PERAN LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH BAGI

PERAN LAYANAN BIMBINGAN DI SEKOLAH BAGI SISWA
Ahmad Fathurrozak
NIM 1200117

Abstrak
Sebagai seseorang yang sedang mencari jati dirinya tentu siswa kesulitan
untuk memahami potensi-potensi serta kekurangan-kekurangan yang dimilikinya.
Siswa membutuhkan bantuan untuk mengarahkan mereka menuju masa depan yang
baik bagi mereka. Layanan bimbingan yang dilakukan sekolah adalah salah satu
cara untuk dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi-potensi dan
kemampuan yang dimilikinya serta membantu siswa yang memiliki masalah dalam
proses belajarnya sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang tinggi.

Kata Kunci: layanan bimbingan, pemberian bantuan, potensi siswa

A.

Pendahuluan
Pada dasarnya siswa adalah seseorang yang sedang mencari jati dirinya.

Tidak sedikit siswa yang belum mengetahui dan memahami potensi-potensinya

ataupun kekurangan-kekurangan yang dimilikinya, sehingga tidak jarang siswa
terjebak dalam pilihan yang sebenarnya tidak sesuai dengan bakat-bakat dan potensi
yang dimilikinya. Di sinilah tugas sekolah sebagai fasilitator atau media untuk dapat
mengembangkan potensi-potensi siswa secara optimal.

B.
1.

Isi
Pengertian Bimbingan
Frank Parson (dalam Prayitno & Erman, 2004:93) sebagai orang yang

memprakarsai pelayanan bimbingan mengemukakan bahwa “Bimbingan sebagai
bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri

dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang
dipilihnya”.
Selain menurut Frank Person, berikut ini adalah beberapa pengertian
bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli dalam Prayitno & Erman (2004:93)
Bimbingan membantu setiap


individu untuk lebih mengenali berbagai

informasi mengenai dirinya sendiri. (Chiskolm, 1959)
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik
guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam
menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi masyarakat. (Lefever, 1959)
Bimbingan adalah proses layanan yang diberikan kepada individu-individu
guna membantu mereka mempeeroleh pengetahuan dan keterampilanketerampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencanarencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri yang baik. (Smith, 1959)
...bimbingan membantu sesorang agar menjadi berguna, tidak sekedar
mengikuti kegiatan yang berguna. (Tiedeman, 1969)
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf
ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuankemampuan dan kesanggupan sepenuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide
demokrasi. (Montensen & Schmuller, 1979)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian
dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan
sumbangan yang berarti. (Rochman Natawidjaja, 1981)

Bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada
individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari
lingkungan. (Moegiadi, 1970)
Berdasarkan pengertian-pengertian bimbingan yang dikemukakan beberapa
tokoh diatas Prayitno & Erman Amti (1994:99) menyimpulkan bahwa “bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa
agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”.

2.


Unsur-Unsur Pokok Bimbingan
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:97) unsur-unsur pokok bimbingan

adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses, artinya bahwa pelayanan
bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui liku-liku
tertentu sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini.
b. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan, maksud bantuan disini
tidak diartikan sebagai bantuan materiil (uang, sumbangan, dan lain-lain),
melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi
bagi individu yang dibimbing.
c. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun
kelompok. Sasaran playanan bimbingan adalah orang yang diberi
bantuan, baik orang seorang secara individual maupun secara kelompok.
d. Pemecahan masalah dalam proses bimbingan dilakukan oleh dan atas
kekuatan klien itu sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah
memperkembangakan kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk
dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, dan akhirnya
dapat mencapai kemandirian.
e. Bimbingan dilakasnakan dengan menggunakan dengan berbagai bahan,

interaksi, nasihat ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang

berasal dari klien sendiri, pembimbing maupun dari lingkungan. Bahanbahan yang berasal dari klien itu sendiri dapat berupa masalah-masalah
yang sedang dihadapi, data tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahannya, serta sumber-sumber yang dimilikinya; sedangkan bahanbahan yang berasal dari lingkungannya dapat berupa informasi tentang
pendidikan, informasi tentang jabatan, informasi tentang kedaan sosialbudaya dan latar belakang kehidupan keluarga, dan lain-lain. Interaksi
dimaksudkan suasana hubungan antara orang yang satu dengan orang
lainnya. Dalam interaksi ini dapat berkembang dan dipetik hal-hal yang
menguntungkan bagi individu yang dibimbing. Nasihat biasanya berasal
dari orang yang membimbing (konselor), sedangkan gagasan dapat
muncul baik dari pembimbing maupun dari orang yang dibimbing. Alatalat dapat berupa sarana penunjang yang dapat lebih memperlancar proses
pencapaian suatu tujuan.
f. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur
tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak, remaja,
dan orang dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan di semua
lingkungan kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah, dan di luar sekolah.
g. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang
memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan
serta latihan yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling.
h. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya
kepada klien karena klien mempunyai hak dan kewajiban untuk

menentukan arah dan jalan hidupnya sendiri , sepanjang dia tidak
mencampuri hak-hak orang lain.
i. Satu hal yang belum tersurat secara langsung dalam rumusan-rumusan di
atas ialah: bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.

3.

Tujuan Layanan Bimbingan Di Sekolah
Layanan bimbingan yang dilaksanakan di sekolah selain bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa juga bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengatasi masalah-masalah yang dapat mengganggu dalam proses belajarnya di
sekolah.
Layanan bimbingan di sekolah sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang
mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih
baik. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan
bimbingan di sekolah adalah membantu siswa:
a. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi

belajar yang tinggi.
b. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang
dilakukannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan dalam
hubungan social.
c. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kesehatan jasmani.
d. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
e. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
Menurut Amiruddin (2012) tujuan pelayanan bimbingan di dalam aspek
pendidikan (akademik) adalah agar siswa dapat:
a.

Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses
belajar yang dialaminya.

b.

Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang di
programkan.

c.

Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap

semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
d.

Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

e.

Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,
dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.


f.

Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh

informasi

tentang

berbagai

hal

dalam

rangka

mengembangkan wawasan yang lebih luas.

g.

C.

Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Penutup

Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai media untuk mentransferilmu dan
pengetahuan saja tapi juga sebagai media untuk dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki siswa. Serta membantu mengatasi masalahmasalah yang dapat mengganggu proses belajar siswa.

D.

Pusataka Rujukan

Amiruddin. 2012. “Tujuan Layanan Bimbingan di Sekolah”. [Online]. Tersedia:
http://www.katailmu.com/2012/02/tujuan-pelayanan-bimbingan-disekolah.html. [4 desember 2012]
Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta

Winkel, W.S, & Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan.
Jakarta: Gramedia.

AUTOBIOGRAFI

Nama saya Ahmad Fathurrozak, lahir di
Majalengka, 18 Mei 1994 dari pasangan M. Ijen
Jaenudin dan Cicih Sukaesih, saya anak kedua dari
dua bersaudara. Beralamat di blok Senen Desa
Karanganyar RT/RW 002/004 Kecamatan Dawuan
Kabupaten Majalengka. Saya adalah mahasiswa
jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Di Bandung saya tinggal di jln. Geger
Kalong Girang No. 47C.