ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI
MENTAL
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : M.Tarisia Rini, S.Kep,.Ners,M.Kes
Disusun oleh:
1.Deko Pirnando (30.01.1200)
2.Nyoman Lusiawati (30.0.12.0033)
3.Renalia Sari Nastiti (30.01.12.00)
4.Sariah Damayanti ( 30.01.12.00)
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental”. Dengan harapan makalah ini dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempelajari mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan anak yang berkaitan dengan
retardasi mental pada anak. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keperawatan anak secara meluas.
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Palembang,
Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................
i
KATA PENGANTAR........................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Medis...........................................................
4
2.1.1 Pengertian..................................................................
4
2.1.2 Etiologi......................................................................
5
2.1.3 Manisfestasi Klinik...................................................
6
2.1.4 Patofisiologi..............................................................
6
2.1.5 Klasifikasi.................................................................
7
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ...........................................
10
2.1.7 Pencegahan................................................................
11
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................
12
2.1.9 Komplikasi................................................................
14
2.1.10.Perencanaan Pulang ...............................................
15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.............................................
15
2.2.1 Pengkajian Keperawatan...........................................
15
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................
17
2.2.3 Intervensi Keperawatan.............................................
17
2.2.4 Implementasi Keperawatan.......................................
20
2.5.5 Evaluasi Keperawatan...............................................
21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................
22
3.2 Saran....................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) atau di sebut juga
oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata –
rata disertai dengan kekurangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri
(berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun atau keadaan
dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang
secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat
daripada anak lain.
Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk
berbicara, berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan
makan. Mereka punya masalah belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu
akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang mereka tidak bisa
pelajari.Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar
terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental
berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah
70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena
0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan
sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia
1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena
retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak
sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5
kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.Sehingga
retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan
masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya
masih merupakan masalah yang tidak kecil. Dari penjelasan tersebut, penulis
tertarik untuk membuat makalah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari retardasi mental ?
2) Apa etiologi dari retardasi mental ?
3) Bagaimana manisfestasi klinik dan patofisologi dari retardasi mental pada
anak?
4) Apa pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada anak dengan
retardasi mental ?
5) Bagaimana penatalaksanaan dari anak dengan retardasi mental ?
6) Apa saja komplikasi yang terjadi pada anak dengan retardasi mental ?
7) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental ?
1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
Mengetahui konsep dasar medis dan asuhan keperawatan pada
anak dengan retardasi mental .
1.3.2.Tujuan Khusus
1) Mengetahui landasan teori dari anak dengan retardasi mental
(pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, prognosis, komplikasi, dan penatalaksanaan)
2) Mengetahui WOC pada anak dengan retardasi mental .
3)
Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental secara efisien dan tepat dengan peka budaya serta
menghargai sumber-sumber etnik, agama, atau faktor lain dari
setiap klien yang unik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.KONSEP DASAR MEDIS
2.1.1Pengertian
American Association on Mental Deficiency(AAMD)membuat definisi
retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu
penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa
perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal
penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi
intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan.
Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya rendahnya
( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
motorik dan sosial. ICG ( WHO, 1992 )
Menurut Crocker AC 1983, retadarsi mental adalah apabila jelas terdapat
fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian
perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi
pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari:
a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social
2.1.2 Etiologi
Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :
a. Penyebab Organik
1). Faktor prenatal :
a) Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)
b) Kelainan genetik/herediter
c) Intoksikasi
d) Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
2). Faktor Perinatal :
a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :
a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif
b. Penyebab non organik
a) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b) Sosial cultural
c) Interaksi anak kurang
d) Penelantaran anak
c. Penyebab lain :
Keturunan,pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain
Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat
dengan deviasi
psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak
FKUI, Jakarta )
2.1.3. Manisfestasi Klinik
a. Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar
atau lebih kecil dari ukuran normal )
e. Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
2.1.4 Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup seharihari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif :
berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
2.1.5 Klasifikasi
Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural
Disorders , WHO, Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan
yaitu :
a. Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental
dapat dididik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi
masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk
wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri
sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol
saluran
cerna
dan
kandung
kemih),
meskipun
tingkat
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan
utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak
yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks
sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka
tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan
sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak
mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau
kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.
a. Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat
dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan
per kembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian
akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa
diantaranya mem- butuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan
di sekolah terbatas, sebagian masih ssbisa belajar dasar- dasar membaca,
menulis dan berhitung.
b. Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi
mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan
keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi
mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna
atau adanya defisit neurologis. Kelompok retardasi mental berat ini
hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis,
penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama
adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan
motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.
c. Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ
MENTAL
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : M.Tarisia Rini, S.Kep,.Ners,M.Kes
Disusun oleh:
1.Deko Pirnando (30.01.1200)
2.Nyoman Lusiawati (30.0.12.0033)
3.Renalia Sari Nastiti (30.01.12.00)
4.Sariah Damayanti ( 30.01.12.00)
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN PERDHAKI CHARITAS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental”. Dengan harapan makalah ini dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempelajari mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan anak yang berkaitan dengan
retardasi mental pada anak. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga
untuk menambah wawasan tentang pengetahuan keperawatan anak secara meluas.
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun
pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Palembang,
Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................
i
KATA PENGANTAR........................................................................
ii
DAFTAR ISI......................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Medis...........................................................
4
2.1.1 Pengertian..................................................................
4
2.1.2 Etiologi......................................................................
5
2.1.3 Manisfestasi Klinik...................................................
6
2.1.4 Patofisiologi..............................................................
6
2.1.5 Klasifikasi.................................................................
7
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ...........................................
10
2.1.7 Pencegahan................................................................
11
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................
12
2.1.9 Komplikasi................................................................
14
2.1.10.Perencanaan Pulang ...............................................
15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.............................................
15
2.2.1 Pengkajian Keperawatan...........................................
15
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................
17
2.2.3 Intervensi Keperawatan.............................................
17
2.2.4 Implementasi Keperawatan.......................................
20
2.5.5 Evaluasi Keperawatan...............................................
21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................
22
3.2 Saran....................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) atau di sebut juga
oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata –
rata disertai dengan kekurangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri
(berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun atau keadaan
dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak
lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang
secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat
daripada anak lain.
Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk
berbicara, berjalan, dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan
makan. Mereka punya masalah belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu
akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang mereka tidak bisa
pelajari.Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar
terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental
berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah
70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena
0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan
sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).
Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia
1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena
retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan
dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak
sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5
kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan.Sehingga
retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan
masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya
masih merupakan masalah yang tidak kecil. Dari penjelasan tersebut, penulis
tertarik untuk membuat makalah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari retardasi mental ?
2) Apa etiologi dari retardasi mental ?
3) Bagaimana manisfestasi klinik dan patofisologi dari retardasi mental pada
anak?
4) Apa pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada anak dengan
retardasi mental ?
5) Bagaimana penatalaksanaan dari anak dengan retardasi mental ?
6) Apa saja komplikasi yang terjadi pada anak dengan retardasi mental ?
7) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental ?
1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
Mengetahui konsep dasar medis dan asuhan keperawatan pada
anak dengan retardasi mental .
1.3.2.Tujuan Khusus
1) Mengetahui landasan teori dari anak dengan retardasi mental
(pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, prognosis, komplikasi, dan penatalaksanaan)
2) Mengetahui WOC pada anak dengan retardasi mental .
3)
Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi
mental secara efisien dan tepat dengan peka budaya serta
menghargai sumber-sumber etnik, agama, atau faktor lain dari
setiap klien yang unik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.KONSEP DASAR MEDIS
2.1.1Pengertian
American Association on Mental Deficiency(AAMD)membuat definisi
retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu
penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa
perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal
penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi
intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan.
Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya rendahnya
( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
motorik dan sosial. ICG ( WHO, 1992 )
Menurut Crocker AC 1983, retadarsi mental adalah apabila jelas terdapat
fungsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian
perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi
pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari:
a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social
2.1.2 Etiologi
Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :
a. Penyebab Organik
1). Faktor prenatal :
a) Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)
b) Kelainan genetik/herediter
c) Intoksikasi
d) Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
2). Faktor Perinatal :
a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :
a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif
b. Penyebab non organik
a) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b) Sosial cultural
c) Interaksi anak kurang
d) Penelantaran anak
c. Penyebab lain :
Keturunan,pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain
Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat
dengan deviasi
psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak
FKUI, Jakarta )
2.1.3. Manisfestasi Klinik
a. Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar
atau lebih kecil dari ukuran normal )
e. Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
2.1.4 Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup seharihari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif :
berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
2.1.5 Klasifikasi
Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural
Disorders , WHO, Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan
yaitu :
a. Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental
dapat dididik (educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi
masih mampu menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk
wawancara klinik. Umumnya mereka juga mampu mengurus diri
sendiri secara independen (makan, mencuci, memakai baju, mengontrol
saluran
cerna
dan
kandung
kemih),
meskipun
tingkat
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan
utama biasanya terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak
yang bermasalah dalam membaca dan menulis. Dalam konteks
sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan akademik, mereka
tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dan
sosial, akan terlihat bahwa mereka mengalami gangguan, misal tidak
mampu menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak, atau
kesulitan menyesuaikan diri dengan tradisi budaya.
a. Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat
dilatih (trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan
per kembangan pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian
akhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
ketrampilan motor juga mengalami keterlambatan, dan beberapa
diantaranya mem- butuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuan
di sekolah terbatas, sebagian masih ssbisa belajar dasar- dasar membaca,
menulis dan berhitung.
b. Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34
Kelompok retardasi mental berat ini hampir sama dengan retardasi
mental sedang dalam hal gambaran klinis, penyebab organik, dan
keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi
mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang bermakna
atau adanya defisit neurologis. Kelompok retardasi mental berat ini
hampir sama dengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran klinis,
penyebab organik, dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan utama
adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan
motor yang bermakna atau adanya defisit neurologis.
c. Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ