PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK
RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN

Sri Handayani*, Esri Rusminingsih, Diah Kartika Sari

INTISARI

Latar belakang; Senam otak adalah metode stimulasi otak yang dapat mengaktifkan otak
pada tiga dimensi yaitu lateralis, komunikasi,pemfokusan, pemahaman. dan pemusatan
pengaturan otak. Gerakan dalam senam otak dapat meningkatkan kemampuan kognitif
(waspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan
kreatifitas). Menyelaraskan kemampuan berfikir dan beraktifitas pada saat bersamaan
serta dapat meningkatkan keseimbangan control emosi dan logika. SEnam otak dapat
meningkatakan daya ingat (memori anak) dan pengulangan kembali terhadap huruf atau
angk, meningkatkan ketajaman pendengaran, penglihatan, mengurangi kesalahan
membaca,ketajaman memori dan kemampuan komprehensif pada kelompok dengan
gangguan bahasa, hingga mampu meningkatkan respon terhadap rangsangan visual.
Senam otak dapat digunalkan pada anak retardasi mental.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh senam otak terhadap memori
jangka pendek anak dengan retardasi mental.
Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan quasi

eksperiment time series design rancangan yang digunakan adalah one group pretest –
postest dimana responden dilakukan pretest sebelum diberikan diperlukan perlakuan
kemudian setelah diberi perlakuan responden diberikan posttest.
Hasil : hasil t test diperileh hasil besarnya nilai t hitung sebesar 8,772 dan besarnya t
table sebesar 1,691 sehingga t hitung > t table ( 8,772< 1,691) dan besarnya signifikan
0,000 ( p value < 0,05).
Kesimpulan : ada pengaruh senam otak pada anak dengan retardasi mental terhadap
memori jangka :

Kata kunci : retardasi mental,memori jangka pendek, senam otak

*Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

PENDAHULUAN
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak berumur 0-6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat memberikan
perkembangan yang baik terhadap pertumbuhan otak anak. Stimulasi dini secara
berulang dapat membantu mengaktifkan dan memperkuat fungsi jaringan otak.
Stimulasi yang baik untuk tumbuh kembang otak anak yaitu senam otak. Senam otak
merupakan stimulasi otak untuk anak yang saat ini telah dikembangkan.

(As’adi,2010)
Senam otak adalah metode stimulasi otak yang dapat mengaktifkan otak pada
tiga dimensi yaitu lateralitas, komunikasi, pemfokusan, pemahaman, dan pemusatan
pengaturan otak. Gerakan dalam senam otak dapat meningkatkan kemampuan
kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan
masalah, dan kreativitas). Dan menyelaraskan kemampuan berfikir dan beraktifitas
pada saat bersamaan serta dapat meningkatkan keseimbangan kontrol emosi dan
logika.(BrainGym,2005)
Senam otak dapat meningkatkan daya ingat (memori anak) dan pengulangan
kembali terhadap huruf atau angka, meningkatkan ketajaman pendengaran,
penglihatan, mengurangi kesalahan membaca, ketajaman memori dan kemampuan
komprehensif

pada

kelompok

dengan

gangguan


bahasa,

hingga

mampu

meningkatkan respon terhadap rangsangan visual. Senam otak dapat digunakan pada
anak retardasi mental. (BrainGym,2005)
Anak RM mengalami kesulitan dalam mengingat seperti berhitung,
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini dikarenakan anak RM
mengalami disfungsi otak atau kerusakan otak sehinga terjadi gangguan dalam
keseimbangan biokimiawi atau gangguan aktifitas listrik dalam otak.
Pada anak RM moderat dengan kemampuan IQ (36 – 51) akan mengalami
keterlambatan dalam berbicara dan tingkat perkembangan lainnya. Dengan latihan
dan dukungan dari lingkungan, anak RM dapat hidup dengan tingkat kemandirian
tertentu. Kemampuan anak RM berat IQ (20 – 35) lebih susah dilatih dibanding RM
moderat. Sedangkan RM berat IQ (19 atau kurang) biasanya tidak dapat belajar
berjalan, berbicara, atau memahami permasalahan.
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar

terutama bagi negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental
berat sekitar 0,3 % dari seluruh populasi dan hampir 3 % mempunyai IQ dibawah 70,

dan prevalensi RM sekitar 1% dalam satu populasi. Di Indonesia 1-3% penduduknya
mengalami gangguan ini dan RM mengenai 1,5 kali lebih banyak pada anak laki-laki
dibanding dengan perempuan.( Swainman,2003)
Populasi penyandang retardasi mental tahun 2004 mencapai jumlah 1.544.184
orang, dari jumlah tersebut populasinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Fenomena tersebut membuat para ilmuwan mengembangkan metode baru dalam
pembelajaran yaitu dengan cara belajar Kinestetik Brain gym seperti yang diutarakan
diatas, yang mana diharapkan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan
belajar anak.(Ayinosa, 2009)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Shanty Yoga C
Klaten pada hari Jumat, 13 februari 2012 pada populasi sebanyak 75 siswa dan
memiliki kriteria IQ > 55 skala binnet. Pada 75 siswa tersebut dilakukan pengkajian
menggunakan tes rentang memori huruf alphabet. Hasil dari tes, 75 siswa hanya bisa
mengulang dan menyebutkan kembali huruf sampai 2 seri huruf alphabet.

METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Quasi

eksperiment Time Series Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa retardasi
mental ringan (C) di SD SLB C/CI Shanti Yoga Klaten tahun ajaran 2012/2013 dengan
jumlah seluruhnya ada 75 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik
purposive sampling yaitu peneliti mengambil siswa retardasi mental ringan (C) SLB
Shanti Yoga Klaten dengan jumlah 35 siswa. Kriteria inklusi sampel dari peneliltian ini
adalah : (a) IQ > 55 skala binnet; (b) Bisa berkomunikasi dengan baik; (c) Bisa mengikuti
perintah yang diberikan peneliti; (d) Mengalami gangguan memori jangka pendek; (e)
Anak dengan gizi baik dengan IMT 18 – 24,5; (f) Saat dilakukan tes rentang memori
huruf alphabet anak hanya mampu mengulang sampai 2 seri huruf alfabet. Kriteria
Eksklusi: (a) Anak sakit, cemas yang tidak dapat diredakan atau anak tidak masuk saat
dilakukan pengukuran fungsi memori; (b) IQ anak > 55 skala binet, tetapi saat dilakukan
pengukuran testrentang memori jangka pendek bisa brlanjut sampai 9 seri huruf
konsonan; (c) Anak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran atau gangguan
motorik pada ekstremitas sehingga mengganggu saat pengukuran.
Tempat penelitian ini dilakuakan di SLB Shanty Yoga C Klaten. Penelitian ini
dilaksanakan pada 9 juni sampai dengan 22 juni 2012. Instrumen yang digunakan
meliputi (a) Senam otak yang terdiri dari serangkaian gerakan dimensi lateralis antara lain

: gerakan air, peregangan leher atas dan bawah, peregangan pinggul pompa beris, saklar
otak, burung hantu, pasang kuda- kuda, gerakan silang, delapan tidur, menguap berenergi,

kait relaks, Pernafasan yg digunakan untuk stimulasi otak. Senam otak dilakukan 3 x
dalam seminggu selama 1 bulan; (b) Instrumen yang digunakan untuk

mengukur

memori jangka pendek menggunakan tes rentang memori huruf alfabet ( Puji
Laksono,2009). Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariate
menggunakan uji paired t test. penelitin ini menggunakan taraf kesalahan 10% dan harga t
tabel adalah 1,345.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Distribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok umur disajikan
dalam tabel 1.
Tabel 1

Distribusi Karakteristik Berdasarkan Usia Responden di SLB
Shanty Yoga Klaten C 1 2012 (n=35)

n

Umur siswi

Usia (th)
Minimum

35

Maksimum

6

Mean

8

Std. Deviasi

7,17


0.785

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa usia responden paling
muda 6 tahun dan paling tua 8 tahun, rata-rata usia antara 7,17 ± 0,785.
b. Jenis Kelamin
Distribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok jenis kelamin
disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2 Distribusi

Karakteristik

Berdasarkan

distribusi

frekuensi

Responden di SLB Shanty Yoga Klaten C 2012 (n=35)
Jenis kelamin


frekuensi

persentase

Laki- laki

21

60

perempuan

14

40

35

100,0


Tabel 2 menunjukkan jumlah responden mayoritas laki- laki sebanyak
60,0 %.
c.

Memori jangka pendek
Tabel 3 Distribusi tingkat memori jangka pendek di SLB Shanty Yoga
Klaten kelas C tahun 2012 (n=35)
Memori jangka pendek
Pengukuran

n

Minimum

Maksimum

Mean

Std.

Deviasi

Pretest

35

1

4

2,342

0,683

Postest

35

2

6

3,685

1,105

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa tingkat memori jangka
pendek pada pengukuran pre test nilai mínimum 1, nilai maksimum 4, ratarata tingkat memori jangka pendek 2,342 ± 0,683. Sedangkan pada
pengukuran post test tingkat memori mínimum 2 , nilai maksimum 6, dengan
rata-rata memori jangka pendek 3,685 ± 1,105. Hasil menunjukan adanya
peningkatan rata- rata memori jangka pendek dari 2,342±0,683..
2. Distribusi frekuensi memori jangka pendek sebelum dan sesudah
Tabel 4 Distribusi frekuensi memori jangka pendek Sebelum dan Sesudah
senam otak di SLB Shanty Yoga Klaten C (n= 35)
Memori Jangka Pendek

Sebelum

Sesudah

Frekuensi

Persentase

Frekuensi

Persentase

25

71,4%

4

11,4%

Gangguan Sebagian Memori

10

28,6%

31

88,6%

TOTAL

35

100%

35

100%

Gangguan Memori
total

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat memori jangka pendek
sebelum diberikan senam otak sebanyak 25 orang (71,4%) adalah gangguan
memori total (berat) dan 10 orang (28,6%) adalah gangguan memori sebagian
(sedang). Tingkat memori jangka pendek sesudah diberi senam otak sebanyak 4
orang (11,4%) tingkat gangguan memori berat dan 31 orang (88,6%) adalah
gangguan memori sedang.

3. Hasil Analisa Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Memori Jangka
Pendek pada anak Retardasi Mental
Tabel 5 Analisis pengaruh senam otak untuk meningkatkan memori jangka
pendek anak di SLB Shanty Yoga Klaten C 1 (n=35)
Senam otak

CI 95%
N

Mean

SD

pre

35

2,342

0,683

post

35

3,685

1,105

Berdasarkan tabel 4.5 hasil dari

t
-8,772

Df
34

P
value
0,000

lower

upper

-1,653

-1,031

-t hitung