HARGA DIRI PADA ORANG DENGAN HIVAIDS ODH

HARGA DIRI PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)
DI VIOLET COMMUNITY YOGYAKARTA (STUDI KASUS)
Despita Pramesti *
aryo_desphita@yahoo.co.id
ABSTRACT
Background: Source of stress which resulted in people with HIV / AIDS (ODHA) is the high rate of
death caused by this disease and especially society's view of people with HIV / AIDS (ODHA) so this
will affect the self-esteem of people with HIV / AIDS (ODHA) .
Objective: Observe the description of self-esteem of people with HIV / AIDS (ODHA) and the
factors that affect the self-esteem of people with HIV / AIDS (ODHA) in Yogyakarta community
Violet.
Methods: The use of non-experimental research exploratory descriptive study design with qualitative
methods. Type the sampling is purposive sampling by taking a subject of study of people with HIV /
AIDS in the Community Violet Yogyakarta about 20 people. 5 ODHA taken as respondents.
Conclution: The results of this study indicate that the picture self-esteem of people with HIV / AIDS
(ODHA) in the criteria feeling accepted, respected and competent 5 respondents indicated a high level
of self-esteem. And the feeling of valuable criteria 1 respondent indicated a high level of self-esteem
and 4 respondents indicated a low level of self-esteem. Factors affecting the formation of self-esteem
of people with HIV / AIDS (ODHA) in Violet community due to the conditions of acceptance of the
individual as well as the advantages and disadvantages of himself, success, respect from others, the
support of fellow sufferers of HIV / AIDS, and support from the community.

Keyword: People with HIV / AIDS (ODHA), Self-esteem, Violet community

*Despita Pramesti, S.Kep.Ns., M.Kes

Kebijakan pemerintah

PENDAHULUAN
Diperkirakan 40 juta pengidap

tentang

HIV/AIDS ini yaitu Peraturan Presiden

AIDS atau HIV di dunia sekitar 7,4

Republik

juta tinggal di Asia dan Pasifik. Satu

2006 tentang Komisi Penanggulangan


juta

AIDS Nasional yang tertera pada pasal

diantaranya

penyakit

yang

akan
belum

terserang
ditemukan

Indonesia

No. 75


3 bahwa Komisi

tahun

Penanggulangan

obatnya itu pada tahun 2003, bahkan

AIDS

setengah

antaranya

menetapkan kebijakan dan rencana dan

terancam meninggal dunia. Angka

strategi Nasional serta pedoman umum


perkiraan mengenai HIV pada orang

pencegahan,

dewasa berada di bawah satu persen.

penanggulangan

Angka

kebijakan pemerintah yang lain yaitu

juta

tersebut

di

masih


kecil

jika

Nasional

bertugas

pengendalian,

dan

AIDS

dibandingkan dengan negara-negara di

melalui

Afrika Selatan dimana seperempat


No.8332/x/2006,

dari orang dewasa berusia antara 15

menyediakan rumah sakit rujukan bagi

tahun sampai 49 tahun terjangkit virus

orang dengan HIV/AIDS (ODHA),

tersebut (UNAIDS, 2003).

sehingga

Kasus HIV / AIDS diIndonesia
mencuat

pertama


ditemukannya

kali

dengan

wisatawan

Belanda

SK

mentri

serta

Kesehatan

pemerintah


orang

telah

dengan HIV/AIDS

mendapatkan

pelayanan

kesehatan

yang

Program

pemerintah

layak.


untuk

menangani

HIV/AIDS

ini

masalah

dengan menerapkan

yang meninggal di Bali pada April

program

1987. Hingga akhir desember 2007

yaitu


telah tedapat tambahan 2947 kasus

dan seks khususnya pada anak-anak

AIDS dan 927 pengidap infeksi HIV.

muda. Salah satu bentuk nyata dari

Sehingga

program pemerintah saat ini yaitu

jumlah

kumulatif

orang

kampanye anti-HIV/AIDS,
promosi kesehatan reproduksi


dengan HIV / AIDS sejak April 1987

kampanye

hingga akhir desember 2007 adalah

(kondomisasi)

17207 orang. Di Yogyakarta jumlah

bersama orang dengan HIV/AIDS

kasus HIV / AIDS sebanyak 103

(ODHA) (Depkes RI, 2006).

penggunaan
dan

kondom

hidup

sehat

orang. Dengan perincian 29 orang
Hari AIDS Sedunia bermula

HIV positif, 61 orang AIDS, dan
meninggal

sebanyak 13

(Dinkes RI, 2007).

orang

pada

tahun 1988,

pertemuan puncak

ketika
para

ada
Mentri

Kesehatan

dari

berbagai

Mereka

menyerukan

negara.

adalah tingginya tingkat kematian yang

perlunya

mengakibatkan oleh penyakit ini dan

toleransi dan pertukaran informasi

terutama

tentang

terhadap orang dengan HIV/ AIDS.

AIDS,

desember

sehingga

diperingati

AIDS sedunia
kesadaran

sejak

sebagai

1

hari

untuk meningkatkan

masyarakat

terhadap

pandangan

Masyarakat

masyarakat

sebagian

besar

mengetahui jika HIV/AIDS hanya
dapat ditularkan melalui hubungan

AIDS, dan membentuk komitmen

seks terutama hubungan seks

baru

dianggap

untuk

memerangi

AIDS.

lebih

tidak

lazim

yang
dalam

Sehingga dengan ini masyarakat dapat

masyarakat

memberikan perhatian yang lebih pada

Kelompok

orang dengan HIV/AIDS dan tidak

heteroseksual

bersikap

mengucilkan

menghadapi stigmatisasi yang lebih

menjauhkan

penderita

atau
HIV/AIDS

(Anonim, 2003).

kuat

komponen konsep diri yang memiliki

dan

lainnya

non-

biasanya

masyarakat

Kedua

hal

orang dengan HIV/ AIDS, tinggi
maupun rendah.

arti penilaian pribadi terhadap hasil
dicapai

homoseksual

tersebut dapat membentuk harga diri

Harga diri merupakan salah satu

yang

dari

seperti homoseksual.

menganalisa

ketua Violet Community didapatkan

seberapa jauh perilaku memenuhi ideal

data bulan Oktober 2007 terdapat 20

diri (Stuart & Sundeen, 2005). Harga

orang yang menderita HIV/AIDS, 6

diri

menjadi

orang menderita AIDS dan 14 orang

dihormati, diterima, kompeten dan

menderita HIV. Dari 20 orang tersebut

berharga. Seseorang yang mempunyai

6

harga diri yang tinggi umumnya lebih

perubahan

bahagia dan lebih bisa mengatasi

Berdasarkan uraian di atas peneliti

kebutuhan dan stresor dari pada orang

tertarik

dengan harga diri rendah Seseorang

gambaran harga diri orang dengan

dengan harga diri rendah merasa tidak

HIV/AIDS

dicintai dan sering mengalami depresi

Community Yogyakarta.

adalah

dengan

Dari hasil wawancara dengan

perasaan

dan kecemasan (Potter & Perry, 2005).
Sumber

yang mengakibatkan

stres pada orang dengan HIV/ AIDS

orang

ditemukan

mengalami

pada

perilakunya.

mengetahui

bagaimanakah

(ODHA)

di

Violet

METODE PENELITIAN
Penelitian
eksperimental

ini
yang

adalah

non

menggunakan

rancangan

penelitian

deskriptif

menjawab

keraguan

data

Jenis sampling

digunakan

(Moleong, 2006). Dalam melakukan

adalah purposive sampling dengan

observasi, peneliti memberikan item

mengambil subjek penelitian orang

”ya”

yang mengidap HIV/AIDS di Violet

observasi dan ”tidak” bila tidak sesuai.

bila

diperoleh

akan

eksploratif dengan metode kualitatif.
yang

yang

peneliti

sesuai

sebelumnya

dengan

lembar

Community Yogyakarta berjumlah 20
orang. Yang diambil 5 ODHA sebagai

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini membahas tentang

responden.
Pengumpulan

data

dilakukan

dengan wawancara mendalam atau
indepth
oleh

yang

interview

peneliti

pendamping
memenuhi

HIV/AIDS

(ODHA)

di

Violet

Community Yogyakarta, yang meliputi

dibantu

oleh

kriteria diterima, dihormati, kompeten

sampel

yang

dan berharga.

dan
pada

dilakukan

gambaran harga diri orang dengan

1. Harga Diri pada Kriteria Diterima

kriteria

inklusi

pedoman

wawancara

Diterima adalah perasaan bahwa

dan alat bantu tape recorder . Selain

orang lain (keluarga dan masyarakat)

itu

melakukan

menerima dirinya apa adanya (Potter &

wawancara

Perry, 2005). Berdasarkan

menggunakan

peneliti

juga

pencatatan

selama

hasil

wawancara

mendalam

semua

dilakukan selama kurang lebih 1-2 jam,

responden

mengatakan

bahwa

minimal satu kali. Apabila ada data

menerima kondisinya walau dengan

yang perlu diklarifikasi atau ada data

adanya stigma atau tidak ada stigma

yagg kurang lengkap maka peneliti

dari

dapat

diungkapkan responden berikut ini :

untuk

dokumentasi. Wawancara

menanyakan

pendampingnya

atau

pada
melakukan

masyarakat,

seperti

yang

Responden M

wawancara lanjutan sesuai dengan

“ Aku menerima apa adanya,

kontrak waktu yang telah disepakati.

soalnya aku belum dapat stigma

Observasi

dilakukan

oleh

peneliti sendiri selama wawancara
berlangsung
lembar

dan

observasi.

dituliskan
Metode

pada
ini

memungkinkan peneliti untuk melihat
dan

mengamati

sendiri

serta

atau

diskriminasi

dari

masyarakat karena aku benar.
Responden N :
“Saya tau di luar sana
pembicaraan tentang HIV+
banyak sekali dalam bentuk
yang tidak baik. Tetapi itu

membuat aku tidak menerima
kondisi saya”.
Responden Y :

jadi punya semangat hidup
lagi”.
Responden N :
“ Karena dukungan dari tementeman violet “.
Responden Y :

“ Saya mau tidak mau harus
menerima dong kondisi saya ini,
ini toh resiko hidup saya. Dan
saya juga enggak peduli dengan
omongan
orang
tentang
penyakit saya ini”.
Responden S :

“Karena ini menyangkut dengan
diri saya jadi saya yang berhak
bertanggung jawab dengan
hidup saya”.
Responden S :

“ Saya menerima apa adanya,
kalo orang berbicara yang
enggak- enggak dikuping saya
tentang penyakit saya ini, cuek
aja...yang penting saya tetap PD
aja dan anggap aja diri kita
enggak sakit”.
Responden O :

“ Yang pastinya sih karena
dukungan dari temen-temen
ODHA yang ada di violet”.
Responden O :
“Saya punya kepercayaan diri
jadi bisa terima kondisi saya
dan dukungan dari temen-temen
ODHA. Saya selalu dikasih
semangat terus”.

“ Saya sekarang menerima apa
adanya dengan status ODHA
saya tapi sampai saat ini
saya belum dapat stigma dari
masyarakat, karena tetangga di
sekitar saya banyak yang belum
tahu kondisi saya ini”.

Jadi faktor yang mempengaruhi
harga

Berdasarkan
mendalam

diketahui

wawancara
bahwa

yang

mendorong atau mempengaruhi sikap
mereka, karena dari diri mereka sendiri
dan juga adanya dukungan dari temanteman

orang

dengan

HIV/AIDS

(ODHA) serta dukungan dari teman
komunitas, Seperti yang diungkapkan
responden berikut :
Responden M :
” Di violet ini kita bisa saling
tuker pikiran antar ODHA yang
lain, dan sudah sama-sama
senasib, jadi semua ini ada
hubungannya dengan dukungan
dari temen-temen dan dari
diri saya juga, akhirnya saya

diri

adalah penerimaan

terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dari

hasil wawancara di atas 2

responden yaitu responden M dan
responden O

merasa

bahwa

dari

penerimaan dirinya didapatkan dari
kesadaran diri sendiri dan dukungan
teman-teman orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
yakni

Satu

responden

kesadaran

dari

membuatnya
sekarang.

orang

Y merasa
diri

sendiri

menerima
Dua

responden
bahwa
yang

kondisinya

responden

yakni

responden N dan responden S merasa
bahwa dukungan dari teman komunitas
sangat penting bagi penerimaan dirinya.

Dan

semua

responden

menerima

kondisinya dengan adanya kesadaran
diri sendiri serta dukungan dari temanteman

orang

dengan

HIV/AIDS

(ODHA) dan teman komunitas yang
mendorong

mereka

kondisinya. Menurut

menerima

Florida (2007),

tinggi rendahnya harga diri dirinya

kondisi saya dan saya juga
sangat dihargai, karena saya
menghargai orang lain jadi saya
juga dihargai”.
Responden S :
“Itu kan tergantung dari diri
kita sih..kalo kita bisa bawa diri,
kita akan dihargai orang lain.
Jadi saya bener-bener dihargai
pisan”.
Responden O :
“ Alhamdulillah saya selalu
menghargai orang jadi mereka
juga menghargai saya, apa lagi
masyarakat sini selalu baik ke
saya”. seseorang dipengaruhi
bagaimana individu menilai dan
menerima.

sendiri serta dukungan dari orang lain,
bila individu merasa dirinya diterima
dikelompok

dan

dihargai

oleh

lingkungannya maka ia akan memiliki
harga diri yang tinggi.

Stuart
2. Harga Diri pada Kriteria Dihormati
Dihormati
bahwa

orang

adalah
lain

perasaan

(Keluarga

dan

masyarakat) melihat dan memahami
dirinya

(Potter

Berdasarkan

&

Perry,

hasil

2005).

wawancara

dengan responden didapatkan bahwa
dengan

status

HIV/AIDS (ODHA)
mereka

tidak

masyarakat

dan

orang

dengan

tidak membuat
dihargai

oleh

teman komunitas

seperti yang diungkapkan berikut :
“ Dihargai
orang lain”.
Responden N :

benerlah

sama

“ Saya dihargai sama orang
yang tertentu aja seperti tementemen ODHA yang di violet “.
Responden Y :
“ Disini saya merasa sangat
diperhatikan, mereka mengerti

Sundeen

(2005)

mengatakan harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain. Aspek
utama adalah di cintai dan menerima
penghargaan dari orang lain. Dari
hasil data di atas bentuk penghargaan
dari orang lain adalah ketika orang
dengan

HIV/AIDS

dibutuhkan

oleh

(ODHA)
lain

dan

saling membutuhkan sehingga

itu

turut

orang

membangun

responden.
wawancara

Responden M :

dan

harga

Berdasarkan

diri
hasil

didapatkan

semua

responden

merasa

bahwa

lingkungan

dan

menghargai

dan

teman-teman
membutuhkan

mereka. Maka harga diri responden
akan tinggi jika individu merasa
dihargai oleh lingkungannya (Potter &
Perry, 2005).

3. Hasil Penelitian Harga Diri pada

menunjukkan bahwa semua responden

Kriteria Kompeten
Kompeten
yang

adalah

Dari hasil wawancara di atas

perasaan

berhubungan

dengan

mengatakan

merasa

berhasil

dan

mampu merubah hidupnya. Menurut

kesuksesan, kemampuan menghadapi

Dariyo&Ling

masalah, dan mencapai tujuan (Potter

merupakan evaluasi individu terhadap

& Perry, 2005). Berdasarkan hasil

dirinya sendiri secara positif atau

wawancara didapatkan bahwa setelah

negatif. Evaluasi ini memperlihatkan

menderita

bagaimana individu menilai dirinya

HIV/AIDS

responden

(2002),

sendiri

menjauhi

kegiatan-kegiatan

kemampuan dan keberhasilan yang

beresiko

serta

dapat

menjadi

diakui

diri

mampu merubah pola hidupnya dan
yang

dan

harga

diperolehnya. jadi

tidaknya

Individu akan

pendmping orang dengan HIV/AIDS

merasa harga dirinya tinggi bila sering

(ODHA) yang lain. Seperti yang

mengalami keberhasilan.

diungkapkan responden berikut :

Hasil observasi terhadap orang

Responden M :

dengan

“ Kalo dibandingkan dulu aku
bisa dibilang berhasil…pola
hidup saya jauh lebih berubah
dari pada dulu. Artinya lebih
bertanggung jawab”.
Responden N :

Community

“ saya merasa berhasil karena
saya bisa merubah tingkah laku
saya.
Responden Y :

terlihat

sering

sesuatu

tentang

“ Saya merasa berhasil karena
saya
bisa
menjauhi
kegiatankegiatan yang beresiko
itu dan merubah tingkah laku
saya”.
Responden S :

dilakukannya kepada orang lain. Hal

“ Saya merasa berhasil dong..
saya berhasil karena bisa
menjadi pendamping ODHA”.
Responden O :
“ Saya merasa jadi orang yang
berhasil dengan status ODHA
saya ini dan hidup saya jauh
lebih berubah dari pada dulu”.

HIV/AIDS

menegaskan

di

Violet

Yogyakarta

turut

jawaban

diberikan.

Hasil

menunjukkan

bahwa

yang

telah

observasi
responden

membanggakan
dirinya

dan

tak

jarang membicarakan apa yang telah

ini juga diungkapkan pada hasil
wawancara mendalam, seperti yang
diungkapkan responden berikut :
Responden M :
“ Saya bangga bisa mudah
bergaul”.
Responden N :
“ Saya itu tidak pernah
berulah dan enggak pernah
buat orang lain susah “.

4.

Responden Y :
“ Yang bisa saya banggakan
yaitu disaat saya bisa belajar
dari penderitaan saya ini dan
saya bisa mengkritisi apa-apa
yang saya lakukan dan itu bisa
saya benahi dengan baik dan
saya juga bisa menularkan
omongan-omongan
saya
berdasarkan
pengalaman
saya”.
Responden S :
“ Saya bangga bisa akrab
dengan siapa aja dan bisa
melayani masyarakat”.
Responden O :
“ Saya bangga bisa mudah
bergaul
dan saya bisa
melayani masyarakat”.

Hasil Penelitian Harga Diri pada
Kriteria Berharga

dan
sendiri

Berharga

adalah

berharga

terhadap

dirinya

&

2005).

(Potter

menerima

Perry,

Responden mempunyai perasaan yang
berbeda dengan adanya HIV/AIDS
yang mereka derita. Ada yang merasa
biasa

saja

karena

sudah

mulai

terbiasa dengan kondisinya, ada yang
PD dan tidak malu dengan status
ODHA-nya,

senang

karena

mempunyai teman yang senasib dan
jauh lebih tenang

karena

adanya

support dari teman, seperti yang
Dari hasil wawancara diatas
semua

responden

dengan

dirinya

merasa bangga
karena

mereka

bangga bisa mudah bergaul, dapat
melayani masyarakat, tidak pernah
berulah dan membuat susah orang lain
serta bisa belajar dari kondisinya yang
menderita HIV/AIDS. Hasil observasi
juga

turut

responden
sesuatu

menegaskan
sering

tentang

bahwa

membanggakan
dirinya.

Menurut

Potter & Perry (2005) seseorang
dengan harga diri yang tinggi akan
menghubungkan
dengan

kualitas

personal

usaha dan kesuksesannya.

diungkapkan responden berikut :
Responden M :
“ Ya, kalo saya perasaannya
jauh lebih tenang karena
tementeman
disini
mensupport saya dan mereka
tahu kondisi saya seperti
apa”.
Responden N :
“ Perasaan saya sih biasa
aja”.
Responden Y :
“Saya sudah mulai terbiasa
dengan kondisi saya ini dan
saya juga tidak malu untuk
membuka status saya ke
orang yang concern dengan
ODHA. Malah saya seneng
bisa berbagi. Dan yang paling
penting PD aja walaupun
kondisi saya seperti ini, apa
lagi
temen-temen
justru
mensupport saya. Jadi saya
merasa harga diri saya tidak
jatuh karena status ODHA
ini”.

Responden S :

responden

“ Saya enggak malu kalo
orang tahu status saya ODHA,
yang penting PD aja”.
Responden O :

kekurangan.

“ Ya, merasa seneng karena
ada temen-temen yang senasib
dengan saya dan mereka tidak
menjauhi saya karena status
saya ini”.
Hasil
menegaskan

observasi
hasil

turut

wawancara

mendalam di atas. Hasil observasi
yang dilakukan terhadap orang
dengan

HIV/AIDS

di

Violet

community Yogyakarta,didapatkan
hasil yang sama yaitu

semua

responden

tidak

mengalami

gangguan

dalam berhubungan

dengan orang lain dan responden
tidak berusaha menutupi informasi
mengenai
Responden
menemui
sebenarnya

keadaan
terlihat
orang

dirinya.
santai

asing

telah

saat

ini:
Responden M :
“ Yah, banyak banget..
setiap orang juga punya”.
Responden N :
“Setiap orang saya rasa
punya, tapi untuk aku
sendiri itu, kenapa saya
dilahirkan didunia ini
mempunyai kelainan, aku
bingung
apakah
perempuan atau lakilaki”.
Responden Y :
“Banyak,
tiap
orang
punya. Yah aku sadar
kalo
kekuranganku
banyak”.
Responden S :

Kalo
bagi
saya
kekurangan
saya
itu
banyak”.
Responden O :

yang

“ Setiap orang punya..
dan banyak banget hal-hal
buruk dari diri saya”.

harga diri yang tinggi akan mampu
dirinya

(Rini, 2002).
Harga diri lebih mengacu
pada evaluasi seseorang terhadap
kualitas diri sendiri (Stuart dan
Sundeen, 2005).

Dalam

kekurangan-kekurangan

hal
yang

dirasakan

setelah

menderita

HIV/AIDS

hampir

semua

ini diutarakan

dirinya dalam wawancara berikut

mengetahui

keberadaan

Hal

ada

oleh responden akan kekurangan

keadaan dirinya. Orang dengan

menerima

merasakan

Hasil wawancara mendalam
didapatkan

bahwa

semua

responden

mengakui

adanya

kekurangan dalam dirinya dan
menerima

kondisinya.

Satu

responden mempunyai kekurangan
dengan

kepribadiannya,

4

responden merasa bahwa banyak
kekurangan dalam dirinya namun

pertanyaan ini dianggap pribadi

kesimpulan

sehingga

tidak

harga diri orang dengan HIV/AIDS

yang

(ODHA) di

responden

menyebutkan

kekurangan

dalam dirinya.

Hasil

menunjukkan

bahwa

ketidaksesuaian

bahwa

gambaran

violet Community

observasi

Yogyakarta : kriteria diterima,

adanya

dihormati, kompeten 5 responden

yang

menunjukkan tingkat harga diri

dengan

didapatkan pada hasil wawancara

tinggi.

mendalam, karena dalam

responden

hasil

Kriteria

berharga

1

menunjukkan tingkat

observasi responden menyalahkan

harga diri tinggi dan 4 responden

dirinya atas ketidaksempurnaannya

menunjukkan harga diri rendah.

dan

terlihat

mengejek

mengkritik diri sendiri.

atau

Menurut

Ubaydillah (2007), harga

diri

Bagi
perlu
secara

Violet

diadakan
personal

Community
pendekatan

untuk

melihat

positif akan memproduksi kualitas

kelebihan dan kekurangan yang ada

hubungan yang positif. Misalnya

pada orang dengan HIV/AIDS

harmonis

(ODHA)

dengan

mengetahui

diri

sendiri,

dapat

dan

dikembangkan lagi agar orang

kelemahan secara lebih akurat, atau

dengan HIV/AIDS (ODHA) lebih

punya penilaian positif terhadap

memiliki kepercayaan diri yang

diri sendiri. Harga

yang

tinggi sehingga merasa dirinya

dapat

berharga.

negatif

kelebihan

sehingga

jika

memproduksi
yang

tidak

kualitas hubungan

negatif,

mengetahui
kelemahan

diri

Bagi Responden (ODHA),

seperti

tidak

kelebihan

dan

permasalahannya yang ada dalam

atau

dirinya

secara

akurat,

punya nilai negatif

terhadap

dirinya sendiri.

responden

sudah

sehingga

mengetahui

responden

memiliki strategi koping yang baik
dan dapat mempertahankan harga
dirinya agar harga dirinya tetap
tinggi.

KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan
harga

diri

tentang

dapat

dan

gambaran

orang

HIV/AIDS (ODHA)
Community

hasil

dengan
di

Violet
ditarik

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengidap HIV/AIDS
Bertambah
799 Orang
Selama 2002.
www.mediaindo.co.id.

Dariyo, A. & Ling, Y. 2002.
Interaksi Sosial di Sekolah
& Harga Diri Pelajar
Sekolah
Menengah
Umum.
Jurnal
Ilmiah
Psikologi Terapan. Jakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Tarumanegara.
Vol. 4. No.7. juni 2002.
Dinkes

RI. 2007. Jumlah
Kumulatif
Kasus
HIV/AIDS. Depkes RI.
2006. Kebijakan tentang
HIV/AIDS.

Florida, A. 2007. Gambaran Harga
Diri Penderita Kusta di
Wilayah Kerja Puskesmas
Kunduran Kabupaten Blora
JawaTengah.Skripsi.Yogya
karta:Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada.
Moleong, L. 2006. Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Potter & Perry. 2005. Fundamental
of Nursing : Concepts,
Proces and Practice. Buku
2. Missouri : Mosby Year
Book.
Rini, J. F. 2002. Konsep Diri.
www.e-psikologi.com.
Stuart, G. W. & Laraira, M. T.
2005. Stuart & Sundeen
Principles And Practice Of
Psychiatric Nursing. 6th ed.
New York : Mosby.

.

Ubaidillah,AN.2007. Harga Diri.
Available on: http://www.epsikologi.com/.
UNAIDS. 2003. AIDS Epidemic
Update.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25