PENURUNAN MINAT BACA PADA SISWA

MAKALAH
KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA
“PENURUNAN MINAT BACA PADA SISWA”
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan
Bersastra Indonesia di Sekolah Dasar
oleh :
Fitria Isnaini 1401413004
140240001

Dosen Pengampu : Drs. Suwandi, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR

BELAKANG


Membaca adalah kegiatan seseorang dengan menggunakan pengamatan
melalui mata untuk menterjemahkan dan menginterprestasikan tanda atau
lambang di atas kertas atau bahan lainnya. Kebiasaan membaca perlu dimulai
dari usia dini sejak di rumah, di sekolah dasar, sekolah menengah pertama
dan atas hingga perguruan tinggi. Tanpa kebiasaan membaca, maka akan
sangat

sulit

untuk menguasai

ilmu

pengetahuan dan teknologi yang

kesemuanya berada dalam buku-buku.
Membaca merupakan salah satu hal yang seharusnya wajib bagi semua
orang, terutama untuk siswa. Karena dengan membaca kita akan
mendapatkan informasi yang tentunya berguna untuk kita. Tapi pada jaman

sekarang jarang kita temui siswa yang setiap harinya membaca.
Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca terutama siswa kita
memang sangat memprihatinkan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000
menunjukkan bahwa kualitas membaca siswa Indonesia menduduki urutan ke
29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Padahal
buku adalah jendela dunia. Lewat sebuah buku kita bisa mendapat banyak
pengetahuan, sayangnya kebiasaan membaca di kalangan siswa mulai luntur.
Persoalan minat baca pada siswa adalah masalah yang klasik. Berbagai
upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada
kenyataannya, minat baca siswa masih begitu rendah.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dan manfaat membaca.
2. Mengetahui fakor penyebab rendahnya minat baca siswa.
3. Mengetahui dampak dari rendahnya minat baca bagi diri sendiri,
masyarakat, Bangsa dan Negara.
4. Mengetahui solusi agar siswa gemar membaca buku.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dan manfaat membaca itu?

2. Apa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa?

3.

Apa dampak dari rendahnya minat baca bagi diri sendiri, masyarakat

Bangsa dan Negara?
4. Apa saja solusi agar siswa gemar membaca buku?
D. ALASAN
1. Kurangnya minat baca pada siswa yang berakibat kurangnya informasi
atau ilmu yang dimiliki siswa.
2. Pada jaman sekarang siswa-siswi malas untuk membaca buku, yang
menyebabkan kurang berkembangnya pola pikir mereka karena
keterbatasan mereka tentang pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DAN MANFAAT MEMBACA
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun

hanya dalam hati).
b. Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu
proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan
akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang
tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
c. Gorys Keraf (1996: 24), membaca adalah suatu proses yang kompleks
meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca juga dapat
diartikan sebagai proses pemberian makna simbol-simbol visual.
Membaca merupakan kegiatan menerima akan tetapi, untuk mendapatkan
pemahaman yang baik dan menyeluruh, kita tidak melakukannya dengan
berpasrah diri. Untuk memperoleh itu, kita secara aktif bekerja mengolah teks
bacaan menjadi bahan yang bermakna. Bahkan bukan hanya pemahaman yang
di tuntut dalam membaca, melainkan juga penggolahan bahan bacaan secara
kritis dan kreatif. Membaca bukan hanya proses mengingat, melainkan juga
proses kerja mental yang melibatkan Aspek-Aspek berpikir kritis dan kreatif.
Kita tahu bahwa buku adalah jendela dunia, untuk mengetahu isi sebuah

buku kita perlu memiliki kemampuan membaca. Banyak sekali manfaat yang
akan didapat dengan membaca. Manfaat dari membaca adalah :
a. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
b. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.
c. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan
kefasihan dalam bertutur kata.

d. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara
berpikir.
e. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori
dan pemahaman.
f. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari
pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan
kecerdasan para sarjana.
g. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya
baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk
mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.
h. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang
bermanfaat, terutama buku yang ditulis oleh penulis muslim yag saleh.
Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh

kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari
kejahatan.
i. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari
keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
j. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan
kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang
tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat.
2. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
Rendahnya minat baca pada siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,
diantaranya sebagai berikut :
a. Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca siswa
tergolong rendah karena sarana dan prasarana pendidikan khususnya
perpustakaan dengan buku-bukunya belum mendapat prioritas dalam
penyelenggaraannya. Sedangkan kegiatan membaca membutuhkan adanya
buku-buku yang cukup dan bermutu serta eksistensi perpustakaan dalam
menunjang proses pembelajaran.

Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca

adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca
dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru,
dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada
anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu
pengetahuan,

melatih

berfikir

kritis,

menganalisis

persoalan,

dan

sebagainya.
b. Kurangnya Pengelolaan Perpustakaan dan Koleksi Buku

Di hampir semua sekolah pada semua jenis dan jenjang pendidikan,
kondisi perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan
prasarana pendidikan. Perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi.
Jumlah buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan
membaca sebagai basis pendidikan, serta peralatan dan tenaga yang tidak
sesuai dengan kebutuhan. Padahal perpustakaan sekolah merupakan sumber
membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Kemajuan Teknologi
Minat baca siswa yang rendah dewasa ini disebabkan oleh

faktor,

perkembangan teknologi dan pusat-pusat informasi yang lebih menarik,,
perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment), acara televisi.
Sehingga

status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan

dalam pandangan siswa sangat rendah. Hal ini secara lebih luas, dengan

menengok sendi-sendi budaya masyarakat yang pada dasarnya kurang
mempunyai landasan budaya baca, atau pewarisan secara intelektual.
Masyarakat dalam memberitakan sesuatu termasuk cerita-cerita terdahulu
lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar budaya lisan itulah
yang agaknya menjadi salah satu sebab lemahnya budaya baca masyarakat,
termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi dan ilmu pengetahuan.

d. Kurangnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi
keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang
tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain
itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap
kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep
pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait
dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat
membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada
atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah.
Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan.
Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak

lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku.
Dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang
berminat untuk membaca. Seperti kondisi beberapa informan anak yang
bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagian besar waktu dalam
sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu
luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang
mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu,
mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.
e. Warisan Budaya membaca
Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang. Kita
hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara
verbal atau lisan yang diceritakan oleh orang tua, nenek, dan tokoh
masyarakat. Sehingga tidak ada pembelajaran secara tertulis yang dapat
menimbulkan kebiasaan membaca.
Kebiasaan membaca dipengaruhi oleh faktor determinisme genetic,
yakni warisan orangtua. Seseorang yang gemar membaca dibesarkan dari
lingkungan yang cinta membaca. Lingkungan terdekatnya inilah yang akan
mempengaruhi seseorang untuk mendekatkan diri pada bacaan, jadi
seseorang tidak suka membaca karena memang sejak kecil dibesarkan oleh
orangtua yang tidak pernah mendekatkan dirinya pada bacaan.


Di negara maju, seperti Jepang, budaya membaca adalah suatu
kebiasaan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakatnya. Ibarat
sandang, pangan dan papan, membaca merupakan bagian dari kehidupan
mereka tiap harinya. Sajidiman Surjohadiprojo (1995), ketika menjabat
sebagai duta besar Jepang mengatakan bahwa yang paling membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa Jepang adalah kemampuan adaptifnya,
termasuk kemampuan membaca dan mempelajari budaya bangsa lain. Tidak
akan dijumpai orang Jepang melamun dan mengobrol di kereta api bawah
tanah, kegiatan mereka kalau tidak tidur tentu membaca.
f. Sistem pembelajaran di Indonesia
Sistem pembelajaran di Indonesia telah membuat siswa cenderung
pasif dan hanya mendengarkan guru mengajar di kelas daripada mencari
informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di sekolah dengan
membaca buku sebanyak-banyaknya. Misalnya saja PR yang diberikan oleh
guru, kebanyakan PR tersebut berbentuk mengerjakan soal-soal di buku
paket atau LKS. Berarti hanya melanjutkan tugas dan soal yang belum
selesai dikerjakan di sekolah. Sebaiknya PR yang diberikan lebih berbentuk
sebuah proyek yang menyenangkan, dimana anak dituntut untuk banyak
membaca dari berbagai literatur. Wawasan mereka lebih berkembang
sehingga perlahan akan terbina iklim membaca. Membaca bukan dianggap
sebagai hal yang membosankan dan tidak menarik, melainkan sebagai hal
menyenangkan bagi siswa.
Rendahnya minat baca siswa, tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas
dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling
berhubungan. Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat
yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat
baca siswa karena serbuan media informasi dan hiburan elektronik. Sementara
di pelosok desa, siswa lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab, di
sana lingkungan/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi
atau menonton acara televisi dari pada membaca.

3. DAMPAK DARI RENDAHNYA MINAT BACA BAGI DIRI SENDIRI,
MASYARAKAT BANGSA DAN NEGARA
Rendahnya minat baca dapat bedampak kurang buruk, baik bagi diri
sendiri, masyarakat bangsa dan Negara.
a. Bagi Diri Sendiri
Buruknya kemampuan membaca siswa berdampak pada kekurangnya
kemampuan mereka dalam penguasan bidang ilmu pengetahuan dan
matematika, menurunya prestasi yang diraih, dan menyebabkan buta huruf.
Selain itu, penurunan minat baca dari kalangan siswa itu mengakibatkan,
rata-rata nilai Ujian Nasinal yang diujikan pada setiap sekolah di bawah
standar minimal kelulusan, dan hanya beberapa mata pelajaran saja yang
nilanya di atas standar minimal kelulusan.
b. Bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara
Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa, maka dalam
persaingan global kita akan selalu ketinggalan dengan sesama negara
berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Kita tidak akan
mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan
dan lainnya selama SDM kita tidak kompetitif, karena kurangnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan
kemampuan membaca. Penurunan minat membaca juga berpengaruh
terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia yang menduduki urutan ke-46 di
dunia, di bawah Singapura (2), Malaysia (27), Filipina (32) dan Thailand
(34). Sedangkan, kualitas SDM Indonesia berdasar Indeks Pembangunan
Manusia oleh PBB (UNDP) 2000, menduduki urutan ke-109, terendah
dibanding sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam (108), Jepang (9),
Singapura (24), Brunei (32), Malaysia (61), Thailand (76) dan Filipina (77).
4. CARA MENINGKATKAN KEGEMARAN SISWA MEMBACA BUKU

a. Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum
Sistem Pendidikan Nasional yang diatur dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 diharapkan dapat memberikan arah agar tujuan
pendidikan di tanah air semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan

potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era
globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam
kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan harus
memenuhi beberapa prinsip antara lain :

 Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat.

 Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung.
Kedua prinsip di atas harus saling bergayut. Artinya dalam proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, harus diisi
dengan kegiatan pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung.
Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi khususnya dalam Bahan
Kajian Bahasa Indonesia harus memuat kegiatan pengembangan budaya
membaca dan menulis dengan alokasi waktu yang cukup memberi
kesempatan banyak untuk membaca.
Demikian pula dalam bahan kajian seni dan budaya, cakupan kegiatan
menulis harus jelas dan berimbang dengan kegiatan menggambar/melukis,
menyanyi dan menari. Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi
prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan
Budaya, tetapi hendaknya juga secara implisit harus tercantum dalam
Bahan-bahan Kajian lainnya.

b. Paradigma Tenaga Kependidikan
Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga
kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju
“membaca” sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat.
Setiap guru, dosen dalam semua bahan kajian harus dapat memainkan
perannya sebagai motivator agar para peserta didik bergairah untuk banyak
membaca buku-buku penunjang kurikulum pada bahan kajian masingmasing. Misalnya dengan memberi tugas-tugas rumah setiap kali selesai
pertemuan dalam proses pembelajaran. Dengan sistem reading drill secara
kontinu maka membaca akan menjadi kebiasaan peserta didik dalam belajar.

Pustakawan pada perpustakaan sekolah yang didukung oleh para guru
kelas sedapat mungkin harus dapat menciptakan “kemauan” para peserta
didik untuk banyak membaca dan meminjam buku-buku di perpustakaan.
Sistem promosi perpustakaan harus diadakan dan diprioritaskan secara
kontinu agar perpustakaan dikenal apa fungsi, arti, kegunaan dan fasilitas
yang dapat diberikannya. Tanpa promosi perpustakaan yang gencar,
mustahil orang akan mengenal dan tertarik untuk datang ke perpustakaan.

c. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dengan Baik
Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting
untuk menunjang proses belajar mengajar. Jika dikaitkan dengan proses
belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan
yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan
perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara
fisik maupun mental dalam proses belajar (Darmono, 2001:2). Perpustakaan
sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar
mengajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan harus dapat
memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai
tujuan pendidikan di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah secara
maksimal, diharapkan dapat mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa
dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari
sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu.
Kebiasaan membaca buku yang dilakukan oleh siswa, akan
meningkatkan pola pikirnya sehingga perlu dijadikan aktivitas kegiatan
sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan
pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sumber belajar siswa baik dalam
proses kegiatan belajar mengajar secara formal maupun non formal untuk
membantu sekolah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah
tersebut.

Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk
meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi
perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya
perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi
perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik
minat siswa untuk membaca.

d. Motivasi Guru dan Keluarga
Pada dasarnya, pihak sekolah / guru bertanggungjawab ikut
menumbuhkan minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas
siswa akan muncul. Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui
budaya belajar yang menekankan pada memahami materi.
Selain itu, juga keluarga harus mendukung, terutama dari orang tua
anak-anak yang harus mencontohkan kegemaran membaca kepada anakanak mereka. Selain itu, orang tua juga harus memperhatian dan mengawasi
terhadap kegiatan anak-anaknya. Sementara terkait dengan fasilitas,
ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dipenuhi agar membuat anak
berminat pada kegiatan membaca karena sumber bacaan yang tersedia di
rumah.

BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Pada satu sisi rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca masyarakat
kita disebabkan rendahnya minat baca, di sisi lain rendahnya kebiasaan dan
kemampuan membaca tidak mengondisikan kedalaman pengetahuan dan
keluasan wawasan. Di samping itu, rendahnya kebiasaan dan kemampuan
membaca berpotensi menurunkan angka melek huruf yang secara langsung
menentukan kualitas bangsa.
2. SARAN
Kalau bangsa ini mau maju dan lebih berkualitas maka harus ada upayaupaya yang lebih konkret baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk
mendongkrak minat baca siswa. Meskipun hal ini sangat tidak mudah akan
tetapi harus dilakukan. Solusi untuk meningkatkan minat baca, dengan
mengeksplorasi sesutu yang mengandung keragaman budaya, bahasa, musik,
alat

permainan,

hingga

dongeng.

Sudah

saatnya

kita

kembalikan

karakterbangsa yang positif melalui buku-buku bacaan yang dihadirkan kepada
anak-anak penerus bangsa.

Daftar Pustaka
Munir

misbahul.

2013.

Pengertian

membaca

menurut

beberapa

ahli.

http://sukamembaca01.blogspot.com/2013/08/pengertian-membaca-menurutbeberapa-ahli.html diunduh pada 10 April 2014.
Ilham Akbarrianto. 2012. Faktor Pengaruh Menurunnya Minat Membaca.
http://tatanamon.blogspot.com/2012/02/faktor-pengaruh-menurunnyaminat.html diunduh pada 10 April 2014.
Novianty. 2014. Rendahnya Minat Baca Siswa.
http://www.slideshare.net/novilalala/rendahnya-minat-baca-siswa-29921050
diunduh pada 11 April 2014.
Dini

Susanti.

2013.

Penyebab

Rendahnya

Minat

Baca.

http://unai-

kirei.blogspot.com/2013/09/penyebab-rendahnya-minat-baca-di.html diunduh
pada 11 April 2014.
PIPEBI

Solo.

2010.

Kiat

Sederhana

Meningkatkan

Minat

Baca.

http://pipebisolo.blogspot.com/2010/07/kiat-sederhana-meningkatkan-minatbaca.html diunduh pada 12 April 2014.
Evi Evani. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Membaca di Kalangan Pelajar.
http://prezi.com/ybw_sbmdkhxk/upaya-meningkatkan-minat-membaca-dikalangan-pelajar/ diunduh pada 12 april 2014.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25