RISIKO DAN STRATEGI AUDIT AWAL

RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT AWAL

RISIKO AUDIT
Resiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin
rendah risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya. Jika diinginkan tingkat kepastian 99
%, risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya adalah 1 %,
Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun
Risiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi dua bagian :
1.
2.

Risiko audit keseluruhan yang berkaitan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan
(sesuai dengan definisi risiko audit yang disajikan diatas).
Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang
dicantumkan dalam laporan keuangan.

Unsur Risiko Audit
Terdapat tiga unsur risiko audit :
1) Risiko Bawaan. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi

terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan
prosedur pengendalian intern yang terkait.
2) Risiko Pengendalian. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material
dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas.
3)

Risiko Deteksi. Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji materialyang terdapat dalam suatu asersi.

Penggunaan Informasi Risiko Audit
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor untuk
menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran penyajian
saldo akun tertentu. Dengan formula sebagai berikut :
Risiko audit individual

= risiko bawaan x risiko pengendalian x risiko deteksi

Risiko Deteksi


= Risiko audit individual / (Risiko bawaan x Risiko pengendalian)

Contoh

Dalam menaksir risiko deteksi dalam audit atas sediaan, auditor melakukan pertimbangan:
1.

Pertimbangan auditor, ditemukan risiko audit individual untuk akun Sediaan pada tingkat
5 % (karena risiko audit secara keseluruhan juga diterapkan sebesar 5 % )
2.
Pertimbangan auditor, ditemukan risiko bawaan pada tingkat 60 %, karena akun Sediaan
bersaldo besar, beberapa perhitungan rumit, frekuensi transaksi yang berkaitan dengan akun
Sediaan adalah tinggi.
3.
Pertimbangan auditor, ditemukan risiko pengendalian sebesar 30 % karena pengendalian
klien efektif berdasarkan hasil pengujian pengendalian yang dilakukan dalam audit tahun yang
lalu.
Berdasarkan pertimbangan auditor diatas, risiko deteksi ditentukan sebesar :
= 0,05
0,60 x 0,30

= 0.28 atau 28%
Hubungan antar Unsur Risiko
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua risiko yang
disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,
sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan
auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan
risiko pengendalian.
Semakin kecil risiko bawaan danr risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor,
semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko
bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima.
Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, risiko audit, dan bukti audit
digambarkan sebagai berikut :
1.

Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,
auditor harus menambah jumlah bukti audit yang di kumpulkan.
2.
Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti

audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3.
Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah
satu dari tiga cara berikut ini :

Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
o Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.
o Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.
o

STRATEGI AUDIT AWAL
Unsur strategi Audit Awal
Dalam mengembangkan strategi audit awal untuk suatu asersi, auditor menetapkan empat
unsur berikut ini :
1.
2.
3.

4.

Tingkat risiko pengendalian taksiran yang direncanakan.
Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh.
Pengujian pengendalian yang harus dilaksanakan untuk menaksir risiko pengendalian.
Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat
yang cukup rendah.

Pendekatan Terutama Substantif
Auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti audit dengan menggunakan
pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan atau tidak mempercayai
pengendalian intern. Keuntungannya:
Hanya terdapat sedikit (jika ada) kebijakan atau prosedur pengendalian intern yang
relevan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.
o
Kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan
golongan transaksi signifikan tidak efektif.
o
Peletakkan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk asersi
tertentu.

o

Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah
Auditor meletakkan kepercayaan moderat atau pada tingkat kepercayaan penuh terhadap
pengendalian, dan sebagai akibatnya auditor hanya melaksanakan sedikit pengujian substantif.
Pebandingan Dua Strategi Audit Tersebut

Pendekatan Terutama Substantif

Auditor merencanakan taksiran resiko

Pendekatan
Rendah

Auditor

Risiko

merencanakan


Pengendalian

taksiran

pengendalian pada tingkat maksimum
atau mendekati maksimum

resiko pengendalian pada tingkat
rendah

Auditor merencanakan prosedur yang
kurang ekstentif untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern

Auditor merencanakan prosedur
yang
lebih
ekstentif
untuk
memperoleh

pemahaman
atas
pengendalian intern

Auditor merencanakan sedikit, jika ada,
pengujian pengendalaian.

Auditor merencanakan pengujian
pengendalaian secara luas

Auditor merencanakan akan melakukan
pengujian substantif secara luas

Auditor
merencanakan
akan
membatasi penggunaan pengujian
substantif