek
(Maslow,
berdasarkan
yang
merupakan manifestasi dari individu
sebagaimana
yang berfungsi sepenuhnya. Dengan
fakta-fakta
tampak,
atau
adanya”.
Dalam
penelitian
ini
1959).
Kreativitas
kreativitas memungkinkan manusia
adalah karena peneliti bermaksud
untuk
untuk menggambarkan secara apa
hidupnya. Dalam era pembangunan
adanya tentang Kretifitas guru
ini
dalam
masyarakat
mengimplementasikan
kurikulum di Tk Negeri II Padang.
meningkatkan
kesejahteraan
kualitas
dan
kejayaan
maupun
negara
bergantung pada sumbangan kreatif,
Dimulai dari persiapan dan
berupa ide-ide baru, penemuan -
proses pembelajaran guru harus
penemuan baru dan teknologi baru.
dapat
rencana
Untuk mencapai hal ini perlulah
pembelajaran dan melaksanakannya
sikap, pemikiran dan perilaku kreatif
secara kreatif, agar materi yang
dipupuk sejak dini.
merancang
disampaikan dapat dipahami dan
Dalam proses pembelajaran
diterima siswa secara keseluruhan
untuk
dengan baik dan menarik. Banyak
guru berfungsi sebagai fasilitator
metode/pendekatan
dan memberikan arahan kepada
yang
bisa
pembelajaran
pembelajaran
diterapkan
Seni
Budaya
pengembangan
kreativitas,
dalam
siswa. Penstrukturan kegiatan lebih
dan
longgar, namun tagihan yang harus
Prakarya, namun guru harus dapat
dipenuhi
memilihnya
sebelumnya secara eksplisit. Proses
tepatnya
menyeleksi
telah
ditetapkan
pembelajaran berjalan sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan, mekanisme
sasaran yang ditetapkan, mekanisme
pemantauan
pemantauan
relatif
relatif
serta
serta
balikan
yang
sistematis
serta
serta
balikan
yang
sistematis
sangat
sangat
diperlukan. Sifat kemandirian yang
diperlukan. Sifat kemandirian yang
dialami siswa dalam pembelajaran
dialami siswa dalam pembelajaran
lebih banyak dilakukan di luar
lebih banyak dilakukan di luar
kontrol guru.
kontrol guru.
Pembiasaan
siswa
Anak dikenalkan
belajar
secara mandiri merupakan proses
dunia
membentuk siswa menjadi dirinya
pengalamannya
sendiri
berkembang melalui pembelajaran
dan
itu
berlangsung
melalui
dengan
manusia
Untuk
yang
siswa,
belajar
ajaran, khususnya
setahap demi setahap guru harus
dalam
pengembangan
memberi
mendapatkan
sepanjang
hidup.
mewujudkan
siswa
kemandirian
tanggungjawab
dan
kepada
sewaktu-waktu
guru
kaya
pengalaman-
yang
akan
pengalaman,
pengetahuan
baru
rnampuan.
menarik diri apabila tanda-tanda
Kurikulum
kemandirian
otak membuktikan teori Maslow,
itu
sudah
mulai
yang
kreatif
adalah
tumbuh. Pembiasaan anak mandiri
Erikson,
kurikulum
yang
merupakan salah satu usaha untuk
banyak
memberikan
dan
merealisasikan proses membentuk
teori
laimya
siswa menjadi dirinya sendiri.
menunjukkan
pengalaman
bahwa
HASIL PENELITIAN
yang
pengalamanbelajar sehingga
keterkaitan
anak otak
antara
lebih banyak
otak
lagi
Dalam proses pembelajaran
untuk
pengembangan
guru berfungsi sebagai fasilitator
dan memberikan arahan kepada
siswa. Penstrukturan kegiatan lebih
longgar, namun tagihan yang harus
dipenuhi
telah
Pembiasaan
kreativitas,
ditetapkan
sebelumnya secara eksplisit. Proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan
siswa
belajar
secara mandiri merupakan proses
membentuk siswa menjadi dirinya
sendiri
dan
sepanjang
itu
berlangsung
hidup.
mewujudkan
kemandirian
Untuk
siswa,
setahap demi setahap guru harus
memberi
tanggungjawab
kepada
siswa
dan
sewaktu-waktu
guru
yang mengajar dengan suasana yang
menarik diri apabila tanda-tanda
demokratis
kemandirian
mempertimbangkan
itu
sudah
mulai
lebih
banyak
kepentingan
tumbuh. Pembiasaan anak mandiri
siswa daripada kepentingannya guru
merupakan salah satu usaha untuk
sendiri..
Guru
merealisasikan proses membentuk
memberikan
kesempatan
siswa menjadi dirinya sendiri.
siswa untuk berperan serta dalam
Kemandirian
siswa
akan
pendapatnya,
dan
tidak melindungi secara berlebihan.
menyalahkan
atau
Perlindungan
Guru
cenderung
berlebihan
menimbulkan,
ketergantungan
siswa
yang
kepada
mengambil keputusan, menghargai
terwujud apabila guru sejak awal
yang
cenderung
yang
baik
tidak
cepat
mencelanya.
bila
memberi
kritikan akan lebih baik jika karya
siswa diapresiasi dulu dari segi
berlebihan pada semua orang. Di
baiknya,
samping itu, hal itu juga berakibat
disampaikan hal-hal yang kurang
kurangnya rasa percaya diri. Dengan
dan cara memperbaikinya untuk
demikian,
kesempatan lain.
anak
relatif
sulit
baru
kemudian
mencapai. kemandirian ( Hakim
Ramalis, 2011).
PEMBAHASAN
Upaya yang dapat dilakukan
Guru perlu memahami diri
guru untuk mencapai kemandirian
sendiri, karena anak yang belajar
siswanya antara lain memberikan
tidak hanya dipengaruhi oleh apa
tugas dan tanggung jawab yang
yang dilakukan guru, tapi juga
sesuai dengan kemampuanya. Di
bagaimana
samping
Mustahil mengharapkan seseorang
guru
juga
harus
guru
melakukannya.
memperhatikan minat dan bakat
dapat
yang dimiliki siswa, yang berbeda
perasaan, dan perilaku orang lain,
antara satu dengan yang lainnya.
jika ia tidak mengenal diri sendiri.
Bisa saja siswa yang minat prakarya
Dalam menghadapi siswa-siswanya,
diberi tugas yang terkait dengan
guru
karya terapan dan tiga dimensi
kemampuan, persepsi, motivasi, dan
Suasana
perasaan-perasaanya sendiri.
kelas
yang
demokratis
merupakan kondisi yang menunjang
tercapainya kreativitas siswa. Guru
memahami
yang
baik
kebutuhan,
selalu
menilai
Anak berbakat akan maju di
bawah
bimbingan
guru
yang
memiliki kecerdasan cukup tinggi,
penalaran yang tinggi, dan suka
memiliki pengetahuan umum yang
mempertanyakan
luas, serta menguasai mata pelajaran
Guru perlu juga menguji perasaan-
yang diajarkannya secara cukup
perasaannya terhadap anak berbakat.
mendalam. Jika guru pada saat-saat
Sikap
tertentu tidak mengetahui sesuatu
mempertanyakan dari anak berbakat
dan
menjawab
dapat menjengkelkan guru yang
pertanyaan siswanya, adalah lebih
bersifat otoriter. 2. Di samping
baik mengatakan “Saya tidak tahu:
memahami diri sendiri, guru guru
marilah
perlu memiliki pengertian tentang
tidak
dapat
kita
cari
jawabannya
bersama-sama!” atau “Berilah saya
waktu
untuk
memikirkannya!”
Jawaban seperti ini akan lebih
mendapat
penghargaan
dan
kepercayaan siswa daripada jika
guru menjawab asal saja.
segala
sesuatu.
menguji
atau
keberbakatan.
Oleh karena itu, guru yang
akan membina anak berbakat
perlu memperoleh
informasi
dan pengalaman
mengenai keberbakatan, tentang apa
yang diartikan.
Karena anak berbakat bersifat
kritis,
mempunyai
kemampuan
tentang keberbakatan, bagaimana
cirri-ciri anak berbakat, dan dengan
cara-cara apa saja kebutuhan
pendidikan anak berbakat dapat
hendaknya
lebih
berfungsi sebagai fasilitator belajar
daripada sbagai instructor (pengajar)
yang menentukan semuanya. Fungsi
pendidik
adalah
mempersiapkan
siswa untuk belajar seumur hidup.
Setiap anak dilahirkan dengan rasa
ingin tahu. Ia terbuka terhadap
pengalaman baru dan belajar dari
pengalamannya
kebutuhannya.
sesuai
dan
Renzulli
(Munandar,
1999:
64)
mengungkapkan
beberapa
saran
untuk guru yang dapat diterapkan
terpenuhi.
Guru
Barbe
dengan
pada semua anak, tetapi terutama
penting demi peningkatan kebiasaan
b seumur hidup dari anak berbakat:
1) Bentuklah
pengalaman
belajar
dengan rasa ingin tahu alamiah anak
dengan
masalah
menghadapkan
yang
relevan
masalahdengan
kebutuhan, tujuan, dan minat anak.
2) Perkenankanlah anak untuk ikut serta
dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan-kegiatan belajar.
3) Berikanlah pengalaman dari
berbakat dan kreatif cepat bosan
kehidupan nyata yang meminta
dengan tugas-tugas rutin dan yang
peran serta aktif anak dan
hanya mengulang-ulang.
kembangkan kemampuan yang perlu
untuk itu.
5. Guru anak berbakat tidak hanya
memperhatikan produk atau hasil
4) Bertindaklah, lebih sebagai sumber
belajar
siswa,
tetapi
lebih-lebih
belajar daripada sebagai penyampai
proses belajar. Belajar bagaimana
infomasi; jangan paksakan
harus
pengetahuan yang belum siap
(learn)
diterima anak.
menguasai
5) Usahakan agar program belajar
menyadari
lebih
bahwa
penting
bahan
semata-mata.
Anak
belajar
daripada
pengetahuan
yang
tahu
cukup luwes untuk mendorong
bagaimana
siswa melakukan penyelidikan,
seumur
percobaan, (eksperimen), dan
menentukan sendiri apa yang harus
penemuan sendiri.
dipelajari.
6) Doronglah dan hargailah inisiatif,
harus
hidupnya
belajar
untuk
akan
dapat
6. Guru anak berbakat lebih baik
keinginan mengetahui dan menguji,
memberikan umpan-balik daripada
serta orisinalitas.
penilaian.
7) Biarkan anak belajar dari
kesalahannya dan menerima
akibatnya (tentu saja selama tidak
berbahaya dan membahayakan).
4. Guru anak berbakat lebih banyak
memberikan
tantangan
daripada
tekanan. Prakarsa dan keuletan anak
berbakat
mandiri dan percaya pada diri sendiri,
anak harus belajar bagaimana menilai
pengalaman dan prestasi belajarnya. Anak
yang berbakat cukup mampu melakukan
penilaian
diri
sejak
mereka
masuk
tertarik
sekolah. Anak harus belajar menilai
Ia
senang
pekerjaannya sendiri, tidak dalam angka
kemampuan
dan
tetapi dalam kaitan dengan kebutuhan dan
penglamannya terhadap tugas yang
tujuannya. Penilaian oleh diri sendiri ini
bermakna
disebut
terhadap
menguji
membuatnya
Agar menjadi orang dewasa yang
tantangan.
baginya.
Ia
merasa
evaluasi
intrinsik
sedangkan
tertantang untuk menjajaki hal yang
penilaian dari luar (oleh orang lain)
sulit dan belum diketahui. Anak
disebut evaluasi ekstrinsik. Ini tidak
yang
berarti bahwa guru tidak boleh menilai
kemajuan dan perkembangan anak.
menentukan
7. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif
strategi belajar.
Termasuk salah satu hal penting
yang perlu diketahui anak ialah
bahwa ada lebih dari satu cara untuk
mencapai sasaran atau tujuan, ada
macam-macam
kemungkinan
jawaban terhadap satu masalah, ada
beberapa
cara
untuk
mengelompokkan objek, dan ada
beberapa
sudut
pandang
dalam
diskusi. Sering guru menekankan
bahwa suatu tujuan atau jawaban
hanya dapat dicapai dengan satu
cara, bahwa hanya satu jawaban
yang benar terhadap suatu masalah.
Hendaknya
anak
diperbolehkan
pendapat
dan
keputusan. Hendaknya setiap anak
merasa aman untuk mencoba caracara baru dan menjajaki gagasangagasan baru di dalam kelas.
Dengan menciptakan suasana di
dalam kelas dimana setiap anak
merasa
dirinya
diterima
dan
dihargai, serta guru menunjukkan
bahwa ia percaya akan kemampuan
anak, maka akan terpupuk rasa
harga diri anak.
1. Guru menghargai kreativitas anak.
2. Guru bersikap terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru.
3. Guru mengakui dan menghargai
adanya perbedaan individual.
4. Guru bersikap menerima dan
menunjang anak.
menjajaki beberapa cara atau jalan
5. Guru menyediakan pengalaman
belajar yang berdiferensiasi.
untuk mencapai tujuan. Kreativitas
6. Guru cukup memberikan
akan berkembang dalam suasana
struktur dalam mengajar
yang memberika kebebasan untuk
sehingga anak tidak merasa
menyelidiki. Jika anak tidak dengan
ragu-ragu tetapi di lain pihak
sendirinya melihat macam-macam
cukup luwes sehingga tidak
jalan
menghambat pemikiran, sikap,
yang
hendaknya
dapat
guru
ditempuh,
mengarahkan
dan perilaku kreatif anak.
sehingga ia dapat melihat adanya
7. Setiap anak ikut mengambil
macam-macam alternative strategi
bagian dalam merencanakan
belajar.
pekerjaan sendiri dan pekerjaan
8. Guru hendaknya dapat menciptakan
suasana
di
dalam
kelas
yang
menunjang rasa percaya diri anak
serta dimana anak merasa aman dan
berani mengambil resiko dalam
kelompok.
8. Guru tidak bersikap sebagai
tokoh yang “maha mengetahui”
tetapi menyadari
keterbatasannya sendiri.
a. Jelaslah bahwa peran
dan
Prakarya
berpengaruh
guru sangat penting,
dalam
tidak hanya dalam
pembelajaran secara maksimal.
mempengaruhi belajar
siswa selama di sekolah,
tetapi juga dalam
mempengaruhi masa
depan anak.
pencapaian
tujuan
Upaya yang dapat dilakukan
guru untuk mencapai kemandirian
siswanya antara lain memberikan
tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuanya. Di
samping
KESIMPULAN
guru
juga
harus
memperhatikan minat dan bakat
Guru harus profesional di
dalam menjalankan pekerjaannya di
samping
akan
harus
selalu
dituntut
meningkatkan kualifikasinya sesuai
dengan tuntutan zaman. Tidak dapat
dipungkiri bahwa masyarakat tanpa
profesi guru tidak mungkin tercipta
suatu generasi unggul, kreatif dan
yang dimiliki siswa, yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya
Dengan menciptakan suasana di
dalam kelas dimana setiap anak
merasa
dirinya
diterima
dan
dihargai, serta guru menunjukkan
bahwa ia percaya akan kemampuan
anak, maka akan terpupuk rasa
harga diri anak.
cerdas.
Ada 5 indikator untuk jadi
guru yang hebat yaitu : kualitas diri,
integritas moral, kedalaman ilmu,
ketrampilan, komitmen.Tidak ada
anak yang bodoh, yang ada hanya
anak
yang
tidak
mendapat
kesempatan belajar dari guru yang
baik
dan
metode
yang
benar.
Kreativitas guru dalam merancang,
memilih
materi,
metode-strategi
dan
menentukan
pendekatan
dalam pembelajaran Seni Budaya
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S dan Ahmadi. 2010. Proses
Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif dalam kelas.Jakarta:
PT. Prestasi Pustaka karya.
Depdiknas ( 2002 ). Pendekatan
Kontekstual ( Contextual
Teaching and Learning (
CTL ). Jakarta : Direktorat
Pendidikan
Lanjutan
Pertama,
Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah.
Suryana, D. 2013. Pendidikan
Anak Usia Dini: Teori dan
Praktek Pembelajaran.
Padang: UNP Press.
Suryana , D. 2016. Stimulasi dan
aspek
Perkembangan Anak.
Jakarta: Kencana
--------------.2014. Kurikulum
Pendidikanan Anak Usia
Dini
Berbasis
Perkembangan
Anak.
Jurnal Pesona : Jurnal
Pendidikan Dasar dan
Humaniora, .Vol.I No. 3,
April 2014 ISSN :2337
– 9227
----------, (2011). Program profesi
guru PAUD berbasis nilainilai 8th Habits, Prosiding
Temu ilmiah dab seminar
ilmiah
Grand Design
Program
Pendidikan
Profesi pendidik dan tenaga
Kependidikan , IBSN 978602-18148-0-2
UPI
Bandung
Kemdikbud. 2013. Implikasi
Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Nana Syaodih
Sukmadinata,pengembangan
kurikulu dan praktek,remaja
rosdakarya:Bandung
Mendikbud. 2013. Salinan
Permendikbud 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta:
Mendikbud.
Munandar, Utami. (1999).
Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Soebachman, agustina. (2014).
Saatnya Anda Menjadi Guru
Hebat. Yogyakarta : In Azna
Books
Tabrani, Pribadi. (2013). Proses
Kreasi Gambar Anak Proses
Belajar. Bandung :
Erlangga
Peramran
Menteri Pendidikan
Nasional (2009). No.58
Standu PendidiRan Anak
Usia
L)ini.
Jakarta:
Direktorat PAUD R1
2013 PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI II PADANG
Dia safira¹, Dadan Suryana².
Pendidikan Anak Usia Dini
Fakutas ilmu pendidika Progam Pasca Sarjana
Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang
Email: diasafira38@gmail.com.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kreatifitas guru dalam
menerapkan Kurikulum 2013 di Tk Negeri II Padang. Dalam kurikulum 2013
pelajaran Dalam prakteknya masih banyak guru yang mengajarkan pstrategi
pembelajaran lama guru kurang mempunyai trategi dalam mengajar AUD sehingga
anak sulit untuk memahaminya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Permasalahan ini dapat diatasi jika guru memahami
arah atau pendekatan dalam Pendidikan atau Pendidikan. Diperlukan kreativitas
guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat,
misalnya dengan menerapkan Model pembelajaran Kontekstual yang mengkaitkan
materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dapat mencapai tujuan
kurikulum.
Kata kunci : kreativitas guru dalam mengimplementasikan , kurikulum 2013 pada
Anak Usia Dini
ABSTRAK
This study aims to determine the creativity of teachers in applying
Curriculum 2013 in Tk Negeri II Padang. In the curriculum of 2013 lessons In
practice there are still many teachers who teach the old teaching strategy less
strategy has less trategy in teaching the AUD so that the child is difficult to
understand. This research uses descriptive method with qualitative approach. This
problem can be solved if the teacher understands the direction or approach in
Education or Education. Teacher creativity is needed in planning and implementing
the learning process appropriately, for example by applying Contextual Learning
Model which relates learning materials with real-world context that can achieve the
purpose of curriculum.
Keywords: teacher creativity in implementing, curriculum 2013 on Early
Childhood
minimum Sarjana (S1) atau Diploma
PENDAHULUAN
(D4),Menguasai Kopetensi
Kurikulum
adalah
tahun
rancang
2013
bangun
(Pedagogik,
pembelajaran yang didesain untuk
mengembangkan
potensi
peserta
didik, bertujuan untuk mewujudkan
generasi bangsa Indonesia yang
bermartabat, beradab, berbudaya,
berkarakter, beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Sosial dan Kepribadian), memiliki
sertifikat pendidik, Sehat jasmani
dan
tujuan
jawab.
Dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri
Pendidikan
Dan
Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum
2013,
maka
implementasi kurikulum pada AUD
dilakukan secara bertahap mulai
tahun
pelajaran
(Permendikbud
2013/2014
81A
tahun
2013).citra guru akan terus menerus
berubah
sesuai
tuntutan
zaman
sepanjang sejarah kehidupan. Guru
harus
profesional
menjalankan
samping
di
dalam
pekerjaannya
harus
selalu
di
dituntut
meningkatkan kualifikasi. Seorang
guru atau Pendidik Profesional harus
memiliki
kualifikasi
akadenik
serta
untuk
memiliki
mewujudkan
pendidikan
nasional.
( Suryana :2011:374-375).
Pada AUD Kurikulum ini
cakap, kreatif, mandiri, menjadi
bertanggung
rohani,
kemampuan
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
warga negara yang demokratis,dan
Prifesional,
bertujuan untuk Pengorganisasian
kompetensi dalam Kurikulum 2013
khususnya di TK dikemas untuk
menyiapkan
anak
untuk
menyongsong generasi emas yang
siap berkompetisi di era abad XXI.
Mengingat abad XXI merupakan
abad
ilmiah
dimana
ilmu
pengetahuan menjadi berkembang
sangat pesat dan berefek pada
majunya teknologi dan cepatnya
informasi
dan
komunikasi.
Masyarakat pada abad ini akan
tersingkir dari perkembangan global
dunia,
bilamana
tidak
dapat
mengikuti penyebab perkembangan
itu, yakni penguasaan akan ilmu
pengetahuan.
Akibat
dari
perkembangan global itu berdampak
pula
kepada
berbagai
profesi
termasuk salah satunya pada profesi
pendidikan.
Mendiknas pada Hari Pendidikan
Pada abad ini citra guru akan
terus
menerus
berubah
sesuai
tuntutan zaman sepanjang sejarah
Nasional pernah melontarkan suatu
gabungan
kata
mendalam
yang
sangat
maknanya
yaitu
”kepenasaran
Intelektual”
kehidupan. Guru harus profesional
(intellectual curiousity). Gabungan
di dalam menjalankan pekerjaannya
kata ini memiliki dua keunikan.
di samping harus selalu dituntut
Pertama, bahwa kata “penasaran”
meningkatkan kualifikasinya sesuai
tak pernah mendapat afiks atau
dengan tuntutan zaman. Tidak dapat
imbuhan
“ke-an”
dipungkiri bahwa masyarakat tanpa
meskipun
kata
profesi guru tidak mungkin tercipta
sendiri adalah kata dasar. Kamus
suatu generasi unggul, kreatif dan
Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
selama
ini,
“penasaran”
itu
memberikan arti kata “penasaran”
cerdas.
sebagai berikut: berkeras hendak
Dalam
bab
1
(pasal
1)
berbuat
sesuatu,
sangat
hendak
Undang-undang Guru dan dosen
mengetahui sesuatu, merasa tidak
menjelaskan bahwa guru adalah
puas, dan sangat marah tidak sampai
pendidik profesional dengan tugas
maksudnya.
utama
mengajar,
adalah adjektiva atau kata sifat, jika
mengarahkan,
diberikan imbuhan ke-an, maka
melatih, menilai, dan mengevakuasi
berubah menjadi nomina atau kata
peserta didik pada pendidikan anak
benda.
mendidik,
membimbing,
Kata
“penasaran”
usia dini jalur pendidikan formal,
Keunikan kedua, bahwa kata
pendidikan dasar, dan pendidikan
“kepenasaranan” digabung dengan
menengah.
kata
yang
Dinamika
berkembang
menuntut
adanya
kehidupan
sangat
cepat
peningkatan
“intelektual”.
menyamakan
sebagai
kata
nomina
KBBI
“intelektual”
dengan
kata
kemampuan profesional guru agar
“cendekiawan,”
profesi guru tidak larut dalam
mempunyai
perkembangan
Upaya
sedangkan jika sebagai adjektiva
peningkatan kemampuan profesional
maka berarti: cerdas, berakal, dan
janganlah
berpikiran jernih berdasarkan ilmu
jaman.
berhenti
ketika
memperoleh sertifikat/ ijazah.
guru
yang
kecerdasan
artinya
tinggi,
pengetahuan. Kedua keunikan dari
kepada para penggiat pendidikan,
gabungan kata
terutama sekali guru. Kepenasaranan
“Kepenasaranan Intelektual”
Intelektual haruslah menjadi sesuatu
tersebut secara tersurat dapat berarti
yang menyatu pada diri seorang
dua pula, yakni :
guru. Guru harus berusaha untuk
1. Rasa ingin tahu yang sangat
besar
dan
sesuatu
kuat
menambah
“pundi-pundi”
terhadap
harta ilmunya (bukan pundi-pundi
bernilai
harta kekayaannya). Guru harus
ilmu
selalu penasaran jika sesuatu belum
yang
kecerdasan
terus
atau
diketahuinya
pengetahuan, dan
padahal
seharusnya
2. Rasa ingin tahu yang sangat
guru tersebut harus menguasainya.
besar dan kuat dari seseorang
Guru harus penasaran, mengapa
yang mempunyai kecerdasan
siswanya belum memahami materi
tinggi.
yang telah diajarkannya, bukannya
menganut
Kedua
gabungan
pengertian
kata
dari
“kepenasaranan
bahwa
paham
memang
“instanisme”
siswanya
yang
bodoh. Kepenasaranan Intelektual
intelektual” ini semua mengarah
jangan
kepada satu tujuan yakni keinginan
sesuatu yang melekat pada diri guru.
untuk
ilmu.
Guru dituntut selalu meningkatkan
Gabungan kata itu yang dipilih
kualifikasinya agar tidak ketinggalan
untuk
zaman.
selalu
menambah
memberikan
sugesti
bagi
seluruh elemen pembelajar di negeri
dijadikan
Untuk
beban
menjadi
tetapi
guru yang
ini agar lebih proaktif menambah
hebat setidaknya ada 5 indikator
wawasan ilmu pengetahuan yang
yaitu
ada pada diri kita. “Kepenasaran
Intelektual”
dapat
dikatakan
1. kualitas
diri
dalam
arti
memiliki etos kerja yang baik,
setingkat lebih tinggi dan lebih
memiliki
progresif dibanding “belajar tekun”
yang tinggi, dan memiliki jiwa
atau “perbanyaklah belajar”.
kepemimpinan. Jadi ia akan
Tak dapat disangkal bahwa
mampu
didiknya
Intelektual
yang
dimulai
pada
momen Hardiknas tentu mengarah
kedisiplinan
membimbing
penggunaan istilah Kepenasaranan
yang
rasa
dengan
tepat
dan
anak
cara-cara
bijaksana
sesuai dengan kondisi mereka
mendalami betul ilmu yang
masing - masing ;
akan diajarkannya, guru harus
2. integritas
moral
,
rajin meng-update ilmunya,
bagaimanapun moral menjadi
selalu menambah wawasannya
hal
dengan
ilmu-ilmu
seorang guru. Guru harus
bersikap
terbuka
menjadi suri tauladan bagi
masukan orang lain termasuk
anak
anak didiknya ;
sangat
penting
didiknya.
bagi
Menurut
lain,
terhadap
falsafah jawa, guru bermakna
4. ketrampilan ( terutama dalam
”digugu” (GU) dan ”ditiru”
mendayagunakan metode dan
(RU) ; bahwa sosok guru
media belajar) guru harus
merupakan orang yang patut
trampil dan menyenangkan
digugu
Guru
dalam mengajar agar anak
adalah sosok yang mestinya
didik dapat memahami materi
dipatuhi dan diikuti segala
yang akan diberikan dan anak
tindak-tanduknya.
didik tidak merasa
dan
ditiru.
Segala
macam perangai dan perilaku
Guru
guru akan menjadi role model
ketrampilan
bagi
para
harus
jenuh.
menguasai
visual
anak
didiknya.
( menggambar), ketrampilan
Terkait
dengan
integritas
berkomunikasi,
moral,
seorang
gurupun
serta
ketrampilan gerak dan lagu.
idealnya bukanlah merupakan
Jika
seseorang yang pemarah dan
tersebut dikuasai guru dijamin
tidak
siswa tidak akan merasa bosan
sabaran
mengelola
siswa
dan
dengan
dalam
mengatasi
cara
yang
ketiga
dalam
ketrampilan
menjalani
proses
belajar mengajar di kelas, bila
cerdas, yang jauh dari cara
guru
kekerasan
ketiga ketrampilan tersebut;
fisik
ataupun
mental.;
kreatif
mengekplorasi
5. komitmen , seorang guru harus
3. kedalaman ilmu , sudah pasti
memiliki
komitmen
seorang guru wajib menguasai
tinggi
ilmu
komitmen tinggi terlahir dari
yang
diajarkannya
didik.
hendak
kepada
Guru
berpengetahuan
luas
dengan
yang
profesinya,
anak
panggilan
jiwa
yang
harus
mengabdikan diri sepenuhnya
dan
sebagai guru. Komitmen yang
tinggi
adalah
modal
awal
berjalannya waktu, maka Sistem
untuk
bersedia
total
pada
pendidikan terkait kurikulum selalu
profesi guru yang dituntut
berproses dengan pengembangan-
memiliki
pengembangan
kepedulian
mendalam
terhadap
dunia
pendidikan. Dengan kata lain
pendidikan
adalah
sesuatu
yang menjadi kunci untuk
memperbaiki
masing
taraf
–masing
masyarakat.
hidup
anggota
Maka
mengherankan
tidak
jika
masyarakat yang tersusun dari
individu-individu
yang
terdidik secara baik kualitas
hidupnyapun
akan
baik
sikap mengajar guru yang
positif di hadapan anak mempengaruhi
terhadap kegiatan pem belajaran yang
diikuti oleh anak. saat guru memiliki
sikap yang baik, maka anak merasa
kehangatan dan perasaan diperhatikan
dan dipedulikan. Hal itu sejalan
dengan prinsip-prinsip pembelajaran
bagi anak usia dini yang menerapkan
pembelajaran seraya bermain
(Suryana, 2013).
Di
formal
pelaksanaan
dalam
prosesnya
bersifat
dinamis,
berubah
untuk
yaitu
dengan
sosial
Ilmu
sifat
historis,
yang
bahwa
Pendidikan memiliki latar belakang
kebudayaan
dan
filsafat
yang
berpengaruh pada jaman tertentu.
Dengan
kehidupan
Pengetahuan
adanya
sosial
perubahan
dan
manusia
mengalami
berbagai pasang surut masalah dari
kurikulum, sarana prasarana maupun
Pengetahuan
maksudnya
khususnya,
selalu
kehidupan
Pendidikan
Pendidikan
segi
manusia. Hal ini berkaitan pula
dengan
Indonesia,
selalu
dikembangkan
menyesuaikan
dan
sistem
dengan
kebutuhan jaman.
( Soebachman, 2014).
Pendidikan
sesuai
Ilmu
seiring
output
pendidik,
peserta
proses
pendidikan.
didik,
Oleh
karena itu diperlukan perubahan
yang
mendasar
pendidikan
dalam
nasional,
sistem
yang
dipandang berbagai pihak sudah
tidak efektif, bahkan dari segi mata
pelajaran yang diberikan dianggap
kelebihan muatan (overload) tetapi
tidak mampu memberikan bekal,
serta tidak dapat mempersiapkan
peserta didik untuk bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Kreativitas
dikenal
dari
merupakan kunci kegiatan belajar
beberapa subkemampuannya, antara
siswa yang berhasil guna (efektif),
lain
kelancaran,
terutama pada tingkat sekolah dasar.
keluwesan, orisinalitas, elaborasi,
Hal ini mudah dipahami karena di
redefinisi.
secara
sekolah dasar umumnya seluruh
fisiologis adalah proses memadukan
pelajaran dipegang oleh guru kelas,
hubungan sejumlah susunan saraf
kecuali
dan indera-indera kita agar dinamis,
Agama, Olahraga, dan Kesenian
cepat, memberi, menerima. Secara
yang menuntut ketrampilan khusus
fisiologis kita menjadi peka hingga
dari guru.
kepekaan,
Kepekaan
untuk
pelajaran
seperti
mampu menangkap pesan dari suatu
Kreatifitas perlu terus dipupuk
peristiwa yang bagi orang lain
dan dikembangkan kepada para guru
mungkin
dan
terlewati.
memampukan
kita
Kelancaran
siswa, agar menjadi generasi
meluncurkan
yang bisa mandiri dan tidak selalu
banyak ide yang seakan mengalir.
menggantungkan pada pihak lain.
Keluwesan
Namun tentunya sebelum siswanya
memampukan
kita
melihat suatu masalah dari berbagai
arah dan dengan kacamata yang
berbeda.
Orisinalitas
kemampuan
untuk
adalah
membuat
gagasan yang asli, berbeda, dan
tidak seperti biasa. Elaborasi adalah
kemampuan untuk mengembangkan
suatu
ide
sampai
selesai
dan
mendetail. Redefinisi memampukan
kita melihat sesuatu tapi tampak
sesuatu yang lain (Tabrani. 2013).
bisa kreatif, guru juga diharapkan
bisa menjadi contoh dan teladan
awal yang juga harus kreatif di
dalam
meyampaikan
mengajarkan
memotivasi
di
sekolah,
guru
praktek
serta
siswanya
untuk
berkreasi secara kreatif.
Mengapa kreativitas begitu
penting dalam hidup dan perlu
dipupuk dalam diri anak sejak dini.
Karena
Selama
materi,
dengan
berkreasi
dapat
orang
mewujudkan
mempunyai peran penting terhadap
(mengaktualisasikan) dirinya, dan
penyesuaian emosional dan sosial
perwujudan/aktualisasi
anak dan terhadap perkembangan
merupakan kebutuhan pokok tingkat
kepribadiannya. Sehubungan dengan
tertinggi
perkembangan
(Maslow,
semua
jenjang
intelektual,
pendidikan
pada
guru
dalam
hidup
1959).
diri
manusia
Kreativitas
merupakan manifestasi dari individu
dengan tepat dan menerapkannya
yang berfungsi sepenuhnya.
secara kreatif agar pembelajaran
dapat mencapai tujuannya secara
METODOLOGI PENELITIAN
optimal.
Mengapa kreativitas begitu
Penelitian ini menggunakan
penting dalam hidup dan perlu
metode deskriptif. Menurut Hadari
dipupuk dalam diri anak sejak dini.
(2007:67) “Metode yang akan
Karena
diajukan
dapat
dalam
penelitian
ini
dengan
berkreasi
orang
mewujudkan
adalah metode deskriptif. Metode
(mengaktualisasikan) dirinya, dan
deskriptif
perwujudan/aktualisasi
adalah
prosedur
diri
pemecahan masalah yang diselidiki
merupakan kebutuhan pokok tingkat
dengan
tertinggi
mengambarkan
atau
dalam
hidup
manusia
melukiskan keadaan subyek/obyek
(Maslow,
berdasarkan
yang
merupakan manifestasi dari individu
sebagaimana
yang berfungsi sepenuhnya. Dengan
fakta-fakta
tampak,
atau
adanya”.
Dalam
penelitian
ini
1959).
Kreativitas
kreativitas memungkinkan manusia
adalah karena peneliti bermaksud
untuk
untuk menggambarkan secara apa
hidupnya. Dalam era pembangunan
adanya tentang Kretifitas guru
ini
dalam
masyarakat
mengimplementasikan
kurikulum di Tk Negeri II Padang.
meningkatkan
kesejahteraan
kualitas
dan
kejayaan
maupun
negara
bergantung pada sumbangan kreatif,
Dimulai dari persiapan dan
berupa ide-ide baru, penemuan -
proses pembelajaran guru harus
penemuan baru dan teknologi baru.
dapat
rencana
Untuk mencapai hal ini perlulah
pembelajaran dan melaksanakannya
sikap, pemikiran dan perilaku kreatif
secara kreatif, agar materi yang
dipupuk sejak dini.
merancang
disampaikan dapat dipahami dan
Dalam proses pembelajaran
diterima siswa secara keseluruhan
untuk
dengan baik dan menarik. Banyak
guru berfungsi sebagai fasilitator
metode/pendekatan
dan memberikan arahan kepada
yang
bisa
pembelajaran
pembelajaran
diterapkan
Seni
Budaya
pengembangan
kreativitas,
dalam
siswa. Penstrukturan kegiatan lebih
dan
longgar, namun tagihan yang harus
Prakarya, namun guru harus dapat
dipenuhi
memilihnya
sebelumnya secara eksplisit. Proses
tepatnya
menyeleksi
telah
ditetapkan
pembelajaran berjalan sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan, mekanisme
sasaran yang ditetapkan, mekanisme
pemantauan
pemantauan
relatif
relatif
serta
serta
balikan
yang
sistematis
serta
serta
balikan
yang
sistematis
sangat
sangat
diperlukan. Sifat kemandirian yang
diperlukan. Sifat kemandirian yang
dialami siswa dalam pembelajaran
dialami siswa dalam pembelajaran
lebih banyak dilakukan di luar
lebih banyak dilakukan di luar
kontrol guru.
kontrol guru.
Pembiasaan
siswa
Anak dikenalkan
belajar
secara mandiri merupakan proses
dunia
membentuk siswa menjadi dirinya
pengalamannya
sendiri
berkembang melalui pembelajaran
dan
itu
berlangsung
melalui
dengan
manusia
Untuk
yang
siswa,
belajar
ajaran, khususnya
setahap demi setahap guru harus
dalam
pengembangan
memberi
mendapatkan
sepanjang
hidup.
mewujudkan
siswa
kemandirian
tanggungjawab
dan
kepada
sewaktu-waktu
guru
kaya
pengalaman-
yang
akan
pengalaman,
pengetahuan
baru
rnampuan.
menarik diri apabila tanda-tanda
Kurikulum
kemandirian
otak membuktikan teori Maslow,
itu
sudah
mulai
yang
kreatif
adalah
tumbuh. Pembiasaan anak mandiri
Erikson,
kurikulum
yang
merupakan salah satu usaha untuk
banyak
memberikan
dan
merealisasikan proses membentuk
teori
laimya
siswa menjadi dirinya sendiri.
menunjukkan
pengalaman
bahwa
HASIL PENELITIAN
yang
pengalamanbelajar sehingga
keterkaitan
anak otak
antara
lebih banyak
otak
lagi
Dalam proses pembelajaran
untuk
pengembangan
guru berfungsi sebagai fasilitator
dan memberikan arahan kepada
siswa. Penstrukturan kegiatan lebih
longgar, namun tagihan yang harus
dipenuhi
telah
Pembiasaan
kreativitas,
ditetapkan
sebelumnya secara eksplisit. Proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan
siswa
belajar
secara mandiri merupakan proses
membentuk siswa menjadi dirinya
sendiri
dan
sepanjang
itu
berlangsung
hidup.
mewujudkan
kemandirian
Untuk
siswa,
setahap demi setahap guru harus
memberi
tanggungjawab
kepada
siswa
dan
sewaktu-waktu
guru
yang mengajar dengan suasana yang
menarik diri apabila tanda-tanda
demokratis
kemandirian
mempertimbangkan
itu
sudah
mulai
lebih
banyak
kepentingan
tumbuh. Pembiasaan anak mandiri
siswa daripada kepentingannya guru
merupakan salah satu usaha untuk
sendiri..
Guru
merealisasikan proses membentuk
memberikan
kesempatan
siswa menjadi dirinya sendiri.
siswa untuk berperan serta dalam
Kemandirian
siswa
akan
pendapatnya,
dan
tidak melindungi secara berlebihan.
menyalahkan
atau
Perlindungan
Guru
cenderung
berlebihan
menimbulkan,
ketergantungan
siswa
yang
kepada
mengambil keputusan, menghargai
terwujud apabila guru sejak awal
yang
cenderung
yang
baik
tidak
cepat
mencelanya.
bila
memberi
kritikan akan lebih baik jika karya
siswa diapresiasi dulu dari segi
berlebihan pada semua orang. Di
baiknya,
samping itu, hal itu juga berakibat
disampaikan hal-hal yang kurang
kurangnya rasa percaya diri. Dengan
dan cara memperbaikinya untuk
demikian,
kesempatan lain.
anak
relatif
sulit
baru
kemudian
mencapai. kemandirian ( Hakim
Ramalis, 2011).
PEMBAHASAN
Upaya yang dapat dilakukan
Guru perlu memahami diri
guru untuk mencapai kemandirian
sendiri, karena anak yang belajar
siswanya antara lain memberikan
tidak hanya dipengaruhi oleh apa
tugas dan tanggung jawab yang
yang dilakukan guru, tapi juga
sesuai dengan kemampuanya. Di
bagaimana
samping
Mustahil mengharapkan seseorang
guru
juga
harus
guru
melakukannya.
memperhatikan minat dan bakat
dapat
yang dimiliki siswa, yang berbeda
perasaan, dan perilaku orang lain,
antara satu dengan yang lainnya.
jika ia tidak mengenal diri sendiri.
Bisa saja siswa yang minat prakarya
Dalam menghadapi siswa-siswanya,
diberi tugas yang terkait dengan
guru
karya terapan dan tiga dimensi
kemampuan, persepsi, motivasi, dan
Suasana
perasaan-perasaanya sendiri.
kelas
yang
demokratis
merupakan kondisi yang menunjang
tercapainya kreativitas siswa. Guru
memahami
yang
baik
kebutuhan,
selalu
menilai
Anak berbakat akan maju di
bawah
bimbingan
guru
yang
memiliki kecerdasan cukup tinggi,
penalaran yang tinggi, dan suka
memiliki pengetahuan umum yang
mempertanyakan
luas, serta menguasai mata pelajaran
Guru perlu juga menguji perasaan-
yang diajarkannya secara cukup
perasaannya terhadap anak berbakat.
mendalam. Jika guru pada saat-saat
Sikap
tertentu tidak mengetahui sesuatu
mempertanyakan dari anak berbakat
dan
menjawab
dapat menjengkelkan guru yang
pertanyaan siswanya, adalah lebih
bersifat otoriter. 2. Di samping
baik mengatakan “Saya tidak tahu:
memahami diri sendiri, guru guru
marilah
perlu memiliki pengertian tentang
tidak
dapat
kita
cari
jawabannya
bersama-sama!” atau “Berilah saya
waktu
untuk
memikirkannya!”
Jawaban seperti ini akan lebih
mendapat
penghargaan
dan
kepercayaan siswa daripada jika
guru menjawab asal saja.
segala
sesuatu.
menguji
atau
keberbakatan.
Oleh karena itu, guru yang
akan membina anak berbakat
perlu memperoleh
informasi
dan pengalaman
mengenai keberbakatan, tentang apa
yang diartikan.
Karena anak berbakat bersifat
kritis,
mempunyai
kemampuan
tentang keberbakatan, bagaimana
cirri-ciri anak berbakat, dan dengan
cara-cara apa saja kebutuhan
pendidikan anak berbakat dapat
hendaknya
lebih
berfungsi sebagai fasilitator belajar
daripada sbagai instructor (pengajar)
yang menentukan semuanya. Fungsi
pendidik
adalah
mempersiapkan
siswa untuk belajar seumur hidup.
Setiap anak dilahirkan dengan rasa
ingin tahu. Ia terbuka terhadap
pengalaman baru dan belajar dari
pengalamannya
kebutuhannya.
sesuai
dan
Renzulli
(Munandar,
1999:
64)
mengungkapkan
beberapa
saran
untuk guru yang dapat diterapkan
terpenuhi.
Guru
Barbe
dengan
pada semua anak, tetapi terutama
penting demi peningkatan kebiasaan
b seumur hidup dari anak berbakat:
1) Bentuklah
pengalaman
belajar
dengan rasa ingin tahu alamiah anak
dengan
masalah
menghadapkan
yang
relevan
masalahdengan
kebutuhan, tujuan, dan minat anak.
2) Perkenankanlah anak untuk ikut serta
dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan-kegiatan belajar.
3) Berikanlah pengalaman dari
berbakat dan kreatif cepat bosan
kehidupan nyata yang meminta
dengan tugas-tugas rutin dan yang
peran serta aktif anak dan
hanya mengulang-ulang.
kembangkan kemampuan yang perlu
untuk itu.
5. Guru anak berbakat tidak hanya
memperhatikan produk atau hasil
4) Bertindaklah, lebih sebagai sumber
belajar
siswa,
tetapi
lebih-lebih
belajar daripada sebagai penyampai
proses belajar. Belajar bagaimana
infomasi; jangan paksakan
harus
pengetahuan yang belum siap
(learn)
diterima anak.
menguasai
5) Usahakan agar program belajar
menyadari
lebih
bahwa
penting
bahan
semata-mata.
Anak
belajar
daripada
pengetahuan
yang
tahu
cukup luwes untuk mendorong
bagaimana
siswa melakukan penyelidikan,
seumur
percobaan, (eksperimen), dan
menentukan sendiri apa yang harus
penemuan sendiri.
dipelajari.
6) Doronglah dan hargailah inisiatif,
harus
hidupnya
belajar
untuk
akan
dapat
6. Guru anak berbakat lebih baik
keinginan mengetahui dan menguji,
memberikan umpan-balik daripada
serta orisinalitas.
penilaian.
7) Biarkan anak belajar dari
kesalahannya dan menerima
akibatnya (tentu saja selama tidak
berbahaya dan membahayakan).
4. Guru anak berbakat lebih banyak
memberikan
tantangan
daripada
tekanan. Prakarsa dan keuletan anak
berbakat
mandiri dan percaya pada diri sendiri,
anak harus belajar bagaimana menilai
pengalaman dan prestasi belajarnya. Anak
yang berbakat cukup mampu melakukan
penilaian
diri
sejak
mereka
masuk
tertarik
sekolah. Anak harus belajar menilai
Ia
senang
pekerjaannya sendiri, tidak dalam angka
kemampuan
dan
tetapi dalam kaitan dengan kebutuhan dan
penglamannya terhadap tugas yang
tujuannya. Penilaian oleh diri sendiri ini
bermakna
disebut
terhadap
menguji
membuatnya
Agar menjadi orang dewasa yang
tantangan.
baginya.
Ia
merasa
evaluasi
intrinsik
sedangkan
tertantang untuk menjajaki hal yang
penilaian dari luar (oleh orang lain)
sulit dan belum diketahui. Anak
disebut evaluasi ekstrinsik. Ini tidak
yang
berarti bahwa guru tidak boleh menilai
kemajuan dan perkembangan anak.
menentukan
7. Guru anak berbakat harus
menyediakan beberapa alternatif
strategi belajar.
Termasuk salah satu hal penting
yang perlu diketahui anak ialah
bahwa ada lebih dari satu cara untuk
mencapai sasaran atau tujuan, ada
macam-macam
kemungkinan
jawaban terhadap satu masalah, ada
beberapa
cara
untuk
mengelompokkan objek, dan ada
beberapa
sudut
pandang
dalam
diskusi. Sering guru menekankan
bahwa suatu tujuan atau jawaban
hanya dapat dicapai dengan satu
cara, bahwa hanya satu jawaban
yang benar terhadap suatu masalah.
Hendaknya
anak
diperbolehkan
pendapat
dan
keputusan. Hendaknya setiap anak
merasa aman untuk mencoba caracara baru dan menjajaki gagasangagasan baru di dalam kelas.
Dengan menciptakan suasana di
dalam kelas dimana setiap anak
merasa
dirinya
diterima
dan
dihargai, serta guru menunjukkan
bahwa ia percaya akan kemampuan
anak, maka akan terpupuk rasa
harga diri anak.
1. Guru menghargai kreativitas anak.
2. Guru bersikap terbuka terhadap
gagasan-gagasan baru.
3. Guru mengakui dan menghargai
adanya perbedaan individual.
4. Guru bersikap menerima dan
menunjang anak.
menjajaki beberapa cara atau jalan
5. Guru menyediakan pengalaman
belajar yang berdiferensiasi.
untuk mencapai tujuan. Kreativitas
6. Guru cukup memberikan
akan berkembang dalam suasana
struktur dalam mengajar
yang memberika kebebasan untuk
sehingga anak tidak merasa
menyelidiki. Jika anak tidak dengan
ragu-ragu tetapi di lain pihak
sendirinya melihat macam-macam
cukup luwes sehingga tidak
jalan
menghambat pemikiran, sikap,
yang
hendaknya
dapat
guru
ditempuh,
mengarahkan
dan perilaku kreatif anak.
sehingga ia dapat melihat adanya
7. Setiap anak ikut mengambil
macam-macam alternative strategi
bagian dalam merencanakan
belajar.
pekerjaan sendiri dan pekerjaan
8. Guru hendaknya dapat menciptakan
suasana
di
dalam
kelas
yang
menunjang rasa percaya diri anak
serta dimana anak merasa aman dan
berani mengambil resiko dalam
kelompok.
8. Guru tidak bersikap sebagai
tokoh yang “maha mengetahui”
tetapi menyadari
keterbatasannya sendiri.
a. Jelaslah bahwa peran
dan
Prakarya
berpengaruh
guru sangat penting,
dalam
tidak hanya dalam
pembelajaran secara maksimal.
mempengaruhi belajar
siswa selama di sekolah,
tetapi juga dalam
mempengaruhi masa
depan anak.
pencapaian
tujuan
Upaya yang dapat dilakukan
guru untuk mencapai kemandirian
siswanya antara lain memberikan
tugas dan tanggung jawab yang
sesuai dengan kemampuanya. Di
samping
KESIMPULAN
guru
juga
harus
memperhatikan minat dan bakat
Guru harus profesional di
dalam menjalankan pekerjaannya di
samping
akan
harus
selalu
dituntut
meningkatkan kualifikasinya sesuai
dengan tuntutan zaman. Tidak dapat
dipungkiri bahwa masyarakat tanpa
profesi guru tidak mungkin tercipta
suatu generasi unggul, kreatif dan
yang dimiliki siswa, yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya
Dengan menciptakan suasana di
dalam kelas dimana setiap anak
merasa
dirinya
diterima
dan
dihargai, serta guru menunjukkan
bahwa ia percaya akan kemampuan
anak, maka akan terpupuk rasa
harga diri anak.
cerdas.
Ada 5 indikator untuk jadi
guru yang hebat yaitu : kualitas diri,
integritas moral, kedalaman ilmu,
ketrampilan, komitmen.Tidak ada
anak yang bodoh, yang ada hanya
anak
yang
tidak
mendapat
kesempatan belajar dari guru yang
baik
dan
metode
yang
benar.
Kreativitas guru dalam merancang,
memilih
materi,
metode-strategi
dan
menentukan
pendekatan
dalam pembelajaran Seni Budaya
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S dan Ahmadi. 2010. Proses
Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif dalam kelas.Jakarta:
PT. Prestasi Pustaka karya.
Depdiknas ( 2002 ). Pendekatan
Kontekstual ( Contextual
Teaching and Learning (
CTL ). Jakarta : Direktorat
Pendidikan
Lanjutan
Pertama,
Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar
Menengah.
Suryana, D. 2013. Pendidikan
Anak Usia Dini: Teori dan
Praktek Pembelajaran.
Padang: UNP Press.
Suryana , D. 2016. Stimulasi dan
aspek
Perkembangan Anak.
Jakarta: Kencana
--------------.2014. Kurikulum
Pendidikanan Anak Usia
Dini
Berbasis
Perkembangan
Anak.
Jurnal Pesona : Jurnal
Pendidikan Dasar dan
Humaniora, .Vol.I No. 3,
April 2014 ISSN :2337
– 9227
----------, (2011). Program profesi
guru PAUD berbasis nilainilai 8th Habits, Prosiding
Temu ilmiah dab seminar
ilmiah
Grand Design
Program
Pendidikan
Profesi pendidik dan tenaga
Kependidikan , IBSN 978602-18148-0-2
UPI
Bandung
Kemdikbud. 2013. Implikasi
Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Nana Syaodih
Sukmadinata,pengembangan
kurikulu dan praktek,remaja
rosdakarya:Bandung
Mendikbud. 2013. Salinan
Permendikbud 81A Tahun
2013 Tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta:
Mendikbud.
Munandar, Utami. (1999).
Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Soebachman, agustina. (2014).
Saatnya Anda Menjadi Guru
Hebat. Yogyakarta : In Azna
Books
Tabrani, Pribadi. (2013). Proses
Kreasi Gambar Anak Proses
Belajar. Bandung :
Erlangga
Peramran
Menteri Pendidikan
Nasional (2009). No.58
Standu PendidiRan Anak
Usia
L)ini.
Jakarta:
Direktorat PAUD R1