LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT X D
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT X
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah praktik kerja lapangan
Oleh: ARIFIN ROBBY NPM. 14010037 TEKNIK TEKSTIL POLITEKNIK STTT BANDUNG
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT X
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah praktik kerja lapangan
Oleh: ARIFIN ROBBY NPM. 14010037 TEKNIK TEKSTIL POLITEKNIK STTT BANDUNG
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT X
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah praktik kerja lapangan
Oleh: ARIFIN ROBBY NPM. 14010037 TEKNIK TEKSTIL
Pembimbing: Hendra, S.SiT.,M.Tech
POLITEKNIK STTT BANDUNG
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT X
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah praktik kerja lapangan
Oleh: ARIFIN ROBBY NPM. 14010037 TEKNIK TEKSTIL
Pembimbing
( Hendra, S.SiT.,M.Tech )
POLITEKNIK STTT BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Ketua Penguji Tanggal
Ketua Jurusan Tanggal Teknik Tekstil
Direktur Politeknik Tanggal STTT Bandung
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Binausaha Cipta Prima sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan mahasiswa selama menempuh pendidikan program D-IV jurusan Teknik Tekstil di Politeknik STTT Bandung. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada jungjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat-Nya dan para umat-Nya hingga akhir zaman. Aamiin Ya Robbal Alamiin.
Alhamdulillahirabbilalamiin, dengan terselesaikannya Laporan Praktik Kerja Lapangan sebagai salah satu tugas akhir, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak s ekali do’a serta dukungan moril maupun materil kepada penulis dan kepada seluruh pihak yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan, bimbingan serta petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, yang diantaranya yaitu kepada :
1. Bapak Hendra, S.SiT.,M.Tech selaku pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis dengan teliti dan penuh keikhlasan dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Bapak Rianto, Bapak Kaswanto, dan Bapak Dani selaku pembimbing umum selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT Binausaha Cipta Prima.
Pada akhirnya kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga laporan kerja Praktik ini berguna bagi semua pihak. Aamiin.
Bandung, 18 Januari 2018
Penulis,
Arifin Robby
RINGKASAN
PT Medan Jaya yang selanjutnya dikenal sebagai PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan tekstil berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan luas tanah 22 hektar dan luas bangunan 15,4 hektar yang didirikan pada tahun 2001. PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan tekstil dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang beralamat di Jalan Cibaligo KM 0,5 No. 32 Cigugur Tengah, Leuwigajah, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat 40535. Struktur organisasi yang diterapkan adalah sistem garis dan staf dengan Direktur sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Jumlah tenaga kerja di PT Binausaha Cipta Prima sampai dengan Desember 2017 berjumlah 841 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) 13,68%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 34,12%,, Sekolah Menengah Atas (SMA) 44,70% hingga Perguruan Tinggi 7,50%. Perkembangan PT Binausaha Cipta Prima pada saat ini yaitu menjadi induk (Holding Company) dengan sejumlah anak perusahaan didalamnya. Terdapat tiga anak perusahaan yaitu PT Wistex (CI) yang bergerak di bidang Pertenunan (Weaving), PT Wistex II yang bergerak di bidang Pemintalan (Open End), dan PT Mercu Utama yang bergerak dibidang Pemintalan (Ring Spinning).
PT Binausaha Cipta Prima memiliki beberapa Departemen yang bisa dilakukan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan yaitu Pemintalan (Spinning), Pertenunan (Weaving), Pencelupan dan Penyempurnaan (Dyeing Finishing). PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dengan hasil produksi pada Departemen Spinning yaitu benang Open End. Perusahaan memproduksi benang Cotton dan Rayon yang juga digunakan sebagai benang lusi pada kain denim yang diproduksi pada Departemen Weaving PT Binausaha Cipta Prima. Pemintalan yang dimiliki perusahaan ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian Pemintalan satu untuk memproduksi benang RC (Rayon - Cotton) dengan 800 spindel dan untuk bagian Pemintalan dua memproduksi benang Cotton dengan 1.200 spindel. Produk yang dihasilkan oleh Departemen Spinning PT
Binausaha Cipta Prima adalah benang Open End Ne 1 7 s , 10 s , 14 s , dan 16 s dengan persentase pencampuran bahan baku untuk produksi benang Cotton yaitu 80% Cotton dan 20% Waste produksi. Untuk produksi benang RC (Rayon - Cotton) bahan baku yang digunakan adalah Rayon 60%, Cotton 30%, dan Waste produksi 10%. Proses produksi benang yang dilakukan di PT Binausaha Cipta Prima dimulai dari proses mixing, Blowing, Carding, Drawing, dan Open End pada bagian akhir proses produksi. Mesin yang digunakan untuk pemintalan benang di Departemen Spinning yaitu mesin Open End Rieter R35 berkapasitas 400 spindel per mesin. Selain mesin produksi juga terdapat sarana penunjang produksi yang diantaranya yaitu Tenaga Listrik (PLN), mesin Kompresor, mesin Recyling, Bale Press, Pergudangan dan lain-lain.
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan di PT Binausaha Cipta Prima, penulis melakukan pengamatan mengenai target produksi tidak tercapai pada mesin Open End Rieter R35 nomor mesin 2A dan 2B di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima. Hal tersebut terjadi karena terdapat kerusakan pada bagian penggulungan benang di mesin Open End Rieter R35 nomor 2A dan 2B, terdapat dua faktor yang mengakibatkan target produksi tidak tercapai pada mesin Open End Rieter R35 nomor 2A dan 2B yaitu faktor mesin dan faktor metoda.
BAB I PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan atau yang lebih dikenal dengan PKL merupakan salah satu dari kurikulum pendidikan yang harus dipenuhi mahasiswa D-IV Politeknik STTT Bandung. Tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapangan yaitu untuk memperdalam dan menambah pengetahuan mahasiswa tentang dunia kerja yang sebenarnya, sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dunia kerja yang nyata. Maka dari itu penulis mengajukan Praktik Kerja Lapangan sesuai dengan arahan yang harus dilaksanakan sebagai mahasiswa di semester tujuh dengan beban 12 sks, Praktik Kerja Lapangan ini dilaksankan selama 64 hari kerja terhitung mulai tanggal 2 Oktober 2017 sampai dengan 28 Desember 2017 di PT Binausaha Cipta Prima yang berlokasi di jalan Cibaligo KM 0,5 No. 32 Cigugur Tengah, Leuwigajah, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat 40535.
PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dengan hasil produksi yaitu benang Open End. Perusahaan ini memilki beberapa Departemen yang bisa dilakukan untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan yaitu Pemintalan (Spinning), Pertenunan (Weaving), Pencelupan dan Penyempurnaan (Dyeing Finishing).
Pada saat Praktik Kerja Lapangan di PT Binausaha Cipta Prima, penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di Departemen Spinning. Pemintalan yang dimiliki perusahaan ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian Spinning I untuk memproduksi benang RC (Rayon - Cotton) dengan 800 spindel dan untuk bagian Spinning II memproduksi benang Cotton dengan 1.200 spindel.
Tidak terdapat banyak kendala yang dihadapi pada saat melakukan Praktik Kerja Lapangan, karena perusahaan sangat terbuka kepada Mahasiwa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan di perusahan tersebut dan sangat membantu untuk melakukan pengamatan-pengamatan yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapangan. Hanya saja ketika berada pada bagian produksi ada beberapa perbedaan penyebutan bahasa dan istilah yang digunakan oleh Operator maupun Maintenance mengenai penyebutan nama mesin, nama bagian mesin dan istilah bahan baku yang dimana Mahasiwa dapatkan ketika diwaktu perkuliahan dengan Tidak terdapat banyak kendala yang dihadapi pada saat melakukan Praktik Kerja Lapangan, karena perusahaan sangat terbuka kepada Mahasiwa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan di perusahan tersebut dan sangat membantu untuk melakukan pengamatan-pengamatan yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapangan. Hanya saja ketika berada pada bagian produksi ada beberapa perbedaan penyebutan bahasa dan istilah yang digunakan oleh Operator maupun Maintenance mengenai penyebutan nama mesin, nama bagian mesin dan istilah bahan baku yang dimana Mahasiwa dapatkan ketika diwaktu perkuliahan dengan
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat Laporan Praktik Kerja Lapangan yang terdiri dari lima Bab yaitu Bab I yang berisi penjelasan singkat mengenai Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Bab II yang menguraikan mengenai perkembangan perusahaaan secara umum, struktur organisasi perusahaan beserta tugas-tugasnya, permodalan dan pemasaran, serta uraian dalam bidang ketenagakerjaan di perusahaan. Bab III berisi proses produksi yang meliputi jenis dan jumlah produksi, mesin-mesin yang digunakan beserta tata letaknya, diagram alir proses, proses produksi dengan penjelasannya, pengendalian mutu, pemeliharaan dan perbaikan mesin, serta sarana penunjang produksi yang dimiliki perusahaan beserta penjelasannya. Bab IV menjelaskan tentang diskusi permasalahan mengenai masalah yang terjadi pada proses produksi dan Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap diskusi permasalahan yang diambil oleh mahasiswa yang diuraikan pada Bab sebelumnya.
BAB II BAGIAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Perkembangan Perusahaan
PT Binausaha Cipta Prima atau yang dikenal dengan nama Medan Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang tekstil terpadu, dengan proses produksi yang bergerak secara berkelanjutan dari awal proses pembuatan benang hingga proses penyempurnaan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980 dengan izin mendirikan perusahaan No.SIUP.132/MJA-2/2 UT-II/Non PMA dengan badan hukum Perseroan Terbatas (PT) akta nomor 98 yang disahkan oleh Albertus Sutjipto Budiharjoputra S.H pada tanggal 26 Juli 1983 dengan nama PT Medan Jaya, setelah berjalan selama 18 tahun PT Medan Jaya resmi berganti nama tepatnya pada tahun 2001 menjadi PT Binausaha Cipta Prima hingga sekarang yang sering disebut dengan singkatannya PT BUCP, perubahan nama ini terjadi dikarenakan kepentingan perusahaan.
PT Binausaha Cipta Prima berlokasi didaerah industri Cibaligo yang beralamat di jalan Cibaligo KM 0,5 No. 32 Cigugur Tengah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat 40535, denah lokasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar
2.1 di halaman 4 dan tata letak PT Binausaha Cipta Prima dapat dilihat pada Gambar 2.2 di halaman 5. Perusahaan ini didirikan di atas tanah seluas 22 hektar dengan luas bangunan 15,4 hektar.
Pada awalnya perusahaan hanya terdiri dari Departemen Persiapan Pertenunan dan Departemen Pertenunan saja, namun setelah mengalami perkembangan dan peningkatan kebutuhan produksi, maka pada tahun 1990 PT Binausaha Cipta Prima menambah departemen lainnya, yaitu Departemen Spinning (pemintalan), Departemen Dyeing (pencelupan), Departemen Printing (pencapan), dan Departemen Finishing (penyempurnaan). Sejak tahun 1995 PT Binausaha Cipta Prima mengurangi produksi secara makloon yang bertujuan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana produksi yang dimiliki.
Pada tahun 1998, perusahaan terkena dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap turunnya permintaan akan produk pencapan dan pencelupan dari kain tenun bukan denim, yang pada akhirnya mengakibatkan bagian ini tidak dioperasikan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Sumber: PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 2.1 Denah Lokasi PT Binausaha Cipta Prima
PT Binausaha Cipta Prima mendirikan Departemen Spinning yang bertujuan untuk mengurangi produksi pembuatan benang secara makloon. Departemen Spinning dibagi menjadi dua departemen, yaitu Departemen Spinning I dengan bahan baku pemintalan Rayon - Cotton dan Departemen Spinning II dengan bahan baku pemintalan kapas, sedangkan untuk benang pakan diperoleh dari perusahaan lain. Benang pakan yang digunakan adalah Polyester, Spandex, campuran Polyester- Spandex, campuran Cotton - Polyester, dan Cotton - Spandex.
Sumber: PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 2.2 Tata letak PT Binausaha Cipta Prima Keterangan Gambar 2.2 Denah PT Binausaha Cipta Prima.
1. Gerbang
26. Bengkel
2. Pos satpam I
27. Gardu induk PLN
3. Koperasi pegawai
28. Bagian Spinning I
4. Kantin
29. Area Blowing I
5. Parkiran motor
30. Area Carding I
6. Timbangan truk
31. Area Drawing I
7. Masjid
32. Area Open End I
8. Pos satpam II
33. Area benang jadi I
9. Parkiran mobil Staff
34. Ruang Filter Waste I
10. Kantor HRD dan ADM
35. Ruang Staff Spinning
11. Pengolahan air proses
36. Laboratorium pengujian
12. R. Pencucukan Weaving I
37. Ruang Maintenance
14. Twisting
39. Toilet Spinning I
15. Gudang Sparepart
40. Gudang benang jadi
16. Inspecting & gudang produk
41. Gudang Sparepart
17. R. Pencucukan Weaving II
42. Gudang bale kapas
18. Bagian Weaving II
43. Bagian Spinning II
19. Bagian pencelupan benang
44. Area Blowing II
20. Gudang bahan baku (benang)
45. Area Carding II
21. Bagian Warping
46. Area Drawing II
22. Parkiran mobil
47. Area Open End II
23. Ruang absen karyawan
48. Ruang Filter Waste II
24. Bagian Finishing
49. Penyimpanan Can Sliver
25. Boiler
50. Area benang jadi II
Pada saat ini PT Binausaha Cipta Prima sedang memfokuskan pada produk andalannya yaitu kain denim Stretch maupun Non Stretch dengan Cotton sebagai bahan baku utama untuk benang lusi. Benang pakan yang digunakan yaitu Polyester - Cotton untuk menghasilkan jenis Jeans Non Stretch dan Polyester - Cotton - Spandex untuk menghasilkan jenis Jeans Stretch. Perkembangan PT Binausaha Cipta Prima menjadi induk (Holding Company) dengan sejumlah anak perusahaan didalamnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Anak Perusahaan (Holding Company) PT Binausaha Cipta Prima
Nama Lokasi No
Produksi
Perusahaan
1. PT Wistex (CI)
Pertenunan
Cibiru
2. PT Wistex II
Pemintalan (Open End)
Rancaekek
3. PT Mercu Utama
Pemintalan (Ring Spinning)
Rancaekek
Sumber: Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
2.2.1 Bentuk Struktur Organisasi
PT Binausaha Cipta Prima mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dan staf. Wewenang disetiap bagian diserahkan kepada tiap Pemimpin Departemen PT Binausaha Cipta Prima mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dan staf. Wewenang disetiap bagian diserahkan kepada tiap Pemimpin Departemen
Jalur birokrasi (komando instruksional) di PT Binausaha Cipta Prima bersifat top- down dan struktur organisasi di PT Binausaha Cipta Prima bisa dilihat pada Gambar 2.3 halaman 8.
2.2.2 Uraian Tugas
Uraian tugas dan tanggung jawab secara struktural serta fungsional berdasarkan struktur organisasi untuk Departemen Spinning dapat dilihat pada Gambar 2.4 di halaman 9 adalah sebagai berikut:
1. Direktur Sebagai pengambil keputusan tertinggi dan pembuat garis-garis besar kebijakan perseroan dalam bidang operasional yang mengawasi kerja para manajer di bawahnya.
2. Staf Ahli Sebagai pemberi saran untuk memberikan masukan kepada Direktur guna mengambil kebijakan dengan segala pertimbangan yang tepat.
3. Manajer Pabrik Membuat garis-garis kebijakan perseroan dalam bidang operasionalnya masing-masing dengan menjabarkan garis-garis besar direktur yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan kordinasi bagian-bagian.
1) Manajer Personalia dan Umum - Merencanakan dan menyelenggarakan transportasi serta sistem
pengamanan perusahaan. - Merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi kegiatan- kegiatan kepersonaliaan dengan General Affair untuk mendukung terciptanya jaminan pelayanan terhadap seluruh karyawan dan perusahaan serta terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara sesama karyawan antara karyawan dengan perusahaan.
- Meningkatkan fungsi dan peranan sumber daya manusia.
Sumber: Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 2.3 Struktur organisasi PT Binausaha Cipta Prima
Sumber: Kepala Bagian Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 2.4 Struktur organisasi Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima
2) Manajer Produksi Mengelola seluruh produksi, operasional pabrik untuk menghasilkan produk (kain denim) sesuai dengan target produksi (secara kuantitas) dan kualitas.
3) Manajer Pemasaran (Marketing) Mengelola dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemasaran produk yang dihasilkan oleh bagian produksi. Mengatur arus permintaan dan penawaran barang di pasaran serta mengkordinasikannya dengan bagian produksi.
4) Manajer Pemintalan (Spinning) Mengelola seluruh produksi dan opersional pabrik untuk menghasilkan produk (benang) sesuai dengan target produksi (secara kuantitas) dan kualitas yang telah ditetapkan dengan biaya efisien.
4. Staf
1) Staf Manajer Personalia dan Umum Membantu Manajer Personalia dan Umum, dalam hal menyelenggarakan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan kepersonaliaan.
2) Staf Manajer Marketing Membantu Manajer Marketing dalam hal pemasaran, permintaan dan penawaran barang yang diproduksi.
5. Kepala Bagian Sebagai pelaksana fungsi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan secara langsung.
1) Kepala Bagian Gudang Memeriksa laporan-laporan persediaan barang agar akurat. Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang-barang terhadap
pelanggan atau pemakai agar tepat waktu. Menentukan pemilihan sarana angkutan untuk pengiriman barang. Memperluas, memperbaiki dan menganti fasilitas gudang atas
persetujuan dari atasan. Memperhatikan efisiensi persediaan. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan barang-barang agar
tersimpan dengan baik dan aman.
2) Kepala Bagian QC (Quality Control) Memberikan pengamatan yang berhubungan dengan Quality Control dalam memeriksa mutu benang dan kain yang dihasilkan untuk memenuhi kualitas yang diinginkan.
3) Kepala Bagian Maintenance Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan serta mesin-mesin produksi guna kelancaran proses produksi.
4) Kepala Bagian PPC (Production Plainning and Control) Memberikan pengamatan dan membantu terlaksananya proses perencanaan produksi yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh bagian produksi (mulai dari bagian persiapan pertenunan, twisting, pertenunan sampai penyempurnaan) untuk memenuhi permintaan pasar.
5) Kepala Bagian R&D (Research and Development) Menguji segala zat-zat, benang, melakukan percobaan pencelupan serta membuat sample untuk produksi agar sesuai dengan produksi dan permintaan konsumen.
6) Kepala Bagian Warping, Dyeing-Sizing di persiapan pertenunan, Twisting, Drawing in, Weaving di pertenunan, Finishing dan Spinning Memberikan pengamatan yang berhubungan dengan proses produksi di bagiannya masing-masing untuk memenuhi target produksi dan kualitas yang telah ditetapkan.
7) Kepala Bagian Inspecting (Pemeriksaan) Memberikan pengamatan yang berhubungan dengan proses pemeriksaan dan pengelompokan (grading) barang jadi (kain yang dihasilkan) berdasarkan sistem penilaian serta pengelompokan tertentu sebelum barang dipasarkan atau dikirim kepada pembeli.
8) Kepala Bagian Utility Mengatur dan bertanggung jawab terhadap ketersediaan tenaga listrik, tenaga uap, pengolahan air proses, limbah, dan peralatan energi lainya agar selalu dalam keadaan yang baik untuk menunjang keperluan pabrik guna kelancaran proses produksi serta kelestarian lingkungan.
6. Kepala Shift (Kashift) Sebagai fungsi-fungsi manajerial dalam perencanaan dan pelaksanaan dengan lebih menitik beratkan segi pelaksanaan dan pengawasan, bertugas membantu kepala bagian dalam kegiatan produksi. Mengatur dan mengawasi 6. Kepala Shift (Kashift) Sebagai fungsi-fungsi manajerial dalam perencanaan dan pelaksanaan dengan lebih menitik beratkan segi pelaksanaan dan pengawasan, bertugas membantu kepala bagian dalam kegiatan produksi. Mengatur dan mengawasi
7. Kepala Regu (Karu) Sebagai pemimpin satuan tugas dari suatu kelompok pelaksanaan tenaga kerja. Tugasnya membantu kepala shift dalam melaksanakan kegiatan produksi, membagi tugas dan mengawasi kerja operator.
8. Operator Sebagai pelaksana untuk setiap pekerjaan. bertugas mengatasi penyimpangan yang harus langsung dikerjakan pada waktu produksi sedang berjalan. Melaksanakan kegiatan produksi secara efektif, efisien dan aman. Melaporkan hasil kegiatan kepada kepala regu. Urutan tersebut di atas menunjukan strata posisi vertikal berdasarkan perimbangan bobot tugas, tanggung jawab, hak, kewajiban, wewenang dan pendelegasiannya.
2.3 Permodalan dan Pemasaran
2.3.1 Permodalan
PT Binausaha Cipta Prima merupakan perusahaan yang berbadan hukum dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT) dan berstatus swasta murni dengan permodalan berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berarti saham sepenuhnya dimiliki oleh swasta dalam negeri. Saham PT Binausaha Cipta Prima dimiliki oleh keluarga Lumanto yang merupakan pendiri PT Binausaha Cipta Prima. Mengenai besarnya investasi yang ditanam oleh PT Binausaha Cipta Prima dan nama-nama pemegang saham tidak diperoleh data yang rinci atau akurat dikarenakan untuk keamanan dan kenyamanan para investor tersebut. Sedangkan untuk perluasan dan pengembangan perusahaan berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan.
2.3.2 Pemasaran
Sistem pemasaran yang dilakukan oleh PT Binausaha Cipta Prima adalah sistem penawaran dan penjualan langsung (produk yang dihasilkan langsung dipasarkan oleh Departemen Pemasaran tidak melalui jasa distributor) karena perusahaan telah memiliki pelanggan tetap. Benang hasil produksi Departemen Spinning sebagian besar dipergunakan oleh Departemen Pertenunan untuk dijadikan kain, dan sebagian lainnya dijual kepasaran. Untuk hasil produksi yang berupa kain Sistem pemasaran yang dilakukan oleh PT Binausaha Cipta Prima adalah sistem penawaran dan penjualan langsung (produk yang dihasilkan langsung dipasarkan oleh Departemen Pemasaran tidak melalui jasa distributor) karena perusahaan telah memiliki pelanggan tetap. Benang hasil produksi Departemen Spinning sebagian besar dipergunakan oleh Departemen Pertenunan untuk dijadikan kain, dan sebagian lainnya dijual kepasaran. Untuk hasil produksi yang berupa kain
2.4 Ketenagakerjaan
2.4.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan
Jumlah tenaga kerja di PT Binausaha Cipta Prima sampai dengan Desember 2017 berjumlah 841 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelas mengenai komposisi tenaga kerja di PT Binausaha Cipta Prima dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Komposisi tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase
1. Sekolah Dasar (SD)
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
4. Perguruan Tinggi
Sumber: Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
2.4.2 Distribusi Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT Binausaha Cipta Prima sampai dengan Desember tahun 2017 tersebar ke berbagai bagian. Untuk distribusi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini dan lanjutannya pada halaman 14.
Tabel 2.3 Data jumlah tenaga kerja
Jumlah Karyawan
Total Jumlah No
Bagian Harian
Tetap
Kontrak
Karyawan Lembur
Persiapan dan Um +
1 11 26 10 47 Satpam
2 PPC
Sumber : Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Tabel 2.3 Data jumlah tenaga kerja (lanjutan)
Jumlah Karyawan
Total Jumlah No
Bagian Harian
Tetap
Kontrak
Karyawan Lembur
3 R&D
4 Twisting/ Inspect
6 DF & Gudang kain
9 WV. 2 Gamma
12 Gudang sparepart
Sumber : Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Pengaturan waktu kerja yang dilakukan di PT Binausaha Cipta Prima sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja yaitu 8 jam sehari dengan waktu istirahat satu jam untuk karyawan non shift dan 30 menit untuk karyawan shift. Kegiatan produksi dilakukan selama
24 jam setiap harinya. Untuk waktu pelaksanaan kerja dibagi menjadi dua yaitu waktu kerja shift dan non shift sebagai berikut:
1. Waktu kerja non shift Waktu kerja non shift adalah waktu kerja yang sudah ditetapkan setiap harinya tanpa ada perubahan. Karyawan yang termasuk golongan non shift ini adalah pimpinan perusahaan, manajer pabrik, kepala bagian, karyawan administrasi, serta karyawan yang bekerja pada jam kerja yang telah ditentukan dan tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Waktu kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4 di halaman 15.
2. Waktu kerja shift Waktu kerja shift adalah waktu kerja yang sudah ditetapkan tetapi dibedakan menjadi tiga bagian waktu yaitu pagi, siang, dan malam yang dilakukan secara bergilir oleh karyawan shift. Karyawan shift adalah karyawan yang bekerja dan berhubungan langsung dengan pelaksanaan produksi pabrik. Di PT Binausaha Cipta Prima, shift ini dilakukan setiap satu minggu sekali secara bergiliran. Waktu kerja karyawan shift dapat dilihat pada Tabel 2.5 di halaman 15.
Tabel 2.4 Waktu kerja karyawan Non Shift
Hari
Waktu Kerja
Istirahat
Senin – Kamis
12.00 – 13.00 Sumber: Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Tabel 2.5 Waktu kerja karyawan Shift
Waktu
Istirahat
Waktu Kerja Shift
Kelompok 1
Kelompok 2 Kelompok 3
Sumber: Personalia PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Karyawan diberikan hari libur setelah bekerja selama enam hari berturut-turut. Untuk karyawan shift mendapatkan istirahat satu hari yang diberikan secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada setiap bagian, sedangkan untuk karyawan non shift waktu libur diberikan serentak pada hari Minggu.
2.4.3 Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karyawan
Sistem pembinaan dan pengembangan karyawan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan kinerja dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahan. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai contoh diadakannya pendidikan dan latihan mengenai manajerial, keterampilan, dan motivasi. Sistem pembinaan dan pengembangan karyawan di PT Binausaha Cipta Prima selama ini belum dilakukan secara sistematik baik formal maupun informal. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan masih bersifat kultural dan belum adanya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan- pelatihan yang berkesinambungan.
2.4.4 Tunjangan dan Fasilitas Karyawan
2.4.4.1 Pengupahan
Upah minimum yang diberikan PT Binausaha Cipta Prima didasarkan kepada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia yang terbaru. Dasar pengupahan yang terdapat di PT Binausaha Cipta Prima terdiri dari upah bulanan yang memiliki komponen sebagai berikut:
1. Gaji pokok Pemberian gaji pokok disesuaikan dengan peraturan pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR).
2. Tunjangan masa kerja dan prestasi Besarnya uang tunjangan ini diberikan kepada karyawan berdasarkan pada masa kerja dan penilaian loyalitas, kedisiplinan, keterampilan dan hasil kerja.
3. Tunjangan jabatan Diberikan kepada karyawan yang memiliki jabatan dan besarnya disesuaikan dengan tingkatan jabatannya.
4. Premi hadir bulanan Diberikan sesuai dengan presensi karyawan setiap bulan.
5. Premi kesejahteraan Diberikan kepada karyawan atas ketentuan dan kebijakan perusahaan.
6. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Merupakan pemotongan upah karyawan sebesar 2% dari gaji pokok yang diterima karyawan.
7. Upah lembur Diberikan pada karyawan yang melakukan kerja lebih dari 8 jam dalam satu hari kerja atau melakukan kerja pada hari libur sesuai dengan undang-undang yang mengatur tentang upah dan waktu kerja lembur yaitu undang-undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 78 ayat (2),(8).
Bagi karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu akan mendapatkan upah kerja lembur yang besarnya berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
1. Upah lembur pada hari kerja biasa. Jam ke I
: 150 % x upah perjam
Jam ke II
: 200 % x upah perjam
2. Upah lembur pada hari libur
7 jam pertama
: 200 % x upah perjam
Jam ke I : 2 x 150 % x upah perjam Jam ke II
: 2 x 200 % x upah perjam
3. Upah lembur pada hari raya
7 jam pertama
: 300 % x upah perjam
Jam ke I : 3 x 150 % x upah perjam Jam ke II
: 3 x 200 % x upah perjam
4. Perhitungan upah perjam
: 1/173 x upah pokok
2.4.4.2 Jaminan Kesehatan dan Kesejahteraan
Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan berbagai pelayanan berupa:
1. Tunjangan Hari Raya (THR) Perusahaan memberikan THR sekali dalam setahun berbentuk uang yang besarnya sama dengan satu kali gaji pokok. Disamping itu perusahaan juga memberikan bingkisan dalam bentuk sandang dan pangan. THR ini diberikan 1 minggu menjelang hari raya.
2. Jaminan sosial dan hari tua Sesuai dengan anjuran dan peraturan pemerintah, maka PT Binausaha Cipta Prima mengikut sertakan seluruh karyawannya dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
3. Kesehatan PT Binausaha Cipta Prima menyediakan sarana pengobatan berupa poliklinik dan tenaga medis untuk menjaga kesehatan karyawan dan keluarga.
4. Perlengkapan kerja Perusahaan menyediakan kelengkapan kerja yang diperlukan sesuai jenis dan sifat pekerjaan. Para pekerja berkewajiban memakai perlengkapan kerja selama melakukan kerja. Perlengkapan kerja tersebut terdiri dari:
Pakaian seragam lengkap (baju dan celana/rok). Pekerjaan yang menurut pekerjaanya mudah terkena kotoran yang sukar
dibersihkan (seperti oil dan bahan kimia) memperoleh pakaian kerja khusus. Pekerjaan yang karena sifat pekerjaannya harus melakukan tugas yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatannya, maka disediakan perlengkapan kerja seperti ear plug, masker, topi, kaca mata las, kaos tangan, safety shoes dan lain-lain.
5. Konsumsi Setiap karyawan mendapatkan jatah satu kali untuk makan dalam satu hari kerja yang diberikan pada waktu istirahat.
6. Peribadatan Perusahaan menyediakan sarana peribadatan berupa satu bangunan mesjid dengan luas 200 m 2 yang terletak dalam lingkungan pabrik dan mushola di setiap bagian produksi sehingga karyawan dapat beribadah dengan mudah tanpa meninggalkan lokasi pabrik.
7. Transportasi Berdasarkan kesepakatan awal antara perusahaan dengan calon karyawan bahwa lokasi tempat tinggal disyaratkan dekat dengan lokasi pabrik, sehingga PT Binausaha Cipta Prima tidak menyediakan sarana transportasi bagi karyawannya.
8. Koperasi karyawan Perusahaan menyediakan koperasi karyawan untuk memenuhi kebutuhan pokok serta sebagai sarana simpan pinjam dan pengelolaannnya ditangani oleh karyawan.
9. Rekreasi, olah raga dan kesenian Fasilitas olah raga dan kesenian tidak disediakan oleh perusahaan, namun perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan untuk melakukan aktivitas olah raga, yaitu bulu tangkis dengan cara menyewa fasilitas olah raga.
BAB III BAGIAN PRODUKSI
3.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3.1.1 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran produksi. Perencanaan produksi sangat penting dalam proses produksi untuk mendapatkan produk yang baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga akan mengefektifkan waktu maupun biaya. Perencanaan produksi yang dilakukan di PT Binausaha Cipta Prima berdasarkan pada pesanan konsumen kepada Manajer Pemasaran. Pesanan dari Manajer Pemasaran diterima oleh Manajer Produksi kemudian diberikan kepada bagian PPC (Planning Production and Control). Setelah itu, di bagian PPC dibuat perencanaan produksi sesuai dengan pesanan yang diminta. Tugas –tugas yang harus dijalankan bagian PPC diantaranya:
1. Menerima dan menindaklanjuti pesanan dari Bagian Pemasaran.
2. Menerbitkan kartu proses yang terdiri dari data –data benang dan urutan proses yang harus dilaluinya.
3. Merencanakan jadwal produksi.
4. Membuat order kerja pencelupan benang, penganjian dan pertenunan serta mendistribusikannya.
Bagian PPC akan melakukan tugasnya setelah menerima pesanan dari konsumen melalui Bagian Pemasaran dan dikoordinasikan dengan Manajer Produksi. penerimaan pesanan di PT Binausaha Cipta Prima dapat dilihat pada Gambar 3.1 di halaman 20.
3.1.2 Pengendalian Produksi
Tujuan dari pengendalian produksi adalah agar semua perencanaan produksi yang telah dibuat dapat tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Proses pengendalian produksi meliputi dari pemilihan material, alur proses produksi yang dilaksanakan dan hasil yang didapatkan dari proses produksi.
Sumber: PPC PT Binausaha Cipta Prima, 2017 Gambar 3.1 Alur penerimaan pesanan di PT Binausaha Cipta Prima Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian produksi antara lain:
1. Sebelum produksi Setelah menerima kepastian produk yang akan dibuat, maka bagian perencanaan produksi segera menetapkan garis besar proses produksi yang akan dilaksanakan, seperti mempersiapkan form daftar jenis benang yang akan diproses dari Departemen Gudang Bahan Baku, selanjutnya Departemen Gudang Bahan Baku akan mengirimkan bahan baku yang diinginkan berdasarkan jenis yang dibutuhkan oleh bagian produksi.
2. Saat produksi Untuk mendapatkan mutu yang sesuai dengan spesifikasi pemesan, maka proses produksi harus dikontrol, usaha untuk mengontrol proses produksi tersebut sebagai berikut: Menjalankan produksi sesuai dengan order kerja (perencanaan produksi)
yang telah disusun oleh bagian PPC.
Setiap proses selalu disertai dengan kartu proses produksi agar tidak
terjadi kesalahan proses. Setiap kepala shift yang menangani proses produksi wajib mengisi dan
menyerahkan laporan kerja harian kepada kepala bagian. Pengawasan terhadap proses produksi dilakukan oleh Kepala Regu,
Kepala Shift atau langsung oleh Kepala Bagian. Jika terjadi masalah yang berpengaruh terhadap hasil produksi maka
langsung diatasi ditempat kejadian oleh Maintenance atau Operator bagian mesin yang bersangkutan.
Bila Maintenance atau Operator mesin tidak dapat mengatasi masalah
maka harus segera melaporkannya ke atasan menurut jenjang jabatannya. Himbauan keselamatan kerja bagi Operator ditempel pada tiap-tiap mesin
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
3. Setelah Produksi Setelah semua proses dilewati, sebelum diserahkan kepada pemesan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap cacat produk pada seluruh bagian kain dan pengelompokan kain berdasarkan point cacat. Tindaklanjut dari pemeriksaan cacat kain diantaranya sebagai berikut: Bila cacat tersebut disebabkan oleh bagian mesin yang rusak atau bagian
operator yang kurang baik, maka bagian pemeriksaan akan melapor ke bagian produksi dan bagian perawatan mesin.
Bila cacat tersebut kecil, maka diperbaiki bila memungkinkan. Sedangkan
bila cacat tersebut telalu besar atau tidak dapat diperbaiki, maka diberi tanda untuk diperbaiki pada proses penyempurnaan atau dipotong.
Pada proses ini dilakukan analisa data terhadap kartu produksi dan
laporan-laporan. Hasil evaluasi dan surat harian kerja yang berupa kartu proses dan resep produksi yang sudah dipakai dijadikan arsip.
3.2 Produksi
3.2.1 Jenis dan Jumlah Produksi
Jenis produksi yang dihasilkan oleh Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima yaitu benang dengan bahan baku Rayon, Cotton, dan Waste produksi. Untuk saat ini produk yang dihasilkan adalah benang single dengan nomer benang besar 7 s dan paling kecil 16 s , namun tidak menutup kemungkinan untuk Jenis produksi yang dihasilkan oleh Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima yaitu benang dengan bahan baku Rayon, Cotton, dan Waste produksi. Untuk saat ini produk yang dihasilkan adalah benang single dengan nomer benang besar 7 s dan paling kecil 16 s , namun tidak menutup kemungkinan untuk
(Ne 1 ) meliputi nomor 7 s , 10 s , 14 s , dan 16 s . Jumlah produksi di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Jumlah produksi benang Open End di Departemen Spinning
PT Binausaha Cipta Prima
Produksi Benang No
Bulan
(ton/bulan)
Sumber: Bagian produksi departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima
3.2.2 Mesin dan Tata Letak
3.2.2.1 Mesin Produksi Departemen Spinning
Mesin – mesin produksi pada proses pemintalan secara umum terdiri dari mesin Blowing, Carding, Drawing dan Open End. Jumlah dan spesifikasi mesin yang digunakan oleh Departemen Spinning I dan Departemen Spinning II dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini hingga Tabel 3.5 pada halaman 24, serta tata letak Departemen Spinning dapat dilihat pada Gambar 3.2 halaman 24.
Tabel 3.2 Daftar mesin di Departemen Spinning I PT Binausaha Cipta Prima
Kecepatan/ Daya
Listrik Mesin
600 kg/jam
480 kg/jam
kW
448 kg/jam
m/menit 275 kg/jam
m/menit
Open End
30 bal/hari
5 Rieter R35
RC) Sumber: Maintenance Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Tabel 3.3 Daftar mesin pada bagian Blowing Spinning I di PT Binausaha
Cipta Prima
Kecepatan/ Daya Jumlah No Nama Mesin
Asal dan
Merk/ Tipe
Tahun
Kapasitas Listrik Mesin
Pembuatan
Trutzschler/BDT
Jerman
1 Blendomate 600 kg/jam
600 kg/jam
600 kg/jam
kW
Trutzschler/MPM
Jerman
4 Multi Mixer 600 kg/jam
kW Cleaner
650 kg/jam
6 (RSK) Trutzschler
650 kg/jam
kW
Dustex 7 Jerman Trutzschler
600 kg/jam
12 kW 2
Sumber: Maintenance Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima , 2017
Tabel 3.4 Daftar mesin pada Departemen Spinning II di PT Binausaha Cipta
Prima
Asal dan
Jumlah No Nama Mesin Merk/ Tipe
Listrik Mesin
1 Blendomate 1000 kg/jam
1000 kg/jam
820 kg/jam 12,5
250 m/menit kW
4 Drawing kW 600 m/menit
500 kg/jam
Open End
Jerman
80 bal/hari
48 kW
3 (7s dan 10s)
5 Rieter R35
70.000 Rpm Sumber: Maintenance Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Tabel 3.5 Daftar mesin pada bagian Blowing Spinning II di PT Binausaha
Cipta Prima
Nama
Asal dan
No
Jumlah Merk/ Tipe Tahun Mesin
Kecepatan/ Daya
Pembuatan
Mesin
Kapasitas Listrik
Trutzschler/BOA
kg/jam kW
kg/jam kW
Trutzschler/ CL-
kg/jam kW
Trutzschler/MXU
Jerman
4 Multi Mixer
kg/jam kW Cleaner
Trutzschler/CL-
kg/jam kW
kg/jam kW Sumber: Maintenance Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
SP-DX
Sumber: Maintenance Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 3.2 Tata letak Departmen Spinning PT Binausaha Cipta Prima
Keterangan tata letak Departemen Spinning:
1. Mesin Blendomate I
11. Mesin Drawing II
2. Mesin Blowing I
12. Mesin Open End II
3. Mesin Carding I
13. Mesin Recycling
4. Mesin Drawing
14. Ruang panel listrik
5. Mesin Open End
15. Ruang pelembab
6. Gudang benang
16. Kompresor - Utility
7. Mesin Recycling
17. Gudang Sparepart
8. Mesin Blendomate II
18. Gudang bal kapas
9. Mesin Blowing II
19. Gudang limbah
10. Mesin Carding II
3.2.3 Proses Produksi
Proses produksi di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima dilakukan mulai dari masuknya bahan baku (bal kapas) lalu diproses dan menjadi benang, urutan proses produksi pembuatan benang di PT Binausaha Cipta Prima dapat dilihat pada Gambar 3.3 di halaman 26.
1. Gudang kapas Bal kapas yang telah dipesan oleh perusahaan akan disimpan di gudang kapas terlebih dahulu untuk dikarantina, lalu bal kapas yang telah ditentukan untuk proses pembuatan benang akan dikirim dan di tempatkan pada area lay down di mesin Blendomate.
2. Blowing Blowing merupakan proses paling awal dalam pemintalan yang dimana fungsi dari proses Blowing adalah untuk: Pembukaan
Membuka gumpalan serat agar terurai dan terbuka. Pembersihan Membersihkan kotoran yang ada pada kapas (serat). Kotoran yang dideteksi oleh Blowing yaitu ranting, dedaunan, kerikil, debu, serangga dan plastik maupun benda asing seperti logam.
Pencampuran Mencampur serat agar lebih homogen dan menghasilkan serat dengan karakteristik yang cukup panjang, halus dan kuat.
Sumber: Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 3.3 Proses produksi pembuatan benang di Departemen Spinning PT
Binausaha Cipta Prima Untuk pembuatan benang RC (Rayon - Cotton) di Spinning I, pada proses ini
terjadi pencampuran antara serat rayon dan serat kapas yang dimana persentase untuk pencampurannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini.
Tabel 3.6 Persentase pencampuran bahan baku
No Bahan Baku Persentase Pencampuran
Sumber: Bagian Maintenance di PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Untuk di Spinning II, produksinya adalah pembuatan benang Cotton dengan tambahan Waste 20%. Blendomate pada proses Blowing ini berperan menghasilkan pencampuran serat yang rata, karena Blendomate berjalan secara otomatis membuka dan mengambil gumpalan serat pada lay down sebanyak 20 hingga 25 bal kapas.
3. Carding Setelah melalui di proses Blowing, gumpalan serat yang telah dibuka dan dibersihkan akan masuk di proses Carding yang dimana tujuan proses Carding di PT Binausaha Cipta Prima ini adalah untuk: Membuka gumpalan serat lebih lanjut. Membersihkan kotoran-kotoran serat dan debu yang masih terdapat didalam
gumpalan kapas. Menguraikan neps. Mengurangi dan menghilangkan serat pendek. Mengubah bentuk hamparan serat (web) menjadi sliver Carding.
Gumpalan serat yang telah dibuka lalu dirubah menjadi bentuk memanjang yang disebut sliver Carding. Sebelum proses menjadi sliver terjadi pelurusan, peregangan serat dan terjadi pemisahaan antara serat pendek dan serat panjang. Tujuan dari pemisahaan ini untuk menjaga agar kekuatan benang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Mesin Carding ini mampu menghasilkan kualitas sliver yang baik dengan neps yang rendah dan kapasitas produksinya yang mampu mencapai 448kg/jam pada Spinning I dan 880kg/jam untuk Spinning II.
4. Drawing Setelah melalui proses Blowing dan Carding, serat yang telah menjadi sliver Carding akan memasuki proses selanjutnya yaitu Drawing. Pada proses Drawing ini sliver Carding akan disuapkan dengan beberapa sliver Carding lainnya yang disebut dengan perangkapan, proses perangkapan ini berkisar antara 6 – 8 sliver Carding tergantung dengan berat yang dibutuhkan produksi saat itu. Perangkapan sliver Carding akan diluruskan dan disejajarkan dengan serat-serat didalam sliver ke arah sumbu dari sliver, selain itu proses Drawing juga untuk memperbaiki kerataan berat per satuan panjang dan campuran atau sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan.
Adapun proses dan fungsi yang terjadi pada mesin Drawing yaitu, sliver akan melalui rol penarik dengan mekanisme 4 diatas 3 yang mempunyai jarak jepit dan Adapun proses dan fungsi yang terjadi pada mesin Drawing yaitu, sliver akan melalui rol penarik dengan mekanisme 4 diatas 3 yang mempunyai jarak jepit dan
3.8 dibawah ini.
Tabel 3.7 Kecepatan Bottom Roll pada mesin Drawing I (RC) Departemen
Spinning PT Binausaha Cipta Prima
No Bottom Roll Kecepatan (RPM)
1 Front Roll
2 Middle Roll
3 Back Roll
Sumber: Bagian Maintenance di PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Tabel 3.8 Kecepatan Bottom Roll pada mesin Drawing II (Cotton) PT
Binausaha Cipta Prima
No Bottom Roll Kecepatan (RPM)
1 Front Roll
2 Middle Roll
3 Back Roll
Sumber: Bagian Maintenance di PT Binausaha Cipta Prima, 2017
5. Open End Sistem pemintalan Open End ini yaitu untuk membuat benang dengan bahan baku sliver Drawing setelah mengalami peregangan seolah-olah menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terlebih dahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel melainkan dengan cara menggunakan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran rotor.
3.2.4 Sarana Penunjang Produksi
Sarana penunjang produksi yang dimaksud adalah segala jenis sarana yang terdapat di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima yang dapat mendukung proses produksi agar berjalan dengan lancar. Sarana penunjang ini Sarana penunjang produksi yang dimaksud adalah segala jenis sarana yang terdapat di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima yang dapat mendukung proses produksi agar berjalan dengan lancar. Sarana penunjang ini
3.2.4.1 Tenaga Listrik
Untuk melancarkan pelaksanaan proses produksi, salah satu sarana penunjang yang tidak bisa ditinggalkan yaitu kebutuhan tenaga listrik. Tenaga listrik yang dibutuhkan untuk mesin-mesin produksi terutama pada Departemen Spinning di PT Binausaha Cipta Prima berasal dari perusahaan listrik negara (PLN) dan dapat dilihat pemakaian tenaga listrik yang digunakan oleh PT Binausaha Cipta Prima tertera pada Tabel 3.9 dibawah ini.
Tabel 3.9 Tenaga listrik di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima
Jenis No
Sumber Energi
Kapasitas
Pemakaian/bulan
1 Listrik PLN
BU : 1.385 KVA
606.000 KWH
PT PLN (Persero)
Sumber: Utility Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
3.2.4.2 Kompresor Mesin – mesin produksi di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima rata- rata menggunakan sistem pneumatik atau tekanan angin, oleh sebab itu penggunaan kompresor di Departemen Spinning sangatlah penting sebagai pendukung proses produksi. Kompresor digunakan pada semua mesin yang ada di Departemen Spinning sebagai penyuplai tekanan angin sesuai kebutuhan mesin yang digunakan. Kompresor yang digunakan oleh Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima terbagi menjadi dua jenis yaitu kebutuhan produksi dan kebutuhan cleaning. Untuk kebutuhan produksi, kompresor yang dipakai adalah satu unit Atlas Copco dan satu unit Airman Japan. Kompresor untuk kebutuhan produksi ini hanya disalurkan melalui pipa-pipa mesin produksi saja. Sedangkan untuk kebutuhan cleaning hanya menggunakan satu unit kompresor yaitu Airman Japan yang disalurkan melalui pipa-pipa kecil untuk proses cleaning diarea pemintalan. Untuk kapasitas maupun spesifikasi dari kompresor dapat dilihat pada Tabel 3.10 di halaman 30.
Tabel 3.10 Kapasitas dan spesifikasi kompresor Departemen Spinning PT
Binausaha Cipta Prima
Tekanan Jumlah No
(Bar) Unit
Airman Maksimal 8
2 Japan
1 Scru 75kW
10 bar
bar Atlas
Maksimal 5
1 Copco
2 Scru 55kW
10 bar
bar
Sumber: Utility Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
3.2.4.3 Dust Collecting
Untuk menjaga kebersihan area ruangan produksi maka digunakan sistem dust collecting yang merupakan jaringan-jaringan penghisap debu atau fly waste dengan jendela-jendela penghisap pada seluruh area ruangan produksi. Debu maupun fly waste yang terhisap tertampung pada rotary filter yang secara periodik dibersihkan dari kotoran-kotoran tersebut, sedangkan udara yang telah bersih dari kotoran dihembuskan ke udara. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi hanya berupa debu dan limbah bahan baku yang dihasilkan dari beberapa mesin yang berupa limbah yang benar- benar sudah tidak dapat diolah lagi.
3.2.4.4 Pengolahan Air
Air yang terdapat pada PT Binausaha Cipta Prima berasal dari sumur bor. Air dimanfaatkan untuk keperluan pabrik seperti untuk kebutuhan air minum dan keperluan karyawan lainnya.
3.2.4.5 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi hanya berupa debu (micro dust) dan limbah bahan baku yang dihasilkan dari beberapa mesin yang berupa limbah yang benar-benar sudah tidak dapat diolah. Limbah tersebut diproses pada mesin Bale Press dan dijual keluar pabrik. Limbah berupa micro dust dapat dilihat pada Gambar 3.4 di halaman 31.
Sumber: Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, 2017
Gambar 3.4 Limbah micro dust di Departemen Spinning PT Binausaha Cipta
Prima
3.2.4.6 Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat pengujian untuk mengetahui karakteristik dari suatu bahan dan mendapatkan informasi mengenai nilai dari bahan tersebut. PT Binausaha Cipta Prima memiliki laboratorium sebagai fungsi control produksi dan penunjang ketepatan. Alat pengujian di laboratorium pada Departemen Spinning PT Binausaha Cipta Prima, diantaranya adalah:
1. Reeling, merupakan alat yang berfungsi untuk menghitung panjang sliver dalam satuan yard. Satu putaran alat reeling ini memutarkan sliver dengan panjang 1 yard.
2. Lea Tester, merupakan alat yang berfungsi untuk mengetahui kekuatan dan mulur benang setiap panjang benang per lea.