KEKERASAN PADA ANAK YANG BERUJUNG TRANSG

KEKERASAN PADA ANAK YANG BERUJUNG
TRANSGENDER
Dosen :
Ir. D. J. Djoko H. Santjojo, M.Phill., Ph. D

Disusun Oleh :
Susana Maharani W.P
145090801111013

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3
2.1 Definisi Kekerasan Pada Anak...................................................................3
2.2 Faktor Penyebab Kekerasan......................................................................4
2.3 Dampak Psikologis Akibat Kekerasan........................................................5
2.4 Transgender Dari Sisi Kesehatan...............................................................6
BAB III................................................................................................................. 7
METODOLOGI...................................................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................................7
3.2 Tahapan Penelitian.................................................................................... 7
........................................................................................................................ 7
........................................................................................................................ 7
3.3 Teknik Perolehan Data.............................................................................. 8
3.4 Penentuan Informan.................................................................................. 8
3.5 Analisis Data.............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

Page | 2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanpa disadari, dalam menjalani kehidupan perlu didasari dengan cinta
dan kasih sayang. Tanpa adanya cinta dan kasih sayang akan memengaruhi
seluruh aspek kehidupan. Contohnya dalam keluarga yang menjadi hal dasar
untuk menerapkan cinta dan kasih sayang tersebut. Keluarga menjadi fondasi
dalam pembentukan karakter, pola pikir, tanggung jawab, dan membekali anak
dengan etika yang baik untuk menjadi penerus bangsa.
Keluarga yang membentuk karakter anak tanpa cinta dan kasih sayang
kini mulai marak terjadi. Mulai dari sikap orangtua yang kasar, perkataan
orangtua yang membuat anak merasa minder dan terkucilkan, pertengkaran
orangtua yang membuat anak merasa kurang perhatian dan kasih sayang, serta
banyak hal lainnya yang menggambarkan kondisi rumah tangga atau keluarga
tidak harmonis. Jika hal buruk tersebut diterima sang anak secara terus menerus,
psikologi seorang anak dapat terganggu dan banyak dampak yang akan terjadi.
Laporan ini menguraikan tentang kekerasan anak di dalam keluarga yang
akan memengaruhi psikologi dimana dampaknya akan terlihat saat beranjak
dewasa. Dampak yang akan dijelaskan ialah mengenai LGBT (Lesbian, Guy,
Biseksual, dan Transgender). Namun akan lebih fokus pada transgender. Anak

yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan kasih sayang di dalam keluarga,
akan menyesali keberadaan dirinya di dunia ini. Sehingga penyesalan itu yang
akan mengubah pola pikir anak ketika beranjak dewasa untuk mengubah
gendernya dari yang telah ditetapkan sejak lahir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor

apa saja

yang memengaruhi

psikologis

seseorang sehingga

mengakibatkan transgender? Terutama pada keluarga.
2. Bagaimana kasus transgender dari sisi kesehatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa transgender
merupakan penyakit pada psikologis seseorang.

Page | 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kekerasan Pada Anak
Pada umumnya, kekerasan mengandung makna yaitu perilaku yang
menyakiti orang lain baik psikis maupun fisik. Beberapa ahli seperti Sutanto
(2006), menurut beliau kekerasan yang dilakukan pada anak merupakan suatu
tindakan atau perilaku seseorang terhadap anak anak dimana dapat menyebabkan
penderitaan dan kematian [1].
Kekerasan terhadap anak (child abuse) tidak hanya perlakuan fisik,
mental, dan seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tanggung
jawab besar untuk melindungi dan menjaga anak-anak, namun kekerasan
terhadap anak dapat berupa pelantaran anak atau mengabaikan akan kesehatan
dan pendidikan mereka serta kekerasan yang berkaitan dengan medis (medical
abuse). Kekerasan terhadap anak secara fisik dapat dilihat dari perlakuan kasar
yang dilakukan sehingga mengakibatkan cedera atau luka. Kekerasan terhadap
anak secara psikis sangat memengaruhi perasaan korban, seperti perasaan tidak
nyaman atau merasa malu (minder). Tindakan yang memengaruhi kekerasan ini
seperti melalui perkataan kasar yang merendahkan diri seorang anak,

penyalahgunaan kepercayaan, dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan korban
merasa tidak berharga dan lemah dalam membuat keputusan [2].
Azevedo dan Viviane (2008) menguraikan beberapa bentuk kekerasan
psikologis pada anak :
a. Indifference

(tidak

peduli)

yaitu

melantarkan

anak

dengan

mengabaikan kebutuhannya, tidak merawat dan tidak melindungi, serta
kurangnya interaksi dan komunikasi yang baik

b. Humiliation (penghinaan) yaitu mengucapkan kata-kata yang tidak
sepantasnya kepada anak, seperti ejekan atau kata-kata kasar
c. Isolation (mengisolasi) yaitu melarang anak untuk berinteraksi dengan
lingkungan
d. Rejection (penolakan) yaitu menolak kehadiran sang anak, tidak
menghargai pendapat atau prestasi anak, dan mendeskriminasikannya
e. Terror (teror) yaitu membuat sang anak merasa takut atau khawatir [2].

Page | 4

Menurut Bagong Suyanto (2010), kekerasan pada anak tidak asing lagi di
telinga masyarakat dan merupakan masalah yang serius. Sebuah studi Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) mencatat data peningkatan kekerasan
terhadap anak secara kuantitatif, dimana pada tahun 1994 terdapat 172 kasus
kekerasan, pada tahun 1995 terdapat 421 kasus, dan pada tahun 1996 terdapat
476 kasus [1].
Komisi Nasional Perlindungan Anak juga menyatakan pada Januari
sampai April 2014 tercatat sebanyak 450 kasus kekerasan pada anak. Kasus
kekerasan pada anak yang tercatat pada tahun 1994 sampai 2014 terus meningkat.
Setiap anak memiliki hak untuk merasakan aman, nyaman, dan dapat menikmati

masa kecil mereka dengan bahagia. Maka dari itu, perlu tindak lanjut yang lebih
tegas terhadap kasus ini [1].
2.2 Faktor Penyebab Kekerasan
Menurut Bockting (2008), transgender merupakan kondisi dimana
seseorang mengalami kesenjangan baik fisik maupun psikis, terutama terkait
dengan identitas seks. Menurut Setyanti (2011), pria transgender (waria) yang
hidup dan menetap di Indonesia merupakan bagian dari warga Negara Indonesia
seperti makhluk sosial normal lainnya. Namun ada yang berbeda yaitu mereka
mengalami perlakuan diskriminatif. Perlakuan tersebut dapat dilakukan oleh
pihak

keluarga,

lingkungan

pendidikan,

tindakan

pelecehan,


tindakan

ketidakaadilan, dan sebagainya [3].
Berdasarkan penelitian Clements-Nolle et.al. (2001) di San Fransisco,
membuktikan bahwa 62% dari transwoman menderita depresi. Seorang
transgender menderita tekanan emosional dan pada dasarnya tidak tertarik akan
seksual biologis mereka (Transgender Identity Affirmation and Mental Health
Vol.6,2002). Menurut Siswanto (2007), perlakuan yang salah saat masih anakanak dapat menimbulkan trauma yang dapat mengakibatkan efek jangka pendek
maupun jangka panjang pada seseorang [4].
Lingkup yang lebih kecil dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
anak yaitu pada lingkungan keluarga. Menurut Choirunnisa (2008), orangtua
tanpa disadari pernah mengucapkan kata-kata yang merendahkan anak,
meremehkan kemampuan anak, dan kata-kata menyakitkan lainnya. Hal ini
termasuk kekerasan verbal yang akan memberikan dampak jangka panjang
Page | 5

terhadap perasaan anak serta memengaruhi citra diri mereka. Kata-kata negative
yang diucapkan orangtua akan tersimpan dalam memori anak, membuat mereka
berpikir dan menganggap diri mereka demikian seperti yang dikatakan

orangtuanya[5].
Terdapat 2 faktor yang menyebabkan kekerasan pada anak, antara lain
faktor masyarakat dan faktor keluarga. Faktor masyarakat seperti kemiskinan,
urbanisasi

dimana

terdapat

kesenjangan

pendapatan

antar

penduduk,

ketergantungan obat, dan lingkungan kriminalitas yang tinggi. Sedangkan faktor
keluarga seperti hubungan keluarga yang tidak harmonis, tidak saling menghargai
antar anggota keluarga,dan kurangnya komunikasi yang baik antar anggota

keluarga[5].
2.3 Dampak Psikologis Akibat Kekerasan
Menurut Wiramihardja (2005:16), struktur keluarga yang patogenik dan
trauma pada masa anak-anak merupakan faktor penyebab psikologis yang dapat
memengaruhi gangguan mental. Keluarga yang patogenik merupakan keadaan
keluarga yang sering terjadi pertengkaran orangtua di dalamnya sehingga anak
kurang merasakan kasih sayang. Trauma pada masa anak anak merupakan
perlakuan yang salah saat anak-anak dan memberikan dampak saat dewasa[4].
Menurut Lukluk (2008:44), individu yang memiliki peilaku abnormal
merupakan suatu penyimpangan norma statistic, norma social, perilaku
maladaptive dan distress pribadi. Perilaku abnormal tersebut dapat dipengaruhi
oleh lingkungan social yang tidak menguntungkan atau dari pengalaman yang
tidak baik. Salah satu perilaku abnormal yaitu gangguan identitas gender[4].
2.4 Transgender Dari Sisi Kesehatan
Pada transgender terdapat dua istilah , yaitu transwoman dan transman.
Transwoman

merupakan

laki-laki


yang

mengubah

gendernya

menjadi

perempuan. Sedangkan transman merupakan perempuan yang mengubah gender
menjadi laki-laki. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization)
mendefinisikan sehat sebagai “a state of complete physical, mental and social
well-being and not merely the absence of disease or infirmity”, artinya keadaan
sehat secara fisik, mental, dan juga kehidupan social. Sehingga, individu yang
mengalami gangguan identitas gender seperti transwoman atau transman
Page | 6

termasuk tidak sehat dalam aspek mental dan kehidupan social meskipun secara
fisik tidak memiliki gangguan. Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP)
terkait prevalensi HIV di Indonesia pada tahun 2007, menunjukkan bahwa 34%
waria di Jakarta dinyatakan HIV positif (www.resep.web.id/kesehatan). Pada
kasus yang sama di lokasi berbeda yaitu di Propinsi Maluku, kelompok waria
(transeksual) merupakan kelompok dengan persentase tertinggi pengidap HIV
positif dan AIDS yaitu mencapai 55% dari 626 kasus (www.antarasulawesiselatan.com). Penularan IMS dan HIV/AIDS di kalangan waria sangat
tinggi. Prevalensi IMS jenis gonore mencapai 55% di Bandung. Selain itu,
prevalensi

sifilis

di

kalangan

waria

di

Surabaya

mencapai

30%

(http://aidsindonesia.or.id/news)[4].

Page | 7

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 minggu yaitu dari
27 November 2016 sampai 24 Desember 2016. Sedangkan tempat pelaksanaan
penelitian yaitu banyak dilakukan di perpustakaan atau ruang baca karena lebih
banyak studi literature dari jurnal maupun buku-buku yang berkaitan dengan
topic penelitian.
3.2 Tahapan Penelitian

Penyusunan
proposal

Laporan
Penelitian

Penentuan deadline
pelaksanaan penelitian
dan menyusun pertanyaan

Analisis
Data

Penentuan
Informan dan
lokasi
penelitian

Pelaksanaan pengisian
kuesioner dan studi
literature serta
pengumpulan data

3.3 Teknik Perolehan Data
Metode perolehan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian
kuesioner baik secara online maupun offline dan melalui studi literature buku,
jurnal dan artikel kisah nyata seorang transgender.
3.4 Penentuan Informan
Informan yang akan dipilih yaitu beberapa mahasiswa Universitas
Brawijaya.

Page | 8

3.5 Analisis Data
Data yang telah diperoleh disusun sedemikian rupa sesuai tujuan dan
penelitian berdasarkan topic yang kemudian data tersebut dibandingkan
kesesuaiannya dengan teori yang ada.

Page | 9

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian

Grafik 4.1.1 Grafik kuesioner

Grafk Kuesioner
120
100
80
60
40
20
0

Ya
Tidak

Q1 Q2 Q3

Pertanyaan :
Q1 = Pentingnya peran orangtua dalam perkembangan psikologis anak
Q2 = Peran lingkungan sosial memengaruhi psikologis anak
Q3 = Transgender dapat terjadi terhadap anak yang pernah mengalami
kekerasan

Page | 10

Keterangan :
78,7% dari 75 orang responses memilih bahwa transgender merupakan penyakit
psikologis.
4.2 Pembahasan
Data penelitian yang diperoleh dengan kuesioner dan studi literature
sangat berkesinambungan. Peran orangtua dalam keluarga sangat memengaruhi
perkembangan psikologis anak juga lingkungan social. Keluarga sangat penting
karena menjadi pondasi dasar dan merupakan suatu lingkup kecil dimana seorang
anak lebih banyak berada didalamnya. Sesuai teori yang dipaparkan bahwa
kekerasan yang terjadi pada anak tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikis.
Kekerasan bentuk apapun dapat menimbulkan trauma pada anak. Pernyataan ini
sesuai dengan teori dan data kuesioner. Pada teori diatas dijelaskan bahwa Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai “a
state of complete physical, mental and social well-being and not merely the
absence of disease or infirmity”, artinya keadaan sehat secara fisik, mental, dan
juga kehidupan social. Sehingga, individu yang mengalami gangguan identitas
gender seperti transwoman atau transman termasuk tidak sehat dalam aspek
mental dan kehidupan social meskipun secara fisik tidak memiliki gangguan.
Sehingga, teori ini sesuai dengan data yang diperoleh melalui kuesioner bahwa
transgender merupakan suatu penyakit psikologis. Penyakit psikologis terhadap
anak yang dibahas dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang kekerasan
secara verbal dan perlakuan diskriminatif yang memengaruhi mental seorang
anak sehingga dapat mengakibatkan trauma pada masa yang akan datang. trauma
tersebut juga dapat

mengakibatkan keinginan seseorang untuk mengubah

gendernya.
Page | 11

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transgender merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin
yang ditetapkan saat lahir. Transgender merupakan keadaan individu yang tidak
sehat dalam aspek mental dan kehidupan social. Sehingga berdasarkan teori dapat
disimpulkan bahwa transgender merupakan penyakit psikologis.
5.2 Saran
Alangkah baiknya penelitian ini dilakukan dengan keberanian mencari
lebih banyak informasi dari kisah nyata, buku, dan jurnal.

Page | 12

DAFTAR PUSTAKA
[1]

“3053-7957-1-PB.pdf.” .

[2]

B. A. B. Ii, “child abuse and neglect,” 2002.

[3]

F. I. Pendidikan, U. N. Surabaya, and M. Syafii, “Abstrak,” pp. 1–6, 2010.

[4]

D. P. Parendrawati and A. Pendahuluan, “Aspek kejiwaan kelompok
transgender dan transeksual,” pp. 1–7, 2008.

[5]

P. Kebidanan and A. Kebidanan, “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MELAKUKAN KEKERASAN VERBAL
TERHADAP ANAK USIA PRA - SEKOLAH Yuni Fitriana, Kurniasari Pratiwi,
Andina Vita Sutanto,” vol. 14, no. 1, pp. 81–93, 2015.

Page | 13

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25