BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. TERMINOLOGI JUDUL - Laporan Perancangan TKA - 490 - Studio Tugas Akhir Semester A Tahun Ajaran 2011/2012

BAB II DESKRIPSI PROYEK TERMINOLOGI JUDUL II.1. Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk

  penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih dahulu.

  Berikut merupakan secara terminology ari judul Stadion Internasional Medan, yakni:

  • Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan

  acara olahraga dan konser , di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion umunya merujuk pada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan diluar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang. Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang berdinding tembok di sekelilingnya dimana sebagian atau seluruh kelilingnya diberi tempat duduk/bangku. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

  Internasional

  • berarti antar bangsa ataupun antar Negara.
  • Medan adalah kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara.

  Berdasarkan jabaran terminology arti kata di atas, maka secara terminologi pengertian dari Stadion Internasional Medan dapat didefinisikan sebagai berikut: sebuah bangunan tempat penyelenggaraan olahraga sepak bola yang berlokasi di Kota Medan dengan fasilitas olahraga yang lengkap seperti lapangan bola dan fasilitas penunjang lainnya yang dapat mendukung fungsi utamanya.

  Berdasarkan peraturan dan literatur yang ada, baik itu pelaku kegiatan, program kegiatan dan standar persyaratan teknis sebuah stadion sepak bola, maka didapatkan kebutuhan ruang dan fasilitas sebagai berikut:

1. Fasilitas Utama

  Lapangan Sepak Bola Ruang P3K

  Tribun Penonton Kelas 1 Ruang Pemeriksaan

  Tribun Penonton Kelas 2 Ruang Latihan

  Tribun Penonton VIP Ruang Pemanasan

  • KantorPengelola/Official

  • Ruang Massage
  • Ruang Konferensi Pers
  • Ruang Mesin
  • Musholla
  • Ruang Informasi
  • Ruang Panel
  • Ruang CCTV
  • Ruang Ganti Pemain dengan toilet
  • Ruang Trafo
  • Ruang Pompa
  • Ruang Ganti Pelatih dan Wasit dengan Toilet
  • Gudang/Janitor
  • Ticket Box
  • Parkir

2. Fasilitas Pendukung

  • Resto dan Cafe Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruangnya antara lain sebagai berikut:
    • Area Makan -
    • Pantry -

  Banquet

  Kasir

  • Bar -
  • Ruang Pegawai -

  Wastafel

  • Ruang Penyimpanan -
  • KM/WC

  Dapur

  • Gudang/Janitor
    • Ruang Pertemuan Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan antara berbagai pihak yang berhubungan dengan dunia sepak bola. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

  • Ruang Seminar -

  Ruang Konferensi

  Ruang Panel/Sound System

  • Ruang Rapat -
  • Ruang Informasi -

  Ruang Peralatan

  KM/WC

  Coffee Corner

  • Dapur/Pantry
  • Ruang Tunggu -
  • Gudang/Janitor
  • Office

  Merupakan tempat para pengelola, pemilik klub dan para official melakukan pekerjaanya baik mengurus fasilitas stadion maupun memanajamen klub. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

  • Ruang Pengelola Fasilitas -
  • Ruang Informasi -
  • Ruang Official Tim -
  • Dapur/Pantry

  Ruang pemilik Klub

  Ruang Tunggu

  Ruang Pegawai

  Locker Room

  • Gudang/Janitor
  • Ruang Teknisi -
  • KM/WC
    • Mini Museum Merupakan tempat menyimpan, mengabadikan, memelihara serta memajang berbagai prestasi dan informasi tentang sepak bola, sejarah klub, dan informasi tentang atlit. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

  • Ruang Exhibisi -
  • Ruang Panel -

  Galeri

  Ruang Pengelola

  Gudang/Janitor

  • Ruang Seminar -
  • KM/WC
  • Ruang Penyimpanan -

  Perpustakaan Mini

3. Fasilitas Shopping, Kuliner dan Penginapan

  • Souvenir dan Retail Shop Menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan segala barang yang berhubungan dengan olahraga terutama sepak bola seperti, took olahraga, sport station, serta berbagai barang yang penjualanya dapat digabungkan dengan barang-barang olahraga seperti music dan fashion.
  • Penginapan dan Restoran Penginapan memberikan jasa penginapan yang dikhususkan bagi para atlit yang menggunakan stadion. Sementara restoran menyajikan berbagai macam kuliner bagi para atlit, pengelola, maupun pengunjung dan penonton yang menggunakan ataupun berkunjung ke stadion.

  II.2. TINJAUAN UMUM

  II.2.1. Stadion Modern

  Pada umumnya merupakan sebuah bangunan yang berisikan bangku penonton yang letaknya berada disekeliling bangunan. Stadion sering juga disebut gelanggang olahraga atau arena. Stadion yang telah ada saat ini berupa stadion terbuka, stadion tertutup dan ada juga stadion yang dapat terbuka dan tertutup.

  Desain stadion pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk tempat olah raga saja, tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa stadion di Inggris dan Amerika.

  Setiap bangunan yang didirikan, tentunya mengacu pada standar dan aturan tertentu. Begitu pula halnya stadion ini. Stadion ini dibangun dengan mengacu pada standar-standar yang ada. Yaitu berdasarkan standar FIFA dan standar PSSI yang disesuaikan. Oleh sebab itu, stadion ini dapat dikatakan berstandar internasional.

1. Ketentuan Umum

a) Jarak Pandang

  Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan pandangan dari penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di lapangan. Jarak pandang penonton optimal/paling nyaman adalah berjarak 90 meter dari pusat lapangan, dan 190 meter adalah jarak terjauh untuk melihat ke sudut terjauh lapangan.

Gambar 2.1 Bentuk Tribun Ideal Bagi Penglihatan Penonton

  Sementara itu, sudut pandang yang paling optimal yaitu 150 meter dari titik sudut lapangan terjauh.

b) Zona Keamanan

  2 Zona keamanan stadion minimal 0.5 m dikali dengan jumlah penonton. Zona

  keamanan adalah daerah bebas yang terletak di sekeliling bagian luar bangunan stadion yang berfungsi menampung luapan penonton pada saat berakhirnya pertandingan atau dalam keadaan darurat.

  2. Klasifikasi Stadion

  Stadion dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tipe

  A B C Jumlah Kapasitas Penonton 30.000-50.000 10.000-30.000 5.000-10.000 Jumlah Lintasan Lari 100 m

  8

  8

  8 Jumlah Lintasan Lari 400 m

  8

  6

  6 Tabel 2.1 Klasifikasi Stadion Sepakbola

  3. Persyaratan Lapangan Pertandingan

a) Geometri Lapangan Pertandingan dapat dilakukan di lapangan rumput maupun artificial.

  Dimensi lapangan, minimum; lebar 64 meter, panjang 100 meter. Maksimum; lebar 75 meter, panjang 110 meter.

  Lapangan terbagi menjadi dua yang ditandai dengan garis tengah. Titik tengah lapangan ditandai dengan titik dengan lingkaran dengan radius 9.15 meter.

  Goal area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 5.5 meter dari goal post dan

  5.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

  Penalty area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 16.5 meter dari goal post

  dan 16.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line. Titik penalty berada tepat di tengah-tengah goal post 11 meter dari goal line. Setengah lingkaran yang berada di luar garis penalty area memiliki dimensi radius Bendera corner memiliki dimensi tidak lebih dari 1.5 meter dan berujung tumpul.

  Di setiap corner lapangan terdapat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter. Gol memiliki jarak antara tiang 7.32 meter dan tinggi 7.24 meter dari tanah. Tiang gol dan crossbars harus di cat putih. Tiang gol harus tertanam/permanen.

  Kemiringan permukaan lapangan ditentukan minimal 0.50% maksimal 1% keempat arah. Lebar zona bebas di keempat sisi ditentukan minimal 2.00 meter, di sisi belakang gawang minimal 3.50m dengan panjang minimal 11.50 meter.

b) Geometris Lapangan Panjang lintasan harus 400m dan maksimal 400.03 meter.

  Panjang lintasan harus diukur adri garis imajiner yang terletak 30 cm dari sisi dalam kurb didalam lintasan lari. Kemiringan lintasan pada arah memanjang (arah berlari) ditentukan 0-0.1% dan pada arah melintang 0-1%. Lebar setiap lintasan ditentukan 122 cm. Lengkung lintasan harus merupakan busur setengah lingkaran. Panjang bagian lurus dari lintasan minimal 70 meter, maksimal 80 meter. Kelengkapan foto finish berupa pipa saluran berikut kabel bawah tanah untuk mendeteksi pemenang lomba lari harus dibuat dilintasan akhir atletik Lebar kurb maksimal 5 cm serta tidak mempunyai sudut yang tajam

  c) Orientasi Lapangan

  Lapangan pertandingan harus berorientasi Utara-Selatan yang disesuaikan dengan letak geografis dari lokasi bangunan stadion yang akan dibangun.

  d) Area Rumput Lapangan

  Permukaan rumput harus benar-benar rata dan terukur, harus rumput alami (dapat digunakan rumput buatan dalam hal tertentu), dalam kondisi sempurna dan memiliki sistem pengairan yang baik pada iklim kering. Pada iklim dingin lapangan pertandingan harus dilengkapi sistem pemanasan bawah tanah untuk mencegah lapangan yang membeku saat musim salju.

  e) Lapangan Rumput Buatan

  penerapan peraturan baru mengenai permukaan lapangan berkembang lebih cepat. Cepat atau lambat penggunaan rumput tiruan harus dapat diterima untuk pertandingan profesional di tingkat yang paling tinggi. Adapun pertimbangan-pertimbangan akan hal tersebut :

  1. Hamparan rumput tiruan yang terbaik sedang diproduksi saat ini dengan tidak terbatas. Lebih baik daripada bahan duapuluh atau tigapuluh tahun yang lalu. Pantulan dan putaran bola sama seperti pada rumput alami berkwalitas, namun mungkin lebih konsisten. Penggunaan material sekarang ini dan derajat tingkat kehalusan yang dikembangkan memastikan bahwa masalah-masalah sepertiresiko luka-luka/kerugian, sulitnya untuk mengontrol bola, dll., tidak lagi berlaku. Secara singkat, banyak tenaga ahli dari hal ini. Pemain dan pemain terdahulu, merasakan permukaan rumput tiruan saat ini lebih baik dibanding rata-rata bidang rumput alami.

  2. Penggunaan rumput tiruan akan berarti bahwa olahraga bisa menikmati tingkat konsistensi tinggi di dalam hal mutu permukaan permainan, dari stadion ke stadion, yang itu tidak pernah bisa dicapai dengan rumput alami.

  3. Pengembangan dan disain stadion seluruh penjuru dunia tidak menetapkan perlunya dinding dan atap sebagai pelindung dengan alasan memberikan persediaan cahaya, udara, dan hujan yang dibutuhkan rumput alami untuk hidup dan sehat. Jika hamparan rumput tiruan bisa diterima untuk semua tingkat sepak bola, para perancang stadion akan lebih berkonsentrasi pada produksi stadion yang akan membatasi kebutuhan struktur dan gaya struktur stadion mereka yang mempengaruhi kesehatan rumput alami.

  4. Kemungkinan membutuhkan penanaman dana yang besar dari klub untuk pemakaian rumput tiruan untuk pertandingan. Adapun manfaat utamanya mencakup: a. Rumput buatan bisa digunakan 24 jam sehari yang berarti tidak memerlukan perawatan tersendiri dari stadion tersebut.

  b. Kerugian pendapatan disebabkan oleh faktor perubahan cuaca yang menghalangi jalannya pertandingan dapat dihapuskan.

  c. Area permainan bisa dimanfaatkan untuk jangkauan menyeluruh seperti peristiwa di luar dari pertandingan sepak bola, tanpa menyebabkan manapun kerusakan.

  Tiap-tiap stadion harus menemukan sumber pendapatan tambahan, tetapi saat ini yang serius.

Gambar 2.2 Lapangan Sepak Bola dan Bagian-Bagiannya

  f) Service Track

  Servis Trek ini disediakan untuk memfasilitasi pergerakan di dalam area permainan, seperti sarana pengangkutan (tandu), ambulans, peralatan keamanan. Selain itu adanya ruang lebih di sisi lapangan akan memberikan ruang gerak lebih banyak pada pemain saat melakukan tendangan corner. Rekomendasi Jarak Minimum antara Lapangan ke Dinding Penopang dan Parit Dari Touch Line = 6 meter, dan Dari tiap Garis Gawang = 7,5 meter.

  g) Drainase

  Lapangan pertandingan harus dilengkapi dengan sistem drainase untuk mengantisipasi kemungkinan terhenti/batalnya pertandingan akibat genangan air. Ukuran atau dimensi drainase harus didasarkan pada ketentuan, bahwa lapangan harus dapat menyerap dan

  2

  mengeringkan air hujan dengan curah 10.8 mm/m dalam waktu 90 menit atau perkolasi 120

  2 inci setiap 25 m permukaan lapangan.

  h) Technical Area Technical Area harus memiliki bench/kursi panjang yang dapat mengakomodasi

  minimal 11 orang. Technical area itu harus dibatasi dengan garis yang jelas dan ditandai dengan jelas pula. Technical Area berlaku bagi tim tamu dan tuan rumah. Jarak kedua

  

technical area harus sama dan diukur dari garis tengah. Technical area harus memiliki atap

yang memadai guna melindungi pemain dan tim ofisial.

Gambar 2.4 Detail Technicak Area

i) Aksesoris Lapangan Bingkai/mistar gawang terbuat dari bahan yang tidak berpeluang mencederai pemain. j) Papan Iklan

  Ketika membangun sebuah stadion, harus diperhitungkan fakta-fakta bahwa garis penglihatan penonton tidak terhalang oleh papan iklan. Jarak minimum antara batas garis lapangan permainan dan papan iklan, yang normal memiliki tinggi maksimum 90 cm adalah : - Pada Touch Line; 4 meter.

Gambar 2.8 Potongan Tiang Gawang Gambar 2.6

  Ukuran gawang lebar 7.3 m dan tinggi 2.24 dari tanah

Gambar 2.7 Bendera Sudut

  (Corner Flag) tinggi 1.5m dari tanah

Gambar 2.5 Standart dan Kapasitas Bench Cadangan

  • Dari belakang tengah garis gawang 3-5 meter dikurangi ke arah bendera corner.

Gambar 2.9 Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan

  Selain itu papan iklan tidak boleh: a. Ditempatkan di tempat yang dapat berbahaya bagi pemain, ofisial dan lainnya.

  b. Didirikan pada papan pertunjukan dengan bentuk dan material yang dapat membahayakan pemain, contohnya papan berputar yang digerakkan dengan voltase rendah yang tidak dapat membahayakan keselamatan peserta pertandingan.

  c. Dibuat dengan permukaan yang memantulkajn cahaya yang dapat menyilaukan pemain, wasit dan penonton.

  d. Didirikan pada papan pertunjukan yang dapat menghalangi penonton saat evakuasi darurat ke area permainan.

  k) Papan Skor

Gambar 2.10 Score Board

  l) Pagar Pengaman dan Parit Benteng

  Sebenarnya antara lapangan dan tribun penonton tidak harus dikelilingi oleh pagar faktor kemanan dan ketertiban pertandingan. Meskipun begitu, FIFA dan beberapa konfederasi sepakbola lainnya memutuskan final kompetisi hanya akan dimainkan di stadion yang bebas pagar atau layar.

  Konsep pengamanan apapun yang diterapkan, tujuannya adalah melindungi peserta pertandingan dari gangguan penonton. Ada banyak cara atau kombinasi pengamanan yang dilakukan.

  (1). Penjagaan polisi atau petugas keamanan di sekitar area lapangan pertandingan (2). Konfigurasi/penempatan tempat duduk yang memposisikan barisan depan penonton pada tempat yang lebih tinggi di arena yang akan mencegah kemungkinan gangguan penonton ke dalam lapangan permainan. (3). Parit dengan kedalaman dan ketebalan yang cukup untuk melindungi lapangan (4). Layar transparan atau pagar transparan yang dapat dipasang dan dilepas. Pemasangan layar atau pagar transparan ini dapat dilakukan hanya pada pertandingan tertentu saja.

  Apapun bentuk proteksi yang dilakukan adalah cara yang dapat dipenuhi dengan kemapuan di wilayah tersebut dan tidak menimbulkan bahaya bagi penonton saat dalam keadaan panik atau evakuasi gawat darurat.

  Kompartemensasi dan Tribun Tempat Duduk

  Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton. Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki pandangan/visi yang baik. Hal tersebut juga untuk menghindari penonton yang harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur, pudar dan nomor tempat duduk yang kecil, sementara yang lain menunggu di belakang tidak sabar, dan frustsi. Keseluruhan proses tersebut dapat menimbulkan stress dan lambatnya sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal kecil yang dapat menjadi masalah besar.

Gambar 2.12. Standar Tempat Duduk Stadion

  Jenis tempat duduk yang dipasang seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah, rusak, tahan api, tahan terhadap pengaruk iklim (pembusukan) dan pemudaran warna.

  Garis Pandang

  Berdasarkan pendapat Vitruvius

  1

  (abad pertama SM) deretan bangku dan teras tempat alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini stadion menggunakan peralatan pengeras suara, (ampilifier) maka kriterianya hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang penonton. Pengaturan bangku-bangku tersebut dibuat menaik berselang-seling dan penonton di bagian belakang dapat melihat ke depan langsung dari bagian atas bagian kepala penonton di bagian depan, dengan bentuk lengkung parabolik dengan kenaikan awal ≥ 380 dan kenaikan terakhir ≤ 480. Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion, bentuk ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan dan memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion.

  Kompartemenisasi penonton dan tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi ketentuan berikut: Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton minimal 2000 orang dan maksimal 3000 orang. Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan setinggi 1.2m dan maksimal 2.0m. Antara dua gang maksimal 48 tempat duduk. Antara gang dengan dinding atau pagar maksimal 24 tempat duduk. Antara gang dengan gang utama maksimal 72 tempat duduk. Harus dihindari terbentuknya perempatan. Kapsitas yang disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 sektor atau kompartemen.

Gambar 2.13. Diagram Line of Visibility Tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk. Garis pandangan agar seorang penonton tidak terhalang pandangan oleh penonton di depannya ditentukan sebesar 12cm.

  Untuk meningkatkan garis pandangan, sudut dasar tribun dapat dibuat dalam 2 atau lebih dengan sudut yang lebih besar didasarkan pada perhitungan injakan dengan tanjakkan yang digunakan. Tribun dapat dibuat bertingkat bila jarak pandang melebihi batas optimal. Tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  • Diletakkan di bagian depan atau paling belakang dari tribun penonton
  • Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1.4m ditambah selasar dengan lebar minimal 0.9m.

4. Persyaratan Fasilitas Pendukung

  Fasilitas pendukung pada stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  a) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 2 unit dan tipe C minimal

  1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut: Lokasi ruang ganti harus dapat dengan langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.

  Kelengkapan fasilitas tiap-tiap unit yang terdiri dari :

  • Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus.
  • Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower.
  • Ruang ganti pakaian pria pakaaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit ( locker) minimal 20 box dan dilengkapi dengan bangku panjang minimal 20 tempat duduk.
  • Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah bak cuci tangan (wastafel) yang dilengkapi cermin.
  • Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan minimal 20 buah.
  • Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi dengan tempat duduk.

  b) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 1 unit untuk

  wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan sebagai berikut :

  • 1 buah bak cuci tangan
  • 1 buah toilet
  • 1 buah ruang bilas tertutup
  • 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk.

  2

  

h) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton

  VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,6 m dengan ukuran panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,90 m. Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,4 m dan maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,9 m.

  g) Tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B, dan C dengan ketentuan:

  untuk tipe A sedangkan untuk tipe B dan C diperbolehka tanpa ruang latihan beban.

  

2

  latihan yang digunakan, minimal 150m

  

f) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat-alat

  2

  , serta tipe C minimal 81m

  dan maksimal 196m

  Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton. Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit unit minimal:

  2

  , tipe B minimal 81m

  2

  e) Ruang pemanasan untuk tipe A minimal 300m

  . Kelengkapan minimal 1 tempat tidur untuk pemeriksaan, satu buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah toilet yang mempunyai luas lantai untuk dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan doping.

  2

  dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buahtempat tidur, 1 buah wastafel tangan dan 1 buah toilet direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 1 unit untuk melayani 20.000 penonton dengan luas minima 15 m

  2

  c) Ruang Pijat direncanakan untuk tipe A dan B minimal 12 m

  wanita dan pria adalah 1:4, yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan: Jumlah toilet duduk untuk pria dibutuhkan 1 buah toilet untuk 200 penonton pria dan untuk penonton wanita 1 buah toilet duduk untuk 100 penonton wanita. Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah

i) Kantor pengelola untuk tipe A dan B direncanakan sebagai berikut:

  Dapat menampung minimal 10 orang, maksimal 15 orang sedangkan tipe C

  2 minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5m untuk tiap orang.

  Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan , petugas

  2 kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15m .

  Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut.

  

j) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas

yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan.

  2

  2 Tipe A dibutuhkan 120m untuk gudang alat olahraga dan 20 m untuk gudang alat kebersihan.

  2

  2 Tipe B dibutuhkan 50m untuk gudang alat olahraga dan 20m untuk gudang alat

  2

  2 Tipe C dibutuhkan 20m untuk gudang alat olahraga dan 9m untuk gudang alat kebersihan. k)

  Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik.

  

l) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang sesuai kapasitas

  mesin yang dibutuhkan dan lokasi ruang mesin tidak menimbulkan bising yang mengganggu arena.

  

m) Kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang

kantin.

n) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan

tanpa ruang pos keamanan. o) Tiket box direncanakan untuk tipe A dan B sesuai dengan kapasitas penonton. p) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan ketentuan :

  Lokasi harus berada di tribun barat Lokasi pengambilan foto harus berada di parit belakang gawang Harus disediakan kabin untuk kru TV Untuk tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan tipe C boleh tanpa ruang telepon dan telex.

  Toilet khusus untuk pria dan wanita, masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 toilet jongkok dan bak cuci tangan.

  r) Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A dan B sedangkan untuk tipe C

  diperbolehkan tanpa toilet penyandang cacat, fasilitas yang dibutuhkan minimal sebagai berikut: 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita. Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita. Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80cm. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  Tanjakkan harus mempunyai kemiringan 8%, dan panjangnya maksimal 8

  • meter.
  • Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 1,80 meter. Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang
  • keras dan tidak boleh ada genangan air.

  o Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180 .

  • 5. Sirkulasi Pengunjung Penonton, atlit, pelatih dan pengelola harus mempunyai jalur sirkulasi terpisah.

  Sirkulasi utama pengunjung yang utama, yaitu koridor atau selasar. Lebar koridor harus diambil minimal 1.10 m dan untuk koridor utama minimal 3.00 m. koridor khusus penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut:

  Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air. Untuk dua kursi roda berpapasan, lebar minimal 1.80 m.

  o Koridor harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180 .

  Perbedaan tinggi antara akhir koridor dengan lantai atau jalan maksimal 1.50 m.

6. Tangga

  Tangga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 6 buah, bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya. Lebar tangga minimal 1.10 m, maksimal 1.80 m, bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1.80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang. Tinggi tanjakkan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm dengan lebar injakkan minimal diambil 28 cm dan maksimal 30 cm. Untuk menunggu antrian sebelum dan sesudah tangga harus diberi ruang khusus dengan panjang minimal 3 m. Tangga khusus untuk penyandang cacat yang menggunakan tongkat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  Pegangan tangga harus oval atau bulat dengan jarak 4cm dari pegangan tangga

  • sampai dinding, disediakan dua pegangan tangga yang mempunyai ketinggian 80cm untuk orang dewasa dan 45 cm untuk anak-anak. Ukuran tangga maksimal 15 cm dan lebarnya minimal 28 cm.

  Setiap maksimal 6 anak tangga harus disediakan bagian datar yang diperlebar minimal 2 x bagian injakkan anak tangga. Warna bidang tegak anak tangga harus dibedakan dengan warna bidang datar

  • (injakkan). Jalan yang dilalui tidak boleh mempunyai ruang dibawah tangga yang terbuka
  • dengan tinggi minimal 2.00 m.

  7. Ramp

  Kemiringan ramp harus diambil maksimal 8% dan khusu untuk penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut: Panjang ramp maksimal 10 m, bila lebih dari 10 m, tanjakkan harus dibagi dalam beberapa bagian dan antara dua bagian ramp harus disediakan bagian yang datar. Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm.

  8. Pintu

  Pintu stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Lebar bukaan pintu minimal 1.1 m.

  Lebar pintu total harus mampu menampung luapan arus pengunjung dalam waktu maksimal 5 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm bukaan untuk 40 orang/menit. Jarak satu pintu dengan pintu lainnya maksimal 25 m. Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 20 m. Pintu harus terbuka keluar. Pintu dorong tidak boleh digunakan. Bukaan pintu khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  Lebar bukaan pintu minimal 90cm.

  • Pada pintu biasa, tinggi pegangan pintu 90cm.

  Untuk mengatasi keadaan darurat harus tersedia minimal 2 pintu darurat.

9. Tata Cahaya/Lampu

  Perencanaan tata cahaya didasarkan atas: Tingkat pencahayaan stadion Untuk latihan dibutuhkan minimal 100 lux.

  • Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.
  • Untuk pengambilan audio dan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux.
  • Bila posisi cahaya diletakkan di dalam stadion, maka penempatan sumber cahaya sebagai berikut: Penempatan sumber cahaya di keempat sudut lapangan.
  • o
  • Dari titik tengah sisi penjaga gawang minimal membentuk sudut 10 , dan

  o maksimal 25 . o

  • Dari titik tengah sudut memanjang membentuk sudut 5 .

  o Tinggi tiang lampu t merupakan fungsi dari jarak d dengan membentuk sudut 25 .

  • Penempatan sumber cahaya di lisplank atap stadion, maka penempatan sumber cahaya harus memenuhi ketentuan jarak antara 2 tiang lampu yang berada di tengah sisi memanjang minimal 55 cm dan maksimal 60 cm. Bila menggunakan tata cahaya buatan harus disediakan generator set yang mempunyai kapasitas daya minimal 60% daya terpasang. Generator set harus dapat bekerja maksimal 10 detik pada saat aliran PLN padam.

Gambar 2.14 Lampu Sorot pada Stadion

  1. Lampu sorot harus memiliki kekuatan penerangan rata-rata 800 flux. Lampu sorot itu harus dipelihara secara reguler oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi untuk melakukan hal tersebut.

  2. Pihak ketiga yang disebutkan di peraturan di atas harus memberikan surat keterangan bahwa lampu sorot sudah mamenuhi syarat seperi yang tertuang pada peraturan di atas.

  10. Tata Suara

  Tata kebisingan maksimal yang diproduksi oleh kegiatan stadion yang diizinkan ditentukan sebesar 75 desibel.

  11. Tata Udara

  Ventilasi pada ruang fasilitas pemain harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Jika menggunakan ventilasi alami, luas bukaan yang berada di dua dinding yang berhadapan minimal 6% dari luas lantai.

  Jika menggunakan ventilasi buatan, volume pergantian udara minimal

  2 10m /jam/orang.

  12. Power Supply

  Untuk pertandingan top level biasanya permainan dimainkan di sore hari. Maka, seluruh area permukaan lapangan harus mendapat penerangan, sebagai standard yang menjamin kejelasan penglihatan penonton, pemain dan peserta lainnya dan tentunya memungkinkan pertandingan disiarkan di televisi. Untuk menjamin hal itu maka stadion diharuskan memiliki dua sumber alternative daya yang tidak terikat satu sama lain. Power supply tersebut harus tersedia

13. Parkir

  Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B dengan ketentuan sebagai berikut : Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau pemberangkatan bus menuju pintu 2. masuk stadion adalah 1500 m Satu ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada jam sibuk.

II.2.3. Tinjauan Fungsi dan Fasilitas Stadion

1. Deskripsi Pelaku dan Kegiatan

  a. Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam Stadion Sepakbola di Medan ini terdiri dari: pengunjung, Pengunjung Dari kelompok pengunjung tersebut dapat dibagi lagi atas:

  Anak-anak. Baik yang bermain, berlatih maupun yang menonton pertandingan

  • atau beraktivitas di dalam dan area Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai bagian tim/klub serta yang datang
  • sebagai penonton pertandingan.
  • Dewasa. Baik pemain, pelatih, staf ofisial, penyewa, pengelola dan pengurus yang beraktivitas di dalam dan area stadion. Orang Tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja, mencari
  • hiburan bersama keluarga, dll

  Pengelola, yaitu pihak yang bertugas mengelola dan mengurus segala bentuk perawatan dan jalannya fungsi stadion sebagaimana mestinya. Pengelola juga mrupakan orang yang bekerja untuk mengatur segala sesuatunya yang ada di dalam stadion ini. Perilaku pengelola tergantung aktifitas-akifitas apa saja yang dilakukan berdasarkan pembagian kerjanya masing-masing. Service, merupakan pihak yang bertugas menjalankan aktivitas pemeliharaan, perawatan serta menjaga keadaan stadion dalam kondisi optimal.

  b. Kegiatan Beberapa kegiatan yang dilakukan di stadion ini dibagi atas :

  1. Olah raga Bermain, berlatih dan bertanding sepakbola serta apa saja kegiatan pertandingan yang dilakukan leh atlit-atlit di lapangan stadion

  2. Rekreatif Menonton segala even pertandingan dari berbagai kompetisi dan divisi yang diadakan Badan Liga Indonesia. Event pertandingan ini dapat dijadikan sebagai suatu ajang rekreasi bagi semua kalangan.

  3. Edukatif Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik, sarana interaksi dan pembentukan mental.

  Kegiatan Pendukung Selain untuk olahraga sepakbola stadion ini juga menampung aktivitas lain yang membutuhkan area luas dan pengunjung banyak seperti konser musik, pertemuan-pertemuan serta acara besar tingkat daerah.

  2. Souvenir Shop Menjual berbagai merchandise dan peralatan olah raga, musik, dan souvenir.

  3. Restoran dan Kafe Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.

  4. Ruang Pertemuan Tempat diadakannya pertemuan antar petinggi klub, pemuka olahraga, pejabat undangan atau wartawan.

  5. Pusat Kebugaran Salah satu fasilitas yang menampung kegiatan berolahraga olahtubuh dan kebugaran dalam ruang yang menggunakan alat-alat bantu olahraga seperti jogging, sepeda, dll.

  6. Museum Olahraga Tempat memamerkan dan melihat sisa peninggalan serta catatan sejarah sepakbola dari masa lalu hingga masa kini di daerah Sumatera Utara.

  7. Hotel Atlit Sebagai akomodasi penginapan bagi para atlit yang akan bertanding. Baik itu atlit sepak bola, maupun atlit dari segala cabang olahraga yang berada di kawasan c. Kegiatan Pengelolaan dan Pemeliharaan Kegiatan yang kompleks pada stadion ini juga membutuhkan pengelolaan dan pemeliharaan yang kompleks. Oleh sebab kegiatan pengelolaannya tidak bisa di lakukan sekaligus. Sehingga untuk kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan dibagi ke dalam beberapa bagian berdasarkan banyaknya jenis aktivitas. Masing-masing bagian bertanggung jawab pada pengelola utama.

  d. Cakupan Pelayanan Pelayanan meliputi masyarakat Kota Medan pada khususnya dan masarakat

  Sumatera Utara pada umumnya serta dapat melayani kebutuhan nasional dan internasional jika diperlukan.

  Stadion dalam bahasa Romawi menunjukkan suatu satuan ukur, panjangnya kira-kira 200 meter. Di masa Romawi awal, panjang suatu gelanggang adalah 1 stadion, sehingga nama yang menyebutkan unit kadang-kadang juga diberlakukan untuk bangunan itu. Stadion Sepakbola memiliki fasilitas-fasilitas yang harus memenuhi standard sebagai berikut:

  a. Lapangan sepakbola

  Lapangan yang digunakan berstandard internasional dengan kapasitas tribun >50.000 tempat duduk yang tertutup sebagian dan dilengkapi dengan segala atribut dan fasilitas yang baik.

  Kapasitas Penonton 1. Kapasitas stadion didasarkan pada kebutuhan lokal.

  2. Jika diharapkan nantinya stadion akan digunakan untuk event sepakbola nasional maka kapasitas 30,000 perlu dikembangkan.

  3. Untuk pertandingan final contohnya final kejuaraan Piala Konfederasi maka harus memenuhi syarat 50,000 tempat duduk, sedangkan final Piala Dunia membutuhkan kapasitas di atas 60,000 tempat duduk.

  b. Ruang-ruang Utama

  Ruang ganti pemain dengan toilet. - Ruang ganti pelatih dan wasit. -

Gambar 2.15 Ruang Ganti

  Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan ofisial harus -

  dilengkapi toilet TRRFCMFS FIFA oleh bus tim. Terpisah dari penonton, media dan yang tidak mendapat izin. Jalur antara entrance khusus dan ruang ganti harus langsung dan tidak berbelok yang dapat mempersulit sirkulasi pemain cedera yang ditandu. Ruang Pijat/Massage. - Ruang P3K/Kesehatan/Medical Examination Room. - Ruang kesehatan atau ruang medis diletakkan dekat dengan ruang ganti pemain dan - wasit, serta bila memungkinkan dekat dengan lapangan pertandingan dan mudah untuk akses ke luar stadion. Pintu dan koridor harus cukup lebar untuk dilalui kursi roda dan tandu.

  • Ruang Pemeriksaan Obat Terlarang Posisinya harus dekat dengan ruang ganti tim dan wasit pemeriksaan terdiri atas: ruang kerja, toilet, dan ruang

Gambar 2.16 Ticket Box tunggu.

  Ruang Pemanasan - Ruang Latihan - Tempat duduk penonton biasa - Area penonton/tempat duduk harus dibagi sedikitnya ke dalam empat sektor, masing-masing harus memiliki akses point sendiri, penyegaran, dan fasilitas penting

Gambar 2.17 Tempat duduk lainnya.

  • Tempat duduk VIP

  Ditempatkan di tengah tribun sisi terpanjang dimana ruang ganti pemain ditempatkan, pada posisi di atas area permainan, terpisah dari area tempat duduk publik dan.VIP area juga sebaiknya ditempatkan di tribun yang sama dengan fasilitas media, administrasi dan lain-lain. Toilet Penonton - Kantor Pengelola - Ruang Pertemuan -

  • Gudang - Ruang Panel Ruang Mesin -

  Ruang Pos Keamanan - Untuk pertandingan pertandingan yang memerlukan keamanan yang ketat maka dibutuhkan penjagaan oleh pasukan anti huru-hara.

  Tiket Box - Ruang Pers/Media - Untuk ruang pers/media seharusnya ada sebuah Pintu masuk spesial dengan meja tulis atau ruang

Gambar 2.18 Suasana

  tempat kemasan informasi media dikumpulkan. Ruang Pers Studio Televisi - Dibuat paling sedikit 3 buah untuk pertandingan besar, masing-masing berukuran

  2 25m dengan tinggi minimun 4 m untuk memudahkan setting TV dan pencahayaan.

  Ruang Komentator - Ruang Komentator harus berada di tengah posisi tribun berada di posisi yang sama dengan posisi kamera utama. Pemakaian penutup saat berada di laur ruangan lebih baik daripada di dalam ruangan. Fasilitas untuk Photografer - Tempat Parkir -

c. Ruang Pendukung

  • Restoran Fasilitas dari bangunan yang merupakan tempat menjual makanan dan minuman. Kebutuhan ruang :

  Banquet -

  • Bar Ruang penyimpanan - KM / WC - Kasir -

Gambar 2.19 Restoran

  Dapur -

  sanggup menampung 120 pengunjung.

  Gudang - Ruang Pegawai -

  • Ruang operator acara
  • Ruang Pertemuan (conference hall) Fasilitas dari bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan para petinggi klub, temu pers, perjamuan.

  Gambar 2.20

  Ruang Pertemuan -

  Ruang Tunggu/Lobby

  Ruang Pertemuan

  Ruang Pengelola Ruang Peralatan - Ruang Tunggu/Lobby -

  • Dapur - Ruang Sound Sistem Janitor -
  • Ruang Rapat Toilet -
    • Pusat Kebugaran/Fitness Center Fasilitas kebugaran untuk para atlit maupun masyarakat umum.

  Ruang Penerima/Lobby -

  • Ruang Latihan

Gambar 2.21 Fitness Center

  Janitor - Kasir -

  • Ruang Pegawai -

  KM / WC

  • Ruang Instruktur Ruang Ganti/Locker -
  • Ruang Reparasi
    • Ruang Pameran/Museum Prestasi

Gambar 2.22. Fasilitas pendukung berupa museum Tempat menyimpan, memelihara dan memajang berbagai bentuk penghargaan, piala, catatan sejarah dan prestasi klub.

  Ruang Pameran - Ruang Pengelola - Ruang Penyimpanan -

d. Fasilitas Hiburan dan Perbelanjaan

  a) Retail and Souvenir Shop Menjual dan menyediakan barang-barang, merchandise, buku, majalah, film, souvenir dan peralatan olahraga khususnya sepakbola. Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Retail Shop ini adalah :

  Kasir Gudang

  b) Sport Station Pusat penjualan segala kebutuhan olahraga terutama fashion dan segala aksesoriesnya dengan segala branded. Ruang-ruang yang dibutuhkan yaitu:

  R. Display/ruang pamer Etalase Fitting Room R. Manager R. Karyawan Kasir Gudang

  II.3. TINJAUAN KHUSUS

  II.3.1. Deskripsi Proyek

  Judul : Stadion Internasional Medan Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Medan Sumber Dana : APBD Kota Medan Sifat Proyek : Fiktif Lokasi : Kompleks Olahraga Pancing, Jl. Willem Iskandar Kelurahan

  Proyek Stadion Internasional Medan merupakan salah satu solusi dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga di kota Medan terutama bidang sepak bola. Stadion ini merupakan sebuah wadah bagi masyarakat kota Medan khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya dibidang sepak bola dalam menggelar pertandingan baik itu berskala kota, daerah, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini dilakukan dalam rangka Vision Plan dari AFF (Asosiasi Sepak Bola Asia) dalam meningkatkan infrastruktur sepak bola seperti stadion. Oleh sebab itu, kota Medan sebagai kota terbesar ke-3 di Indonesia perlu membangun sebuah stadion berstandar internasional dalam rangka memajukan pembangunan kotanya. Hal ini juga didukung oleh pembangunan Pelabuhan Udara Kuala Namu sebagai transportasi yang mempermudan akses dari kota Medan ke dunia internasional.

  Lokasi proyek disesuakan dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukkan lahan kota. Berdasarkan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu:

  

Tabel 2.2: Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP)

Wilayah Pembangunan Cakupan wilayah Kecamatan Luas (ha) Aktivitas Utama

  WPP A Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan Jumlah

  2,625.01 2,382.10 3.,667.17 8,674.28

  Pelabuhan Industri Terminal Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan Perumahan Pemuliharaan

  WPP B Medan Deli 2,084.33 Perumahan Perdagangan Perkebunan

  WPP C Medan Timur Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas Jumlah

  Pemerintah Kota Medan

  2. Kec. Medan Marelan

  1. Kec. Medan Belawan

  Sasaran Peruntukkan A

  WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan

  

Tabel 2.3: Potensi pengembangan wilayah kota Medan

  Jumlah WPP A – E 26.510,00

Sumber ; Rencana Umum Tata Ruang Kota Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995- 2005

  Perumahan Perkantoran Conservation Lapangan Golf Hutan Kota

  775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1,118.57 4,560.47

  681.72 532.84 1,543.66 1,316.42 2,068.04 1,281.16 7,423.84

  WPP E Medan Barat Medan Petisah Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Selayang Jumlah

  Pusat Bisnis Pusat Pemerintahan Perumahan Hutan Kota Pusat pendidikan

  583.77 297.76 901.12 526.96 1,457.47 3,767.08

  WPP D Medan Baru Medan Maimun Medan Polonia Medan Kota Medan Johor Jumlah

  Perkebunan Industri terbatas (KIM) Terminal barang