KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNIS
ARTIKEL PENJAS
KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES
KOGNISI DALAM PENJAS
Disusun oleh :
Evi Elisa
1001086
Mega Wijayanti K.
1005304
Okky Puspitasari K. 1002378
Rani Reina Y.
1000513
Resania Noor S. D.
1003096
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
2010
KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNISI DALAM
PENJAS
A. KESENANGAN BEROLAHRAGA
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani
bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa
melalu aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di
dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan
dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus
disesuaikan sehingga menarik
ditujukan
bukan
hanya
dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran
mengembangkan
keterampilan
olahraga,
tetapi
perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan
model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang
yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain,
dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang
mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building),
kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan
pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan
pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang
sebenarnya. Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan
tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan
itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik
secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum
(general education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan
melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai
karakteristik
jasmaniah,
seperti
kekuatan
fisik
(physical
strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical
prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical
appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas
yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan
yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi,
terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan
secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai
pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang
tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program
pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai
pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani
yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Pengertian Olahraga
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina
perorangan
potensi-potensi
atau
jasmaniah
anggota
dan
masyarakat
rohaniah
dalam
seseorang
bentuk
sebagai
permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga
harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain
mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c.
Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup
pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan
oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport;
permainan yang dilembagakan.
3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga
Dalam
memahami
arti
pendidikan
jasmani,
kita
harus
juga
mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport),
sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam
konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru
atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani
secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.
Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak
kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas
kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan
proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak
tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau
prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada suatu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya,
olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif
teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga
harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari katakatanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan
kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya
dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi
bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses
kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan
jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat
rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga
tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di
Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan
apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat
eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk
kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan
pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus
beriringan bersama.
Selain itu, penjas merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dan bermanfaat bagi perkembangan fisik maupun mental setiap individu.
Selain berguna dalam kesehatan, penjas juga mempunyai banyak manfaat
lainnya dalam kehidupan kita, apalagi jika kita melakukan olahraga secara
rutin. Sebab, Jika kita sudah melakukannya, pasti sudah banyak pula manfaat
yang kita rasakan selama ini. Baik yang dapat dirasakan secara langsung,
maupun yang kita alami dalam jenjang waktu tertentu. Semua manfaat tersebut,
merefleksikan keseriusan dan usaha yang kita lakukan dalam latihan rutin.
Namun lebih dari itu, banyak hal yang sebetulnya bisa kita dapatkan
dengan berolahraga. Tidak hanya terwujud pada kesehatan fisik dan kesegaran
mental, tapi aktivitas ini juga memberikan kebanggan atas apa yang kita jalani
dengan tekun.
Misalnya, sebagai atlet yang memperoleh prestasi dalam kagiatan
keolahragaan. Dengan demikian, timbul rasa senang dan tidak sedikit orang
yang menjadikan olahraga sebagai hobby yang harus dipuaskan.
Dengan berolahraga kita akan mendapatkan manfaat baik untuk fisik maupun
mental kita,yaitu :
A. Untuk_Kesehatan
Sudah pasti jika olahraga yang kita lakukan dengan baik dan benar dalam
porsi dan prosedur latihan yang pas, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung, akan membawa hasil postif bagi kesehatan fisik juga psikis bagi
pelakunya.
Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak menimbun
penyakit di kemudian hari akibat pola hidup yang tidak kita kontrol dan tidak
diimbangi olahraga. Sesuai dengan anjuran para ahli, terlalu jarang bergerak
tidak akan membuat tubuh kita merasa segar dan ini bisa berakibat pada
labilnya keadaan struktur tulang.
Jika demikian, ada kemungkinan tulang akan tumbuh tidak kuat. Mudah
lemas dan kekuatan ototpun kurang maksimal. Akan berbeda keadaannya jika
kita rajin berolahraga. Dengan aktivitas itu, secara perlahan tubuh kita akan
memperbaiki keadaan strukturnya.
Mulai dari otot-otot yang terjaga elastisitas dan kekuatannya, kondisi
tulang yang kuat dan tidak mudah patah, serta metabolisme tubuh yang terus
berkembang dan terjaga dengan baik. Akan tetapi, ada hal yang perlu
dihindari. Porsi latihan yang berlebih juga tidak bagus bagi tubuh. Tiap-tiap
orang memiliki batas gerak tubuh yang berbeda.
Gerak otot dan tulang yang terlalu diforsir dapat menyebabkan cedera
otot dan persendian juga. Jika sudah begini, fokus latihannya bukan lagi pada
proses pembentukan kesehatan organ-organ tubuh pelaku, tapi lebih kepada
proses penyembuhan dan terapi pemulihan tubuh dari cedera. Jadi sebaiknya,
kita lebih berkonsentrasi kepada bagaimana kita berolahraga secara rutin dan
aman bagi keadaan fisik kita.
Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik (organ tubuh)
Bila kita coba kumpulkan keuntungan berolahraga, kita akan dapat ringkasan
sebagaiberikut:
1.Jantung dan pembuluh darah
Keuntungan tersebut terutama pada jantung dan paru-paru.
a. Otot
jantung
diperkuat,
dan
isi
sekuncup
bertambah.
Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, dan pembuluh darah.
Jantung
kita
dapat
memompakan
jumlah
darah
yang
lebih
banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat jantung lebih
berdayaguna, jumlah darah yang dipompakan lebih banyak.
b. Menormalisasi
olahraga
tekanan
akan
darah.
Bila
menurunkannya.
tekanan
Namun
bila
darah
tinggi,
tekanan
darah
rendah, olahraga justru akan menaikkannya menjadi normal.
c. Memperbesar
sehingga
kapasitas
lebih
darah
banyak
darah
dalam
yang
membawa
dapat
oksigen
mencapai
seluruh
bagian tubuh manusia.
d. Menurunkan
sangatlah
denyut
penting
nadi
sebab
dalam
keadaan
dengan
istirahat.
berkurangnya
Hal
denyut
ini
nadi,
jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.
e. Memperlancar
kehidupan
makanan
manusia.
peredaran
kita,
dan
darah.
sebab
za-zat
Darah
juga
Aliran
darah
penting
darah
membawa
lainnya
yang
ke
membawa
adalah
sungai
oksigen,
seluruh
zat
tubuh
produk
sisa
metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan
dari tubuh kita.
f. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
g. Mengurangi aterosklerosis.
2. Paru-paru
a. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas pernapasannya, masuk dan
keluar.
b. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan paru-paru
perkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru
lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan disalurkan ke dalam arah
dan lebih banyak karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.
3. Otot
a. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan emosi yang
negatif. Ini akan membuat kita lebih merasa senang terhadap diri sendiri,
sebab kemarahan dan frustasi dapat dikurangi.
b. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
c. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan Anda dari kehilangan mineral tulang, dengan demikian Anda
akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang menyimpan
oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih besar dan banyak sehingga
badan kita menjadi lebih efisien untuk membuang panas. Mari kita tingkatkan
kebugaran tubuh dengan senam aerobik!
4.Metabolisme
a. Penumpukan asam laktat berkurang.
b. Meningkatkan HDL Kolesterol.
c. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan saraf sadar dan tak sadar.
d. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus, mengurangi gas dan
sembelit.
e. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin kita, sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin dan seks akan menjadi lebih
berdayaguna.
B. Untuk_Prestasi
Apabila kita seorang atlet, tentunya sudah menjadi aktivitas rutin untuk
melakukan latihan fisik secara berkelanjutan. Sudah menjadi pekerjaan kita
juga untuk berolahraga dengan tujuan mendapat prestasi lebih pada cabang
yang kita pilih.
Hal ini adalah manfaat ekstra yang dapat kita miliki atas kerja keras dalam
proses rutin yang mengharuskan kita berdedikasi pada profesi yang ditekuni.
Prestasi olahraga inilah yang memberikan kebangaan tersendiri bagi kita yang
telah berlatih keras dan mewujudkannya dalam berbagai perlombaan
keolahragaan. Prestasi ini juga sebagai wujud pengakuan publik atas hasil
olahraga yang kita capai.
Maka jelas bagi seorang atlet, olahraga dapat memberikan predikat dan
prestasi yang baik untuk diunggulkan tidak hanya dalam lingkup global, tapi
dalam kelas tersendiri.
C. Untuk_Kesenangan/Prestise.
Tidak berlebihan memang apabila sekarang kita memiliki hobby atau
kesenangan baru yang menjadikan olahraga sebagai wadah bermainnya.
Tidak sedikit dari kita yang menemukan kesenangan batin dari berolahraga
bersama rekan-rekan.
Dalam hal ini lebih cenderung kepada permainan yang menyegarkan pikiran
tapi secara tidak langsung menyehatkan badan. Banyak contoh dan manfaat
olahraga sebagai ajang untuk menyenangkan suasana hati. Sebut saja salah
satunya golf.
Bagi Anda yang suka berolahraga santai dengan mengkoordinasikan tubuh
bagian dan bawah serta merasakan sejuknya udara padang golf, tentu saja
Anda akan dengan sengan hati ber-golf bersama kolega. Ada pula cabang
olahraga catur dan memancing yang memfokuskan manfaatnya untuk melatih
konsentrasi otak dan kesabaran bermain para peminatnya.
Manfaat yang sangat terasa dari olahraga-olahraga permainan ini adalah lebih
kepada ketenangan batin, kenyamanan berkomunikasi, dan kesehatan secara
rohani.
Akan tetapi pada awalnya Sering orang mengatakan bahwa sejak kecil tidak
begitu aktif berolah raga. Karena berolah raga hanya dianggap sebagai salah satu
ekstra kurikuler yang diwajibkan semasa sekolah dulu. Atau mungkin anda salah
satu dari orang yang beranggapan bahwa olah raga hanya merupakan kegiatan
untuk mereka yang ingin menjadi olahragawan/atlet. Olah raga bukan porsi anda,
seorang yang aktif bekerja di kantor dan tidak memiliki banyak waktu luang.
Tetapi tanpa disadari, kesibukan kita membuat kita menjadi lebih sering
duduk dan berdiam diri di tempat. Dan makin lama, olah raga dianggap sebagai
sesuatu kegiatan yang asing bagi kita. Sebenarnya seiring dengan aktifnya
pergerakan tubuh seseorang, maka kesehatan tubuh kita ditingkatkan. Bila anda
ingin mengetahui lebih jauh apa keuntungan dari berolah raga, mungkin anda
dapat menemukan jawabannya disini. Bila paling tidak ada 2 atau 3 keuntungan
yang anda sukai, itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berolah raga bukan?
Bila anda aktif berolah raga secara teratur maka keuntungan yang akan anda
dapatkan:
Dapat tidur lebih lelap
Istirahat yang tenang dan tidur yang lelap akan terjadi secara natural
setelah periode olahraga teratur
Meningkatkan densitas tulang
Jenis olah raga tertentu, seperti olah raga mengangkat beban, akan
meningkatkan kekuatan tulang dan memperlambat terjadinya osteoporosis
Komposisi tubuh menjadi lebih baik
Jika kita berolah raga teratur dengan balance/keseimbangan dengan diet
sehat, maka komposisi tubuh kita akan lebih baik dengan berkurangnya
lemak tubuh
Mengurangi insidens terjadinya kecemasan dan depresi
Olah raga dapat membuat orang lebih semangat, mood menjadi lebih baik,
dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup seseorang
Mengurangi resiko batu kandung empedu (wanita)
Khusus untuk para wanita, pengaturan berolah raga dengan cara diet sehat
dan olah raga teratur dapat mengurangi level lemak dalam darah yang
menjadi faktor resiko batu empedu
Mengurangi resiko menderita Diabetes Melitus tipe 2 (kencing manis)
Mengurangi resiko menderita penyakit jantung dan koroner
Meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut, meningkatkan harapan
hidup dan angka mortalitas (kematian) orang berolah raga lebih rendah
daripada orang yang tidak berolahraga
Olah raga membuat anda merasa lebih fit dan segar
Mengurangi proses penuaan
Membuat anda lebih energik
Meningkatkan imunitas tubuh sehingga anda jarang sakit
Mengurangi tekanan darah untuk orang yang cenderung memiliki tekanan
darah tinggi
Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa
untuk:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan
social.
Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan.
Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
D. PROSES KOGNISI DALAM PENJAS
Pembelajaran kognitif dalam pendidikan jasmani terkait dengan tema
Teaching Game for Understanding (TGfU) yang terangkum dalam model
pembelajaran permainan taktikal dalam pengajaran pendidikan jasmani.
Model pembelajaran permainan taktikal menggunakan minat siswa dalam
suatu struktur permainan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan
dan pengetahuan taktikal yang diperlukan untuk penampilan permainan.
Sedangkan pembelajaran kognitif memfokuskan pada upaya menanamkan
materi pembelajaran masuk ke dalam alam pikiran siswa, sehinga terbentuk
struktur pengetahuan tertentu. Pembelajaran pendekatan taktikal dalam
pendidikan jasmani adalah bagian dari pembelajaran kognitif.
Dalam satu unit pembelajaran permainan, guru membuat suatu
perencanaan
pembelajaran
mulai
dari
keterampilan
dasar
sampai
keterampilan yang lebih kompleks, diikuti dengan penjelasan peraturan
permainan secara utuh. Pada model pembelajaran permainan taktikal, guru
merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan
keterampilan dan taktis bennain siswa, mengarah pada permainan yang
sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan modifikasi
bermain sering disebut sebagai "bentuk-bentuk permainan". Penekanannya
pada pengernbangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi
keterampilan dalam permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan
belajarnya
di
saat
mengembangkan
dibutuhkan.
keterampilan
Pada
intinya
dan
taktis
adalah
siswa
bermainan
dapat
secara
berkesinambungan.
Sebagaimana namanya, permainan taktikal, maka guru harus mampu
mengundang siswa untuk memecahkan masalah taktis bermain. Sebagai
contoh: dalam pennainan tenis, siswa perlu memposisikan diri di lapangan,
menginterpretasi bola-datang, memutuskan, dan memahami pola gerak yang
dilakukan. Pembelajaran taktikal mengutamakan pada pemanfaatan "masalahmasalah taktikal" sebagai perantara dan tujuan pembelajaran. Guru harus
mampu menunjukkan masalah-masalah taktis yang diperlukan dalam situasi
bermain. Sedangkan bagi siswa, sangat penting untuk mengenali posisi
bermain dl lapangan secara benar, pilihan-pilihan gerak yang mungkin
dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa. Bunker dan
Thorpe's (1986: dalam Metzler. 2000) Pengajaran Permainan untuk
Pemahaman (Teaching Game for Understanding) didasarkan pada enam
komponen dasar dalam pembelajaran satu unit permainan, yaitu:
1. Permainan
2. Apresiasi bermain
3. Kesadaran taktikal
4. Pembuatan keputusan yang akurat
5. Eksekusi keterampilan
6. Penampilan.
Tahapan
pertama
adalah
pengantar
permainan,
termasuk
klasifikasinya dan gambaran utuh bagaimana permainan itu dimainkan.
Tahapan kedua, melayani dan meyakinkan minat siswa untuk bermain
melalui pengajaran sejarah permainannya dan kebiasaan-kebiasaan yang
sering terjadi. Tahapan ketiga, mengembangkan kesadaran taktikal siswa
dengan cara menyuguhkan masalah-masalah utama taktis dalam permainan.
Tahapan keempat, menggunakan aktivitas belajar menyerupai permainan
untuk membelajarkan siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan
pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan. Tahapan kelima,
memulai kombinasi pengetahuan taktikal dengan pelaksanaan keterampilan
dalam aktivitas menyerupai permainan itu. Tahapan keenam, siswa
mengembangkan
kemampuan
penampilan
secara
benar
dan
tepat,
berdasarkan kombinasi pengetahuan taktikal dan keterampilan. Seperti
tergambar dalam islutrasi di bawah ini, pembelajaran keterampilan gerak
tidak terjadi sampai tahapan kelima, yang lebih menyerupai pembelajaran
pendidikan jasmani pada umumnya.
Guru merancang urutan aktivitas belajar dalam hubungan dengan
masalah-masalah taktikal. Aktivitas pertama pembelajaran melibatkan
simulasi permainan, berlanjut pada aktivitas belajar yang sederhana ke
aktivitas belajar yang lebih kompleks. Selama aktivitas simulasi permainan,
guru menganalisis kemampuan dan pengetahuan taktikal siswa, mengenali
keterampilan yang diperlukan agar permainan berkembang. Guru dapat
mernutuskan apakah mengharapkan siswa tetap dalam simulasi atau
mengajak siswa berlatih keterampilan dalam struktur latihan yang berulangulang (drill). Disarankan simulasi bermainlebih sering dilakukan untuk
menjaga konsentrasi siswa tetap pada aplikasi taktikal keterampilan.
Pengulangan dalam bentuk latihan "drill" hanya digunakan untuk
mengembangkan keterampilan siswa yang diperlukan ketika berpartisipasi
dalam aktivitas jasmani.
Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997; dalam Metzler, 2000),
aktivitas simulasi (atau bentuk-bentuk pennainan) perlu mencerminkan
keutuhan permainan dan menggugah sistuasi untuk terfokus pada
pengembangan keterampilan taktikal. Makna mencerminkan yang dimaksud
adalah bentuk-bentuk permainan dalam simulasi adalah suatu situasi yang
realistik yang akan dihadapi siswa dalam bentuk permainan yang sebenarnya.
Siswa juga perlu senantiasa tergugah dan termotivasi untuk terfokus pada
masalah-masalah taktikal yang dihadapi. Pembelajaran permainan untuk
pemahaman (TGfU) dilakukan untuk mengembangkan minat dan belajar
siswa. Teori dasar yang melandasinya adalah teori belajar konstruktivisme
dan teori belajar kognitivisme. Tujuan utamanya adalah membentuk adanya
pengetahuan baru dan mernanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang
terbentuk sebelumnya kedalam situasi-situasi taktis bermain. Penggunaan
masalah-masalah taktikal dalam permainan dan memanfaatkan konsep belajar
kognitif sebelum penampilan keterampilan gerak berbasis pada teori belajar
konstruktivisme.
KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES
KOGNISI DALAM PENJAS
Disusun oleh :
Evi Elisa
1001086
Mega Wijayanti K.
1005304
Okky Puspitasari K. 1002378
Rani Reina Y.
1000513
Resania Noor S. D.
1003096
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
2010
KESENANGAN BEROLAHRAGA DAN PROSES KOGNISI DALAM
PENJAS
A. KESENANGAN BEROLAHRAGA
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus
diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani
bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa
melalu aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan
mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di
dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan
dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus
disesuaikan sehingga menarik
ditujukan
bukan
hanya
dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran
mengembangkan
keterampilan
olahraga,
tetapi
perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan
model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang
yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain,
dimana pendididkan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang
mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building),
kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (pysical activities), dan
pengembangan keterampilan (skill development). Pengertian itu memberikan
pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang
sebenarnya. Walaupun memang benar aktivitas fisik itu mempunyai tujuan
tertentu, namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan
itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogi.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik
secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum
(general education). Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan
melibatkan interaksi sistematik antarpelakunya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau badan
(body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam berbagai
karakteristik
jasmaniah,
seperti
kekuatan
fisik
(physical
strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical
prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical
appearance).
Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh karena itu, jika
kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik, maka membentuk
frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan jasmani (physical
education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang aktivitas-aktivitas
yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
Nixon and Cozens (1963: 51) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses pendidikan yang berhubungan
dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan berkaitan dengan perubahan
yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi,
terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan
secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai
pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang
tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program
pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai
pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
Bucher, (1979). Mengemukakan pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan, adalah proses
pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan
emosional
Ateng (1993) mengemukakan; pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani
yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan
emosional.
Definisi Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Pengertian Olahraga
Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan
membina
perorangan
potensi-potensi
atau
jasmaniah
anggota
dan
masyarakat
rohaniah
dalam
seseorang
bentuk
sebagai
permainan,
perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk penjelasan pengertian olahraga menurut Edward (1973) olahraga
harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport. Ruang lingkup bermain
mempunyai karakteristik antara lain; a. Terpisah dari rutinitas, b. Bebas, c.
Tidak produktif, d. Menggunakan peraturan yang tidak baku. Ruang lingkup
pada games mempunyai karakteristik; a. ada kompetisi, b. hasil ditentukan
oleh keterampilan fisik, strategi, kesempatan. Sedangkan ruang lingkup sport;
permainan yang dilembagakan.
3. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga
Dalam
memahami
arti
pendidikan
jasmani,
kita
harus
juga
mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport),
sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam
konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru
atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani
secara lebih konseptual.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.
Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak
kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat
kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat
menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas
kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang
terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan
diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan
proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak
tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau
prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa
kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi.
Bermain, karenanya pada suatu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya,
olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif
teramat penting dalam hakikatnya.
Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga
harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari katakatanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan
kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya
dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi
bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses
kependidikan.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk
gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan
jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat
rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga
tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di
Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan
apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat
eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk
kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan
pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus
beriringan bersama.
Selain itu, penjas merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dan bermanfaat bagi perkembangan fisik maupun mental setiap individu.
Selain berguna dalam kesehatan, penjas juga mempunyai banyak manfaat
lainnya dalam kehidupan kita, apalagi jika kita melakukan olahraga secara
rutin. Sebab, Jika kita sudah melakukannya, pasti sudah banyak pula manfaat
yang kita rasakan selama ini. Baik yang dapat dirasakan secara langsung,
maupun yang kita alami dalam jenjang waktu tertentu. Semua manfaat tersebut,
merefleksikan keseriusan dan usaha yang kita lakukan dalam latihan rutin.
Namun lebih dari itu, banyak hal yang sebetulnya bisa kita dapatkan
dengan berolahraga. Tidak hanya terwujud pada kesehatan fisik dan kesegaran
mental, tapi aktivitas ini juga memberikan kebanggan atas apa yang kita jalani
dengan tekun.
Misalnya, sebagai atlet yang memperoleh prestasi dalam kagiatan
keolahragaan. Dengan demikian, timbul rasa senang dan tidak sedikit orang
yang menjadikan olahraga sebagai hobby yang harus dipuaskan.
Dengan berolahraga kita akan mendapatkan manfaat baik untuk fisik maupun
mental kita,yaitu :
A. Untuk_Kesehatan
Sudah pasti jika olahraga yang kita lakukan dengan baik dan benar dalam
porsi dan prosedur latihan yang pas, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung, akan membawa hasil postif bagi kesehatan fisik juga psikis bagi
pelakunya.
Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak menimbun
penyakit di kemudian hari akibat pola hidup yang tidak kita kontrol dan tidak
diimbangi olahraga. Sesuai dengan anjuran para ahli, terlalu jarang bergerak
tidak akan membuat tubuh kita merasa segar dan ini bisa berakibat pada
labilnya keadaan struktur tulang.
Jika demikian, ada kemungkinan tulang akan tumbuh tidak kuat. Mudah
lemas dan kekuatan ototpun kurang maksimal. Akan berbeda keadaannya jika
kita rajin berolahraga. Dengan aktivitas itu, secara perlahan tubuh kita akan
memperbaiki keadaan strukturnya.
Mulai dari otot-otot yang terjaga elastisitas dan kekuatannya, kondisi
tulang yang kuat dan tidak mudah patah, serta metabolisme tubuh yang terus
berkembang dan terjaga dengan baik. Akan tetapi, ada hal yang perlu
dihindari. Porsi latihan yang berlebih juga tidak bagus bagi tubuh. Tiap-tiap
orang memiliki batas gerak tubuh yang berbeda.
Gerak otot dan tulang yang terlalu diforsir dapat menyebabkan cedera
otot dan persendian juga. Jika sudah begini, fokus latihannya bukan lagi pada
proses pembentukan kesehatan organ-organ tubuh pelaku, tapi lebih kepada
proses penyembuhan dan terapi pemulihan tubuh dari cedera. Jadi sebaiknya,
kita lebih berkonsentrasi kepada bagaimana kita berolahraga secara rutin dan
aman bagi keadaan fisik kita.
Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik (organ tubuh)
Bila kita coba kumpulkan keuntungan berolahraga, kita akan dapat ringkasan
sebagaiberikut:
1.Jantung dan pembuluh darah
Keuntungan tersebut terutama pada jantung dan paru-paru.
a. Otot
jantung
diperkuat,
dan
isi
sekuncup
bertambah.
Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, dan pembuluh darah.
Jantung
kita
dapat
memompakan
jumlah
darah
yang
lebih
banyak dan berdenyut lebih lambat. Membuat jantung lebih
berdayaguna, jumlah darah yang dipompakan lebih banyak.
b. Menormalisasi
olahraga
tekanan
akan
darah.
Bila
menurunkannya.
tekanan
Namun
bila
darah
tinggi,
tekanan
darah
rendah, olahraga justru akan menaikkannya menjadi normal.
c. Memperbesar
sehingga
kapasitas
lebih
darah
banyak
darah
dalam
yang
membawa
dapat
oksigen
mencapai
seluruh
bagian tubuh manusia.
d. Menurunkan
sangatlah
denyut
penting
nadi
sebab
dalam
keadaan
dengan
istirahat.
berkurangnya
Hal
denyut
ini
nadi,
jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.
e. Memperlancar
kehidupan
makanan
manusia.
peredaran
kita,
dan
darah.
sebab
za-zat
Darah
juga
Aliran
darah
penting
darah
membawa
lainnya
yang
ke
membawa
adalah
sungai
oksigen,
seluruh
zat
tubuh
produk
sisa
metabolisme ke ginjal, paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan
dari tubuh kita.
f. Meningkatkan pembuluh darah kolateral.
g. Mengurangi aterosklerosis.
2. Paru-paru
a. Paru-paru kita akan bertambah kapasitas pernapasannya, masuk dan
keluar.
b. Merangsang pernafasan yang dalam, yang menyebabkan paru-paru
perkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru
lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan disalurkan ke dalam arah
dan lebih banyak karbondioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.
3. Otot
a. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan emosi yang
negatif. Ini akan membuat kita lebih merasa senang terhadap diri sendiri,
sebab kemarahan dan frustasi dapat dikurangi.
b. Meningkatkan massa otot, serta kekuatan dan ketahanannya
c. Menguatkan otot, tulang dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan Anda dari kehilangan mineral tulang, dengan demikian Anda
akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
4. Sementara mitokondria kita yakni komponen dari sel otot yang menyimpan
oksigen dan mengeluarkan energi menjadi lebih besar dan banyak sehingga
badan kita menjadi lebih efisien untuk membuang panas. Mari kita tingkatkan
kebugaran tubuh dengan senam aerobik!
4.Metabolisme
a. Penumpukan asam laktat berkurang.
b. Meningkatkan HDL Kolesterol.
c. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara susunan saraf sadar dan tak sadar.
d. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus, mengurangi gas dan
sembelit.
e. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin kita, sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin dan seks akan menjadi lebih
berdayaguna.
B. Untuk_Prestasi
Apabila kita seorang atlet, tentunya sudah menjadi aktivitas rutin untuk
melakukan latihan fisik secara berkelanjutan. Sudah menjadi pekerjaan kita
juga untuk berolahraga dengan tujuan mendapat prestasi lebih pada cabang
yang kita pilih.
Hal ini adalah manfaat ekstra yang dapat kita miliki atas kerja keras dalam
proses rutin yang mengharuskan kita berdedikasi pada profesi yang ditekuni.
Prestasi olahraga inilah yang memberikan kebangaan tersendiri bagi kita yang
telah berlatih keras dan mewujudkannya dalam berbagai perlombaan
keolahragaan. Prestasi ini juga sebagai wujud pengakuan publik atas hasil
olahraga yang kita capai.
Maka jelas bagi seorang atlet, olahraga dapat memberikan predikat dan
prestasi yang baik untuk diunggulkan tidak hanya dalam lingkup global, tapi
dalam kelas tersendiri.
C. Untuk_Kesenangan/Prestise.
Tidak berlebihan memang apabila sekarang kita memiliki hobby atau
kesenangan baru yang menjadikan olahraga sebagai wadah bermainnya.
Tidak sedikit dari kita yang menemukan kesenangan batin dari berolahraga
bersama rekan-rekan.
Dalam hal ini lebih cenderung kepada permainan yang menyegarkan pikiran
tapi secara tidak langsung menyehatkan badan. Banyak contoh dan manfaat
olahraga sebagai ajang untuk menyenangkan suasana hati. Sebut saja salah
satunya golf.
Bagi Anda yang suka berolahraga santai dengan mengkoordinasikan tubuh
bagian dan bawah serta merasakan sejuknya udara padang golf, tentu saja
Anda akan dengan sengan hati ber-golf bersama kolega. Ada pula cabang
olahraga catur dan memancing yang memfokuskan manfaatnya untuk melatih
konsentrasi otak dan kesabaran bermain para peminatnya.
Manfaat yang sangat terasa dari olahraga-olahraga permainan ini adalah lebih
kepada ketenangan batin, kenyamanan berkomunikasi, dan kesehatan secara
rohani.
Akan tetapi pada awalnya Sering orang mengatakan bahwa sejak kecil tidak
begitu aktif berolah raga. Karena berolah raga hanya dianggap sebagai salah satu
ekstra kurikuler yang diwajibkan semasa sekolah dulu. Atau mungkin anda salah
satu dari orang yang beranggapan bahwa olah raga hanya merupakan kegiatan
untuk mereka yang ingin menjadi olahragawan/atlet. Olah raga bukan porsi anda,
seorang yang aktif bekerja di kantor dan tidak memiliki banyak waktu luang.
Tetapi tanpa disadari, kesibukan kita membuat kita menjadi lebih sering
duduk dan berdiam diri di tempat. Dan makin lama, olah raga dianggap sebagai
sesuatu kegiatan yang asing bagi kita. Sebenarnya seiring dengan aktifnya
pergerakan tubuh seseorang, maka kesehatan tubuh kita ditingkatkan. Bila anda
ingin mengetahui lebih jauh apa keuntungan dari berolah raga, mungkin anda
dapat menemukan jawabannya disini. Bila paling tidak ada 2 atau 3 keuntungan
yang anda sukai, itu sudah merupakan alasan yang kuat untuk berolah raga bukan?
Bila anda aktif berolah raga secara teratur maka keuntungan yang akan anda
dapatkan:
Dapat tidur lebih lelap
Istirahat yang tenang dan tidur yang lelap akan terjadi secara natural
setelah periode olahraga teratur
Meningkatkan densitas tulang
Jenis olah raga tertentu, seperti olah raga mengangkat beban, akan
meningkatkan kekuatan tulang dan memperlambat terjadinya osteoporosis
Komposisi tubuh menjadi lebih baik
Jika kita berolah raga teratur dengan balance/keseimbangan dengan diet
sehat, maka komposisi tubuh kita akan lebih baik dengan berkurangnya
lemak tubuh
Mengurangi insidens terjadinya kecemasan dan depresi
Olah raga dapat membuat orang lebih semangat, mood menjadi lebih baik,
dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup seseorang
Mengurangi resiko batu kandung empedu (wanita)
Khusus untuk para wanita, pengaturan berolah raga dengan cara diet sehat
dan olah raga teratur dapat mengurangi level lemak dalam darah yang
menjadi faktor resiko batu empedu
Mengurangi resiko menderita Diabetes Melitus tipe 2 (kencing manis)
Mengurangi resiko menderita penyakit jantung dan koroner
Meningkatkan kualitas hidup pada usia lanjut, meningkatkan harapan
hidup dan angka mortalitas (kematian) orang berolah raga lebih rendah
daripada orang yang tidak berolahraga
Olah raga membuat anda merasa lebih fit dan segar
Mengurangi proses penuaan
Membuat anda lebih energik
Meningkatkan imunitas tubuh sehingga anda jarang sakit
Mengurangi tekanan darah untuk orang yang cenderung memiliki tekanan
darah tinggi
Secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa
untuk:
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan
social.
Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan.
Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
D. PROSES KOGNISI DALAM PENJAS
Pembelajaran kognitif dalam pendidikan jasmani terkait dengan tema
Teaching Game for Understanding (TGfU) yang terangkum dalam model
pembelajaran permainan taktikal dalam pengajaran pendidikan jasmani.
Model pembelajaran permainan taktikal menggunakan minat siswa dalam
suatu struktur permainan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan
dan pengetahuan taktikal yang diperlukan untuk penampilan permainan.
Sedangkan pembelajaran kognitif memfokuskan pada upaya menanamkan
materi pembelajaran masuk ke dalam alam pikiran siswa, sehinga terbentuk
struktur pengetahuan tertentu. Pembelajaran pendekatan taktikal dalam
pendidikan jasmani adalah bagian dari pembelajaran kognitif.
Dalam satu unit pembelajaran permainan, guru membuat suatu
perencanaan
pembelajaran
mulai
dari
keterampilan
dasar
sampai
keterampilan yang lebih kompleks, diikuti dengan penjelasan peraturan
permainan secara utuh. Pada model pembelajaran permainan taktikal, guru
merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan
keterampilan dan taktis bennain siswa, mengarah pada permainan yang
sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan modifikasi
bermain sering disebut sebagai "bentuk-bentuk permainan". Penekanannya
pada pengernbangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi
keterampilan dalam permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan
belajarnya
di
saat
mengembangkan
dibutuhkan.
keterampilan
Pada
intinya
dan
taktis
adalah
siswa
bermainan
dapat
secara
berkesinambungan.
Sebagaimana namanya, permainan taktikal, maka guru harus mampu
mengundang siswa untuk memecahkan masalah taktis bermain. Sebagai
contoh: dalam pennainan tenis, siswa perlu memposisikan diri di lapangan,
menginterpretasi bola-datang, memutuskan, dan memahami pola gerak yang
dilakukan. Pembelajaran taktikal mengutamakan pada pemanfaatan "masalahmasalah taktikal" sebagai perantara dan tujuan pembelajaran. Guru harus
mampu menunjukkan masalah-masalah taktis yang diperlukan dalam situasi
bermain. Sedangkan bagi siswa, sangat penting untuk mengenali posisi
bermain dl lapangan secara benar, pilihan-pilihan gerak yang mungkin
dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa. Bunker dan
Thorpe's (1986: dalam Metzler. 2000) Pengajaran Permainan untuk
Pemahaman (Teaching Game for Understanding) didasarkan pada enam
komponen dasar dalam pembelajaran satu unit permainan, yaitu:
1. Permainan
2. Apresiasi bermain
3. Kesadaran taktikal
4. Pembuatan keputusan yang akurat
5. Eksekusi keterampilan
6. Penampilan.
Tahapan
pertama
adalah
pengantar
permainan,
termasuk
klasifikasinya dan gambaran utuh bagaimana permainan itu dimainkan.
Tahapan kedua, melayani dan meyakinkan minat siswa untuk bermain
melalui pengajaran sejarah permainannya dan kebiasaan-kebiasaan yang
sering terjadi. Tahapan ketiga, mengembangkan kesadaran taktikal siswa
dengan cara menyuguhkan masalah-masalah utama taktis dalam permainan.
Tahapan keempat, menggunakan aktivitas belajar menyerupai permainan
untuk membelajarkan siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan
pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan. Tahapan kelima,
memulai kombinasi pengetahuan taktikal dengan pelaksanaan keterampilan
dalam aktivitas menyerupai permainan itu. Tahapan keenam, siswa
mengembangkan
kemampuan
penampilan
secara
benar
dan
tepat,
berdasarkan kombinasi pengetahuan taktikal dan keterampilan. Seperti
tergambar dalam islutrasi di bawah ini, pembelajaran keterampilan gerak
tidak terjadi sampai tahapan kelima, yang lebih menyerupai pembelajaran
pendidikan jasmani pada umumnya.
Guru merancang urutan aktivitas belajar dalam hubungan dengan
masalah-masalah taktikal. Aktivitas pertama pembelajaran melibatkan
simulasi permainan, berlanjut pada aktivitas belajar yang sederhana ke
aktivitas belajar yang lebih kompleks. Selama aktivitas simulasi permainan,
guru menganalisis kemampuan dan pengetahuan taktikal siswa, mengenali
keterampilan yang diperlukan agar permainan berkembang. Guru dapat
mernutuskan apakah mengharapkan siswa tetap dalam simulasi atau
mengajak siswa berlatih keterampilan dalam struktur latihan yang berulangulang (drill). Disarankan simulasi bermainlebih sering dilakukan untuk
menjaga konsentrasi siswa tetap pada aplikasi taktikal keterampilan.
Pengulangan dalam bentuk latihan "drill" hanya digunakan untuk
mengembangkan keterampilan siswa yang diperlukan ketika berpartisipasi
dalam aktivitas jasmani.
Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997; dalam Metzler, 2000),
aktivitas simulasi (atau bentuk-bentuk pennainan) perlu mencerminkan
keutuhan permainan dan menggugah sistuasi untuk terfokus pada
pengembangan keterampilan taktikal. Makna mencerminkan yang dimaksud
adalah bentuk-bentuk permainan dalam simulasi adalah suatu situasi yang
realistik yang akan dihadapi siswa dalam bentuk permainan yang sebenarnya.
Siswa juga perlu senantiasa tergugah dan termotivasi untuk terfokus pada
masalah-masalah taktikal yang dihadapi. Pembelajaran permainan untuk
pemahaman (TGfU) dilakukan untuk mengembangkan minat dan belajar
siswa. Teori dasar yang melandasinya adalah teori belajar konstruktivisme
dan teori belajar kognitivisme. Tujuan utamanya adalah membentuk adanya
pengetahuan baru dan mernanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang
terbentuk sebelumnya kedalam situasi-situasi taktis bermain. Penggunaan
masalah-masalah taktikal dalam permainan dan memanfaatkan konsep belajar
kognitif sebelum penampilan keterampilan gerak berbasis pada teori belajar
konstruktivisme.