TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF at BUL

TEORI
DALAM PENELITIAN
KUALITATIF
• Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori.
• Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus
sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian.
• Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
• Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua
peneliti harus berbekal teori.
• Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus
sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian.
• Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.• Dalam penelitian

kualitatif, karena
permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan
penyusunan proposal penelitian kualitatif juga
masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki

lapangan atau kontek sosial.
• Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam
penelitian kuantitatif itu menguji hipotesis atau
teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif
bersifat menemukan teori.
• Dalam penelitian kualitatif, karena
permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan
penyusunan proposal penelitian kualitatif juga
masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan atau kontek sosial.
• Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam

penelitian kuantitatif itu menguji hipotesis atau
teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif
bersifat menemukan teori.• Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang
digunakan
sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti
• Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti
kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan
dengan fenomena yang berkembang di lapangan.
• Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai
semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih
luas dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik.
• Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan
sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti

• Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti
kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan
dengan fenomena yang berkembang di lapangan.
• Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai

semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih
luas dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik.• Teori bagi peneliti
kualitatif akan berfungsi
sebagai bekal untuk bisa memahami
konteks sosial secara lebih luas dan
mendalam.
• Namun dalam melaksanakan penelitian
kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu
melepaskan teori dimiliki tersebut dan
tidak digunakan sebagai panduan untuk
menyusun instrumen dan sebagai
panduan untuk wawancara, dan
observasi.
• Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi
sebagai bekal untuk bisa memahami
konteks sosial secara lebih luas dan
mendalam.
• Namun dalam melaksanakan penelitian
kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu
melepaskan teori dimiliki tersebut dan

tidak digunakan sebagai panduan untuk
menyusun instrumen dan sebagai

panduan untuk wawancara, dan
observasi.• Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data
berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
• Peneliti kualitatif harus bersifat ''perspektif emic"
artinya memperoleh data bukan ”sebagaimana
seharusnya", bukan berdasarkan apa yang
difikirkan oleh peneliti
• Tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang
terjadi di lapangan yang dialami, dirasakan, dan
difikirkan oleh partisipanssumber data.
• Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data
berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
• Peneliti kualitatif harus bersifat ''perspektif emic"
artinya memperoleh data bukan ”sebagaimana
seharusnya", bukan berdasarkan apa yang

difikirkan oleh peneliti
• Tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang
terjadi di lapangan yang dialami, dirasakan, dan
difikirkan oleh partisipanssumber data.• Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh
lebih
sulit dari penelitian kuantitatif, karena peneliti
kualitatif harus berbekal teori yang luas
sehingga mampu menjadi "human instrumen"
yang baik.
• Dalam hal ini Borg and Gall (1988) menyatakan

bahwa “Penelitian kualitatif lebih sulit bila
dibandingkan dengan penelitian kualtitatif,
karena data yang terkumpul bersifat subyektif
dan instrumen sebagai alat pengumpul data
adalah peneliti itu sendiri.
• Oleh karena itu penelitian kualitatif jauh lebih
sulit dari penelitian kuantitatif, karena peneliti
kualitatif harus berbekal teori yang luas
sehingga mampu menjadi "human instrumen"

yang baik.
• Dalam hal ini Borg and Gall (1988) menyatakan
bahwa “Penelitian kualitatif lebih sulit bila
dibandingkan dengan penelitian kualtitatif,
karena data yang terkumpul bersifat subyektif
dan instrumen sebagai alat pengumpul data
adalah peneliti itu sendiri.• Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang
baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki
wawasan yang luas, baik wawasan teoritis
maupun wawasan yang terkait dengan konteks
sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya,
keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan
berkembang pada konteks sosial tersebut.
• Jika tidak, maka peneliti akan sulit membuka
pertanyaan kepada sumber data, sulit
memahami apa yang terjadi, tidak akan dapat
melakukan analisis secara induktif terhadap

data yang diperoleh.
• Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang

baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki
wawasan yang luas, baik wawasan teoritis
maupun wawasan yang terkait dengan konteks
sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya,
keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan
berkembang pada konteks sosial tersebut.
• Jika tidak, maka peneliti akan sulit membuka
pertanyaan kepada sumber data, sulit
memahami apa yang terjadi, tidak akan dapat
melakukan analisis secara induktif terhadap
data yang diperoleh.• Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan
semua teori yang dibaca.
• Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian
lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh
peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan
yang diteliti walaupun permasalahan tersebut masih
bersifat sementara
• Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.
• Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan

grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan
data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial.
• Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan
semua teori yang dibaca.

• Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian
lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh
peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan
yang diteliti walaupun permasalahan tersebut masih
bersifat sementara
• Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.
• Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan
grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan
data yang diperoleh di lapangan
mengutamakan perspektif

atau

situasi


sosial.•

Penelitian

kualitatif

emicArtinya mementingkan pandangan responden,
yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia
dari segi pendiriannya.
• Peneliti tidak mendesakkan pandangannya sendiri.
Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, seakanakan tidak mengetahui
sedikit pun, sehingga dapat
menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang
dianut partisipan.
• Pandangan peneliti disebut perspektif etic
• Peneliti tidak boleh menonjolkan pandangan 'etic' ini.
• Penelitian kualitatif mengutamakan perspektif
emicArtinya mementingkan pandangan responden,
yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia

dari segi pendiriannya.
• Peneliti tidak mendesakkan pandangannya sendiri.

Peneliti memasuki lapangan tanpa generalisasi, seakanakan tidak mengetahui
sedikit pun, sehingga dapat
menaruh perhatian penuh kepada konsep-konsep yang
dianut partisipan.
• Pandangan peneliti disebut perspektif etic
• Peneliti tidak boleh menonjolkan pandangan 'etic' ini.Perbedaan
Penelitian Kualitatif & kuantitatif
Unsur
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif
• Masalah dan
tujuan
• Kondisi penelitian
(setting)
• Pendekatan
• Pengukuran dan
analisis

• Prosedur
penelitian
• Alatsinstrumen
• Kesimpulan
•Menguji hipotesis atau
memecahkan masalah
atas dasar deduksi teori
•Buatan dan manipulasi
•Hasilsproduk
•Kuantitatif, statistik

•Dirancang sebelumnya
•Obyektif dan baku
•Generalisasi prediksi
•Menghasilkan data yang
mungkin bisa digunakan untuk
menyusun hipotesis
•Keadaan alami
•Proses
•Judgemnt dari dalam dan dari
luar
•Dirancang dan dilaksanakan
di lapangan
•Subyek peneliti dan indepths
mendalam
•Deskripsi, analisis dalam
konteks ruang waktu dan
situasi
• Masalah dan
tujuan
• Kondisi penelitian
(setting)
• Pendekatan
• Pengukuran dan
analisis
• Prosedur
penelitian

• Alatsinstrumen
• Kesimpulan
•Menguji hipotesis atau
memecahkan masalah
atas dasar deduksi teori
•Buatan dan manipulasi
•Hasilsproduk
•Kuantitatif, statistik
•Dirancang sebelumnya
•Obyektif dan baku
•Generalisasi prediksi
•Menghasilkan data yang
mungkin bisa digunakan untuk
menyusun hipotesis
•Keadaan alami
•Proses
•Judgemnt dari dalam dan dari
luar
•Dirancang dan dilaksanakan
di lapangan
•Subyek peneliti dan indepths
mendalam
•Deskripsi, analisis dalam
konteks ruang waktu dan
situasiGeneralisasi
• Generalisasi dalam penelitian kualitatif

disebut dengan transferability  keteralihan.
• Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian
kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan
di tempat lain, manakala kondisi tempat lain
tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat
penelitan
• Generalisasi dalam penelitian kualitatif
disebut dengan transferability  keteralihan.
• Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian
kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan
di tempat lain, manakala kondisi tempat lain
tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat
penelitan• Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering
mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu
institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau
dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik
masalah kualitatif ini.
• Sugiyono, (2006:232) Peneliti kualitatif yang merubah
masalah atau ganti judul penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai,
merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia
dipandang mampu melepaskan apa yang telah difikirkan
sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena
secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa
yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang
diteliti.

• Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering
mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu
institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau
dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik
masalah kualitatif ini.
• Sugiyono, (2006:232) Peneliti kualitatif yang merubah
masalah atau ganti judul penelitiannya setelah
memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai,
merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia
dipandang mampu melepaskan apa yang telah difikirkan
sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena
secara lebih luas dan mendalam sesuai dengan apa
yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang
diteliti.Nilai Transfer Penelitian Kualitatif
• Berkenaan dengan pertanyaan “hingga
manakah hasil penelitian dapat diaplikasikan
atau digunakan dalam situasi-situasi lain”
• Dalam penelitian kuantitatif generalisasi
menunjukkan “hingga manakah hasil penelitian
itu berlaku bagi populasi tertentu yang
didasarkan atas random sampling” 
Generalisasi menunjukkan validitas eksternal
• Berkenaan dengan pertanyaan “hingga
manakah hasil penelitian dapat diaplikasikan
atau digunakan dalam situasi-situasi lain”
• Dalam penelitian kuantitatif generalisasi

menunjukkan “hingga manakah hasil penelitian
itu berlaku bagi populasi tertentu yang
didasarkan atas random sampling” 
Generalisasi menunjukkan validitas eksternal• Validitas eksternal berkenaan
dengan tingkat
generalisasistingkat aplikasi “apakah hasil penelitian itu
juga berlaku bagi situasi-situasi lain (applicability)”
atau “apakah terdapat kecocokkan atau kesesuaian
(fittingness) atau dapat diterapkan, diserahkan kepada
pembaca dan pemakai (transferability) pada situasi lain”
• Jika pemakai melihat adanya keserasian hasil penelitian
terhadap situasi yang dihadapinya, maka disini tampak
adanya transfer, sekalipun tidak ada dua situasi yang
sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut
keadaan masing-masing  dalam kondisi yang
demikian maka hasil penelitian tsb memiliki validitas
eksternal
• Validitas eksternal berkenaan dengan tingkat
generalisasistingkat aplikasi “apakah hasil penelitian itu
juga berlaku bagi situasi-situasi lain (applicability)”
atau “apakah terdapat kecocokkan atau kesesuaian
(fittingness) atau dapat diterapkan, diserahkan kepada
pembaca dan pemakai (transferability) pada situasi lain”
• Jika pemakai melihat adanya keserasian hasil penelitian
terhadap situasi yang dihadapinya, maka disini tampak
adanya transfer, sekalipun tidak ada dua situasi yang
sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut

keadaan masing-masing  dalam kondisi yang
demikian maka hasil penelitian tsb memiliki validitas
eksternalWASSALAM
&
TERIMA KASIH TERIMA KASIH

1
METODOLOGI PENELITIAN
KUALITATIF
Oleh
Prof. Dr. I Wayan Koyan
Dosen Program Pascasarjana
UNDIKSHA Singaraja2
KONSEP DASAR
PENELITIAN KUALITATIF
Beberapa istilah:
1. Penelitian Naturalistik (alamiah)
2. Etnografis
3. Interaksionis Simbolik
4. Etnometodologi

5. Fenomenologis
Definisi: metodologi kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulisslisan dari orang-orang
atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan
ini diarahkan pada latar dan individu secara
holistik3
KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUALITATIF
1. Latar Alamiah
2. Manusia sebagai instrumen
3. Menggunakan metode kualitatif
4. Analisis Data Secara Induktif
5. Teori Dasar (Grounded theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementngkan proses daripada hasil
8. Adanya ‘batas’ yg ditentukan oleh ‘fokus’
9. Kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara4
DASAR TEORI PENELITIAN KUALITATIF
1. Pendekatan Fenomenologis (memahami arti
peristiwa dan kaitannya thd orang dalam
situasi tertentu)
2. Interaksi simbolik (pengalaman manusia
ditengahi oleh penafsiran)
3. Kebudayaan (aspek-aspek kebudayaan =

etnografis)
4. Etnometodologi (studi tentang cara individu
menciptakan dan memahami kehidupannya
sehari-hari)5
PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUANTITATIF
DAN KUALITATIF
1. PARADIGMA ILMIAH 1. ALAMIAH
2. KRITERIA “RIGOR”; validitas,
reliabilitas, objektivitas
2. KRITERIA RELEVANSI,
signifikansi dari pribadi thd
lingkungan; kepastian-keaslian
3. Teori Apriorihipotesis
deduktif dan logis
3. Dari-dasar (groundied)
4. Reduksionis; dlm fokus relatif
kecil
4. Ekspansionis; perspektif
keseluruhan
5. Kualitas: dapatkah X
menyebabkan Y?
5. Apakah X menyebabkan Y dlm
latar alamiah?
6. Proposional; yang dinyatakan
dlm bentuk Bahasa
6. Proposisional; yang diketahui

bersama; intuisi (perasaan)
7. Bertujuan untk verifkasi
hipotesis
7. Usaha menemukan pengethn
yg belum ada dlm teori6
8. Instrumen: pensil-paper 8. Peneliti sendiri
9. Pengumpulan data dan
analisis ditetapkan
sebelumnya
9. Selama dan sesudah
pengumpulan data
10. deain: pasti 10. Muncul - berubah
11. Gaya: intervensi 11. Seleksi
12. Latar: laboratorium 12. Alam
13. Perlakuan: stabil 13. Bervariasi
14. Satuan kajian: Variabel 14. Pola-pola
15. Unsur kontekstual:
kontrol
15. Turut campur atas
undangan7
PARADIGMA PENELITIAN
Kuantitatif - Kualitatif
ParadigmaPositivisme:
kenyataan adalah tunggal,
nyata, fragmentaris;
generalisasi atas dasar

bebas waktu, bebas
konteks; terdapat penyebab
sebenarnya secara
temporer atau simultan
terhadap akibatnya;
inkuirinya bebas nilai
Paradigma Alamiah:
kenyataan adalah ganda,
dibentuk, merupakan
keutuhan; hanya waktu dan
konteks yang mengikat
hipotesis kerja (pernyataan
idiografis); setiap keutuhan
berada dalam keadaan
mempengaruhi secara
bersama-sama, sukar
membedakan antara sebab
dan akibat8
PERUMUSAN MASALAH
 Merumuskan pembatasan studi secara artifisial dengan
fokus. Fokus= rumusan masalah, bersifat tentatif
 Model perumusan masalah: berupa pertanyaan: bagaimana
mengapa, apakah, sejauh mana
 Prinsip-prinsip perumusan masalah:
1. Berkaitan dengan teori dari-dasar (grounded)
2. Berkaitan dengan maksud perumusan masalah

3. Prinsip hubungan faktor
4. Fokus untuk membatasi studi
5. Berkaitan dengan kriteria Inklusi-eksklusi
6. Berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
7. Berkaitan dengan hasil kajian pustaka
8. Berkaitan dengan penggunaan bahasa
9. Berkaitan dengan latar belakang masalah9
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
A. Tahap Pra-lapangan
1. Menyusun rancangan penelitian
2. Memilih lapangan penelitian
3. Mengurus ijin penelitian
4. Menilai keadaan lapangan
5. Memilih dan memanfaatkan informan
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian
7. Persoalan etika penelitian10
 B. Tahap Pekerjaan Lapangan
1. Memahami latar penelitian
2. Memasuki lapangan
3. Berperanserta sambil mengumpulkan data
 C. Tahap Analisis Data
1. Konsep dasar analisis data
2. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis
3. Menganalisis berdasarkan hipotesis11
TAHAP PRA LAPANGAN
1. Menyusun Rancangan Penelitian (desain)

a. Latar belakang masalah dan alasan
b. Kajian Kepustakaan:
(1) kesesuaian paradigma dengan fokus
(2) rumusanspokok masalah penelitian)
(3) hipotesis kerja
(4) kesesuaian paradigma dengan teori
substantif
c. Pemilihan lapangan penelitian
d. Penentuan jadwal penelitian
e. Pemilihan alat penelitian
f. Rancangan pengumpulan data
g. Rancangan analisis data
h. Rancangan peralatan yang diperlukan
i. Rancangan keabsahan data12
 Teori substantif = teori yg dikembangkan utk
keperluan substantifsempris (Sosiologi,
Psikologi, antropologi) diperoleh melalui
perbandingan antara kelompok
Teori formal = teori utk keperluan formal atau
yg disusun secara konseptual
(sosiologiperilaku agresif, organisasi
formal, sosialisasi, otoritas, kekuasaan,
mobilisasi sosial)-> diperoleh melalui
perbandingan berbagai kasus substantif
(riilssesungguhnys)13
UNSUR - UNSUR TEORI

TEORI SUBSTANTIF TEORI FORMAL
Kategori: kerugian masyarakat
karena kematian pasien
Kawasan kategori: Menghitung
kerugian masyarakat atas
dasar ciri pasien jg jelas dan
dipelajari
Hipotesis: Makin tinggi kerugian
masyarakat dari pasien yg
meninggal,
(1) makin baik perawatannya,
(2) makin banyak perawat yang
mengembangkan alasan
kematian untuk menjelaskan
kematian
Nilai sosial seseorang
Menghitung nilai sosial seseorang
atas dasar ciri jg jelas dan
dipelajari
Makin tinggi nilai sosial seseorang,
makin kurang penundaan
pelayanan yang diterimanya dari
para ahli14
2. Memilih lapangan penelitian
Apakah teori substantif sesuai dengan kenyataan di
lapangan? Pertimbangan lain: biaya, waktu, tenaga.

3. Mengurus ijin penelitian
- siapa yang berwewenang
- persyaratan ijin
- syarat pribadi: terbuka, jujur,simpatik, empatik, objektif,
adil, sikap positif lainnya
4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan:
pemahaman atas cara hidup msy, penyesuaian diri,
5. Memilih informan: orang yang dapat memberi informasi
tentang situasi dan kondisi latar, dapat memberi
pandangan tentang nilai-nilai, sikap, kebudayaan, harus
jujur, patuh pada peraturan, suka berbicara, sebagai
internal sampling
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian: atk, alat perekam,
camera, jadwal terinci, rencana biaya, kalkulatorskomputer,
kartu untuk kategorisasi, map, folder, dll.15
7. Etika Penelitian: taati peraturan, norma-norma,
nilai-nilai sosial, adat istiadat, kebiasaan, tabu.
-beritahukan secara jujur maksud kedatangan
peneliti
-hargailah orang-oang yang diteliti
-argai, hormati, dan patuhi semua peraturan,
norma, nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat,
kebiasaan, kebudayaan, tabu
-jaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
subjek
-tulis segala kejadian dengan, peristiwa, secara

jujur, benar, jangan ditambah16
TAHAP PEKERJAAN LAPANGAN
1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri
a. Pembatasan latar dan peneliti. Ada latar
terbuka(tempat pertemuan umum) dan tertutup
(hubungan antar pribadi)
b. Penampilan peneliti sesuaikan diri dengan adat
istiadat setempat
c. Hubungan peneliti: berpartisipasi secara aktif,
kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
d. perhatikan waktu penelitian (adakan pembagian
waktu yang ketat)
2. Memasuki lapangan:
a. Keakraban hubungan antara peneliti – subjek
b. Mempelajari bahasa
c. Peranan peneliti gunakan strategi senyum, jangan
menduga17
3. Berperanserta sambil mengumpulkan data
a. pengarahan batas studi
b. mencatat data
c. cara mengingat data:
-buat atatan secepatnya
-jangan bicara dengan orang lain
-usahakan tdk ada gangguan pada saat menulis data
-gambarkan dengan diagram
-buat garis besar

-sisakan waktu sesudah pengamatan
-mencatat secara teliti
-segera catat kembali hal-hal yg terlupakan
d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat
e. Meneliti latar yang ada pertentangan: peneliti harus
tetap netral, pegang teguh etika penelitian
f. Analisis di lapangan untuk melengkapi hipotesis kerja18
TAHAP ANALISIS DATA
1. Konsep Dasar Analisis Data:
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga
dapat ditemukan tema-tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja, yang akhirnya diangkat menjadi teori
substantif, teori baru yang berasal dari data atau
verifikasi teori yang telah ada.
2. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja
Untuk itu: (a) bacalah dengan teliti catatan lapangan, (b)
berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu,
(c)susunlah menurut tipologi, (d) bacalah kepustakaan
yang ada kaitannya dengan masalah dan latar penelitian
3. Menganalisis berdasarkan hipotesis
a. apakah data menunjang hipotesis
b. apakah data yang dikumplkan, benar
c. apakah ada pengaruh peneliti thd latar
d. adakah orang lain yang hadir
e. apakah subjek mengatakan yang benar, dsb.19

TEKNIK PENELITIAN
A. SUMBER DAN JENIS DATA
1. Kata-kata dan Tindakan
2. Sumber tertulis
3. Foto
4. Data Statistik
B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI INSTRUMEN
PENELITIAN DAN PENGAMATAN
BERPERANSERTA
1. Pengamatan berperanserta
2. Manusia sebagai instrumen penelitian20
CIRI UMUM MANUSIA SEBAGAI INSTRUMEN
1. Responsif
2. Dapat menyesuaikan diri
3. Menekankan keutuhan
4. Mendasarkandiri atas perluasan pengetahuan
5. Memproses data secepatnya
6. Memanfaatkan kesempatan untuk
mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan
7. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari
respons yang lebih dalam (probing)21
C. PENGAMATAN
1. Alasan pemanfaatan pengamatan
2. Macam-macam pengamatan dan derajat
peranan pengamat
3. Apa yang diamati

4. Pengamatan dan pencatatan data
5. Pengamat yang diamati
6. Beberapa kelemahan pengamatan
D. AWANCARA
1. Macam-macam wawancara
2. Bentuk pertanaan
3. Urutan pertanyaan
4. Perencanaan wawancara
5. Pelaksanaan dan kegiatan sesudah wawancara22
E. CATATAN LAPANGAN
1. Pengerian dan kegunaan
2. Bentuk dan model
3. Isi
4 Proses penulisan dan pemaketan catatan
lapangan
F. PENGGUNAAN DOKUMEN
1. Pengertian dan kegunaan
2. Dokumen pribadi
3. Dokumen resmi
4. Kajian isi
G. UNIT ANALISIS (Sampling dan satuan kajian)23
KRITERIA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
KEABSAHAN DATA
A. ALASAN DAN ACUAN
B. KRITERIA KEABSAHAN DATA
C. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

1.Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Trianggulasi
4. Pemeriksaan sejawat 9diskusi)
5. Analisis kasus negatif
6. Kecukupan referensi
7. pengecekan anggota
8. Uraian rinci
9. Auditing24
ANALISIS DAN PENAFSIRAN DATA
A. PEMEROSESAN SATUAN
1. Tipologi satuan
2. Penyusunan satuan
B. KATEGORISASI
1. Fungsi dan Prinsip Kategorisasi
2. Langkah-langkah kategorisasi
C. PENAFSIRAN DATA
1. Tujuan penafsiran data
2. Proses umum penafsiran data
3. Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data
4. Peranan interogasi thd data
5. Langkah-langkah penafsiran data25
PENULISAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. FUNGSI, JENIS, DAN BENTUK LAPORAN
B. KERANGKA DAN ISI LAPORAN
C. TEKNIK DAN STRATEGI PENULISAN LAPORAN

1. Langkah-langkah penulisan laporan
2. Teknik penulisan laporan
3. Petunjuk penulisan laporan
D. PENELAHAN HASIL PENELITIAN26
KERANGKA LAPORAN PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
II. KAJIAN KEPUSTAKAAN
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi latar, Entri, dan Kehadiran peneliti
B. Deskripsi peneliti sebagai alat pengumpul data
danmetode penelitian yang digunakan
C. Tahap-tahap penelitian dan sampling
D. Proses pencatatan dan analisis data27
IV. PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Penemuan
B. Deskripsi Hasil Analisis Data
C. Penafsiran dan Penjelasan
V. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. Perpanjangan Kehadiran Pengamat
B. Diskusi Rekan Sejawat
C Analisis kasus Negatif
D. Kecukupan Referensi

E. Triangulasi
F. Pengecekan anggota
G. Auditing28
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Penemuan Penting Penelitian dan Implikasinya
B. Rekomendasi-rekomendasi29
RANCANGAN (DESAIN) PENELITIAN
I. LATAR BELAKANG DAN ALASAN
PENELITIAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Alasan Penelitian
II. PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
A. Pertanyaan penelitian
B. Pembatasan Penelitian
C. Kepustakaan yang berkaitan
D. Kesesuaian dengan Paradigma dan
Teori Substantif
E. Tujuan Penelitian30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi latar, Sumber data, Satuan Kajian,
dan Entri
B. Tahap-tahap penelitian
C. Teknik Penelitian
D. Pengumpulan dan Pencatatan Data
E. Analisis dan Penafsiran Data
IV. LOGISTIK PENELITIAN

A. Secara Keseluruhan
B. Sebelum terjun ke lapangan
C. Sewaktu berada di lapangan
D. Sesudah kegiatan lapangan
E. Mengakhiri dan Menutup Kegiatan31
V. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. Perpanjangan Keikutsertaan
B. Ketekunan Pengamatan
C. Triangulasi
D. Pemeriksaan sejawat
E. Kecukupan Inferensi
F. Pengecekan anggota
G. Uraian Tebal
h. Auditing
VI. PENULISAN LAPORAN
A. Teknik penulisan
B. Jadwal penulisan
C. Kerangka laporan

LANDASAN PENELITIAN
KUALITATIF DAN
KUANTITATIF

PERTEMUAN 22 Landasan penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif
 Karakteritik Aliran
Penelitian Kualititatif
 Dasar teoritis
penelitian kualitatif
 Karakteristik penelitian
kuantitatif
 Dasar teoritis
penelitian kuantitatif
 Perbedaan penelitian
Kualitatif dan
Penelitian kuantitatif
Cara belajar
Mahasiswa Aktif:
 Ceramah
 Diskusi
 Pengetahuan Aliran
Penelitian Kualititatif
 Pemahaman teori penelitian
kualitatif
 Pemahaman karakteristik
penelitian kuantitatif
 Pemahaman dasar teoritis
penelitian kuantitatif
 Pemahaman Perbedaan

penelitian Kualitatif dan
Penelitian kuantitatif
 Mampu menyebutkan dengan
benar aliran-aliran penelitian
kualitatif
 Mampu menjelakan dengan
benar dasar teoritis penelitian
kualitatif
 Mampu menyebutkan dengan
benar karakteristik penelitian
kuantitatif
 Mampu menjelaskan dengan
benar dasar teoritis penelitian
kuantitatif
 Mampu menjelaskan dengan
benar perbedaan penelitian
Kualitatif dan Penelitian
kuantitatif
5Karakteritik Aliran Penelitian
Kualititatif
 Latar alamiah
 Manusia sebagai alat
 Metode kualitatif
 Analisis data secara induktif
 Teori dari dasar
 Deskriptif

 Lebih mementingkan proses daripada hasil
 Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
 Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
 Desain yang bersifat sementara
 Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersamaDasar teoritis penelitian
kualitatif
 Orientasi teoritis
 Teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan sistematis
yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal
dari data dan diuji kembali secara empirik. (Moleong)
 Tidak mengacu pada positivisme Augusto Comte yang
memberi tekanan pada fakta dan penyebab perilaku.
 fenomenologis FENOMENOLOGIS
 INTERAKSI SIMBOLIS
 KEBUADYAAN
 ETNOMETODOLOGISFENOMENOLOGIS
 Tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi
orang-orang yang sedang diteliti. Inkuiri fenomenologis
memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk
menangkap pengertian sesuatu yang sedang ditelitiINTERAKSI SIMBOLIK
 Berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh
penafsiran.
 Obyek, orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki
pengertiannya sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan
untuk mereka.KEBUDAYAANsETNOGRAFI
 Kebudayaan sebagai kerangka teoritis dalam menjelaskan
pekerjaan

 Kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh manusia
dan digunakan untuk menafsirkan pengalaman dan
menimbulkan perilaku.
 Sebaiknya etnografi mempertimbangkan perilaku manusia
dengan jalan menguraikan apa yang diketahui mereka yang
membolehkan mereka berperilaku secara baik sesuai
dengan common sense dalam masyarakatnyaETNOMETODOLOGI
 Studi tentang bagaimana individu menciptakan dan
memahami kehidupannya sehari-hari-metodenya untuk
mencapai kehidupan sehari hari.Axioms About Positivism Paradigm Naturalist
Paradigm
The nature of
reality
Reality is single, tangible,
and fragmentable
Realities are multiple,
constructed, and holistic
The relationship of
knower to the
known
Knower and known are
independent, a dualism
Knower and known are
interactive, inseparable
The possibility of
generalization
Time-and context-free

generalizations (nomothetic
statements) are possible
Only time-and context
bound working hypotheses
(ideo-raphic statements) are
possible
The possibility of
casual linkages
There are real causes,
temporally precedent to or
simultaneous with their efect
All entities are in a state of
mutual simultaneous
shaping, so that it is
impossible to distinguish
causes from efects
The role of values Inquiry is value-free Inquiry is value-bound
Sumber : Lincoln dan Guba, 1985Perbedaan penelitian Kualitatif dan
Penelitian kuantitatif
PARADIGMA
ILMIAH ALAMIAH
Teknik Kuantitatif Kualitatif
Kriteria kualitas Rigor Relevansi
Sumber teori A priori Grounded
Kausalitas Dapatkah X
menyebabkan Y

Apakah X
menyebabkan Y
dalam latar alamiah
Tipe pengetahuan Proposisional Proposisional yang
diketahui bersama
Pendirian Reduksionis Ekspansionis
maksud verifikasi EkspansionisKARAKTERISITIK METODOLOGIS
Instrumen Kertas pensil atau
alat fisik lainnya
Orang sebagai
peneliti
Waktu penetapan
pengumpulan data
dan analisis
Sebelum penelitian Selama dan
sesuadah
pengumpulan data
Desain Pasti Muncul berubah
Gaya Intervensi Seleksi
Latar Laboratorium Alam
Perlakuan Stabil Bervariasi
Satuan kajian Variabel Pola pola
Unsur kontekstual kontrol Turut campur atas
Undangan

 1. Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 2011
LANDASAN TEORI PENELITIAN
 2. DEFINISI TEORI Menurut Kerlinger Menurut Neumen Menurut William Wiersma
Menurut Cooper and Schindler Menurut Sitirahayu Haditono Menurut Mark
 3. Menurut Kerlinger (1978) Seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang
berfungsi untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena
 4. Menurut Neumen (2003) Para peneliti menggunakan teori secara berbeda pada
berbagai jenis penelitian, namun beberapa jenis teori banyak dipakai dalam penelitian
sosial
 5. Menurut William Wiersma (1986) Generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat
digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik
 6. Menurut Cooper and Schindler (2003) Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang
tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena

 7. Menurut Sitirahayu Haditono (1999) Teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih
banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada
 8. Menurut Mark (1963) Membedakan teori menjadi tiga macam teori : Teori deduktif
Teori Induktif Teori Fungsional
 9. TEORI DEDUKTIF memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan
 10. TEORI INDUKTIF cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
 11. TEORI FUNGSIONAL disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoristis, yaitu data mempengaruhi pembentukkan teori dan pembentukan teori
kembali mempengaruhi data
 12. Numan (2003) mengemukakan 3 tingkatan teori (levels of theory). Micro-Level
Meso-Level Macro-level
 13. Teori tingkat mikro memberikan penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang
berskala kecil, baik Dari sisi waktu, ruang, maupun jumlah orang.
 14. Teori tingkat meso menghubungkan tingkat mikro dan makro. Misalnya, teori
organisasi, gerakan sosial, atau komunitas.Teori Collin tentang kontrol organisasi
merupakan contoh teori tingkat meso.
 15. Teori tingkat makro menjelaskan objek yang lebih luas, seperti lembaga sosial, sistem
budaya, dan masyarakat secara keseluruhan.
 16. Fokus Teori  Teori Subtantive dikembangkan untuk wilayah tertentu dari kepedulian
sosial, seperti pemogokan, perceraian, atau hubungan ras  Teori formal dikembangkan
untuk area konseptual yang luas dalam teori umum, seperti penyimpangan, sosialisasi,
atau kekuasaan. Midle berbagai teori yang slighly lebih abstrak dibandingkan generalisasi
empiris atau hipotesis tertentu.  teori Midle range dapat berupa teori formal atau
subtantive. Di bidang sosiologi Teori Midle range terutama digunakan untuk memandu
pemeriksaan empiris.
 17.  kategori konseptual dan kawasan konseptual. Konsep adalah definisi yang
dipergunakan untuk menggambarkan “secara abstrak suatu fenomena sosial”. Ada dua
jenis konsep: ◦ Pertama, konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta/realitas
yang mewakili; ◦ Kedua, konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur
hubungannya dengan fakta atau realitas. ◦ Peranan konsep, pada dasarnya untuk
menghubungkan antara dunia teori dengan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas.
 18.  hipotesis kerja atau hubungan generalisasi diantara kategori dan kawasannya. 
Integrasi.
 19. TEORI DALAM KUANTITATIF Cresswell menggunakan perumpamaan pelangi
untuk menjelaskan pengertian Kerlinger (1979) dan Labovitz dan Hagedon ( 1971)
tentang sebuah teori. Pelangi menjembatani variabel (susunan) bebas dan variabel terikat
dalam sebuah penelitian. Lalu pelangi ini menyatukan variabel-variabel tersebut dan
memberikan penjelasan gamblang bagaimana dan mengapa kita mengharap variabel
bebas untuk menjelaskan atau meramalkan variabel terikat.
 20. TEORI DALAM KUANTITATIF (LANJUTAN) Bentuk Teori Dapat berupa
serangkaian hipotesa, pernyataan logis ”jika....maka” atau model visual. Sebuah teori
dapat dinyatakan sebagai serangkaian pernyataan ” jika....maka” yang menjelaskan




















mengapa kita mengharap variabel bebas untuk mempengaruhi atau mengakibatkan
variabel terikat.
21. TEORI DALAM KUALITATIF Dalam penelitian kualitatif penggunaan teori tidak
sejelas dalam penelitian kuantitatif. Istilah yang digunakan untuk ”teori” beragam
menurut jenis desain.
22. Kegunaan Teori dalam Penelitian • Teori membatasi cakupan fakta [yang] harus kita
pelajari • Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin untuk menghasilkan
maksud/arti yang terbesar • Theory suggest a system for the research to impose on data in
order to classify them in the most meaningful way
23. Kegunaan Teori dalam Penelitian (lanjutan) • Theory summarizes what is known
about object of study and states the uniformalities that lie beyond immediate observation
• Theory can be used to predict further fact that sould be found.
24. Deskripsi Teori teori yang dideskripsikan harus memenuhi unsur-unsur berikut: 1.
Memberi kerangka pemikiran bagi pelaksanaan penelitian; 2. Membantu peneliti dalam
mengkonstruksi hipotesis penelitian;
25. Deskripsi Teori (lanjutan) 3. Dapat dipergunakan sebagai dasar atau landasan dalam
menjelaskan dan memaknai data atau fakta yang telah dikumpulkan; 4. Dalam
hubungannya dengan perumusan masalah penelitian, teori akan membantu mendudukkan
permasalahan penelitian secara nalar dan runtut;
26. Deskripsi Teori (lanjutan) 5. Membantu mengkonstruksi ide-ide yang diperoleh dari
hasil penelitian, sehingga konsep dan wawasannya menjadi lebih mendalam dan
bermakna; 6. Dalam hubungannya dengan proses penyusunan desain penelitian, teori
memberikan acuan dan menunjukkan jalan berdasarkan pengalaman- pengalaman yang
telah dilakukan para ahli melalui teori yang telah digeneralisasikan secara baik;
27. Deskripsi Teori (lanjutan) 7. Dalam hubungannya dengan penyusunan instrumen
penelitian, terutama yang menggunakan validitas konstruct (construct validity) dan
validitas isi (content validity), teori akan memberikan dasar- dasar konseptual dalam
menyusun definisi operasional
28. Metode Penyusunan Landasan Teori Menurut Borg and Gall terdapat 4 metode
menyusun landasan teori, yaitu : Mencari Sumber awal Mencari sumber Sekunder
Membaca Sumber utama Membuat sintesis
29. Mencari Sumber awal pertama yang harus dilakukan adalah Anda harus menemukan
buku, artikels, dan publikasi lainnya yang relevan dengan pernyataan masalah. Anda
dapat menemukan semua buku di perpustakaan yang berhubungan dengan topik ini.
30. Mencari Sumber Sekunder peneliti lain sudah menulis Ulasan tentang pustaka yang
relevan dengan pernyataan masalah Anda. Tinjauan tersebut adalah contoh dari sumbersumber sekunder. sumber sekunder adalah dokumen tertulis oleh seseorang yang tidak
benar-benar melakukan penelitian, mengembangkan teori-teori, atau mengungkapkan
pendapat bahwa mereka telah buatan ke kajian literatur
31. Membaca Sumber primerBerupa laporan asli yang permasalahan atau paling tidak
memiliki tujuan penelitian yang sama seperti penelitian anda. laporan-laporan asli ini
disebut sumber primer. sumber primer adalah suatu dokumen (misalnya jurnal artikel
atau disertasi) yang ditulis oleh orang-orang yang benar-benar melakukan penelitian atau
yang dirumuskan teori atau pendapat yang dijelaskan dalam dokumen
32. Membuat sintesis mensintesis apa yang telah dipelajari dalam rangka untuk menulis
tinjauan pustaka. tujuan dari kajian ini adalah untuk menginformasikan pembaca tentang

apa yang sudah diketahui, dan apa yang belum diketahui, tentang masalah atau
pertanyaan yang Anda berencana untuk meneliti.

MACAM-MACAM PENGERTIAN
TENTANG TEORI
TEORI adalah serangkaian bagian atau variabel, defnisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
maksud
menjelaskan
fenomena
alamiah.
Labovitz
dan
Hagedorn
mendefinisikan TEORI sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang
mereka defnisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Oleh (John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach,
(London: Sage, 1993) hal 120)
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), defnitions, and
propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations
among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Di
dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting. Pertama, suatu teori adalah
satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori
memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan
variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan. (Kerlinger (1973:9))
Ismaun (2001:32) mengemukakan bahwa teori adalah pernyataan yang berisi
kesimpulan tentang adanya keteraturan subtantif.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial.
Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari
keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang dunia sosial. Oleh (W.L Neuman, Social Research
Methods: Qualitative & Quantitative Approach, (London: Sage, 2003) hal. 42)

Sumber:

http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/hakikat-teori/

*****
Teori social menurut Neuman adalah sebagai sebuah system dari
keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang dunia social.
Oleh karena itu Neuman menjelaskan bahwa Teori terdiri atas beberapa
elemen:
1. Konsep >> symbol dan defnisi
2. Scope(lingkup)
3. Relationship

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori
sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai
“menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan.[1].
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang
berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta-fakta .[2] Selain itu, berbeda dengan teorema, pernyataan teori
umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan
akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan
kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan
kesimpulan pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial.
Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan
abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan
tentang dunia sosial.[3]. Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan idiologi,
seorang peneliti kadang-kadang bias dalam membedakan teori dan ideologi.
Terdapat kesamaan diantara keduanya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat
merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah

Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi
Marxis atau Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau
kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu.
Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori
juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia
membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena
tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah laku
hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas kenyataan
(misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori
membentuk generalisasi atas banyak observasi dan terdiri atas kumpulan ide yang
koheren dan saling berkaitan. Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan
sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terobservasi.
Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan
sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum
pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah
teori ilmiah telah mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain
tingkatannya akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi
hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan
hukum akan tetap menjadi hukum.[4]
ELEMEN TEORI
Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini
berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut. Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang
diekspresikan dengan symbol atau kata.[5]. Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan
definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol
seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan di
dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui
simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol karena bahasa
itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep dan teori seperti
mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan. [6].
Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
konsep, ia merupakan ide abstrak yang hanya didalam pikiran kita saja.
Elemen kedua yaitu Scope [7]. Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki
konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret.
Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena
sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang
kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton ”kekuasaan
cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup
yang abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret seperti presiden,
raja, jabatan ketua RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi
uang. .[8].
Elemen ketiga adalah Relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari konsepkonsep atau secara lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep
berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat (causal statement)

atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan
hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita bagaimana variasi
dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain.
Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah
hubungan itu, maka hal ini disebut sebuah hipotesa. Sebuah teori sosial juga
terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau alasan dari sebuah hubungan,
sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan bagaimana sesuatu
bekerja. [9]
Referensi :
1. John W Creswell, Research Design: Qualitative & Quantitative Approach,
(London: Sage, 1993) hal 120
2. Merriam-Webster.com Merriam-Webster Dictionary
3. W.L Neuman , Social Research Methods: Qualitative & Quantitative
Approach, (London: Sage, 2003) hal. 42
4. http://www.evolution.mbdojo.com/theory.html
5. W.L Neuman, Ibid., hal 44
6. W.L Neuman, Ibid.,hal 45
7. W.L Neuman, Ibid.,hal 47
8. John W Creswell, Ibid., hal. 122
9. W.L Neuman, Ibid., hal 50
Sumber Bacaan: http://id.wikipedia.org/wiki/Teori
Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial. Teori adalah
seperangkat konsep/konstruk, defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan
hubungan sistimatis suatu fenomena, dengan cara memerinci hubungan sebabakibat yang terjadi.
Nah kalo ambil dari bukunya Pak Erwan dan Dyah (2007) teori menurut definisinya
adalah serangkaian konsep yang memiliki hubungan sistematis untuk menjelaskan
suatu fenomena sosial tertentu. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa teori
merupakan salah satu hal yang paling fundamental yang harus dipahami seorang
peneliti ketika ia melakukan penelitian karena dari teori-teori yang ada peneliti
dapat menemukan dan merumuskan permasalahan sosial yang diamatinya secara
sistematis untuk selanjutnya dikembangkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis
penelitian.
Sumber:
http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/hakikat-teori/
****

Secara umum teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian
khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori
ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa :
“ A theory is a set of interrelated constructs (concepts), defnitions, and
propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations
among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.”
Di dalam definisi ini terkandung tiga konsep penting. Pertama, suatu teori adalah
satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori
memperlihatkan hubungan antarvariabel atau antar konsep yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan
variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan.
Dengan demikian, teori dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan
hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang ingin diteliti dan
juga merupakan alat dari ilmu (tool of science). Di lain pihak, teori juga merupakan
alat penolong teori. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai : (a)
teori sebagai orientasi utama dari ilmu, (b) teori sebagai konseptualisasi dan
klasifikasi, (c) teori meringkas fakta, (d) teori memprediksi fakta-fakta, dan (e)
teori memperjelas celah kosong. Teori mempunyai hubungan yang erat dengan
penelitian dan juga dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa
teori, penemuan tersebut akan merupakan keterangan-keterangan empiris yang
berpencar. Makin banyak penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak
pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan (disarikan dari Moh. Nazir, 1983:22-25)
Secara ringkas, Ismaun (2001:32) mengemukakan bahwa teori adalah pernyataan
yang berisi kesimpulan tentang adanya keteraturan subtantif. Menemukan
keter