Gambar 3.2 Model Spiral menurut Kemmis dan Taggart 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Setting dan karakteristik subjek penelitian merupakan suatu keterangan mengenai lokasi tempat dan waktu penelitian yang akan digunakan.

3.1.1 Setting Penelitian

  a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di SD N 2 Kalangbancar.

  Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil tempat tersebut dengan pertimbangan karena sekolah tersebut nyaman dan jauh dari keramaian. Sehingga akan mempermudah dalam melakukan penelitian.

  b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 untuk mendapat data penelitian. Peneliti juga menyesuaikan dengan jadwal belajar di sekolah tersebut. Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian

  No Tahapan Februari Maret April Mei

  1 Persiapan

  2 Pelaksanaan

  3 Analisi Data

  4 Pelaporan

  Berdasarkan tabel alokasi waktu penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan Mei 2015. Pada bulan Februari digunakan untuk melakukan persiapan. Selanjutnya akhir bulan Maret sampai awal bulan April digunakan untuk melaksanakan tindakan penelitian. Pada minggu ketiga bulan April sampai awal bulan Mei digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Selanjutnya pada minggu kedua digunakan untuk menyusun laporan serta mempersiapkan untuk ujian.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 3 adalah suka bermain, senang bekerjasama, dan mempunyai tingkat rasa ingin tahu yang tinggi. Namun siswa tersebut masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran sehingga memiliki hasil belajar yang rendah.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk pembuktian teori belajar- mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru meneliti kegiatannya sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan,dilaksanakan, dan dievaluasi, guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar- mengajar (Subyantoro,2007:5). Hal ini selaras dengan pendapat yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:5) bahwa peran guru dalam pembelajaran sangat kompleks yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Jelaslah bahwa guru sebagai peneliti harus pandai mengadaptasi teori dalam proses pembelajaran yang lebih efektif, efisien dan hasil yang bermutu tinggi. Penelitian tindakan kelas bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

  Penelitian ini menggunakan PTK model spiralyang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas tiga langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini :

Gambar 3.2 Model Spiral menurut Kemmis dan Taggart

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Prosedur Tindakan pada Siklus I Prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus I diuraikan sebagai berikut.

3.3.1.1 Perencanaan

  Perencanaan merupakan tahap dimana peneliti menyusun langkah- langkah dalam memecahkan masalah yang dikaji. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan koordinasi dengan guru kelas mengenai waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan diajarkan, dan bagaimana rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Berdasarkan data observasi dan wawancara dengan guru kelas di SD N 2 Kalangbancar, kelas 3 memiliki nilai dan motivasi yang rendah dalam menulis. Berikut hal-hal yang akan dilakukan peneliti pada tahap perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu (1) menyusun rencana pembelajaran menulis melalui model pembelajaran Cooperative

  

Learning, (2) menyusun pedoman observasi, (3) menyusun rancangan evaluasi,

(4) mempersiapkan alat dokumentasi.

3.3.1.2 Tindakan

  Tindakan merupakan bentuk pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru. Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning dilaksanakan dalam tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu tahap apersepsi, tahap proses pembelajaran, dan tahap evaluasi.

  Tahap apersepsi merupakan tahap dimana guru mengawali proses pembelajaran dengan memberi salam sapaan kepada siswa dan memberikan ilustrasi berupa gambar seorang penulis puisi yang belum diketahui siswa yaitu Khairil Anwar, dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penyampaian tujuan pembelajaran juga perlu disampaikan diawal agar siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

  Setelah kondisi kelas dapat terkendali dan siswa sudah siap mengikuti dan menerima materi pelajaran, kemudian guru melaksanakan proses pembelajaran melalui model Cooperative Learning. Guru memberikan instruksi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terlebih dahulu, kemudian guru memberikan penjelasan tentang materi menulis dan kriteria menulis yang baik dengan perolehan nilai yang akan didapatkan siswa jika mampu menulis sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa secara bebas untuk memilih nilai yang diyakininya baik dari beberapa alternatif nilai yang telah ditawarkan oleh guru. Selama siswa memilih, guru meminta siswa untuk memikirkan dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat dari alternatif nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat menyenangi dan memiliki perasaan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya. Setelah timbul perasaan senang dan bangga, siswa harus menegaskan atau meyakini kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik penilaian yang telah disiapkan oleh guru.

  Pada kegiatan akhir guru melakukan evaluasi, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru bersama siswa merefleksi hasil pembelajaran dan tentang teknik yang sudah diterapkan.

3.3.1.3 Observasi

  Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang diamati meliputi respon dan keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, serta sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Jenis data yang diobservasi oleh peneliti adalah data tes dan nontes. Data tes yang berupa hasil tes menulis dan sikap siswa pada waktu menulis. Melalui hasil observasi data tes dapat diketahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam menulis, sehingga peneliti dapat memperbaiki kekurangan hasil observasi data tes siklus I, untuk dilaksanakan pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihan pada hasil observasi I dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

  Data nontes berupa observasi dan dokumentasi foto, dengan tujuan dapat diketahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran melalui model

  Cooperative Learning.

  Beberapa catatan yang dilakukan peneliti untuk mendata hasil observasi data tes dan nontes antara lain: (1) tes untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa melalui dua siklus, (2) lembar pedoman observasi dan mengambil gambar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (3) dokumentasi foto yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian berlangsung.

3.3.1.4 Refleksi

  Refleksi merupakan kegiatan mengkaji hal-hal yang telah terjadi pada tahap tindakan, yang dilakukan diakhir pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran menulis melalui model

  

Cooperative Learning, peneliti menyusun perbaikan terhadap rencana awal tes

  siklus I jika hasil tes menunjukkan belum memenuhi target nilai yang telah ditentukan, akan dilakukan perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan pemecahannya pada siklus II, sedangkan kelebihan-kelebihan dari pembelajaran siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan.

3.3.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II

  Pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

  3.3.2.1 Perencanaan

  Perencanaan kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini meliputi: (1) penyempurnaan rencana pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning berdasarkan rencana pembelajaran siklus I, (2) membuat perbaikan pada pedoman observasi (3) mempersiapkan alat evaluasi, dan (4) mempersiapkan alat dokumentasi.

  3.3.2.2 Tindakan

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan tindakan pada siklus I dengan tahap yang sama meliputi apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap ini yang terpenting adalah guru harus menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis pada siklus I. bimbingan dan arahan dilakukan agar hasil dan pelaksanaan menulis pada siklus II menjadi lebih baik.

  Pada kegiatan apersepsi, guru mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan salam pembuka dan menstimulus siswa agar mengingat pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan diikuti siswa.

  Proses pembelajaran melalui model Cooperative Learning mulai dilaksanakan setelah siswa dan kondisi kelas benar-benar terkendali. Guru meminta siswa untuk merumuskan tentang materi menulis dan kriteria menulis yang baik dengan memberikan arahan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dijelaskan. Guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa secara bebas untuk memilih nilai yang diyakininya baik dari beberapa alternatif nilai yang telah ditawarkan oleh guru. Guru meminta siswa untuk memikirkan dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan didapat sebagai akibat dari alternatif nilai yang dipilihnya. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat menyenangi dan memiliki perasaan bangga terhadap nilai yang menjadi pilihannya. Kemudian guru meminta siswa untuk menegaskan atau meyakini kebenaran nilai yang telah dipilihnya dan menuliskannya pada rubrik penilaian yang telah disiapkan oleh guru.

  Pemberian solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa pada siklus II, misalnya dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang kata yang efektif dalam menulis, dan kreteria menulis yang baik.Siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti pada siklus I.

  3.3.2.3 Observasi

  Observasi yang dilakukan pada siklus II dilakukan melalui data tes dan nontes. Pengamatan dengan data tes dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menulis setelah dilakukan tindakan pada siklus II melalui model pembelajaran Cooperative Learning. Pengamatan dengan data nontes dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung melalui observasi dan dokumentasi foto untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa yang meliputi; respon dan keseriusan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas, serta sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

  3.3.2.4 Refleksi

  Refleksi pada siklus II dilakukan dengan mengoreksi kendala atau kelemahan dari pembelajaran menulis yang ditemukan dari awal perencanaan ssampai akhir pembelajaran pada siklus I untuk kemudian diatasi pada siklus II.

  Refleksi dilakukan dengan harapan mampu mengetahui keefektifan penggunaan model Cooperative Learning dalam pembelajaran menulis, yaitu mengetahui peningkatan menulis siswa dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

  3.4 Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah aspek menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia melalui model Cooperative Learning siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Peneliti mengambil subjek tersebut dalam penelitian ini dengan alasan sebagai berikut: 1) Berdasarkan saran dan masukan dari guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar

  Kabupaten Grobogan, bahwa keterampilan aspek menulis kelas 3 masih rendah. 2) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, siswa kurang semangat dan terkesan acuh selama mengikuti proses pembelajaran menulis yang dilakukan guru.

  3.5 Variabel Penelitian

  Variable pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaituvariabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

3.5.1 Variabel independent (variabel x )

  Menurut Sutriyono (2014:22), variabel independent sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Variabel X

  No Langkah Cooperative Indikator Item

  Learning

  Menyampaikan tujuan

  1. Menyampaikan tujuan dan

  1. Apakah guru dan memotivasi siswa kompetensi dasar serta menyampaikan memotivasi siswa tujuan pembelajaran?

  2. Apakah guru memotivasi siswa sebelum melakukan pembelajaran?

  Menyajikan informasi

  2. Menyampaikan/menyajikan

  1. Apakah guru informasi menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa?

  Mengorganisasikan

  3. Menginformasikan

  1. Apakah guru siswa kedalam pengelompokan siswa mengorganisasik kelompok-kelompok an siswa kedalam belajar kelompok belajar?

  Membimbing

  4. Memotivasi serta

  1. Apakah guru memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok belajar kelompok belajar membimbing siswa dalam kelompok belajar?

  5. Mengevaluasi hasil belajar siswa Evaluasi

  1. Apakah guru memberikan evaluasi kepada siswa?

  6. Memberi penghargaan hasil belajar Memberikan penghargaan

  1. Apakah guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa?

3.5.2 Variabel dependent (variabel y)

  Variabel dependent menurut Sutriyono (2014:22) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, atau konsekuen. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia. Hasil belajar itu sendiri menurut Sudjana (2010:22) merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dari skor evaluasi pada akhir pelajaran.

3.6 Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes.Berikut uraian tentang instrumen tes dan nontes.

3.6.1 Instrumen Tes

  Instrumen dalam bentuk tes digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis.Siswa memilih nilai dari beberapa alternatif nilai yang ditawarkan guru dan menuliskannya pada rubrik penilaian.

  Aspek yang dinilai dalam tes menulis antara lain: (1) penggunaan huruf yang tepat, (2) penggunaan tanda baca yang tepat, (3) pilihan kata, (4) keruntutan kalimat.

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian No Aspek penilain Rentang skor Skor Maksimal SB B C K

  Penggunaan 19-25 15-18 7-12 0-6

  25

  1 huruf yang tepat Penggunaan 19-25 15-18 7-12 0-6

  25

  2 tanda baca yang tepat Pilihan kata 19-25 15-18 7-12 0-6

  25

  3 Keruntutan 19-25 15-18 7-12 0-6

  25

  4 kalimat 100

  Jumlah

  Keterangan: SB: Sangat Baik B : Baik C : Cukup K : Kurang Berdasarkan pedoman penilaian di atas, peniliti dapat mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa yaitu dengan melihat perbandingan nilai yang diperoles siswa dari siklus I ke siklus II, siswa yang berhasil sangat baik adalah siswa yng memperoleh nilai 85 sampai 100, siswa yng berhasil dengan baik memperoleh nilai 75 sampai dengan 84, siswa yang berhasil dengan cukup baik memperoleh nilai 65 sampai dengan 74, sedangkan siswa yang kurang berhasil yakni siswa yang mendapat nilai 0 sampai dengan 64. Berikut tabel

Tabel 3.4 Rentang Skor dan Kategori Penilaian No Rentang Skor Kategori

  85-100 Sangat Baik

  1 75-84 Baik

  2 65-74 Cukup

  3 0-64 Kurang

  4

3.6.2 Instrumen Nontes

  Instrumen nontes yang digunakan berupa pedoman observasi dan dokumentasi foto.

  3.6.2.1 Pedoman Observasi

  Peneliti melakukan observasi pada saatpembelajaran berlangsung, dengan mengamati perilaku siswa yang meliputi aspek: (1) siswa merespon dan serius dalam mendengarkan penjelasan guru, (2) siswa bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) keaktifan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, (4) siswa memperhatikan model pembelajaran Cooperative Learning, (5) siswa aktif dan serius dalam mengerjakan tugas, dan (6) sikap dan tanggapan siswa yang tidak meremehkan pembelajaran dengan mengumpulkan tugas. Untuk memberikemudahan dan mengefektifkan waktu pelaksanaan observasi, peneliti memberi tanda check lish (√) pada lembar panduan.

  3.6.2.2 Pedoman Dokumentasi Foto

  Dokumentasi foto adalah bukti autentik dari kegiatan yang dilakukan selama penelitian yang sangat penting. Karena dengan dokumentasi foto ini, data yang berasal dari observasi, wawancara, jurnal dan catatan lapangan akan semakin kuat keaktualannya, lebih jelas dan lengkap. Dokumentasi foto yang diambil merupakan dokumentasi foto aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

  Proses pengambilan gambar dilakukan oleh rekan peneliti dengan harapan tidak mengganggu proses pembelajaran. Aktivitas yang didokumentasikan adalah pada saat guru memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi melalui model Cooperative Learning, siswa mengisi rubrik penilaian, siswa menulis, dan ketika siswa menunjukkan hasil pekerjaannya di depan kelas.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Cooperative Learning.

3.7.1 Teknik Tes

  Teknik tes dilakukan pada siklus I dan siklus II disetiap akhir pembelajaran.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item pada tes

  Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi.

  Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.

  Mendefinisikan pengertian mengarang

  1 Menggunakan huruf dan tanda baca yang benar dalam paragraf

  2, 3, 10, Menyebutkan unsur paragraf

  5, 6, 9 Menyusun karangan berdasarkan gambar seri

  7, 8, 11

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item pada tes

  Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam karangan sederhana dan puisi.

  Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik

  Menyebutkan manfaat menulis puisi

  1, 3, 9 Melengkapi isi puisi berdasarkan gambar

  4, 6, 14 Mendefinisikan pengertian puisi

  2 Menjelaskan tema dari puisi 8, 15, 10

3.7.2 Teknik Nontes

  Teknik nontes yang digunakan meliputi teknik observasi dan teknik dokumentasi.

3.7.2.1 Teknik Observasi

  Teknik observasi yang dilakukan peneliti merupakan bentuk pengamatan yang dilakukan peneliti dibantu rekan dan guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dan tim pengamat lainnya berkolaborasi dalam mengamati setiap aktivitas siswa dan saling mengkondisikan keadaan kelas terutama agar siswa tidak tegang, gugup dan tak terlihat sedang diteliti.

  Tahapan yang dilakukan peneliti saat melakukan observasi antara lain: (1) guru mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir pengamatan perilaku siswa terhadap pembelajaran, (2) guru memberi tanda check lish

  (√) pada lembar observasi selama melakukan observasi, (3) peneliti mencatat hal-hal khusus dan menarik yang terjadi selama observasi, dan (4) menganalisis dan mendeskripsikan hasil observasi.

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

  

No Halyang Indikator No item

Diamati

  1 Pra Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media 1- 4 pembelajaran yang akan digunakan Melakukan kegiatan apersepsi Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

  2 Kegiatan Awal Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar 5- 7 Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

  3 Kegiatan Inti Memberikan penjelasan tentang materi 8 - 21 pelajaran Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Melakukan pengelompokan dalam kegiatan pembelajaran Memberikan poin kepada kelompok yang mengerjakan tugas dengan tepat Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

  4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan pelajaran

  22

  • – 26 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

  

No Halyang Indikator No item

Diamati

  1 Pra Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran

  1 pembelajaran

  2 Kegiatan Awal Menjawab apersepsi dari guru

  2

  • – 4 Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru Memperhatikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan

  3 Kegiatan Inti Menyimak materi yang disampaikan oleh guru 5 - 17 Aktif bertanya ketika proses pembelajaran Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media gambar Antusias terhadap materi yang disampaikan guru menggunakan media gambar Melakukan diskusi dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning Melakukan kerjasama dengan sesama anggota kelompok

  4 Kegiatan Akhir Menyimpulkan materi yang telah dipelajari

  18

  • – 21 Memberikan salam penutup

  Rentang kriteria skor aktivitas guru maupun siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus Sturges (Sugiyono , 2010:36) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  a. Menghitung rentang data

  R = Skor maksimal – skor minimal

  Skor maksimal diperoleh dari jumlah indikator observasi guru atau siswa dikalikan dengan skala penilaian tertinggi (4), sedangkan skor minimal diperoleh dari jumlah indikator observasi aktivitas guru atau siswa dikalikan dengan skala penilaian terendah (1).

  b. Menghitung Jumlah Kelas Interval

  K = 1 + 3,3 log n

  n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian.

  c. Menghitung Panjang Kelas

  P =

  Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Skor Aktivitas Guru

  Rentang Kriteria

  26 Sangat kurang

  • – 42

  43 Kurang

  • – 59

  60 Cukup baik

  • – 76

  77 Baik

  • – 93

  94 Sangat baik

  • – 110

Tabel 3.10 Kriteria Skor Aktivitas Siswa

  Rentang Kriteria

  21 Sangat kurang

  • – 34

  35 Kurang

  • – 48

  49 Cukup baik

  • – 62

  63 Baik

  • – 76

  77 Sangat baik

  • – 90

3.7.2.2 Teknik Dokumentasi

  Proses pengambilan data dengan teknik dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dalam mengambil gambar dibantu rekan sejawat dengan tujuan tidak terjadi perubahan perilaku siswa dan tidak mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.

  Kegiatan yang didokumentasikan peneliti antara lain: (1) kegiatan awal pembelajaran yaitu pada saat guru memberikan apersepsi, (2) pada saat guru menyampaikan materi melalui model Cooperative Learning,(3) kegiatan saat siswa menunjukkan hasil pekerjaan di depan kelas.

3.8 Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan instrumen yang digunakan dalam pengambilan data maka hasil yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif.

3.8.1 Teknik Kuantitatif

  Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes menulis setelah dilakukan pembelajaran melalui model Cooperative

  

Learning pada siklus I dan siklus II. Hasil tersebut dihitung dengan cara

  menghitung skor yang diperoleh siswa, menghitung skor keseluruhan dari seluruh aspek yang diperoleh siswa, menghitung skor rata-rata dan menghitung persentase dengan rumus sebagai berikut.

  SK

  x 100 SP =

  R

  Keterangan: SP : Skor Persentase SK : Skor Keseluruhan R : Jumlah Responden

  Hasil perhitungan data dengan teknik kuantitatif ini kemudian dipaparkan dalam bentuk analisis deskriptif disertai dengan angka-angka yang menjelaskan tentang hasil tindakan , yang kemudian dapat dilakukan perbaikan, peningkatan yang lebih baik dari hasil belajar maupun tingkah laku siswa.

  Hasil perhitungan nilai pada siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan agar diketahui persentase peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Cooperaitve Learning.

  3.8.2 Teknik Kualitatif

  Teknik kualitatif merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi foto, dengan cara menganalisis lembar observasi yang telah diisi oleh siswa dan guru. Dari hasil analisis tersebut peneliti dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran menulis melalui model Cooperative Learning pada siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar.

  3.8.3 Uji Validitas

  Gay (1983) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitain, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen yang valid mempunyi validitas tinggi. Menurut Ali dalam Mawardi (2011:32) dapat digunakan pedoman skor koefisien kolerasi (rix) sebagai berikut: 0,00 - 0,20 : dianggap tidak ada viliditas 0,21 - 0,40 : validitas rendah 0,41 - 0,60 : validitas sedang 0,61 - 0,80 : validitas tinggi 0,81

  • – 1,00 : validitas sempurna
Berikut ini hasil uji validitas soal siklus I dan siklus II:

Tabel 3.11 Validitas Instrumen Penelitian Siklus Idan siklus II

  Siklus II Siklus I Nomor Kriteria Kategori Nomor Kriteria Kategori soal Soal

  1 Validitas rendah

  1 Validitas tinggi

  0,34 0,61

  2 Validitas rendah

  2 Validitas

  0,34 0,86

  sempurna

  3 Validitas sedang

  3 Validitas tinggi

  0,60 0,61

  5 Validitas tinggi

  4 Validitas

  0,63 0,86

  sempurna

  6 Validitas sedang

  6 Validitas

  0,86 0,53

  sempurna

  7 Validitas rendah

  6 Validitas

  0,31 0,86

  sempurna

  8 Validitas tinggi

  9 Validitas tinggi

  0,63 0,61

  9 Validitas sedang

  10 Validitas

  0,60 0,86

  sempurna

  10 Validitas rendah

  14 Validitas

  0,31 0,86

  sempurna

  11 Validitas tinggi

  15 Validitas rendah

  0,63 0,39

3.8.4 Uji Reliabilitas

  Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat memiliki hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Semakin reliabel suatu suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat mengatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.

  Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2011:32) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: A : tidak dapat diterima

  ≤ 0,7 0,7< A < 0,8 : dapat diterima 0,8< A ≤ 0,9 : reliabilitas bagus Berikut ini hasil Uji Reliabilitas soal siklus I dan siklus II:

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

  Cronbach's Alpha N of Items .823

  15 Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus I yang dilihat pada kolom

Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,823. Angka tersebut menunjukkan bahwa

reliabilitas bagus.

Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

  Cronbach's Alpha N of Items .819

  15 Dari 15 soal, hasil uji reliabilitas soal siklus II yang dilihat pada kolom

Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,819. Angka tersebut menunjukkan bahwa

reliabilitas bagus.

3.9 Tingkat Kesulitan Instrumen

  Yang dimaksud dengan tarafkesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya rendah. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks kesukaran (difficulty index). Taraf kesukaran dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

  B p =

  J

  Keterangan: p = taraf kesukaran B = subjek yang menjawab betul J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

  

Rentang Kriteria

0,00 Sukar

  • – 0,30 0,31 Sedang – 0,70 0,71 Mudah – 0,100

Tabel 3.15 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus I

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

  0,00 Sukar

  8, 9

  2

  • – 0,30 0,31 Sedang – 0,70 1, 2, 6, 10, 11

  5

  0,71 Mudah

  • – 0,100 3, 5, 7

  3 Total

  10 Berdasarkan tabel taraf kesukaran soal siklus I maka dapat diketahui tingkat kesukaran soal pada siklus I dengan kriteria mudah sebanyak 3 yaitu soal nomor 3, 5, dan 7. Kriteria sedang sebanyak 5 yaitu soal nomor 1, 2, 6, 10, 11. Sedangkan pada kriteria sukar sebanyak 2 yaitu soal nomor 8 dan 9.

Tabel 3.16 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Item Soal Siklus II

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

  0,00 Sukar

  • – 0,30 4, 15

  2

  0,31 Sedang

  • – 0,70 8, 9 10, 14

  4

  0,71 Mudah

  • – 0,100 1, 2, 3, 6

  4 Total

  10 Berdasarkan tabel kesukaran soal siklus II kriteria mudah sebanyak 4 yaitu nomor 1, 2, 3, 6. Kriteria sedang sebanyak 4 yaitu nomor 8, 9, 10, 14 dan kriteria sukar sebanyak 2 yaitu nomor 4, 11.

3.10 Indikator Keberhasilan

  Penelitian yang dilakukan di SD N 2 Kalangbancar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia mempunyai dua indikator yaitu indikator prosesdan indikator hasil. Indikator proses dan indikator hasil akan dijelaskan sebagai berikut.

  a) Indikator Proses Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar. Aktivitas guru dan siswa dapat dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 13. Berdasarkan kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas siswa, menunjukkan selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 16 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 13.

  b) Indikator Hasil Dalam penelitian ini indikator hasil yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan petunjuk belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas:2006) yaitu siswa dikatakan tuntas belajar apabila dapat meningkatkan hasil belajar kelas 3 SD N 2 Kalangbancar secara signifikan dengan nilai hasil belajar ≥70 dan kelas disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah mencapai KKM dengan rata-rata hasi belajar meningkat minimal 5 nilai dari KKM ≥70 yang telah ditentukan oleh sekolah.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pad

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun

0 0 142

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temangg

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

0 0 77

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2

0 0 11