PENENTUAN KUANTITAS OPTIMAL DAN REORDER POINT PADA PERSEDIAAN SUKU CADANG DENGAN DISTRIBUSI GAMMA
J . Mat h. and It s A ppl .
ISSN: 1829 -605X
Vol . 9, No. 1, Mei 2012, 31-39
PENENTUAN KUANTITAS OPTIMAL DAN
REORDER POINT PADA PERSEDIAAN SUKU
CADANG DENGAN DISTRIBUSI GAMMA
Valeriana Lukitosari
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[email protected]
Abstrak
Adanya pola demand dan lead time yang bervariasi mengakibatkan
pentingnya pengelolaan suku cadang secara tepat. Penentuan kuantitas dan
reorder point yang tepat sangat berpengaruh terhadap besarnya biaya persediaan
suku cadang.
Model biaya persediaan dikembangkan dengan mempertimbangkan
ketidakpastian demand. Pada penelitian ini, demand dipengaruhi adanya
kerusakan pada peralatan. Model awal biaya persediaan didekati dengan
distribusi gamma. Hasil pengembangan model dengan distribusi gamma
menunjukkan bahwa reorder point persediaan suku cadang dipengaruhi nilai
safety stock persediaan. Nilai safety stock bergantung pada ekspektasi
permintaan selama lead time, sebesar parameter π½ dan πΌ.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model persediaan berdistribusi
gamma dapat digunakan untuk mencari kuantitas optimal melalui biaya
ekspektasi kekurangan persediaan.
Kata kunci: Kuantitas Optimal, Reorder Point, Distribusi Gamma
1. Pendahuluan
Demand suku cadang berbeda dengan demand material pada umumnya,
biasanya dipengaruhi adanya kerusakan peralatan. Waktu yang dibutuhkan
untuk pengadaan suku cadang mulai dari pemesanan hingga kedatangan
disebut lead time. Waktu yang dibutuhkan dalam penyediaan suku cadang
bisa sangat cepat atau sebaliknya mengalami kelambatan. Persediaan suku
cadang menjadi masalah yang kompleks, terutama karena adanya pola
permintaan yang intermittent atau lumpy [1], [8]. Pada permintaan
intermittent adalah permintaan bersifat acak dengan beberapa periode tanpa
permintaan. Sedangkan permintaan lumpy dalam beberapa periode tidak
terdapat permintaan dan bersifat acak dalam jangka waktu yang panjang.
33
34
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
Persediaan suku cadang memiliki ciri yang unik dibandingkan persediaan
barang pada umumnya. Keunikan dari pola permintaan suku cadang yaitu
waktu permintaan yang tidak beraturan membuat menetapkan pengadaan sulit
dilakukan. Sehingga terbuka beberapa peluang untuk meneliti model
persediaan suku cadang antara lain dengan melihat demand, lead time,
distribusi kerusakan, dan pemberian garansi peralatan.
Banyak metode yang telah dikembangkan dalam meramalkan persediaan
suku cadang hingga saat ini, antara lain: moving average, exponential
smoothing, dan analisa regresi [4],[6],[7]. Sedangkan beberapa penelitian
[5],[8], yang membahas mengenai model persediaan suku cadang
menitikberatkan permintaan barang selama lead time menggunakan distribusi
normal.
Berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, maka pada
penelitian ini menitikberatkan pada peluang stockout persediaan suku cadang
dan distribusi kerusakan menggunakan distribusi gamma. Sifat unik dari
kerusakan suku cadang membutuhkan penanganan secara khusus. Model
persediaan yang sesuai dengan karakteristik kerusakan akan memberikan
kemudahan pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat [3].
2. Model Persediaan Suku Cadang
Pada model persediaan suku cadang pada penelitian ini
mempertimbangkan terjadinya stockout. Ketika terjadi stockout, biaya
meningkat karena ada tambahan stock cadangan pada penyimpanan. Pada
model ini, juga ada tambahan biaya mengenai biaya stockout dari persediaan
suku cadang. Total biaya persediaan tahunan untuk model ini adalah sebagai
berikut [9]:
ππΆ = π»π + ππ + π π + ππ
(1)
dimana:
π»π: Total biaya penyimpanan suku cadang
ππ : Total biaya pembelian suku cadang
π π : Total biaya pemesanan suku cadang
ππ : Total biaya stockout persediaan suku cadang
Pada model persediaan suku cadang tanpa mempertimbangkan
π
backorder, rata-rata persediaan ditulis dengan . Sedangkan pada model
2
persediaan suku cadang dengan mempertimbangkan backorder memerlukan
π
safety stock sehingga rata-rata persediaan menjadi + π.
2
Untuk menghitung safety stock sebagai berikut:
β
π = β«0 (π β π)π(π)ππ
dengan:
π : Safety stock (stok pengaman)
π : Reorder Point (titik pemesanan kembali)
π : Permintaan selama lead time
Μ : Rata β rata permintaan selama lead time
π
(2)
Valeriana Lukitosari
35
Pada [9] dan [10] didefinisikan rata β rata dari fungsi kepadatan peluang
π(π) yang kontinu adalah:
β
(3)
πΈ (π) = β«ββ π π (π) ππ
Dengan fungsi kepadatan peluang π(π) sebagai berikut:
β
( 4)
β«ββ π (π) ππ = 1
Karena M menyatakan variabel acak besarnya permintaan suku cadang
selama lead time yang mendefinisikan π β₯ 0, maka rata β rata dari fungsi
kepadatan peluang dan fungsi kepadatan peluang dapat ditulis menjadi:
β
πΈ (π) = β«0 π π (π) ππ
β
β« π (π) ππ = 1
0
Sehingga diperoleh safety stock dari permintaan yaitu:
β
π = β« (π β π)π((π )ππ
0
β
β
= β« π π(π) ππ β β« π π(π) ππ
0
β
0
β
= π β« π (π) ππ β β« π π (π) ππ
0
= π β πΈ (π )
0
( 5)
3. Pengembangan Model dengan Distribusi Gamma
Demand yang terjadi pada persediaan suku cadang pada umumnya
disebabkan adanya kerusakan suku cadang peralatan. Salah satu distribusi
kerusakan yang dapat digunakan adalah distribusi gamma. Distribusi gamma
merupakan distribusi kontinu yang dapat menggambarkan umur hidup suku
cadang, lead time dan waktu servis. Fungsi gamma didefinisikan sebagai
berikut [2]:
β
(6)
Ξ(πΌ ) = β«0 π‘ πΌβ1 π βπ‘ ππ‘
π’ππ‘π’π πΌ > 0.
Peubah acak kontinu T, mempunyai distribusi gamma dengan parameter
πΌ dan π½. Jika fungsi padat peluangnya berbentuk [2]:
π‘
1
πΌβ1 βπ½
π‘
π
π’ππ‘π’π π‘ β₯ 0
πΌ Ξ(πΌ )
π½
(
)
π π‘ =
π¦πππ ππππ
{ 0
dengan π½ > 0 dan πΌ > 0
Untuk menghitung πΈ(π) menggunakan distribusi gamma diuraikan sebagai
berikut:
β
πΈ(π) = β« π π(π) ππ
0
β
1
π
ππΌβ1 exp (β ) ππ
πΌ Ξ(πΌ)
π½
π½
0
β
1
π
β« π(1+πΌ)β1 exp (β ) ππ
= πΌ
π½ Ξ(πΌ) 0
π½
=β« π
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
36
1
π½1+πΌ Ξ(1 + πΌ) β
π
β« 1+πΌ
π(1+πΌ)β1 exp (β ) ππ
πΌ
Ξ(1 + πΌ)
π½ Ξ(πΌ)
π½
0 π½
=
π½ 1+πΌ Ξ(1+πΌ)
=
π½ πΌ Ξ(πΌ)
=π½
πΌΞ(πΌ)
Ξ(πΌ)
= π½πΌ
( 7)
Biaya penyimpanan dapat ditulis dengan:
π
π»π = β ( + π)
2
π
π
= β ( + π β πΈ (π)) = β ( 2 + π β π½πΌ)
(8)
2
3.1 Biaya Kekurangan Persediaan Suku Cadang
Biaya kekurangan selama lead time lebih besar dari reorder point untuk
menutupi kekurangan sebelumnya. Sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
0
π’ππ‘π’π π β€ π
πΈ (π ) = {
π β π π’ππ‘π’π π > π
Distribusi kebutuhan suku cadang selama lead time adalah distribusi gamma,
maka didapatkan ekspektasi kekurangan persediaan adalah:
π
β
πΈ(π > π ) = β« (π > π )π(π)ππ + β« (π > π )π(π)ππ
0
π
β
= 0 + β« (π β π )π(π)ππ
β
π
= β«π (π β π )π(π)ππ
(9)
Karena π~πΊπ΄π(π½, πΌ) maka p.d.f
π(π) =
π
1
(β )
πΌβ1
π½
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
Ekspektasi kekurangan persediaan berdistribusi gamma menyebabkan
persamaan (9) menjadi:
β
πΈ(π > π ) = β« (π β π )
π
=
β
=β« π
π
1
(β )
πΌβ1
π½ ππ
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
β
π
π
1
1
(β )
(β )
πΌβ1
πΌβ1
π½ ππ β β« π
π½ ππ
π
ππ₯π
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ Ξ(πΌ)
π
π
π
(β )
β
(1+πΌ)β1
π½ ππ
π
ππ₯π
β«
π½ πΌ Ξ(πΌ) π
1
π
β
β π½πΌΞ(πΌ) β«π ππΌβ1 ππ₯π
Penyelesaian dari persamaan (10) dengan π₯ =
=
1
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ
β
β« π(1+πΌ)β1 ππ₯π
π
β
π
(β )
π½ ππ
β
π
π½πΌ Ξ(πΌ)
π π½πΌ
β
β
π
π½
=
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
ππ
(10)
adalah:
β« (π½π₯)πΌβ1 ππ₯π(βπ₯) π½ ππ₯
π
π₯ (1+πΌ)β1 ππ₯πβπ₯ ππ₯ β πΌ
β«
β« π₯ πΌβ1 ππ₯π(βπ₯) ππ₯
π½ Ξ(πΌ) π
π½ πΌ Ξ(πΌ) π /π½
π½πΌ
π
π
π π½πΌ
= πΌ
Ξ (1 + πΌ, ) β πΌ
Ξ (πΌ, )
π½ Ξ(πΌ)
π½
π½
π½ Ξ(πΌ)
π
π
πΌ
πΌ (1
π½ Ξ + πΌ, π½ ) π π½ Ξ (πΌ, π½ )
β
=
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ Ξ(πΌ)
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) π Ξ (πΌ, π½ )
β
=
Ξ(πΌ)
Ξ(πΌ)
=
π
π½
(β )
(11)
Besarnya biaya stockout persediaan suku cadang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ξ(πΌ)
Valeriana Lukitosari
π·
π·
ππ = π πΈ (π > π ) = π (
π
π
37
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
Ξ(πΌ)
)
(12)
Sehingga didapatkan total biaya persediaan suku cadang dengan
mempertimbangkan terjadinya stockout dengan distribusi gamma adalah:
ππΆ = π»π + ππ + π π + ππ
Biaya kekurangan persediaan suku cadang dapat diperoleh dengan persamaan:
π
π·
π·
ππΆ = β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ + π (
2
π
π
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
Ξ(πΌ)
)
(13)
3.2 Kuantitas Pemesanan Optimal
Kuantitas pemesanan suku cadang yang optimal diperoleh dengan
menurunkan persamaan total biaya persediaan terhadap kuantitas.
πππΆ(π, π )
=0
ππ
π
π
π
π· π· Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
π
πππΆ(π, π )
)
=
β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ π (
Ξ(πΌ)
ππ
π π
2
ππ
(
π
π
Ξ (1 + πΌ, ) β π Ξ (πΌ, )
1
1
πππΆ(π, π ) β
π½
π½
)
= + π΄π· (β 2 ) + ππ· (β 2 ) (
π
Ξ(πΌ)
2
π
ππ
πππΆ(π,π )
ππ
β
π
π½
β
0 = + (β
2
1
π
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
1
= 2 + (β π2) (π΄π· + ππ· (
π
π½
Ξ(πΌ)
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
) (π΄π· + ππ· (
2
Ξ(πΌ)
))
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
β
1
)
=
π΄π· + ππ· (
2 π2
Ξ(πΌ)
(
Sehingga diperoleh nilai optimal π:
2 π΄π· + ππ· (
π2 = (
|πβ | =
β
))
)
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
β
Ξ(πΌ)
)
)
π
π
Ξ (1 + πΌ, ) β π Ξ (πΌ, )
π½
π½
)
2 π΄π· + ππ· (
Ξ(πΌ)
(
β
)
)
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
38
2π·(π΄ + ππΈ(π > π ))
=β
β
Karena πβ > 0 maka:
πβ =
2π·(π΄+π (
β
π
π
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
π½
π½
))
Ξ(πΌ)
(14)
β
3.3 Reorder Point
Reorder point dari suku cadang diperoleh dari persamaan (13) dengan
menurunkan persamaan total biaya persediaan suku cadang dengan
mempertimbangkan terjadinya stockout terhadap variabel π .
πππΆ(π, π )
=0
ππ
π
π·
π·
πππΆ(π, π )
π
(β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ + π πΈ(π > π ))
=
ππ
π
π
ππ
2
πππΆ(π, π )
π· π
= β + π ( πΈ(π > π ))
ππ
π ππ
dengan:
β
π
π
(β« (π β π )π(π)ππ )
πΈ(π > π ) =
ππ
ππ π
=
=
Sehingga,
π
ππ
π
ππ
β
β
(β«π ππ(π)ππ β β«π π π(π)ππ )
β
(β«π ππ(π)ππ) β
β
= β β«π π(π)ππ
= βπ(π > π )
π
ππ
β
(β«π π π(π)ππ)
πππΆ(π, π )
π·
= β β π π(π > π )
ππ
π
π·
0 = β β π π(π > π )
π·
π
π π(π > π ) = β
π
βπ
π(π > π ) = ππ·
Dimana π(π > π ) merupakan probabilitas dari kekurangan persediaan yang
optimal. Nilai probabilitas kekurangan persediaan ini digunakan untuk
mencari nilai safety factor ( π) pada tabel Z. Sehingga didapatkan nilai
reorder point yang optimal yaitu: π = πΈ(π) + ππππ .
(15)
4. Kesimpulan
Pengelolaan persediaan suku cadang harus dilakukan secara tepat
terutama karena adanya ketidakpastian demand. Demand yang dipengaruhi
adanya kerusakan pada peralatan didekati dengan distribusi gamma. Nilai
reorder point dipengaruhi nilai safety stock persediaan. Nilai safety stock
bergantung pada ekspektasi permintaan selama lead time, sebesar
parameter π½ dan πΌ.
Valeriana Lukitosari
39
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model persediaan berdistribusi
gamma dapat digunakan untuk mencari besarnya total biaya stockout yaitu
besarnya biaya ekspektasi kekurangan persediaan.
5. Daftar Pustaka
Bacchetti, A. dan Saccani, N. βSpare parts classification and demand
forecasting for stock control: Investigating the gap between research
and practiceβ. Omega, Vol. 40, Iss. 6, hal 722-737, 2011.
[2] Bain, L. J., dan Engelhardt, M. Introduction To Probability And
Mathematical Statistics. United States of America: Duxbury Thomson
Learning, 1992.
[3] Driessen, M.A., Arts, J.J., van Houtum, G.J., Rustenburg, W.D., dan
Huisman, B. βMaintenance spare parts planning and control: A
framework for control and agenda for future researchβ. Beta Working
Paper series, 2010.
[4] Ghobbar, A.A. dan Friend, C.H. βEvaluation of forecasting methods for
intermittent parts demand in the field of aviation: a predictive modelβ.
Computers & Operations Research, Vol. 30, hal. 2097β2114, 2003.
[5] Jin, T. dan Liao, H. βSpare parts inventory control considering
stochastic growth of an installed baseβ. Computers & Industrial
Engineering, 56, hal. 452β460, 2009.
[6] Kaldchschmidt, M., Zotteri, G., dan Verganti, R. βInventory
management in a multi-echelon spare parts supply chainβ. International
Journal of Production Economics, 81, hal. 397-413, 2003.
[7] Kennedy, W.J., Patterson, J.D., dan Fredendall, L.D. βAn overview of
recent literature on spare parts inventoriesβ. International Journal of
Production Economics, 76, hal. 201-215, 2002.
[8] Strijbosch, L. W. G., Heuts, dan Van Der Scoot. βImproved spare parts
inventory management: A case studyβ. Center Discussion Paper,
Vol.135, 1998.
[9] Tersine, Richard J. Principles of Inventory and Materials Management.
Fourth Edition. Prentice-Hall, New Jersey, 1994.
[10] Zhou, Y., & Zhao, X. βA two-demand-class inventory system with lostsales and backordersβ. Operations Research Letters,Vol. 38, Issue 4,
hal. 261β266, 2010.
[1]
ISSN: 1829 -605X
Vol . 9, No. 1, Mei 2012, 31-39
PENENTUAN KUANTITAS OPTIMAL DAN
REORDER POINT PADA PERSEDIAAN SUKU
CADANG DENGAN DISTRIBUSI GAMMA
Valeriana Lukitosari
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[email protected]
Abstrak
Adanya pola demand dan lead time yang bervariasi mengakibatkan
pentingnya pengelolaan suku cadang secara tepat. Penentuan kuantitas dan
reorder point yang tepat sangat berpengaruh terhadap besarnya biaya persediaan
suku cadang.
Model biaya persediaan dikembangkan dengan mempertimbangkan
ketidakpastian demand. Pada penelitian ini, demand dipengaruhi adanya
kerusakan pada peralatan. Model awal biaya persediaan didekati dengan
distribusi gamma. Hasil pengembangan model dengan distribusi gamma
menunjukkan bahwa reorder point persediaan suku cadang dipengaruhi nilai
safety stock persediaan. Nilai safety stock bergantung pada ekspektasi
permintaan selama lead time, sebesar parameter π½ dan πΌ.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model persediaan berdistribusi
gamma dapat digunakan untuk mencari kuantitas optimal melalui biaya
ekspektasi kekurangan persediaan.
Kata kunci: Kuantitas Optimal, Reorder Point, Distribusi Gamma
1. Pendahuluan
Demand suku cadang berbeda dengan demand material pada umumnya,
biasanya dipengaruhi adanya kerusakan peralatan. Waktu yang dibutuhkan
untuk pengadaan suku cadang mulai dari pemesanan hingga kedatangan
disebut lead time. Waktu yang dibutuhkan dalam penyediaan suku cadang
bisa sangat cepat atau sebaliknya mengalami kelambatan. Persediaan suku
cadang menjadi masalah yang kompleks, terutama karena adanya pola
permintaan yang intermittent atau lumpy [1], [8]. Pada permintaan
intermittent adalah permintaan bersifat acak dengan beberapa periode tanpa
permintaan. Sedangkan permintaan lumpy dalam beberapa periode tidak
terdapat permintaan dan bersifat acak dalam jangka waktu yang panjang.
33
34
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
Persediaan suku cadang memiliki ciri yang unik dibandingkan persediaan
barang pada umumnya. Keunikan dari pola permintaan suku cadang yaitu
waktu permintaan yang tidak beraturan membuat menetapkan pengadaan sulit
dilakukan. Sehingga terbuka beberapa peluang untuk meneliti model
persediaan suku cadang antara lain dengan melihat demand, lead time,
distribusi kerusakan, dan pemberian garansi peralatan.
Banyak metode yang telah dikembangkan dalam meramalkan persediaan
suku cadang hingga saat ini, antara lain: moving average, exponential
smoothing, dan analisa regresi [4],[6],[7]. Sedangkan beberapa penelitian
[5],[8], yang membahas mengenai model persediaan suku cadang
menitikberatkan permintaan barang selama lead time menggunakan distribusi
normal.
Berbeda dengan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, maka pada
penelitian ini menitikberatkan pada peluang stockout persediaan suku cadang
dan distribusi kerusakan menggunakan distribusi gamma. Sifat unik dari
kerusakan suku cadang membutuhkan penanganan secara khusus. Model
persediaan yang sesuai dengan karakteristik kerusakan akan memberikan
kemudahan pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat [3].
2. Model Persediaan Suku Cadang
Pada model persediaan suku cadang pada penelitian ini
mempertimbangkan terjadinya stockout. Ketika terjadi stockout, biaya
meningkat karena ada tambahan stock cadangan pada penyimpanan. Pada
model ini, juga ada tambahan biaya mengenai biaya stockout dari persediaan
suku cadang. Total biaya persediaan tahunan untuk model ini adalah sebagai
berikut [9]:
ππΆ = π»π + ππ + π π + ππ
(1)
dimana:
π»π: Total biaya penyimpanan suku cadang
ππ : Total biaya pembelian suku cadang
π π : Total biaya pemesanan suku cadang
ππ : Total biaya stockout persediaan suku cadang
Pada model persediaan suku cadang tanpa mempertimbangkan
π
backorder, rata-rata persediaan ditulis dengan . Sedangkan pada model
2
persediaan suku cadang dengan mempertimbangkan backorder memerlukan
π
safety stock sehingga rata-rata persediaan menjadi + π.
2
Untuk menghitung safety stock sebagai berikut:
β
π = β«0 (π β π)π(π)ππ
dengan:
π : Safety stock (stok pengaman)
π : Reorder Point (titik pemesanan kembali)
π : Permintaan selama lead time
Μ : Rata β rata permintaan selama lead time
π
(2)
Valeriana Lukitosari
35
Pada [9] dan [10] didefinisikan rata β rata dari fungsi kepadatan peluang
π(π) yang kontinu adalah:
β
(3)
πΈ (π) = β«ββ π π (π) ππ
Dengan fungsi kepadatan peluang π(π) sebagai berikut:
β
( 4)
β«ββ π (π) ππ = 1
Karena M menyatakan variabel acak besarnya permintaan suku cadang
selama lead time yang mendefinisikan π β₯ 0, maka rata β rata dari fungsi
kepadatan peluang dan fungsi kepadatan peluang dapat ditulis menjadi:
β
πΈ (π) = β«0 π π (π) ππ
β
β« π (π) ππ = 1
0
Sehingga diperoleh safety stock dari permintaan yaitu:
β
π = β« (π β π)π((π )ππ
0
β
β
= β« π π(π) ππ β β« π π(π) ππ
0
β
0
β
= π β« π (π) ππ β β« π π (π) ππ
0
= π β πΈ (π )
0
( 5)
3. Pengembangan Model dengan Distribusi Gamma
Demand yang terjadi pada persediaan suku cadang pada umumnya
disebabkan adanya kerusakan suku cadang peralatan. Salah satu distribusi
kerusakan yang dapat digunakan adalah distribusi gamma. Distribusi gamma
merupakan distribusi kontinu yang dapat menggambarkan umur hidup suku
cadang, lead time dan waktu servis. Fungsi gamma didefinisikan sebagai
berikut [2]:
β
(6)
Ξ(πΌ ) = β«0 π‘ πΌβ1 π βπ‘ ππ‘
π’ππ‘π’π πΌ > 0.
Peubah acak kontinu T, mempunyai distribusi gamma dengan parameter
πΌ dan π½. Jika fungsi padat peluangnya berbentuk [2]:
π‘
1
πΌβ1 βπ½
π‘
π
π’ππ‘π’π π‘ β₯ 0
πΌ Ξ(πΌ )
π½
(
)
π π‘ =
π¦πππ ππππ
{ 0
dengan π½ > 0 dan πΌ > 0
Untuk menghitung πΈ(π) menggunakan distribusi gamma diuraikan sebagai
berikut:
β
πΈ(π) = β« π π(π) ππ
0
β
1
π
ππΌβ1 exp (β ) ππ
πΌ Ξ(πΌ)
π½
π½
0
β
1
π
β« π(1+πΌ)β1 exp (β ) ππ
= πΌ
π½ Ξ(πΌ) 0
π½
=β« π
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
36
1
π½1+πΌ Ξ(1 + πΌ) β
π
β« 1+πΌ
π(1+πΌ)β1 exp (β ) ππ
πΌ
Ξ(1 + πΌ)
π½ Ξ(πΌ)
π½
0 π½
=
π½ 1+πΌ Ξ(1+πΌ)
=
π½ πΌ Ξ(πΌ)
=π½
πΌΞ(πΌ)
Ξ(πΌ)
= π½πΌ
( 7)
Biaya penyimpanan dapat ditulis dengan:
π
π»π = β ( + π)
2
π
π
= β ( + π β πΈ (π)) = β ( 2 + π β π½πΌ)
(8)
2
3.1 Biaya Kekurangan Persediaan Suku Cadang
Biaya kekurangan selama lead time lebih besar dari reorder point untuk
menutupi kekurangan sebelumnya. Sehingga dapat ditulis sebagai berikut:
0
π’ππ‘π’π π β€ π
πΈ (π ) = {
π β π π’ππ‘π’π π > π
Distribusi kebutuhan suku cadang selama lead time adalah distribusi gamma,
maka didapatkan ekspektasi kekurangan persediaan adalah:
π
β
πΈ(π > π ) = β« (π > π )π(π)ππ + β« (π > π )π(π)ππ
0
π
β
= 0 + β« (π β π )π(π)ππ
β
π
= β«π (π β π )π(π)ππ
(9)
Karena π~πΊπ΄π(π½, πΌ) maka p.d.f
π(π) =
π
1
(β )
πΌβ1
π½
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
Ekspektasi kekurangan persediaan berdistribusi gamma menyebabkan
persamaan (9) menjadi:
β
πΈ(π > π ) = β« (π β π )
π
=
β
=β« π
π
1
(β )
πΌβ1
π½ ππ
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
β
π
π
1
1
(β )
(β )
πΌβ1
πΌβ1
π½ ππ β β« π
π½ ππ
π
ππ₯π
π
ππ₯π
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ Ξ(πΌ)
π
π
π
(β )
β
(1+πΌ)β1
π½ ππ
π
ππ₯π
β«
π½ πΌ Ξ(πΌ) π
1
π
β
β π½πΌΞ(πΌ) β«π ππΌβ1 ππ₯π
Penyelesaian dari persamaan (10) dengan π₯ =
=
1
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ
β
β« π(1+πΌ)β1 ππ₯π
π
β
π
(β )
π½ ππ
β
π
π½πΌ Ξ(πΌ)
π π½πΌ
β
β
π
π½
=
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
ππ
(10)
adalah:
β« (π½π₯)πΌβ1 ππ₯π(βπ₯) π½ ππ₯
π
π₯ (1+πΌ)β1 ππ₯πβπ₯ ππ₯ β πΌ
β«
β« π₯ πΌβ1 ππ₯π(βπ₯) ππ₯
π½ Ξ(πΌ) π
π½ πΌ Ξ(πΌ) π /π½
π½πΌ
π
π
π π½πΌ
= πΌ
Ξ (1 + πΌ, ) β πΌ
Ξ (πΌ, )
π½ Ξ(πΌ)
π½
π½
π½ Ξ(πΌ)
π
π
πΌ
πΌ (1
π½ Ξ + πΌ, π½ ) π π½ Ξ (πΌ, π½ )
β
=
π½πΌ Ξ(πΌ)
π½πΌ Ξ(πΌ)
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) π Ξ (πΌ, π½ )
β
=
Ξ(πΌ)
Ξ(πΌ)
=
π
π½
(β )
(11)
Besarnya biaya stockout persediaan suku cadang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Ξ(πΌ)
Valeriana Lukitosari
π·
π·
ππ = π πΈ (π > π ) = π (
π
π
37
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
Ξ(πΌ)
)
(12)
Sehingga didapatkan total biaya persediaan suku cadang dengan
mempertimbangkan terjadinya stockout dengan distribusi gamma adalah:
ππΆ = π»π + ππ + π π + ππ
Biaya kekurangan persediaan suku cadang dapat diperoleh dengan persamaan:
π
π·
π·
ππΆ = β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ + π (
2
π
π
π
π½
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
Ξ(πΌ)
)
(13)
3.2 Kuantitas Pemesanan Optimal
Kuantitas pemesanan suku cadang yang optimal diperoleh dengan
menurunkan persamaan total biaya persediaan terhadap kuantitas.
πππΆ(π, π )
=0
ππ
π
π
π
π· π· Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
π
πππΆ(π, π )
)
=
β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ π (
Ξ(πΌ)
ππ
π π
2
ππ
(
π
π
Ξ (1 + πΌ, ) β π Ξ (πΌ, )
1
1
πππΆ(π, π ) β
π½
π½
)
= + π΄π· (β 2 ) + ππ· (β 2 ) (
π
Ξ(πΌ)
2
π
ππ
πππΆ(π,π )
ππ
β
π
π½
β
0 = + (β
2
1
π
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
1
= 2 + (β π2) (π΄π· + ππ· (
π
π½
Ξ(πΌ)
π
π½
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
) (π΄π· + ππ· (
2
Ξ(πΌ)
))
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
β
1
)
=
π΄π· + ππ· (
2 π2
Ξ(πΌ)
(
Sehingga diperoleh nilai optimal π:
2 π΄π· + ππ· (
π2 = (
|πβ | =
β
))
)
π
π
Ξ (1 + πΌ, π½ ) β π Ξ (πΌ, π½ )
β
Ξ(πΌ)
)
)
π
π
Ξ (1 + πΌ, ) β π Ξ (πΌ, )
π½
π½
)
2 π΄π· + ππ· (
Ξ(πΌ)
(
β
)
)
Penentuan Kuantitas Optimal Dan Reorder Point
38
2π·(π΄ + ππΈ(π > π ))
=β
β
Karena πβ > 0 maka:
πβ =
2π·(π΄+π (
β
π
π
Ξ(1+πΌ, )βπ Ξ(πΌ, )
π½
π½
))
Ξ(πΌ)
(14)
β
3.3 Reorder Point
Reorder point dari suku cadang diperoleh dari persamaan (13) dengan
menurunkan persamaan total biaya persediaan suku cadang dengan
mempertimbangkan terjadinya stockout terhadap variabel π .
πππΆ(π, π )
=0
ππ
π
π·
π·
πππΆ(π, π )
π
(β ( + π β π½πΌ) + ππ· + π΄ + π πΈ(π > π ))
=
ππ
π
π
ππ
2
πππΆ(π, π )
π· π
= β + π ( πΈ(π > π ))
ππ
π ππ
dengan:
β
π
π
(β« (π β π )π(π)ππ )
πΈ(π > π ) =
ππ
ππ π
=
=
Sehingga,
π
ππ
π
ππ
β
β
(β«π ππ(π)ππ β β«π π π(π)ππ )
β
(β«π ππ(π)ππ) β
β
= β β«π π(π)ππ
= βπ(π > π )
π
ππ
β
(β«π π π(π)ππ)
πππΆ(π, π )
π·
= β β π π(π > π )
ππ
π
π·
0 = β β π π(π > π )
π·
π
π π(π > π ) = β
π
βπ
π(π > π ) = ππ·
Dimana π(π > π ) merupakan probabilitas dari kekurangan persediaan yang
optimal. Nilai probabilitas kekurangan persediaan ini digunakan untuk
mencari nilai safety factor ( π) pada tabel Z. Sehingga didapatkan nilai
reorder point yang optimal yaitu: π = πΈ(π) + ππππ .
(15)
4. Kesimpulan
Pengelolaan persediaan suku cadang harus dilakukan secara tepat
terutama karena adanya ketidakpastian demand. Demand yang dipengaruhi
adanya kerusakan pada peralatan didekati dengan distribusi gamma. Nilai
reorder point dipengaruhi nilai safety stock persediaan. Nilai safety stock
bergantung pada ekspektasi permintaan selama lead time, sebesar
parameter π½ dan πΌ.
Valeriana Lukitosari
39
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model persediaan berdistribusi
gamma dapat digunakan untuk mencari besarnya total biaya stockout yaitu
besarnya biaya ekspektasi kekurangan persediaan.
5. Daftar Pustaka
Bacchetti, A. dan Saccani, N. βSpare parts classification and demand
forecasting for stock control: Investigating the gap between research
and practiceβ. Omega, Vol. 40, Iss. 6, hal 722-737, 2011.
[2] Bain, L. J., dan Engelhardt, M. Introduction To Probability And
Mathematical Statistics. United States of America: Duxbury Thomson
Learning, 1992.
[3] Driessen, M.A., Arts, J.J., van Houtum, G.J., Rustenburg, W.D., dan
Huisman, B. βMaintenance spare parts planning and control: A
framework for control and agenda for future researchβ. Beta Working
Paper series, 2010.
[4] Ghobbar, A.A. dan Friend, C.H. βEvaluation of forecasting methods for
intermittent parts demand in the field of aviation: a predictive modelβ.
Computers & Operations Research, Vol. 30, hal. 2097β2114, 2003.
[5] Jin, T. dan Liao, H. βSpare parts inventory control considering
stochastic growth of an installed baseβ. Computers & Industrial
Engineering, 56, hal. 452β460, 2009.
[6] Kaldchschmidt, M., Zotteri, G., dan Verganti, R. βInventory
management in a multi-echelon spare parts supply chainβ. International
Journal of Production Economics, 81, hal. 397-413, 2003.
[7] Kennedy, W.J., Patterson, J.D., dan Fredendall, L.D. βAn overview of
recent literature on spare parts inventoriesβ. International Journal of
Production Economics, 76, hal. 201-215, 2002.
[8] Strijbosch, L. W. G., Heuts, dan Van Der Scoot. βImproved spare parts
inventory management: A case studyβ. Center Discussion Paper,
Vol.135, 1998.
[9] Tersine, Richard J. Principles of Inventory and Materials Management.
Fourth Edition. Prentice-Hall, New Jersey, 1994.
[10] Zhou, Y., & Zhao, X. βA two-demand-class inventory system with lostsales and backordersβ. Operations Research Letters,Vol. 38, Issue 4,
hal. 261β266, 2010.
[1]