MAKNA RITUAL MULUD DALAM MEWUJUDKAN POPULARITAS GOLOK CIOMAS
MAKNA RITUAL MULUD DALAM MEWUJUDKAN POPULARITAS GOLOK CIOMAS THE RITUAL MEANING OF MULUD IN CIOMAS MACHETE POPULARITY
Risa Nopianti
Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Jalan Cinambo No.136 Ujungberung – Bandung e-mail : risanopianti@gmail.com
Naskah Diterima: 9 Januari 2017
Naskah Direvisi: 15 Februari 2017
Naskah Disetujui: 23 Februari 2017
Abstrak
Penelitian difokuskan kepada ritual Mulud golok Ciomas yang diselenggarakan setiap tanggal 12 Mulud. Ritual ini berfungsi sebagai ajang silaturahmi para pemilik golok Ciomas, hingga golok Ciomas akhirnya dapat dikenal dan mengharumkan nama Ciomas. Prosesi ritual ngoles/ngulas pada golok Ciomas yang telah jadi, dan tempa pada besi bakal pembuatan golok Ciomas, merupakan filosofi bertemunya antara guru dan murid yang hanya terjadi satu tahun sekali yaitu pada bulan Mulud. Pertanyaannya kemudian bagaimana ritual tersebut diselenggarakan hingga menarik minat masyarakat, kemudian faktor-faktor apa saja yang ada dalam sistem ritual Mulud, yang menjadikan golok Ciomas begitu populer di mata masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis. Adapun data diperoleh melalui proses wawancara, pengamatan, dan studi pustaka. Akhirnya penelitian ini menemukan bahwa kepopuleran golok Ciomas dicapai karena adanya usaha dan kerja sama yang erat antara beberapa stakeholder yang ada di lingkaran golok Ciomas yaitu pande golok, pemimpin ritual, dan pemegang pusaka godam Si Denok.
Kata kunci: golok, Ciomas, ritual Mulud.
Abstract
The study focuses on the Mulud ritual of Ciomas machete held annually on 12 of Mulud. This ritual serves as a gathering place of Ciomas machete owners, and then Ciomas machete finally can be popular and becomes the icon of the Ciomas. Ritual procession of ngoles or ngulas of finished Ciomas machete, and wrought iron of Ciomas machete designate, become a meeting philosophy between teachers and students that only happens once in a year, i.e. in Mulud. The question is then how the ritual is held to attract people, and then what factors are presented in the system of Mulud ritual which makes Ciomas machete, becomes so popular. This research is conducted by applying a qualitative method with ethnographic approach. The data is obtained through interviews, observation, and literature study. Finally, it is found that the Ciomas machete achieved popularity for the efforts and close cooperation between multiple stakeholders in the circle of Ciomas. It is Pande, a leader of the ritual, and the holder of the heritage sledgehammer, Si Denok.
Keywords: machete, Ciomas, Mulud ritual.
Sedangkan sebagai makhluk sosial Pada hakikatnya manusia adalah manusia secara nyata diciptakan untuk makhluk individu, sosial, dan religius. hidup
A. PENDAHULUAN
berkelompok, serta saling Sebagai individu manusia dianugerahi akal melengkapi antara satu dan yang lainnya. untuk
untuk Kemudian yang terakhir adalah manusia menyalurkan
berfikir dan
nafsu
keinginan biologisnya. sebagai makhluk religius, yang berarti
112 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 bahwa dengan akal yang dimilikinya sehingga agama pun berjalan atau bahkan
berfikir mengenai sesuatu yang besar yang akomodatif dengan nilai-nilai budaya yang terkait dengan keyakinan akan hal-hal sedang dianut masyarakat bersangkutan yang bersifat gaib dan sakral. Hingga (Ghazali, 2011: 31). kemudian timbul suatu kepercayaan dan
Dalam hal tersebut dikatakan keyakinan.
bahwa agama memiliki fungsi sebagai Otak, fikiran dan daya nalar yang integratif factor atau fungsi menyatukan, dimiliki manusia merupakan anugerah yaitu pengaruh yang bersifat positif atau yang paling sempurna yang diberikan pengaruh yang menyatukan. Atau dengan Tuhan. Melalui kesempurnaannya itu kata lain berfungsi untuk memelihara dan manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, menumbuhkan sikap solidaritas di antara dan bisa menentukan mana yang benar dan sesama
atau kelompok. baik. Begitu pula mengenai kepercayaan Solidaritas merupakan ekspresi dari dan keyakinannya terhadap Tuhan, yang tingkah laku beragama (Ghazali, 2011: diperolehnya melalui proses berfikir.
individu
wujud nyata dari keberadaan Tuhan dan agama telah ada solidaritas beragama adalah ritus atau semenjak manusia hadir di muka bumi atau ritual. Ritual juga menggambarkan sikap dalam arti lain, lahirnya agama dan penghormatan
Evolusi berfikir manusia mengenai
Sebagai
masyarakat terhadap kepercayaan umurnya setua manusia itu sesuatu
berkuasa dengan sendiri. Hingga beberapa ahli telah persembahan-persembahan di dalamnya. menelaah berbagai teori mengenai hal Salah satu ritual penghormatan kepada tersebut, dimulai dari teori yang paling leluhur adalah ritual Mulud golok Ciomas, sederhana hingga yang paling kompleks.
yang
yang dimaksudkan sebagai penghormatan Agama sebagai bentuk keyakinan kepada leluhur Ciomas, yaitu Ki Cengkuk manusia terhadap sesuatu yang bersifat yang telah berjasa menciptakan sebuah supernatural
serta golok yang sangat istimewa. berdampak cukup luas bagi manusia dalam
memiliki
fungsi
Golok tersebut kemudian dikenal kehidupannya sehari-hari. Agama memiliki dengan nama golok Ciomas. Popularitas nilai-nilai yang dijadikan petunjuk dan golok
muncul karena pegangan hidup bagi kehidupan manusia keistimewaannya, dimulai dari proses sebagai orang per orang maupun dalam pembuatannya yang dipenuhi oleh ritual- hubungannya
Ciomas
dengan kehidupan ritual dan persyaratan-persyaratan tertentu, bermasyarakat. Selain itu agama juga alat dan bahan yang khusus harus berasal memiliki fungsi sosial yaitu menciptakan dari Ciomas, serta keberadaan pande atau suatu ikatan bersama baik antara anggota- pembuat golok yang hanya mampu anggota beberapa masyarakat maupun dilakukan oleh satu keluarga saja. dalam kewajiban-kewajiban sosial yang Fenomena golok Ciomas menarik untuk
mempersatukan mereka 1 . ditelusuri lebih jauh utamanya unsur-unsur Setiap
kelompok masyarakat mistis, magis dan faktor-faktor lain yang memiliki kebudayaannya masing-masing. melekat daripadanya, sehingga golok Kebudayaan yang hidup pada suatu Ciomas menjadi populer di masyarakat. masyarakat, pada dasarnya merupakan
Beberapa penelitian mengenai gambaran dari pola pikir, tingkah laku, dan golok Ciomas pernah ditulis oleh para nilai yang dianut oleh masyarakat yang peneliti, khususnya mereka yang konsen bersangkutan. Dari sudut pandang ini, terhadap kebudayaan Banten. Beberapa di agama di satu sisi memberikan kontribusi antaranya adalah tulisan-tulisan Ayatullah terhadap nilai-nilai budaya yang ada, Humaeni mengenai Ritual, Kepercayaan
Lokal, dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten. Dalam tulisannya ini 1 Mahakarya, 2012.
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 113 Humaeni menganalisa bahwa ritual-ritual deskriptif
digunakan untuk yang dilakukan oleh masyarakat Ciomas menggambarkan atau menganalisis suatu terkait dengan keberadaan golok Ciomas di hasil penelitian tetapi tidak digunakan dalamnya,
yang
untuk untuk membuat kesimpulan yang lebih menghapus pandangan negatif yang luas.” melekat pada citra jawara yang banyak
memiliki
fungsi
Sebuah penelitian kualitatif lebih terdapat di Ciomas, selain itu ritual-ritual menekankan proses daripada hasil. tersebut juga memiliki fungsi sosial yaitu Sehingga rangkaian proses yang ditempuh untuk merekatkan solidaritas sosial di haruslah
dan sistematis. antara sesama masyarakat. Ayatullah Sebagaimana yang disampaikan Moleong Humaeni juga menulis mengenai Makna (2000: 4-8) bahwa ciri penelitian kualitatif Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat di antaranya; lingkungan alamiah sebagai Banten. Pada penelitian ini Humaeni sumber data, manusia sebagai alat, metode menemukan bahwa keberadaan mitos pada kulitatif, analisis data secara induktif, masyarakat Banten, sedikit banyak, grounded theory , deskriptif, ada batas yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial ditentukan fokus, lebih mementingkan keagamaan masyarakat Banten. Mitos, proses daripada hasil, ada kriteria khusus dalam beberapa hal, juga memiliki fungsi untuk keabsahan data, desain bersifat dan peran yang cukup signifikan bagi sementara, hasil penelitian dirundingkan masyarakat
sesuai
untuk dan disepakati bersama. mengukuhkan sesuatu, menjaga identitas
Banten
seperti
kualitatif dimulai kultural dan solidaritas masyarakat, serta dengan mengumpulkan data-data primer mempertahankan prestise dan status sosial.
Penelitian
dan sekunder, yang diperoleh melalui Mengacu pada rujukan beberapa teknik wawancara, pengamatan, dan tulisan di atas, penulis tertarik pada pencermatan. Kemudian data diolah dan popularitas yang ada pada golok Ciomas. dianalisa secara induktif, sehingga dapat Hal tersebut dirasa penulis belum ada yang dipaparkan secara deskriptif dengan tujuan meneliti sebelumnya maka dengan ini utamanya menjawab pertanyaan penelitian penulis ingin mengetahui bagaimana, oleh yang telah diajukan. siapa saja, serta faktor-faktor apa saja yang
menopang popularitas golok Ciomas, 1. Pendekatan Teoritis
sehingga mampu menjadi ikon Banten a. Religi, Ritual, Mistis, dan Magis . sekaligus kebanggaan masyarakat Banten,
Agama atau para ahli lainnya sekaligus juga melihat bagaimana, oleh menyebut religi merupakan sesuatu yang siapa, dan seperti apa Ritual Mulud bersifat given yang telah ada pada diri dilaksanakan.
manusia
semenjak lahir. Menurut Durkheim agama adalah sesuatu yang
bersifat sosial, artinya sekalipun agama Berdasarkan proses dan hasil yang sudah melekat pada diri individu-individu dilakukan, penelitian ini merupakan jenis namun hal tersebut bersifat sosial, artinya
B. METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif 2 . Sebagaimana yang pilihan beragama tetap berada dalam diutarakan Sugiyono (2005: 21) bahwa kerangka sosial ((Pals, 2012: 164).
penelitian kualitatif adalah ”Metode Menurut Koentjaraningrat (2005: 203-204) terdapat lima unsur dasar yang
2 Jenis p enelitian kualitatif meledak ketika membentuk religi yaitu: emosi Lexy Moleong mengeluarkan buku mengenai
keagamaan, sistem kepercayaan, sistem penelitian kualitatif pada tahun 1998, sekalipun
ritus dan upacara keagamaan, kelompok dikatakan sebagai penelitian kualitatif, tetapi
keagamaan, serta alat-alat fisik yang sebetulnya hanya bersifat deskriptif (Arikunto,
digunakan dalam ritus dan upacara. 2013: 21).
114 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 Ritus adalah alat manusia untuk keagamaan menjadi pusat dari berjalannya
melakukan perubahan. Bisa juga dikatakan sistem religi di masyarakat. Emosi sebagai tindakan simbolis agama, atau keagamaan merupakan sebuah getaran jiwa ritual merupakan “agama dalam tindakan” yang menggerakkan seseorang atau (Ghazali, 2011: 50). Menurut Susane sekelompok orang untuk bersikap religius. Langer dalam (Ghazali, 2011: 52) ritual Dengan demikian segala hal yang memperlihatkan tatanan atas simbol- bersangkutan dengan perilaku keagamaan simbol yang diobyekkan. Simbol-simbol menjadi
keramat atau sakral ini mengungkapkan perilaku dan perasaan (Koentjarangirat, 2005: 202). serta bentuk disposisi pribadi dan para
Konsep sakral dalam pemikiran pemujanya. Menurutnya ritual dapat Durkheim merupakan bagian dari agama dibedakan menjadi empat macam:
atau religi. Durkheim mengatakan bahwa Tindakan magi, yang dikaitkan agama adalah sistem kepercayaan dengan dengan penggunaan bahan-bahan perilaku-perilaku yang utuh dan selalu yang bekerja karena daya magis.
dikaitkan dengan yang sakral. Tujuan yang Tindakan religius, kultus leluhur, juga sakral adalah menyatukan komunitas moral bekerja dengan cara yang pertama.
atau emosi keagamaan dalam sebuah Ritual konstitutif, yang mengubah wadah
komunitas atau kelompok hubungan sosial dengan merujuk keagamaan (Pals, 2012: 145). pengertian-pengertian mistis.
Dalam teori-teori religi juga Ritual faktitif yang meningkatkan terdapat konsep mistis dan magis yang
produktifitas atau kekuatan, atau keduanya mengandung pengertian yang pemurnian dan perlindungan, atau hampir sama karena bersifat rahasia, dan dengan kata lain meningkatkan gelap. Menurut Harun Nasution, intisari kesejahteraan materi suatu kelompok.
mistisme, termasuk di dalamnya sufisme, Sedangkan menurut Durkheim (2011: yaitu kesadaran akan adanya komunikasi
433-557), ritual terbagi kedalam lima dan dialog antara roh manusia dengan bentuk yaitu: pemujaan negatif dan fungsi- Tuhan dengan mengasingkan diri dan fungsinya; pemujaan positif elemen- berkontemplasi (Nasution, 2014: 43). elemen pengurbanan, pemujaan positif
Sedangkan menurut Frazer (Pals, ritus mimetik dan prinsip kausalitas, 2012: 146) magis serupa dengan agama
pemujaan positif ritus representatif dan hanya dengan cara yang berbeda. Agama kommemoratif (peringatan) 3 ; dan ritus- dan
sama-sama berusaha ritus piakular.
magis
menjelaskan cara kerja alam agar dapat Ritual dan upacara keagamaan dikuasai oleh manusia. Lain halnya
memiliki empat aspek di antaranya: tempat Durkheim yang mendefinisikan magis upacara keagamaan dilakukan; saat-saat sebagai hal-hal yang sifatnya pribadi dan upacara keagamaan dijalankan, benda- hampir tidak ada hubungannya dengan 4 benda dan alat-alat upacara; orang-orang yang sakral atau agama tadi . yang melakukan dan memimpin upacara
(Koentjaraningrat, 2009: 296).
b. Ritual sebagai Fungsi Sosial
Kelima unsur dasar religi tersebut Konsep mengenai fungsi sosial ini saling mempengaruhi satu sama lain, dilontarkan pertama kali oleh Radcliff- membentuk sebuah struktur dimana emosi
4 Durkheim mencontohka tidakan magis seperti 3 Menurut Durkheim ritus representatif dan
dukun mengobati pasiennya yang sakit, hal kommemoratif
tersebut bersifat personal karena praktek magis membangkitkan
bertujuan
untuk
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang menggabungkan masa sekarang dan masa lalu,
tertentu saja, sedangkan agama bersifat sosial. menggabungkan yang individu dan yang
Seorang agamawan pastilah memiliki pengikut kolektif.
(jemaat), tetapi seorang dukun tidak.
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 115 Brown. Menurutnya istilah fungsi sosial
Sebuah teori untuk mengungkap dapat digunakan untuk menyatakan efek makna yang ada dibalik setiap peristiwa dari suatu keyakinan, adat, atau pranata, adalah interaksionisme simbolik. Salah kepada solidaritas sosial dalam masyarakat satu ahlinya adalah Herbert Blumer. (Koentjaraningrat, 1987: 176).
Interaksionisme simbolik Blumer merujuk Upacara religi atau upacara pada suatu karakter interaksi khusus yang keagamaan yang dilakukan masyarakat berlangsung antar-manusia. Aktor tidak memiliki fungsi sosial. Rumusan mengenai semata-mata bereaksi terhadap tindakan hal tersebut dipaparkan oleh Radcliff- yang lain tetapi dia menafsirkan dan Brown pada bab pertama bukunya The mendefinisikan setiap tindakan orang lain. Andaman Islanders (1922) sebagai berikut:
Terdapat tiga prinsip utama dalam (1) agar suatu masyarakat dapat hidup
interaksionisme simbolik, yaitu tentang langsung, maka harus ada suatu
pemaknaan (meaning), bahasa (language), sentimen dalam jiwa para warganya dan pikiran (thought). Premis ini nantinya yang merangsang mereka untuk
mengantarkan kepada konsep “diri” berperilaku sesuai dengan kebutuhan
seseorang dan sosialisasinya kepada masyarakat; (2) tiap unsur dalam
“komunitas” yang lebih besar yaitu sistem sosial dan tiap gejala atau benda 5 masyarakat .
yang dengan demikian mempunyai efek solidaritas masyarakat, menjadi
d. Struktur Sosial
pokok orientasi dari sentimen tersebut; Kata struktur menunjuk pada (3) sentimen itu ditimbulkan dalam
membangun sesuatu dan pikiran individu warga masyarakat
aktivitas
produk yaitu sebagai
menghasilkan
suatu tindakan. masyarakatnya;
adat-istiadat Kemudian konsep ini diperluas pada upacara adalah wahana dengan apa
hubungan bagian-bagian yang membentuk sentimen-sentimen
dapat organ. Sosiologi menggunakan konsep ini diekspresikan secara kolektif dan
itu
yang menunjuk pada masyarakat sebagai berulang-ulang pada saat-saat tertentu; organisme secara keseluruhan yang (5)
ekspresi kolektif sentimen tereduksi pada individu dan berbagai memelihara intensitas sentimen itu
tindakan mereka (Scott, 2011-248). dalam jiwa masyarakat, dan bertujuan
Menurut para ahli terdahulu di meneruskannya
generasi antaranya Koentjaraningrat mengatakan berikutnya (Koentjaraningrat, 1987: bahwa struktur sosial adalah kerangka 176).
kepada
yang dapat mengaitkan berbagai unsur dalam masyarakat. Sedangkan Soeleman
c. Makna Simbolik
B. Taneko menjelaskan bahwa struktur Menurut Spredley (1997) makna sosial adalah keseluruhan jalinan antara menyampaikan pengalaman sebagian besar unsur-unsur sosial yang pokok yakni umat manusia di masyarakat. Untuk kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga mengungkapkan sebuah makna diperlukan sosial, kelompok-kelompok sosial serta adanya kata, kalimat dan apa yang lapisan-lapisan sosial (Setiadi dan Kolip, dibutuhkan untuk berkomunikasi. (Sobur,
2013:255-256) Dalam struktur sosial terdapat Sebuah
komponen-komponen pokok yang saling diungkap melalui simbol. Pada umumnya berkaitan serta saling mempengaruhi satu kata-kata juga merupakan sebuah simbol, begitu pula sebuah objek, suara, sosok, dan
sebagaimya dapat dikategorikan sebagai
Dikutip dari
sebuah simbol (Danesi, 2010:44). http://yoonhyewon.blogspot.co.id/2013/08/teor i-interaksionisme-simbolik-h-blumer.html tanggal 30 Maret 2017.
116 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 dengan yang lainnya, kelima komponen tetap melanggengkan tradisi tersebut,
utama yang mendukung terbentuk atau bahkan apabila harus diturunkan secara berjalannya sebuah struktur sosial tersebut turun temurun sekalipun, sebab ritual adalah status dan peranan, lembaga sosial, muludan membutuhkan lembaga-lembaga pelapisan sosial, kelompok-kelompok sosial yang menopangnya. Dalam proses sosial, dan dinamika sosial.
ritual Mulud, terdapat beberapa struktur Struktur sosial dengan komponen- sosial yang saling mempengaruhi dan komponen
yang membentuknya menopang terselenggaranya ritual Mulud merupakan bagian dari kebudayaan. tersebut. Struktur-struktur yang ada di Sedangkan kebudayaan terdiri dari unsur- masyarakat Ciomas seperti pemegang unsur yang saling terstruktur, sebagaimana pusaka golok Si Rebo dan godam Si halnya pada struktur sosial. Sebagaimana Denok , pande pembuat golok Ciomas, yang dirumuskan oleh Strauss mengenai serta ulama pemimpin ritual serta para
konsep segi tiga kuliner 6 . Pemikiran tokoh masyarakat lain yang memiliki Strauss mengenai kebudayaan yang peranan yang cukup besar dalam
diibaratkan makanan membentuk sebuah penyeleggaraan ritual, bekerja keras dan segi tiga yang saling berhubungan satu setiap kali menjelang dan pada saat ritual sama lainnya. Tiga unsur tersebut memiliki Mulud diselenggarakan. wujud dan fungsi yang berbeda, namun
Keberadaan mereka sangat penting ketiganya saling mendukung membentuk sehingga ritual Mulud dapat terselenggara sebuah kebudayaan. Unsur-unsur alami, dengan baik, dan terlegitimasi oleh semi-alami, dan tidak alami menjadi pokok masyarakat sebagai sebuah ritual wajib utama pembentuk segi tiga kuliner Strauss.
yang harus selalu ada untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya leluhur
2. Kerangka Pemikiran
masyarakat Ciomas.
Ritual merupakan bagian dari religi Ulama Pemimpin Ritual yang dalam lingkup yang lebih besar
termasuk kedalam salah satu unsur
kebudayaan. Terlepas dari apakah ritual
tersebut diperuntukkan bagi yang sakral
atau hanya sebatas praktik magis yang Ritual
penuh dengan aroma mistis, pada dasarnya Mulud
ritual-ritual tersebut memiliki fungsi sosial.
Begitu pula halnya dengan ritual muludan
Pande di Kecamatan Ciomas, yang menjadikan
Pemegang Pusaka
Golok
golok Ciomas sebagai elemen utama
pelaksanaan ritual. Fungsi sosial pada 3. Hipotesa
ritual Mulud sangat kentara terlihat Popularitas golok Ciomas yang manakala masyarakat Ciomas merasakan dikenal masyarakat secara luas saat ini, bahwa ritual Mulud sudah menjadi sebuah tidak terlepas dari adanya ritual Mulud kebutuhan bersama, sebagai akibat dari yang rutin digelar sebagai bentuk adanya sentimen-sentimen dari warga silaturahmi antara golok dan godam yang masyarakatnya terhadap keberadaan golok diibaratkan sebagai murid dan guru. Ciomas.
Sedangkan ritual Mulud tetap lestari Pada dasarnya sentimen-sentimen semata karena adanya struktur masyarakat masyarakat yang terlembagakan dalam yang mendukung tetap terselenggaranya wujud ritual muludan, tidak cukup untuk kegiatan tersebut. Mereka adalah ahli waris
pemegang godam, pandai golok, serta
6 Lihat Koentjaraningrat, 1987 mengenai ulama pemimpin ritual. Yang ketiganya konsep segi tiga kuliner yang dirumuskan
diibaratkan membentuk sebuah segi tiga Claude Levi-Strauss.
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 117 penopang unsur kebudayaan dalam hal ini
Beberapa jenis senjata tradisional ritual Mulud golok Ciomas di Kecamatan sudah banyak dikenal oleh masyarakat, di Ciomas.
antaranya, rencong dari Aceh, badik dari suku Bugis di Makassar, mandau dari suku
C. HASIL DAN BAHASAN
Dayak di Kalimantan , keris dari Jawa, Kemajemukan
budaya kujang dari Sunda, celurit dari Madura, sejumlah suku bangsa di Indonesia dapat dan golok dari Banten. diketahui dari berbagai budaya yang ada,
ragam
Menurut Kamus Besar Bahasa baik itu budaya lisan, tulisan, budaya Indonesia (2013: 457), golok adalah pisau bendawi dan nonbendawi. Menurut besar terbuat dari besi atau baja yang Koenaningrat (2005: 12), melalui bagan digunakan
membelah atau kerangka kebudayaan yang diciptakannya, memotong. Menurut ukurannya dibedakan kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi antara golok dan parang. Golok ukurannya tujuh
untuk
sistem sejenis parang atau pedang yang berukuran pengetahuan, sistem teknologi
unsur besar
yaitu;
Sedangkan parang sendiri peralatan hidup, sistem ekonomi dan mata berukuran lebih panjang daripada golok. pencaharian, organisasi sosial dan sistem Sedangkan pengertian golok dalam Kamus kekerabatan,
dan pendek.
sistem Umum Basa Sunda (2006:24), golok kepercayaan, kesenian, dan bahasa.
religi
dan
adalah bedog yaitu pakarang parati kudak Sistem teknologi adalah jumlah kadek atau alat yang berfungsi untuk keseluruhan dari teknik-teknik yang memotong. dimiliki oleh anggota suatu masyarakat,
Golok (bedog) umumnya memiliki yaitu keseluruhan dari cara bertindak dan bilah dengan panjang lebih kurang 30 cm berbuat dalam hubungannya dengan sampai dengan 40 cm, namun adapula pengumpulan bahan-bahan mentah dari bilah golok yang berukuran pendek atau lingkungannya dan memprosesnya menjadi kurang dari 30 cm. Golok (bedog) Sunda alat kerja, alat untuk menyimpan, yang memiliki panjang bilah lebih dari 40
makanan, pakaian, perumahan, alat-alat 7 cm disebut kolewang atau gobang . transportasi, dan kebutuhan lain yang Sedangkan di wilayah DKI Jakarta dan
berupa materil (Harsojo, 1977: 223) Banten, umumnya digunakan sebagai Adapun yang dimaksud dengan sistem senjata pamor bagi para jawara silat, atau teknologi tradisional adalah peralatan serta dapat pula disimpan sebagai koleksi karena cara-cara
mempergunakan peralatan nilai atau harganya yang cukup tinggi serta tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang kandungan mistis di dalamnya. sifatnya masih sederhana dan diwariskan
secara turun-temurun. Sistem teknologi 1. Golok Ciomas Sebuah Identitas
tradisional dapat berupa sistem teknologi Golok Ciomas merupakan salah satu peralatan
tradisional yang tradisional, sistem pembuatan kuliner, dan pembuatannya juga masih dilakukan lain-lain.
hidup,
sistem
arsitektur jenis
senjata
dengan teknologi tradisional. Wilayah Sedangkan
sistem teknologi persebaran golok di daerah Banten hampir peralatan hidup, merujuk pada jenis merata di setiap kota kabupaten, namun perkakas atau senjata yang biasa lebih
berada di Serang, digunakan oleh manusia dalam menunjang Pandeglang, Lebak, dan Rangkasbitung. kehidupannya. Senjata tradisional memiliki Wilayah Kabupaten Serang terpusat di beberapa fungsi yang sangat penting dalam Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Petir, menunjang kehidupan manusia, selain sebagai alat untuk mempertahankan diri, 7 Dikutip dari juga dapat memiliki fungsi estetis yang http://www.zhaloedistrosunda.com/2014/12/be dapat disimpan sebagai koleksi.
khusus
dog-sunda-atau-golok.html. tanggal 30 September 2016
118 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 sedangkan di Kabupaten Lebak golok lebih Bahkan saat ini pandai golok Ciomas
dikenal di wilayah adat Kanekes (Baduy).
dan keluarganya Sebagaimana
Bapak
Sidik
dijelaskan memproduksi miniatur golok Ciomas. sebelumnya, secara umum kata golok Miniatur golok tersebut dibuat pada bulan- dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bulan lain selain bulan Mulud. Hal tersebut diartikan sebagai benda sejenis parang, dilakukan untuk mengisi waktu luang serta atau sejenis pedang yang berukuran lebih menambah penghasilan mereka, karena pendek. Jawara Banten sangat identik apabila hanya mengandalkan pembuatan dengan kepemilikan golok, hal ini golok yang hanya boleh dilakukan di bulan ditengarai karena fungsi utamanya tadi Mulud, tidak akan mampu mencukupi yaitu sebagai alat untuk membela diri. kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagai seorang jawara yang memiliki kemampuan bela diri mumpuni, tentunya golok merupakan atribut pelengkap, tandangnya seorang jawara.
Begitu pula halnya bagi seorang jawara debus, yang saat ini lebih banyak bergeser pada tatar seni budaya dan tradisi. Seorang jawara atau ahli debus pastilah memiliki golok, karena golok merupakan
alat utama pertunjukan seni debus, Gambar 1. Golok Ciomas disamping paku dan godam yang biasa
Sumber: BPNB Jabar, 2015 . digunakan. Ketajaman sebilah golok
Keistimewaan golok Ciomas sudah biasanya selalu diujikan pada anggota tidak diragukan lagi, banyak yang
badan para jawara, dalam setiap mengatakan bahwa pamor golok Ciomas pertunjukan seni debus. Kemampuan berimbas pada pemiliknya. Barangsiapa kanuragan maupun trik-trik unik dilakukan memiliki golok Ciomas, sudah jelas untuk menangkal ketajaman golok Banten, mereka akan dihormati dan ditakuti. Golok yang dikenal sangat tajam.
Ciomas juga konon katanya mampu Namun ternyata konsep ini semakin melerai perselisihan hanya dengan
hari bergeser pada bentuknya yang lain. disandang saja tanpa harus dikeluarkan Kepemilikan golok saat ini tidak hanya dari sarangkanya. Golok Ciomas dikenal
identik dengan keberadaan seorang jawara, memiliki racun yang sangat mematikan, siapapun dapat memiliki golok tanpa harus
sehingga apabila tergores sedikit saja luka memiliki kemampuan bela diri. Pergeseran yang ditimbulkan akan sangat buruk.
ini disebabkan golok telah menjadi benda Begitu pula apabila ditebaskan pada koleksi yang memiliki nilai estetis.
pepohonan, racunnya dapat dengan cepat Golok Ciomas, yang sebagian besar mematikan tumbuhan tersebut.
merupakan jenis golok pamor, sangat
banyak diminati oleh masyarakat umum, 2. Ragam Jenis Golok Sulangkar
sekalipun harganya cukup mahal. Harga
Ciomas
yang dibanderol demikian disebabkan Dari sekian banyak jenis golok golok Ciomas tidak dapat diproduksi Banten yang ada, salah satu yang paling
besar-besaran karena khusus dibuat pada terkenal adalah golok Ciomas. Ketenaran bulan Mulud saja, sehingga jumlahnya golok Ciomas terjadi karena golok Ciomas terbatas.
memiliki kharisma tersendiri sebagai Sebagai sebuah ikon, golok Ciomas sebuah golok. Umumnya golok Ciomas
juga sering digunakan sebagai cenderamata digunakan sebagai golok pamor atau golok kepada para pejabat atau tamu-tamu koleksi. Jarang sekali dipergunakan
istimewa yang berkunjung ke Ciomas. sebagai senjata atau bahkan perkakas. Hal
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 119 ini disebabkan harganya yang relatif mahal kayu jawar lunak namun keras sehingga
bagi sebagian orang, serta sugesti mistis mudah diukir dan dibentuk, serta bersifat yang ada di dalamnya. Sehingga golok anti rayap sehingga cocok untuk dibuat Ciomas banyak diminati masyarakat gagang golok. Selain kata jawar juga khususnya mereka yang ingin memiliki identik dengan kata jawara. Sehingga benda langka dan memiliki nilai artistik golok sulangkar Ciomas terkenal sebagai tinggi.
jawara. Sedangkan Lebih khusus lagi salah satu jenis sarangkannya biasa terbuat dari kayu aren. golok Ciomas yang memiliki nilai dan
golok
para
Untuk membuat sebuah golok tingkat artistik tingggi adalah golok Ciomas asli diperlukan persyaratan khusus sulangkar . Dinamakan golok sulangkar yang harus dipenuhi pembuatnya, di karena diambil dari salah satu jenis besi antaranya (Solihin dan Supriatna, 2011: yang digunakan, yaitu besi sulangkar. Besi 49-60):
sulangkar itu merupakan besi yang diambil a. Pembuatan golok sulangkar Ciomas dari injakan, undakan, foot step delman
hanya dibuat setahun sekali di bulan yang sudah tua. Besi injakan delman itulah
(Rabiul Awal). Waktu yang disebut besi sulangkar. Besi pelat
Mulud
pembuatan yang paling utama adalah sulangkar ini dapat juga diperoleh dari
dari tanggal 1-12 Mulud, namun bekas pelat mobil bekas, kikir bekas,
demikian melewati tanggal 12 juga bahkan ranjang besi bekas. Syaratnya jenis
masih diperbolehkan asalkan tidak besi sulangkar yang dipergunakan harus
bulan Mulud. Waktu asli berasal dari jenis pelat hitam yang
melewati
pembuatan golok pada bulan Mulud sudah tua dan pernah dipergunakan oleh
bulan kelahiran orang-orang zaman dulu atau bekas pakai.
sesuai
dengan
Rasulullah SAW pada tanggal 12 Karena menurut mitos yang beredar di
Mulud maka dari itu ritual Mulud golok Ciomas, konon besi-besi kuno dipercayai
Ciomas pun dilaksanakan bertepatan mengandung unsur mistis yang kuat,
pada tanggal 12 Mulud. sehingga ketika dijadikan golok, aura b. Untuk menjadi sebuah golok Ciomas mistisnya akan ada di dalam golok
asli terlebih dahulu harus ditempa atau tersebut.
dioles oleh godam Si Denok pada saat Untuk mengetahui seluk beluk
ritual Mulud. Setelah itu boleh Ciomas, golok Ciomas serta ritual Mulud
dilanjutkan dengan godam biasa milik golok Ciomas, perlu mengetahui ragam
pande. Penempaan bahan baku besi/baja jenis golok sulangkar yang ada saat ini di
bakalan golok ini dilakukan oleh Ciomas. Setidaknya terdapat empat jenis
penjaga pusaka golok Si Denok saat ini, golok yang ada di Ciomas, yaitu candung,
yaitu Bapak Duhari. Sedangkan untuk mamancungan, kembang kacang, salam
golok Ciomas yang sudah jadi, para nunggal dan sedikit jenis malapah gedang
pemilik golok disarankan untuk dan bedul mungkuk . Masing-masing
melakukan ritual pengolesan golok oleh memiliki ciri tersendiri. Hanya yang paling
godam Si Denok. Maksud dari ritual ini banyak diproduksi adalah jenis candung.
adalah sebagai ajang silaturahmi antara Gagang golok sulangkar Ciomas
golok yang dianalogikan sebagai murid juga bervariasi sesuai bentuknya. Terdapat
dengan godam Si Denok sebagai guru. lima jenis gagang golok di antaranya c. Bahan baku utama pembuatan golok jengkol sahulu, wawayangan, mamanukan,
sulangkar Ciomas terdiri dari besi inti babalimbingan, dan jebug sapasi. (Solihin
dan besi tambahan. Yang dimaksud dan Supriatna, 2011: 63-73).
dengan besi inti adalah besi tua yang Adapun untuk gagang golok
diperoleh dari daerah setempat, sulangkar Ciomas biasanya menggunakan
khususnya daerah Pondok Kaharu dan jenis kayu jawar berwarna hitam. Tekstur
Bojong Honje. Kualitas golok akan
120 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 lebih bagus apabila besi inti tersebut ditempa lagi begitu seterusnya hingga
diperoleh melalui penggalian khusus beberapa kali, untuk menghasilkan sebuah berdasarkan petunjuk dari orang yang bilah golok yang diinginkan. mampu menangkap ilafat tersebut.
Selanjutnya setelah golok jadi baru
d. Golok sulangkar Ciomas bukan dilakukan finishing atau penghalusan merupakan golok biasa, maka dari awal dengan menggunakan kikir dan ampelas. pencarian bahan baku besi, kemudian Terlebih dahulu biasanya digunakan kikir ditempa oleh godam Si Denok, hingga listrik untuk meratakan dan membentuk selesai berbentuk golok, keberadaan bilah golok. Baru kemudian setelah bilah sebuah golok Ciomas selalu diiringi golok terbentuk dengan permukaan rata dengan ritual, bacaan dan mantra- tanpa gelombang, bilah golok diampelas mantra khusus. Khususnya pada tahap untuk menghaluskan detail, baru kemudian akhir untuk “mengisi” golok yang diasah oleh batu asahan untuk memperoleh sudah jadi, dilakukan pembacaan tingkat ketajaman golok yang diinginkan. mantra melalui golok, supaya golok
selanjutnya adalah yang dibuat dapat memberi manfaat memasangkan gagang. Gagang golok yang positif bagi pemiliknya.
Proses
terbuat dari kayu jawar terlebih dahulu
e. Dibuat di Ciomas, sesuai dengan dipotong sesuai ukuran. Rata-rata sebuah sejarahnya dimana pada masa lalu Ki gagang golok biasanya berukuran 20x10 Cengkuk pernah tinggal dan membuat cm tergantung jenis gagang yang golok pertama kali di Ciomas maka diinginkan. Baru kemudian kayu dipahat hingga saat ini yang dinamakan golok menggunakan golok untuk mendapatkan Ciomas harus dibuat di Ciomas.
bentuk
utama.
Tahap selanjutnya
f. Air dari Babakan Ciomas, di daerah pembuatan gagang golok, pada tahap ini Ciomas terdapat tujuh mata air yang alat yang digunakan adalah pisau ukir. memancarkan air jernih langsung dari Gagang golok yang telah terukir rapi perut bumi. Nama beberapa sumber sesuai dengan bentuk pesanan yang mata air tersebut cukup unik yaitu diinginkan,kemudian diampelas untuk Cibunut , Cibikang, dan Cilalaki. Semua selanjutnya diwarnai. sumber air tersebut sangat berlimbah
untuk membuat airnya, dan tidak pernah kering walupun sarangka , kayu aren dipotong berdasarkan musim kemarau. Air yang diambil dari panjang pendeknya ukuran golok yang ketujuh sumber mata air ini selain akan diberi sarangka. Kayu dibelah digunakan untuk prosesi ritual Mulud menjadi dua bagian, bagian dalam kedua golok Ciomas, juga digunakan oleh belahan kayu tersebut diberi pola golok pande sebagai air untuk mendinginkan pasangannya,
Sedangkan
kemudian dicukil golok yang ditempa. Setelah menempuh secukupnya
supaya ketika golok sejumlah persyaratan yang harus dilalui dimasukkan ukurannya pas. Setelah selesai oleh sebuah calon golok sulangkar menggarap bagian dalam sarangka, kedua Ciomas maka tahap selanjutnya adalah bilah kayu sarangka disatukan dengan lem proses penempaan hingga sebuah bahan pada masing-masing sisinya, sedangkan baku besi calon golok dapat dibentuk bagian dalamnya tidak supaya golok tidak menjadi sebuah golok yang sempurna.
terhalang masuk. Baru kemudian setelah Untuk membuat sebuah golok sarangka
terekatkan dibentuk dan Ciomas, terlebih bahan baku besi inti dan dihaluskan.
Tahap akhir adalah campuran yang telah berbentuk lempengan pemasangan asesoris seperti sompal, disatukan oleh capit kemudian dibakar. simeut meuting, dan cincin. Lempengan yang telah menjadi bara kemudian ditempa hingga menjadi sebuah
3. Ritual 12 Mulud kesatuan. Kemudian dibakar lagi dan a. Godam Si Denok dan Golok Si Rebo
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 121 Keberadaan pusaka godam Si dibuat. Sebelum membuat golok, para
Denok dan golok Si Rebo merupakan sesepuh di Ciomas yaitu tokoh-tokoh bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan terkait pembuat golok seperti Kyai keberadaan golok Ciomas. Golok Ciomas Muhaimin, Bapak Oman Solihin, dan lain- yang ada saat ini dan menjadi kebanggaan lain
mengadakan acara masyarakat Ciomas, ada karena sejarah tawasulan, yaitu ziarah makam ke makam- godam Si Denok dan golok Si Rebo yang makamleluhur Ciomas, khususnya ke melegenda hingga saat ini.
biasanya
makam Ki Cengkuk sebagai tokoh utama Godam Si Denok merupakan keberadaan golok sulangkar Ciomas di godam milik Ki Cengkuk yang biasa daerah Ciomas. digunakan Ki Cengkuk untuk menempa
Bahan baku golok yang digunakan golok, sedangkan golok Si Rebo bukan bahan sembarangan, melainkan merupakan golok pertama Ki Cengkuk berupa besi inti khusus yang harus digali yang dibuat menggunakan tempaan Si dari dalam tanah yang ada di wilayah Desa Denok . Panjang golok ini mencapai kurang Pondok Kahuru dan Bojong Honje. Untuk lebih 70 cm. Gagangnya sendiri sudah mendapatkan besi inti tidak mudah mesti hilang termakan usia, dan hingga saat ini melalui riyadhoh yakni melakukan wiridan belum diganti dengan yang baru, namun dan puasa jauh-jauh hari sebelum bulan dibiarkan begitu saja, hanya dibalut oleh Mulud. Sedangkan bahan campuran untuk kain putih. Sedangkan bilah golok Si Rebo membuat golok Ciomas digunakan sudah berkarat akibat korosi besi dan sebanyak tujuh campuran dan paling tumpul, dengan bagian perut bilah golok sedikit lima campuran. Adapun air yang sedikit bergerigi karena korosi tadi. digunakan
merendam atau Terbuat dari besi dan baja pilihan, kondisi menyepuh golok saat pembuatannya nanti godam Si Denok masih baik hingga saat pun harus berasal tujuh sampai sembilan ini, namun sedikit mengalami lumerisasi mata air yang ada di daerah Ciomas. pada bagian kepala godam akibat sering
untuk
Proses ritual muludan dimulai digunakan untuk menempa golok.
pada saat besi inti mulai ditemukan Kedua pusaka tersebut disimpan kemudian digali dan diambil sebagai bahan dengan sangat baik oleh pemegang pusaka. baku pembuatan golok. Setelah itu Disimpan dalam dua buah kotak kayu yang dilakukan pengumpulan air yang diambil berbeda, dan diberi wewangian. Setiap kali dari tujuh mata air di daerah Ciomas pada dibuka dan dipergunakan untuk ritual malam hari tanggal 11 Mulud menjelang Mulud, kedua pusaka tersebut diberi tanggal 12 Mulud. Keseluruhan proses wewangian
dan persiapan ini dilakukan oleh masyarakat pemeliharaan terhadap kedua benda pusaka Ciomas yang dipimpin oleh ulama tersebut menandakan bahwa mereka begitu setempat. dikeramatkan, sehingga memiliki nilai
lagi.
Penanganan
Pada waktu yang sama juga, godam sakralitas yang tinggi bagi masyarakat para Si Denok dibawa ke tempat pande. keturunan Ki Cengkuk khususnya dan Sebelum Si Denok di bawa ke pande, masyarakat Ciomas umumnya. Saat ini terlebih dahulu dilakukan tawasul dan godam dan golok pusaka warisan Ki tahlil oleh paling sedikit tiga orang, dan Cengkuk dijaga oleh Ki Duhari.
salah satunya haruslah keturunan Ki Cengkuk (Solihin dan Supriatna, 2011:
b. Prosesi Ritual Mulud
Ritual 12 Mulud merupakan ritual Puncaknya tanggal 12 Mulud puncak dari keseluruhan rangkaian seluruh tamu dan undangan, yaitu mereka pembuatan golok Ciomas. Ritual ini pemilik golok Ciomas yang berasal dari diawali dengan puasa dan pembacaan doa- berbagai daerah berkumpul di rumah doa khusus atau tawasulan sebelum golok Bapak Duhari sebagai penjaga pusaka
122 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126
golok Si Rebo dan godam Si Denok. Pada 4. Struktur Sosial Golok Ciomas
saat itu seluruh golok dikumpulkan untuk Dalam konsep sosiologi dan ditempa atau dioles oleh godam Si Denok.
antropologi kita mengenal adanya struktur sosial dalam tubuh sebuah masyarakat. Struktur sosial ini mengacu pada organisme masyarakat yang terdiri dari beberapa
komponen sosial dalam membentuk sebuah tindakan sosial.
pula halnya pada masyarakat Ciomas, terdapat beberapa komponen sosial dalam masyarakat yang menopang sebuah tindakan sosial yang
Begitu
bernama ritual Mulud. Dalam menjaga Gambar 2. Ritual Mulud Golok Ciomas
tradisi golok Ciomas sebagai sebuah Sumber: Oman Solihin.
warisan budaya leluhur masyarakat Supaya sebuah golok atau bakalan Ciomas, terdapat setidaknya tiga struktur
golok dapat ditempa oleh Si Denok, ada yang saling berkaitan. Pertama adalah mahar tersendiri yang harus dibayar oleh pande golok, pemegang pusaka godam Si
pemilik atau pemesan golok. Setiap Denok , dan pemimpin ritual Mulud. Ketiga genjreng (pukulan) pada zaman dahulu struktur ini tidak dapat berdiri sendiri- diistilahkan sagenjreng saringgit, dua sendiri, melainkan saling berkaitan antara genjreng dua ringgit . Bila saat ini satu dengan yang lainnya. dimaharkan sekitar lima puluh ribu
Mereka adalah Bapak Duhari rupiah/genjreng. Tiap satu tempaan sebagai pemegang pusaka godam Si Denok
disertai bacaan tertentu yang hanya dan golok Si Rebo, Bapak Muhaimin dilafalkan oleh Bapak Duhari. Adapun ulama yang biasa memimpin ritual Mulud, untuk mengoles golok yang sudah dibuat dan Bapak Sidik pande golok Ciomas. sebelumnya,
Ki Duhari merupakan keturunan persepuluhnya.
maharnya
hanya
ke-7 pemegang pusaka Ki Cingkuk Tanggal 12 Mulud dipilih sebagai tersebut. Adapun sebelum Ki Duhari,
waktu pelaksanaan ritual Mulud, sebab sebelumnya dipegang oleh Ki Jamsari masyarakat mempercayai bahwa tanggal yang merupakan ayah dari Ki Duhari. tersebut merupakan tanggal baik karena Berikut adalah silsilah pemegang pusaka bertepatan dengan hari kelahiran Nabi godam Si Denok dan golok Si Rebo Ki Muhammad SAW. Selain itu ada juga Cengkuk : 1). Ki Buyut Cengkuk, 2). Ki
yang mengatakan bahwa angka 12 Buyut Boma, 3). Ki Buyut Mala, 4). Ki menunjukkan angka 12 yaitu jumlah Buyut Sakiman, 5). Ki Buyut Sandara, 6). Rukun Islam, Rukun Iman, dan Ihsan. Ki Jamsari, 7). Ki Duhari Angka 12 juga sesuai dengan jumlah huruf
Pemegang psaka Si Denok dan Si La Illaha Illallah . Angka 12 juga Rebo saat ini adalah Bapak Duhari. Bapak
mengandung arti, syarat pemegang golok Duhari merupakan keturunan Ki Cengkuk yakni enam syarat fisik, dan enam syarat yang diwariskan pusaka Si Denok dan Si batin 8 (Solihin dan Supriatna, 2011: 80).
Rebo dari Bapak Jamsari yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Sehari-hari Duhari
adalah seorang petani. Ia tinggal di Kampung Cihujan, Desa Lebak, Ciomas.
8 6 syarat fisik yaitu bersuci, salat, zakat, puasa, Lalu bagaimana hingga akhirnya godam Si berhasil, dan fii sabilillah. 6 syarat batin yaitu
Denok berada di tangan Duhari, bukan tawakal, tafwidz, taubat, khauf, ridho, ikhlas,
keturunan Ki Cengkuk yang lain. Menurut dan zuhud. penuturan Duhari, bahwa hanya dirinyalah
Makna Ritual Mulud..... (Risa Nopianti) 123 yang dianggap mampu memegang pusaka keturunan Ki Cengkuk lah yang dapat
tersebut, sebab keturunan Ki Cengkuk lain membuat golok Ciomas, sebab Ki tidak kuat. Umumnya mereka akan jatuh Cengkuk lah yang pertama kali membuat sakit pada saat memegang pusaka tersebut. golok Ciomas dengan kekuatan tangannya. Hal ini berarti mereka tidak cocok menjaga Sehingga sampai saat ini, untuk membuat pusaka. Terbukti dengan dipindahkannya sebuah golok Ciomas tidak dapat pusaka tersebut, penyakit mereka seketika sembarangan, melainkan harus melalui sembuh. Tetapi hal tersebut tidak terjadi ritual dan tahapan tertentu. pada Duhari, sehingga Duhari dianggap
Keahlian Bapak Sidik membuat mampu menjaga dan merawat godam Si golok diperolehnya secara turun temurun. Denok.
Dari Ki Buyut Cengkuk, ilmu membuat Ritual Mulud syarat dengan ritual golok Ciomas berturut-turut diturunkan yang cukup panjang, sehingga dibutuhkan kepada Ki Boma, dari Ki Boma kepada Ki seseorang yang dapat memimpin ritual Mala, dari Ki Mala ke Ki Sakiman, dari Ki tersebut, beliau adalah Ki Muhaimin. Ki Sakiman ke Ki Sandara, dari Ki Sandara ke Muhaimin merupakan salah satu keturunan Ki Mad Sipa, dari Ki Mad Sipa ke Ki Ki Cengkuk. Dengan kemampuan ilmu Kardian, dari Ki Kardian ke Ki Santani,
agamanya yang mumpuni sebagai ulama 9 dari Ki Santani baru ke Bapak Sidik . Saat dan tokoh masyarakat Ciomas, Ki ini Bapak Sidik juga tengah meregenerasi
Muhaimin didaulat menjadi pemimpin kemampuannya membuat golok kepada ritual Mulud golok Ciomas. Ki Muhaimin anak-anak dan kerabatnya. banyak berperan dalam ritual Mulud,
Di belakang rumah Bapak Sidik beliau juga mengetahui banyak tentang yang terletak di Kampung Sibopong ritual dan maknanya (Solihin dan Girang, Desa Citaman, Kecamatan Supriyadi, 2011: 40).
Ciomas, terdapat sebuah tempat pande Ki Muhaimin, mulai menekuni sederhana yang dijadikan tempat untuk tradisi ritual Mulud sejak tahun 80-an, membuat dan menempa golok Ciomas. bersamaan dengan pembukaan pesantren Sehari-hari tempat pande ini sepi dari yang dipimpinnya, Sanabil Huda. Beliau kegiatan pembuatan golok, namun apabila merasa terpanggil untuk melestarikan bulan Mulud tiba, kegiatan di pande ini sejarah golok Ciomas semata supaya dapat hampir tidak pernah berhenti karena memberikan manfaat pada masyarakat banyaknya pesanan golok yang harus banyak (Solihin dan Supriyadi, 2011: 37).
diselesaikan Sidik.
Ki Muahimin bertugas dari awal, Yang menarik dari tempat pande ini yaitu sejak pertama kali mendapatkan 10 adalah sebuah alat yang dinamakan ubub ,
ilafat atau petunjuk mencari lokasi besi ini alat ini sudah ada sejak lama, konon di daerah Ciomas hingga sebuah golok katanya sudah digunakan oleh 12 turunan Ciomas selesai dibuat oleh pande. Pada hari H tanggal 12 Mulud Ki Muhaimin
juga bertugas memimpin do’a dan 9 Diakses dari shalawat pembuka ritual untuk selanjutnya http://indonesiana.merahputih.com/budaya/201
didaulatkan kepada Bapak Duhari yang 6/03/28/aneh-hanya-keturunan-ki-buyut- bertugas mengoles dan menempa golok cengkuk-yang-bisa-membuat-golok- dengan godam Si Denok.
ciomas/39688/ tanggal 10 November 2016. Pukul 09.35 wib.
Tokoh lain yang juga memiliki 10 Ubub merupakan alat yang digunakan untuk peran dan andil cukup besar dalam membuat angin. Terbuat dari kayu nangka
mengharumkan nama golok Ciomas ke setinggi 1,5 m. Alat ini sangat diperlukan untuk pelosok Nusantara adalah Sidik Santani. mempertahankan bara api, cara kerjanya sama Beliau adalah satu-satunya pande golok seperti pompa angin digerakan oleh kedua yang ada di Ciomas. Menurutnya hanya tangan secara bergantian. Alat ini terbuat dari
kayu nangka dengan tinggi 1,5 m
124 Patanjala Vol. 9 No. 1 Maret 2017: 111-126 pande terhitung Bapa Sidik sebagai pande ini dianut oleh sebagian dari masyarakat
terakhir yang masih ada. Apabila diambil kita, khususnya bagi mereka yang masih rata-rata usia pembuat Golok Ciomas ini hidup dalam kebersahajaan, dimana yang selama 50 tahun maka usia ubub saat ini gaib menjadi begitu penting dalam diperkirakan sudah mencapai 600 tahun kehidupan
mereka. Durkheim (Solihin dan Supriyadi, 2011: 37). Usia menyebutnya Yang Sakral. yang sudah cukup tua seiring keberadaan
sebagai perwujudan golok Ciomas.
Religi
penghormatan kepada Yang Sakral Untuk membuat sebuah golok, memiliki lima pilar penting di dalammnya, biasanya Bapak Sidik melakukan ritual sebagaimana
yang diuraikan khusus untuk meminta izin kepada pemilik Koentjaraningrat yaitu emosi keagamaan, gaib dimana besi keramat bekas dapat sistem kepercayaan, sistem ritus dan
diambil 11 . Apabila